3 Panduan Identifikasi Pasien
3 Panduan Identifikasi Pasien
BAB I
DEFINISI
A. Pengertian
Identifikasi Adalah suatu prosedur konfirmasi identitas pasien untuk ketepatan
identifikasi pasien agar tidak terjadi kesalahan dan agar sesuai dengan identitas yang
ada di dalam rekam medik.
Kesalahan karena keliru pasien sebenarnya terjadi di semua aspek diagnosis dan
pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya error kesalahan dalam
mengidentifikasi pasien adalah pasien yang dalam keadaan terbius atau tersedasi,
mengalami disoreintasi atau tidak sadar sepenuhnya, mungkin bertukar tempat tidur,
kamar, maupun lokasi di dalam rumah sakit, mungkin mengalami disabilitas sensori atau
akibat situasi lain.
B. Tujuan
1. Teridentifikasinya pasien dengan cara yang dapat dipercaya/reliable, sehingga
pasien teridentifikasi sebagai individu yang dimaksudkan untuk mendapatkan
pelayanan atau pengobatan, sehingga mengurangi kejadian/kesalahan yang
berhubungan dengan salah identifikasi pasien selama dirawat di rumah sakit.
Kesalahan ini dapat berupa : salah pasien, kesalahan prosedur, kesalahan medikasi,
kesalahan transfusi, dan kesalahan pemeriksaan diagnostik.
2. Mencocokkan pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut, sehingga
mengurangi kejadian atau kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikasi
pasien selama dirawat di rumah sakit.
3. Menghindari kejadian tidak diharapkan
2
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan Identifikasi Pasien ini diterapkan kepada semua pasien Instalasi Rawat Inap,
rawat jalan, pasien Unit Gawat Darurat (UGD), pasien Haemodialis, pasien BNO/IVP, pasien
menggunakan bahan kontras dan pasien yang akan menjalani suatu prosedur.
Pelaksana panduan ini adalah para tenaga kesehatan (medis, perawat, farmasi, bidan,
dan tenaga kesehatan lainnya), staf di ruang rawat, staf administratif, dan staf pendukung
yang bekerja di rumah sakit.
A. Prinsip
1. Semua pasien rawat inap, UGD, dan yang akan menjalani suatu prosedur harus
diidentifikasi dengan benar saat masuk rumah sakit dan selama masa perawatannya.
Identifikasi menggunakan 2 dari 3 identitas pasien. Pengecualian prosedur
identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawat daruratan pasien di UGD, ICU, dan
kamar operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang pengenal atau identitas
pasien.
2. Gelang pengenal / identitas pasien berisi 3 data identitas : nomor rekam medis,
Nama lengkap pasien dan tanggal lahir.
3. Tujuan utama gelang pengenal pasien ini adalah untuk mengidentifikasi pemakainya.
4. Proses verifikasi identitas pasien dilakukan pada saat :
a. Sebelum pemberian obat, darah atau produk darah
b. Sebelum pemberian transfusi darah
c. Sebelum pengambilan darah atau spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
(laboratorium, rontgen)
d. Sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur lainnya.
Kebijakan dan prosedur mendukung proses identifikasi yang konsisten pada semua
situasi dan lokasi.
Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawat daruratan
pasien di UGD, ICU dan kamar operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang
identias pasien.
BAB III
TATA LAKSANA
10. identitas pasien harus sesuai dengan E-KTP atau kartu identitas lain. Bila tidak ada
minta pasien/keluarganya untuk menulis identitas di formulir yang disediakan RS
dengan huruf kapital, nama tidak boleh disingkat, nama harus sesuai dengan yang
tertulis di rekam medis.
11. Tulisan harus jelas, terbaca dan tidak mudah terhapus dan harus di cetak dengan
sistem Barcode. Tulis tangan hanya boleh dilakukan bila printer barcode sedang rusak
dan harus diganti jika printer berfungsi kembali.
12. Jangan pernah mencoret dan menulis ulang di gelang pengenal. Ganti gelang
pengenal jika terdapat kesalahan penulisan data.
13. Jika gelang pengenal terlepas, segera berikan gelang pengenal yang baru.
14. Gelang pengenal harus dipakai oleh semua pasien selama perawatan dan selama
tindakan/prosedur di rumah sakit
15. Jelaskan prosedur identifikasi dan tujuannya kepada pasien.
16. Periksa ulang minimal 2 dari 3 detail data di gelang pengenal sebelum dipakaikan ke
pasien.
17. Proses pelaksanaan KONFIRMASI IDENTITAS PASIEN dengan cara menanyakan
minimal 2 dari 3 identitas yang terdapat digelang yaitu NOMOR REKAM MEDIS dan
NAMA LENGKAP atau TANGGAL LAHIR PASIEN jika pasien lupa dengan nomor
rekam medis.
18. Saat menanyakan identitas pasien, selalu gunakan pertanyaan terbuka misalnya“Siapa
nama Anda?” (jangan menggunakan pertanyaan tertutup seperti “Apakah nama anda
Ibu Susi?”)
19. Jika pasien tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya pada pasien tidak
sadar, bayi, disfasia, gangguan jiwa) verifikasi identitas pasien kepada
keluarga/pengantarnya atau tanya ulang nama dan nomor rekam medis, kemudian
bandingkan. Jika mungkin, gelang pengenal jangan dijadikan satu-satunya bentuk
identifikasi sebelum dilakukan suatu intervensi, khusus untuk pasien jiwa, pasien
luka bakar yang tidak memungkinkan dipasang gelang pengenal dilakukan foto
yang kemudian di tempelkan di rekam medis.
20. Semua pasien rawat inap dan yang akan menjalani prosedur menggunakan 1
gelang pengenal. Kecuali pasien pasca persalinan menggunakan 2 gelang, yaitu
1 gelang ibu dan 1 gelang anak. Pengecekan gelang pengenal dilakukan tiap kali
pergantian jaga perawat.
21. Sebelum pasien ditransfer ke unit lain, lakukan identifikasi dengan benar dan pastikan
gelang pengenal terpasang dengan baik.
22. Unit yang menerima transfer pasien harus menanyakan ulang identitas pasien dan
membandingkan data yang diperoleh dengan yang tercantum di gelang pengenal.
23. Pada kasus pasien yang tidak menggunakan gelang pengenal:
a. Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab seperti:
1) Menolak penggunaan gelang pengenal.
2) Gelang pengenal menyebabkan iritasi kulit.
3) Gelang pengenal terlalu besar.
4) Pasien melepas gelang pengenal.
b. Yang harus dilakukan, pasien harus diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi
jika gelang pengenal tidak dipakai dan petugas harus lebih waspada dan mencari
6
cara lain untuk mengidentifikasi pasien dengan benar sebelum dilakukan prosedur
kepada pasien. Alasan pasien harus dicatat pada rekam medis, dan ditandatangani
pasien/keluarga, kemudian direkap oleh kepala ruangan dan didokumentasikan.
2. Semua pasien harus ditanyakan mengenai alergi yang dimiliki. Jika pasien memiliki
alergi diberikan klip pengenal berwarna merah, tulis dengan jelas alergi pada rekam
medik tersebut. Riwayat alergi pasien harus dicatat di rekam medik.
Contoh gambar :
E. Konfirmasi identifikasi
Para staf Rumah Sakit harus mengkonfirmasi identifikasi pasien dengan benar dengan
menanyakan nama pasien kepada pasien/ keluarga/pengantar bila ada dan
7
mencocokkan/ membandingkannya nomor rekam medik nama dan tanggal lahir dengan
data yang tercantum di rekam medis dan gelang pengenal.
4. Jika staf rumah sakit tidak yakin/ ragu akan kebenaran identitas pasien, jangan
lakukan transfusi darah sampai diperoleh kepastian identitas pasien dengan benar.
BAB IV
DOKUMENTASI
- TERLAMPIR
12
BAB V
PENUTUP
Demikian Buku Panduan Identifikasi Pasien dibuat sejalan dengan semakin meningkatnya
tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di rumah sakit maka pelaksanaan kegiatan
Identifikasi Pasien di rumah sakit sangatlah penting.Melalui panduan Identifikasi Pasien ini
diharapkan terjadi penekanan/penurunan insiden sehingga dapat lebih meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang. Panduan
Identifikasi Pasien merupakan never ending proses, karena itu diperlukan budaya
termasuk motivasi yang cukup tinggi untuk bersedia melaksanakan Identifikasi Pasien
secara benar, berkesinambungan dan berkelanjutan
Ditetapkan di Palembang
Pada tanggal
Direktur Rumah Sakit Islam Ar Rasyid,
DAFTAR PUSTAKA