Laporan Kasus Tumor Paru
Laporan Kasus Tumor Paru
TUMOR PARU
Oleh:
Jamilah (201110410111040)
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
LAMONGAN
BAB 1
PENDAHULUAN
di dunia. Lebih dari 1,3 juta kasus baru kanker paru dan bronkus di seluruh
dunia,menyebabkan 1,1 juta kematian tiap tahunnya. Dari jumlah insiden dan
prevalensi didunia, kawasan Asia, Australia, dan Timur Jauh berada pada tingkat
pertama dengan estimasi kasus lebih dari 670 ribu dengan angka kematian
mencapai lebih dari 580 ribu orang. Sampai saat ini kanker paru masih menjadi
Di Amerika Serikat kejadian kasus baru kanker paru pada tahun 2005
mencapai 172.570 (laki-laki 93.010 dan perempuan 79.560). Dari kasus tersebut
73.020) dan yang bias bertahan hidup sampai 5 tahun hanya 15 %. .(1)
dan lebih dari 70 % kasus kanker itu baru terdiagnosis pada stadium lanjut
(stadium IIIb atau IV) sehingga hanya 5 % penderita yang bisa bertahan hidup
Diagnosis kanker paru pada stage dini sangat sulit karena klinis yang tidak
begitu khas dan penderita kebanyakan datang ketika penyakit sudah dalarn stage
lanjut maka keluhan justru sering muncul akibat komplikasinya yang dapat
Penatalaksanaan kanker paru tergantung pada jenis sel kanker dan stage
penyakit pada saat didiagnosis. Diagnosis pasti penyakit kanker ditentukan oleh
hasil pemeriksaan patologi anatorni dengan 2 jenis pemeriksaan yaitu
aspiration (TTNA). Jenis sel kanker paru terbanyak adalah kanker paru jenis
stage penyakit .Penderita dengan dugaan kanker paru tanpa kecurigaan tumor
status lokal rnisalnya ukuran tumor dan keterlibatan kelenjar getah bening (KGB)
ukuran tumor dan status kelenjar getah bening dalarn sistern TNM atau
BAB 2
STATUS PASIEN
Identitas
Usia : 70 tahun
Agama : Islam
No MR : 04.44.57
Anamnesa
RPS : pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 4 hari yang
pasien tidak nafsu makan dan hanya minum saja. Pasien juga mengeluh
sesak nafas dan panas badan. Sejak 1 minggu SMRS kondisi pasien
pernah MRS dg keluhan yang sama dan didiagnosis sebagai Tumor paru
RPK :-
Pemeriksaan Fisik
GCS : E2 V2 M5
T : 172/87 mmHg
N : 111 x/ menit
T : 38,7 0C
RR : 28x / menit
Kepala
Kepala : Mata cekung (-/-), conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema
Leher : JVP tidak meningkat, pembesaran thyroid (-), kaku kuduk (-),
budzinky I (-).
Thorax
Pulmo
o Inspeksi : simetris (+), retraksi (+)
o Palpasi : pergerakan diding dada tertinggal pada sisi kanan atas
o Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
o Auskultasi : Vesikuler ( /+), Wheezing (-/-), Ronkhi (-/-)
Jantung
o Inspeksi : Ictus kordis tidak tampak.
o Palpasi : Ictus kordis teraba di ICS V LMC Sinistra 2 cm ke medial,
parasternal kanan Batas kiri bawah ICS V MCL (S) Batas kanan bawah
ICS V RSB
o Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
Palpasi : Nyeri tekan epigastrik (-), nyeri ketok ginjal (-) defans musculer
(-), murphy sign (-), hepatomegali (-), splenomegali (-), nyeri ketok
costovertebra (-/-)
Ekstremitas
Superior : Edema (-/-), hambatan gerak (-/-), akral dingin (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
LAB 12/11/2012
DL : Diffcount 0/0/88/5/7
Hematokrit 33,2
Hb 11,0
LED 81/92
Lekosit 18.500
Trombosit 335.000
LFT
SGOT 32
SGPT 20
Serum Elektrolit
K 3,1
Na 142
Cl 109
RFT
Urea 131
GDA 126
Blood Gas
Beb 9,0
Beecf 9,9
HC03 33,0
Ion Calcium 2,31
O2 Sat 98,2
PCo2 42,7
pH 7.502
TCo3 34,4
Assessment:
Tumor Paru
Foto Thoraks AP
Hasil pemeriksaan :
kelainan.
Kesimpulan :
Ca Paru dextra + destruksi costa 1-4 kanan+ multiple satelit nodul +
pneumonic reaction
Planning :
Diagnosa : Biopsi.
Konsul Sp.P
Monitoring : Keluhan
Vital sign
Observasi
16.45 Gone
BAB 3
ANATOMI DAN FISIOLOGI PARU
Paru merupakan bagian dari sistem pernapasan yang sebagian besar terdiri
epitel dan endotel. Di alveoli inilah terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke dalam
Paru dibagi menjadi 2 bagian yaitu kanan dan kiri. Paru kanan, terdiri dari
3 lobus yaitu lobus pulmo dekstra superior, lobus medialis, dan lobus inferior.
Sedangkan paru kiri mempunyai 2 lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap-
tiap lobus terdiri dari belahan-belahan yang lebih kecil disebut segmen. Paru-paru
lobus medialis dan 5 segmen pada lobus inferior). Paru kiri mempunyai 8 segmen
bernama lobulus. Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan
ikat yang berisi pembuluh-pembuluh darah, getah bening dan saraf-saraf, dalam
tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2-0,3 mm.
Paru terletak pada rongga thorax yang dibungkus oleh pleura. Pleura dibagi
menjadi dua yaitu pleura viseral yang langsung membungkus paru dan pleura
parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua pleura
atau hilus yaitu tempat masuknya bronkus, pembuluh darah dan pembuluh limfe.
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh di paru-paru. Sebagian besar
kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, tetapi kanker paru bisa
juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. (1)
1. Gejala Intrapulmoner
Batuk
Batuk ialah gejala umum kelainan paru dan juga merupakan gejala awal kanker
dikeluhkan oleh penderita kanker paru. Patogenesis terjadinya batuk pada kanker
paru diawali dengan berbagai rangsangan reseptor batuk yang terletak di dalam
rongga toraks, antara lain terdapat di bronkus. Reseptor di bronkus utama lebih
siklus itu glotis tertutup terjadi kontraksi otot-otot dada, abdomen dan relaksasi
diafragma, keadaan itu menyebabkan tekanan positif di dalam rongga dada yang
tiba-tiba dilepaskan pada saat glotis terbuka, udara keluar menggetarkan jaringan
Batuk Darah
kanker paru juga disebabkan oleh penyakit paru lainnya. Batuk darah biasanya
disebabkan oleh ruptur arteri atau vena bronkial. Keluhan penderita biasanya
merasa tidak enak dan merasa panas di dada. Sulit membedakan dengan batuk
darah yang disebabkan oleh penyakit paru lainnya, tetapi biasanya batuk darah
Sesak napas
Sesak napas juga merupakan suatu gejala paru, ini bisa disebabkan oleh beberapa
hal antara lain; tumor di daiam saluran napas, tumor menekan saluran napas,
kedua keadaan ini dapat menyebabkan atelektasis dan penurunan faal paru yang
berakhir dengan sesak napas. Selain keadaan di atas efusi pleura juga
Nyeri dada
Nyeri dada dapat dirasakan oleh penderita kanker paru, keadaan ini disebabkan
keterlibatan pleura parietal, tergantung luas dan lokasi tumor tersebut, nyeri ini
Gejala yang ditimbulkan oleh kanker paru dalam rongga toraks tetapi di luar paru,
Efusi Pleura
Efusi pleura akan memberikan gejala yang berhubungan dengan jumlah cairan
dan
produktivitinya, gejala paling sering adalah sesak napas dan nyeri dada.
Akumulasi cairan di rongga pleura dapat timbul akibat invasi tumor secara
langsung ke dalam rongga pleura, kelenjar limfe, atau sumbatan pada kelenjar
limfe sehingga mengganggu aliran limfe tersebut. Jenis cairan pleura pada kanker
Pneumotoraks
Pneumotoraks dapat terjadi pada kanker paru walaupun keadaan ini jarang terjadi.
Gejala akibat pneumotoraks juga tergantung pada jumlah dan organ yang.
terdesak karena akumulasi udara dalam rongga pleura. lnvasi tumor ke parenkim
pneumotoraks. (1)
Efusi perikara
Merupakan keadaan yang sering ditemukan akibat invasi tumor ke dalam rongga
(miokard) jarang
terinvasi oleh tumor paru, walaupun ada kepustakaan yang melaporkan tetapi
Gangguan Menelan
dinding esofagus oleh tumor, atau karena pembesaran kelenjar limfe mediastinum,
Suara Serak
menyebabkan suara serak, kelumpuhan ini dapat unilateral atau bilateral, dapat
mengenai sebagian otot, misalnya otot abduktor (membuka laring), otot adduktor
(menutup laring) dan otot tensor yang menegangkan pita suara. Kelumpuhan
pitasuara ini juga mengakibatkan penderita tidak dapat berbicara keras dan
mengucapkan kalimat yang panjang, penderita berhenti sebentar untuk inspirasi. (1)
Gangguan Diafragma
Tumor dapat menyebabkan paresis atau paralisis diafragma, yang ditandai dengan
ini, saraf ini berada sepanjang anterior kedua sisi dari lateral mediastinum inferior.
Kelainan ini terjadi karena peradangan dan penekanan pada nervus vagus.
Penderita mengeluh nyeri pada daerah telinga, temporal dan muka. (1)
Tumor Pancoast
Tumor ini terdapat di sulkus superior paru yang berkembang ke perifer apeks
paru. Tumor ini menekan pleksus brakialis yang melibatkan nervus torakalis I dan
nervus servikalis VIII. dengan perluasan lokal yang menimbulkan tampiIan klinis
nyeri bahu dan bagian tangan yang dipersarafi oleh nervus ulnaris, juga
gerak tangan dan bahu, penderita ini berjalan dengan siku yang disanggah oleh
Sindrom Horner
Sindrom ini terjadi bila tumor menekan atau mengenai nervus simpatikus
munculan anhidrosis pada sisi yang sama (ipsilateral), gejala lain ptosis palpebra
penurunan kesadaran. Gejala fokal neurologik seperti seizures dan afasia jarang
ditemukan. Lokasi metastasis tumor paru biasanya pada lobus frontalis serebrum
Metastasis ke tulang
Tumor paru sering bermetastasis ke tulang, antara lain ke tulang belakang, pelvis
dan femur, sedangkan ke tulang ekstremiti seperti lainnya, skapula dan sternum
jarang. Sendi juga merupakan tempat metastasis tumor paru, biasanya ke sendi
siku dan sendi paha. Pada pemeriksaan cairan sendi terlihat sel-sel radang dan sel
Metastasis ke hepar
lkterus ditemukan jika terjadi obstruksi biiier. Jika terjadi kerusakan hepar yang
Metastasis ke adrenal .
menimbuli kan gejala nyeri abdomen, mual dan muntah. Pada pemeriksaan
Metastasis ke gastrointestinal
usus besar lebih sering dibandingkan ke rektum dan kolon sigmoid. Jika mengenai
Metastasis ke kulit
Sangat jarang ditemukan, pernah dilaporkan menyerang kulit kepala ditandai
Secara garis besar kanker paru dibagi menjadi 2 bagian yaitu Small Cel Lung
Cancer
Kejadian kanker paru jenis SCLC ini hanya sekitar 20 % dari total kejadian
kanker paru. Namun jenis ini berkembang sangat cepat dan agresif. Apabila tidak
segera mendapat perlakuan maka hanya dapat bertahan 2 sampai 4 bulan. (2)
80 % dari total kejadian kanker paru adalah jenis NSCLC. Secara garis besar
dibagi
Sebagian besar pasien yang didiagnosa dengan NSCLC (70 – 80 %) sudah dalam
4. Staging
Pada kanker paru jenis SCLC ada 2 stages yaitu Limited Stage dan Extensive
Stage.
Sedangkan pada NSCLC staging dilakukan dengan sistem TNM
Keterangan Tabel :
T = Tumor
• Melibatkan bronkus utama yang letaknya sampai ' 2 cm dari distal karina.
• Perluasan ke hilus
• Tumor di dalam bronchus primarius, max 2 cm distal dari carina (tetapi tanpa
• Tumor menginvasi mediastinum, cor, pembuluh darah besar, trachea, esophagus, corpus
tumor primer.(2)
mediastinal ipsilateral.
M1 : Ada metastasis jauh atau nodul tumor terpisah pada lobus lain dalam pulmo yang
sama atau Nodul tumor pada pulmo kontralateral (dinyatakan sebagai M1 jika jenis
• Perokok, risiko terkena penyakit makin besar seiring dengan banyaknya jumlah
• Perokok Pasif, Mengisap asap rokok, perokok pasif juga rentan terkena kanker
keluarga para perokok aktif dapat menjadi 'penyebar' kanker paru karena
hubungan genetika.
• Masuknya zat-zat kimia seperti asbestos, uranium, chromium, dan nikel ke
dalam tubuh. namun kasus ini jarang terjadi. Polusi udara juga dicurigai sebagai
6. Prosedur Diagnosa
(sputum sitologi dan tumor marker) dan pemeriksaan penunjang yang meliputi :
foto thorax, CT Scan, USG, Bone Scaning, PET, MRI dan bronchoscopi.(2)
Pada kasus kanker paru Ct Scan bermanfaat untuk mendeteksi adanya tumor paru
juga
Disamping diagnosa kanker paru CT Scan juga dapat digunakan untuk menuntun
mendeteksi
2. Teknik Pemeriksaan
Pemeriksaan CT Scan thorax pada kasus kanker paru biasanya dilakukan dengan
media kontras melaui intra vena. Scaning dilakukan pre kontras dan post kontras.
a. Persiapan Pasien
• Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan breathold
b. Persiapan Alat
• Peralatan injeksi
• Obat-obatan emergency
• Oksigen
• Suction
Teknik ini digunakan pada CT Scan tipe spiral. Media kontras dimasukkan secara
injeksi melalui vena cubiti dengan power injektor atau manual (hand). Jumlah
Tabel 2 adalah contoh yang menunjukkan besarnya dosis, kecepatan injeksi dan
scan
2) Drip Infusion
Biasanya dipakai pada CT Scan generasi III atau teknik slice by slice, teknik ini
tidak dapat memberikan hasil yang baik karena konsentrasi media kontras sangat
rendah.
Yaitu pemasukkan media kontras dengan drip infus yang dilanjutkan dengan
injeksi 40-50 cc ketika scaning mencapai daerah yang yang dicuigai kelainan.
media kontras cukup baik dan waktunya cukup lama namun dibutuhkan media
Pemasukan media kontras dengan cara bolus injeksi yang dilakukan berulang-
ulang. Injeksi yang pertama sebanyak 30-50 cc dengan flow rate 3-5 cc/detik,
d. Posisi Pasien
Pasien supine dengan posisi kaki dekat gantry (feet first) kedua tangan ke arah
kepala. Atur MSP tepat pada longitudinal positioning light. Kemudian pasien
dilatih tarik napas dan tahan napas serta diukur lamanya pasien bisa tahan napas.
e. Scanogram
f. Scan Parameter
2) Area Scaning : Dari apex sampai sampai kelenjar supra renal (±Th.XII) atau
3) Slice Thickness
7) Breathhold Technique
Pada scaning teknik spiral, apabila pasien dapat menahan napas dalam jangka
waktu yang lama dapat digunakan Single Breathhold (scaning dilakukan dalam
sekali tahan napas) sedangkan bila tidak dapat menahan napas dalam jangka
waktu lama dapat dilakukan 2 atau 3 kali scaning. Scaning dilakukan pada saat
inspirasi penuh.
Pada scaning dengan teknik slice by slice setiap slice harus dilakukan pada fase
napas yang sama (inspirasi penuh dan tahan napas). Hal ini untuk mengurangi
g. Post Prosesing
Apabila akan dibuat MPR/3D perlu dilakukan recont slice interval lebih rapat lagi
sehingga hasil MPR/3D menjadi lebih halus. Slice interval dibuat lebih rapat
menjadi setengah atau sepertiga dari slice thicknes. Recont ini hanya bias
2) MPR Dan 3D
MPR dan 3D perlu ditambahkan untuk menambah informasi mengenai letak lesi
secara lebih jelas. MPR yang biasa dilakukan adalah sagital dan coronal dan 3D
3) ROI
• Pengukuran nilai HU pada lesi dan pada efusi (bila ada). Pengukuran juga
bronkogram.
• Window Tulang, bila diperlukan untuk menampilkan tulang (vertebra dan costa)
• Terjadinya motion artefact dikarenakan scan time rotasion yang cukup lama pada
• Hasil MPR maupun 3D kurang baik karena motion artefact dan misregistration.
b. Keunggulan CT Spiral
• Scaning lebih cepat dan dapat dilakukan dalam single breathold (1 x tahan
PENGOBATAN
terapi). Kenyataanya pada saat pemilihan terapi, sering bukan hanya diharapkan
pada jenis histologis, derajat dan tampilan penderita saja tetapi juga kondisi non-
1. Pembedahan
Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk KPKBSK stadium I dan
adalah bila ada kegawatan yang memerlukan intervensi bedah, seperti kanker paru
Segmentektomi atau reseksi baji hanya dikerjakan jika faal paru tidak cukup untuk
lobektomi. Tepi sayatan diperiksa dengan potong beku untuk memastikan bahwa
batas sayatan bronkus bebas tumor. KGB mediastinum diambil dengan diseksi
adalah mengetahui toleransi penderita terhadap jenis tindakan bedah yang akan
dilakukan. Toleransi penderita yang akan dibedah dapat diukur dengan nilai uji
faal paru dan jika tidak memungkin dapat dinilai dari hasil analisis gas darah
(AGD) : (4)
VEP1>60%
. Risiko sedang pneumonektomi, bila KVP paru kontralateral > 35%, VEP1 >
60%
2. Radioterapi
Radioterapi pada kanker paru dapat menjadi terapi kuratif atau paliatif. Pada
menjadi alternatif terapi kuratif. Radiasi sering merupakan tindakan darurat yang
kava superiror, nyeri tulang akibat invasi tumor ke dinding dada dan metastasis
1. Staging penyakit
2. Status tampilan
3. Fungsi paru
Dosis radiasi yang diberikan secara umum adalah 5000 – 6000 cGy, dengan
1. Hb > 10 g%
1. PS < 70.
3. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus kanker paru. Syarat utama
harus ditentukan jenis histologis tumor dan tampilan (performance status) harus
lebih dan 60 menurut skala Karnosfky atau 2 menurut skala WHO. Kemoterapi
regimen kemoterapi. Pada keadaan tertentu, penggunaan 1 jenis obat anti kanker
adalah:
4. harus dihentikan atau diganti bila setelah pemberian 2 sikius pada penilaian
1. Tampilan > 70-80, pada penderita dengan PS < 70 atau usia lanjut, dapat
10 g% tidak perlu tranfusi darah segera, cukup diberi terapi sesuai dengan
masing masing. Ada yang menggunakan rumus antara lain, mg/kg BB, mg/luas
permukaan tubuh (BSA), atau obat yang menggunakan rumusan AUC (area under
the curve) yang menggunakan CCT untuk rumusnya. Luas permukaan tubuh
(BSA) diukur dengan menggunakan parameter tinggi badan dan berat badan, lalu
dihitung dengan menggunakan rumus atau alat pengukur khusus (nomogram yang
berbentuk mistar). Untuk obat anti-kanker yang mengunakan AUC ( misal AUC
nomogram.
Dosis (mg) = (target AUC) x ( GFR + 25) Nilai GFR atau gromenular filtration
rate dihitung dari kadar kreatinin dan ureum darah penderita. (4)
melihat perubahan ukuran tumor pada foto toraks PA setelah pemberian (sikius)
- Respons obyektif
1. Respons komplit (complete response , CR) : bila pada evaluasi tumor hilang
2. Respons sebagian (partial response, PR) : bila pengurangan ukuran tumor >
3. Menetap {stable disease, SD) : bila ukuran tumor tidak berubahatau mengecil >
tumor > 25% atau muncul tumor/lesi baru di paru atau di tempat lain.
timbulnya efek samping atau toksisiti. Berat ringannya efek toksisiti kemoterapi
Imunoterapi
Ada beberapa cara dan obat yang dapat digunakan meskipun belum ada hasil
Hormonoterapi
Ada beberapa cara dan obat yang dapat digunakan meskipun belum ada hasil
PENCEGAHAN
Tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker paru-paru, tetapi Anda dapat
Anda:
Bicaralah dengan anakanak. Anda untuk tidak merokok sehingga mereka bisa
bahaya merokok dengan anak-anak Anda lebih awal sehingga mereka tahu
mengurangi risiko kanker paru-paru, bahkan jika anda telah merokok selama
berhenti merokok yang dapat membantu Anda berhenti. Pilihan meliputi produk
3. Hindari asap rokok. Jika Anda tinggal atau bekerja dengan perokok,
dorong dia untuk berhenti. Paling tidak, minta dia untuk merokok di luar. Hindari
daerah di mana orang merokok, seperti bar dan restoran, dan memilih area bebas
asap. (3)
4. Tes radon rumah Anda. Periksa kadar radon di rumah Anda, terutama jika
Anda tinggal di daerah di mana radon diketahui menjadi masalah. Kadar radon
yang tinggi dapat diperbaiki untuk membuat rumah Anda lebih aman. Untuk
melindungi diri dari paparan bahan kimia beracun di tempat kerja. Perusahaan
Anda harus memberitahu Anda jika Anda terkena bahan kimia berbahaya di
tempat kerja Anda. Ikuti tindakan pencegahan atasan Anda. Misalnya, jika Anda
apa lagi yang bisa Anda lakukan untuk melindungi diri di tempat kerja. Resiko
kerusakan paru-paru dari karsinogen ini meningkat jika Anda merokok. (3)
sehat dengan berbagai buah-buahan dan sayuran. Makanan sumber vitamin dan
nutrisi yang terbaik. Hindari mengambil dosis besar vitamin dalam bentuk pil,
karena mungkin akan berbahaya. Sebagai contoh, para peneliti berharap untuk
sehari jika anda seorang wanita atau dua gelas sehari jika anda seorang laki-laki.
Setiap orang usia 65 atau lebih tua harus minum alkohol tidak lebih dari satu gelas
satu hari.(3)
8. Olah raga. Capai minimal 30 menit olah raga pada setiap hari dalam
seminggu. Periksa dengan dokter Anda terlebih dahulu jika Anda belum
aktivitas. Bersepeda, berenang dan berjalan adalah pilihan yang baik. Tambahkan
latihan sepanjang hari Anda - melalui taman waktu pergi kerja dan berjalan
BAB 4
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Taufik, Ahmad Hudoyo. Gejala Kanker Paru. SMF Paru RSUD Bekasi
Jakarta.