Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Menopause
2.1.1. Definisi Menopause
Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang
berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang
mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat
menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir sampai
satu tahun berlalu (Wijayanti, 2009)
2.1.2. Fisiologi Menopause
Menurut Fritz (2010), kadar estradiol serum pada wanita pasca menopause
sekitar 10-20pg/mL dan sebagian besar merupakan hasil konversi estron, yang
diperoleh dari konversi perifer androstenedion. Kadar estrogen pada wanita
menopause sangat bergantung dari konversi androstenedion dan testosteron
menjadi estrogen. Sebuah penelitian di Australia menemukan bahwa kadar
testosteron dalam sirkulasi tidak berubah sejak 5 tahun sebelum menopause
hingga 7 tahun setelah menopause. Androstenedion adalah androgen utama
yang dikeluarkan oleh folikel yang sedang berkembang. Dengan terhentinya
perkembangan folikuler pada wanita pascamenopause, kadar androstenedion
turun 50%. Setelah menopause, hanya 20% androstenedion yang disekresi oleh
ovarium.Dehidroepiandrosteron (DHEA) dan dehidroepiandrosteron sulfat
(DHEAS) terutama dihasilkan oleh kelenjar adrenal (<25% oleh
ovarium).Dengan penuaan, produksi DHEA turun 60% dan DHEAS turun 80%.
Berat badan memiliki korelasi yang positif dengan kadar estron dan estradiol di
sirkulasi dengan adanya konversi androstenedion menjadi estrogen, namun
dengan penuaan, kontribusi adrenal sebagai prekursor produksi estrogen
menjadi tidak adekuat.

2.1.3. Fase Menopause


a. Pre Menopause (Klimakterium)
Merupakan masa perubahan antara pramenopause dan pasca menopause.Fase
ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur.Pada kebanyakan wanita
siklus haidnya >38 hari dan sisanya <18 hari.Sebanyak 40% wanita mengalami
siklus haid yang anovulatorik.Tanda tanda pre menopause yaitu wanita yang
mengalami masa menopause, baik menopause dini, pre-menopause dan post
menopause, umumnya mengalami gejala puncak (klimakterium) dan
mempunyai masa transisi atau masa peralihan. Fase ini disebut dengan periode
klimakterium (climacterium= tahun perubahan, pergantian tahun yang
berbahaya). Periode klimakterium ini disebut pula sebagai periode kritis yang
ditandai dengan rasa terbakar (hot flush), haid tidak teratur, jantung berdebar
dan nyeri saat berkemih. Hal ini disebabkan karena keluarnya hormon dari
ovarium (indung telur) berkurang, masa haid menjadi tidak teratur dan
kemudian hilang sama sekali. Perubahan-perubahan dalam system hormonal ini
mempengaruhi segenap konstitusi psikosomatis (rohani dan jasmani), sehingga
berlangsung proses kemunduran. Banyaknya perubahan dan kemunduran
tersebut menimbulkan krisis dalam kehidupan psikis pribadi yang
bersangkutan. Pada umumnya, menopause ini diawali dengan suatu proses
“pengakhiran” maka munculah tanda –tanda, antara lain:
1) Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur
2) Kotoran haid yang keluar banyak sekali, ataupun sangat sedikit.
3) Muncul gangguan-gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau
pelebaran pada pembuluh-pembuluh darah.
4) Merasa pusing disertai sakit kepala.
5) Berkeringat tiada hentinya.
6) Neuralgia atau gangguan/sakit syaraf.
Semua keluhan ini disebut fenomena klimakteris, akibat dari timbulnya
modifikasi atau perubahan fungsi kelenjar-kelenjar selain terjadi perubahan-
perubahan fisik, pada tahap pre menopause terjadi pula pergeseran atau erosi
dalam kehidupan psikis pribadi yang bersangkutan.
b. Menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia semakin meningkat.Hingga pada suatu
ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup.Produksi estrogen berkurang dan
haid tidak terjadi lagi.Yang berakhir dengan terjadinya menopause. Setelah
memasuki usia menopause selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (>35
mIU/ml). Perubahan dan keluhan psikologi baik fisik makin menonjol. Terjadi
pada usia 56-60 tahun. - Pada fisik terjadi : ketidakteraturan siklus haid, gejolak
panas, kekeringan vagina perubahan kulit, keringat di malam hari, sulit tidur,
perubahan pada mulut, kerapuhan tulang, penyakit mulai muncul. - Pada
psikologis terjadi : Ingatan menurun, kecemasan, mudah tersinggung, stress,
depresi. Terjadi pada usia 56-60 tahun. Tanda-tanda terjadinya menopause
antara lain perdarahan, rasa panas dan keringat malam, gangguan berkemih,
gejala emosional, perubahan fisik yang lain
c. Pasca Menopause
Adalah setelah menopause sampai senium yang dimulai setelah 12 bulan
amenorea. Kadar FSH dan LH sangat tinggi (>35mIU) dan kadar estradiol
sangat rendah (<30pg/ml). Rendahnya kadar estradiol mengakibatkan
endometrium menjadi atropi sehingga haid tidak mungkin terjadi lagi.
d. Senium
Seorang wanita dikatakan senium bila telah memasuki usia pasca menopause
lanjut sampai usia >65 tahun. (Ali baziad, 2008).

2.1.4. Tanda dan Gejala


Secara harfiah menopause diartikan sebagai terhentinya menstruasi, namun di
sisi lain terdapat pula gejala menopause lainnya yang sangat beragam dan tidak
semua wanita mengetahuinya. Gejala menopause memang tidak selalu
membuat wanita sakit berat atau begitu terganggu karenanya, tapi sebagian
lainnya merasakan gejala yang begitu berat bahkan telah dimulai sejak pra-
menopause dan berlangsung selama bertahun-tahun.
Suatu kondisi yang merupakan gejala menopause adalah hasil dari perubahan
hormon reproduksi wanita, estrogen dan progesteron, di mana saat ini
produksinya dalam keadaan menurun. Gejalanya pun akan bervariasi karena
banyaknya pengaruh hormon tersebut terhadap tubuh wanita. Estrogen
berfungsi mengatur siklus menstruasi dan mempengaruhi sistem reproduksi,
saluran kemih, jantung dan pembuluh darah, tulang, payudara, kulit, rambut,
selaput lendir, otot panggul, dan otak.Akibatnya, wanita dapat mengalami
gejala menopause yang mempengaruhi seluruh tubuh mereka.Secara lengkap
berikut gejala menopause yang perlu kita ketahui:
a. Perubahan siklus menstruasi
Menstruasi menjadi tidak teratur seperti dulu.Hal ini ditandai dengan darah
mens yang lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya.Durasi haid
mungkin menjadi lebih pendek atau malah lebih panjang.Jadwalnya lebih
cepat atau malah lebih lama sehingga telat menstruasi.Namun harus
diperiksa kehamilan jika Anda telat haid.Jika Anda tidak hamil, maka tidak
haid itu bisa menunjukkan terjadinya menopause.
b. Hot flashes
Banyak wanita mengeluh hot flashes sebagai gejala menopause yang utama.
Hot flashes ditandai dengan perasaan panas yang tiba-tiba muncul pada
tubuh bagian atas atau di seluruh. Wajah dan leher mungkin berubah
menjadi merah, dan mungkin merasa berkeringat atau memerah (Baca:
keringat malam). Rasa panas biasanya berlangsung antara 30 detik sampai
10 menit bisa terasa ringan hingga berat sampai-sampai dapat
membangunkan seseorang dari tidurnya.
c. Kekeringan dan nyeri saat berhubungan
Penurunan produksi estrogen dan progesteron dapat mempengaruhi lapisan
tipis air (mukosa) yang melapisi dinding kewanitaan. Wanita dapat
mengalami kekeringan pada daerah itu pada usia berapa pun, tetapi
merupakan masalah khusus bagi wanita menopause. Tanda-tandanya bisa
berupa rasa gatal di sekitar vulva (area kewanitaan) serta menyengat atau
terbakar.Kekeringan dapat membuat ‘hubungan’ menjadi begitu
menyakitkan dan dapat menyebabkan pendarahan ringan.
d. Masalah insomnia atau tidur
Untuk kesehatan yang optimal, dokter disarankan tujuh sampai delapan jam
tidur setiap malam untuk orang dewasa. Tapi, selama menopause, hal ini
akan sulit tercapai. Bisa karena susah untuk memulai tidur atau bangun
terlalu awal.
e. Sering buang air kecil
Gejala menopause yang mungkin tidak disadari yaitu sebentar-sebentar
merasa ingin buang air kecil dan mungkin disertai rasa nyeri saat buang air
kecil walaupun kandung kemih belum penuh.Beberapa bahkan sering hilang
kendali dalam berkemih, Hal ini karena selama menopause, jaringan dalam
saluran kemih kehilangan elastisitasnya dan menipisnya lapisan.Otot-otot
panggul sekitarnya juga dapat melemah.
f. Infeksi saluran kemih
Selama menopause, beberapa wanita lebih sering mengalami infeksi saluran
kemih (ISK).Kadar hormon yang menurun dan perubahan pada saluran
kemih membuatnya lebih rentan terhadap infeksi. Jika hal ini terjadi, maka
akan ditandai dengan rasa dorongan untuk terus-menerus buang air kecil
atau sensasi terbakar ketika buang air kecil, Dokter mungkin akan
menganjurkan tes urine dan memberikan antibiotik untuk mengatasi hal ini
g. Libido menurun
Selama menopause, beberapa wanita lebih sering mengalami infeksi saluran
kemih (ISK).Kadar hormon yang menurun dan perubahan pada saluran
kemih membuatnya lebih rentan terhadap infeksi. Jika hal ini terjadi, maka
akan ditandai dengan rasa dorongan untuk terus-menerus buang air kecil
atau sensasi terbakar ketika buang air kecil, Dokter mungkin akan
menganjurkan tes urine dan memberikan antibiotik untuk mengatasi hal ini
h. Depresi dan mood swing
Perubahan produksi hormon juga mempengaruhi stabilitas mental wanita
selama menopause.Mereka menjadi mudah marah, depresi, dan perubahan
suasana hati. Sangat penting untuk diingat bahwa fluktuasi hormon ini
mempengaruhi otak dan suasana perasaan
i. Perubahan pada kulit, rambut dan jaringan lainnya
Salah satu Gejala menopause yang tidak dapat terelakkan yaitu hilangnya
jaringan lemak dan kolagen yang akan membuat kulit menjadi kering dan
tipis dan akan mempengaruhi elastisitasnya. Penurunan estrogen dapat
menyebabkan rambut rontok atau menyebabkan rambut menjadi rapuh dan
kering.Pastikan untuk menghindari perawatan rambut berbahan kimia keras,
yang dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut.

2.2. Aromaterapi
2.2.1. Definisi Aromaterapi
Kata aromaterapi berarti terapi dengan memakai minyak esensial yang ekstrak
dan unsur kimianya diambil dengan utuh.Aromaterapi adalah bagian dari ilmu
herbal (herbalism) (Poerwadi, 2006).Sedangkan menurut Sharma (2009)
aromaterapi berarti pengobatan menggunakan wangi-wangian.Istilah ini
merujuk pada penggunaan minyak esensial dalam penyembuhan holistik untuk
memperbaiki kesehatan dan kenyamanan emosional dan dalam mengembalikan
keseimbangan badan.
Aromaterapi merupakan salah satu jenis metode pengobatan tradisional yang
sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Aromaterapi dibentuk dari berbagai
jenis ekstrak tanaman, dengan cara pembuatan yang berbeda-beda, dan dengan
cara penggunaan yang berbeda pula. Tumbuhan aromatik menghasilkan minyak
aromatik.Senyawa ini dapat dihirup, digunakan dalam kompres, dalam air
mandi, atau dalam minyak pijat (Sharma, 2009).
Aromaterapi adalah penggunaan minyak esensial konsentrasi tinggi yang
diekstraksi dari tumbuh-tumbuhan dan diberikan melalui massage, inhalasi,
dicampur ke dalam air mandi, kompres, membrane mukosa dalam bentuk
pesarium atau supositoria, dan terkadang dalam bentuk murni. Meskipun aroma
meemgang peranan penting dalam mempengaruhi alam perasaan klien
sebenarnya zat kimia yang terkandung dalam berbagai jenis minyaklah yang
bekerja secara farmakologis, dan kerjanya dapat ditingkatkan dengan jenis
metode pemberiannya, terutama massage (Andrews, 2009)
2.2.2. Jenis – Jenis Aromaterapi
Ada beberapa jenis aromaterapi yang digunakan untuk relaksasi. Diantaranya
yaitu:
a. Cendana
Berasal dari kayu tanaman cendana, memiliki efek stimulasi sekaligus
relaksasi.banyak yang mengunakan minyak ini untuk mengatasi rasa cemas,
tegang, dan ketakutan. Cendana juga memiliki efek penenang dan dapat
membantu mengatasi masalah gangguan tidur.
b. Lemon
Berasal dari bagian buah tanaman, memiliki efek menyegarkan badan
dan melancarkan sirkulasi tubuh.bisa melegakan, memberi semangat,
menyegarkan serta meningkatkan mood.
c. Jasmine
Melati sangat efektif untuk menenangkan saraf.Minyak melati dapat membantu
mengatur stres, kecemasan dan rasa gembira yang berlebihan.Melati adalah
salah satu minyak esensial terbaik untuk menenangkan saraf yang tegang. bisa
digunakan untuk menenangkan, aprodisiak, antidepresi, tapi sebaiknya tidak
digunakan selama kehamilan dan jika kulit sensitif.
d. Lavender
Menghirup aroma lavender membantu menenangkan dan melegakan pikiran
sehingga akan merasa santai dan tenang.
e. Mawar dan germanium
Aroma mawar germanium memiliki aroma bunga yang dapat membantu
menghidupkan kembali suasana hati Anda dan menghilangkan
kecemasan.Minyak ini dikenal untuk menyeimbangkan kadar hormon dan
menyebabkan tubuh rileks. Minyak mawar germanium akan memberikan
sensasi menenangkan seluruh tubuh Anda.
2.2.3. Cara Kerja Aromaterapi
Mekanisme kerja aromaterapi adalah melalui sistem sirkulasi tubuh dan sistem
penciuman.Beberapa ahli percaya bahwa indera penciuman memiliki peran
reseptor bau untuk berkomunikasi dengan bagian di otak (amigdala dan
hipokampus) yang berfungsi sebagai penyimpan untuk emosi dan kenangan.
Ketika menghirup aromaterapi, hal ini akan merangsang bagian otak dan akan
mempengaruhi fisik, emosional, dan mental. Sebagai contoh Lavender diyakini
untuk merangsang aktivitas sel-sel otak di amigdala mirip dengan cara beberapa
aktivitas obat penenang.Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap
langsung ke udara. Apabila masuk ke rongga hidung melalui pernafasan, akan
diterjemahkan oleh otak sebagai proses penciuman. Proses penciuman terbagi
akan tiga tahap :
a. Penerimaan molekul bau tersebut oleh saraf olfactory epithelium, yang
merupakan suatu reseptor yang berisi 20 juta ujung saraf.
b. Bau tersebut ditransmisikan sebagai pesan ke pusat penciuman yang terletak
pada bagian belakang hidung. Pusat penciuman ini hanya sebesar biji buah
delima pada pangkal otak. Pada tempat ini berbagai sel neuron
menginterpretasikan bau tersebut dan mengantarkannya ke sistem limbik yang
selanjutnya akan dikirim kehipothalamus untuk diolah. Bila menghirup minyak,
molekul yang mudah menguap akan membawa unsur aromatik yang terdapat
dalam kandungan minyak tersebut ke puncak hidung.
c. Rambut getar yang terdapat dalamnya, akan berfungsi sebagai reseptor, akan
mengantarkan pesan elektrokimia ke pusat emosi dan daya ingat seseorang
yang selanjutnya akan mengantarkan pesan balik ke seluruh tubuh melalui
sistem sirkulasi. Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan dikonversikan
menjadi suatu aksi dengan pelepasan substansi neurokimia berupa perasaan
senang, rileks, tenang atau terangsang.
Melalui penghirupan sebagian molekul akan masuk ke paru-paru. Molekul
aromatik akan diserap oleh lapisan mukosa pada saluran pernafasan, baik pada
bronkus atau pada cabang halusnya (bronchiole). Saat terjadi pertukaran gas di
dalam alveoli, molekul tersebut akan diangkut oleh sistem sirkulasi darah
di dalam paru-paru. Pernafasan yang dalam akan meningkatkan jumlah bahan
aromatik yang ada ke dalam tubuh. Respon bau yang dihasilkan akan
merangsang kerja sel neurokimia otak. Aromaterapi seperti minyak untuk pijat
yang dioleskan ke tubuh akan menembus pori pori kulit dan folikel rambut
ketika digosokkan pada kulit. Minya ini akan masuk kedalam pembuluh darah
kapiler yang kemudian tersebar keseluruh tubuh
2.2.4. Aromaterapi Lavender
Aroma terapi minyak lavender diperoleh dengan cara distilasi bunga.
Minyak lavender bersifat serbaguna, sangat cocok untuk merawat kulit
terbakar, terkelupas, psoriasis, dan juga membantu kasus insomnia. Lavender
beraroma ringan bunga-bungaan dan merupakan essensial aroma terapi yang
dikenal memiliki efek sedatif dan anti-neurodepresive. Aromaterapi lavender
juga memiliki kandungan utama yaitu linalool asetat yang mampu
mengendorkan dan melemaskan sistem kerja urat-urat saraf dan otot-otot
yang tegang. Menghirup lavender meningkatkan frekuensi gelombang alfa
dan keadaan ini diasosiasikan dengan bersantai (relaksasi) sehingga dapat
mengobati insomnia. Lavender juga membantu keseimbangan kesehatan
tubuh yang sangat bermanfaat dalam menghilangkan sakit kepala,
premenstrual sindroma, stress, ketegangan, kejang otot dan regulasi jantung
(Andria, 2014)

2.3. Pembuatan Produk


2.3.1. Alat dan Bahan
a. Paraffin/beeswax/potongan lilin
b. Benang kasur
c. Minyak essensial/aromaterapi lavender
d. Pewarna/ krayon/cat minyak warna ungu
e. Panci kecil
f. Kaleng bekas
g. Gelas kecil transparan
h. Tusuk satai, dengan ukuran lebih panjang daripada diameter mulut gelas.

2.3.2. Cara Pembuatan

a. Didihkan air dalam panci


b. Lelehkan lilin dengan cara memasukan kaleng bekas berisi lilin ke dalam
panci air. Jaga agar air tidak masuk dan bercampur dengan lilin.
c. Setelah lilin meleleh, tambahkan potongan crayon atau pewarna secukupnya,
kemudian aduk menggunakan pengaduk kayu.
d. Siapkan gelas sebagai cetakan, agar benang kasur untuk sumbu lilin tegak dan
berada di tengah, ikat di batang lidi dan posisikan di tengah gelas.
e. Setelah lilin, dan pewarna tercampur sempurna, masukkan minyak essensial
sekitar 10 tetes lalu angkat kaleng dari panci.
f. Masukkan bahan ke cetakan gelas transparan. Tunggu hingga kering.
2.3.3 Cara Penggunaan
Aromaterapi ini digunakan 30 menit sebelum tidur.
BAB III
REVIEW JURNAL

Produk aromaterapi ini dibuat untuk mengurangi gejala insomnia atau


ganguan tidur pada wanita menopause dan mengurangi gejala menopause lainnya
seperti stress, depresi serta gejala emosional lainnya. Penggunaan aromaterapi ini
selama 30 menit sebelum tidur dan dilakukan secara kontinue akan menimbulkan rasa
nyaman dan rileks yang berdampak pada kualitas tidur. Hal ini didukung dengan 2
jurnal penelitian “Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Kualitas Tidur Lansia
di Wisma Cinta Kasih” uji coba dilakukan pada perempuan sebanyak 30 orang yang
tinggal di Wisma Cinta Kasih Padang pada tahun 2017, sebelum diberikan
aromaterapi lavender sebanyak 22 orang mengalami kualitas tidur buruk dan setelah
diberikan aromaterapi lavender sebanyak 12 orang mengalami perubahan kualitas
tidur. Serta pada jurnal penelitian “Manfaat Aromaterapi Lavender Terhadap
Penurunan Insomnia Pada Lansia”,penelitian ini dilakukan pada 15 lansia di Panti
Wreda Hargo Dedali Surabaya. Sebelum diberikan aromaterapi lavender sebanyak 7
resonden mengalami kualitas tidur sedang dan 8 responden mengalami kualitas tidur
buruk sertasebanyak 10 responden mengalami kuantitas tidur sedang dan 5 responden
mengalami kuantitas tidur buruk, setelah pemberian aromaterapi lavender, sebanyak
15 responden mengalami perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang semula
kuantitas dan kualitas tidur buruk atau sedang menjadi kualitas dan kuantitas baik.

Serta teori Andria (2014) bahwa dengan menghirup lavender meningkatkan


frekuensi gelombang alfa dan keadaan ini diasosiasikan dengan bersantai
(relaksasi) sehingga dapat mengobati insomnia dan mampu mengendorkan dan
melemaskan system kerja syaraf dan otot – otot yang tegang. Berdasarkan manfaat
yang telah teruji klinis dan teoritis produk aromaterapi ini sangat cocok digunakan
dan dipasarkan kepada wanita – wanita yang menopause dengan gangguan tidur dan
yang mengalami gejala emosional sehingga masa menopause akan terasa lebih
menyenangkan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang
berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Salah satu tanda gejalan dari
menopause adalah Masalah tidur atau insomnia. Aromaterapi merupakan salah
satu jenis metode pengobatan tradisional yang sudah dikenal sejak ribuan tahun
yang lalu. Aromaterapi dibentuk dari berbagai jenis ekstrak tanaman, dengan
cara pembuatan yang berbeda-beda, dan dengan cara penggunaan yang berbeda
pula. Jenis Aromaterapi untuk relaksasi salah satunya yaitu lavender. Aroma
terapi minyak lavender diperoleh dengan cara distilasi bunga. Minyak
lavender bersifat serbaguna, sangat cocok untuk merawat kulit terbakar,
terkelupas, psoriasis, dan juga membantu kasus insomnia. dari hasil penelitian
jurnal setelah pemberian aromaterapi lavender, sebagian besar mengalami
perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang semula kuantitas dan kualitas tidur
buruk atau sedang menjadi kualitas dan kuantitas baik.

5.1 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa menumbuhkan ide atau terobosan
bagi masyarakat umum dalam menciptakan peluang wirausaha untuk wanita yang
akan atau sudah menopause dalam menghadapi masalah tidur atau insomnia
dengan membuat aromateapi lavender ini.
DAFTAR PUSTAKA

Agusta, Andria. 2002. Aromaterapi, Cara Sehat Dengan Wewangian Alami.


Jakarta : Penebar Swaday

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2009). Profil Kesehatan Republik


Indonesia.

Fransiska, A. (2012). Hubungan Kesiapan Wanita Dalam Kesiapan Wanita


Menghadapi menopause di Sleman Yogyakarta.Jurnal ilmiah. Vol. 2 No. 3

Fritz MA, Speroff L. (2010). Clinical Gynecologic Endrocinology and


Infertility.Lippincott Williams & Wilkins.

Wijayanti D. (2009). Fakta Penting Seputar Kesehatan Reproduksi Wanita.


Yogyakarta: Bookmarks.

Nirmala. Menopause – : http://eropo.unud.ac.id/, diakses 3 Maret 2019

Vivin Yudha. https://www.idntimes.com/life/diy/vivinyudha/cara-membuat-lilin-


aroma-terapi-pengusir-nyamuk-c1c2/full, diakses 3 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai