Anda di halaman 1dari 2

Islam Sempurna, Bukan Sekedar Simbol.

Oleh: Ummu Dzakirah

Bagi sebagian orang tahun politik disebut dengan tahun kemunafikan. Alasannya adalah beberapa
parpol ramai menggunakan syiar Islam untuk kampanye. Atribut-atribut keislaman dipakai untuk
meraup suara umat Islam. Sowan ke pondok pesantren, memberi santunan anak yatim,
menggunakan jilbab, peci dan sebagainya. (https://www.kiblat.net/2018/04/29/)

Berkampanye dengan syiar-syiar Islam ini seperti menipu, seolah-olah calon pemimpin itu sedang
menawarkan Islam. Tujuannya sudah dapat diketahui bersama, yaitu untuk meraih simpati dan
dukungan sebanyak-banyaknya agar bisa terpilih.

Melihat dan mempertontonkan Islam dari simbol saja, apalagi hanya sebagai alat untuk
memuaskan syahwat kekuasaan adalah upaya mempersempit Islam dan lebih jauh dari itu,
merendahkan ajaran Islam. Karena seharusnya Islam adalah sebuah agama sekaligus pedoman
dalam menjalani seluruh sisi kehidupan.

Islam Sebagai Mabda’ (Ideologi)

Mabda merupakan istilah bahasa Arab untuk kata ideologi. Hanya sayang, akibat pengaruh
sekularisme, ideologi dimaknai sempit. Padahal, menurut Muhammad Muhammad Ismail dalam
bukunya al Fikru al Islamiy, mabda’ merupakan ‘aqidah ‘aqliyyah yanbatsiqu ‘anha an nizham.
Maksudnya, ‘aqidah ‘aqliyyah yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan (nizham).
Menurut definisi ini, sesuatu disebut mabda bila memiliki dua syarat, yaitu sebagai ‘aqidah
‘aqliyyah dan memiliki sistem aturan. ‘aqidah merupakan pemikiran menyeluruh tentang dunia,
sebelum dunia, setelah dunia, hubungan antara dunia dengan sebelum dunia, dan hubungan antara
dunia dengan kehidupan sesudah dunia.
Sementara itu, sistem aturan tersebut mencakup berbagai pemecahan terhadap berbagai
problematika kehidupan (baik pribadi, keluarga, masyarakat maupun negara; menyangkut
persoalan ibadah, akhlak, sosial, politik, ekonomi, dan budaya) serta cara untuk menerapkan
berbagai pemecahan tersebut, cara untuk memelihara ‘aqidah, dan cara untuk menyebarkan
‘aqidah tersebut (lihat An Nabhani, Nizhamul Islam). ‘Aqidah ‘aqliyah serta berbagai
pemecahannya disebut fikrah (konsepsional). Sedangkan cara untuk menerapkan berbagai
pemecahan tersebut, cara untuk memelihara ‘aqidah, dan cara untuk menyebarkan ‘aqidah tersebut
disebut thariqah (metode operasional untuk menerapkan fikrah tadi. Jadi, suatu mabda’ bukan lah
semata berupa pemikiran teoritis melainkan dapat diwujudkan secara operasional dalam
kehidupan.
Siapapun yang menelaah realitas dunia hingga sekarang ini akan menyimpulkan bahwa di
dunia ini hanya terdapat 3 ideologi, yaitu Sosialisme termasuk Komunisme, kapitalisme, dan
Islam. Pasca Uni Soviet sebagai negara pengemban sosialisme komunisme runtuh, kapitalisme
yang diemban oleh Negara-negara di dunia. Sedangkan Islam hanya diemban secara individual
sejak keruntuhannya tahun 1924 yang lalu.
Islam, tentu saja, berbeda dengan kedua ideologi lainnya. Islam merupakan ‘aqidah
sekaligus ideologi (mabda) yang dapat dicerna oleh akal. Juga, Islam sesuai dengan fitrah manusia.
Lebih dari itu, Allah yang akan menghisab manusia kelak menjelaskan bahwa Islam merupakan
satu-satunya dien sekaligus ideologi yang benar di sisi Allah.

ْ ‫الدينَ ِع ْن َد هللاِ اْ ِإل‬


‫سالَم‬ ِ َّ‫إِن‬
Sesungguhnya dien yang benar di sisi Allah adalah Islam. (QS. Ali Imran [3]: 19)

Lebih tegas lagi Allah menyatakan di dalam al-Quran:

ِ ‫س َال ِم دِينًا َفلَ ْن ي ْق َب َل ِم ْنه َوه َو ِفي ْاْل ِخ َر ِة ِمنَ ا ْل َخا‬


َ‫س ِرين‬ َ ‫َو َم ْن َي ْبت َ ِغ‬
ِ ْ ‫غي َْر‬
ْ ‫اإل‬
“Maka barangsiapa menjadikan selain Islam sebagai dien, maka tidak akan diterima apa yang
berasal darinya. Dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.” (QS. Ali Imran [3]: 85)

Dengan nada yang sama Allah memberitahukan:

َ ‫َق ِلي ْظ ِه َره‬


ِ ‫ع َلى الد‬
َّ ‫ِين ك ِل ِه َو َكفَى ِب‬
‫اَّللِ ش َِهيدًا‬ ِ ‫ِين ا ْلح‬ َ ‫ه َو الَّذِي أ َ ْر‬
ِ ‫س َل َرسولَه ِبا ْلهدَى َود‬
“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya (Muhammad) dengan membawa petunjuk dan dien yang
hak untuk dimenangkannya terhadap semua dien. Dan cukuplah Allah sebagai saksi,” (QS. al-
Fath [48]: 28)

Imam Ibnu Katsir menyatakan bahwa Allah memenangkan dien yang hak ini (Islam) atas seluruh
dien semua penghuni bumi baik orang Arab maupun bukan, berbagai kelompok, dan musyrikin
(Tafsirul Qur`anil ‘Azhim, jilid IV, hal. 246). Termasuk Islam akan diunggulkan di atas semua
ideologi, yaitu sosialisme dan kapitalisme. Sebab, Nabi bersabda:

‫س َالم َي ْعلو َو ََل يع‬ ِْ


ْ ‫اإل‬
“Islam itu unggul dan tidak ada yang dapat mengunggulinya”. (HR. Bukhari)

Saatnya menjadikan Islam sebagai aturan kehidupan, menjadikan Islam sebagai ideologi (mabda’)
dan bukan hanya sekedar alat penenang hati, pelipur dalam ibadah ritual, etika apalagi hanya alat
kampanye. Allah memberitahukan bahwa jika ingin berbahagia lakukanlah perintah Allah dan
tunaikanlah seruan-Nya. Jalan yang perlu ditempuh adalah mengemban islam untuk didakwahkan
pada masyarakat, lantas dilanjutkan kehidupan Islam. Setelah itu, disebarkan ke seluruh penjuru
dunia melalui jalan pemerintahan Islam.

Anda mungkin juga menyukai