Eka LBM 3
Eka LBM 3
STEP 1
Efficement : pemendekan dan penipisan serviks dalam tahap pertama persalinan
Tingkat eff dinyatakan dalam presentasi 0% -100%
Pemeriksaan Leopold : pemeriksaan kehamilan untuk mengetahui letak janin, tinggi fundus uteri .
untuk mengetahui kondisi dari janin dengan dipalpasi.
Step 2
1. Mengapa pasien mengeluh kaki bengkak, pusing mual dan pandangan kabur sejak 2 hari
lalu?
2. Mengapa VT didapatkan cairan pervagina,+, pembukaan 1, eff 25%?
3. Apakah kenaikan BB 25 kg normal? Kalo tidak berapa interpretasi normal ?
4. Bagaimana interpretasi dari vital sign pada pasien tersebut?
5. Apa interpretasi dari pemeriksaan leopold ?
6. Mengapa dokter memberikam MgS04?
7. Mengapa bagian bawah janin teraba keras turun di Hodge I ? Pembagian bidang hodge?
8. Apakah hubungan usia ibu 38 th dengan dampak pada kehamilan?
Step 3
1. Mengapa pasien mengeluh kaki bengkak, pusing mual dan pandangan kabur sejak 2 hari
lalu?
Kaki bengkak
Pada beberapa wanita hamil, terjadi peningkatan sensitifitas vaskuler terhadap
angiotensin II. Peningkatan ini menyebabkan hipertensi dan kerusakan vaskuler,
akibatnya akan terjadi vasospasme. Vasospasme menurunkan diameter pembuluh
darah ke semua organ, fungsi-fungsi organ sseperti plasenta, ginjal, hati, dan otak
menurun sampai 40-60%. Gangguan plasenta menimblkan degenerasi pada
plassenta dan kemungkinan terjadi IUGR dan IUFD pada fetus. Aktivitas uterus dan
sensitifitas terhadap oksitosin meningkat.
Penurunan perfusi ginjal menurunkan GFR dan menimbulkan perubhan glomelurus,
protein keluar melalui urine, asam urat menurun, garam dan air dithan, tekanan
osmotik plasma menurun, cairankeluar dari intravaskuler, menyebabkan
hemokonsentrasi, peningkatan viskositas darah dan edema jaringan berat dan
peningkatan hematokrit. Pada pre-eklampsia berat terjadi penuruna volume darah,
edema berat dan berat badan naik dengan cepat
e. Teori genetik
Ibu yang mengalami preeklampsia 26% anak perempuannya mengalami
preeklamsi pula, sedang anak menantu 8% mengalami pre eklampsia
Fisiologis
Selama kehamilan normal terdapat perubahan-perubahan dalam
sistem kardiovaskuler, renal dan endokrin. Pada kehamilan trimester
kedua akan terjadi perubahan tekanan darah, yaitu penurunan
tekanan sistolik rata-rata 5 mmHg dan tekanan darah diastolik 10
mmHg, yang selanjutnya meningkat kembali dan mencapai tekanan
darah normal pada usia kehamilan trimester ketiga. Pada keadaan
istirahat, curah jantung meningkat 40% dalam kehamilan. Perubahan
tersebutmulai terjadi pada kehamilan 8 minggu dan mencapai
puncak pada usia kehamilan 20-30minggu. Tahanan perifer menurun
pada usia kehamilan trimester pertama. Keadaan inidisebabkan oleh
meningkatnya aktifitas sistem renin – angiotensin aldosteron dan juga
sistemsaraf simpatis.
Sumber : Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan
Kelahiran. Jakarta: EGC
Disfungsi endotelàkerapuhan pembuluh darah cerebralàekstravasasi
plasmaàoedemà TIKàpusing.
Mengenai a. Retinaàpandangan kaburàablasio retina.
Trias TIK:
Nyeri kepala
Muntah proyektil
Papiledem
Sudhhaberata, K. Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia.
[Online]. 2001 [cited 2012 Feb 03]; [5 screens].
Preeklamsi berat
Sistole >160 diastole >100 mmhg , Oligouri (retensi urin sedikit), proteinuria >
500 gr , dalm px.++++, gguan visus, gguan kesadaran, pdangan kabur,\
*disertai impending eklamsi : disertai gjala subjektif seperti
PATOLOGI 1
Pre-eklampsia ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh karena itu,
sebagian besar pemeriksaan anatomik-patologik berasal dari penderita eklampsia
yang meninggal. Tidak ada perubahan histopatologik yang khas pada pre-eklampsia
dan eklampsia. Perdarahan, infark, nekrosis dan trombosis pembuluh darah kecil
pada penyakit ini dapat ditemukan dalam berbagai alat tubuh. Perubahan tersebut
mungkin disebabkan oleh vasospasme arteriola. Penimbunan vibrin dalam pembuluh
darah merupakan faktor penting juga dalam patogenesis kelainan-kelainan tersebut.
Perubahan anatomi-patologik
Plasenta: pada pre-eklampsia terdapat spasme arteriola spiralis desidua
mengakibatkab menurunnya alirn darah ke plasenta. Proses penuaan plasenta seperti
menipisnya sinsitium, menebalnya dinding pembuluh darah dalam fili karena fibrosis
dan konversi mesoderm menjadi jaringan fibrotik, menjadi lebih cepat pada pre-
eklampsia.
Ginjal: organ ini besarnya normal atau dapat membengkak. Pada pre-eklampsia
terdapat kelainan glomerolus, hiperplasi sel-sel jukstaglomerular, kelainan pada
tubulus henle, dan spasme pembuluh darah ke glomerolus. Perubahan-perubahan
tersebutlah tampaknya yang menyebabkan proteinuria dan mungkin berhubungan
dengan retensi garam dan air. Sesudah persalinan berakhir, sebagian besar
perubahan yang digambarkan menghilang.
Hati: organ ini besarnya normal dengan tempat perdarahan yang tidak teratur. Tidak
ada hubungan antara beratnya penyakit pre-eklampsia dan luasnya perubahan pada
hati.
Otak: pada penyakit yang belum lanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada
korteks serebri, pada keadaan lanjut dapat ditemukan perdarahan.
Retina: kelainan yang ditemukan pada retina ialah spasme pada arteriola dekat
diskus optikus. Terlihat edema pada diskus optikus dan retina.
Paru-paru: terdapat tanda edema perubahan karena bronkopneumonia sebagai
akibat aspirasi.
Jantung: pada eklampsia mengalami perubahan degeneratif pada miokardium. Sering
ditemukan degenerasi lemak dan cloudy swelling serta nekrosis dan perdarahan.
Sirkulasi uterus , koriodsidua
Perubahan arus darah di uterus, koriodesidua dan plasenta adalah patofisiologi
yang terpenting pada pre-eklampsia, dan merupakan faktor yang menentukan
hasil akhir kehamilan.
- Terjadi iskemia uteroplasenter, menyebabkan ketidakseimbangan antara massa
plasenta yang meningkat dengan aliran perfusi darah sirkulasi yang berkurang.
- hipoperfusi uterus menjadi rangsangan produksi renin di uteroplasenta, yang
mengakibatkan vasokonstriksi vaskular daerah itu. Renin juga meningkatkan
kepekaan vaskular terhadap zat-zat vasokonstriktor lain (angiotensin, aldosteron)
sehingga terjadi tonus pembuluh darah yang lebih tinggi.
- karena gangguan sirkulasi uteroplasenter ini, terjadi penurunan suplai oksigen dan
nutrisi ke janin. Akibatnya bervariasi dari gangguan pertumbuhan janin sampai
hipoksia dan kematian janin.
Eklamsia
Eklampsia biasanya terjadi akibat oedema otak yang luas, yang terjadi akibat
peningkatan tekanan darah yang mendadak dan tinggi yang akan menyebabkan
kegagalan autoregulasi aliran darah. Sebelum serangan kejang pada eklampsia
biasanya didahului oleh kumpulan gejala impending eklampsia yang dapat berupa:
nyeri kepala, mata kabur, mual, muntah, dan nyeri epigastrium, jika keadaan ini tidak
segera ditanggulangi maka akan timbul kejang. Kejang pada eklampsia dibagi menjadi
4 tingkatan yaitu :1,10
1. Tingkat awal atau aura
Keadaan ini berlangsung sekitar 30 detik. Mata penderita terbuka tanpa melihat,
kelopak mata dan tangan bergetar dan kepala diputar kekanan atau kekiri.
2. Tingkat kejangan tonik
Berlangsung 30 detik. Pada tingkat ini seluruh otot menjadi kaku, wajah kelihatan
kaku, tangan menggenggam dan kaki bengkok ke dalam. Pernafasan berhenti,
wajah menjadi sianotik dan lidah dapat tergigit. Stadium ini akan disusul oleh
tingkat kejangan klonik.
3. Tingkat kejangan klonik
Berlangsung antara 1-2 menit. Spasme tonik menghilang, semua otot
berkontraksi dan berulang-ulang dalam tempo yang cepat. Mulut membuka dan
menutup dan lidah dapat tergigit lagi. Bola mata menonjol. Dari mulut keluar
lidah yang berbusa, wajah menunjukkan kongesti dan sianotis. Setelah kejang
terhenti, pasien bernafas dengan mendengkur.
4. Tingkat koma
Lamanya ketidaksadaran tidak selalu sama. Secara perlahan penderita biasa
menjadi sadar lagi
4. Mengapa pada pemeriksaan VT didapatkan kulit ketuban melekat dan tidak teraba bagian
kecil kecil janin serta tidak teraba bagian yang berdenyut ?
Tidak teraba bagian kecil – kecil menandakan posis janin tidak melintang/ masih normal.
Menandkan letak kepala/ bokong
Kulit ketuban yang melekat karena belum pecah yang menandakan cairan bukan ketuban
bukan KPD
Berdenyut menandakan plasenta masih utuh dan tidak menutupi jalan lahir
Ketuban melekat masih normal
b.Disfungsi Endotel
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi
endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel keadaan ini
disebut disfungsi endotel, yang akan menyebabkan terjadinya :
a) Gangguan metabolisme prostalglandin, yaitu menurunnya produksi
prostasiklin (PGE2) yang merupakan suatu vasodilator kuat.
b) Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami
kerusakan. Agregasi trombosit memproduksi tromboksan (TXA2) yaitu
suatu vasokonstriktor kuat. Dalam keadaan normal kadar prostasiklin
lebih banyak dari pada tromboksan. Sedangkan pada pre eklamsia
kadar tromboksan lebih banyak dari pada prostasiklin, sehingga
menyebabkan peningkatan tekanan darah.
c) Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus (glomerular
endotheliosis) .
d) Peningkatan permeabilitas kapiler.
e) Peningkatan produksi bahan – bahan vasopresor, yaitu endotelin.
Kadar NO menurun sedangkan endotelin meningkat.
f) Peningkatan faktor koagulasi
3. Teori Adaptasi kardiovaskular
Pada kehamilan normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan
vasopresor. Refrakter berarti pembuluh darah tidak peka terhadap
rangsangan vasopresor atau dibutuhkan kadar vasopresor yang lebih
tinggi untuk menimbulkan respon vasokonstriksi. Refrakter ini terjadi
akibat adanya sintesis prostalglandin oleh sel endotel. Pada pre
eklamsia terjadi kehilangan kemampuan refrakter terhadap bahan
vasopresor sehingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap
bahan vasopresor sehingga pembuluh darah akan mengalami
vasokonstriksi dan mengakibatkan hipertensi dalam kehamilan.
3) Teori intoleransi imunologik ibu dan janin
Pada perempuan normal respon imun tidak menolak adanya hasil
konsepsi yang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya Human
Leukocyte Antigen Protein G (HLA-G) yang dapat melindungi trofoblas
janin dari lisis oleh sel natural killer (NK) ibu. HLA-G juga akan
mempermudah invasis el trofoblas kedalam jaringan desidua ibu. Pada
plasenta ibu yang mengalami pre eklamsia terjadi ekspresi penurunan
HLA-G yang akan mengakibatkan terhambatnya invasi trofoblas ke
dalam desidua. Kemungkinan terjadi Immune-Maladaptation pada pre
eklamsia.
5) Teori Genetik
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotype
ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara
familial jika dibandingkan dengan genotype janin. Telah terbukti bahwa
ibu yang mengalami pre eklamsia, 26% anak perempuannya akan
mengalami pre eklamsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu
mengalami pre eklamsia.
Mekanisme kerja menghambat kadar asetilkolin serat syaraf sehingga sebagi antikejang,
mengatur tekanan darah pada ibu hamil.
8. Mengapa bagian bawah janin teraba keras turun di Hodge I ? Pembagian bidang hodge?
1.
Bidang Hodge I : Bidang yang melalui pintu atas panggul
Bidang Hodge II : bidang yang melalui tepi bawah symphysis dan sejajar bidang
hodge I
Bidang Hodge III : bidang yang lewat tepi bawah symphysis dan sejajar bidang hodge
I dan II
Bidang Hodge III : Bidang yang lewat junctura sacrococcygea dan sejajar bidang
hodge I, II, dan III