Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
DEFINISI

A. Pengertian
Identifikasi Adalah suatu prosedur konfirmasi identitas pasien untuk ketepatan
identifikasi pasien agar tidak terjadi kesalahan dan agar sesuai dengan identitas yang
ada di dalam rekam medik.
Kesalahan karena keliru pasien sebenarnya terjadi di semua aspek diagnosis dan
pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya error kesalahan dalam
mengidentifikasi pasien adalah pasien yang dalam keadaan terbius atau tersedasi,
mengalami disoreintasi atau tidak sadar sepenuhnya, mungkin bertukar tempat tidur,
kamar, maupun lokasi di dalam rumah sakit, mungkin mengalami disabilitas sensori atau
akibat situasi lain.

B. Tujuan
1. Teridentifikasinya pasien dengan cara yang dapat dipercaya/reliable, sehingga
pasien teridentifikasi sebagai individu yang dimaksudkan untuk mendapatkan
pelayanan atau pengobatan, sehingga mengurangi kejadian/kesalahan yang
berhubungan dengan salah identifikasi pasien selama dirawat di rumah sakit.
Kesalahan ini dapat berupa : salah pasien, kesalahan prosedur, kesalahan medikasi,
kesalahan transfusi, dan kesalahan pemeriksaan diagnostik.
2. Mencocokkan pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut, sehingga
mengurangi kejadian atau kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikasi
pasien selama dirawat di rumah sakit.
3. Menghindari kejadian tidak diharapkan
2

BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan Identifikasi Pasien ini diterapkan kepada semua pasien Instalasi Rawat Inap,
rawat jalan, pasien Unit Gawat Darurat (UGD), pasien Haemodialis, pasien BNO/IVP, pasien
menggunakan bahan kontras dan pasien yang akan menjalani suatu prosedur.
Pelaksana panduan ini adalah para tenaga kesehatan (medis, perawat, farmasi, bidan,
dan tenaga kesehatan lainnya), staf di ruang rawat, staf administratif, dan staf pendukung
yang bekerja di rumah sakit.

A. Prinsip
1. Semua pasien rawat inap, UGD, dan yang akan menjalani suatu prosedur harus
diidentifikasi dengan benar saat masuk rumah sakit dan selama masa perawatannya.
Identifikasi menggunakan 2 dari 3 identitas pasien. Pengecualian prosedur
identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawat daruratan pasien di UGD, ICU, dan
kamar operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang pengenal atau identitas
pasien.
2. Gelang pengenal / identitas pasien berisi 3 data identitas : nomor rekam medis,
Nama lengkap pasien dan tanggal lahir.
3. Tujuan utama gelang pengenal pasien ini adalah untuk mengidentifikasi pemakainya.
4. Proses verifikasi identitas pasien dilakukan pada saat :
a. Sebelum pemberian obat, darah atau produk darah
b. Sebelum pemberian transfusi darah
c. Sebelum pengambilan darah atau spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
(laboratorium, rontgen)
d. Sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur lainnya.

Kebijakan dan prosedur mendukung proses identifikasi yang konsisten pada semua
situasi dan lokasi.
Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawat daruratan
pasien di UGD, ICU dan kamar operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang
identias pasien.

B. Kewajiban dan Tanggung Jawab


1. Seluruh staf rumah sakit
Memahami dan menerapkan prosedur identifikasi pasien. Memastikan identifikasi
pasien yang benar ketika pemberian obat, darah, atau produk darah, pengambilan
darah/spesimen, pemeriksaan klinis, radiologi atau tindakan lain. Melaporkan
kejadian salah identifikasi pasien, termasuk hilangnya gelang pengenal ke kepala
ruangan kemudian didokumentasikan untuk dilaporkan ke Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (KKP-RS).
3

2. Perawat yang bertugas (Perawat Penanggung Jawab Pasien)


a. Bertanggung jawab memakaikan gelang pengenal pasien dan memastikan
kebenaran data yang tercatat di gelang pengenal.
b. Memastikan gelang pengenal terpasang dengan baik. Jika terdapat kesalahan
data, gelang pengenal harus diganti dan bebas coretan.

3. Kepala Instalasi/Kepala ruangan


a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami prosedur identifikasi pasien dan
menerapkannya.
b. Menyelidiki semua insiden salah identifikasi pasien dan memastikan terlaksananya
suatu tindakan untuk mencegah terulangnya kembali insiden tersebut.
c. Pada pasien UGD perawat yang bertugas di triage UGD bertanggung jawab untuk
memakaikan gelang pasien.

4. Penanggung jawab ruangan


a. Memantau dan memastikan panduan identifikasi pasien dikelola dengan baik oleh
kepala instalasi.
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan identifikasi pasien.
4

BAB III
TATA LAKSANA

A. Prosedur pencetakan gelang barcode pasien


Merupakan sistem pencetakan atau pembuatan gelang identitas pasien berbasis
komputerisasi.
1. Pasien yang berobat ke poliklinik atau UGD ayang akan di rawat inap atau dilakukan
tindakan di ruangan hemodialisa langsung diarahkan ke bagian admission untuk
dilakukan pembuatan gelang identitas
2. Isi label gelang dengan identitas pasien sesuai dengan KTP dan rekam medik pasien.
3. Setelah proses pembuatan atau pencetakan gelang selesai, petugas admission
mengantarkan pasien atau keluarga ke UGD atau keruangan rawat inap dan
menyerahkan berkas RM untuk melakukan proses pemasangan gelang pasien.

B. Prosedur pemakaian gelang pengenal


1. Identifikasi menggunakan gelang pasien, proses identifikasi pasien menggunakan 2
identitas dari 3 identitas pasien.
2. Gelang pengenal pasien sebaiknya mencakup 3 detail wajib yang dapat
mengidentifikasi pasien, yaitu:
a. Nomor rekam medis
b. Nama Lengkap pasien
c. Tanggal lahir
3. Petemuan Pertama seorang petugas dengan pasien:
- Secara verbal: Tanyakan nama lengkap pasien
- Secara visual: Lihat ke gelang pasien dua dari tiga identitas, cocokkan dengan
perintah dokter
Pertemuan berikutnya lihat secara visual ke gelang pasien, dua identitas dari tiga
identitas (Nomor Rekam medik dan Nama lengkap)
4. Semua pasien harus diidentifikasi dengan benar sebelum pemberian obat, darah,
atau produk darah, pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan
klinis atau pemberian pengobatan atau tindakan lain.
5. Pakaikan gelang pengenal di pergelangan tangan kiri, kalau tidak memungkinkan
pergelangan tangan kanan, jika tidak memungkinkan dipasang ditangan maka,
dipasang pada kaki kiri, bila tidak memungkinkan, di kaki kanan, jelaskan dan
pastikan gelang tepasang dengan baik dan nyaman untuk pasien.
6. Pada pasien dengan fistula arterio-vena (pasien hemodialisis) gelang pengenal tidak
boleh dipasang di sisi lengan yang terdapat fistula.
7. Pada situasi di mana tidak dapat dipasang di pergelangan kaki atau tangan, gelang
pengenal akan ditempel di sampul rekam medis.
8. Gelang pengenal hanya boleh dilepas saat pasien keluar/pulang dari rumah sakit
oleh perawat.
9. Detail lainnya adalah warna gelang pengenal sesuai jenis kelamin pasien.
5

10. identitas pasien harus sesuai dengan E-KTP atau kartu identitas lain. Bila tidak ada
minta pasien/keluarganya untuk menulis identitas di formulir yang disediakan RS
dengan huruf kapital, nama tidak boleh disingkat, nama harus sesuai dengan yang
tertulis di rekam medis.
11. Tulisan harus jelas, terbaca dan tidak mudah terhapus dan harus di cetak dengan
sistem Barcode. Tulis tangan hanya boleh dilakukan bila printer barcode sedang rusak
dan harus diganti jika printer berfungsi kembali.
12. Jangan pernah mencoret dan menulis ulang di gelang pengenal. Ganti gelang
pengenal jika terdapat kesalahan penulisan data.
13. Jika gelang pengenal terlepas, segera berikan gelang pengenal yang baru.
14. Gelang pengenal harus dipakai oleh semua pasien selama perawatan dan selama
tindakan/prosedur di rumah sakit
15. Jelaskan prosedur identifikasi dan tujuannya kepada pasien.
16. Periksa ulang minimal 2 dari 3 detail data di gelang pengenal sebelum dipakaikan ke
pasien.
17. Proses pelaksanaan KONFIRMASI IDENTITAS PASIEN dengan cara menanyakan
minimal 2 dari 3 identitas yang terdapat digelang yaitu NOMOR REKAM MEDIS dan
NAMA LENGKAP atau TANGGAL LAHIR PASIEN jika pasien lupa dengan nomor
rekam medis.
18. Saat menanyakan identitas pasien, selalu gunakan pertanyaan terbuka misalnya“Siapa
nama Anda?” (jangan menggunakan pertanyaan tertutup seperti “Apakah nama anda
Ibu Susi?”)
19. Jika pasien tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya pada pasien tidak
sadar, bayi, disfasia, gangguan jiwa) verifikasi identitas pasien kepada
keluarga/pengantarnya atau tanya ulang nama dan nomor rekam medis, kemudian
bandingkan. Jika mungkin, gelang pengenal jangan dijadikan satu-satunya bentuk
identifikasi sebelum dilakukan suatu intervensi, khusus untuk pasien jiwa, pasien
luka bakar yang tidak memungkinkan dipasang gelang pengenal dilakukan foto
yang kemudian di tempelkan di rekam medis.
20. Semua pasien rawat inap dan yang akan menjalani prosedur menggunakan 1
gelang pengenal. Kecuali pasien pasca persalinan menggunakan 2 gelang, yaitu
1 gelang ibu dan 1 gelang anak. Pengecekan gelang pengenal dilakukan tiap kali
pergantian jaga perawat.
21. Sebelum pasien ditransfer ke unit lain, lakukan identifikasi dengan benar dan pastikan
gelang pengenal terpasang dengan baik.
22. Unit yang menerima transfer pasien harus menanyakan ulang identitas pasien dan
membandingkan data yang diperoleh dengan yang tercantum di gelang pengenal.
23. Pada kasus pasien yang tidak menggunakan gelang pengenal:
a. Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab seperti:
1) Menolak penggunaan gelang pengenal.
2) Gelang pengenal menyebabkan iritasi kulit.
3) Gelang pengenal terlalu besar.
4) Pasien melepas gelang pengenal.
b. Yang harus dilakukan, pasien harus diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi
jika gelang pengenal tidak dipakai dan petugas harus lebih waspada dan mencari
6

cara lain untuk mengidentifikasi pasien dengan benar sebelum dilakukan prosedur
kepada pasien. Alasan pasien harus dicatat pada rekam medis, dan ditandatangani
pasien/keluarga, kemudian direkap oleh kepala ruangan dan didokumentasikan.

C. Warna Pada Gelang identifikasi pasien


1. Kepada seluruh pasien yang tidak memiliki alergi, gunakan gelang pengenal sesuai
dengan jenis kelaminnya:
a. Biru untuk pasien pria
Contoh gambar :

b. Merah muda(pink) untuk pasien wanita.


Contoh gambar :

2. Semua pasien harus ditanyakan mengenai alergi yang dimiliki. Jika pasien memiliki
alergi diberikan klip pengenal berwarna merah, tulis dengan jelas alergi pada rekam
medik tersebut. Riwayat alergi pasien harus dicatat di rekam medik.
Contoh gambar :

3. Pasien memiliki risiko jatuh, diberikan klip berwarna kuning.


Contoh gambar :

4. Pasien yang menolak resusitasi ( DNR ) diberikan klip berwarna ungu.


Contoh gambar :

D. Prosedur Yang Membutuhkan Identifikasi Pasien Dengan Benar


Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi pasien:
1. Pemberian obat-obatan.
2. Prosedur pemeriksaan radiologi (rontgen, CT scan, MRI, dan sebagainya).
3. Intervensi pembedahan dan prosedur invasif lainnya.
4. Transfusi darah.
5. Pengambilan sampel (misalnya darah, tinja, urin, dan sebagainya).
6. Transfer pasien.
7. Konfirmasi kematian.

E. Konfirmasi identifikasi
Para staf Rumah Sakit harus mengkonfirmasi identifikasi pasien dengan benar dengan
menanyakan nama pasien kepada pasien/ keluarga/pengantar bila ada dan
7

mencocokkan/ membandingkannya nomor rekam medik nama dan tanggal lahir dengan
data yang tercantum di rekam medis dan gelang pengenal.

F. Lokasi Penempelan Bar-Code


1. Gelang pasien
2. Rekam medis (status pasien)
3. Assesmen pasien
4. Tempat obat diperawatan
5. Blangko pemeriksaan Radiologi
6. Blangko pemeriksaan Labolatorium
7. Sample jaringan
8. Resume pasien
9. Tranfusi darah

G. Identifikasi pasien yang menjalani prosedur pemeriksaan Radiologi


1. Operator harus memastikan identitas pasien dengan benar sebelum melakukan
prosedur dengan cara:
a. Meminta pasien untuk menyebutkan nomor rekam medis, nama lengkap/
tanggal lahir
b. Periksa dan bandingkan data pada gelang pengenal dengan rekam medis. Jika
data yang diperoleh sama, lakukan prosedur.
c. Jika terdapat ≥ 2 pasien di departemen dangan nama yang sama harus diberi
tanda/ stiker “HATI-HATI PASIEN DENGAN NAMA SAMA” dan periksa ulang
identitas dengan melihat alamat rumahnya.
2. Jika data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus diperoleh sebelum pajanan
radiasi (exposure) dilakukan.

H. Identifikasi pasien yang menjalani tindakan operasi


1. Petugas di kamar operasi harus mengkonfirmasi identitas pasien
2. Jika diperlukan untuk melepas gelang pengenal selama dilakukan operasi,
tugaskanlah seorang perawat di kamar operasi untuk bertanggungjawab melepas dan
memasang kembali gelang pengenal pasien.
3. Gelang pengenal yang dilepas harus ditempelkan di depan rekam medis pasien.
4. Setiap Pasien yang selesai dilakukan tindakan di kamar operasi wajib menggunakan
klip penanda resiko jatuh warna kuning

I. Prosedur pengambilan dan pemberian produk/komponen darah


1. Identifikasi, pengambilan, pengiriman, penerimaan dan penyerahan komponen darah
(transfusi) merupakan tanggungjawab petugas yang mengambil darah.
2. Dua orang staf rumah sakit yang kompeten harus memastikan kebenaran: data
demografik pada kantong darah, jenis darah, golongan darah pada pasien dan yang
tertera pada kantong darah, waktu kadaluarsanya dan identitas pasien pada gelang
pengenal.
3. Staf rumah sakit harus meminta pasien untuk menyebutkan nomor rekam medis dan
nama lengkap atau tanggal lahir jika pasien lupa nomor rekam medis.
8

4. Jika staf rumah sakit tidak yakin/ ragu akan kebenaran identitas pasien, jangan
lakukan transfusi darah sampai diperoleh kepastian identitas pasien dengan benar.

J. Prosedur identifikasi pada bayi baru lahir atau neonatus


1. Gunakan gelang pengenal di tangan kanan jika tidak memungkinkan pasang di
tangan kiri atau kaki.
2. Untuk bayi baru lahir yang masih belum diberi nama, maka data di gelang pengenal
berisikan nama ibu dan nomor rekam medis ibu.
- Untuk ruang bayi rawat gabung
Pasang gelang pengenal di tangan kanan, jika tidak memungkinkan di tangan kiri
atau kaki bayi sesaat setelah bayi lahir ( di MELATI, OK, UGD ). Dengan nomor
rekam medik ibu, nama ibu (by. Ny…) dan tanggal lahir ibu
- Untuk ruang nicu
Untuk bayi bermasalah identitas bayi dengan menggunakan nomor rekam medik
bayi, nama ibu (by, Ny..) dan tanggal lahir bayi. Segera mungkin Daftarkan ke
admission dan mintakan nomor rekam medik bayi yang baru lahir ke bagian rekam
medik, kemudian potong gelang sementara bayi dengan disaksikan oleh ibu/ayah
bayi dan atau keluarga (jika bayi rawat gabung bermasalah Di transfer keruang
NICU )
3. Gunakan gelang pengenal berwarna merah muda (pink) untuk bayi perempuan
dan biru untuk bayi laki-laki.
4. Untuk bayi baru lahir dengan jenis kelamin ganda atau tanpa jenis kelamin, untuk
warna gelangnya menyesuaikan warna gelang ibunya.
5. Untuk bayi yang lahir kembar, identitas di gelang diberi huruf A,B. dst. Jika ada yg
lahir pada hari yang sama dengan nama ibunya sama dengan yang lahir kembar diberi
identitas dengan huruf A 1 dan A 2, dst. baru yang lahir berikutnya B, dst
6. Jika gelang bayi lepas/hilang, segera mungkin pasang/ ganti gelang dengan cara
mencocokan cap kaki bayi yang disaksikan oleh orang tua bayi.
7. Jika bayi sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, maka petugas akan melepas
gelang dan dibuang ke tempat sampah medis.

K. Identifikasi pasien rawat jalan


1. Sebelum melakukan suatu prosedur/terapi, tenaga medis harus menanyakan identitas
pasien berupa nomor rekam medis dan nama lengkap yang ada di kartu identitas
berobat yang dibawa pasien. Data ini harus dikonfirmasi dengan yang tercantum pada
rekam medis.
2. Pasien rawat jalan tak harus memakai gelang identitas pasien kecuali telah ditetapkan
lain oleh RS, misalnya : ruang haemodialisa dan tindakan yang menggunakan bahan
kontras.
3. Jika pasien adalah rujukan dari dokter umum/puskesmas/layanan kesehatan lainnya,
surat rujukan harus berisi identitas pasien berupa nama lengkap, tanggal lahir, dan
alamat. Jika data ini tidak ada, prosedur/terapi tidak dapat dilaksanakan.
4. Jika pasien rawat jalan tidak dapat mengidentifikasi dirinya sendiri, verifikasi data
dengan menanyakan keluarga/pengantar pasien.
9

L. Identifikasi pasien dengan nama yang sama di ruang perawatan


1. Apabila ada pasien dengan nama sama dalam satu ruangan maka diberi tanda/ stiker
“HATI-HATI PASIEN DENGAN NAMA SAMA” pada rekam medis, kotak obat dan
semua formulir pada pemeriksaan penunjang
2. Apabila pasien lupa dengan nomor rekam medis, maka perawat harus
menginformasikan kepada perawat yang bertugas setiap kali pergantian jaga
mengenai nomor rekam medik dan nama dari pasien tersebut dan
didokumentasikan.
3. Berikan tanda perhatian dengan menggunakan stiker “HATI-HATI PASIEN
DENGAN NAMA SAMA” di lembar pencatatan, lembar obat-obatan dan lembar
tindakan.

M. Prosedur pasien yang identitasnya tidak diketahui


1. Apabila ada pasien masuk rumah sakit, sadar atau tidak sadar, tanpa tanda pengenal
dan tidak ada keluarga, diberikan identitas nama dengan huruf X (Mr.X atau
Mrs.X) dan tanggal masuk rumah sakit. Bila pada hari yang sama, ada pasien tak
dikenal berikutnya, akan diberi nama Mr.Y atau Mrs.Y, dan seterusnya.
2. Saat pasien sudah dapat diidentifikasi, berikan gelang pengenal baru dengan identitas
yang benar.

N. Prosedur identifikasi pasien pada unit gangguan jiwa


1. Pada pasien gangguan jiwa identifikasi pasien menggunakan foto pasien yang
ditempel di sampul lembar rekam medis, beserta data lengkap lainnya.
2. Proses pembuatan foto dilakukan di ruang perawatan jiwa setelah pasien masuk
perawatan.
3. Jika terdapat ≥ 2 pasien dengan nama yang sama di ruang rawat, berikan tanda/label
notifikasi pada rekam medis dan dokumen lainnya.

O. Identifikasi pasien luka bakar


Pasien dengan luka bakar jika kondisi memungkinkan diidentifikasi menggunakan
gelang pengenal, apabila tidak memungkinkan identifikasi menggunakan foto dan di
temple di sampul lembar rekam medis.

P. Identifikasi pasien yang meninggal


1. Pasien yang meninggal di ruang rawat rumah sakit harus dilakukan konfirmasi
terhadap identitasnya dengan gelang pengenal dan rekam medis (sebagai bagian dari
proses verifikasi kematian).
2. Identitas jenaza diganti dengan lebel khusus yang disediakan RS dan diikat di kain
kafan atau di jari kaki jenazah atau ditempelkan di kantong jenazah (body bag).

Q. Prosedur identifikasi pasien untuk pemasangan klip ungu / DNR


1. Memberi penjelasan/ meminta persetujuan kepada keluarga pasien mengenai perlu
tidaknya dilakukan RJP pada pasien dengan prognosa jelek yang disertai kondisi :
- Pasien umur diatas 80 tahun.
10

- Pasien mengalami koma dengan GCS dibawah 9.


- Pasien dengan kondisi sakit berat contohnya trauma kepala berat, pasien sepsis dll.
2. Apabila menyetujui untuk pemasangan klip DNR, keluarga mengisi inform consent.
3. Apabila terjadi henti jantung, pasien yang bertanda klip warna ungu tidak perlu
dilakukan tindakan RJP.
R. Prosedur Identifikasi pasien yang alergi dengan bahan gelang identitas pasien
Pasien yang alergi dengan bahan gelang identitas yang tidak memungkinkan
menggunakan gelang identitas di lakukan identifikasi dengan menggunakan media visual/
Foto yang ditempel di sampul rekam medis pasien dan data lengkap lainnya.
S. Prosedur melepas gelang identifikasi pasien
1. Gelang pengenal hanya dilepas saat pasien pulang atau keluar dari rumah sakit.
2. Yang bertugas melepas gelang pengenal adalah perawat yang bertanggung jawab
terhadap pasien selama masa perawatan di rumah sakit.
3. Gelang pengenal dilepas setelah semua proses selesai dilakukan. Proses ini meliputi:
pemberian obat-obatan kepada pasien dan pemberian penjelasan mengenai rencana
perawatan selanjutnya kepada pasien dan keluarga.
4. Gelang pengenal yang sudah tidak dipakai harus digunting sebelum dibuang ke
tempat sampah medis (kantong plastik warna kuning).
5. Terdapat kondisi-kondisi yang memerlukan pelepasan gelang pengenal sementara
(saat masih dirawat di rumah sakit), misalnya lokasi pemasangan gelang pengenal
mengganggu suatu prosedur. Segera setelah prosedur selesai dilakukan, gelang
pengenal dipasang kembali.
6. Pada pasien yang meninggal, gelang pengenal di ganti dengan lebel khusus yang
disediakan rumah sakit.
11

BAB IV
DOKUMENTASI

- TERLAMPIR
12

BAB V
PENUTUP

Demikian Buku Panduan Identifikasi Pasien dibuat sejalan dengan semakin meningkatnya
tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di rumah sakit maka pelaksanaan kegiatan
Identifikasi Pasien di rumah sakit sangatlah penting.Melalui panduan Identifikasi Pasien ini
diharapkan terjadi penekanan/penurunan insiden sehingga dapat lebih meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang. Panduan
Identifikasi Pasien merupakan never ending proses, karena itu diperlukan budaya
termasuk motivasi yang cukup tinggi untuk bersedia melaksanakan Identifikasi Pasien
secara benar, berkesinambungan dan berkelanjutan

Ditetapkan di Palembang
Pada tanggal
Direktur Rumah Sakit Islam Ar Rasyid,

KOL. CKM(P) dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL, MARS


13

DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Mentri Kesehatan Repblik Indonesia. No 1691/MENKES/PER/VIII/2011


tentang Keselamatan Pasien Rumah sakit
2. World Health Organization Collaborating Centre for Patient Safety Solutions. Patient
identification. Dalam:Patient Safety Solutions. Volume 1. Solution 2. 2007.
3. Critical Management Solutions. Patient identification policy. [diakses tanggal 25
Februari 2012] Diunduh dari www.kraskerhc.com. 2009.
4. Tameside Hospital NHS Foundation Trust. Patient identification policy; 2010.
5. Royal United Hospital Bath. Policy for the positive identification of patients; 2010.
6. Standar Akreditasi Rumah Sakit, Kemkes RI, 2011
7. Joint Commission International Standar Akreditasi Rumah Sakit, edisi 4, 2011

Anda mungkin juga menyukai