Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Para orang tua perlu mewaspadai adanya gejala kanker pada anak-anak. Tanggal 15
Februari diperingati sebagai Hari Kanker Anak Internasional, untuk mengingatkan kita
semua akan semakin meningkatnya kasus-kasus kanker anak. Diperkirakan 2-4% dari
keseluruhan kanker menyerang anak-anak. Meskipun angka ini tampak kecil, tetapi
kanker menyumbangkan 10% kematian pada anak-anak. Dan menurut data tahun 2007,
di Indonesia setiap tahunnya ditemukan.
Sumber lain menyebutkan, neuroblastoma terdiri 6-10% dari semua kanker anak dan 15%
kematian akibat kanker terjadi pada anak-anak. Angka kematian mencapai 10 juta
pertahun pada kelompok umur 0-4 tahun dan 4 juta pada kelompok umur 4-9 tahun.
Insiden tertinggi terjadi pada awal tahun kehidupan dan beberapa kasus merupakan
kelainan bawaan.
Insiden terbesar di tahun pertama dan beberapa kasus adalah karena factor bawaan.
Paling mendominasi adalah perempuan termasuk pada orang tua dan dewasa, tetapi
hanya 10% pada kasus yang terjadi pada orang tua dari pada anak dengan umur 5 tahun.
Study Eropa melaporkan 2% lebih dari 4000 kasus neuroblastoma adalah diatas 18 tahun.
B. Rumusa Masalah
1. Apakah definisi dari Neuroblastoma?
2. Apa saja yang menyebabkan terjadinya Neuroblastoma?
3. Bagaimana patofisiologi Neuroblastoma?
4. Apakah manifestasi klinis dari klien dengan Neuroblastoma?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan Neuroblastoma?
C. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan dari gangguan system saraf Neuroblastoma.
D. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi dari Neuroblastoma
2. Mengetahui penyebab terjadinya Neuroblastoma
3. Menjelaskan patofisiologi Neuroblastoma
4. Menjelaskan manifestasi klinis dari klien dengan Neuroblastoma
5. Bagaimana kita sebagai perawat bisa melakukan asuhan keperawatan pada pasien
Neuroblastoma
E. Manfaat
1. Lebih memahami apa yang dimaksud dengan Neuroblastoma
2. Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Neuroblastoma.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Menurut Sumadi (2001), neuroblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada sistem
persarafan yang berasal dari sel-sel saraf yang terdapat pada medula adrenal dan sistem
saraf simpatik.
Neuroblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada system persarafan yang berasal dari
sel-sel saraf kelenjar adrenal, leher, dada, atau sumsum tulang belakang. Berasal dari sel
Krista neuralis system saraf dan karena itu dapat timbul dimanapun dari fossa kranialis
sampai koksik. Secara histologis, Neuroblastoma terdiri atas sel bulat kecil dengan
granula yang banyak. Neuroblastoma adalah satu-satunya tumor yang dapat
menghasilkan hormon.
Neuroblastoma sering dimulai pada jaringan syaraf kelenjar adrenal. Ada dua kelenjar
adrenal satu di atas setiap ginjal di bagian belakang perut bagian atas. Kelenjar adrenal
memproduksi hormon-hormon penting yang membantu mengendalikan detak jantung,
tekanan darah, gula darah, dan cara tubuh bereaksi terhadap stress. Saat didiagnosis
tumor ini biasa metastasis (menyebar), paling sering ke kelenjar getah bening, tulang,
sumsum tulang, hati, dan kulit.

B. Anatomi dan Fisiologi


Anatomi Hidung
Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagian dari atas ke bawah adalah
pangkal hidung atau bridge, dorsum nasi, puncak hidung, alar nasi, kolumela dan
lubang hidung atau nares anterior. Hidung bagian luar dibentuk oleh kerangka tulang
dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang
berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang
terdiri dari tulang hidung atau os nasal, prosesus frontalis os maksila dan prosesus
nasalis os frontal. Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa tulang
rawan yang terletak di bagian bawah hidung yaitu 2 kartilago nasalis lateralis
superior, 2 kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut dengan kartilago alaris
mayor, beberapa kartilago alaris minor dan 1 kartilago septum Kavum nasi dimulai
dari nares anterior sampai koana. Kavum nasi dibagi dua oleh septum nasi di bagian
tengah. Masing-masing kavum nasi terdiri dari atap, dasar, dinding lateral dan
medial. Pada dinding lateral bagian dalam terdapat tiga pasang konka

yaitu: konka inferior yang berasal dari tulang maksila, konka media dan superior
yang berasal dari tulang etmoid.5

Gambar 1. A). Anatomi hidung bagian luar 5 dan B). Struktur septum nasi4

Septum nasi dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang rawan dan periosteum
pada bagian tulang sedangkan di luarnya dilapisi oleh mukosa hidung. Tulang rawan
septum ini tidak mengandung pembuluh darah, tetapi di bawah tulang rawan ini
terdapat mukoperikondrium yang kaya dengan pembuluh darah yang memberikan
vaskularisasi untuk tulang rawan dan jaringan sekitarnya. Septum nasi terdiri dari
kartilago kuadrangularis di bagian anterior, lamina perpendikularis tulang etmoid di
bagian postero-superior, os vomer di bagian postero-inferior, krista maksilaris dan
krista palatina di bagian inferior dan di bagian posterior dibentuk oleh rostrum
sfenoid. Dinding inferior merupakan dasar rongga hidung yang dibentuk oleh os
maksila dan os palatum. Dinding superior atau atap hidung sangat sempit yang
dibentuk oleh lamina kribiformis yang memisahkan rongga tengkorak dan rongga
hidung.4,5,6
C. Epidemologi
Neuroblastoma adalah tumor yang paling umum pada bayi dan anak, mewakili 8-10%
dari semua kanker pada anak dan 15% dari semua penyebab kematian anak akibat kanker
di Amerika Serikat.10 Sekitar 600 kasus baru didiagnosa setiap tahun di Amerika Serikat,
sekitar 8-10% dari keganasan pada anak dan sepertiga pada bayi. Usia rata-rata anak-
anak terdiagnosis neuroblastoma adalah 22 bulan dan 90% dari kasus terdiagnosis pada
usia 5 tahun. Meskipun penelitian yang luas sedang berlangsung, secara klinis
neuroblastoma tetap merupakan tumor yang misterius dengan etiologi tidak diketahui dan
perjalanan klinis yang tidak terduga.
D. Etiologi
Faktor Eksternal :
1. Paparan Lingkungan ; polusi udara, asap rokok.
2. Dari makanan yang mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi tubuh.
3. Pola hidup tidak sehat.
4. Adanya Radiasi.
5. Mutagen
6. Virus
Faktor Internal :
Faktor internal yang dapat menyebabkan neuroblastoma adalah faktor genetik/keturunan;
cacat genetika di dalam kandungan.

E. Klasifikasi
Sel-sel kanker yang berasal dari medula adrenal dan system saraf simpatik berploriferasi,
menekan jaringan sekitarnya, kemudian menginfasi sel-sel normal disekitarnya.
Stadium neuroblastoma international berdasarkan menurut INSS (Brodeur dkk, 1993):
a) Stadium 1
Tumor terlokalisasi dengan eksisi luas lengkap dengan / tanpa adanya penyakit
residual secara mikroskopik; tidak ada pembesaran KGB ipsilateral dan kontralateral
terhadap tumor secara mikroskopik (mungkin didapatkan pembesaran KGB yang
melekat pada tumor primer dan diambil secara bersamaan). Semua tumor yang ada
dapat dilihat dan bisa dihilangkan selama operasi.
b) Stadium 2, dibagi menjadi tahap 2A dan 2B
Stadium 2A : Tumor ini hanya dalam satu area (unilateral), tidak ada pembesaran
KGB yang ipsilateral dan tidak melekat pada tumor, dan semua tumor
yang dapat dilihat bisa sepenuhnya dihapus selama operasi.
Stadium 2B: Tumor ini hanya dalam satu area, pembesaran KGB kontralateral tidak
terdapat secara makroskopis, dan semua tumor yang terlihat mungkin
sepenuhnya dihapus selama operasi.
c) Stadium 3
Pada stadium tiga, bila telah terjadi salah satu dari pernyataan dibawah
1) Tumor unilateral yang tidak dapat sepenuhnya dihapus selama operasi dan telah
menyebar dari satu sisi tubuh ke sisi yang lain dan mungkin juga telah menyebar ke
kelenjar getah bening didekatnya.
2) Tumor hanya ada di satu bidang, di satu sisi tubuh, tetapi telah menyebar ke
kelenjar getah bening di sisi tubuh lain
3) Tumor berada di tengah-tengah tubuh dan telah menyebar ke jaringan atau kelenjar
getah bening di kedua sisi tubuh, dan tumor tidak dapat dihilangkan dengan
pembedahan.
d) Stadium 4, pada tahap ini dibagi menjadi tahap 4 dan tahap 4S
Stadium 4S :
1) Menyerang anak kurang dari 1 tahun.
2) Kanker telah menyebar ke kulit, hati, dan atau tulang sumsum.
3) Sel-sel kanker dapat ditemukan dalam kelenjar getah bening di dekat tumor.

Gambar: Stadium neuroblastoma pada anak


Ada 3 kelompok resiko pada neuroblastoma :
a. Beresiko rendah dan menengah neuroblastoma beresiko memiliki peluang
besar untuk sembuh.
b. Risiko sedang pada pasien yang dirawat dengan operasi dan kemoterapi.
c. Neuroblastoma beresiko tinggi, mungkin sulit untuk disembuhkan.
F. Manifestasi Klinis
Neuroblastoma bisa tumbuh di berbagai bagian tubuh. Kanker ini berasal dari jaringan
yang membentuk sistem saraf simpatis (bagian dari sistem saraf yang mengatur fungsi
tubuh involunter/diluar kehendak, dengan cara meningkatkan denyut jantung dan tekanan
darah, mengkerutkan pembuluh darah dan merangsang hormon tertentu).
Kebanyakan tumor primer terjadi dalam rongga abdomen (65%). Pada bayi tumor primer
lebih sering terjadi pada daerah toraks dan leher. Kira-kira 1% dari pasien tidak
ditemukan tumor primernya. Metastasis dapat melalui kelenjar limfe regional terjadi
sebanyak 35%. Penyebaran secara hematogen sering terjadi ke sumsum tulang, tulang,
hepar dan kulit, seperti yang telah kami jelaskan dipembahasan sebelumnya. Jarang
terjadi penyebaran penyakit ke paru dan parenkim otak, yang biasanya terjadi akibat
kambuhnya penyakit atau penyakit sudah dalam stadium terminal.
Gejala awal biasanya berupa:
a. Sekitar 90% neuroblastoma menghasilkan hormon (misalnya epinefrin, yang
dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan terjadinya kecemasan)
b. Kulitnya pucat, irritable, dan lemah (sering terjadi pada anak usia 3-5 tahun)
c. Pada bayi, pembesaran hepar dengan nodul subkutan
d. Proptosis dan ekimose periorbital akibat infiltrasi tumor ke tulang periorbita
e. Sesak napas
f. Mudah memar atau pendarahan, petachiae (datar, menunjukkan titik-titik di
bawah kulit yang disebabkan oleh pendarahan)
g. Tekanan darah tinggi
h. Gerakan mata tidak terkendali
i. Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau skrotum
j. Diare yang parah berair
k. Rasa tidak enak badan (malaise) berlangsung selama berminggu-minggu atau
berbulan-bulan
l. Keringat berlebihan
m. Rewel
Perlu berkonsultasi kepada petugas medis bila terdapat gejala :
a. Benjolan di perut, leher, atau dada
b. Mata melotot.
c. Di sekeliling mata tampak lingkaran hitam.
d. Nyeri tulang.
e. Bengkak perut, dan kesulitan bernapas pada bayi.
f. Sakit, benjolan kebiruan di bawah kulit pada bayi.
g. Kelemahan atau paralysis (kehilangan kemampuan untuk memindahkan bagian
tubuh)
Neuroblastoma akan lebih parah bila tumor menekan jaringan terdekat seperti tumbuh atau
menyebarnya kanker yang bergantung pada asal dan luas penyebaran tumor . Ciri-ciri:
a. Kanker yang telah menyebar ke tulang akan menyebabkan nyeri tulang.
b. Kanker yang telah menyebar ke paru-paru bisa menyebabkan gangguan
pernafasan
c. Perut yang membesar, perut terasa penuh dan nyeri perut.
d. Kanker yang telah menyebar ke kulit bisa menyebabkan terbentuknya benjolan-
benjolan di kulit.
e. Kanker yang telah menyebar ke korda spinalis bisa menyebabkan kelemahan pada
lengan dan tungkai.
f. Kanker yang telah menyebar ke sumsum tulang menyebabkan:

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Sumsum Tulang
Berdasarkan INSS(International Neuroblastoma Staging System) disepakati bahwa
pasien neuroblastoma harus menjalani pemeriksaan histologi terhadap aspirat
sumsum tulang dan trephine yang diambil dari 2 tempat yang berbeda. Pemeriksaan
aspirat sumsum tulang dapat dilihat menggunakan mikroskop. Biasanya terdapatkan
kelompok-kelompok keganasan non –hematopoeitik multipel bila ada metastasis. Sel-
sel non –hematopoeitik tersebut cenderung mengelompok dan membentuk
pseudorosette. Panduan internasional menyarankan pemeriksaan histologi sumsum
tulang terhadap minimal 1 cm jaringan hematopoietik untuk mendapatkan hasil yang
adekuat.
2. X-ray
3. Radiodiagnostik
Pemeriksaan pencitraan dengan CT scan MRI dapat digunakan untuk menentukan
batas atau perluasan tumor primer dan pembesaran kelenjar getah bening (KGB).
Deteksi metastase ke hepar dapat dilakukan dengan CT scan abdomen, sedangkan
adanya pembesaran KGB dan batas tumor primer dapat dilihat dengan CT scan atau
MRI dengan hasil yang cukup baik. Bila dikerjakan dengan seorang ahli radiologis
anak yang berpengalaman, maka pemeriksaan CT scan atau MRI dapat digantikan
dengan ultrasonografi abdomen. MRI merupakan teknik yang optimal untuk
menunjukkan adanya perluasan ke intraspinal melalui foramen neural.
4. USG perut dan dada (Ultra Sonografi)
Sebuah prosedur yang tinggi energi gelombang suara (ultrasound) yang memantul
jaringan atau organ internal dan membuat gema. Gema membentuk gambaran
jaringan tubuh disebut sonogram. Gambar dapat dicetak untuk dilihat di kemudian
hari.
5. MIBG scanning
Meta iodobenzylguanidine (MIBG) merupakan subsyansi yang akan masuk ke dalam
sel sistem saraf simpatis yang terutama terlibat dalam sintesis katekolamin. Oleh
karena itu, bila substansi tersebut diberi label radioaktif maka dapat menunjukkan
lokalisasi neuroblastoma primer dan metastasisnya denagn sensitivitas >90% dan
spesifisitas >90%. Untuk mencegah pengambilan zat iodine radioaktif oleh tiroid,
maka sebelum pemberian isotop akan diberikan iodine lugol yang dapat menghambat
proses pengambilan tersebut secara spesifik.
Pada 5-10% kasus neurobalstoma tidak terjadi pengambilan MIBG sehingga tidak
dapat dideteksi adanya metastasis dengan tidak didapatkannya hasil positif pada
penerikasaan ini terhadap trumor primer.
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lain yang biasa dilakukan untuk mendeteksi berbagai jaringan dan cairan
tubuh pada penderita neuroblastoma yaitu:
1. Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan untuk mengetahui kadar eritrosit, leukosit, trombosit dan hemoglobin
yang terkandung dalam darah. Gejala neuroblastoma umumnya menunjukkan jumlah
dopamine dan norepinefrin lebih tinggi dari biasanya.
2. Tes Urine (Tes Esbach)
Tes yang dilakukan untuk mengukur jumlah zat tertentu pada kandungan urin. Jika
jumlah normal zat asam homovanilic (HMA) dan asam vanilyl mandelic (VMA)
meningkat, ada kemungkinan penderita mengidap penyakit neuroblastoma. Kadar
dopamin dapat pula diperiksa sebagai pemeriksaan tambahan. Pada 90-95% urin
pasien neuroblastoma akan didapat kan peningkatan sekresi metabolit-metabolit
tersebut.
3. Uji Neurologis
Serangkaian tes untuk memeriksa fungsi otak, saraf tulang belakang, dan fungsi
saraf. Selain itu juga untuk memeriksa status mental seseorang, koordinasi, dan
kemampuan untuk berjalan dengan normal, seberapa baik otot, indra, dan refleks
bekerja.
4. Pengkajian neurohistokimia
Yaitu sebuah prosedur pewarnaan atau penambahan enzim ke darah / sampel sumsum
tulang untuk menguji antigen tertentu.
I. Komplikasi
Komplikasi dari neuroblastoma yaitu adanya metastase tumor yang relatif dini ke
berbagai organ secara limfogen melalui kelenjar limfe maupun secara hematogen ke sum-
sum tulang, tulang, hati, otak, paru, dan lain-lain. Metastasis tulang umumnya ke tulang
cranial atau tulang panjang ekstremitas. Hal ini sering menimbulkan nyeri ekstremitas,
artralgia, pincang pada anak. Metastase ke sum-sum tulang menyebabkan anemia,
hemoragi, dan trombositopenia (Willie, 2008).
J. Penatalaksanaan
Sebelum melakukan penatalaksanaan kita perlu menentukan kriteria lebih dulu. Kriteria
ini meliputi usia pasien, penyebaran penyakit, gambaran mikroskopis, dan fitur genetika
termasuk DNA ploidy dan N-myc onkogen amplifikasi (N-myc mengatur microRNA)
menjadi rendah, menengah, dan penyakit berisiko tinggi. Sebuah studi biologi (COG
ANBL00B1) menganalisis neuroblastoma 2687 pasien dan risiko spektrum penugasan
ditentukan: 37% dari kasus neuroblastoma risiko rendah, 18% adalah resiko menengah,
dan 45% risiko tinggi.
Anak-anak yang dirawat karena neuroblastoma memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
kambuh. Beberapa pengobatan memiliki efek samping yang muncul setelah pengobatan
berakhir. Meliputi masalah fisik, perubahan suasana hati, perasaan, tindakan, berpikir,
belajar, memori dan kambuh kembali penyakitnya.
Ada berbagai jenis pengobatan neuroblastoma pada anak oleh karena itu perlu melibatkan
pasien, keluarga, dan tim perawatan kesehatan. Seperti :
1) Bedah
Pembedahan tergantung di mana letak tumor, apakah sudah menyebar atau belum. Bila
sudah menyebar biopsy dapat dilakukan sebagai gantinya.
2) Radiasi
Terapi radiasi untuk mengobati kanker yang menggunakan energy tinggi sinar x atau
jenis radiasi untuk membunuh sel-sel kanker atau mencegah mereka berkembang. Ada 2
jenis terapi radiasi, radiasi eksternal menggunakan mesin di luar tubuh untuk mengirim
radiasi terhadap kanker. Terapi radiasi internal menggunakan zat radioaktif yang terletak
di dalam jarum, biji, kabel, atau kateter yang ditempatkan secara langsung ke dalam atan
didekat kanker. Cara terapi radisi diberikan tergantung pada jenis dan stadium kanker
pasien.
3) Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan kanker yang menggunakan obat untuk menghentikan
pertumbuhan sel kanker, baik dengan membunuh sel-sel atau dengan menghentikan
mereka dari membagi. Ketika kemoterapi diambil oleh mulut atau disuntikkan ke
pembuluh darah atau otot, obat masuk ke aliran darah dan dapat mencapai sel-sel kanker
di seluruh tubuh (sistemik kemoteraopi). Ketika kemoterapi dimasukkan langsung ke
tulang belakang. Organ atau rongga badan seperti perut, terutama obat-obatan yang
mempengaruhi sel-sel kanker di daerah-daerah (regional terapi). Cara kemoterapi
diberikan tergantung pada jenis dan stadium kanker pasien.
4) Terapi antibody monoclonal
pengobatan kanker yang menggunakan antibody yang dibuat dilaboratorium, dari satu
jenis sel system kekebalan. Antibody ini dapat mengidentifikasi zat-zat pada sel-sel
kanker atau normal zat-zat yang dapat membantu sel-sel kanker tumbuh. Antibody
melekat pada zat dan membunuh sel-sel kanker , menghambat pertumbuhan mereka, atau
mencegah mereka menyebar. Antibody monoclonal diberikan oleh infuse. Mereka dapat
digunakan sendiri atau bersama dengan obat-obatan, dan langsung ke bahan radioaktif
langsung ke sel-sel kanker.
5) Dosis tinggi kemoterapi dan terapi radiasi dengan transplantasi sel induk.
Ini merupakan suatu cara pemberian dosis tinggi kemoterapi dan terapi radiasi dan
menggantikan sel-sel pembentuk darah yang hancur akibat pengobatan kanker. Sel
induk(sel darah imatur) dikeluarkan dari darah atau sumsum tulang pasien atau donor,
dan dibekukan dan disimpan. Setelah kemoterapi dan radiasi selesai, sel-sel induk
disimpan dicairkan dan diberikan kembali ke pasien melalui infuse. Reinfused ini tumbuh
menjadi sel-sel induk (dan mengembalikan) tubuh sel-sel darah.
6) Terapi obat lain
13-cis retinoic acid adalah vitamin seperti obat yang memperlambat kanker kemampuan
untuk menghasilkan lebih banyak sel-sel kanker dan perubahan cara sel-sel ini terlihat
dan bertindak.
Bila lesi terlokalisasi, masih ada kemungkinan untuk disembuhkan. Namun, bagi anak-
anak dengan kelangsungan hidup sangat pendek dan bagi usia diatas 18 tahun terapi
multimodal sering digunakan, seperti intensif kemoterapi, pembedahan, terapi radiasi,
transplantasi sel induk, agen diferensiasi Isotretinoin juga disebut 13-cis-retinoic acid,
dan sering immunotherapy dengan anti-terapi antibodi monoklonal GD2.
Ada beberapa bukti bahwa tinggi dan rendahnya tipe risiko disebabkan oleh berbagai
mekanisme dan tidak hanya dua mekanisme yang sama. Terapi dilaksanakan berdasarkan
kategori resiko.
Pasien risiko rendah dapat sembuh tanpa pengobatan sama sekali atau sembuh dengan
pembedahan saja. Pada pasien dengan resiko intermediate dirawat dengan operasi dan
kemoterapi. Pasien dengan risiko tinggi, dilakukan kemoterapi secara intensif,
pembedahan, terapi radiasi, tulang sumsum/Hematopoietic transplantasi sel induk dan
secara biologis berbasis terapi dengan 13-cis-retinoic acid (Isotretinoin atau Accutane)
dan terapi antibodi biasanya diberikan dengan sitokin GM-CSF dan IL-2.
Pasien dengan risiko rendah dan menengah memiliki prognosis yang sangat baik dengan
angka kesembuhan di atas 90% untuk risiko rendah dan 70%-90% untuk risiko
menengah. Sebaliknya, terapi neuroblastoma berisiko tinggi dengan angka kesembuhan
hanya sekitar 30%. Tambahan terapi antibodi dapat meningkatkan ketahanan hidup secara
signifikan untuk klien dengan penyakit berisiko tinggi. Pada bulan Maret 2009 analisis
awal dari Children Oncology Group (COG) melakukan survei pada 226 pasien dengan
risiko tinggi dan hasilnya menunjukkan bahwa dua tahun setelah transplantasi sel induk
66% dari kelompok ch14.18 diacak untuk menerima antibodi dengan GM-CSF dan IL-2
itu hidup dan bebas penyakit dibandingkan dengan hanya 46% dalam kelompok yang
tidak menerima antibodi.
K. Prognosis
Kelangsungan hidup 5 tahun adalah sebesar 60%, kadang-kadang dilaporkan terjadi
pemulihan spontan. Identifikasi faktor prognosis spesifik adalah penting untuk
perencanaan terapi. Prediktor paling menonjol bagi keberhasilan adalah umur dan
stadium penyakit. Anak yang berusia kurang dari satu tahun lebih baik daripada anak
berumur lebih tua dengan stadium penyakit yang sama. Angka ketahanan hidup bayi
dengan penyakit berstadium rendah melebihi 90% dan bayi dengan penyakit metastasis
mempunyai angka ketahanan hidup jangka panjang 50% atau lebih. Anak dengan
penyakit stadium rendah umumnya mempunyai prognosis yang baik, tidak tergantung
umur. Makin tua umur penderita dan makin menyebar penyakit, makin buruk
prognosisnya. Meskipun dengan terapi konvensional atau terapi yang agresif, angka
ketahanan hidup bebas penyakit untuk anak yang lebih tua dengan penyakit lanjut jarang
melebihi 20%.
L. Patofisiologi Neuroblastoma

Faktor eksternal Faktor internal

1. Polusi udara 1. Cacat genetic


2. Asap rokok
3. Makanan yang mengandung
banyak zat kimia berbahaya
4. Pola hidup tidak sehat
5. Radiasi
6. Mutagen
7. virus
Menyerang medulla adrenal &
sistem saraf simpatik

Berploriferasi menekan jaringan


sekitar &BAB III sel-sel
menginfasi
normal

Neuroblastoma

B1 (Breath) B2 (Blood) B3 (Brain) B4 (Bladder) B5 (Bowel) B6 (Bone)

Metastasis ke Metastase Penyebaran Tumor Kanker


Metastase
bagian paru ke pebuluh tumor ke bag menyebar ke menyebar
ke bagian
darah saraf kelenjar ke korda
perut
Epinefrin adrenal spinalis
HR Penekanan Tumor
RR pada saraf Penekanan menyebar Pendarahan
kandung ke bagian patachiae
TD kemih
Sirkulasi udara MK: Nyeri perut
terutama O2
Pembuluh Kandung Kelemahan
tidak Distensi
darah pecah kemih lengan dan
sempurna abdomen
terhimpit tungkai
Anemia Menekan
Oksigen
Retensi diafragma MK:
urin Intoleransi
Sesak aktifitas
Mual
MK:
MK : oliguri
MK :
Ketidakefektif
Lanjutan kekurangan
an pola napas 15 nutrisi
Pertumbuhan dan Dampak hospitalisasi
perkembangan

Gangguan pada
saraf
Anak Orang tua
Penerimaan stimulus
terganggu
Tindakan keperawatan Kurang mengerti
MK: gangguan (contoh: infasiv) kondisi penyakit
pertumbuhan dan anak
perkembangan
Kurang mengtahui
Kurang mengerti tujuan tujuan tindakan
tindakan perawatan yang
dilakukan

MK: Ketakutan
MK: Ansietas MK: kurang
pengetahuan

BAB III

16
ASUHAN KEPERAWATAN
PENUTUP
1.1 Kesimpulan

Neuroblastoma adalah kanker pada sistem saraf yang sering ditemukan pada masa
kanak-kanak. Neuroblastoma bisa tumbuh di berbagai bagian tubuh. Kanker ini berasal
dari jaringan yang membentuk sistem saraf simpatis (bagian dari sistem saraf yang
mengatur fungsi tubuh involunter/diluar kehendak, dengan cara meningkatkan denyut
jantung dan tekanan darah, mengkerutkan pembuluh darah dan merangsang hormon
tertentu). Neuroblastoma paling sering berasal dari jaringan kelenjar adrenal di perut.
Kanker ini biasanya segera menyebar ke kelenjar getah bening, hati, tulang dan sumsum
tulang. Sekitar 75% kasus ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 5 tahun.
Neuroblastoma terjadi pada 1 diantara 100,000 orang dan agak lebih sering menyerang
anak laki-laki. Serta pengobatan utamanya adalah dengan pembedahan. Pembedahan
berdasarkan stadium yang dialami klien.

1.2 Saran
1. Hendaknya mewaspadai terhadap gejala-gejala neuroblastoma agar penanganannya
tidak terlambat.
2. Sebagai perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan rencana keperawatan pada penderita Neuroblastoma..

DAFTAR PUSTAKA

17
Bai, Nining. 2009. Asuhan Keperawatan WebBlog. 13 november 2009.
http://askep.blogspot.com/2009html
Indriasmoko, Ferry. 2009. Bayi 28 Hari Terkena Neuroblastoma. 12 November 2009.
http://belajar-mri.blogspot.com
Kusmawa, Eka. 2009. Gejala Kanker Pada Anak. 12 November 2009.
www.rumahkanker.com
Kusmawa, Eka. 2009. Gejal-gejala Tumor/Kanker Otak. 12 November 2009.
www.rumahkanker.com
Lacayo, NJ. 2009. Neuroblastoma: follow-up. 13 November 2009. www.emedicine.com
Permono, Bambang dkk. 2006. Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak. IDAI: Jakarta
Wilkinson, JM. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC: Jakarta
Wong, DL. 2004. Pedoman klinik Keperawatan Pediatrik. EGC: Jakarta
_________. 2007. Opsi Pengobatan Overview Neuroblastoma. 13 November 2009.
www.vitadocs.com
_________. 2007. Progresif/rukuren Neuroblastoma. 13 November 2009.
www.vitadocs.com
_________. 2008. Neuroblastoma. 12 November 2009. www.klikdokter.com
_________. 2009. Neuroblastoma. 12 November 2009. www.medicastor.com
_________. 2009. Neuroblastoma. 13 November 2009. www.wikiipadia.com

18

Anda mungkin juga menyukai