Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN

PENGURANGAN PASIEN RESIKO JATUH


RUMAH SAKIT RIDHOKA SALMA

Jl. Raya Imam Bonjol No. 07 Kalijaya, Cikarang Barat, Bekasi 17520
Telp ( 021 ) 89116527
Fax ( 021 ) 89116528
Website : http//www.ridhokasalma.com
BAB I
DEFINISI

Program keselamatan pasien rumah sakit atau lebih terkenal dengan istilah patient safety
adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien menjadi lebih aman.
Komponen-komponen yang termasuk di dalamnya adalah pengkajian resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisa insiden,
kemampuan bellajar dan isisden, tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya kejadian yang tidak di harapkan atau KTD.
Kesadaran akan hal tersebutlah yang mendasari pelaksanaan program patient safety.
Dalam upaya mencegah terjadinya kejadian yang tidak di harapkan pada pasien yang di rawat
perlu di tumbuh kembangkan kepemimpinan dan budaya rumah sakit yang mencangkup
keselamatan pasien dan peningkatan mutu pelayanan. Dalam sarana pelayanan kesehatan rumah
sakit dalam hal iini, terdapat berbagai pasien dengan berbagai keadaan dan berbagai macam
kasus penyakit. Tiap-tiap pasien adalah suatu pribadi yang unik dengan berbagau kelainan dan
kekhasan masing-masing.
Dalam hal kasus penyakit terdapat juga berbagai mascam kondisi pasien yang akan
berpengaruh terhadap cara pemberian pelayanan dan perawatan yang di berikan karena kondisi
pasien yang sarat resiko. Salah satu resiko yang akan timbul adalah pasiem jatuh (fall). Untuk
mengantisipasi dan mencegah terjadinya pasien jatuh dengan atau tanpa cedera, perlu di lakuka
pengkajian di awal maupun kemudian kejadian pengkajian ulang secara berkala mengenai resiko
pasien jatuh, termasuk resiko potensial yang berhbungan dengan jawdal pemberian obat serta
mengambil tindakan untuk mengurangi semua resiko yang telah di indentifikasi tersebut,
pengkajian resiko jatuh ini telah dapat di laksanakan sejak pasien mulai mendaftar, yaitu dengan
menggunakan skala jatuh. Tim patient safety atau Tim Keselamatan pasien yang di bentuk RS.
Ridhoka Salma telah menciptakan Morse Fall Scale (MFS) sebagai instrument yang di gunakan
untuk identifikasi pasien dewasa yang beresiko jatuh. Peniklaian pasien anak menggunakan
Scoring Humpty Dumpty dan pada pasien geriatric menggunakan Ontario modified strafifty-
sidney Scoring.
BAB II

RUANG LINGKUP

Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab seluruh staf Rumah Sakit. Salah satu
upata upaya mendukung peningkatan keselamatan pasien adalah dengan mencegah dan
menangani pasien jatuh di Rumah Sakit. Identifikasi dan pencegahan pasien jatuh dilakukan
disetiap unit pelayanan Rumah Sakit Ridhoka Salma meliputi:

1. Pelayanan Rawat Jalan


2. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
3. Pelayanan Rawat Inap
4. Pelayanan Kamar Oprasi
5. Pelayanan Radiologi
6. Pelayanan Laboratorium

Adapun langkah awal diupayakan berupa pengkajian / skrining awal pasien sejak masuk
ke Rumah Sakit baik melalui IGD atau pun Poliklinik. Pengkajiantersebut adalah berupa
tindakan mengidentifikasi faktor resiko jatuh dan mengisinya ke dalam formulir asesmen harian
pasien resiko jatuh dan menuliskan pada lembar catatan keperawatan, dan khusus pasien yang
beresiko jatuh tinggi diberikan identifikasi berupa gelang berwarna kuning.

Walaupun ada banyak cara untuk menghitung dan mengklarifikasi resiko jatuh pasien
tetapi Rumah Sakit Ridhoka Salma memutuskan untuk memakai 3 cara yang dipakai., Yaitu :

1. Anak-anak dari usia 0-13 tahun ( Humppty Dumty )


2. Dewasa dari rentang usia >13-65 tahun ( Morse Fall Scale )
3. Geriatri dari usia > 65 tahun
BAB III

TATA LAKSANA

Prinsip pencegahan injuri termasuk pendidikan mengenai hal-hal yang membahayakan


keamanan dan strategi pencegahan, pengontrolan lingkungan dan mesin-mesin. kemanan aktif
atau pasien di kemudian hal yang mungkin mencegah injuri dari produk atau alat yang di
gunakan), dan penguatan pada penguatan pada pengaturan di anatara peralatan pengaman, tenaga
kerja dan sebagainya.

Kemanan aktif termasuk pemberian pengaturan pada tingkah laku sesorang yang dapat
menguntungkan. Kemanan pasif atau automatic termasuk pengaturan yang menggunakan mesin
dan peralatan dan tidak membutuhkan tingkah laku seseorang yang spesifik untuk mennjadi
aktif. Kantung udara, pengaman tempat tidur adlah contoh dari pada keamanan aktif dalam
pengerjaannya, karena tidak membutuhkan penjelasan dan pendidikan kepada klien
aytauindividu tersebut. Salah satu esiko keamanan pasien selama berada dalam pelayanan di
rumah sakit adalah kemungkinan pasien jatuh (fall)

Pengkajian resiko jatuh ini telah dapat di laksanakan sejak psien mulai mendaftar, dengan
menggunakan skala jatuh. Tim pastient safety atau Tim Keselamatan Pasien di bentuk oleh RS.
Ridhoka Salma telah menetapkan Morse Fall Scale (MFS) sebagai instrument yang di gunakan
untuk identifikasi pasien dewasa yang beresiko jatuh. Pada pasien anak menggunakan Scoring
Humpty jatuh, dengan menghitung skor MFS pada pasien di tentukan resiko jatuh dari pasien
tersebut, sebagai dengan demikian di upayakan pencegahan Dumpty dan pasien geriatric
menggunakan Ontario modified strafifty-sidney Scoring.

Morse Fall Scale (MFS)

Merupakan salah satu instrumen yang dapat di gunakan untuk mengidentifikasi pasien beresiko
jatuh yang perlu di lakukan. Dengan menghitung skor MFS pada pasien dapat menentukan resiko jatuh
pada pasien tersebut, sehingga dengan demikian depat di upayakan pencegahan yang perlu dilakukan
RESIKO JATUH MORSE FALL SCALE

Faktor resiko skala poin Skor


Riwayat jatuh o Ya 25 25
o Tidak 0 0
Diagnosis o Ya 15 15
ssekunder o Tidak 0 0
(>2 diagnosis
medis)
Alat bantu o Berpegangan pada perabot 30 30
o Tongkat/penopang 15 15
o Tidak ada/kursi roda/perawat/tirah 0 0
baring
Terpasang infus o Ya 20 20
o Tidak 0 0
Gaya berjalan o Terganggu 20 20
o Tidak 0 0
Status mental o Sering lupa atas keterbatasan yang 15 15
dimiliki
o Sadar akan kemampuan diri sendiri 0 0
TOTAL

Tingkat resiko Skor morse Tindakan


RESIKO RENDAH 0-24 Tidak ada tindakan
RESIKO SEDANG 25-44 Pencegahan jatuh standar
RESIKO TINGGI >45 Pencegahan jatuh resiko tinggi
SKALA RESIKO JATUH HUMPTY DUMPTY

PARAMETER KRITERIA NILAI SKOR


USIA o <3 Tahun 4 4
o 3-7 Tahun 3 3
o 7-13 Tahun 2 2
DIAGNOSIS o Diagnosis neurologi 4 4
o Perubahan oksigenasi (diagnosis 3 3
respiratorik, dehidrasi, anemia,
anoreksia, sinkop, pusing, dsb)
o Gangguan perilaku/pskiatri 2 2
o Diagnosis lainnya 1 1
GANGGUAN o Tidak menyadari keterbatasan 3 3
KOGNITIF dirinya
o Lupa akan adanya keterbatasan 2 2
o Orientasi baik terhadap diri 1 1
sendiri
FAKTOR o Riwayat jatuh/bayi di letakan di 4 4
LINGKUNGAN tempat tidur deawsa
o Pasien menggunakan alat 3 3
bantu/bayi di letakan di dalam
tempat tidur bayi/pperabot
rumah
o Pasien di letakan di tempat tidur 2 2
o Area di luar rumah sakit 1 1
RESPON TERHADAP o Dalam 24 jam 3 3
1. Pembedahan/Se o Dalam 48 jam 2 2
dasi/Anestesi o > 48 jam atau tidak menjalankan 1 1
2. Penggunaan pembedahan/sedasi/anestesi
Medikamentosa o Penggunaan multiple sedatif, 3 3
obat hiposis, barbiturat, anti
depresan, pencahar, deuretik,
narkose
o Penggunaan salah satu obat di 2 2
atas
o Penggunaan medikasi lainnya 1 1

Jenis kelamin o Laki-laki 2 2


o Perempuan 1 1
Kategori:

RESIKO TINGGI : >17

RESIKO SEDANG : 11-16

RESIKO RENDAH : 7-10

Tingkatan resiko jatuh terbagi menjadi resiko tinggi, sedang dan rendah, untuk pasien
dengan resiko jatuh yang tinggi pada tempat tidur di pasang kode atau lambang berupa gambaran
orang yang akan jatuh dengan layar warna merah, sedangkan resiko sedang berlatar warna
kuning kode jatuh berupa gambar orang akan jatuh tersebut di pasang menempel pada tempat
tidur dengan maksud apabila pasien pindah maka kode akan terbawa bersama pasien. Apabila
pasien jatuh maka petugas harus dapat segera melakukan penanganan pasien jatuh sesuai dengan
SPO yang ada. Buat pelaporan mengenai pasien jatuh ke Tim Patient Safety. Dari laporan
insiden ini nantinya akan si gunakan sebagai bahan pembelajaran untuk memperbaiki system
sehingga dapat mengurangi atau menekan anka KTD karena jatuh.

Pengkajian tersebut di lakukan oleh perawat dan kemudian dapat di jadikan dasar
pemberian rekomendasi kepada sokter untuk tata laksana lebih lanjut. Perawat memamsang
gelang resiko jatuh berwana kuning di pergelangan tangan [asien dan mengedukasi pasien atau
keluarga tentang maksud ppemasnagna gelang tersebut.

Hal-hal umum yang perlu di perhatikan oleh perawat dalam ruang lingkup pelayanan di
rumahsakit pada psien dengan resiko jatuh:

1. Faktor lingkungan
Perawat senantiasa memperhatikan resiko jatuh diantaranya : lantai yang licin,
penerangannya kurang, tidak ada pegangan atau tumpuan, ada tangga di perbatasan
ruangan, adanya furniture di ruangan yang memungkinkan ruang gerak pasien terbatas,
alas kaki klien yang licin, tempat yang di sertai dengan pengaman (hek atau side rail) .
antisipasi faktor-faktor lingkungan di lakukan dengan mengadakan rode lingkungan di
tiap-tiap bagian. Dengan node lingkungan akan di temukan halhal yang akan menjadi
resikok terjadinya jatuh. Bila di temukan maka perlu di lakukan penanganan segera atau
di beri tanda (merah/kuning) agar dapat terlihat oleh pasien, keluarga maupun petugas
sehingga akan lebih hati-hati tindakan keperawatan yang akan perawat ruangan lakukan
di RS Ridhoka Salma dalam melaksanakan ronde lingkungan adalah:
 Selalu meninggalkan tempat tidur dengan posisi horisontal terendah ( untuk tempat
tidur denga ketinggian yang bisa diubah ubah) ketika perawat sudah selesai
memeberikan asuhan.
 Memasang penghalang tempat tidur dan memeriksa keamanannya
 Memeriksa dan menyesuaikan obyek-obyek yang menonjol seperti roda tempat tidur.
 Memebersihkan dan memeindahkan alat-alat yang tidak di butuhkan lagi
 Menganjurkan untuk menggunakan pegangan sepanjang dinding koridor pada saat
berjalan
 Mengobservasi pasien ambulasi dengan baik akan adanya tanda-tanda kelemahan atau
gaya berjalan yang tidak setabil.
 Memastikan bahwa ada cukup cahaya, terutama di waktu senja dan malam hari.
2. Faktor pasien
Faktor pasien yang menjadi perhatian perawat ruangan di RS Ridhoka Salma
antara lain : obat yang di gunakan pasien (multi pharmacy), penglihatan, perubahan status
mental atau perilaku pasien, kekurangan cairan dan elektrolit, kelemahan fisik atau
anggota gerak, riwayat atau penyakit yang sedang di derita dan lainnya. Untuk
mengantisipasi dan mencegah terjadinya pasien jatuh “dengan atau tanpa cidera” perlu di
lakukan pengkajian di awal maupun di kemudian pengkajian ulang secara berkala
mengenai resiko pasien jatuh, termasuk resiko potensial yang berhubungan dengan
jadwal pemberian obat serta mengambil tindakan untuk mengurangi semua resiko yang
telah di identifikasikan tersebut. Pengkajian resiko jatuh telaah dapat di laksanakan sejak
mendaftar, yaitu dengan menggunakan skala jatuh.
Resiko jatuh dapat terjadi karena beberapa hal, di antaranya :
 Salah memperkirakan jarak dari tempat tidur ke lantai
 Merasa lemah atau pusing pada saat mencoba unutk bangun
 Merasa lemah atau pusing pada saat mencoba untuk bangun
 Merubah posisi terlalu cepat dan kehilangan keseimbangan ketika mencoba untuk
bangun dari kursi. Hal ini umum terjadi kehususnya pada pasien lanjut usia.
 Tidak mengenal lingkungan sekelilingnya
 Meminum obat yang membuat kesadaran mereka terhadap lingkungan berkurang.
 Berada di tempat helap
 Gangguan status mental
 Gangguan mobilisasi
 Riwayat jatuh sebelumnya
 Obat-obatan
 Berkebutuhan khusus dalam hal toileting
 Usia lanjut
Antisipasi dari faktor pasien adalah melibatkan keluarga / penunggu pasien dan
pencegahan jatuh ini, mengajak untuk terlibat dan berperan aktif. Menajarkan hal-
hal tindakan yang dapat di lakukan untuk mencegah pasien jatuh, misalnya tidak
meninggalkan pasien sendiri, menutup pengaman tempat tidur dan anjurkan keluarga
untuk memberitahukan perawat bila meninggalkan pasien. Segala upaya pencegahan
jatuh telah perawat lakukan dalam menimbulkan dan tidak terjadi pasien jatuh.
3. Penerapan SPO oleh perawat
Perawat sebagai anggota ini tenaga kesehatan yang jumlahnya terbesar di rumah
sakit (sebesar 40-60 %) dan pelayanan kepperawatan yang di berikan merupakan bagian
dari pelayanan kesehatan, memeiliki peran kunci dalam mewujudkan keselamatan
dengan latar belakang pendidikan D3 dan S1 Keperawatan. Perawat ruangan sudah dapat
menerapkan dengan baik dalam melaksanakan standar prosedur operasional :
identifikasipasien jatuh.
Dengan menggunakan skala jatuh morse, hal ini di ketahui bahwa perawat langsung akan
menilai pasien baru di ruangan dengan menggunakan skala jatuh morse dan setelah di
peroleh nilainya maka akan memasang kode jatuh tersebut. Perawat di ruangan sudah
memeahami tanggung jawab dalam hal : memeberikan informasi pada pasien dan
keluarga tentang kemungkinan-kemungkinan resiko :
 Melaporkan kejadian-kejadian tak di harapkan (KTD) pada yang berwenang
 Berperan aktif dalam melakukan pengkajian terhadap keamanan dan kualitas atau
mutu pelayanan.
 Meningkatkan komunikasi dengan pasien dan tenaga kesehatan profesional
lainnya
 Mengusulkan peningkatan kemampuan staf yang cukup
 Membantu pengukuran terhadap peningkatan patien safety
 Meningkatkan standar baku untuk program pengendalian infeksi
 Mengusulkan SOP dan protolkan pengobatan yang dapat menganalisa data
mempelajari kejadian kejadian tak di harapkan (KTD)
 Mengembangkan mekanisme peningkatan kesadaran, sebagai contoh pelaksanaan
akreditasi
 Karakteristik dari pemberi pelayanan kesehatan menjadi tolak ukur terhadap excel
dalam pastient safety
Dalam buku “ preventing falls in hospitals “. A Toolkit For Improving Qualit of
di sebutkan upaya untuk mengurangi terjadi kejadian pasien terjatuh du rumah
yaitu
 Membiasakan pasien dengan lingkungan sekitarnya
 Menunjukan pada psien alat bantu panggilan darurat
 Posisikan pada psien alat bantu panggilan darurat dalam jangkauan
 Posisikan barang-barang pribadi dalam jangkauan pasien
 Menyediakan pegangan tangan yang kokoh di kamarmandi, kamar lorong
 Posisikan sandaran tempat tidur rumah sakit di posisi rendah ketika pasien
sedang beristirahat, dan posisikan sandaran tempat tidur rumah sakit di posisi
rendah ketika pasien tidak tidur
 Posisikan rem tempat tidur terkunci pada saat berada pada bangsal rumah
sakit
 Menjaga kursi roda di posisi terkunci ketika stasioner
 Gunakan alas kaki yang nyaman, baik, dan tepat pada pasien
 Gunakan lampu malam hari atau pencahayaan tambahan
 Kondisikan permukaan lantai bersih dan kering.
 Kondisikan daerah perawatan pasien rapi
 Ikuti praktek yang aman ketika membantu pasien pada saat akan ke tempat
tidur dan meninggalkan tempat tidur
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Lembar monitoring pencegahan pasien jatuh


2. Formulir Assesmen Resiko Pasien Jatuh “More Fall Scale”
3. Formulir Assesmen Resiko Jatuh “Humpty Dumpty”
4. Intervensi Pencegahan Pasien jatuh

Di Tetapkan di
Pada Tanggal : 05 Mei 2018
Direktur Rumah Sakit

(Dr. M. Ronike Yunus, SpP.M.Kes.MARS )


Referensi :

1. Panduan Nasional Pasien Rumah Sakit. Dep Kes RI. Thun 2008
2. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP). KKP-RS.Tahun 2008
3. PMK No. 1691 Tahun 2011, Tentang keselamatan Paien Rumah Sakit
TATALAKSANA PENCEGAHAN PASIEN RESIKO JATUH

NO RESIKO RENDAH
1 Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip
2 Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang
3 Pastikan lororng bebas hambatan
4 Pasrikan lingkungan aman
5 Edukasi pasien dan keluarga
6 Mengganti lingkungan untuk kondisi berppotendi tidak aman dan segera laporkan
untuk perbaikan
7 Informasikan dan mendidik pasien atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan
untuk mencegah jatuh
8 Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga mengenai rencana perawatan untuk
mencegah jatuh
NO RESIKO SEDANG
1 Pastikan lantai tidak licin, ruangan dan toilet terang
2 Tempatkan alat bantu dalam jangkauan pasien
3 Pasang ber side rel
4 Pastikan lingkungan aman
5 Edukasi pasien dan keluarga
6 Berkolaborasi dengan perawat dan keluarga untuk memberikan bantuan yang di
butuhkan pasien
7 Jangan biarkan pasien resiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau
terapi
8 Informasikan dan mendidik pasien atau anggota keluarga mengenai rencana untuk
mencegah jatuh
NO RESIKO TINGGI
1 Anjurkan pasien meminta bantuan yang di perlukan
2 Sediakan kunci roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien
3 Pencegahan jatuh akibat kecelakaan
4 Tempatkan alat bantu dalam jangkauan pasien
5 Pasang ber side rel
6 Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur
7 Jangan biarkan pasien beresiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau
terapi
8 Pertimbangan efek puncak obat yang di resepkan yang mempengaruuhi tingkat
kesadaran
9 Pastikan pasien yang di angkat dengan tempat tidur, posisi ber side rel dalam keadaan
terpasang
10 Informasikan dan mendidik pasien atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan
untuk mencegah jatuh
11 Berkolaborasi denngan perawat atau keluarga untuk memberikan bantuan yang di
butuhkan
SKALA RESIKO JATUH HUMPTY DUMPTY

PARAMETER KRITERIA NILAI SKOR


USIA o <3 Tahun 4
o 3-7 Tahun 3
o 7-13 Tahun 2
DIAGNOSIS o Diagnosis neurologi 4
o Perubahan oksigenasi (diagnosis 3
respiratorik, dehidrasi, anemia,
anoreksia, sinkop, pusing, dsb)
o Gangguan perilaku/pskiatri 2
o Diagnosis lainnya 1
GANGGUAN o Tidak menyadari keterbatasan 3
KOGNITIF dirinya
o Lupa akan adanya keterbatasan 2
o Orientasi baik terhadap diri 1
sendiri
FAKTOR o Riwayat jatuh/bayi di letakan di 4
LINGKUNGAN tempat tidur deawsa
o Pasien menggunakan alat 3
bantu/bayi di letakan di dalam
tempat tidur bayi/pperabot
rumah
o Pasien di letakan di tempat tidur 2
o Area di luar rumah sakit 1
RESPON TERHADAP o Dalam 24 jam 3
3. Pembedahan/Se o Dalam 48 jam 2
dasi/Anestesi o > 48 jam atau tidak menjalankan 1
4. Penggunaan pembedahan/sedasi/anestesi
Medikamentosa o Penggunaan multiple sedatif, 3
obat hiposis, barbiturat, anti
depresan, pencahar, deuretik,
narkose
o Penggunaan salah satu obat di 2
atas
o Penggunaan medikasi lainnya 1
Jenis kelamin o Laki-laki 2
o Perempuan 1
Kategori :

RESIKO TINGGI : >17

RESIKO SEDANG : 11-16

RESIKO RENDAH : 7-10

ASSESMEN RESIKO JATUH PASIEN RAWAT JALAN

1. PENGKAJIAN
NO PENILAIAN / PENGKAJIAN
A Cara berjalan pasien ( salah satu atau lebih )
1. Tidak seimbangan / sempoyongan
2. Jalan dengan menggunakan alat bantu ( kruk, tripot, kursi roda, orang lain )
B Menompang saat akan duduk : tampak memegang pinggiran kursi atau meja / benda lain
sebagai penompang saat akan duduk

2.HASIL
NO HASIL PENILAIAN / PENGKAJIAN KET
1 Tidak beresiko Tidak di temukan a & b
2 Resiko rendah Di temukan salah satu dari a/b
3 Resiko tinggi Di temukan a & b

3. TINDAKAN
NO HASIL KAJIAN TINDAKAN YA TIDAK TTD/ Nama petugas
1 Tidak beresiko Tidak ada tindakan
2 Resiko rendah Edukasi
3 Resiko tinggi  Pasang pita kuning
 Edukasi
SKALA RESIKO JATUH HUMPTY DUMPTY

PARAMETER KRITERIA NILAI SKOR


USIA o <3 Tahun 4
o 3-7 Tahun 3
o 7-13 Tahun 2
DIAGNOSIS o Diagnosis neurologi 4
o Perubahan oksigenasi (diagnosis 3
respiratorik, dehidrasi, anemia,
anoreksia, sinkop, pusing, dsb)
o Gangguan perilaku/pskiatri 2
o Diagnosis lainnya 1
GANGGUAN o Tidak menyadari keterbatasan 3
KOGNITIF dirinya
o Lupa akan adanya keterbatasan 2
o Orientasi baik terhadap diri 1
sendiri
FAKTOR o Riwayat jatuh/bayi di letakan di 4
LINGKUNGAN tempat tidur deawsa
o Pasien menggunakan alat 3
bantu/bayi di letakan di dalam
tempat tidur bayi/pperabot
rumah
o Pasien di letakan di tempat tidur 2
o Area di luar rumah sakit 1
RESPON TERHADAP o Dalam 24 jam 3
5. Pembedahan/Se o Dalam 48 jam 2
dasi/Anestesi o > 48 jam atau tidak menjalankan 1
6. Penggunaan pembedahan/sedasi/anestesi
Medikamentosa o Penggunaan multiple sedatif, 3
obat hiposis, barbiturat, anti
depresan, pencahar, deuretik,
narkose
o Penggunaan salah satu obat di 2
atas
o Penggunaan medikasi lainnya 1
Jenis kelamin o Laki-laki 2
o Perempuan 1
Kategori :

RESIKO TINGGI : >17

RESIKO SEDANG : 11-16

RESIKO RENDAH : 7-10

Anda mungkin juga menyukai