Bab IV Revisi (Retplace)
Bab IV Revisi (Retplace)
BAB IV
PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM
Puskesmas Keling I Jepara adalah sebuah organisasi pelayanan
berdirinya Puskesmas Keling dimulai dari berdirinya BKIA Kelet dan BKIA
Keling pada tahun 1968. Selanjutnya pada tahun 1973 BKIA Kelet dan BKIA
Keling bersatu menjadi Puskesmas Keling. Kemudian pada tahun 1986 seiring
Darurat 24 jam, Unit Rawat Inap dengan fasilitas 34 ruang rawat inap mulai
dari kelas III sampai VIP serta pelayanan PONED 24 jam. UPT Puskesmas
11 orang dari 21.116 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu tahun 2015
karena perdarahan dan 2 kasus (18,18%) karena infeksi dan 1 kasus (9,09)
waktu setengah jam. Keadaan ini dapat di ikuti perdarahan yang banyak,
Perdarahan hanya terjadi pada plasenta yang sebagian atau seluruhnya telah
lepas dari dinding rahim. Banyak atau sedikitnya perdarahan tergantung
luasnya bagian plasenta yang telah lepas dan dapat timbul perdarahan.
retensio sisa plasenta, 2 kasus karena laserasi jalan lahir dan 1 kasus karena
5. Rencana Tindakan
Langkah–langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya
yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah di
identifikasikan atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak
hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap
masalah yang berkaitan ,tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman
antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya.
Penyuluhan, konseling dan rujukan untukmasalah–masalahsosial,
ekonomi atau masalah psikososial (Wulandari, 2011). Rencana tindakan
pada kasus retensioplasenta menurut (Rohanidkk, dalam Nurmayanti
2012):
a. Penilaian keadaan umum, kesadaran, tanda – tanda vital, kontraksi
uterus dan perdarahan (Manuaba, dalam Nurmayanti2012).
b. Jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan yaitu dilakukan
manual plasenta untuk melepaskan plasenta secara manual
(menggunakan tangan) dari tempat implantasinya dan
kemudian melahirkannya keluar dari kavum uteri
(Rohani dkk, dalam Nurmayanti2012).
c. Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan
tindakan yang akandiambil.
d. Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk meneran. Bila ekspulsi
tidak terjadi, coba traksi terkontrol talipusat.
e. Pasang infus oksitosin 20 unit dalam 500 cc NS/RL dengan 40 tpm.
Bila perlu, kombinasi dengan misopostrol 400 mg rektal (sebaiknya
tidak menggunakan ergomentrin karena kontraksi tonik yang timbul
dapat mengakibatkan plasenta terperangkap dalam kavum uteri).
f. Bila traksi terkontrol gagal untuk melahirkan plasenta, lakukan
manual plasenta dengan cara:
1) Pastikan kandung kemih dalam keadaankosong
2) Jepit tali pusat dengan klem pada jarak 5 – 10 cm dari vulva,
tegangkan dengan satu tangan sejajarlantai.
3) Secara obstetrik, masukkan tangan lainnya (punggung tangan
menghadap ke bawah) ke dalam vagina menyusuri sisi bawah
talipusat.
4) Setelah mencapai permukaan servik, minta seorang asisten /
penolong untuk memegang klem tali pusat kemudian pindahkan
tangan luar untuk menahan fundusuteri.
5) Sambil menahan fundus, masukkan tangan dalam sampai kavum
uteri sehingga mencapai tempat implantasiplasenta.
6) Bentangkan tangan obstetrik menjadi datar seperti memberi
salam (ibu jari merapat ke jari telunjuk dan jari – jari lain saling
merapat).
7) Tentukan implantasi plasenta. Temukan tepi plasenta yang
palingbawah.
8) Pastikan kandung kemih dalam keadaankosong
9) Jepit tali pusat dengan klem pada jarak 5 – 10 cm dari vulva,
tegangkan dengan satu tangan sejajarlantai.
10) Secara obstetrik, masukkan tangan lainnya (punggung tangan
menghadap ke bawah) ke dalam vagina menyusuri sisi bawah
talipusat.
11) Setelah mencapai permukaan servik, minta seorang asisten /
penolong untuk memegang klem tali pusat kemudian pindahkan
tangan luar untuk menahan fundusuteri.
12) Sambil menahan fundus, masukkan tangan dalam sampai kavum
uteri sehingga mencapai tempat implantasiplasenta.
13) Bentangkan tangan obstetrik menjadi datar seperti memberi
salam (ibu jari merapat ke jari telunjuk dan jari – jari lain saling
merapat).
14) Tentukan implantasi plasenta. Temukan tepi plasenta yang
palingbawah.
a) Restorasi cairan untuk mengatasihipovolemia.
b) Lakukan transfusi darah biladiperlukan.
c) Berikan antibiotik profilaksis (ampicilin 2 gram IV/ oral +
metronidazol 1 gram peroral).
d) Segara atasi bila terjadi komplikasi perdrahan hebat, infeksi,
dan syokneurogenik
Pada kasus dengan retensio plasenta rencana tindakan yang
dilakukan pada pasien adalah melaksanakan observasi KU dan TTV ibu
tiap 1 jam, observasi perdarahan tiap 30 menit, memasang infus drip
oksitosin 20 unit dalam 500 cc RL 40 tpm. Pada langkah ini penulis tidak
menemukan kesenjangan
6. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyulu hanpa
daklien dan keluarga. Mengarahkan atau melaksan akan rencana asuhan
secaraefisien dan aman (Wulandari, 2011). Pada langkah ini pelaksanaan
dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat seperti
diatas..Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara
teori dan kasus yang ada dilahan.
7. Evaluasi