PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kecurangan (Fraud) adalah setiap tindakan yang dilakukan untuk menipu /memanipulasi
pihak lain sehingga menjadi korban dan mederita kerugian dan pelakunya memperoleh
keuntungan.
Semua organisasi berisiko dan rentan menjadi sasaran dari Fraud.
Fraud atau kecurangan yang dilakukan, baik oleh pihak internal perusahaan (manajemen)
maupun oleh pihak eksternal perusahaan (supplier), dapat menimbulkan kerugian yang cukup
signifikan bagi perusahaan yang bersangkutan. Faud dalam hal “memperindah” laporan keuangan
tentu mengakibatkan kerugian tersendiri bagi pihak investor. Mereka dapat terkecoh dengan
melihat fluktuasi laba perusahaan dan dengan segera menginvestasikan dana mereka pada
perusahaan tersebut, padahal keadaan yang sebenarnya adalah terjadi manipulasi dalam pembuatan
laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak manajemen.
Perusahaan juga akan merasakan imbas dari hal ini. Jika kecurangan semacam ini
terpublikasi di kalangan masyarakat, maka citra dan reputasi perusahaan akan menurun dan pada
akhirnya berakibat pada menurunnya jumlah investor yang bersedia menanam modal di
perusahaan tersebut.
Sementara itu, kecurangan dalam hal penggelapan asset atau mark up pembelian akan
berakibat langsung pada laba perusahaan.
Dalam dekade terakhir ini, dengan terungkapnya skandal pada berbagai perusahaan baik nasional
maupun internasional, telah mengarahkan publik dan pemegang saham maupun pemangku
kepentingan untuk menuntut perusahaan agar tidak mentoleransi Fraud.
Para pelaku fraud, dengan berbagai macam motivasi, akan selalu berusaha mendapatkan
celah untuk melakukan tindakan fraud guna mendapatkan keuntungan yang diinginkannya. Oleh
karena itu, perusahaan perlu menerapkan control yang kuat demi menghindari kerugian yang akan
ditimbulkan oleh fraud.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan fraud atau kecurangan?
2. Apakah penyebab terjadinya tindakan fraud atau kecurangan?
3. Apa indikator tindakan fraud atau kecurangan?
4. Apa saja jenis-jenis fraud atau kecurangan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa dimaksud dengan fraud atau kecurangan.
2. Untuk mengetahui apa penyebab terjadinya tindakan fraud atau kecurangan?
3. Untuk mengetahui apa indikator tindakan fraud atau kecurangan?
4. Untuk mengetahui apa jenis-jenis fraud atau kecurangan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI FRAUD
Menurut Black’s Law Dictionary dalam Prasetyo et al (Peak Indonesia, 2003), fraud
didefinisikan sebagai: “Mencakup semua macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang
diupayakan oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan saran yang
salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua cara yang tak terduga, penuh siasat licik
atau tersembunyi, dan setiap cara yang tidak wajar yang menyebabkan orang lain tertipu”.
Sedangkan menurut the Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), fraud adalah:
“Perbuatan-perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu
(manipulasi atau memberikan laporan keliru terhadap pihak lain) dilakukan orang-orang dari
dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun kelompok yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain”.
2. Fraud Diamond
Secara keseluruhan fraud diamond merupakan penyempurnaan dari fraud model
yang dikemukakan Cressey. Adapun elemen-elemen dari fraud diamond theory yaitu
pressure, opportunity, rationalization dan capability.
Capability adalah sifat dan kemampuan pribadi seseorang yang mempunyai peranan
besar yang memungkinkan melakukan suatu tindak kecurangan. Pada elemen Individual
Capability terdapat beberapa komponen kemampuan (Capability) untuk menciptakan fraud
yaitu :
1. Posisi/fungsi seseorang dalam perusahaan,
2. Kecerdasan (brain)
3. Tingkat kepercayaan diri/ego (confident/ego),
4. Kemampuan pemaksaan (coercion skills)
5. Kebohongan yang efektif (effective lying), dan
6. Kekebalan terhadap stres (immunity to stress).
C. INDIKATOR FRAUD
Fraud (Red Flags of Fraud) pada perusahaan menurut Krell (2002) dalam Bartkova (2005)
adalah:
1. Lax Accounting
Biasanya terjadi karena penerapan praktek akuntansi yang agresif.
2. Failure to Anticipate Cash Needs
Menurunnya likuiditas perusahaan, dan sering menunda pembayaran kepada pihak lain.
3. Supply Chain Blindless
Sistem manajemen yang menyangkut pembelian, persediaan produksi, dan pengiriman
barang tidak teratur dan tidak terencana.
4. Perils of Dirty Data
Penggunaan data yang tidak bisa diandalkan bahkan data palsu.
5. Draining the Talent Pool
Karyawan tidak loyal terhadap perusahaan karena tuntutan pekerjaan tinggi, sedangkan
penghargaan minim.
6. Hazard of Weak Governance
Tata kelola yang buruk sehingga memberi peluang terhadap tindak kecurangan.
7. Ignoring the Importance of Crisis Management
Manajemen mengelola perusahaan dengan cara yang salah atau integritas rendah.
3. Korupsi (Corruption)
ACFE membagi jenis tindakan korupsi menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Conflict of Interest
Pertentangan kepentingan (conflict of intrest) terjadi saat pegawai memiliki
kepentingan ekonomis perorangan yang bertentangan dengan kepentingan organisasi
atau entitas usaha.
b. Illegal Gratuity
Pemberian hadiah dari pihak yang diuntungkan kepada pegawai yang memiliki
wewenang untuk mengambil keputusan.
c. Bribery
Suap dapat didefinisikan sebagai penawaran, pemberian atau penerimaan segala
sesuatu yang memiliki niat untuk mempengaruhi aktivitas atau keputusan seseorang.
Termasuk didalamnya adalah unsur mark-up yang dikembalikan dalam bentuk komisi
(kickback).
d. Economic extortion
Pemerasan yang dilakukan satu pihak kepada pihak lain
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Fraud merupakan perbuatan-perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan dengan
sengaja untuk tujuan tertentu (manipulasi atau memberikan laporan keliru terhadap pihak lain)
dilakukan orang-orang dari dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi
ataupun kelompok yang secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain.
Terdapat empat elemen kunci yang mendorong seseorang atau sekelompok orang
melakukan fraud, dari teori fraud triangle dan fraud diamond; adanya tekanan (pressure),
kesempatan (opportunity), alasan pembenaran (rationalization), dan kemampuan (capability).
Terdapat indikator fraud antara lain; penerapan praktek akuntansi yang agresif,
menurunnya likuiditas perusahaan, dan sering menunda pembayaran kepada pihak lain. Sistem
manajemen yang menyangkut pembelian, persediaan produksi, dan pengiriman barang tidak
teratur dan tidak terencana. Penggunaan data yang tidak bisa diandalkan bahkan data palsu.
Karyawan tidak loyal terhadap perusahaan karena tuntutan pekerjaan tinggi, sedangkan
penghargaan minim. Tata kelola yang buruk sehingga memberi peluang terhadap tindak
kecurangan. Manajemen mengelola perusahaan dengan cara yang salah atau integritas rendah.
Jenis-jenis tindakan fraud dibagi menjadi tiga yaitu fraud terhadap aset (asset
misappropriation), fraud terhadap laporan keuangan (fraudulent statements), dan korupsi
(corruption)
DAFTAR PUSTAKA
http://informasi-seminar.com/fraud-risk-management-metode-efektif-mengendalikan-
kecurangan-dalam-proses-bisnis-perusahaan/
http://jurnalskripsi.com/audit-intern-berbasis-risiko-untuk-mengungkap-adanya-kecurangan-
fraud-pada-pembiayaan-studi-kasus-pada-pt-bank-syariah-%E2%80%9Cx%E2%80%9D-di-
malang-pdf.htm
http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/investigasi/files/Gambar/PDF/cegah_deteksi.pdf
http://marbunwis.blogspot.com/search/label/fraud
http://www.scribd.com/doc/78626652/68/Pencegahan-Pendeteksian-Fraud
http://keuanganlsm.com/jenis-jenis-fraud/