Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

MASA NIFAS (PUERPERIUM)

A. DEFINISI
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum
hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.
Masa nifas (puerperium) adalah maasa pamulihan kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lama masa nifas yaitu
6-8 minggu.
Periode post partum atau puerperium adalah masa dari kelahiran plasenta dan
selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktur
reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil.
Jadi post partum atau masa nifas (puerperium) adalah masa dimana kondisi
pemulihan dari persalinan hingga kembali ke kondisi sebelum hamil, kurang lebih terjadi
selama 6 minggu.

B. TAHAPAN MASA NIFAS


Tahapan – tahapan dalam masa nifas menjadi 3, yaitu:
1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan,
serta beraktivitas layaknya wanita noemal.
2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya sekitar 6-8 minggu.
3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,
terutama bila selama hamil atau watru persalinan mempunyai komplikasi.

C. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS


Perubahan fisiologis pada masa nifas antara lain:
1. Sistem kardiovaskuler
a. Volume darah
Perubahan pada volume darah tergantung pada beberapa variable, contoh
kehilangan darah selama persalinan, mobilisasi, dan pengeluaran cairan
ekstravaskuler, dalam 2-3 minggu setelah persalinan volume darah seringkali
menurun sampai pada nilai sebelum kehamilan.
b. Cardiac output
Cardiac output terus meningkat selama kala 1 dan kala 2 persalinan. Puncaknya
selama masa nifas dengan tidak memperhatikan tipe persalinan dan penggunaan
anastesi, cardiac output akan kembali seperti semula sebelum hamil dalam 2-3
minggu.
2. Sistem haematologi
a. Keadaan hematokrit dan hemoglobin akan kembali pada keadaan semula seperti
sebelum hamil dalam 4-5 minggu post partum.
b. Leukosit selama 10-12 hari setelah persalinan umumnya bernilai antar 20.000-
25.000/mm3.
c. Factor pembekuan darah setelah melahirkan. Keadaan produksi tertinggi dari
pemecahan fibrin mungkin akibat pengaluaran dari tempat plasenta.
d. Kaki ibu diperiksa setiap hari untuk mengetahui adanya tanda-tanda thrombosis
(nyeri, hangat dan lemas, vena bengkak kemerahan yang dirasakan keras atau
padat ketika disentuh).
e. Varises pada vulva umumnya kurang dan akan segera kembali setelah
persalinan.
3. Sistem reproduksi
a. Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehigga akhirnya
kembali seperti sebelum hamil.
b. Lochea adalah cairan secret ysng berasal dari cavum uteri dan vagina dalam
masa nifas.
 Lochea rubra : darah segar, sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
verniks kaseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari post partum.
 Lochea sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lender, hari 3-7
post partum.
 Lochea serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, hari ke 7-14
post partum.
 Lochea alba : cairan putih setelah 2 minggu.
 Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
 Locheastasis : lochea tidak lancer keluarnya.
c. Serviks mengalami involusi bersama uterus, setelah persalinan ostium eksterna
dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tengah, setelah 6 minggu persalinan serviks
menutup.
d. Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
seelama proses melahirkan bayi, dalam beberapa hari pertama setelah partus
keadaan vulva dan vagina masih kendur, setelah 3 minggu secara perlahan-lahan
akan kembali ke keadaan sebelum hamil.
e. Perineum akan menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekana kepala
bayi dan tampak terdapat robekan jika dilakukan episiotomi yang akan terjadi
masa penyembuhan selama 2 minggu.
f. Payudara, suplai darah ke payudara meningkat dan menyebabkan
pembengkakan vascular sementara, air susu saat diproduksi disimpan di alveoli
dan harus dikeluarkan dengan efektif dengan cara didisap oleh bayi untuk
pengadaan dan keberlangsungan laktasi.
4. Sistem perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam, urin dalam jumlah besar akan dihasilkan
dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Keadaan ini menyebabkan dieresis,
ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
5. Sistem gastrointestinal
Kerapkali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal, namun
asupan makan kadang juga mengalami penurunan selama 1-2 hari, rasa sakit
didaerah perineum dapat menghalangi keinginan ke belakang.
6. Sistem endokrin
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum, progesterone
turun pada hari ke 3 post partum, kadar prolaktin dalam darah berangsur-angsur
hilang.
7. Sistem musculoskeletal
Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam post partum, ambulasi dini sangat
membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.
8. Sistem integument
Penurunan melanin umumnya setelah persalinan menyebabkan berkurangnya
hyperpigmentasi kulit.
D. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA NIFAS
Perubahan psikologis yang terjadi pada masa nifas yaitu :
1. Fase taking in
Fase taking in yaitu periode ketergantungan, berlangsung dar hari pertama sampai
hari kedua setelah melahirkan, pada fase ini ibu sedang berfokus terutama pada
dirinya sendiri, ibu akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang
dialaminya dari awal sampai akhir.
2. Fase taking hold
Fase taking hold adalah periode yang berlangsung atara 3-10 hari setelah
melahirkan, pada fase ini timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa
tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
3. Fase letting go
Fase letting go adalah periode menerima tanggung jawab akan peran barunya
sebagai orang tua, fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan.

E. PERAWATAN MASA NIFAS


Setelah melahirkan, ibu membutuhkan perawatan yang intensif untuk pemulihan
kondisinya setelah proses persalinan yang melelahkan. Dimana perawatan post partum
meliputi:
1. Mobilisasi Dini
Karena lelah sehabis melahirkan , ibu harus istirahat tidur telentang selama 8
jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring kekanan kekiri untuk mencegah
terjadinya trombosis dan trombo emboli. Pada hari kedua diperbolehkan duduk, hari
ketiga jalan-jalan dan hari keempat atau kelima sudah diperbolehkan pulang.
Mobilisasi diatas memiliki variasi tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan
sembuhnya luka-luka.
Keuntungan dari mobilisasi dini adalah melancarkan pengeluaran lochia,
mengurangi infeksi purperium, mempercepat involusi alat kandungan, melancarkan
fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan, meningkatkan kelancaran peredaran
darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.
2. Rawat Gabung
Perawatan ibu dan bayi dalan satu ruangan bersama-sama sehingga ibulebih
banyak memperhatikan bayinya, segera dapat memberikan ASI sehingga kelancaran
pengeluaran ASI lebih terjamin
3. Pemeriksaan Umum
Pada ibu nifas pemeriksaan umum yang perlu dilakukan antara lain adalah
kesadaran penderita, keluhan yang terjadi setelah persalinan.
4. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus pada ibu nifas meliputi:
a. Fisik : tekanan darah, nadi dan suhu
b. Fundus uteri : tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
c. Payudara : puting susu, pembengkakan, pengeluaran ASI
d. Patrun lochia : Locia rubra, lochia sanginolenta, lochia serosa, lochia
alba
e. Luka jahitan episiotomi : Apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda
infeksi.
5. Informasi kesehatan diberikan saat pulang adalah:
a. Diit
Masalah diit perlu diperhatikan karena dapat berpengaruh pada pemulihan
kesehatan ibu dan pengeluaran ASI. Makanan harus mengandung gizi seimbang
yaitu cukup kalori, protein, cairan, sayuran dan buah-buahan.
b. Pakaian
Pakaian agak longgar terutama didaerah dada sehingga payudara tidak tertekan.
Daerah perut tidak perlu diikat terlalu kencang karena tidak akan mempengaruhi
involusi. Pakaian dalam sebaiknya yang menyerap, sehingga lochia tidak
menimbulkan iritasi pada daerah sekitarnya. Kasa pembalut sebaiknya dibuang
setiap saat terasa penuh dengan lochia,saat buang air kecil ataupun setiap buang
air besar.
c. Perawatan vulva
Pada tiap klien masa nifas dilakukan perawatan vulva dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya inveksi di daerah vulva, perineum maupun didalam uterus.
Perawatan vulva dilakukan pada pagi dan sore hari sebelum mandi, sesudah
buang air kemih atau buang air besar dan bila klien merasa tidak nyaman karena
lochia berbau atau ada keluhan rasa nyeri. Cara perawatan vulva adalah cuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka, setelah BAK cebok ke
arah depan dan setelah BAB cebok kearah belakang, ganti pembalut stiap kali
basah atau setelah BAB atau BAK , setiap kali cebok memakai sabun dan luka
bisa diberi betadin
d. Miksi
Kencing secara spontan sudah harus dapat dilakukan dalam 8 jam post partum.
Kadang kadang wanita sulit kencing, karena spincter uretra mengalami tekanan
oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus spincter ani selama
persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya
dilakukan kateterisasi
e. Defekasi
Buang air besar harus terjadi pada 2-3 hari post partum. Bila belum terjadi dapat
mengakibatkan obstipasi maka dapat diberikan obat laksans per oral atau
perektal
f. Perawatan Payudara
Perawatan payudara telah mulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas,
tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan
sekali supaya ibu mau menyusui bayinya karena sangat berguna untuk
kesehatan bayi.Dan segera setelah lahir ibu sebaiknya menyusui bayinya karena
dapat membantu proses involusi serta colostrum mengandung zat antibody
yang berguna untuk kekebalan tubuh bayi.
g. Kembalinya Datang Bulan atau Menstruasi
Dengan memberi ASI kembalinya menstruasi sulit diperhitungkan dan bersifat
individu. Sebagian besar kembalinya menstruasi setelah 4-6 bulan.
h. Mempersiapkan untuk Metode KB
Pemeriksaan post partum merupakan waktu yang tepat untuk membicarakan
metode KB untuk menjarangkan atau menghentikan kehamilan. Oleh karena itu
penggunaan metode KB dibutuhkan sebelum haid pertama kembali untuk
mencegah kehamilan baru. Pada umumnya metode KB dapat dimulai 2 minggu
setelah melahirkan.
F. TINDAKAN PADA MASA NIFAS
TINDAKAN DISKRIPSI DAN KETERANGAN
Kebersihan diri a) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh. Menganjurkan ibu tentang
bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
b) Sarabkan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya 2 kali dalam sehari.
c) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
d) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada
ibu menghindari menyentuh daerah luka.
Istirahat a) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan
berlebihan
b) Sarankan untuk kembali kegiatan-kegiatan rumah tangga secara
perlahan-lahan, serta tidur siang atau beristirahat saat bayinya tidur
c) Apabila kurang istirahat dapat mempengaruhi: Jumlah produksi
ASI, memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan merawat
bayi dan dirinya.

Latihan a) Diskusikan tentang pentingnya latihan beberapa menit setiap hari


akan sangat membantu. Dengan tidur terlentang lengan di samping,
menarik otot perut selagi menarik napas, tahan napas ke dalam dan
angkat dagu ke dada tahan satu hitungan sampai 5, rileks dan ulangi
sampai 10 kali.
b) Untuk memperkuat tonus otot vagina dengan latihan Kegel.
c) Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot pantat
dan pinggul tahan sampai hitungan 5, kendurkan dan ulangi latihan
sebanyak 5 kali.
Gizi Ibu menyusui harus:
a) Mengkonsumsi tambahan kalori tiap hari
b) Diit berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vit yang
cukup.
c) Minum sedikitnya 3 liter / hari
d) Tablet zat besi setidaknya selama 40 hari post partum
e) Kapsul vitamin A (200.000 Ui) agar bisa memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASI.
Perawatan a) Menjaga payudara tetap bersih dan kering
Payudara b) Memakai BH yang benar-benar menyokong buah dada, tidak boleh
terlalu ketat atau kendor.
c) Apabila putting susu lecet oleskan colostrom atau ASI yang keluar
pada sekitar putting susu setiap kali menyusui.
d) Apabila lecet lebih parah dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminumkan dengan memakai sendok.
e) Untuk menghilangkan nyeri minum Paracetamol 1 tablet setiap 4 –
6 jam.
f) Apabila payudara bengkak lakukan:
 Kompres payudara dengan kain basah dan hangat kira-kira 5
menit
 Urut payudara ( seperti Breast Care).
 Keluarkan ASI sebagian di bagian depan payudara.
 Susukan bayi setiap 2 – 3 jam sekali
 Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
g) Payudara dikeringkan.
Hubungan a) Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah
perkawinan atau merah berhenti dan ibu dapat menilai dengan memasukkan 1 – 2
Rumah Tangga jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
b) Tetapi ada tradisi dan aturan agama tertentu baru boleh melakukan
hubungan seksual setelah 40 hari.
Keluarga a) KB dilakukan sebelum haid pertama setelah persalinan. Penjelasan
Berencana tentang KB adalah sebagai berikut:
b) Bagaimana metode KB dapat mencegah kehamilan dan
efektifitasnya.
c) Kelebihan dan keuntungan KB
d) Efek samping
e) Bagaimana memakai metode yang benar
f) Kapan metode itu dapat dimulai dipakai untuk wanita post partum.

G. KUNJUNGAN MASA NIFAS


Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu
dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah
yang terjadi. Frekuensi kunjungan masa nifas
Kunjunga Waktu Tujuan
n
1 6-8 jam setelah o Mencegah perdarahan masa nifas karena
persalinan atonia uteri
o Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut
o Memberikan konseling pada ibu atau salah
satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
o Pemberian ASI awal
o Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir
o Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermi
o Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan
bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil
2 6 hari setelah o Memastikan involusi uterus berjalan normal :
persalinan uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal,
tidak ada bau.
o Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi,
atau perdarahan abnormal
o Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan dan istirahat
o Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
o Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
3 2 minggu setelah o Memastikan involusi uterus berjalan normal :
persalinan uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal,
tidak ada bau.
o Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi,
atau perdarahan abnormal
o Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan dan istirahat
o Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
o Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
4 6 minggu setelah o Menanyakan pada ibu tentang penyulit-
persalinan penyulit yang ia atau bayi alami
o Memberikan konseling untuk KB secara dini

H. KOMPLIKASI
1. Perdarahan post pastum (keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mL selama 24
jam pertama sesudah kelahiran bayi)
2. Infeksi
a. Endometritis (radang edometrium)

b. Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)

c. Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus)

d. Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjdi keras dan
berbenjol-benjol)

e. Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah,
membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan ; Jika tidak ada pengobatan
bisa terjadi abses)
f. Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena varicose
superficial yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada kehamilan dan
nifas, yang ditandai dengan kemerahan atau nyeri.)

g. Luka perineum (Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur naik 38,3
°C, nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan pada tepi, pus atau
nanah warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas)
3. Gangguan psikologis
a. Depresi post partum
b. Post partum Blues
c. Post partum Psikosa
4. Gangguan involusi uterus

I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


Data pengkajian pada nifas adalah sebagai berikut:
a) Biodata
b) Riwayat Kehamilan
c) Riwayat Persalinan :
 G.P.A. (Gravida, Partus, Abortus)
 Masa Gestasi
 Tanggal Persalinan
 Jenis Persalinan
 Lama Persalinan
 Keadaan Anak dan APGAR Score
d) Vital Sign: TD, Nadi, Respirasi
e) Payudara dan puting susu
 Tanda Pembengkakan
 Puting susu menonjol/tidak, lecet/tidak
 Kebersihan buah dada
 Colostrum dan ASI
f) Abdomen dan fundus uteri
 Palpasi : TFU, posisi, kontraksi. DRA
 Anamnese : sudah BAK/BAB belum
 Auskultasi : bising usus
g) Lochea meliputi: Jumlah, warna, bau
h) Perineum
 Luka episiotomi dan jahitan : REEDA scale.
 Nyeri, kebersihan, hemoroid.
i) Ekstrimitas bawah
Oedema, kekuatan, hangat, tanda homas’s positif
j) Nutrisi
k) Istirahat dan nasa nyaman
Kualitas dan kuantitas tidur, cemas, nyeri
l) Status psikologi
Respon ibu terhadap persalinan, bayi, respon keluarga, reaksi ayah
m) Data spiritual
n) Pengetahuan
Infan care, selfcare, KB, Seksualitas post partum
o) Pemeriksaan laboratorium
 Hemoglobin
 Hematokrit
 Leukosit

J. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Intervensi
Keperawatan Hasil
Nyeri akut b/d agen NOC :
injuri fisik  Pain Level, Pain Management
(peregangan  Pain control, a. Lakukan pengkajian nyeri secara
perineum; luka komprehensif termasuk lokasi,
 Comfort level
episiotomi; involusi karakteristik, durasi, frekuensi,
uteri; hemoroid;
Setelah dilakukan kualitas dan faktor presipitasi
pembengkakan
payudara). askep selama 2x 24 (PQRST)
jam, diharapkan nyeri b. Observasi reaksi nonverbal dari
berkurang ketidaknyamanan
c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
Kriteria Hasil :
pasien
- Mampu
d. Ajarkan tentang teknik non
mengontrol nyeri
farmakologi
(tahu penyebab
e. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
nyeri, mampu
f. Tingkatkan istirahat
menggunakan
g. Latih mobilisasi miring kanan miring
tehnik
kiri jika kondisi klien mulai membaik
nonfarmakologi
h. Kaji kontraksi uterus, proses involusi
untuk mengurangi
uteri.
nyeri, mencari
i. Anjurkan pasien untuk membasahi
bantuan)
perineum dengan air hangat sebelum
- Melaporkan bahwa
berkemih.
nyeri berkurang
j. Anjurkan dan latih pasien cara
dengan
merawat payudara secara teratur.
menggunakan k. Jelaskan pada ibu tetang teknik
manajemen nyeri merawat luka perineum dan mengganti
- Mampu mengenali PAD secara teratur setiap 3 kali sehari
nyeri (skala, atau setiap kali lochea keluar banyak.
intensitas, l. Kolaborasi dokter tentang pemberian
frekuensi dan tanda analgesik
nyeri)
- Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
- Tanda vital dalam
rentang normal
- TD : 120-140/ 80-
90 mmHg
- RR :16-24 x/mnt
- N : 80-100 x/mnt
- T: 36,5oC -37,5oC
Resiko defisit volume NOC Fluid management
cairan b/d  Fluid balance a. Obs Tanda-tanda vital setiap 4 jam
pengeluaran yang  Hydration b. obs warna urine.
berlebihan; c. Pertahankan catatan intake dan output
perdarahan; diuresis;
Setelah dilakukan yang akurat
keringat berlebihan.
askep selama 1x 24 d. Monitor status hidrasi (kelembaban
jam status cairan membran mukosa, nadi adekuat,
membaik.
tekanan darah ortostatik), jika
Kriteria Hasil: diperlukan
- tak ada manifestasi e. Monitor masukan makanan / cairan
dehidrasi, resolusi dan hitung intake kalori harian
oedema f. Berikan cairan IV
- haluaran urine di g. Dorong masukan oral
atas 30 ml/jam h. Beritahu dokter bila: haluaran urine <
- kulit kenyal/turgor 30 ml/jam, haus, takikardia, gelisah,
kulit baik. TD di bawah rentang normal, urine
gelap atau encer gelap.
i. Konsultasi dokter bila manifestasi
kelebihan cairan terjadi.
j. Pantau: cairan masuk dan cairan
keluar setiap 8 jam.
Perubahan pola Setelah dilakukan a.Kaji haluaran urine, keluhan serta
eleminasi BAK askep selama 2x 24 keteraturan pola berkemih.
(disuria) b/d trauma jam, Pola eleminasi b.Anjurkan pasien melakukan ambulasi
perineum dan saluran (BAK) pasien teratur.
dini.
kemih. Kriteria hasil:
- eleminasi BAK c.Anjurkan pasien untuk membasahi
lancar perineum dengan air hangat sebelum
- disuria tidak ada berkemih.
- bladder kosong d.Anjurkan pasien untuk berkemih secara
- keluhan kencing teratur.
tidak ada. e.Anjurkan pasien untuk minum 2500-
3000 ml/24 jam.
f.Kolaborasi untuk melakukan kateterisasi
bila pasien kesulitan berkemih.
Perubahan pola Setelah dilakukan a. Kaji pola BAB, kesulitan BAB,
eleminasi BAB askep selama 2x 24 warna, bau, konsistensi dan jumlah.
(konstipasi) b/d jam, Pola eleminasi b. Anjurkan ambulasi dini.
kurangnya mobilisasi; (BAB) teratur.
c. Anjurkan pasien untuk minum banyak
diet yang tidak Kriteria hasil:
seimbang; trauma - pola eleminasi 2500-3000 ml/24 jam.
persalinan. teratur
d. Kaji bising usus setiap 8 jam.
- feses lunak dan
e. Pantau berat badan setiap hari.
warna khas feses
f. Anjurkan pasien makan banyak serat
- bau khas feses
seperti buah-buahan dan sayur-
- tidak ada kesulitan
sayuran hijau.
BAB
- tidak ada feses
bercampur darah
dan lendir
- tidak
ada.konstipasi
Resiko infeksi b/d NOC : a. Pantau: vital sign, tanda infeksi.
trauma jalan lahir. - Immune Status
- Knowledge : b. Kaji pengeluaran lochea, warna, bau
Infection control dan jumlah.
c. Kaji luka perineum, keadaan jahitan.
- Risk control d. Anjurkan pasien membasuh vulva
setiap habis berkemih dengan cara yang
Setelah dilakukan benar dan mengganti PAD setiap 3 kali
askep selama 2x 24 perhari atau setiap kali pengeluaran
jam, Infeksi tidak
lochea banyak.
terjadi.
Kriteria hasil: e.  Pertahnakan teknik septik aseptik
- tanda infeksi dalam merawat pasien (merawat luka
tidak ada perineum, merawat payudara, merawat
- luka episiotomi bayi).
kering dan bersih
- tidak takut
berkemih dan
BAB.

DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, A.H., & Hardhi K. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic Noc. Yogyakarta : MediAction

Sofian, Amru. 2012. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Varney, Helen. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC

Walyani dan Purwoastuti. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta :
Pustaka Baru Pres

Anda mungkin juga menyukai