Artikel
Artikel
Analisis Artikel
Oleh:
Fathia Rianty
G1A111001
UNIVERSITAS JAMBI
2011/2012
Manfaat Minum Susu Untuk Menurunkan Resiko Kanker Payudara
Manfaat susu sudah tidak diragukan lagi. Hampir semua zat gizi yang terdapat dalam susu bermutu baik.
Protein dan lemak susu memiliki sifat ketecernaan yang tinggi. Kandungan vitamin dan mineral susu juga
relatif lengkap.
Susu dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk. Ada yang segar atau ada yang dalam bentuk terolah,
seperti susu bubuk atau susu kental manis. Manusia juga mengonsumsi susu dari produk pangan yang
mengandung susu, seperti keju, es krim, dan yogurt.
Namun, masih ada perbedaan pendapat tentang konsumsi susu ini. Ada kelompok yang menyatakan
bahwa mengonsumsi susu setiap hari tidak baik bagi kesehatan, terutama penyakit vaskular seperti
penyempitan pembuluh darah. Argumennya adalah, susu meningkatkan kadar kolesterol darah yang
menjadi faktor risiko penyakit jantung. Kedua, adanya hubungan positif antara produksi susu rata-rata
per kapita dengan kematian akibat penyakit jantung di sejumlah negara.
Kelompok lain mendukung peran susu pada penurunan risiko berbagai penyakit degeneratif, seperti
penyakit jantung, hipertensi, dan kanker. Penelitian terbaru di Norwegia mendukung hal itu.
Hjartäker bersama koleganya dari Institute of Community Medicine, Universitas Tromso, Norwegia,
melalui publikasinya pada International Journal of Cancer, membuktikan bahwa mengonsumi tiga gelas
atau lebih susu setiap hari dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara pada wanita
pramenopause.
Melalui penelitian kohort the Norwegian Women and Cancer Study, mereka meneliti 48.844 wanita
selama enam tahun dua bulan. Konsumsi susu diukur dengan mengirimkan formulir riwayat konsumsi
pangan kepada responden. Selama kurun waktu tersebut, tim Hjartäker menemukan 317 kasus
penderita kanker payudara.
Ternyata konsumsi susu sejak masa kanak-kanak berkaitan negatif dengan kejadian kanker payudara
pada saat mereka berumur 34-39 tahun (pramenopause). Itu berarti bahwa mengonsumsi susu sejak
masa kanak-kanak dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara.
Konsumsi susu pada masa dewasa juga menurunkan risiko kanker payudara setelah dikoreksi menurut
faktor hormonal, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol. Wanita yang tidak
mengonsumsi susu menghadapi risiko terkena kanker payudara 2 kali lebih besar daripada wanita yang
mengonsumsi susu 3 gelas atau lebih susu setiap hari.
JANUARY 24
Sumber
Kompas (http://tips-sehatku.blogspot.com/)
Analisis :
Paragraf 1
Manfaat susu sudah tidak diragukan lagi. Hampir semua zat gizi yang terdapat dalam susu
bermutu baik. Protein dan lemak susu memiliki sifat ketecernaan yang tinggi. Kandungan vitamin dan
mineral susu juga relatif lengkap.
Pada paragraf 1 antara kalimat satu dengan lainnya saling berhubungan. Paragraf tersebut
merupakan paragraf deduktif. Kalimat kedua, tiga, dan empat menjelaskan kalimat pertama.
Pada paragraf 1 terdapat kata ‘ketecernaan’. Kata ‘ketecernaan’ berasal dari kata ‘cerna’ yang
ditambah imbuhan ter- dan ke-an sehingga polanya menjadi:
Ke + ter + cerna + an.
Penulisan kata ‘ketecernaan’ pada artikel tersebut seharusnya ditulis ‘ketercernaan’.
Paragraf 2
Susu dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk. Ada yang segar atau ada yang dalam bentuk
terolah, seperti susu bubuk atau susu kental manis. Manusia juga mengonsumsi susu dari produk
pangan yang mengandung susu, seperti keju, es krim, dan yogurt.
Paragraf ini memiliki keterkaitan antar kalimat. Kalimat pertama mengandung ide pokok
sedangkan yang lainnya merupakan penjelas. Jadi, paragraf tersebut merupakan paragraf
deduktif.
Paragraf 3
Namun, masih ada perbedaan pendapat tentang konsumsi susu ini. Ada kelompok yang
menyatakan bahwa mengonsumsi susu setiap hari tidak baik bagi kesehatan, terutama penyakit vaskular
seperti penyempitan pembuluh darah. Argumennya adalah, susu meningkatkan kadar kolesterol darah
yang menjadi faktor risiko penyakit jantung. Kedua, adanya hubungan positif antara produksi susu rata-
rata per kapita dengan kematian akibat penyakit jantung di sejumlah negara.
Kelompok lain mendukung peran susu pada penurunan risiko berbagai penyakit degeneratif,
seperti penyakit jantung, hipertensi, dan kanker. Penelitian terbaru di Norwegia mendukung hal itu.
Setelah kata degenerative seharusnya tidak perlu ditambahkan ‘koma’ sehingga kalimatnya
menjadi “… penurunan risiko berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung,
hipertensi, dan kanker.”
Hubungan antar kalimatnya saling mendukung.
Paragraf 5
Paragraf 6
Melalui penelitian kohort the Norwegian Women and Cancer Study, mereka meneliti 48.844
wanita selama enam tahun dua bulan. Konsumsi susu diukur dengan mengirimkan formulir riwayat
konsumsi pangan kepada responden. Selama kurun waktu tersebut, tim Hjartäker menemukan 317
kasus penderita kanker payudara.
Paragraf 7
Ternyata konsumsi susu sejak masa kanak-kanak berkaitan negatif dengan kejadian kanker
payudara pada saat mereka berumur 34-39 tahun (pramenopause). Itu berarti bahwa mengonsumsi
susu sejak masa kanak-kanak dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara.
Konsumsi susu pada masa dewasa juga menurunkan risiko kanker payudara setelah dikoreksi
menurut faktor hormonal, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol. Wanita yang tidak
mengonsumsi susu menghadapi risiko terkena kanker payudara 2 kali lebih besar daripada wanita yang
mengonsumsi susu 3 gelas atau lebih susu setiap hari.
Pada kalimat kedua terdapat kata bilangan berupa angka ‘2’ dan ‘3’. Seharusnya kedua kata
bilangan ini ditulis dalam bentuk kata ‘dua’ dan ‘tiga’ karena hanya terdiri dari satu kata saja.
Paragraf ini memilliki hubungan antar kalimat yang baik.
Secara keseluruhan, artikel tersebut memiliki hubungan antar paragraf yang baik karena
menggunakan kata penghubungan yang benar seperti kata penghubung pertentangan ‘namun’ dan
antara paragraf satu dengan yang lainnya memiliki bahasan yang saling terkait.