Pemeran
Rufaidah :
Ibnu Hajar :
Saad :
Abdullah Bin Zubair :
Abu Sofyan :
Safiyyah :
Hindun :
Aminah :
Ummu Aiman :
Ummu Ammara :
Panglima Kaum Mulimin 1 :
Panglima Kaum Muslimin 2 :
Panglima Kaum Quraisy 1 :
Prajurit/Sahabat Kaum Muslimin 1-5 :
Prajurit Kaum Quraisy 1-5 :
Warga 1 :
Proloog :
Puisi :
Operator 1 (bakcround) :
Operator 2 (bakcsound) :
Peralatan 2 orang
Prolog.
14 abad yang lalu pada tahun 570 Miladiyah, di tengah panasnya gurun pasir dan huru hara
peperangan antar kabilah di tanah hijaz muncullah seorang tokoh perempuan yang mengawali
peradaban dunia keperawatan. Ianya aktif berkontribusi dalam memberi pelayan keperawatan secara
Cuma-Cuma bagi penduduk madinah, dan turut serta terjun dalam beberaapa peperangan bersama
Rasulullah SAW. Seorang muslimah dari bani Khazraj, Yastrib yang sekarang bernama Madinah.
Wanita mulia dari kalangan Anshar yang menjadi pelopor dunia keperawatan pertama di dunia
terpisah sejauh 11 abad dari ibunda Florende Nigtingle, namun mempunyai visi dan dedikasi yang
sama dalam dunia yang kita cintai ini, dunia yang mencintai pengabidan kepada kemanusiaan. Dialah
Rufaidah binti Sa’ad al-Alslamiyah al-Khazraj, ibunda kita. Sebuah cahaya dari gurun. Selamat
menyaksikan
Scene 1
Prolog:
Di ruang tamu, Sa’ad sedang membaca beberapa kitab tentang ilmu pengobatan. Sebagai seorang
tabib Sa’ad berpikir bahwa inilah waktu yang tepat untuk menurunkan ilmunya kepada anaknya agar
di kemudian hari dapat membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan dengan kondisi
kesehatannya.
Sa’ad mengajak rufaidah ke ruang peralatan dan obat serta memperkenalkan bagaimana fungsi dan
cara merawat penyakit (peragaan, tanpa ada dialog, hanya musik).
Scene 2
Scene 3
Prolog
Setelah kemenangan kaum muslimin di Badar, ternyata amarah kaum kafir quraisy makin meninggi
dan bertekad untuk membalasnya di perang uhud. Yastrib seakan bergumuruh seperti gemuruh dalam
batin Rufaidah mendengar kabar itu. ini adalah tahun ke tiga hijrah bertepatan dengan 625 Miladiyah.
Menepis perasaan itu rufaidah hendak keluar mencari obat-obatan untuk persedian dalam
peperangan. Harapnya semoga izin kembali ia kantongi dari Rasulullah
Scene 4
Prolog
Rufaidah dan para sahabatnya kemudian menghadap kepada Abdullah bin Zubair, salah satu pimpinan
pasukan pemanah yang ditunjuk oleh Rasulullah
Scene 5
Prolog
Hari peperangan telah tiba, kedua pasukan akan bertemu di gunung Uhud. Rasulullah menjadi
panglima perang dalam mengawal kaum muslimin, sedangkan di pihak kaum musyrikin dipimpin oleh
khalid bin walid dan abu sofyan.
Abdullah : Berjuanglah dengan nama Allah, jangan takut dan gentar. Firdaus menunggu kita
wahai mujahid. Allau Akbar
Prajurit : Allahu akbar
A.Sofyan : Serangggggg !
Prolog
Perang berlangsung dengan sengit. Namun sayang kaum muslimin mengalami kekalahan. Banyak
prajurit yang terluka termasuk Rasulullah. Rufaidah dan para sahabatnya telah siap siaga dalam tenda
memberi perawatn kepada prajurit-prajurit yang terluka
Rufaidah dan sahabat-sahabatnya memberikan pengobatan kepada prajurit yang terluka, ada yang
terkena panah, terkena pedang dan sebagainya.
Aminah : Rufaidah, kemarinlah bantu aku
Rufaidah kemudian datang menghampiri hindun yang tengah merawat prajutit yang mengakami
perdarahan hebat di lengan dan akan dipasang bidai. Beberapa saat kemudian Safiyyah datang
menemui Rufaidah
Safiyyah : Rufaidah, di luar ada yang mencarimu
Rufaidah : Siapakah dia wahai Safiyyah
Scene 6
Prolog
Ibnu hajar kemudian hendak menemui Rasulullah dan menyatakan keislamannya. Di sana para sahabt
sedang berbincanng-bincang unutk strategi peperangan
Melihat ibnu hajar datang. Salah satu sahat mengacungkan pedang ke leher Ibnu Hajar. Iapun
tersungkur dan menyerahkan pedangnya. Abdullah bin Zubair mengambil pedang tersebut dan
mengajak ibnu hajar untuk berdiri
Abdullah : Apa tujuanmu kemari wahai ibnu hajar? Apakh engkau ingin memeta-matai
kami?
I.Hajar : Aku ingin masuk Islam
Sahabat : Ma syaa Allah, subenahallah. Mereka memeluk ibnu hajar sebagai suat
sambutan
Ibnu hajar dan para sahabat kemudain duduk. Ibnu hajar mengucapkan dua kalimat syahadat
dituntun oleh abdullah bin zubair. Dan para sahabt yang lain menjadi saksi
Scene 7
Prolog
Setelah memeluk Islam ibnu hajar kemudian meminang Rufaidah kepada ayahnya dan menikahinya
dengan bermaharkan keimanan.
Prosesi pernikahan
Prolog
Setelah menikah, rufaidah tetap aktif membuka pengobatan bagi penduduk madinan dengan
mendirikan tenda di dekat masjid nabawi. Rufaidah dan para sahabatnya memberikan pelayanan
berdasarkan asas kemanusian dengan tidak embedakan agama dan suku. Rufaidah juga sering
mendatangi anak yatim dan prang-orang yang sakit unutk meberikan pelayan keperawatan.
Scene 7
Prolog
Di tahun ke-5 hijrah, bertepatan dengan 627 miladiyah, perang kembali berkibar antara kaum
muslimin dan kaum musyrikin makkah. Dalam perang kali ini, ibnu hajar, suami rufaidah beridir
bersama pasukan muslimin di bawah panji Rasulullah. Perang ini dikenal dengan perang khandaq.
A.Sofyan : Itu dia si penghiata. Habisi dia (teriak geram menghadap ibnu hajar)
I.Hajar : Wahai tentara Allah, jangan takut, jangan gentar. Allahu akbar!
Pasukan : Allahu akbarrrrr
Scene 8
Prolog
Dalam peperangan ini, ibnu hajar suami rufaidah terluka parah dan terkena anak panah. Seorang
sahabat menghadap rufaidah memberitahukan kabar tersebut.
Sahabat : Wahai rufaidah, suamimu terluka
Ruafidah : (sambil menahan isak tangis dan berlari menemui suaminya). Inaalilahh, suamiku
bertahanlah
I.Hajar : Isteriku, sepertinya ini adalah akhir perjuanganku
Rufaidah : Tidak suamiku,, tidak, bertahanlah aku akang mengobatimu (sambil terisak)
I.Hajar : Bersabarlah Rufaidah dalam jalan juang ini, tetaplah menyertai kaum muslimin
dengan tangan lihaimu. Berkanlah perawatan terbaik unutk umat ini
Rufaidah : Terisak, menangis sambil memegang tanagn suaminya
I.Hajar : Bersyahadat. Menutup mata