Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu,kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses.
Boiler ini dapat dioperasikan dengan system pembakaran single firing maupun
double firing yaitu pembakaran menggunakan 2 jenis bahan bakar, fuell oil dan fuel
gas. Bahaya yang paling besar ialah jika terjadi kegagalan pada system supply fuel,
dan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mematikan api dan pengurangan
bahan bakar. Untuk menjaga fuel tetap terbakar dengan sempurna dan untuk
menghindari terjadinya banjir di dalam dapur mempunyai system safeguard dengan
parameter How Fuel Oil.
Proses yang terjadi pada boiler cukup kompleks. Oleh karena itu diperlukan
beberapa system pengendalian agar proses berlangsung seperti yang diharapkan.
System tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan efisiensi
dari boiler serta berfungsi menjaga komposisi aliran udara dan aliran bahan bakar yang
tepat sehingga terjadi proses pembakaran sempurna.

2. Tujuan
Tujuan dari pratikum ini sendiri adalah sebagai berikut :
 Mengerti fungsi peralatan separating dan throttling calorimeter dan proses
kerjanya
 Mengukur tekanan uap sebelum dan setelah throttle dan mengukur temperature
uap keluar (discharge) dari throttle
 Mengukur jumlah air yang terpisahkan dari uap yang keluar dari separator dan
mengukur jumlah air yang keluar dari kondensat yang di tampung oleh gelas
ukur.
 Menggambarkan skema peralatan percobaan
 Memahami fungsi condenser sebagai alat bantu dalam pengujian
 Membuat daftar symbol dan satuan parameter-parameter.

23
 Membuat susunan/urutan pelaksanaan percobaan
 Memahami daftar Tabel Uap dan pembacaannya dalam mengerjakan analisa
percobaan.
 Memahami daftar grafik diagram psikometrik dalam mengerjakan analisa
percobaan.
 Membuat laporan pengujian kualitas uap

24
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Proses Penguapan
Bila dalam suatu boiler terdapat beberapa jumlah dan kita perhatikan molekul-
molekul air tersebut, temperatur air pada saat itu untuk Kelvin atau untuk Celcius.
Molekul-molekul air tersebut bergerak bebas kesana-kemari dalam lingkungan dengan
kecepatan geraVo m/dtk.
Molekul-molekul tersebut dalam geraknya kesana-kemari tidak akan dapat
meninggalkan lingkungannya, yaitu lingkungan air karena adanya gerak tarik-menarik
antara molekul-molekul itu sendiri. Apabila boiler itu dipanaskan maka temperature
boiler itu menjadi Ti dan ternyata kecepatan gerak dari molekul air tersebut akan
bertambah menjadi Vi. Namun, belum mampu untuk melepaskan diri dari
lingkungannya.
Apabila panas boiler bertambah besar maka temperature air mencapai tanda
sedangkan kecepatan-kecepatan molekul air tersebut telah mencapai Vd. Molekul air
yang melepaskan diri dari lingkungannya dan berubah menjadi molekul uap yang
kecepatannya melebihi gerak molekul air semula. Proses yang demikian disebut
“Proses Penguapan”. Molekul air berubah menjadi molekul uap atau dapat disebut
juga bahwa air itu sedang mendidih, karena permukaan air menjadi bergolak.
Temperature air pada saat itu mencapai temperature mendidih yaitu tanda Kelvin.

B. Deskripsi
Separating calorimeter adalah merupakan peralatan suatu proses mekanis,
dimanauap basah masuk secara langsung melewati susunan berupa sudut-sudut
tumpul. Pada saat melewati sudut-sudut ini, gaya inersia air yang terkandung dalam
uap menjadi berkurang dan mencegahnya terikut dalam uap sehingga mengakibatkan
air akan jatuh dan terkumpul dalam tabung (chamber).

Throttling calorimeter adalah merupakan peralatan pemasukan uap ke dalam tabung


melalui Orifice sehingga tekanan turun hingga sedikit di atas tekanan atmosfer (aliran
terbuka). Ini menyebabkan uap menjadi superheat. Melalui pengukuran tekanan dan
temperature uap keluaran ini, maka fraksi kekeringan uap dapat dihitung karena uap
meninggalkan tabung separating kandungan air tidak dapat dipisahkan seluruhnya.
25
Separating dan Throttling Calorimeter sangat penting untuk mengetahui fraksi
kekeringan uap. Oleh karena itu, hal ini dapat dilakukan untuk melakukan eksperimen
sample uap. Ini tidak dapat dilakukan hanya dapat observasi itu sendiri, karena tekanan
dan temperaturenya tidak dapat berubah dengan fraksi kekeringannya tersebut. Satu
solusi dengan menggunakan alat pemisah (separator) untuk memisahkan air dan uap,
tetapi ini tidak dapat dilakukan 100% efektif jika menggunakan tabung yang sangat
besar.

throttle Uap keluar


Uap (discharge)

1 2

C. Rumusan Teori

1. Fraksi Kekeringan
Fraksi Kekeringan uap adalah banyaknya kandungan uap kering yang ada di
dalam campuran uap basah.

Banyaknya uap kering


Fraksi Kekeringan =
Banyaknya uap kering + kandungan air

2. Separating Calorimeter
Jika berat uap kering yang dikeluarkan dari separator adalah Ms, dan berat air
yang dipisahkan/tertinggal dalam separator pada waktu yang sama adalah Ma,
maka fraksi kekeringan yang diukur melalui separating calorimeter ini (Xs) adalah
:

Ms
Xs =
Ms + Ma

26
3. Throttling Calorimeter
Memberikan aliran fluida melalui throttling orifice dari tekanan tinggi P1 ke
tekanan rendah P2.
Dari persamaan energy aliran tunak/konstan (Stearly-Flow) dapat ditunjukkan
bahwa proses yang terjadi adalah proses enthalphi konstan (isentalphik) pada
throttling adiabatic.

Aliran Uap basah (Wet Saturated Steam) sebelum throttling (karena ada air yang
terikut) maka kemudian akan menjadi uap superheat pada tekanan setelah
throttling.

Entalphi uap basah (Wet Saturated Steam) sebelum throttling :

ℎ1 = ℎ𝑓1 + 𝑋𝑡 ℎ𝑓𝑔1

Entalphi uap superheat setelah throttling :

ℎ2 = ℎ𝑔2 + 𝐶𝑝 (𝑡2 − 𝑡𝑠2 )

Karena : ℎ1 = ℎ2

ℎ𝑓1 + 𝑋𝑡 ℎ𝑓𝑔1 = ℎ𝑔2 + 𝐶𝑝 (𝑡2 − 𝑡𝑠2 )

Maka :
[ℎ𝑔2 + 𝐶𝑝 (𝑡2 −𝑡𝑠2 ) ] − ℎ𝑓1
𝑋𝑡 =
ℎ𝑓𝑔1

Dimana :
ℎ𝑓1 = Panas sensible pada tekanan 𝑃1 [ kJ/kg ]
𝑋𝑡 = Fraksi kekeringan masuk throttling calorimeter
ℎ𝑓𝑔1 = Panas laten pada tekanan 𝑃1 [ kJ/kg ]
ℎ𝑔2 = Entalphi uap jenuh pada tekanan 𝑃2 [ kJ/kg ]
𝐶𝑝 = Panas spesifik/ jenis pada tekanan konstan
= [ 1,8 - 2,0 ] kJ/kg OC Untuk uap
𝑡2 = Temperature uap keluar throttling calorimeter [ OC ]
𝑡𝑠2 = Temperatur uap saturasi pada tekanan P2 [OC ]

27
D. Kombinasi Separating dan Throttling

Jika m adalah jumlah air dalam uap meninggalkan Separating Calorimeter dan
masuk ke Throttling Calorimeter, maka melalui defenisi fraksi kekeringan uap
diperoleh sbb. :

Ms - m
Xt = dan m = Ms ( 1 – Xt )
Ms

tetapi separating calorimeter telah memisahkan air sebesar Ma, oleh karena itu
total jumlah berat air adalah ( Ma + m ) didalam uap basah. Jumlah berat uap basah
adalah Ms + Ma.

Dengan menggunakan definisi fraksi kekeringan uap, juga berlaku :

( Ms + Ma ) – ( Ma + m )

X=

( Ms + Ma)

Atau :

Ms − m
X =
Ms + Ma
tetapi : m = Ms ( 1 - Xt )

Ms - Ms ( 1 – Xt)

X=

Ms + Ma

28
Ms

X = . Xt

Ms + Ma

X = Xs . Xt

Dimana : X adalah fraksi kekeringan aktual/sesungguhnya.

29
BAB III

KOMPONEN PERCOBAAN

A. Peralatan Pengujian
1. Peralatan pengujian, yaitu :
a. Suplai energy listrik
b. Air utilitas laboraturium
c. Gelas ukur
d. Cussons : P7600 : Oil Fired Boiler
e. Cussons : P7672 : Separating & Throttling Calorimeter

2. Alat-alat utama, yaitu :


a. Tabung Throttle
b. Boiler
c. Separator

3. Alat-alat bantu, yaitu:


a. Kondenser
b. Katup
c. Gelas Ukur
d. Pipa U

4. Alat ukur/ Instrumentasi, yaitu :


a. Pressuremeter

30
BAB IV

PROSEDUR PERCOBAAN

A. Langkah Percobaan
Adapun langkah yang harus dilakukan dalam praktikum pengujian kualitas
uap/fraksi kekeringan uap adalah sebagai berikut:
a. On-kan MCB.
b. On-kan cool water unit.
c. On-kan steam turbin.
d. Hidupkan pompa pengisian air
e. Cek air pada boiler
f. Mengatur posisi katup-katup air yang sesuai
g. Menghidupkan boiler sampai tekanan 3 bar dan jaga tekanan tersebut selang
beberapa waktu, jalankan boiler sampai tekanan 6 bar.
h. Menghidupkan pompa kondensor
i. Membuka tutup uap dan katup separating
j. Menyediakan gelas ukur menampung air yang keluar dari separating dan dari
throttling setelah mengalami kondensasi. Biarkan keadaan ini sampai waktu yang
di tentukan.
k. Mengukur dan catat jumlah air dalam separator dan jumlah kondensat yang
terkumpul keluar kondenser dalam waktu yang sama. Catat tekanan uap dalam
tabung separator dan tekanan uap setelah throttlre.
l. Mencatat hasil pembacaan tekanan sedikitnya lima kali untuk memperoleh hasil
rata-rata yang lebih teliti.
m. Jika pengukuran telah selesai matikan pengoperasian boiler lalu tutup suplai uap
dan catat jumlah air kondensat.
n. Membiarkan peralatan sampai dingin, kemudian air kondenser dapat ditutup.
o. Membuka katup keluaran separating kalorimeter.

31
B. RANGKAIAN PERCOBAAN

Nama-nama bagian rangkaian di atas :


1. Meter tekanan 6. Throttling
2. Katup pipa masuk uap 7. Meter tekanan
3. Pengindera Temperatur 8. Pengindera temperature
4. Pipa kaca 9. Pendinginan
5. Meter Temperatur

32
BAB V

DATA PERCOBAAN

Dari percobaan yang telah kami lakukan, maka dapat di peroleh data sebagai berikut:

LOG SHEETS 1 2 3 4 5 Rata-rata

P. Separator, barg 5,2 5,5 5,8 6,0 5,9 6,0 barg

P. keluar throttle [ mm Hg] 16 16 16 16 16 16 mm Hg

T. keluar throttle, [ OC ] 118 119 120 120 120 120 OC

Jumlah air 𝑀1 = 198 ml Air dalam pipa u

Jumlah kondensat 𝑀2 = 2340 ml H = 0 mm𝐻2 O

Tekanan atmosfer = 1,013 bar

33
BAB VI

ANALISA DATA

LOG SHEETS 1 2 3 4 5 Rata-rata

P. Separator, barg 5,2 5,5 5,8 6,0 5,9 6,0 barg

P. keluar throttle [ mm Hg] 16 16 16 16 16 16 mm Hg

T. keluar throttle, [ OC ] 118 119 120 120 120 120 OC

Jumlah air 𝑀1 = 198 ml Air dalam pipa u

Jumlah kondensat 𝑀2 = 2340 ml H = 0 mm𝐻2 O

Tekanan atmosfer = 1,013 bar

5,2+5,5+5,8+6,0+5,9
1. 𝑃𝑠𝑒𝑝𝑎𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 = = 6,0 barg
5
16+16+16+16+16
2. 𝑃𝑡𝑟𝑜𝑡𝑡𝑙𝑒 = = 16mmHg
5
118+119+120+120+120
3. 𝑇𝑡𝑟𝑜𝑡𝑡𝑙𝑒 = = 120 OC
5

Pabs = Pgauge + Patm

Maka,

Pseparator(abs) = 𝑃1 = 6,0 + 1,013 = 7,013 Bar = 7 Bar


30
Pthrottle(abs) = 𝑃2 = ( 𝑥 1,013) + 1,013= 1,0535 Bar = 1,05 Bar
760

Syarat throttling :

ℎ1 = ℎ2
34
Dimana :

ℎ1 = ℎ𝑓1 + 𝑋𝑡 ℎ𝑓𝑔1

ℎ2 = ℎ𝑔2 + 𝐶𝑝 (𝑡2 − 𝑡𝑠2 )

𝐶𝑝2 = Entalphi uap keluar throttle = 2 kj/kg

Maka persamaannya :

ℎ𝑓1 + 𝑋𝑡 ℎ𝑓𝑔1 = ℎ𝑔2 + 𝐶𝑝 (𝑡2 − 𝑡𝑠2 )

𝑋𝑡 ℎ𝑓𝑔1 = ℎ𝑔2 + 𝐶𝑝 (𝑡2 − 𝑡𝑠2 ) - ℎ𝑓1

[ℎ𝑔2 + 𝐶𝑝 (𝑡2 −𝑡𝑠2 ) ] − ℎ𝑓1


𝑋𝑡 =
ℎ𝑓𝑔1

Pada kondisi masuk throttle (1)

𝑃1 = 7 bar.abs = 0,7 Mpa, maka dari tabel diperoleh :

ℎ𝑓1 = 697,00 kj/kg

ℎ𝑓𝑔1 = 2065,8 kj/kg

ℎ1 = ℎ𝑓1 + 𝑋𝑡 ℎ𝑓𝑔1

Pada kondisi keluar throttle (2)

𝑃2 = 1,05 bar.abs = 105 Mpa, maka digunakan interpolasi :

𝑃 = 0,1 Mpa dengan P = 0,125 Mpa

P = 0,1 Mpa P = 0,125 Mpa

T = 99,63ºC T = 105,99 ºC

𝐻(𝑔) = 2675,5 kj/kg 𝐻(𝑔) = 2685,4 kj/kg

Interpolasi :

ℎ𝑔(0,105) − ℎ𝑔(0,1) 𝑃(0,105) − 𝑃(0,1)


=
ℎ𝑔(0,125) − ℎ𝑔(0,1) 𝑃(0,125) − 𝑃(0,1)

ℎ𝑔(0,105) − 2675,5 0,105 − 0,1


=
2685,4 − 2675,5 0,125 − 0,1

35
4
ℎ𝑔(0,105) = 2675,5 + (2685,4 – 2675,5) = 2677,48 kj/kg
25

Atau ;

ℎ𝑔(2) = 2677,5 kj/kg

𝑇(0,105) − 𝑇(0,1) 𝑃(0,105) − 𝑃(0,1)


=
𝑇(0,125) − 𝑇(0,1) 𝑃(0,125) − 𝑃(0,1)

𝑇(0,105) − 99,63 0,105 − 0,1


=
105,99 − 99,63 0,125 − 0,1
4
𝑇(0,105) = 99,61 + (105,97 − 99,61) = 100,6276OC
25

𝑇𝑠2 = 100,902 OC

Maka :

[ℎ𝑔2 + 𝐶𝑝 (𝑡2 −𝑡𝑠2 ) ] − ℎ𝑓1


𝑋𝑡 =
ℎ𝑓𝑔1

[ 2677,5 + 2 (120 −100,902) ] – 702,76


= 2061,84

= 0,9674
Pada separator dipisahkan air dan uap :

𝑀𝑘𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑎𝑡 = 2750 ml

𝑀𝑎𝑖𝑟 = 220 ml

𝑀𝑘𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑎𝑡
𝑋𝑠 =
𝑀𝑘𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑎𝑡 + 𝑀𝑎𝑖𝑟

2750
=
2750+220

= 0,926
= 92,6 %

36
Sehingga :

𝑋𝑎𝑐𝑡 = 𝑋𝑡 . 𝑋𝑠

= 0,974 x 0,926

= 0,902

= 90,2 %
Yang artinya Uap saturasi kering = 90,2 %

Cair saturasi = 9.8 %

37
BAB VII

PENJELASAN TAMBAHAN

INSTRUMENTASI TEKANAN UAP SETELAH THROTTLING


Alat ukur (instrumentasi) merupakan bagian yang sangat penting dan sangat
dibutuhkan dalam suatu mekanisme system, karena instrumentasi tersebut dapat
mewujudkan hal-hal yang sangat penting yang harus diketahui dan harus dikendalikan
agar tidak terjadi kerusakan atau kecelakan. Pada boler juga banyak terdapat
instrumentasi seperti tekanan, temperature, flow, level, dll. Yang bias berupa digital
maupun analog.
Alat ukur tekanan bias disebut manometer dan yang digunakan adalah
manometer bourdon yang menggunakan pipa U dan air raksa sebagai fluida dengan
model hibrida. Hampir semua udara dikumpulkan di puncak tensiometer. Kelebihan
dan kelemahan tensiometer manometer adalah sbb:
a. Manometer air raksa merupakan sensor tekanan paling tepat dan teliti
serta histeris sangat baik
b. Tidak memerlukan kalibrasi
c. Kekurangan tensiometere manometer adalah pada pemakaian di tanah
yang memiliki kadar air sangat rendah, air raksa dapat terhisap
memasuki cawan poros.untuk memperbaikinya perlu penanganan
khusus.

Nama-nama bagian rangkaian peralaatan percobaan di atas :

1. Pipa uap
Fungsinya untuk memasukkan uap dari boiler ke separator
2. Gelas ukur
Fungsinya untuk mengetahui jumlah air yang ada pada separator
3. Throttle
Fungsinya untuk menyempitkan uap yang keluar dari separator menuju
throttling
4. Sensor temperature
Fungsinya untuk mendeteksi temperature yang ada pada throttling
5. Alat ukur tekanan
Fungsinya untuk mengukur tekanan uap masuk ke separator
6. Alat ukur temperature
Fungsinya untuk mengukur temperature uap dalam throttling setelah dideteksi
oleh temperature
7. Pipa air
Fungsinya untuk memasukkan air dingin ke dalam condenser dan keluaran air
setelah masuk condenser

38
8. Condenser
Fungsinya untuk mendinginkan uap yang keluar dari throttling
9. Gelas ukur
Fungsinya untuk menampung uap yang keluar dari condenser
10. Alat ukur tekanan
Fungsinya untuk mengukur tekanan uap throttling yang menggunakan air raksa
dengan membandingkan tekanan atm.

A. KOMPONEN UTAMA

Komponen utama terdiri dari separating dan throttling calorimeter. Separating dan
throttling calorimeter digunakan untuk mengetahui fraksi kekeringan uap. Dimana uap
dilewatkan pada alat percobaan ini sedangkan uap yang digunakan adalah uap sample
yang dihasilkan boiler. Separating and Throttling Calorimeter terdiri dari:
1.Separator
Separator terdiri dari sekat-sekat pemisah antara air dan uap sampel boiler. Disini
uap yang di hasilkan boiler melewati sekat-sekat separator. Namun karena massa air
lebih besar dari massa uap sehingga tertinggal pada bagian bawah separator. Namun,
tidak semua air yang terkandung dalam uap tertinggal pada separator sebagian lagi ada
yang terikut melewati throttle.

2.Throttle
Throttling calorimeter yaitu peralatan pemasukan uap kedalam tabung melalui
orifice sehingga tekanan turun sehingga sedikit diatas tekanan atmosfer (aliran
terbuka). Ini menyebabkan uap menjadi superheat (panas lanjut), melalui pengukuran
tekanan dan temperature uap keluaran ini, maka fraksi kekeringan uap dapat di hitung
karena uap meninggalkan tabung separating kandungan air tidak dapat dipisahkan
seluruhnya.

B. ALAT UKUR DAN INSTRUMENTASI


1.Pressure gauge |
Pressure gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan suatu
fluida ( gas atau liquid ) dalam sistem tertutup.

2. Temperature gauge

Temperature gauge adalah jenis sensor suhu yang masih bersifat analog.
Temperature gauge digunakan untuk mengetahui suhu mesin atau alat sesuai dengan
kebutuhan penggunanya (lokal). Prinsip kerja temperature gauge adalah berdasarkan
prinsip pemuaian logam atau yang disebut bimetal. Bimetal adalah sensor suhu yang
terbuat dari dua buah lempengan logam yang berbeda koefisien muainya (α) yang
direkatkan menjadi satu.

39
Thermometer Merkuri pertama kali dibuat oleh Daniel G. Peralatan sensor
panas ini menggunakan bahan merkuri dan pipa kaca dengan skala celcius dan
fahreinheit untuk mengukur suhu. Pada tahun 1742 Anders Celcius mempublikasikan
sebuah buku berjudul “penemuan skala temperatur celcius” yang di antara isinya
menjelaskan metoda kalibrasi alat thermometer seperti di bawah ini :

1. letakkan silinder thermometer di air yang sedang mencair dan tanda


poin thermometer disaat air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini
adalah poin titik beku air.
2. Dengan cara yang sama, tanda poin thermometer disaat seluruh air
tersebut mendidih seluruhnya saat dipanaskan.
3. Bagi panjang dari dua poin di atas menjadi seratus bagian yang sama.

Sampai saat ini tiga poin kalibrasi di atas masih di gunakan untuk mencari rata-rata
skala celcius pada thermometer merkuri. Poin-poin tersebut tidak dapat dijadikan
metode kalibrasi yang akurat karena titik didih dan titik beku air berbeda-beda seiring
beda tekanan.

Cara Kerja :

1. sebelum terjadi perubahan suhu, volume merkuri berada pada kondisi awal.
2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar thermometer di respon merkuri dengan
perubahan volume.
3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika
suhu menurun
4. Skala pada thermometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.

3. Manometer U

Manometer adalah alat yang berupa tabung berskala yang dihubungkan dengan
tampungan air atau air raksa untuk mengukur perbedaan tekana berdasarkan kenaikan
air atau air raksa dalam tabung berskala.Tipe manometer yang umum digunakan
adalah manometer air raksa dengan model hibrida. Hamper semua udara dikumpulkan
di puncak tensiometer. Kelebihan dan kekurangan tensiometer manometer adalah sbb.:

a) Manometer air raksa merupakan sensor tekanan paling tepat dan teliti serta
histeris sangat baik
b) Tidak memerlukan kalibrasi
c) Pemakaian ditanah yang memiliki kadar air sangat rendah,air raksa dapat
terhisap memasuki cawan poros. Untuk memperbaikinya memerlukan
penanganan khusu

40
BAB VIII

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktek ini adalah :
a. Tekanan sesudah melewati throttle (𝑃2 ) lebih kecil dari tekanan sebelum melewati
throttle (𝑃1 ).
b. Entalphi sebelum melewati throttle (ℎ1 ) sama dengan entalphi sudah melewati
throttle (ℎ2 ).
c. Kualitas uap berdasarkan separating calorimeter (Xs) adalah 92,6 %.
d. Kualitas uap yang masuk di throttling calorimeter (Xt) adalah 96,74 %
e. Kualitas uap actual (Xact) adalah 90,2 % yang artinya 90,2 % uap kering dan 9,8
% merupakan uap basah.
f. Uap hasil pembakaran yang terjadi pada boiler merupakan uap basah dan
kemudian masuk ke separating untuk memisahkan uap dengan air, untuk masuk ke
throttle.

B. Saran

a. Perawatan boiler dilakukan secara berkala agar pada saat pengambilan data lebih
akurat.
b. Meminta agar alat praktikum diengkapi dengan sistem terbaru yang mengacu pada
teknologi industri.
c. Mahasiswa/i yang mengikuti praktikum sebaiknya lebih serius dan disiplin dalam
pengambilan data, dan mengikuti segala peraturan yang berlaku pada laboratorium
serta memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
d. Diharapkan ketepatan pada saat melakukan praktikum.

41
DAFTAR PUSTAKA

Munson and young.,fundamentals of fluid mechanics,eds.4.Jakarta,


Erlangga,2004
MsCave,W. L.,Smith. J. C.,dan Harriott. P., Unit Operationsin Chemical
Engineering,ed.4. McGraw-Hill. New Y ork,1985
Gean Koplis, C.J.,Transport Processes and Unit Operations,eds.2,Allyn and
Bacon,inc.,1987

42
43

Anda mungkin juga menyukai