Gedr.rngAirNav Indonesia
Ir. H. Juanda
11.
Tangerr1gL5121
Banten - Indonesia
Telp:02L-5591 5000
AirNav Indonesia Fax:021-5591 5100
www. aimavindonesia.co.id
PERATURAN DIREKSI
PERUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI
PENERBANGAN INDONESIA
MEMUTUSKAN
Menetapkan PERATURAN DIREKSI PERUM LEMBAGA
PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI
PENERBANGAN INDONESIA TENTANG DISIPLIN
KARYAWAN PERUM LEMBAGA PENYELENGGARA
PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Pasal 3
BAB IV
PELANGGARAN DAN JENIS HUKUMAN
Bagian Pertama
Pelanggaran Hukuman Disiplin Ringan
Pasal 4
(1) Hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
dijatuhkan bagi pelang garunterhadap kewaj iban:
a. memakai pakaian kerja sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan;
b. melaporkan setiap perubahan data pribadi (alamat, data pendidikan, dll);
c. berpakaian dan berpotongan rambut rapih dan sopan;
d. melaporkan kepada unit kerja yang membidangi Personalia paling lambat
dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal terjadinya
peristiwa/perubahan susunan keluarga yang diseb.abkan oleh karena :
1. pernikahar/perceraian;
2. kelahiran anak;
3. kematian istri/suami/anakl orangtua/mertua;
4. anak yang telah bekerja sebagai karyawan tetap; atau.
5. anak yang berusia 21 tahun dan/atau yang masih sekolah/kuliah.
(2) Hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
dij atuhkan bagi pelang garunterhadap larangan:
a. meninggalkan tugas atau tidak hadir di tempat kerja tanpa ijin dari atasan;
b. datang terlambat atau pulang sebelum waktunya tanpa ijin dari atasan;
c. mel ang g ar I melalaikan ketentuan kehadiran/ab sens i ;
d. mengabaikan ketentuan berpakaian dinaslkerja dan alat pelengkapnya serta
meng gunak an tanda peng enal ;
e. menolak pemeriksaan, pengobatan dan perawatan serta usaha perlindungan
lainnya di bidang kesehatan;
f. bersikap tidak pantas sebagai karyawan, tidur pada saat jam kerja,
mengeluarkan perkataan kotor, berlaku tidak sopan terhadap atasan maupun
sesama karyawan.
Bagian Kedua
Pelanggaran Hukuman Disiplin Sedang
Pasal 5
(1) Hukuman disiplin sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)
dij atuhkan bagi pelang garan terhadap kewaj iban:
a. melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik - baiknya dan dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab;
b. bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan
negara,/perusahaan;
c. memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan
karyawan Perum LPPNPI;
d. segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui hal-hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara,/perusahaan, terutama di bidang
keselamatan, keamanan, keuangan dan material ;
e. menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;
f. menggunakan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada pelanggan
p erusahaan/masyarakat ;
g. bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahan;
h. membina dan membimbing bawahannya dalammelaksanakan tugasnya;
i. memberikan keteladanan terhadap bawahannya;
j. bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahan;
k. mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerja;
l. memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan
kariernya;
m. mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang;
n. bersikap sopan dan bertingkah laku santun terhadap pelanggan perusahaan,
masyarakat, sesama karyawan dan terhadap atasan;
o. menjadi teladan sebagai warganegara yang baik dalam masyarakat;
p. melaksanakan pembinaan terhadap bawahan, termasuk pelaksanaan Penilaian
Karya Karyawan (PKK), karier karyawan serta pengembangan (pendidikan
dan pelatihan) sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan.
(2) Hukuman disiplin sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)
dij atuhkan bagi pe I ang gar aL terhadap lar angan:
a. menyalahgunakan fasilitas dari perusahaan;
b. membawa senjata apiltajam atau yang membahayakan ke dalam lingkungan
perusahaan kecuali anggota pengamanan atat yang berwenang
menyandangrya;
c. membuat keonaran, menghasut sesama karyawan untuk melawan
atasan/perusahaan secara melawan hukum;
d. tidak masuk bekerja tanpa ijin tertulis dari atasan atautanpa keterangan selama
10 (sepuluh) hari kerja secara berturut-turut;
e. melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya dan dapat membahayakan atau
merugikan perusahaan;
f. melakukan kewajiban dengan tidak mengindahkan prosedur kerja yang
berlaku;
g. menolak untuk bekerjasama dengan rekan sekerja, atau dengan atasannya
sesuai dengan perintah kedinasan;
h. memberikan contoh yang tidak baik terhadap bawahannya atat sesama
karyawan;
i. menggunakan tang/barung inventaris milik perusahaan untuk keperluan
pribadi tanpa ijin dari perusahaan;
j. melakukan tindakan yang bersifat ancaman atau gangguan sesama karyawan.
Bagian Ketiga
Pelanggaran Hukuman Disiplin B erat
Pasal 6
(1) Hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) dijatuhkan
bagi pelang garanterhadap kewaj iban:
a. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
Negara dan Pemerintah lPerusahaan;
b. mengutamakan kepentingan Negara / Perusahaan diatas kepentingan golongan
atau diri sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak
kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri atau pihak lain;
c. menjunjung tinggi kehormatan danmartabat Negara, Pemerintah / Perusahaan
dan Karyawan;
d. mentaati sumpah I janji Karyawan dan sumpah I janji jabatan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. menyimpan rahasia Negara / Perusahaan atau rahasia jabatan dengan sebaik-
baiknya;
f. memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan Pemerintah baik yang
langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara umum;
g. hormat menghormati ariaru sesama wargaNegara yang memeluk agama yang
berlainan;
h. memperoleh ijin tertulis atau Surat Keterangan terlebih dahulu dari Pejabat
yang berwenang apabila akan melakukan perceraian atau ditentukan lain oleh
Pemerintah;
i. khusus karyawan yang akan beristri lebih dari seseorang, wajib memperoleh
ijin tertulis terlebih dahulu dari Pejabat yang berwenang atau ditentukan lain
oleh Pemerintah;
j. mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasat yang
berlaku; dan
k. mengganti kerugian yang ditimbulkan akibat kelalaian, kesalahan sebesar
tuntutan yang ditetapkan oleh Perusahaan.
(2) Hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) dijatuhkan
bagi pelang gar an terhadap lar angan:
a. melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan ata:u martabat Negara,
Pemerintah / Perusahaan, Karyawan, atau Karyawan lainnya;
b. menyalahgunakan wewenang danjabatannya;
c. tanpa ijin tertulis Pemerintah / Perusahaan menjadi Karyawan atau bekerja
untuk Negara asing / Perusahaan lain;
d. menyalahgunakan, menggelapkan, menggunakan tanpa rjin dan atau
menghilangkan barang-barang, uang, atau surat-surat berharga milik Negara /
Perusahaan;
e. memiliki, memberikan, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan,
meminjamkan atalu memberikan barang-barang, dokumen, atau surat-surat
berharga milik Negara / Perusahaan;
f. melakukan kegiatan bersama-sama dengan Atasan, bawahan, atau orang lain
di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan Negara / Perusahaan;
g. melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam
terhadap bawahannya atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan
kerjanya;
h. menerima hadiah atau pemberian yang berkaitan dengan jabatan atau
pekerjaan Karyawan yang diduga dapat mempengaruhi pekerjaannya dan I
atau pengambilan keputusan;
i. memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau martabat
Karyawan di luar kepentingan dinas;
j. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan dan I ata:u sesama Karyawan;
k. menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
l. membocorkat dan I atau memanfaatkan rahasia Negara / Perusahaan yang
diketahui karena kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan atau
pihak lain;
m. bertindak selaku perantara bagi salah satu Direksi, golongan, atau pihak lain di
luar kepentingan kedinasan;
n. memiliki saham / modal sedemikian rupa dalam Perusahaan yang kegiatan
usaha terafiliasi dengan Perusahaan dan I atau memiliki keterkaitan hubungan
kerj asama dengan Perusahaan;
o. memiliki saham suatu Perusahaan yang kegiatan tidak berada dalam lingkup
kekuasaannya yang jumlah dan sifat kepemilikannya sedemikian rupa
sehingga melalui pemilikan saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung
menentukan penyel eng g ar aarr atau j alawrya P erusahaan ;
p. melakukan kegiatan usaha resmi dalam bentuk badan hukum, serta menjadi
Direksi, Pimpinan atau Komisaris Perusahaan swasta bagi Karyawan yang
memangku j ab atan struktural ;
q. melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk dan tujuan apapun juga dalam
melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain;
r. memberikan keterangan palsu I data palsu (tidak benar) untuk dapat diangkat
sebagai Karyawan atau suatu jabxan di Perusahaan atat untuk memperoleh
fasilitas tetentu di Perusahaan;
s. melakukan perbuatan I kegiatan yang dapat menggangu ketertiban dan dapat
menimbulkan terciptanya lingkungan kerja yang tidak sehat;
t. mabuk dan berjudipada saat di lingkungan kantor dan/atau jamkerja;
u. berdasarkan putusan tetap Pengadilan, memakai, menjual, menyimpan dan
mengedarkan barang-barang yang termasuk dalam bentuk psikotropika;
v. melakukan kecurangan, pencurian, penipuan, dan I atau penggelapan terhadap
barang milik Negara / Perusahaan;
w. tidak masuk kerja tanpa ijin tertulis dari Atasan atautanpa keterangan lebih
dari 10 (sepuluh) hari kerja berturut-turut;
x. menolak dan I atau tidak melaksanakan perintah pelaksanaan tugas kedinasan
dari Atasan;
y. berbuat sesuatu yang merugikan Negara / Perusahaan /Karyawan lainnya;
z. hidup bersama layab,rrya suami istri diluar ikatan perkawinan yang sah
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perkawinan;
aa. melakukan tindakan asusila / pelecehan seksual terhadap sesama Karyawan,
baik dilakukan di lingkungan kerja maupun diluar lingkungan kerja;
bb. menjadi istri ke-2 (dua), ke-3 (tiga), ke-4 (empat) dan seterusnya
bagi
Karyawan wanita, kecuali ada ijin tertulis dari istri pertama;
cc. memikat unsur pimpinan Perusahaan dan I atau Karyawan lainnya untuk /
berbuat sesuatu yang melanggar hukum atau kesusilaan; darr
dd. dihukum penjara berdasarkan Keputusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap.
BAB V
SANKSI
Bagian Pertama
Pelanggaran Disiplin Ringan
PasalT
a. datang terlambat atau pulang sebelum waktunya tanpaijin dari Atasan; dan
b. meninggalkan tugas atau tidak hadir di tempat kerja tanpa ijin dari Atasan
atau tanpa keterangan selama 3 (tiga) hari kerja secara berturut-turut.
Bagian Kedua
Pelanggaran Disiplin Sedang
Pasal 8
Bagian Ketiga
Pelanggaran Disiplin Berat
Pasal 9
BAB VI
PEMERIKSAAN
Bagian Pertama
Pemeriksa/Penyidik
Pasal 10
Pasal 11
Bagian Keempat
Jangka Waktu Pemeriksaan
Pasal 13
(1) Proses pemeriksaan oleh penyidik dilakukan dalam jangka waktu selambat
-
lambatnya 60 (enam puluh) hari terhitung sejak diterbitkannya surat perintah
pemeriksaan dari Direktur Personalia dan Umum.
(2) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (l), penyidik belum
menyelesaikan pemeriksaannya, maka jangka waktu pemeriksaan diperpanj ang
selambat - lambatnya 15 (lima belas) hari.
(3) Penyidik wajib melaporkan hasil pemeriksaannya, paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja setelah masa pemeriksaan sebagaimana tersebut dalam ayat (l) dan atat
ayat (2).
(4) Laporan sebagaimana tersebut dalam ayat (3) dapatberupa :
Pasal 14
BAB VII
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
Pasal 15
BAB VIII
TATA CARA PENERAPAN SANKSI
Bagian Pertama
Penjatuhan Hukuman Disiplin
pasal 16
Bagian Kedua
Penjatuhan Hukuman Disiplin Bagi pegawai Negeri Sipil (pNS)
Diperbantukan / Ditugaskan di Perum LPPNPI
Pasal 17
(1) Penjatuhan Hukuman Disiplin Berat bagi PNS diperbantukan atau PNS
ditugaskan di Perum LPPNPI mengikuti ketentuan dari Instansi Induknya,
sedangkan untuk penjatuhan Hukuman Disiplin Ringan dan Sedang beradapada
ruang lingkup ketentuan ini.
(2) PNS yang diperbantukan atau PNS ditugaskan di Perum LPPNPI yang terbukti
melakukan pelanggaran disiplin berat, diberhentikan dari perbantuan ata:u
penugasannya dan dikembalikan ke instansi induknya.
(3) Perusahaan tidak bertanggungjawab lagi terhadap hak-hak pNS
diperbantukan/ditugaskal yang terbukti melakukan pelanggaran disiplin berat
yang belum ditarik oleh instansi induknya.
Bagian Ketiga
Penjatuhan Hukuman Disiplin Bagi Calon Karyawan
Pasal 18
Bagian Keempat
Berlakunya Hukuman Disiplin
Pasal 19
(1) Hukuman Disiplin Ringan berlaku sejak tanggal disampaikan oleh Pejabat yang
berwenang menghukum kepada karyawan yang bersangkutan.
(2) Hukuman Disiplin Sedang atau hukuman disiplin berat berlaku sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Surat Keputusan penjatuhan Hukuman Disiplin.
(3) Dalam hal terdapat keberatan yang diajukan oleh karyawan yang dijatuhi
Hukuman Disiplin Sedang maka keputusan tersebut mulai berlaku sejak tanggal
yang ditetapkan dalam surat keputusan atas keberatan.
(4) Dalam hal terdapat keberatat yalg diajukan oleh karyawal yang dijatuhi
hukuman disiplin berat disebabkan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 maka, keputusan tersebut mulai berlaku sejak tanggal yang ditetapkan
dalam surat keputusan atas keberatan.
(5) Apabila karyawan yang dijatuhi hukuman tidak hadir pada waktu penyampaian
keputusan, yang dibuktikan dengan berita acara, maka yang bersangkutan
dianggap telah menerima keputusan hukuman tersebut.
(6) Karyawan yang meninggal dunia, tewas atau memasuki pensiun normal pada
waktu sedang menjalani hukuman disiplin, diangggap telah selesai menjalani
hukuman selesai.
(7) Calon karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin sedang dan berat dijatuhi
hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri.
BAB IX
KEBERATAN & TINDAKAN SELA
Bagian Pertama
Keberatan atas Keputusan Hukuman Disiplin
Pasal 20
(1) Setiap karyawan berhak mengajukan keberatan atas hukuman disiplin, kecuali
karyawan yang mend apatkanhukuman disiplin ringan.
(2) Surat keberatan atas hukuman disiplin ditujukan kepada Direktur Personalia dan
Umum.
(3) Dalam hal karyawan yang dijatuhi hukuman disiplin dapat membuktikan
kekeliruan penjatuhan hukuman disiplin danlatau dapat membuktikan dirinya
tidak bersalah, karyawan tersebut dapat menyampaikan klarifikasi dan
konfirmasi kepada HRMS & People Administration.
(4) Dalam waktu 2 (dua) minggu sejak diterimanya klarifikasi dan konfirmasi
sebagaimana dimaksud pada ayat 3, Ketua Panitia Peneliti dan Pemeriksa
Pelanggaran Disiplin Karyawan (P4DK) kantor pusat wajib menganulir berita
acara pemeriksaarVpenyidikan pelanggaran disiplin yang bersangkutan dan
melaporkannya kepada Direktur Personalia dan Umum.
(5) Direktur yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin mengeluarkan surat
keputusan direksi yang mencabut surat keputusan penjatuhan hukuman.
Bagian Kedua
Tindakan Sela
Pasal2l
Pasal 21a
(1) Putusan sela dapat dikenakan terhadap karyawan yang sedang menjalani proses
pemeriksaan untuk kepentingan peradilan.
(2) Putusan sela terhadap karyawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
sedang menjalani proses pemeriksaan untuk kepentingan peradilan sehingga
dikenakan penahanan sementara, mulai saat penahanannya diberhentikan
sementara sampai dengan adarry a putusan tetap dari pengadilan.
Pasal2lb
(1) Karyawan yang dikenakan putusan sela sebagaimana dimaksud dalam Pasal2l
ayat (4) dan Pasal 2la ayat (1) diberikan penghasilan sebesar 50% (lima puluh
prosen) dari Komponen Gaji Dasar dan Insentif Kinerja.
(2) Apabila karyawan yang bersangkutan tidak terbukti bersalah, maka hak-haknya
sebagai karyawan wajib dikembalikan dan narrra serta status yang bersangkutan
direhabilitasi.
(3) Hak-hak karyawan yang dikembalikan sebagaimana dimaksud, pada ayat (2)
dilakukan sesuai peraturan Direksi.
BAB X
BADAN PERTIMBANGAN KARYAWAN
Pasal22
BAB IX
KETENTUAN LAIN - LAIN
Pasal23
Dalam hal karyawan melakukan tindakan yang menimbulkan gangguan aktivitas dan
pelayanan keamanan, keselamatan penerbangan, ketertiban dan kelancaran
operasional kepada masyarakat atau pengguna jasa danJ atau melakukan sesuatu
tidak sesuai dengan Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka
karyawan yang bersangkutan dijatuhi Hukuman Disiplin Berat.
Pasal24
Dalam keadaan tertentu di luar ketentuan yang telah diatur diatas, Direksi berhak
menenfukan dan menetapkan adanya Pelanggaran Disiplin Karyawan.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal25
Ditetapkan di : Tangeranq
Pada tanggal : oa febNirt 2([q
a.n. DIREKSI
UTAMA
a)
-z
<a
cio
2Z
i!< z
z- ()
r!
z
& t)a
;* F\
IJ
a Ala
tr <Ld
Ffu
z
a ca;
z .l
o
z
d lz
z t<
t&
Fl t<
0i o
ri
a
o z
z J
r!
A
& z z
(,
z ia
9Z
z'4
Fl
H <i
i4
E c--
z z
F F Ad
z<
F co <F
F<
rl
O n c.i
IJ 1J.,1
*l z p
r.l
il F
f4 z
M
n z
z
&
t4
zz
<s
rrr F
z av
ao
2
i4
AA
zd
< IJ]
L.,
z -i
Lampiran II Peraturan Direksi Perum LPPNPI
Nomor :PGB.6A /rPPver /t ltf,jtq
Tanggal : oAfPb6iJUr[ 20tt
Kepada Yth
.... (nama yang melanggar)
Di
Nama
NIK
Level Jabatan
Unit Kerja
maka berdasarkan
Pasal. .. .. ...Ayat. .. .....Keputusan Direksi Perum LppNpI Nomor
. tanggal kepada saudara dikenakan sanksi
berupa peingatanl teguran tertulis.
2. untuk kepentingan Saudara agar hal tersebut tidak terulang kembali.
3. Demikian untuk menjadi perhatian.
NIK.
Tembusan Yth:
1. Atasan Dari Atasan langsung;
2. Unit Kepegawaian.