REFLEKSI KASUS
Seorang Bayi Laki-Laki Usia 4 Bulan dengan Vomitus dan Diare Akut dengan
Dehidrasi Tidak Berat
Disusun oleh :
Ananta Hutagalung
30101407132
Pembimbing :
dr. Zuhriah Hidajati, Sp. A, M.Si Med
dr. Lilia Dewiyanti, Sp. A, M.Si Med
dr. Neni Sumarni, Sp. A
dr. Adriana Lukmasari, Sp. A
dr. Harancang Pandih Kahayana, Sp. A
Pembimbing,
2. DATA DASAR
I. DATA DASAR
I. Anamnesis (Alloanamnesis)
Alloanamnesis dengan orang tua pasien dilakukan pada tanggal 26
Agustus 2018 jam 08.10 WIB di bangsal Nakula 4 dan didukung
dengan catatan medis.
a. Keluhan Utama : Muntah, Mencret/BAB cair
b. Keluhan Tambahan : Demam (-), Batuk (-), Pilek (-)
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
Sepasang suami istri membawa bayinya yang berusia 4 bulan
ke RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang pada tanggal 22
Agustus 2018 dengan mengeluhkan diare sejak 2 hari yang lalu.
Dalam sehari, sang bayi dapat mengalami diare sebanyak lebih dari
8 kali. Diare didapatkan jumlah sekitar ½ gelas belimbing dengan
sedikit lendir, sedikit berampas, dan terasa panas. Pada diare
didapatkan darah (-), bau asam (-), menyemprot (-), seperti air
cucian beras (-). Bayi tampak kehausan (+). Bayi juga mengalami
penurunan frekuensi BAK. Tidak terdapat keluhan lain seperti
demam, batuk, serta pilek.
V. Riwayat Imunisasi
1. 0 bulan : Hepatitis B0, Polio 1
2. 2 bulan : DPT-HiB-HepB 1, Polio 2
3. 3 bulan : DPT-HiB-HepB 2, Polio 3
Kesan: Riwayat imunisasi belum lengkap
Berat badan lahir 3.500 gram dengan panjang badan saat lahir 48 cm.
Berat badan sekarang 6,5 kg dengan panjang badan 68 cm.
Perkembangan :
Senyum : 2 bulan
Miring : 2 bulan
Tengkurap : 3 bulan
1. Laboratorium Darah
V. RESUME
Sepasang suami istri membawa bayinya yang berusia 4 bulan ke RSUD
KRMT Wongsonegoro Semarang pada tanggal 22 Agustus 2018 dengan
mengeluhkan diare sejak 2 hari yang lalu. Dalam sehari, sang bayi dapat
mengalami diare sebanyak lebih dari 8 kali. Diare didapatkan jumlah sekitar
½ gelas belimbing dengan sedikit lendir, sedikit berampas, dan terasa panas.
Pada diare didapatkan darah (-), bau asam (-), menyemprot (-), seperti air
cucian beras (-). Bayi tampak kehausan (+). Pada pemeriksaan didapatkan
mata dan . Bayi juga mengalami penurunan frekuensi BAK. Tidak terdapat
keluhan lain seperti demam, batuk, serta pilek.
Selain itu, ibu pasien juga mengeluhkan anaknya yang sering muntah.
Keluhan tsb dialami bayi sejak 2 hari yang lalu. Sang bayi muntah setiap kali
meminum susu formula yang diberikan. Bayi dapat muntah lebih dari 3 kali
dalam sehari. Bayi hanya muntah dalam jumlah sedikit pada setiap
muntahnya. Pada muntahan hanya didapatkan muntahan susu, tanpa darah.
Ibu pasien telah menghentikan pemberian ASI segera setelah bayi berusia 2
bulan, dan asupan ASI digantikan oleh hanya susu formula sampai sekarang
tanpa asupan makanan lain.
- Berdasarkan Dehidrasi
Diare Tanpa Dehidrasi
Diare dengan Dehidrasi Tidak Berat
Diare dengan Dehidrasi Berat
- Berdasarkan Etiologi
Bakterial
Viral
Jamur
Parasit
3. Kolera
4. Vomitus
5. Status gizi
i. Status gizi lebih
ii. Status gizi baik
iii. Status gizi kurang
VIII. TERAPI
- Rehidrasi
Cairan rehidrasi awal (oralit) 75 mg/KgBB dalam 3 jam pertama.
BB 6,5x75 ml = 487,5 ml oralit dalam 3 jam
Oralit 5-10 ml/kgBB tiap kali BAB cair.
BB 6,5 x 5 ml = 32,5 ml
Rehidrasi parenteral (intravena) bila anak muntah tiap diberi
minum sedikit demi sedikit atau lewat pipa nasogastrik.
o BB 3-10 kg 200ml/kgBB/hari
o BB 10-15 kg 175ml/kgBB/hari
o BB >15kg 135ml/kgBB/hari
BB 6,5 x 200 ml 1300ml/hari
TPM (1300x15) / (60x24) = 13,54 = 13 tpm
- Koreksi Gangguan Keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit
Hiperkalemia (K >5 mEq/L)
o Pemberian kalsium glukonas 10% sebanyak 0,5-1 ml/kgBB
iv perlahan selama 5-10 menit
1ml x 6,5 kg = 6,5ml selama 5-10 menit
- Zinc Tab 10mg (1/2 tablet) per hari selama 10 hari
- Non Medikamentosa
Tirah Baring
Peningkatan frekuensi ASI
IX. USULAN
- Analisis Gas Darah
X. MONITORING
- Monitoring KU, kesadaran, Tanda vital, tanda dehidrasi, tanda
overdehidrasi.
- Monitoring frekuensi dan konsistensi BAB dan BAK.
XI. EDUKASI
1. Memberi penjelasan pada orang tua pasien tentang pentingnya
menjaga kebersihan, terutama mencuci tangan sebelum makan,
sebelum memberi ASI pada anak.
2. Menjelaskan kepada ibu agar anak tidak bermain ditempat yang kotor
dan tanah yang basah.
3. Meminumkan obat penurun panas jika anak demam
4. Memotivasi orang tua untuk memberi ASI samapai umur 2 tahun
5. Memotivasi orang tua agar rajin memberikan oralit
6. Memberitahukan orang tua agar memberikan zinc selama 10 hari
berturut turut
7. Memberikan makanan yang bergizi
8. Membersihkan daerah sekitar payudara sebelum memberikan ASI
XII. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : ad bonam
Quo ad Functionam : ad bonam
Quo ad Sanationam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.4. Patofisiologi
Terdapat beberapa mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare
yaitu:
a. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus
yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare (Poorwo, 2003).
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan
selanjutnya timbul diare karena peningkatan isi lumen usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, selanjutnya dapat timbuldiare (Poorwo, 2003).
2.1.5. Diagnosis
Pada diare cair akut dapat ditemukan gejala dan tanda-tanda sebagai
berikut:
a. BAB lebih cair/encer dari biasanya, frekuensi lebih dari 3kali sehari
b. Apabila disertai darah disebut disentri (diare akut invasif)
c. Dapat disertai dengan muntah, nyeri perut dan panas
d. Pemeriksaan fisik :
Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan tanda utama, yaitu
kesadaran, rasa haus, turgor kulit abdomen. Perhatikan juga tanda
tambahan, yaitu ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata cekung
atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, kering atau tidaknya
mukosa mulut, bibir dan lidah. Jangan lupa menimbang berat badan.
Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai kriteria sebagai berikut:
a. Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan < 5% berat badan)
Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan
Keadaan umum baik, sadar
Tanda vital dalam batas normal
Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada,
mukosa mulut dan bibir basah
Turgor abdomen baik, bising usus normal
Akral hangat
Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat
komplikasi lain (tidak mau minum, muntah terus-menerus, diare
frekuen) (Ardhani, 2008).
b. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan)
Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih
tanda tambahan
Keadaan umum gelisah atau cengeng
Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata
kurang, mucosa mulut dan bibir sedikit kering
Turgor kurang
Akral hangat
Pasien harus rawat inap (Ardhani, 2008).
Abdullah M (2006). Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah dan Perdarahan Samar.
Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Jakarta: Bagian Penyakit
Dalam FKUI, pp: 295.
Ardhani punky, 2008, Art of Theraphy: Ilmu Penyakit Anak, Pustaka Cendekia
Press: Jogjakarta
Poorwo sumarso et all, 2003, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak: Infeksi & Penyakit
Tropis, Ikatan Dokter Anak Indonesia.