Anda di halaman 1dari 15

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS

NOMOR 17 TAHUN 2004

TENTANG

PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH


RUMAH SAKIT BENGKALIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BENGKALIS,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan


serta menjamin daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya
sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat perlu ditingkatkan
pengelolaan Rumah Sakit Bengkalis ;

b. bahwa untuk mencapai maksud tersebut pada huruf a diatas, maka


dipandang perlu membentuk Perusahaan Daerah Rumah Sakit
Bengkalis yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah ;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah


Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera
Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 No. 25) ;

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah


2. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10) ;

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60,
3. Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3839);

Undang - undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan


Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara
4. Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72) ;

Undang - undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47) ;
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara
6. Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3952) ;

2
7. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang
Pengelolaan dan pertanggung jawaban Keuangan Daerah ;

8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999


tentang Teknis Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan
Bentuk Rancangan Undang - undang, Rancangan Peraturan
Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden ;

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang


Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah ;

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BENGKALIS

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS TENTANG


PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH RUMAH SAKIT BENGKALIS.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Bengkalis.

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bengkalis.

c. Kepala Daerah adalah Bupati Bengkalis.

d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, adalah Dewan Perwakilan Rakyat


Daerah Kabupaten Bengkalis.

e. Perusahaan adalah Perusahaan Daerah Rumah Sakit Bengkalis.

f. Direktur adalah Direktur Perusahaan Daerah Rumah Sakit Bengkalis .

g. Badan adalah suatu bentuk Badan Usaha non Pemerintah yang meliputi
Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan Lainnya,
Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi Yayasan atau
Organisasi yang sejenis, Lembaga, Dana Pensiun, Bentuk Usaha Tetap
serta Bentuk Badan Usaha lainnya.

3
h. Pegawai adalah Pegawai Perusahaan Daerah Rumah Sakit Bengkalis.

i. Rapat Umum Pemegang Saham adalah Pemegang Kekuasaan tertinggi


yang selanjutnya disingkat RUPS.

BAB II
PENDIRIAN , NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 2

(1) Dengan Peraturan Daerah ini didirikan Perusahaan Daerah Rumah


Sakit Bengkalis ;

(2) Nama Perusahaan Daerah Rumah Sakit sebagaimana dimaksud ayat


(1) pasal ini akan ditetapkan kemudian dengan Keputusan Bupati
Bengkalis.

Pasal 3

(1) Perusahaan Daerah Rumah Sakit berkedudukan di Ibukota


Kabupaten Bengkalis, dan dapat didirikan cabang-cabang ditempat
lain dalam wilayah Kabupaten Bengkalis.

(2) Pendirian cabang-cabang sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini


ditetapkan dengan Keputusan Bupati atas usul Direktur dengan
Pertimbangan Dewan Komisaris.

BAB III
TUJUAN DAN LAPANGAN USAHA
Pasal 4

Tujuan Perusahaan Daerah Rumah Sakit adalah memberikan pelayanan


kesehatan dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi Perusahaan yang
sehat tanpa mengabaikan fungsi sosial dan memperhatikan kemampuan
masyarakat.

Pasal 5

Perusahaan Daerah Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat mempunyai lapangan usaha :

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan


berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan
pemulihan kesehatan.;
b. Melaksanakan pelayanan yang bermutu bagi seluruh masyarakat
sesuai standar pelayanan Rumah Sakit.

BAB IV
MODAL DAN ASET
Pasal 6

(1) Modal Dasar Perusahaan Daerah Rumah Sakit adalah


Rp.20.000.000.000,- (Dua puluh miliyar rupiah) yang merupakan
kekayaan Daerah yang diserahkan kepada Badan Usaha Milik Daerah;

(2) Aset Rumah Sakit Bengkalis yang ada saat ini merupakan kekayaan
Daerah yang terdiri dari Bangunan, Tanah, Peralatan, Perlengkapan
yang merupakan Aset Daerah yang akan diatur kemudian melalui
Keputusan Bupati.

(3) Nama Rumah Sakit yang akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah
tersebut diatur dengan Keputusan Bupati.

BAB V
SAHAM-SAHAM

Pasal 7

a. Saham-saham hanya dapat dimiliki dan dikeluarkan atas nama


Pemerintah Daerah dan Badan.

b. Saham-saham yang telah dimiliki Perusahaan Daerah Rumah Sakit


hanya dapat dipindah tangankan kepada Pemerintah Daerah.

c. Perbandingan saham yang dimiliki Pemerintah Daerah lebih besar


dibandingkan saham yang dimiliki Badan.

d. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun perbandingan saham sebagaimana


dimaksud ayat (3) pasal ini telah mencapai target menjadi saham
Pemerintah Daerah sebesar 51% dan saham Badan sebesar 49%

e. Saham-saham tidak boleh digunakan sebagai jaminan kredit.

BAB VI
SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Pasal 8

(1) Susunan Organisasi Perusahaan Daerah Rumah Sakit terdiri


dari :

a. Dewan Komisaris

b. Direktur.

c. Wakil Direktur Pelayanan medik dan keperawatan, terdiri dari :


a. Bidang pelayanan medik
b. Bidang keperawatan
5

d. Wakil Direktur penunjang medik dan pendidikan, terdiri dari :


a. Bidang penunjang medik
b. Bidang pendidikan dan penelitian.

e. Wakil Direktur Umum dan Keuangan, terdiri dari :


a. Bidang umum
b. Bidang Keuangan

f. Instalasi – instalasi.

(2) Bagan Susunan Organisasi Perusahaan Daerah Rumah Sakit


sebagaimana tercantum pada lampiran Peraturan Daerah ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

Pasal 9

(1) Dalam melaksanakan tugasnya Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bidang


dan Instalasi-instalasi wajib melaksanakan prinsip koordinasi, integrasi
dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal ;

(2) Setiap Pimpinan Unit dilingkungan Perusahaan Daerah Rumah Sakit


bertanggungjawab meminpin dan mengkoordinasikan bawahan
masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahannya;

(3) Setiap Pimpinan Unit dilingkungan Perusahaan Daerah Rumah Sakit


wajib mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggungjawab kepada
atasan masing-masing serta menyampaikan laporan tepat pada
waktunya;

(4) Setiap laporan yang diterima oleh Pimpinan Unit dilingkungan


Perusahaan Daerah Rumah Sakit dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil kebijakan untuk memberikan
petunjuk kepada bawahan .

BAB VII
DIREKTUR DAN WAKIL DIREKTUR
Bagian Pertama
PENGANGKATAN

Pasal 10

(1) Direktur dan Wakil Direktur Perusahaan Daerah Rumah Sakit


diangkat oleh Kepala Daerah diutamakan dari swasta atas usul Dewan
komisaris.

(2) Dalam hal calon Direktur dan Wakil Direktur sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bukan berasal dari swasta maka yang bersangkutan
harus melepaskan terlebih dahulu status kepegawaiannya.
6

(3) Untuk dapat diangkat menjadi Direktur dan Wakil Direktur harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut .

a. Diutamakan mempunyai pendidikan sekurang-kurangnya


sarjana (S1).

b. Mempunyai pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun di


perusahaan yang dibuktikan dengan surat keterangan atau
referensi dan perusahaan sebelumnya dengan penilaian baik.

c. Membuat dan menyajikan proposal tentang visi, misi dan strategi


perusahaan.

d. Pengangkatan Direktur dan Wakil Direktur ditetapkan dengan


Keputusan Kepala Daerah.

Pasal 11

(1) Masa jabatan Direktur dan Wakil Direktur ditetapkan selama 4 (empat)
tahun ;

(2) Pengangkatan untuk masa jabatan yang kedua dilakukan apabila


Direktur terbukti mampu meningkatkan kinerja Perusahaan ;

Bagian Kedua
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 12

Direktur dalam mengelola Perusahaan mempunyai tugas sebagai


berikut :

a. Memimpin dan mengendalikan sendiri kegiatan Perusahaan ;

b. Menyampaikan Rencana Kerja 5 (lima) tahun dan Rencana Kerja


tersebut mendapat pengesahan dari Dewan Komisaris ;

c. Melakukan perubahan terhadap rencana kerja setelah mendapat


persetujuan Dewan Komisaris ;

d. Membina Pegawai Perusahaan Rumah Sakit Bengkalis;

e. Mengurus dan mengelola kekayaan Perusahan

f. Menyelenggarakan Administrasi Umum dan Keuangan;

g. Mewakili perusahaan baik didalam dan diluar pengadilan;

h. Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan termasuk


neraca dan perhitungan laba/rugi kepada Dewan komisaris.
7

Bagian Ketiga
TAHUN BUKU, LAPORAN KEUANGAN
DAN TAHUNAN

Pasal 13

(1) Tahun buku perusahaan adalah Tahunan ;

(2) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah berahkirnya tahun buku


Direktur menyampaikan laporan keuangan kepada kepala Daerah
melalui Dewan komisaris untuk mendapatkan pengesahan uang terdiri
dari neraca dan perhitungan laba/rugi tahunan setelah diaudit oleh
akuntan publik.

(3) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya tahun buku


Direktur telah mengajukan rencana kerja dan anggaran perusahaan
untuk tahun berikutnya.

(4) Dewan komisaris pada tanggal 31 Desember tahun berjalan harus


telah mengesahkan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang
diajukan oleh Drektur, apabila belum disahkan maka rencana kerja
dan anggaran yang diajukan dapat diberlakukan.

Bagian Keempat
PENGHASILAN DAN HAK-HAK DIREKTUR DAN WAKIL DIREKTUR

Pasal 14

(1) Penghasilan Direktur dan Wakil Direktur terdiri dari ;


a. Gaji ;
b. Tunjangan.

(2) Jenis dan besarnya tunjangan sebagaimana dimaksudkan ayat (1)


huruf b diatas ditetapkan oleh Direktur atas persetujuan Dewan
Komisaris.

Pasal 15

(1) Direktur dan Wakil Direktur memperoleh hak cuti sebagai berikut ;

a. Cuti Tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja ;

b. Cuti Besar/Cuti Panjang selama 2 (dua) bulan untuk setiap satu


kali masa jabatan;

c. Cuti bersalin selama 3(tiga) bulan bagi Direktris;

d. Cuti alasan Penting;

e. Cuti Sakit.
8

(2) Pelaksanaan Hak Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilaksanakan setelah mendapat Persetujuan Dewan Komisaris;

(3) Direktur dan Wakil Direktur selama menjalankan cuti mendapatkan


penghasilan penuh dari perusahaan.

Bagian Kelima
PEMBERHENTIAN

Pasal 16

Direktur dan Wakil Direktur berhenti karena :

a. Atas permintaan sendiri ;


b. Meninggal Dunia
c. Karena Kesehatan sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya.
d. Terlibat dalam tindakan yang merugikan perusahaan;
e. Dihukum pidana berdasarkan putusan Pengadilan Negeri yang telah
mempunyai kekuatan Hukum yang tetap.

Pasal 17

(1) Apabila Direktur dan Wakil Direktur diduga melakukan salah satu
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 huruf d dan e
Dewan Komisaris segera melakukan pemeriksaan terhadap yang
bersangkutan.

(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap direktur dan Wakil


Direktur sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini terbukti, Dewan
Komisaris segera melaporkan kepada Kepala Daerah.

Pasal 18

Kepala Daerah paling lama 12 (dua belas) hari kerja setelah menerima
laporan hasil pemeriksaan Dewan Komisaris, sudah mengeluarkan
Keputusan Kepala Daerah tentang pemberhentian sebagai direktur dan
Wakil Direktur bagi Direktur dan Wakil Direktur yang melakukan perbuatan
pasal 16 huruf d dan e .

Pasal 19

(1) Direktur dan Wakil Direktur diberhentikan sebagaimana dimaksudkan


dalam pasal 16 huruf a,b,dan c diberhentikan dengan hormat.

(2) Direktur dan Wakil Direktur diberhentikan sebagaiman dimaksudkan


dalam Pasal 16 huruf d dan e diberhentikan tidak dengan hormat.
9
(3) Direktur dan Wakil Direktur diberhentikan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 huruf b selain diberikan uang duka sebesar 3 (tiga)
kali penghasilan yang diterima pada bulan akhir juga diberikan uang
penghargaan yang besarnya ditetapkan secara proporsional sesuai
dengan masa jabatannya.

(4) Direktur dan Wakil Direktur diberhentikan sebagaimana dimaksudkan


dalam pasal 16 huruf c selain diberikan pesangon sebesar 5(lima) kali
penghasilan yang diterima pada bulan terakhir juga diberikan uang
penghargaan yang besarnya ditetapkan secara proporsional sesuai
masa jabatannya.

(5) Direktur dan Wakil Direktur berhenti karena habis masa jabatannya
dan tidak diangkat kembali diberikan uang penghargaan sesuai
dengan kemampuan perusahaan .

Pasal 20

Paling lama 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan Direktur dan Wakil
Direktur berakhir, Dewan Komisaris sudah mengajukan calon Direktur dan
Wakil Direktur Kepada Kepala Daerah.

Pasal 21

(1) Kepala Daerah Mengangkat Pelaksana Tugas (Plt) apabila Direktur


dan Wakil Direktur diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir.

(2) Pengangkatan Pelaksana Tugas ditetapkan dengan Keputusan Kepala


Daerah untuk masa Jabatan paling lama 6(enam) bulan.

BAB VIII
DEWAN KOMISARIS
Bagian Pertama
PENGANGKATAN

Pasal 22

(1) Dewan Komisaris diangkat oleh Kepala Daerah.

(2) Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini
berasal dari orang yang profesional sesuai dengan bidang usaha yang
dijalankan perusahaan.

(3) Untuk dapat diangkat sebagai Dewan Komisaris harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut :

a. Menyediakan waktu yang cukup.


b. Mempunyai dedikasi yang tinggi.
c. Mempunyai pengalaman dalam bidang keahliannya;

(4) Masa jabatan Dewan Komisaris ditetapkan selama 4 (empat) tahun.


10
Pasal 23

Jumlah Dewan Komisaris paling banyak 3 (tiga) orang, seorang


diantaranya dipilih menjadi Komisaris utama merangkap anggota.

Pasal 24

(1) Dewan Komisaris diangkat paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan.

(2) Pengangkatan Dewan Komisaris yang kedua kali dilakukan apabila :

a. Mampu mengawasi perusahaan sesuai dengan program kerja.


b. Mampu memberikan saran kepada Direktur dan Wakil Direktur
agar perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya.
c. Mampu memberikan pendapat mengenai peluang usaha yang
menguntungkan dimasa yang akan datang.

Bagian Kedua
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 25

Dewan Komisaris mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Mengawasi kegiatan operasional perusahaan.

b. Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah terhadap


pengangkatan dan pemberhentian Direktur dan Wakil Direktur.

c. Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah terhadap


program kerja yang diajukan oleh Direktur dan Wakil Direktur.

d. Memberikan pendapat dan saran kepada kepala Daerah terhadap


laporan keuangan.

e. Memberikan pendapat dan saran atas laporan kinerja perusahaan.

Pasal 26

Dewan Komisaris mempunyai wewenang sebagai berikut :

a. Memberikan peringatan kepada Direktur dan Wakil Direktur yang tidak


melaksanakan tugas sesuai dengan program kerja yang telah
disetujui.

11
b. Memeriksa Direktur dan Wakil Direktur yang diduga merugikan
perusahaan.

c. Mengesahkan rencana kerja dan anggaran perusahaan.

d. Menerima atau menolak pertanggung jawaban keuangan dan program


kerja Direktur tahun berjalan.

Bagian Ketiga
PENGHASILAN

Pasal 27

Dewan Komisaris karena tugasnya menerima honorarium.

Pasal 28

(1) Komisaris utama menerima honorarium sebesar 40 % (empat puluh


perseratus) dari penghasilan Direktur.

(2) Anggota Dewan komisaris menerima honorarium sebesar 30 % (tiga


puluh per seratus) dari penghasilan Direktur.

Pasal 29

Selain honorarium kepada Dewan komisaris setiap tahun diberikan jasa


pelayanan.

Bagian Keempat
PEMBERHENTIAN

Pasal 30

Dewan komisaris dapat diberhentikan dengan alasan :

a. Atas permintaan sendiri ;

b. Meninggal dunia ;

c. Karena sakit sehingga tidak dapat melaksanakan tugas ;

d. Tidak melaksanakan tugas dan wewenangnya ;


12

e. Terlibat dalam tindakan yang merugikan perusahaan ;

f. Dihukum pidana minimal 3 (tiga) berdasarkan keputusan pengadilan


Negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap ;

Pasal 31

(1) Apabila Dewan komisaris diduga melakukan salah satu perbuatan


sebagai mana dimaksud dalam pasal 30 huruf d, e dan f Kepala
Daerah segera melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan ;

(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Dewan komisaris


sebagai mana dimaksud ayat (1) pasal ini diduga terbukti melakukan
perbuatan, kepala Daerah paling lama 12 (dua belas) hari kerja segera
mengeluarkan :

a. Keputusan kepala Daerah tentang pemberhentian sebagai Dewan


komisaris bagi Dewan komisaris yang melakukan perbuatan dalam
pasal 30 huruf d,e dan f ;

b. Keputusan Kepala Daerah tentang pemberhentian sementara


sebagai Dewan komisaris bagi Dewan Komisaris yang melakukan
perbuatan dalam pasal 30 huruf c ;

Pasal 32

(1) Untuk membantu tugas-tugas Dewan Komisaris dibentuk sekretariat


yang terdiri dari 2 (dua) orang ;

(2) Honorarium sekretariat ditetapkan oleh Dewan Komisaris dan


dibebankan kepada anggaran perusahaan ;

BAB IX
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Pasal 33

(1) RUPS diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun atau


sewaktu-waktu diperlukan.

(2) RUPS dipimpin oleh komisaris utama atau pejabat yang ditunjuk dari
Dewan Komisaris.

(3) Keputusan RUPS didasarkan atas musyawarah dan mufakat

(4) Apabila kata mufakat sebagai mana dimaksud ayat (3) tidak tercapai
maka keputusan terakhir ditetapkan oleh kepala Daerah.

13
BAB X
PENETAPAN DAN PENGGUNAAN LABA BERSIH

Pasal 34

(1) Laba bersih perusahaan yang telah disahkan oleh RUPS setelah
dipotong pajak, pembagiannya ditetapkan sebagai berikut :

a. Deviden untuk pemegang saham 60%


b. Jasa pelayanan 15 %
c. Cadangan umum 10 %
d. Cadangan tujuan 10 %
e. Dana kesejahteraan 5%.

(2) Deviden untuk Pemerintah Daerah dianggarkan dalam ayat


penerimaan APBD tahun anggaran berikutnya.

(3) Jasa pelayanan digunakan untuk Dewan Komisaris, Direktur dan Wakil
Direktur, Pegawai dan tenaga kerja lainnya ditetapkan oleh Direktur.

(4) Cadangan umum dapat digunakan untuk menutupi kerugian yang


mungkin diderita oleh perusahaan.

(5) Cadangan tujuan dapat dipergunakan untuk pengembangan usaha


yang ditetapkan oleh Direktur setelah mendapat pertimbangan dari
Dewan komisaris.

(6) Peruntukan dana kesejahteraan ditetapkan oleh Direktur setelah


mendapatkan pertimbangan dari Dewan komisaris.

BAB X1
TANGGUNG JAWAB DAN TUNTUTAN GANTI RUGI

Pasal 35

(1) Direktur dan Wakil Direktur atau pegawai perusahaan yang dengan
sengaja maupun tidak sengaja atau karena kelalaiannya menimbulkan
kerugian bagi perusahaan wajib mengganti kerugian dimaksud.

(2) Tata cara penyelesaian ganti rugi sebagai mana dimaksud ayat (1)
pasal ini disesuaikan dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

BAB XII
KERJA SAMA

Pasal 36

Perusahaan dapat melakukan kerja sama dengan perusahaan atau


lembaga lainnya dalam usaha peningkatan modal, manajemen,
profesionalisme usaha dan lain-lain.

14
BAB XIII
PEMBINAAN

Pasal 37

(1) Kepala Daerah melakukan pembinaan terhadap perusahaan.

(2) Jika dipandang perlu Kepala Daerah dapat membentuk Badan


Pembina Perusahaan.

BAB XIV
PEMBUBARAN

Pasal 38

(1) Pembubaran Perusahaan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

(2) Kepala Daerah menunjuk panitia pembubaran sebagaimana dimaksud


ayat (1) pasal ini.

(3) Apabila Perusahaan dibubarkan, semua hutang dan kewajiban


keuangan dibayar dari harta kekayaan Perusahaan dan sisa lebih atau
kurang menjadi milik atau tanggung jawab pemegang saham.

(4) Panitia pembubaran menyampaikan pertanggung jawabannya kepada


kepala Daerah.

Pasal 39

Dalam hal terjadi pembubaran sebagai mana dimaksud pasal 38 keputusan


ini maka penyelesaian kekayaan Direktur dan Wakil Direktur serta pegawai
perusahaan ditetapkan oleh Kepala Daerah.

BAB XV
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 40

(1) Apabila dalam 2 (dua) tahun berturut-turut Direktur tidak mampu


meningkatkan kinerja perusahaan, Kepala Daerah dapat mengganti
Direktur atas usulan Dewan komisaris.

(2) Direktur yang akan melakukan perjalanan Dinas ke Luar Negeri harus
mendapat izin dari komisaris.

(3) Dana Representatif disediakan dari Anggaran Perusahaan paling


tinggi 75 % (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah penghasilan
Direktur dalam 1(satu) tahun yang diterima pada bulan terakhir dan
penggunaannya diatur oleh Direktur secara efisien dan efektif dalam
rangka pengembangan perusahaan.

15
BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 41

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah.

Pasal 42

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabuapten Bengkalis.

Ditetapkan di Bengkalis
pada tanggal 28 Juni 2004.

BUPATI BENGKALIS

d.t.o

H. SYAMSURIZAL

Diundangkan di Bengkalis
Pada tanggal 29 Juni 2004

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BENGKALIS

Drs.H.SULAIMAN,DIPL.PS
PEMBINA UTAMA MUDA
NIP.170006818.-

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS


TAHUN 2004 NOMOR 20.

Anda mungkin juga menyukai