Anda di halaman 1dari 21

Kantor Pusat Perum LPPNPI

Gedr.rngAirNav Indonesia
Ir. H. Juanda
11.
Tangerr1gL5121
Banten - Indonesia
Telp:02L-5591 5000
AirNav Indonesia Fax:021-5591 5100
www. aimavindonesia.co.id

PERATURAN DIREKSI
PERUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI
PENERBANGAN INDONESIA

NOMOR: PER. ssb /wtpr /u lzol6


TENTANG

DISIPLIN KARYAWAN PERUM LEMBAGA PENYELENGGARA


PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA

DIRE,KSI PERUM LEMBAGA


PEI\I-YBLENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN
INDONESIA,

Menimbang '. a. bahwa dalam rangka menciptakan, disiplin, semangat dan


budaya kerja serta peningkatan kinerja sumber daya manusia
sebagai pelaku utama usaha jasa-jasa perusahaim;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a, maka dinilai perlu
untuk membuat ketentuan tentang disiplin karyawan bagi
segenap karyawan di lingkup unit kerja Perum LPPNPI dengan
suatu Peraturan Direksi;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomop- 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerj aan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 39);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang tentang
Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 1 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4956);
a
J. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang
Perusahaan Umum Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan
Navigasi Penerbangan Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 176);
4. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor
01/MBU/2011 tentang Penerapan Praktik Good Corporate
Governance (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara;
5. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor SK-
lSlI|;4.BU12013 tentang Pengangkatan Anggota-Anggota
Direksi Perusahaan Umum (Perum) LPPNPI;
6. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor
PER.001/LPPNPDV2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi
Penerbangan Indonesia Kantor Pusat;
7. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor
PER.002/LPPNPDV2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi
Penerbangan Indonesia Kantor Cabang Jakarta Air Traffic
Services Centre (JATSC);
8. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor
PER.003/LPPNPV)U2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi
Penerbangan Indonesia - Kantor Cabang Makasar Air Traffic
Services Centre (MATSC);
9. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor
PER.004/LPPNPIDV2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi
Penerbangan Indonesia - Kantor Cabang Medan, Palembang,
Surabaya, Denpasar dan Balikpapan;
10. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor
PER.005/LPPNPIDV2013 Pelayanan Navigasi Penerbangan
Indonesia - Kantor Distrik Ambon, Banda Aceh, Bandung,
Banjarmasin, Biak, Halim, Jambi, Kupang, Lombok, Manado,
Padang, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang,
So1o, Tanjung Pinang dan Yogyakarta;
I 1. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor
PER.0 1 1 /LPPNPI/X12}L3 tentang Perubahan Peraturan Direksi
tentang Nomor PER.002/ LPPNPDV2}I3 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanarrr
Navigasi Penerbangan Indonesia Kantor Cabang Jakarta Air
Traffic Services Centre (JATSC);
l2.Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor
PER.012/LPPNPDV201 3 tentang Perubahan Peraturan Direksi
tentang Nomor PER.003/ LPPNPIDV2}I3 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan
Navigasi Penerbangan Indonesia Kantor Cabang Makasar Air
Traffic Services Centre (MATSC);
13. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor
PER.0 1 3/LPPNPDV20 1 3 tentang Perubahan Peraturan Direksi
tentang Nomor PER.004/ LPPNPID(2013 tentartg Organisasi
dan Tata Kerja Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan
Navigasi Penerbangan Indonesia Kantor Cabang Medan,
Palembang, Surabaya, Denpasar dan B alikpapan ;

14. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor


PER.O 1 4/LPPNPI/X/20 1 3 tentang Perubahan Peraturan Direksi
tentang Nomor PER.005/ LPPNPIDV2OI3 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Perum Lembaga Penyelenggaru Pelayanan
Navigasi Penerbangan Indonesia Kantor Distrik Ambon, Banda
Aceh, Bandung, Banjarmasin, Biak, Halim, Jambi, Kupang,
Lombok, Manado, Padang, Pangkal Pinang, Pekanbaru,
Pontianak, Semarang, Solo, Tanjung Pinang dan Yogyakarta;
15. Peraturan Direksi Perum LPPNPI No: PEP..O24ILPPNPI/
112014 tatggal 17 Februari 2014 tentang Pola Remunerasi
Perum LPPNPI.
16. Peraturan Direksi Perum LPPNPI No: PEP..O42ILPPNPI/
YU2014 tanggal 3 Juni 2014 tentang Penilaian Kinerja
Karyawan Perum LPPNPI.

MEMUTUSKAN
Menetapkan PERATURAN DIREKSI PERUM LEMBAGA
PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI
PENERBANGAN INDONESIA TENTANG DISIPLIN
KARYAWAN PERUM LEMBAGA PENYELENGGARA
PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:


1. Perusahaan adalah Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan
Navigasi Penerbangan Indonesia.
2. Direksi adalah organ Perum yang bertanggung jawab atas Pengurusan Perum
untuk kepentingan dan tujuan Perum serta mewakili Perum baik di dalam maupun
di luar pengadilan.
3. Karyawan adalah pekerja perusahaan yang pengangkatan, pemberhentian, hak
serta kewajibannya ditetapkan oleh Direksi berdasarkan perjanjian kerja bersama
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
ketenagakerjaan.
4. Karyawan Diperbantukan adalah Pegawai Negeri Sipil atau karyawan PT.
Angkasa Pura I (Persero) dan PT. Angkasa Pura II (Persero) yang diperbantukan
pada Perusahaat setelah mendapat persetujuan dari Kepala Badan Kepegawaian
Negara atau Direksi PT. Angkasa Pura I (Persero) atau PT. Angkasa Pura II
(Persero).
5. Calon Karyawan perusahaan adalah karyawan yang telah dinyatakan lulus seleksi
dan sedang menjalani masa percobaan selama waktu yang ditentukan untuk
menj adi karyawan perusahaan.

6. Jabatan adalah kelompok kedudukan dengan segenap fungsi, tugas, wewenang


dan tanggung jawab yang sama pada suatu unit kerja perusahaan.
7 . Level jabatan adalah kelompok j abatan yang memiliki bobot kegiatan kerja relatif
sama.
8. Gaji adalah remunerasi yang diberikan kepada karyawan sebagai penghasilan
tetap sesuai dengan keualifikasi dan masa kerja efektif karyawan yang diakui oleh
perusahaan.
9' Insentif Kinerja adalah remunerasi yang diberikan kepada karyawan sebagai
penghasilan tidak tetap atau variable sesuai dengan berat-ringannya
tugas jabatan,
masa kerja jabatan dan tinggi-rendahnya prestasi kerja atau kinerja
karyawan.
10. Tunjangan adalah remunerasi yang diberikan kepada
karyawan dalam bentuk
finansial dan atau berupa fasilitas demi menjamin rasa aman dan kesehatan
karyawan, sebagai bentuk layanan perusahaan bagi karyawan dan untuk
pembayaran pada saat karyawan tidak aktif bekerja.
11. Disiplin Karyawan adatah kesanggupan Karyawan untuk menaati
kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
hukuman disiplin.
12. P elanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbu atan karyaw an y arrg
dilakukan di dalam atau di luar waktu/jam kerja, yang melanggar peraturan
Disiplin Karyawan.
13. Hukuman Disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada
karyawan karena
melanggar Peraturan Disiplin Karyawan.
l4.Pqabat yang berwenang menghukum adalah pejabat yang diberi wewenang
mejatuhkan hukuman disiplin karyawan.
15. Pejabat yang tugas dan fungsinya berkaitan dengan disiplin adalah pejabat yang
berwenang yang diberi tugas dalam pembinaan disiplin Karyawan.
16.Panitia Peneliti dan Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Karyawan (p4DK) adalah
Panitia yang dibentuk oleh Direksi yang bertugas untuk melakukan penelitian
dan
pemeriksaan terhadap pelanggaran disiplin karyawan yang dilakukan
oleh
karyawan dilingkungan perum LppNpI.
17. Keberatan adalah upaya administratif yang dapat ditempuh oleh
karyawan yang
tidak puas terhadap hukuman disiplin yang drlatuhkan oleh pejabat yang
berwenang menghukum kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Disiplin Karyawan ini adalah


untuk mendukung
pencapaian tujuan Perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip yang terkandung
dalam Good Corporate Governance dalam rangka terciptanya hubungan sinergi
arfiar karyawan yang berakhlak baik, bersatu padu, berdaya guna dan
bertanggung jawab di dalam atau di luar waktu/jam kerja.
(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Disiplin Karyawan ini adalah
untuk membina
dan menjadikan karyawan untuk berperilaku tertib, disiplin, berdaya guna
serta
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
BAB III
TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN

Pasal 3

(1) Tingkat hukuman disiplin terdiri dari :


a. hukuman disiplin ringan;
b. hukuman disiplin sedang; dan
c. hukuman disiplin berat.
(2) Jenis hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdiri dari:
a. peringat anl tegrxan lisan;
b. peringat an/ te gtx an tertuli s ;
c. pernyataan tidak puas tertulis; dan
d. penundaan kenaikan gaji berkala.
(3) Jenis hukuman disiplin sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (r) huruf b
terdiri dari:
a. penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1
(satu) tahun; dan
b. penurunan level jabatanyang setingkat lebih rendah untuk paling lama I (satu)
tahun.
(4) Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri
dari:
a. pembebasan dari jabatan struktural dan tidak ditempatkan di jabatan struktural
lainnya;
b. penurunan level jabatanpada level 2 (dua) tingkat lebih rendah atau lebih;
c. skorsing yaitu pembebasan tugas sementara untuk jangka waktu maksimal
selama 6 (enam) bulan, dengan menerima hanya gaji dasar tanpa insentif
kinerja dan tunjangan - tunjangan lainnya;
d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai karyawan;
dan
e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai karyawan.

BAB IV
PELANGGARAN DAN JENIS HUKUMAN

Bagian Pertama
Pelanggaran Hukuman Disiplin Ringan

Pasal 4

(1) Hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
dijatuhkan bagi pelang garunterhadap kewaj iban:
a. memakai pakaian kerja sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan;
b. melaporkan setiap perubahan data pribadi (alamat, data pendidikan, dll);
c. berpakaian dan berpotongan rambut rapih dan sopan;
d. melaporkan kepada unit kerja yang membidangi Personalia paling lambat
dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal terjadinya
peristiwa/perubahan susunan keluarga yang diseb.abkan oleh karena :

1. pernikahar/perceraian;
2. kelahiran anak;
3. kematian istri/suami/anakl orangtua/mertua;
4. anak yang telah bekerja sebagai karyawan tetap; atau.
5. anak yang berusia 21 tahun dan/atau yang masih sekolah/kuliah.
(2) Hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
dij atuhkan bagi pelang garunterhadap larangan:
a. meninggalkan tugas atau tidak hadir di tempat kerja tanpa ijin dari atasan;
b. datang terlambat atau pulang sebelum waktunya tanpa ijin dari atasan;
c. mel ang g ar I melalaikan ketentuan kehadiran/ab sens i ;
d. mengabaikan ketentuan berpakaian dinaslkerja dan alat pelengkapnya serta
meng gunak an tanda peng enal ;
e. menolak pemeriksaan, pengobatan dan perawatan serta usaha perlindungan
lainnya di bidang kesehatan;
f. bersikap tidak pantas sebagai karyawan, tidur pada saat jam kerja,
mengeluarkan perkataan kotor, berlaku tidak sopan terhadap atasan maupun
sesama karyawan.

Bagian Kedua
Pelanggaran Hukuman Disiplin Sedang

Pasal 5

(1) Hukuman disiplin sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)
dij atuhkan bagi pelang garan terhadap kewaj iban:
a. melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik - baiknya dan dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab;
b. bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan
negara,/perusahaan;
c. memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan
karyawan Perum LPPNPI;
d. segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui hal-hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara,/perusahaan, terutama di bidang
keselamatan, keamanan, keuangan dan material ;
e. menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;
f. menggunakan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada pelanggan
p erusahaan/masyarakat ;
g. bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahan;
h. membina dan membimbing bawahannya dalammelaksanakan tugasnya;
i. memberikan keteladanan terhadap bawahannya;
j. bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahan;
k. mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerja;
l. memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan
kariernya;
m. mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang;
n. bersikap sopan dan bertingkah laku santun terhadap pelanggan perusahaan,
masyarakat, sesama karyawan dan terhadap atasan;
o. menjadi teladan sebagai warganegara yang baik dalam masyarakat;
p. melaksanakan pembinaan terhadap bawahan, termasuk pelaksanaan Penilaian
Karya Karyawan (PKK), karier karyawan serta pengembangan (pendidikan
dan pelatihan) sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan.

(2) Hukuman disiplin sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)
dij atuhkan bagi pe I ang gar aL terhadap lar angan:
a. menyalahgunakan fasilitas dari perusahaan;
b. membawa senjata apiltajam atau yang membahayakan ke dalam lingkungan
perusahaan kecuali anggota pengamanan atat yang berwenang
menyandangrya;
c. membuat keonaran, menghasut sesama karyawan untuk melawan
atasan/perusahaan secara melawan hukum;
d. tidak masuk bekerja tanpa ijin tertulis dari atasan atautanpa keterangan selama
10 (sepuluh) hari kerja secara berturut-turut;
e. melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya dan dapat membahayakan atau
merugikan perusahaan;
f. melakukan kewajiban dengan tidak mengindahkan prosedur kerja yang
berlaku;
g. menolak untuk bekerjasama dengan rekan sekerja, atau dengan atasannya
sesuai dengan perintah kedinasan;
h. memberikan contoh yang tidak baik terhadap bawahannya atat sesama
karyawan;
i. menggunakan tang/barung inventaris milik perusahaan untuk keperluan
pribadi tanpa ijin dari perusahaan;
j. melakukan tindakan yang bersifat ancaman atau gangguan sesama karyawan.

Bagian Ketiga
Pelanggaran Hukuman Disiplin B erat

Pasal 6

(1) Hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) dijatuhkan
bagi pelang garanterhadap kewaj iban:
a. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
Negara dan Pemerintah lPerusahaan;
b. mengutamakan kepentingan Negara / Perusahaan diatas kepentingan golongan
atau diri sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak
kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri atau pihak lain;
c. menjunjung tinggi kehormatan danmartabat Negara, Pemerintah / Perusahaan
dan Karyawan;
d. mentaati sumpah I janji Karyawan dan sumpah I janji jabatan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. menyimpan rahasia Negara / Perusahaan atau rahasia jabatan dengan sebaik-
baiknya;
f. memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan Pemerintah baik yang
langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara umum;
g. hormat menghormati ariaru sesama wargaNegara yang memeluk agama yang
berlainan;
h. memperoleh ijin tertulis atau Surat Keterangan terlebih dahulu dari Pejabat
yang berwenang apabila akan melakukan perceraian atau ditentukan lain oleh
Pemerintah;
i. khusus karyawan yang akan beristri lebih dari seseorang, wajib memperoleh
ijin tertulis terlebih dahulu dari Pejabat yang berwenang atau ditentukan lain
oleh Pemerintah;
j. mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasat yang
berlaku; dan
k. mengganti kerugian yang ditimbulkan akibat kelalaian, kesalahan sebesar
tuntutan yang ditetapkan oleh Perusahaan.

(2) Hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) dijatuhkan
bagi pelang gar an terhadap lar angan:
a. melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan ata:u martabat Negara,
Pemerintah / Perusahaan, Karyawan, atau Karyawan lainnya;
b. menyalahgunakan wewenang danjabatannya;
c. tanpa ijin tertulis Pemerintah / Perusahaan menjadi Karyawan atau bekerja
untuk Negara asing / Perusahaan lain;
d. menyalahgunakan, menggelapkan, menggunakan tanpa rjin dan atau
menghilangkan barang-barang, uang, atau surat-surat berharga milik Negara /
Perusahaan;
e. memiliki, memberikan, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan,
meminjamkan atalu memberikan barang-barang, dokumen, atau surat-surat
berharga milik Negara / Perusahaan;
f. melakukan kegiatan bersama-sama dengan Atasan, bawahan, atau orang lain
di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan Negara / Perusahaan;
g. melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam
terhadap bawahannya atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan
kerjanya;
h. menerima hadiah atau pemberian yang berkaitan dengan jabatan atau
pekerjaan Karyawan yang diduga dapat mempengaruhi pekerjaannya dan I
atau pengambilan keputusan;
i. memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau martabat
Karyawan di luar kepentingan dinas;
j. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan dan I ata:u sesama Karyawan;
k. menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
l. membocorkat dan I atau memanfaatkan rahasia Negara / Perusahaan yang
diketahui karena kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan atau
pihak lain;
m. bertindak selaku perantara bagi salah satu Direksi, golongan, atau pihak lain di
luar kepentingan kedinasan;
n. memiliki saham / modal sedemikian rupa dalam Perusahaan yang kegiatan
usaha terafiliasi dengan Perusahaan dan I atau memiliki keterkaitan hubungan
kerj asama dengan Perusahaan;
o. memiliki saham suatu Perusahaan yang kegiatan tidak berada dalam lingkup
kekuasaannya yang jumlah dan sifat kepemilikannya sedemikian rupa
sehingga melalui pemilikan saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung
menentukan penyel eng g ar aarr atau j alawrya P erusahaan ;
p. melakukan kegiatan usaha resmi dalam bentuk badan hukum, serta menjadi
Direksi, Pimpinan atau Komisaris Perusahaan swasta bagi Karyawan yang
memangku j ab atan struktural ;
q. melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk dan tujuan apapun juga dalam
melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain;
r. memberikan keterangan palsu I data palsu (tidak benar) untuk dapat diangkat
sebagai Karyawan atau suatu jabxan di Perusahaan atat untuk memperoleh
fasilitas tetentu di Perusahaan;
s. melakukan perbuatan I kegiatan yang dapat menggangu ketertiban dan dapat
menimbulkan terciptanya lingkungan kerja yang tidak sehat;
t. mabuk dan berjudipada saat di lingkungan kantor dan/atau jamkerja;
u. berdasarkan putusan tetap Pengadilan, memakai, menjual, menyimpan dan
mengedarkan barang-barang yang termasuk dalam bentuk psikotropika;
v. melakukan kecurangan, pencurian, penipuan, dan I atau penggelapan terhadap
barang milik Negara / Perusahaan;
w. tidak masuk kerja tanpa ijin tertulis dari Atasan atautanpa keterangan lebih
dari 10 (sepuluh) hari kerja berturut-turut;
x. menolak dan I atau tidak melaksanakan perintah pelaksanaan tugas kedinasan
dari Atasan;
y. berbuat sesuatu yang merugikan Negara / Perusahaan /Karyawan lainnya;
z. hidup bersama layab,rrya suami istri diluar ikatan perkawinan yang sah
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perkawinan;
aa. melakukan tindakan asusila / pelecehan seksual terhadap sesama Karyawan,
baik dilakukan di lingkungan kerja maupun diluar lingkungan kerja;
bb. menjadi istri ke-2 (dua), ke-3 (tiga), ke-4 (empat) dan seterusnya
bagi
Karyawan wanita, kecuali ada ijin tertulis dari istri pertama;
cc. memikat unsur pimpinan Perusahaan dan I atau Karyawan lainnya untuk /
berbuat sesuatu yang melanggar hukum atau kesusilaan; darr
dd. dihukum penjara berdasarkan Keputusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap.

BAB V
SANKSI
Bagian Pertama
Pelanggaran Disiplin Ringan

PasalT

(1) Karyawan yang melakukan Pelanggaran Disiplin Ringan diberikan sanksi


teguran lisan, karena :
a. mengabaikan ketentuan berpakaian dinas I kerja dan alat pelengkapnya
serta menggunakan tanda pengenal;
b. berpenampilan tidak sopan ( dalam berpakaian dan potongan rambut).
(2) Karyawan yang melakukan Pelanggaran Disiplin Ringan diberikan sanksi
teguran tertulis, karena :
a. tidak melaporkan setiap perubahan data pribadi dan/atau perubahan
susunan keluarga;
b. melanggar / melalaikan ketentuan kehadiran / absensi;
c. menolak pemeriksaan, pengobatan dan perawatan serta usaha perlindungan
lainnya di bidang kesehatan;
(3) Karyawan yang melakukan Pelanggaran Disiplin Ringan diberikan sanksi
Pernyataan Tidak Puas Tertulis, karena :

a. tidur pada saat jam kerja;


b. mengeluarkan perkataan kotor,
c. berlaku tidak sopan terhadap atasan maupun sesama Karyawan;
(4) Karyawan yang melakukan pengulangan Pelanggaran Disiplin Ringan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dalam tahun berjalan dapat
diberikan sanksi penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu)
tahun, karena :

a. datang terlambat atau pulang sebelum waktunya tanpaijin dari Atasan; dan
b. meninggalkan tugas atau tidak hadir di tempat kerja tanpa ijin dari Atasan
atau tanpa keterangan selama 3 (tiga) hari kerja secara berturut-turut.
Bagian Kedua
Pelanggaran Disiplin Sedang
Pasal 8

Bagi Karyawal yang melakukan Pelanggaran Disiplin sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 5 diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Pasal 3 ayat (3).

Bagian Ketiga
Pelanggaran Disiplin Berat
Pasal 9

Bagi Karyawal yang melakukan Pelanggaran Disiplin sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 6 diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Pasal 3 ayat (4).

BAB VI
PEMERIKSAAN

Bagian Pertama
Pemeriksa/Penyidik

Pasal 10

(1) Pemeriksa / Penyidik terdiri dari :

a. Panitia Peneliti dan Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Karyawan (P4DK)


Kantor Pusat untuk Pelanggaran Disiplin di Kantor Pusat; atau
b. Panitia Peneliti dan Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Karyawan (P4DK)
Kantor CabanglKantor Distrik untuk Pelanggaran Disiplin di Kantor
C ab anglKantor D i stri k.
(2) Pemeriksa / Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat ad-hoc yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi.
(3) Pemeriksa / Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit
berjumlah 3 (tiga) orang atau lebih dengan jumlah ganjil.
(4) Panitia Peneliti dan Pemeriksa Pelanggaral Disiplin Karyawan (P4DK) Kantor
Pusat dapat diperintahkan ke Kantor Cabang/Kantor Distrik atas perintah
Direktur Personalia dan Umum untuk terlibat secara langsung dalam
pemeriksaan, pendalaman dan I atau pengambilalihan pemeriksaan Pelanggaran
Disiplin Sedang dan Berat di Kantor Cabang/Kantor Distrik.
(5) Pejabat yang bertanggungjawab di bidang disiplin karyawan dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan dalam proses pemeriksaan kepada Pemeriksa /
Penyidik untuk setiap Pelanggaran Disiplin.
Bagian Kedua
Tata Cara Pemeriksa

Pasal 11

(1) Pelaksanaan pemeriksaan terhadap karyawan yang melakukan / diduga


melakukan suatu Pelanggaran Disiplin, dilakukan secara lisan maupun tulisan
dalam ruang tertutup.
(2) Pemeriksaan secara lisan sebagumanadimaksud padaayat(l) dilakukan dengan
caratanyaiawab.
(3) Pemeriksa secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dilakukan
melalui analisa tertulis terhadap data atau barang bukti yang berkaitan dengan
pelanggaran disiplin yang dilakukan / diduga dilakukan oleh Karyawan yang
bersangkutan.
(4) Sebelum menjatuhkan hukuman, Panitia Penelitian dan Pemeriksa Pelanggaran
Disiplin Karyawan (P4DK) wajib melakukan pemeriksaan terhadap Karyawan
yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin, baik secara lisan dan I atau
tertulis, dalam upaya untuk mencari data, keterangan atau bukti dari Karyawan
yang diduga melakukan pelanggaran, korban, orang I pihak lain atau saksi yang
dilakukan untuk mendapatkan pembuktian, kebenaran atas dugaan, sangkaan
dan I atau pengakuan sebenarnya terhadap suatu Pelanggarun Disiplin, yang
menyebabkan yang bersangkutan dapat dijatuhi salah satu jenis Hukuman
Disiplin Sedang atau Besar.
(5) Pemeriksaan dilakukan apabilal.
a. karyawan diduga melakukan Pelanggaran Disiplin Sedang dan atau Berat;
dan
b. karyawan diduga melakukan perbuatan/tindakan melawan hukum.
(6) Panitia Peneliti dan Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Karyawan (P4DK) ditunjuk
untuk melakukan pemeriksaan berdasarkan :
a. adanyatemuan dari Satuan Pemeriksa Intern;
b. adanya laporan tertulis tentang dugaan Pelanggaran Disiplin Karyawan; dan
c. tertangkap tangan / langsung melakukan pelanggaran disiplin.
(7) Dalam melakukan pemeriksaan, Penyidik dapat mendengar atau meminta
keterangan dari pihak ketiga (orang lain) apabila dipandang perlu.
(8) Karyawan yang diduga melakukan Pelanggarafl Disiplin wajib memenuhi
panggilan dari Panitia Peneliti dan Pemeriksa Pelanggarut Disiplin Karyawan
(P4DK).
(9) Karyawan yang dengan sengaja tidak memenuhi panggilan dari Pejabat lParritia
Peneliti dan Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Karyawan (P4DK) sehubungan
dengan proses pemeriksaan, maka kepada yang bersangkutan dapat dijatuhi
Hukuman Disiplin.
Bagian Ketiga
Tahapan Pemeriksaan Oleh Penyidik
Pasal 12

(1) Pemeriksaan terhadap karyawan yalg melakukarVdiduga melakukan


pelanggaran disiplin, maka penyidik wajib melakukan pemanggilan pertarra,
kedua dan terakhir secara tertulis kepada karyawan dimaksud.
(2) Pada saat pemanggilan pertama, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) hari sejak
waktu yang ditentukan untuk dilakukan pemeriksaan, karyawan tersebut tidak
hadir memenuhi panggilan, maka penyidik wajib melakukan pemanggilan
kedua dan terakhir.
(3) Pada saat pemanggilan kedua dan terakhir, apablla dalam jangka waktu 3 (tiga)
hari sejak waktu yang ditentukan untuk dilakukan pemeriksaan, karyawan
tersebut tidak juga hadir memenuhi panggilan, maka penyidik membuat berita
acara pendapat mengenai pelanggaran disiplin tersebut.
(4) Dalam hal terdapat pelanggaran disiplin yang diketahui berdasarkan hasil
evaluasi terhadap system pengendalian manajemen, maka hasil temuan unit
Satuan Pengawai Intern (SPI) diteruskan ke Panitia Penelitia dan Pemeriksa
Pelanggaran Disiplin Karyawan (P4DK) atas perintah Direktur utama.

Bagian Keempat
Jangka Waktu Pemeriksaan

Pasal 13

(1) Proses pemeriksaan oleh penyidik dilakukan dalam jangka waktu selambat
-
lambatnya 60 (enam puluh) hari terhitung sejak diterbitkannya surat perintah
pemeriksaan dari Direktur Personalia dan Umum.
(2) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (l), penyidik belum
menyelesaikan pemeriksaannya, maka jangka waktu pemeriksaan diperpanj ang
selambat - lambatnya 15 (lima belas) hari.
(3) Penyidik wajib melaporkan hasil pemeriksaannya, paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja setelah masa pemeriksaan sebagaimana tersebut dalam ayat (l) dan atat
ayat (2).
(4) Laporan sebagaimana tersebut dalam ayat (3) dapatberupa :

a. laporan final hasil pemeriksaan secara lengkap; atau


b. laporan tidak selesainya pemeriksaan yang dilengkapi dengan alasan-alasan
y atg dap at dipertang gun gj awabkan.
(5) Apabila setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terlampaui
dan penyidik tidak dapat menyelesaikan tugasnya sebagaimana tersebut dalam
ayat (4), maka pejabat pemeriksa/penyidik yang bersangkutan dinyatakan telah
melakukan pelanggaran disiplin sedang.
Bagian Kelima
Dasar Pengambilan Keputusan Hukuman Disiplin

Pasal 14

(1) Dasar pengambilan keputusan dalam suatu pemeriksaan terhadap karyawan


yang melakukan pelanggaran disiplin dilaksanakan/dijatuhkan atas duru. bukti-
bukti yang meyakinkan antara lain :
a. surat;
b. pengakuan;
c. kesaksian; dan
d. petunjuk yang kuat dan dapat dipercaya, yang dapat disimpulkan dari hasil
pemeriksaan atasan yang bersangkutan, Unit yang membidangi Keamanan,
Satuan Pengawasan Intern (SPD, Panitia Peneliti dan Pemeriksa Pelang garan
Disiplin Karyawan (p4DK), Kepolisian, Kejaksaan atau pengadilan.

BAB VII
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM

Pasal 15

(1) Pejabat yang berwenang menghukum bagi Karyawan Perusahaan adalahDireksi


sesuai dengan kewenangannya untuk jenis hukuman disiplin berat dan hukuman
sedang, yaitu:
a. Direktur Utama berwenang dalam hal pelanggaran Disiplin Berat;
b. Direktur Personalia dan Umum dalam hal pelanggaran Disiplin Sedang;
(2) Pejabat yang berwenang menghukum untuk jenis hukuman disiplin ringan dapat
mendelegasikan wewenangnya kepada pejabat lain dengan ketentuan :
a. Jenis Hukuman Disiplin Ringan berupa peringatan teguran lisan dan
peringatan teguran tertulis didelegasikan kepada Atasan langsung;
b. Jenis Hukuman Disiplin Ringan berupa pemyataantidak puas secara tertulis
dapat didelegasikan kepada General Manager, Kepala Spl/corporate
S ecretary/ S enior Manager/I(epala B iro/Di strik Manager;

c. Jenis Hukuman Ringan berupa penundaan kenaikan gaji berkala untuk


paling lama 1 (satu) tahun didelegasikan kepada General Manager/Senior
Manager HRMS & People Administration/Distrik Manager.

BAB VIII
TATA CARA PENERAPAN SANKSI

Bagian Pertama
Penjatuhan Hukuman Disiplin
pasal 16

(1) Berdasarkan hasil pemeriksaan, pejabat yang berwenang menghukum


memutuskan jenis hukuman disiplin yang dijatuhkan dengan memperhatikan
secara seksama pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh karyawan yang
bersangkutan.
(2) Dalam keputusan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) arfiara
lain harus disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh karyawan yang
bersangkutan.
(3) Penyampaian Hukuman Disiplin Ringan berupa :
a. Peringatat I tegtran lisan, dinyatakan dan disampaikan secara lisan oleh
pejabat yang berwenang menghukum kepada karyawan yang bersangkutan;
b. Peringatan teguran tertulis dan pernyataan tidak puas secara tertulis,
dinyatakan secara tertulis dan disampaikan oleh pejabat yang berwenang
menghukum kepada karyawan yang bersangkutan; dan
c. Bentuk pencatatan tertulis untuk pelanggaran disiplin ringan dituangkan
dalam catatan pelanggaran disiplin ringan sebagaimana tersebut pada
lampiran I peraturan ini, dan bentuk surat perin gatan/tegtxan tertulis untuk
pelanggaran disiplin ringan sebagaimana tersebut pada lampiran II peraturan
ini.
(4) Penyampaian Hukuman Disiplin sedang dan Berat ditetapkan dengan Surat
Keputusan dan disampaikan oleh Pejabat yang berwenang menghukum atau
Pejabat yang ditunjuk kepada Karyawan yang bersangkutan.

Bagian Kedua
Penjatuhan Hukuman Disiplin Bagi pegawai Negeri Sipil (pNS)
Diperbantukan / Ditugaskan di Perum LPPNPI

Pasal 17

(1) Penjatuhan Hukuman Disiplin Berat bagi PNS diperbantukan atau PNS
ditugaskan di Perum LPPNPI mengikuti ketentuan dari Instansi Induknya,
sedangkan untuk penjatuhan Hukuman Disiplin Ringan dan Sedang beradapada
ruang lingkup ketentuan ini.
(2) PNS yang diperbantukan atau PNS ditugaskan di Perum LPPNPI yang terbukti
melakukan pelanggaran disiplin berat, diberhentikan dari perbantuan ata:u
penugasannya dan dikembalikan ke instansi induknya.
(3) Perusahaan tidak bertanggungjawab lagi terhadap hak-hak pNS
diperbantukan/ditugaskal yang terbukti melakukan pelanggaran disiplin berat
yang belum ditarik oleh instansi induknya.

Bagian Ketiga
Penjatuhan Hukuman Disiplin Bagi Calon Karyawan

Pasal 18

(1) Calon Karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin ringan diberikan


peringatan/teguran tertulis oleh:
a. Senior Manager HRMS & People Administration untuk Kantor Pusat;
b. General Manager untuk Kantor Cabang; dan
c. Distrik Manager untuk Kantor Distrik.
(2) Calon Karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin ringan sebanyak 3 (tiga)
kali dijatuhi Pelanggaran Disiplin Sedang.
(3) Calon Karyawan yang melakukan Pelanggaran Disiplin Sedang diberhentikan
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri.
(4) Keputusan Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
ditandatangani oleh Direktur Personalia dan Umum.

Bagian Keempat
Berlakunya Hukuman Disiplin

Pasal 19

(1) Hukuman Disiplin Ringan berlaku sejak tanggal disampaikan oleh Pejabat yang
berwenang menghukum kepada karyawan yang bersangkutan.
(2) Hukuman Disiplin Sedang atau hukuman disiplin berat berlaku sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Surat Keputusan penjatuhan Hukuman Disiplin.
(3) Dalam hal terdapat keberatan yang diajukan oleh karyawan yang dijatuhi
Hukuman Disiplin Sedang maka keputusan tersebut mulai berlaku sejak tanggal
yang ditetapkan dalam surat keputusan atas keberatan.
(4) Dalam hal terdapat keberatat yalg diajukan oleh karyawal yang dijatuhi
hukuman disiplin berat disebabkan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 maka, keputusan tersebut mulai berlaku sejak tanggal yang ditetapkan
dalam surat keputusan atas keberatan.
(5) Apabila karyawan yang dijatuhi hukuman tidak hadir pada waktu penyampaian
keputusan, yang dibuktikan dengan berita acara, maka yang bersangkutan
dianggap telah menerima keputusan hukuman tersebut.
(6) Karyawan yang meninggal dunia, tewas atau memasuki pensiun normal pada
waktu sedang menjalani hukuman disiplin, diangggap telah selesai menjalani
hukuman selesai.
(7) Calon karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin sedang dan berat dijatuhi
hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri.

BAB IX
KEBERATAN & TINDAKAN SELA

Bagian Pertama
Keberatan atas Keputusan Hukuman Disiplin

Pasal 20

(1) Setiap karyawan berhak mengajukan keberatan atas hukuman disiplin, kecuali
karyawan yang mend apatkanhukuman disiplin ringan.
(2) Surat keberatan atas hukuman disiplin ditujukan kepada Direktur Personalia dan
Umum.
(3) Dalam hal karyawan yang dijatuhi hukuman disiplin dapat membuktikan
kekeliruan penjatuhan hukuman disiplin danlatau dapat membuktikan dirinya
tidak bersalah, karyawan tersebut dapat menyampaikan klarifikasi dan
konfirmasi kepada HRMS & People Administration.
(4) Dalam waktu 2 (dua) minggu sejak diterimanya klarifikasi dan konfirmasi
sebagaimana dimaksud pada ayat 3, Ketua Panitia Peneliti dan Pemeriksa
Pelanggaran Disiplin Karyawan (P4DK) kantor pusat wajib menganulir berita
acara pemeriksaarVpenyidikan pelanggaran disiplin yang bersangkutan dan
melaporkannya kepada Direktur Personalia dan Umum.
(5) Direktur yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin mengeluarkan surat
keputusan direksi yang mencabut surat keputusan penjatuhan hukuman.

Bagian Kedua
Tindakan Sela

Pasal2l

(1) Karyawan dapat dikenakan tindakan sela.


(2) Tindakan sela sebagaimana dimaksud padaayat (1) diambil untuk :
a. melindungi karyawan dalam menjalani proses pemeriksaan;
b. memudahkan proses pemeriksaan; dan
c. tidak menghilangkan barang bukti.
(3) Tindakan sela sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan kepada karyawan
yang sedang dalam proses pemeriksaan oleh Panitia Peneliti dan Pemeriksa
Pelanggaran Disiplin Karyawan (P4DK) terhadap pelanggaran berat. Karyawan
yang sedang dalam proses pemeriksaan oleh Panitia Peneliti dan Pemeriksa
pelanggaran Disiplin Karyawan (P4DK) sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dibebastugaskan sementara dari pekerjaannya sampai mendapat keputusan tetap
dari Direksi.
(4) Karyawan yang dibebastugaskan sementara dari pekerj aatnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), yaitu dengan tidak melakukan pekerjaan rutin.
(5) Jangka waktu dibebastugaskan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
paling lama 90 (sembilan puluh) hari sejak dikeluarkannya putusan sela.
(6) Karyawan yang sedang dalam tindakan sela sebagaimana dimaksud pada ayat
(4), ayat (5), dan ayat (6) wajib hadir dalam setiap proses pemeriksaan.

Pasal 21a

(1) Putusan sela dapat dikenakan terhadap karyawan yang sedang menjalani proses
pemeriksaan untuk kepentingan peradilan.
(2) Putusan sela terhadap karyawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
sedang menjalani proses pemeriksaan untuk kepentingan peradilan sehingga
dikenakan penahanan sementara, mulai saat penahanannya diberhentikan
sementara sampai dengan adarry a putusan tetap dari pengadilan.

Pasal2lb

(1) Karyawan yang dikenakan putusan sela sebagaimana dimaksud dalam Pasal2l
ayat (4) dan Pasal 2la ayat (1) diberikan penghasilan sebesar 50% (lima puluh
prosen) dari Komponen Gaji Dasar dan Insentif Kinerja.
(2) Apabila karyawan yang bersangkutan tidak terbukti bersalah, maka hak-haknya
sebagai karyawan wajib dikembalikan dan narrra serta status yang bersangkutan
direhabilitasi.
(3) Hak-hak karyawan yang dikembalikan sebagaimana dimaksud, pada ayat (2)
dilakukan sesuai peraturan Direksi.

BAB X
BADAN PERTIMBANGAN KARYAWAN

Pasal22

(1) Untuk membantu Direksi dalam memberikan pertimbangan penyelesaian bagi


karyawan yang mengajukan keberatan atas adanya keputusan hukuman disiplin
sedang dan berat dibentuk Badan pertimbangan Karyawan.
(2) Badan Pertimbangan Karyawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk
dengan Keputusan Direksi yang keang gotaannya sekurang kurangnya terdiri
-
dari unsur Hukum, Pejabat bidang Hukum, Personalia, Perwakilan karyawan
yang ditunjuk Serikat Pekerja mayoritas dan bidang bidang lain yang dianggap
-
perlu.
(3) Kepada mereka yang duduk dalam keanggotaan Panitia Peneliti dan Pemeriksa
Pelanggara Disiplin Karyawan (P4DK), tidak boleh duduk dalam keanggotaan
Badan Pertimbangan Karyawan.

BAB IX
KETENTUAN LAIN - LAIN
Pasal23

Dalam hal karyawan melakukan tindakan yang menimbulkan gangguan aktivitas dan
pelayanan keamanan, keselamatan penerbangan, ketertiban dan kelancaran
operasional kepada masyarakat atau pengguna jasa danJ atau melakukan sesuatu
tidak sesuai dengan Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka
karyawan yang bersangkutan dijatuhi Hukuman Disiplin Berat.
Pasal24
Dalam keadaan tertentu di luar ketentuan yang telah diatur diatas, Direksi berhak
menenfukan dan menetapkan adanya Pelanggaran Disiplin Karyawan.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal25

Peraturan ini mulai berlaku padatanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tangeranq
Pada tanggal : oa febNirt 2([q
a.n. DIREKSI

UTAMA

SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada yth.:


1. Ketua Dewan Pengawas;
2. Direksi;
3. SekretarisPerusahaan;
4. Kepala Satuan Pengawasan Internal;
5. Kepala Biro Pengadaan;
6. Para Senior Manager;
7. Para General Manager; dan
8. Para Distrik Manager.
lz
U)
L

a)
-z
<a
cio
2Z
i!< z
z- ()
r!
z
& t)a
;* F\
IJ
a Ala
tr <Ld
Ffu
z
a ca;

z .l
o
z
d lz
z t<
t&
Fl t<
0i o
ri
a
o z
z J
r!
A
& z z
(,
z ia
9Z
z'4
Fl
H <i
i4
E c--

z z
F F Ad
z<
F co <F
F<
rl
O n c.i
IJ 1J.,1

*l z p
r.l

il F
f4 z
M
n z
z
&
t4
zz
<s
rrr F
z av
ao
2
i4
AA
zd
< IJ]
L.,
z -i
Lampiran II Peraturan Direksi Perum LPPNPI
Nomor :PGB.6A /rPPver /t ltf,jtq
Tanggal : oAfPb6iJUr[ 20tt

SURAT PERINGATAN TEGURAN TERTULIS


UNTUK PELANGGARAN DISIPLIN RINGAN

Kepada Yth
.... (nama yang melanggar)
Di

Dengan ini memberitahukan kepada saudara :

Nama
NIK
Level Jabatan
Unit Kerja

1. Sehubungan dengan pelanggaran yang saudara lakukan berupa

maka berdasarkan
Pasal. .. .. ...Ayat. .. .....Keputusan Direksi Perum LppNpI Nomor
. tanggal kepada saudara dikenakan sanksi
berupa peingatanl teguran tertulis.
2. untuk kepentingan Saudara agar hal tersebut tidak terulang kembali.
3. Demikian untuk menjadi perhatian.

GM/DM/Ka. SPl/Sekretaris Perusahaan/Ka. Biro/SM

NIK.

Tembusan Yth:
1. Atasan Dari Atasan langsung;
2. Unit Kepegawaian.

Anda mungkin juga menyukai