Anda di halaman 1dari 1

_Emu Ternak Perah Daerah Tropis Bahan Pakan pada Ternak Perah

a. Tipe Pasture. Tipe pasture umumnya digolongkan atas 3: pasture rumput, pemotongan yang tepat sehingga tingkat produktivitas dan kualitasnya dapat
pasture legum, dan pasture kombinasi rumput dan legum. Legum dipertahankan (terlihat pada Gambar 5.2).
mengandung protein dan mineral yang lebih tinggi dibanding rumput
Dalam upaya meng-improve pasture harus dikembangkan jenis hijauan pakan
pada tingkat pertumbuhan yang sama. Bakteri pada bintil akar legum
yang potensial untuk berproduksi tinggi sehingga daya tampung lahan dapat
dengan fiksasi N dari udara akan meningkatkan protein tanaman. Ternak
meningkat. Di antara beberapa jenis hijauan, rumput gajah sangat potensial
yang digembalakan pada pasture legum dapat menyebabkan kembung
dimanfaatkan sebagai sumber pakan hijauan pada ternak sapi karena mampu
perut (bloat). Pasture kombinasi rumput dan legum sangat baik karena
tumbuh dengan baik pada daerah tropis dengan tingkat produksi hijauan
dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas pasture dan juga dapat pakan yang cukup tinggi dan mempunyai nilai gizi yang cukup baik. Beberapa
dihindari terjadinya bloat pada ternak. peneliti mengemukakan bahwa rumput gajah (Pennisetum purpureum
b. Sistem Grazing pada Pasture. Pengaturan sistem grazing bertujuan agar: Schumach) bisa dikembangkan di daerah tropis maupun subtropis dan dapat
 Dapat diatur umur rumput/legum yang tepat untuk digembalakan. berproduksi tinggi sebagai sumber hijauan pakan. Rumput gajah ini dapat
 Rumput/legum tidak terlalu tua atau muda pada saat dimanfaatkan sebagai rumput potong dan rumput grazing (Mukhtar et al.
digembalakan. 2004). Rumput ini merupakan rumput tahunan yang tumbuh dengan subur
sehingga dapat berproduksi tinggi sebagai pakan ternak ruminansia (Ambo
 Tingkat produktivitas pasture tetap tinggi, tetapi nilai gizi dan Ako et al. 1996).
palatabilitasnya tetap dipertahankan.
Rumput gajah sebagai rumput potong telah banyak dibudidayakan oleh
Rumput/legum yang terlalu tua memang produktivitasnya
petani peternak selama ini. Rumput ini juga sangat respons terhadap
tinggi, tetapi nilai gizi dan palatabilitasnya menurun. Sebaliknya
pemupukan untuk meningkatkan produksi dan kualitas hijauan pakan
rumput/legum yang terlalu muda, gizi dan palatabilitasnya tinggi tetapi
yang diproduksinya, apakah itu dengan menggunakan pupuk kimia (Ambo
produktivitasnya menurun, perakarannya belum kuat, serta batang bagian
Ako et al. 1999), pupuk organik, atau kotoran ternak sapi (Ambo Ako et
bawah belum matang sehingga kemampuan untuk tumbuh kembali
al. 1996). Berdasarkan hasil penelitian kami di Jepang, rumput gajah yang
menurun.
dipupuk kotoran sapi dapat memproduksi hijauan segar yang cukup tinggi
Rotational grazing merupakan sistem yang tepat karena dapat diatur dibandingkan dengan rumput potong lainnya. Produksinya dapat mencapai
umur rumput/legum untuk digembalakan. Sementara kontinu grazing 300 ton/ha dengan umur pemotongan setiap 2 bulan pada kondisi perairan
mengakibatkan ternak memilih-milih rumput/legum yang disukainya, dan pemupukan yang cukup (Ambo Ako et al. 1997). Umur pemotongan 2
sehingga ada rumput/legum yang tidak termakan (terlalu tua) pada saat bulan ini merupakan umur pemotongan yang tepat karena dapat memberikan
under grazing dan sebaliknya rumput/legum secara berangsur-angsur produksi hijuan pakan yang tinggi dan nilai gizinya juga masih cukup tinggi
berkurang pada saat over grazing. (proporsi daun masih lebih banyak dibanding batang). Produksi hijauan segar
sebanyak 300 ton/ha ini dapat menyuplai sebanyak 30 ekor ternak sapi yang
c. Stocking Rate. Stocking rate yang tinggi dapat meningkatkan produktivitas
berat badannya sekitar 300 kg. Rumput gajah ini termasuk hijauan pakan
ternak per satuan luas pasture, tetapi menurunkan produksi ternak per ekor,
yang berkualitas. cukup baik dengan kadar protein sekitar 11,2% pada daun
begitu juga sebaliknya. Stocking rate yang tepat adalah memaksimalkan
dan 7,5% pada batang, sedangkan daya cernanya mencapai 63,4% pada daun
produksi ternak per satuan luas pasture dan produksi per ekor sapi.
dan 60,4% pada batang dengan umur pemotongan 2 bulan (Ambo Ako
1998).
2. Rumput Potong (Soilage)
Rumput potong (soilage) merupakan rumput tambahan atau pengganti dari
grazing seperti jagung, sorgum, dan rum put gajah. Soilage harus diatur sistem
pemotongannya agar rumput tersedia sepanjang waktu dan mengatur umur

Anda mungkin juga menyukai