Anda di halaman 1dari 6

Taetrikal Rufaidah

Dalam rangka Hari Ulang Tahun Persatuan Perawat Indonesia Kab.Gowa


Oleh: sangga Seni Rufaidah HMJ Keperawatan UIN Alauddin Makassar

Pemeran

Rufaidah :
Ibnu Hajar :
Saad :
Abdullah Bin Zubair :
Abu Sofyan :
Safiyyah :
Hindun :
Aminah :
Ummu Aiman :
Ummu Ammara :
Panglima Kaum Mulimin 1 :
Panglima Kaum Muslimin 2 :
Panglima Kaum Quraisy 1 :
Prajurit/Sahabat Kaum Muslimin 1-5 :
Prajurit Kaum Quraisy 1-5 :
Warga 1 :
Proloog :
Puisi :
Operator 1 (bakcround) :
Operator 2 (bakcsound) :
Peralatan 2 orang

Prolog.

14 abad yang lalu pada tahun 570 Miladiyah, di tengah panasnya gurun pasir dan huru hara
peperangan antar kabilah di tanah hijaz muncullah seorang tokoh perempuan yang mengawali
peradaban dunia keperawatan. Ianya aktif berkontribusi dalam memberi pelayan keperawatan secara
Cuma-Cuma bagi penduduk madinah, dan turut serta terjun dalam beberaapa peperangan bersama
Rasulullah SAW. Seorang muslimah dari bani Khazraj, Yastrib yang sekarang bernama Madinah.
Wanita mulia dari kalangan Anshar yang menjadi pelopor dunia keperawatan pertama di dunia
terpisah sejauh 11 abad dari ibunda Florende Nigtingle, namun mempunyai visi dan dedikasi yang
sama dalam dunia yang kita cintai ini, dunia yang mencintai pengabidan kepada kemanusiaan. Dialah
Rufaidah binti Sa’ad al-Alslamiyah al-Khazraj, ibunda kita. Sebuah cahaya dari gurun. Selamat
menyaksikan

Scene 1

Prolog:

Di ruang tamu, Sa’ad sedang membaca beberapa kitab tentang ilmu pengobatan. Sebagai seorang
tabib Sa’ad berpikir bahwa inilah waktu yang tepat untuk menurunkan ilmunya kepada anaknya agar
di kemudian hari dapat membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan dengan kondisi
kesehatannya.

Saad : Rufaidah, rufaidah, sini nak


Rufaidah : Iya abi, apakah abi membutuhkan sesuatu?
Saad : Begini nak, abi berpikir sudah saatnya kamu mempelajari ilmu bagaiman cara
merawat orang-orang yang membutuhkan pertolongan
Rufaidah : Ma syaa Allah, saya saya senang mendengarnya abi. Telah lama ananda ingin belajar
bagaiman cara merawat dan memberikan pertologan kepada orang-orang yang sakit
Saad : Baiklah, ikutlah dengan abi
Rufaidah : Baik abi

Sa’ad mengajak rufaidah ke ruang peralatan dan obat serta memperkenalkan bagaimana fungsi dan
cara merawat penyakit (peragaan, tanpa ada dialog, hanya musik).

Scene 2

Warga : Assalamu alaikum


Sa’ad : Wa alaikumussalam, masuklah
Warga : Tabib, tolonglah saya kaki saya terluka
Sa’ad : Mengapa bisa terjadi, duduklah. Rufaidah, kemari nak bawa beberapa keperluan
obat-obatan
Warga : Aku baru saja kembali dari ladang. Tanpa sengaja kaki masuk dalam sebuah lubang.
Dan ternyata di sana ada potongan kayu yang runcing (Terdapat luka tusuk –vulnus
punctum- di bagian kaki dan luka lecet –vulnus excoriasi- di bagian siku
Rufaidah : Datang membawa peralatan dan beberapa obat kemudian membantu
membersihakn vulnus punctum di bagian kaki dan membalutnya.
Saad : Mengangani vulnus excoriasi di bagian lengan
Rufaidah : Jangan sampai karena luka yang ada di tangan dan kakimu ini menjadi alasan
untukmu tidka mendirikan sholat tuan. Kau bisa bertayammum dan salat dengan
posisi semampumu
Warga : Iya, Terima kasih tabib, jazakumullahu khairal jaza
Saad : Wa ‘alayka jazakallah
Warga : Assalamu ‘alaikum
Saad : Wa ‘alaykumussalam
Rufaidah : Wa ‘alaykumussalam warahmatullah

Scene 3

Prolog

Setelah kemenangan kaum muslimin di Badar, ternyata amarah kaum kafir quraisy makin meninggi
dan bertekad untuk membalasnya di perang uhud. Yastrib seakan bergumuruh seperti gemuruh dalam
batin Rufaidah mendengar kabar itu. ini adalah tahun ke tiga hijrah bertepatan dengan 625 Miladiyah.
Menepis perasaan itu rufaidah hendak keluar mencari obat-obatan untuk persedian dalam
peperangan. Harapnya semoga izin kembali ia kantongi dari Rasulullah

Rufaidah : Berjalan-jalan mencari bahan obat-obatan dengan membawa kerajang. Dalam


perjalanan pulang ia bertemu dengan sahabt-sahabatnya
Safiyah : Rufaidah, Asslamau ‘alayk
Rufaidah : Wa ‘alaikumussalam warahmatullah
Hindun : Wahai binti saad, engkau dari mana?
Rufaidah : Aku baru saja kembali dari mencari bahan obat-obatan. Sebuah kebetulan aku
berjumpa dengan kalian, aku ingin membicarakan sesuatu
u.ammara : Apa gerangan yang ingin kau bicarakan Rufaidah? (tanyanya penasaran)
Rufaidah : Aku hendak mengajak kalingan turut membersami Rasulullah dna kaum muslimin
dalam perang uhud nanti
Aminah : Bagaimana mungkin rufaidah, kita adalah seorang wanita. bukan keahlian kita
dalam berperang kaget dan tidak percaya)
Rufaidah : (sambil memegang tangan amnimah) Kita tidak akan megangkat pedang
sahabatku, namun kita akan membantu para prajurit yang terluka
u.aiman : Apakah semua prajurit wahai binti saad? Maksudku prajurit kaum musykiri juga?
Rufaidah : Tentu saja sahabtku, Allah telah mengajarkan kita untuk berlaku kasih sayang
kepada siapa saja yang membutuhkan, tanpa perlu memandang agamanya
Aminah : Baiklah rufaidah, aku ikut denganmu
Semua : Ya, kami juga ikut denganmu

Scene 4

Prolog

Rufaidah dan para sahabatnya kemudian menghadap kepada Abdullah bin Zubair, salah satu pimpinan
pasukan pemanah yang ditunjuk oleh Rasulullah

Sahabat : Para sahabat Rasullah sedang berbincang-bincang mengenai peperangan yang


akan akan di lakukan. Di sana berkumpul 5 orang sahabat salah satunya Abdullah
Bin Zubair
Rufaidah : Assalamu ‘alaykum
Sahabat : Wa ‘alaykumussalam warahmatullah
Rufaidah : Kami hendak bertemu Rasulullah, wahai Abdullah
Abdullah : Ada apa gerangan wahai binti saad?
Rufaidah : Kami ingin meminta izin unutk turut serta membantu kaum muslimin dalam perang
uhud
Abdullah : Kalian adalah seorang wanita, bukan menjadi kewajiban untuk mengangkat senjata
Rufaidah : Kami tidak akan mengangkat senjata wahai ibnu Zubair. Kami akan membangun
tenda dan membantu memberi perawatan serta pengobatan bagi pasukan yang
terluka
Abdullah : Baiklah, aku akan menyampaikan perkara ini kepada Rasulullah (abdullah ibnu
zubair menghadap kepada Rasulullah). Alhamdulillah utusan Allah mengizinkan
kalian turut serta dalam peperangan
Rufaidah : Alhamdulillah
Sahabat R : Alhamdulillah
Rufaidah : Baiklah Kami pamit, Assalamu ‘alaykum
Sahabat : Wa alaykumussalam

Scene 5

Prolog

Hari peperangan telah tiba, kedua pasukan akan bertemu di gunung Uhud. Rasulullah menjadi
panglima perang dalam mengawal kaum muslimin, sedangkan di pihak kaum musyrikin dipimpin oleh
khalid bin walid dan abu sofyan.

Abdullah : Berjuanglah dengan nama Allah, jangan takut dan gentar. Firdaus menunggu kita
wahai mujahid. Allau Akbar
Prajurit : Allahu akbar
A.Sofyan : Serangggggg !
Prolog

Perang berlangsung dengan sengit. Namun sayang kaum muslimin mengalami kekalahan. Banyak
prajurit yang terluka termasuk Rasulullah. Rufaidah dan para sahabatnya telah siap siaga dalam tenda
memberi perawatn kepada prajurit-prajurit yang terluka

Rufaidah dan sahabat-sahabatnya memberikan pengobatan kepada prajurit yang terluka, ada yang
terkena panah, terkena pedang dan sebagainya.
Aminah : Rufaidah, kemarinlah bantu aku

Rufaidah kemudian datang menghampiri hindun yang tengah merawat prajutit yang mengakami
perdarahan hebat di lengan dan akan dipasang bidai. Beberapa saat kemudian Safiyyah datang
menemui Rufaidah
Safiyyah : Rufaidah, di luar ada yang mencarimu
Rufaidah : Siapakah dia wahai Safiyyah

Rufaidah kekemudian luar dan menemui orang tersebut


Rufaidah : Siapakah yang engkau cari tuan?
I.Hajar : Aku mencari Rufaidah binti Saad
Rufaidah : Akulah orang itu
I.Hajar : Ternyata amat benar berita yang aku dengar. Engaku adalah sosok wanita yang
anggun, bermata indah nan penyayang. Aku mengagumi perangaimu Rufaidah
kau rela merawat prajuritku yang telah meyerang kaummu. Aku adalah ibnu hajar
dari bani ‘Abu Dar.
Rufaidah : Apa yang kau inginkan tuan?
I.Hajar : Rufaidah, perangaimu berhasil mengusik siang malamku. Bahkan cahaya
rembulan seakan tertutupi karenanya
Rufaidah : apa maksudmu tuan?
I.Hajar : Aku berniat meminangmu rufaidah, menjadikan isteriku
Rufaidah : Maafkan aku tuan, tapi itu tidak mungkin
I.Hajar : Mengapa rufaidah? Apakah wajahku kurang menarik hatimu? Ataukan telah ada
pemuda lain yang mendahuluiku? Aku sanggup memberikan kekayaan sebesar
Uhud kepadamu rufaidah
Rufaidah : Bukan seperti itu tuan. Aku tidak membutuhkan wajah rupawan dan harta. Yang
aku butuhkan adalah pemuda yang siap menggenggam tanganku menuju surga
Allah dengan tunutunan Muhamamd utusanNya
I.Hajar : (Ibnu hajar berpikir dengan isyarat yang disampaikan rufaidah). Baikah Rufaidah,
jika demikian keinginanmu. Tunggulah aku.

Scene 6

Prolog

Ibnu hajar kemudian hendak menemui Rasulullah dan menyatakan keislamannya. Di sana para sahabt
sedang berbincanng-bincang unutk strategi peperangan

Melihat ibnu hajar datang. Salah satu sahat mengacungkan pedang ke leher Ibnu Hajar. Iapun
tersungkur dan menyerahkan pedangnya. Abdullah bin Zubair mengambil pedang tersebut dan
mengajak ibnu hajar untuk berdiri
Abdullah : Apa tujuanmu kemari wahai ibnu hajar? Apakh engkau ingin memeta-matai
kami?
I.Hajar : Aku ingin masuk Islam
Sahabat : Ma syaa Allah, subenahallah. Mereka memeluk ibnu hajar sebagai suat
sambutan

Ibnu hajar dan para sahabat kemudain duduk. Ibnu hajar mengucapkan dua kalimat syahadat
dituntun oleh abdullah bin zubair. Dan para sahabt yang lain menjadi saksi

Scene 7

Prolog

Setelah memeluk Islam ibnu hajar kemudian meminang Rufaidah kepada ayahnya dan menikahinya
dengan bermaharkan keimanan.

Prosesi pernikahan

Saad : Bismillahirrahmanirrahim, Ibnu hajar aku nikahkan dan kawinkan engkau


dengan putriku Rufaidah bin Saa’ad al-aslamiyah al-khazraj dengan mahar 1000
dinar dan 10 ekor unta tunai karena Allah dan RasulNya
I.Hajar : Aku terima nikah dan kawinnya Rufaidah binti Saad al-aslamiyah al-khazraj
dengan mahar 1000 dinar dan 10 ekor unta tunai karena Allah dan RasulNya
Semua : Alhamdulillah (mengangkat tangan dan berdoa)
Saad : Baroakllahu lakumaa wa baraka ‘alaykumaa wa jama’a baynakumaa fii khair

Prolog

Setelah menikah, rufaidah tetap aktif membuka pengobatan bagi penduduk madinan dengan
mendirikan tenda di dekat masjid nabawi. Rufaidah dan para sahabatnya memberikan pelayanan
berdasarkan asas kemanusian dengan tidak embedakan agama dan suku. Rufaidah juga sering
mendatangi anak yatim dan prang-orang yang sakit unutk meberikan pelayan keperawatan.

Scene 7

Prolog

Di tahun ke-5 hijrah, bertepatan dengan 627 miladiyah, perang kembali berkibar antara kaum
muslimin dan kaum musyrikin makkah. Dalam perang kali ini, ibnu hajar, suami rufaidah beridir
bersama pasukan muslimin di bawah panji Rasulullah. Perang ini dikenal dengan perang khandaq.

A.Sofyan : Itu dia si penghiata. Habisi dia (teriak geram menghadap ibnu hajar)
I.Hajar : Wahai tentara Allah, jangan takut, jangan gentar. Allahu akbar!
Pasukan : Allahu akbarrrrr

Perang. Ibnu hajar terluka

Scene 8

Prolog

Dalam peperangan ini, ibnu hajar suami rufaidah terluka parah dan terkena anak panah. Seorang
sahabat menghadap rufaidah memberitahukan kabar tersebut.
Sahabat : Wahai rufaidah, suamimu terluka
Ruafidah : (sambil menahan isak tangis dan berlari menemui suaminya). Inaalilahh, suamiku
bertahanlah
I.Hajar : Isteriku, sepertinya ini adalah akhir perjuanganku
Rufaidah : Tidak suamiku,, tidak, bertahanlah aku akang mengobatimu (sambil terisak)
I.Hajar : Bersabarlah Rufaidah dalam jalan juang ini, tetaplah menyertai kaum muslimin
dengan tangan lihaimu. Berkanlah perawatan terbaik unutk umat ini
Rufaidah : Terisak, menangis sambil memegang tanagn suaminya
I.Hajar : Bersyahadat. Menutup mata

Prolog membacakan puisi tentang perpisahan.


Dilajut pembacaan puisi tentang perjuangan seorang perawat (bukan lagi dibacakan oleh prolog)
Ditutup dengan ucapan selamat ulang tahun PPNI yang ke ...

Anda mungkin juga menyukai