Anda di halaman 1dari 29

KASUS DIETETIK DASAR

“KASUS I (KONSTIPASI)”

DiSusun Oleh :

Elisya Anggraini

(PO.62.31.3.16.230)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


PALANGKA RAYA

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI REGULERIII

2018
KASUS I (KONSTIPASI)

Ny. ES umur 45 tahun, masuk rumah sakit di diagnosa konstipasi dan hipertensi stage II, TB
155 cm, BB 60 kg, status menikah.

Pasien ibu rumah tangga dengan pendidikan SMA. Suami pasien juga sebagai pedagang dan
pendidikannya SMA. Keduanya bersuku banjarmasin.

Keluhan : Nyeri kepala, mual (+), belum bisa BAB, perut kembung selama 6 hari. KU cukup.

Hasil Pemeriksaan Biokimia :

HB 13,8 g/dl (N; 11-16 g/dl), Eritrosit 5,43 jt/UL (3,5-5,5 jt/UL), Leukosit 8,03 rb/mm3 (N:
4-10 rb/mm3) Trombosit 247.000/mm3 (N: 150-400 rb/mm3)

Elektrolit : Na = 144 (N : 135-148 mmol/L), K = 3,6 (N : 3,5-5,3 mmol/L), Ca = 1,02 (0,98-


1,2 mmol/L)

Data Klinis Pasien : TD 160/100 mmHg, nadi : 80x/menit, suhu : 37°C, pernafasan :
20x/menit. Secara fisik pasien tampak lemah dan dapat duduk atau berbaring di tempat tidur,
terkadang bisa berjalan sendiri ke kamar mandi.

Terapi :

Infus RL 20 TPM

Obat : dulcolac supp, laxadin 3 x 10 cc

Riwayat Makan Dahulu : pasien biasanya tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran, suka
makanan berlemak, gorengan dan santan

Hasil Recall 24 Jam saat awal anamnesa pasien hanya menghabiskan makanan dari RS
sebanyak 1047 kkal, protein 39 g, lemak 30 g, karbohidrat 158 g.

Buat : NCP untuk kasus tersebut lengkap dengan rencana intervensinya !


Nutrition Care Process (NCP)
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. ES
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 45 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Pendidikan terakhir : SMA

B. ANAMNESA
1. Keluhan utama
Nyeri kepala, mual (+), belum bisa BAB, perut kembung selama 6 hari. KU cukup.
2. Penyakit sekarang
Berdasarkan Diagnosa dokter :
Di diagnosa konstipasi dan hipertensi stage II
3. Riwayat gizi
Pasien biasanya tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran, suka makanan berlemak,
gorengan dan santan

Tabel Hasil Recall I

Zat Gizi Hasil Recall Kebutuhan Tingkat Asupan Kategori

Energi (kkal) 1047 1879,4 55,7 Defisit berat


Protein (gram) 39 70,4 55,3 Defisit berat
Lemak (gram) 30 20,8 144,2 Di atas kebutuhan
Karbohidrat (gram) 158 352,3 44,8 Defisit berat

4. Obat-obatan
Dulcolac supp, laxadin 3 x 10 cc, infus RL 20 TPM

Terapi Indikasi pemberian Interaksi obat dan


makanan
Dulcolac supp Dulcolax suppositoria adalah obat yang Interaksi obat dengan
digunakan sebagai obat pencahar untuk makanan yaitu jangan
mengatasi sembelit atau konstipasi. menggunakan dulcolax
Kegunaan dulcolax suppositoria setidaknya 1 jam setelah
(bisacodyl) adalah untuk mengatasi penggunaan obat-obat
sembelit atau konstipasi, dan untuk antasida, susu atau produk-
mengosongkan perut sebelum prosedur produk yang mengandung
operasi, colonoscopy, endoscopy, x- susu.Efek samping yang
ray, atau prosedur pada usus lainnya. mungkin terjadi pada
penggunaan dulcolax supp
seperti kram dan nyeri perut,
reaksi alergi, gangguan
saluran pencernaan. Jika
terjadi efek samping segera
hentikan penggunaan dan
segera konsultasikan dengan
dokter.
Laxadin 3 x 10 cc Laxadine adalah obat pencahar atau Interaksi obat dengan makan
laksatif yang bekerja dengan cara pada minyak mineral dapat
merangsang gerak peristaltik pada usus mengganggu absorpsi
besar serta menghambat penyerapan air Vitamin yang larut
berlebih dari feses dan melicinkan jalan dalam lemak. Kegunaan
keluar feses. Bahan aktif utamanya laxadine adalah untuk untuk
yang berupa parafin cair, merupakan melancarkan buang air besar.
senyawa yang sering digunakan sebagai Beberapa efek samping
emolien atau pelembut yang juga dapat mungkin muncul dan perlu
melembutkan feses. diperhatikan, antara lain
ruam kulit, pruritus, perasaan
terbakar pada perut, kolik
abdomen atau kram usus,
kehilangan cairan dan
elektrolit tubuh secara
berlebihan, diare, mual dan
muntah.
Infus RL 20 TPM Ringer laktat adalah cairan infus yang Ringer laktat dapat
digunakan pada pasien dewasa sebagai berinteraksi dengan makanan
sumber elektrolit dan air untuk hidrasi. atau alkohol dengan
mengubah cara kerja obat
atau meningkatkan risiko
efek samping serius. Efek
samping dari larutan Ringer
Laktat adalah nyeri dada,
detak jantung abnormal
penurunan tekanan darah,
kesulitan bernapas, batuk,
bersin-bersin, ruam, gatal-
gatal, dan sakit kepala.

C. DATA OBYEKTIF
1. Antropometri
- TB : 155 cm
- BB : 60 kg
- BBI : 49,5 kg

2. Biokimia
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Standar RS Keterangan
HB 13,8 g/Dl 11-16 g/dL Normal
Eritrosit 5,43 jt/UL 3,5-5,5jt/UL Normal
Leukosit 8,03 rb/mm3 4-10 rb/mm3 Normal
Trombosit 247.000 rb/mm3 150-400 rb/mm3 Normal
Elektrolit:
Na 144 mmol/L 135-145 mmol/L Rendah
K 3,6 mmol/L 3,5-5,3 mmol/L Normal
Ca 1,02 mmol/L 0,98-1,2 mmol/L Normal
(Sumber : Rekap Medik Pasien)
3. Fisik klinis
Pemeriksaan Klinis/Fisik
Pemeriksaan Nilai Nilai Normal Standar RS Keterangan
Tekanan Darah 160/100 mmHg 120/80 mmHg Tinggi
Nadi 80x/mnt 60-100x/mnt Normal
Suhu 37 ̊℃ 36-37℃ Normal
Respirasi 20x/mnt 20-30x/mnt Normal
(Sumber : Rekap Medik Pasien)

4. Diagnosa
Di diagnosa konstipasi dan hipertensi stage II
SKRINING GIZI

Tabel MST(Malnutrition Scereening Tool)

1 Apakah anda kehilangan berat badan secara tidak a. Tidak (skor 0)


sengaja? Jika ya, berapa banyak (kg) anda b. Ragu (skor 2)
kehilangan Berat badan?
1-5 kg Skor 1
6-10 kg Skor 2
11-15 Kg Skor 3
>15 kg Skor 4
Ragu Skor 5
2 Apakah anda mengalami penurunan asupan Tidak (skor 0)
makan karena penurunan nafsu makan (atau Iya ( skor 1)
karena tidak bias mengunyah dan menelan?
Total skor skrinning MST 0
Jika jumlah skor lebih atau sama dengan 2, maka disimpulkan pasien
mengalami gizi kurang

Identifikasi:

Berdasarkan hasil skrinning diperoleh skor 0, yang berarti pasien tidak mengalami
gizi kurang
ASSESSMENT GIZI

Client History (CH)


CH.1 Riwayat Personal (CH)
CH 1.1 Data Personal
CH 1.1.1 Umur
Klien berumur 45 tahun
CH 1.1.2 Jenis Kelamin
Klien berjenis kelamin perempuan
CH 1.1.3 Suku/ Etnik
Klien termasuk suku Banjarmasin
CH 1.1.4 Bahasa
Bahasa yang digunakan klien bahasa Indonesia/Banjar
CH 1.1.5 Kemampuan membaca
Klien mampu membaca dengan baik
CH 1.1.6 Edukasi
Klien adalah seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) dengan pendidikan terakhir SMA
CH 1.1.7 Peran dalam keluarga
Klien adalah seorang Ibu

CH 2.1 Riwayat Medis/kesehatan pasien/klien/keluarga


CH 2.1.1 Keluhan pasien/klien terkait gizi dari pasien/klien atau keluarga
Keluhan klien yaitu nyeri kepala, mual (+), belum bisa BAB, perut kembung selama 6
hari. KU cukup.

Identifikasi:
Klien berumur 45 tahun dengan jenis kelamin perempuan, klien mengeluh nyeri kepala,
mual (+), belum bisa BAB, perut kembung selama 6 hari. KU cukup.

CH.2.1.5 Gastrointestinal
Klien memiliki masalah gastrointestinal yaitu klien mengalami masalah pada pencernaan
yang mengakibatkan konstipasi belum bisa BAB, perut kembung selama 6 hari.
Identifikasi:
Klien memiliki masalah gastrointestinal yaitu konstipasi belum bisa BAB, perut kembung
selama 6 hari.

CH.2.2.1 Terapi Medis


Klien diberikan terapi obat : dulcolac supp, laxadine 3 x 10 cc, RL 20 TPM
Terapi Indikasi pemberian Interaksi obat dan
makanan
Dulcolac supp Dulcolax suppositoria adalah obat yang Interaksi obat dengan
digunakan sebagai obat pencahar untuk makanan yaitu jangan
mengatasi sembelit atau konstipasi. menggunakan dulcolax
Kegunaan dulcolax suppositoria setidaknya 1 jam setelah
(bisacodyl) adalah untuk mengatasi penggunaan obat-obat
sembelit atau konstipasi, dan untuk antasida, susu atau produk-
mengosongkan perut sebelum prosedur produk yang mengandung
operasi, colonoscopy, endoscopy, x- susu.Efek samping yang
ray, atau prosedur pada usus lainnya. mungkin terjadi pada
penggunaan dulcolax supp
seperti kram dan nyeri perut,
reaksi alergi, gangguan
saluran pencernaan. Jika
terjadi efek samping segera
hentikan penggunaan dan
segera konsultasikan dengan
dokter.
Laxadin 3 x 10 cc Laxadine adalah obat pencahar atau Interaksi obat dengan makan
laksatif yang bekerja dengan cara pada minyak mineral dapat
merangsang gerak peristaltik pada usus mengganggu absorpsi
besar serta menghambat penyerapan air Vitamin yang larut
berlebih dari feses dan melicinkan jalan dalam lemak. Kegunaan
keluar feses. Bahan aktif utamanya laxadine adalah untuk untuk
yang berupa parafin cair, merupakan melancarkan buang air besar.
senyawa yang sering digunakan sebagai Beberapa efek samping
emolien atau pelembut yang juga dapat mungkin muncul dan perlu
melembutkan feses. diperhatikan, antara lain
ruam kulit, pruritus, perasaan
terbakar pada perut, kolik
abdomen atau kram usus,
kehilangan cairan dan
elektrolit tubuh secara
berlebihan, diare, mual dan
muntah.

Infus RL 20 TPM Ringer laktat adalah cairan infus yang Ringer laktat dapat
digunakan pada pasien dewasa sebagai berinteraksi dengan makanan
sumber elektrolit dan air untuk hidrasi. atau alkohol dengan
mengubah cara kerja obat
atau meningkatkan risiko
efek samping serius. Efek
samping dari larutan Ringer
Laktat adalah nyeri dada,
detak jantung abnormal
penurunan tekanan darah,
kesulitan bernapas, batuk,
bersin-bersin, ruam, gatal-
gatal, dan sakit kepala.

CH 3.1 Riwayat Sosial


CH 3.1.1 Faktor Sosial Ekonomi
Klien masuk ke dalam golongan ekonomi sedang
CH 3.1.2 Situasi Rumah
Klien tinggal bersama suaminya
CH 3.1.6 Pekerjaan
Klien seorang ibu rumah tangga (IRT)
Identifikasi:
Ny. ES berumur 45 tahun tinggal bersama suaminya golongan ekonomi sedang. Pasien
biasanya tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran, suka makanan berlemak, gorengan dan
santan.

CS. Standar Pembanding


CS.2.4 Estimasi kebutuhan serat
CS.2.4.2 Jenis serat yang dibutuhkan
Jenis serat yang dibutuhkan atau yang dikonsumsi pasien yaitu jenis serat tidak larut
air.
Identifikasi:
Diketahui bahwa pasien dianjurkan mengkonsumsi jenis serat tidak larut air

Riwayat Gizi (FH)


FH.1 Asupan Makanan dan Zat Gizi
FH 1.1.1 Asupan Energi
FH 1.1.1.1 Asupan Energi Total
Asupan energi total klien saat dilakukan recall I yaitu 1047 kalori, 55,7% dari total
kebutuhan energi 1879,4 kalori (deficit berat)

Identifikasi: Diketahui bahwa asupan total energi klien masuk ke dalam kategori diatas
defisit berat dengan persentase 55,7% dari total kebutuhan 1879,4 kalori.

FH 1.2.1 Asupan Cairan/Minuman


FH 1.2.1.1 Jumlah Cairan Melalui oral
Kebutuhan cairan pasien sebanyak 2,3 L/hari

Identifikasi:
Diketahui bahwa asupan cairan klien yang harus dipenuhi 2,3 L/hari

FH.1.3 Asupan Enteral dan Parenteral


FH 1.3.2 Parenteral
FH 1.3.2.2 Cairan Intravena
Pasien diberikan Ringer laktat 20 TPM sebanyak 1440 ml
Identifikasi:
Diketahui bahwa pasien diberikan Ringer laktat 20 TPM sebanyak 1440 ml

FH 1.5 Asupan Zat Gizi Makro


FH 1.5.1 Asupan Lemak & Kolestrol
FH 1.5.1.1 Lemak Total
Asupan lemak total klien saat dilakukan recall I yaitu 30 gram (144,2% dari total
kebutuhan lemak 20,8 gram)

FH 1.5.2 Asupan Protein


FH 1.5.2.1 Protein Total
Asupan protein total klien saat dilakukan recall I yaitu 39 gr (55,3% dari total
kebutuhan protein 70,4 gram)

FH 1.5.3 Asupan Karbohidrat


FH 1.5.3.1 Karbohidrat Total
Asupan karbohidrat total klien saat dilakukan recall I yaitu 158 gr (44,8% dari total
kebutuhan karbohidrat 352,3 gram)

Identifikasi :
Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa asupan lemak klien masuk ke dalam kategori diatas
kebutuhan dengan persentase 144,2% dari total kebutuhan 20,8 gram, asupan protein klien
masuk ke dalam kategori defisit berat dengan persentase 55,3% dari total kebutuhan 70,4
gram dan asupan karbohidrat klien masuk ke dalam defisit berat dengan presentase 44,8%
dari total kebutuhan 352,3 gram.

FH.2.1 Riwayat Diet


FH 2. Pemberian Makanan dan Zat Gizi
FH 2.1.4 Pemberian enteral dan parenteral
FH 2.1.4.2 Akses Parenteral
Pasien diberikan akses parenteral berupa infuse ringer laktat 20 TPM
Identifikasi:
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pasien diberikan makanan parenteral berupa infuse
ringer laktat 20 TPM

Antropometri (AD)
AD 1.1 Komposisi / Pertumbuhan Tubuh / Riwayat Berat Badan
AD 1.1.1 Tinggi Badan
Tinggi klien yaitu 155 cm => 1,55 m
AD 1.1.2 Berat Badan
Berat badan klien yaitu 60 kg
Dibandingkan dengan BBI, klien kelebihan berat badan sebanyak 10,5 kg
AD 1.1.5 IMT
IMT = BB (kg)/TB (m)2
= 60/1,552
= 60/2,4025
= 24,9 kg/m2
Kesimpulan: Klien masuk dalam kategori dengan risiko

BBI = (TB-100) - (10% (TB-100)


= (155-100) – (10% (155-100)
= 55 – 5,5
= 49,5 kg

Identifikasi:
Dari data tersebut diketahui bahwa klien masuk dalam kategori status gizi dengan risiko
karena IMT 49,5 kg/m2. Di lihat dari keterangan berikut:
IMT < 18,5 kg/m2 = BB kurang
IMT 18,5 – 22,9 kg/m2 = Normal
IMT ≥ 23 kg/m2 = BB lebih
IMT 23–24,9 kg/m2 = Berisiko
IMT 25–29,9 kg/m2 = Obesitas I
IMT ≥30 kg/m2 = Obesitas II

Fisik Klinis (PD)


PD 1.1 Nutrition-Focus Pada Fisik/Klinis
PD 1.1.5 Sistem Pencernaan (mulut sampai rektum)
Sistem pencernaan klien tidak dalam keadaan baik

PD 1.1.9 Tanda-Tanda Vital


Pemeriksaan Klinis/Fisik
Pemeriksaan Nilai Nilai Normal Standar RS Keterangan
Tekanan Darah 160/100 mmHg 120/80 mmHg Tinggi
Nadi 80x/mnt 60-100x/mnt Normal
Suhu 37 ̊℃ 36-37℃ Normal
Respirasi 20x/mnt 20-30x/mnt Normal

Identifikasi:
Dari hasil data tersebut diketahui bahwa klien bahwa tekanan darah klien masuk ke dalam
kategori tinggi yaitu dengan kisaran 160-100 mmHg sehingga klien mengalami hipertensi
stage II, denyut nadi klien masuk ke dalam kategori normal yaitu dengan kisaran 60-
100x/menit, respirasi klien masuk ke dalam kategori normal yaitu dengan kisaran 20-
30x/menit dan suhu tubuh klien masuk ke dalam kategori normal yaitu dengan kisaran 36,6-
37,2°C.

Biokimia (BD)

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Standar RS Keterangan


HB 13,8 g/dL 11-16 g/dL Normal
Eritrosit 5,43 jt/UL 3,5-5,5jt/UL Normal
Leukosit 8,03 rb/mm3 4-10 rb/mm3 Normal
Trombosit 247.000 rb/mm3 150-400 rb/mm3 Normal
Elektrolit:
Na 144 mmol/L 135-145 mmol/L Normal
K 3,6 mmol/L 3,5-5,3 mmol/L Normal
Ca 1,02 mmol/L 0,98-1,2 mmol/L Normal
Identifikasi:

Dari data tersebut diketahui bahwa klien hemoglobin klien 13,8 gr/dl normal yaitu dengan
kisaran 12-16 gr/dl. Trombosit klien normal yaitu dengan kisaran 150-400 rb/mm3. Selain itu,
klien juga tidak mengalami infeksi pada tubuhnya yang ditandai dengan leukosit klien
normal yaitu dengan kisaran 4-12 rb/mm3. Dan klien tidak mengalami dehidrasi atau kurang
cairan. Sedangkan eritrosit klien normal yaitu dengan kisaran 3,5-5,5 jt/UL.
DIAGNOSA GIZI

Domain Intake (NI)


NI. 2 Asupan melalui oral atau dukungan gizi
NI.5.5 Ketidakseimbangan Zat Gizi
Berkaitan dengan: Pasien biasanya tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran dan pasien suka
mengkonsumi makanan berlemak
Dibuktikan dengan: Pasien belum bisa BAB, perut kembung selama 6 hari

NI.5.8.5 Asupan serat in adekuat


Berkaitan dengan: Pasien tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran
Dibuktikan dengan: pasien mengalami konstipasi dan hipertesi stage II

NI. 5.6.2 Kelebihan Intake Lemak


Berkaitan dengan: Karena pasien sering mengkonsumsi makanan berlemak, gorengan dan
santan
Dibuktikan dengan: klien mengalami hipertensi (TD:160/100mmHg).

Domain Clinic (NC)


NC. 3.3 Berat Badan Lebih/ Overweight
Berkaitan dengan: Pasien biasanya tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran, suka makanan
berlemak, gorengan dan santan
Dibuktikan dengan: Berat badan actual pasien adalah 60 kg, sedangkan berat badan ideal
pasien adalah 49,5 kg. Sehingga dapat diketahui bahwa klien mengalami kelebihan berat
badan sebanyak 10,5 kg.

Domain Behavioral Environmental (NB)


NB. 1 Pengetahuan dan Kepercayaan
NB. 1.1 Pengetahuan yang Kurang Dikaitkan Dengan Makanan dan Gizi
Berkaitan dengan: Tidak memiliki keinginan/ketertarikan untuk mempelajari informasi baru.
Dibuktikan dengan: Ketidakinginan/ketidaktertarikan mempelajari informasi mengenai zat
gizi.
Prioritas Diagnosa Gizi
Domain Intake
Saya memilih memprioritaskan domain Intake “Asupan serat in adekuat” karena pasien
sangat jarang mengkonsumsi sayuran sehingga perlu diprioritaskan untuk memenuhi
kebutuhan serat pasien. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemberian edukasi gizi kepada klien
tentang mengatur dan memilih makanan tinggi serat dan rendah garam serta mengurangi
makanan berlemak, gorengan dan santan serta mengurangi asupan garam agar zat gizi pasien
menjadi normal dan seimbang serta dapat mendukung aktifitas sehari-hari. Serta
memperbanyak mengkonsumsi cairan dan jangan menunda BAB. Sehingga dapat mengatasi
penyakit akibat konstipasi dan hipertensi stage II dengan asupan dan kebutuhan zat gizi yang
seimbang.
INTERVENSI GIZI
NP-1.1 Preskripsi Diet
a. Tujuan diet
 Jangka panjang:
 Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien.
 Mengkonsumsi banyak cairan dari kebutuhan 2-2,5 L untuk melancarkan defekasi
(proses pengeluaran sisa-sisa pencernaaan atau zat yang tidak mengalami
pencernaan).
 Menyarankan klien unuk melakukan aktifitas fisik ±30 menit
 Memberikan konseling dan edukasi gizi tentang pemilihan bahan makanan
seimbang seperti tinggi serat dan rendah garam dengan makan buah dan sayur serta
menghindari makanan yang tidak dianjurkan seperti makanan yang digoreng,
berlemak, manis, dan lain-lain.

 Jangka pendek :
 Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan gizi yang tinggi serat sehingga
dapat merangsang peristaltic usus agar defekasi berjalan normal selama 1 minggu.
 Mengurangi asupan natrium untuk menormalkan tekanan darah selama 1 minggu.
 Meningkatkan asupan energi menjadi 75,7%, protein 75,3% dan menurunkan
asupan lemak menjadi 124,2 % serta asupan KH menjadi 64,8% untuk mencapai
nilai normal (sebesar 90-119%) selama 1 minggu.

b. Prinsip Diet
Energi cukup, protein cukup, lemak cukup, karbohidrat cukup, serat tinggi, cairan tinggi,
vitamin mineral tinggi terutama vitamin B, dan jumlan natrium disesuaikan dengan berat
tidaknya retensi garam atau air dan hipertensi.

c. Syarat Diet
 Energi yang diberikan sebesar 1422,4 kalori (75%) untuk mencapai kebutuhan klien
berfungsi melakukan bebagai aktivitas.
 Protein yang diberikan sebesar 53 gram (75%) untuk mencapai kebutuhan klien
berfungsi sebagai sumber energi,
 Lemak yang diberikan sebesar 25,8 gram (124%) untuk mencapai kebutuhan klien
berfungsi sebagai bahan baku hormon dan membantu pengangkutan dan penyerapan
vitamin yang larut di dalamnya serta melindungi organ-organ tubuh bagian dalam.
 Karbohidrat diberikan sebesar 228,2 gram (64%) untuk mencapai kebutuhan klien
berfungsi sebagai sumber utama energi bagi tubuh. Selain itu beberapa golongan
karbohidrat yang tidak dapat dicerna, mengandung serat (dietary diber) berguna untuk
pencernaan, memperlancarkan defekasi.
 Serat tinggi, yaitu 32,7 g/hari terutama serat tidak larut air yang berasal dari beras
tumbuk, beras merah, roti whole wheat, sayuran dan buah.
 Cairan diberikan lebih banyak dari kebutuhan 2,3 L untuk membantu memperlancar
defekasi. Pemberian minum sebelum makan akan membantu merangsang peristaltic
usus.
 Fe yang diberikan sebesar 28,3 mg berfungsi untuk membantu meningkatkan
kemampuan pembawa oksigen darah dan menurunkan tekanan darah tinggi.
 Kalsium yang diberikan sebesar 1090,9 mg berfungsi untuk pelebaran pembuluh
darah, jumlah kalsium yang memadai diperlukan untuk membantu mengatur tekanan
darah.
 Yodium yang diberikan sebesar 163,6 mcg untuk mencapai kebutuhan klien berfungsi
menstabilkan detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, serta mengatur jumlah dan
jenis makanan yang diubah menjadi sumber energi.
 Natrium yang diberikan sebesar 1636,3 mg berfungsi untuk mengatur keseimbangan
cairan dalam tubuh.
 Kalium yang diberikan sebesar 5127,2 mg berfungsi untuk menurunkan tekanan darah
tinggi. Kekurangan kalium dapat menyebabkan tekanan darah menjadi tidak normal.
 Zinc yang diberikan sebesar 10,9 mg berfungsi untuk mengatur angiotensin dan
endotelin yang mempengaruhi tekanan darah. Kekurangan mineral ini menyebabkan
pembuluh darah menyempit.
 Tembaga yang diberikan sebesar 981,8 mcg berfungsi untuk menjaga pelebaran
pembuluh darah, tingkat tembaga rendah dapat menyebabkan hipertensi.
 Magnesium diberikan sebesar 349 mg membantu mengatur tekanan darah,
menurunkan tekanan darah tinggi. Kekurangan magnesium dapat mempengaruhi
tekanan darah.
 Vitamin A yang diberikan sebesar 545,5 mcg berfungsi untuk membantu
memengaruhi respon imun terhadap zat asing termasuk bakteri di saluran pencernaan
dan membantu menjaga pembuluh darah agar tidak menyempit.
 Vitamin B12 yang diberikan sebesar 2,6 mcg berfungsi untuk mengambil peranan
penting dalam metabolisme karbohidrat, meningkatkan selera makan serta menjaga
fungsi normal dari pencernaan, jantung dan sistem syaraf
 Vitamin B1 (thiamin) diberikan sebesar 1,2 mg membantu tubuh untuk mengubah
karbohidrat dalam diet menjadi energi untuk sel-sel. Tiamin juga penting dalam
regulasi selera makan.
 Vitamin B2 (riboflavin) diberikan sebesar 1,4 mg berfungsi untuk membantu
menurunkan tekanan darah.
 Vitamin B3 (niacin) diberikan sebesar 13 mg berfungsi untuk pencernaan termasuk
pemecahan karbohidrat, lemak, dan alcohol. Tidak mendapatkan cukup niasin dapat
menyebabkan penyakit pellagra, yang menyebabkan muntah dan diare.
 Vitamin B6 (pirodiksin) diberikan sebesar 1,4 mg untuk membantu proses sistem
pencernaan semua protein yang dikonsumsi dan dapat mengurangi homosistein yang
merupakan protein berbahaya penyebab arteri kaku dan meningkatkan tekanan darah.
Kekurangan B6 sangat rentan mengalami hipertensi.
 Vitamin B9 (asam folat) diberikan sebesar 436,3 mcg berfungsi untuk kesehatan
pencernaan karena dapat menurunkan risiko kanker usus besar dan dapat
meningkatkan fungsi endotel yang menurunkan tekanan darah.
 Biotin diberikan sebesar 32,7 mcg untuk membantu sistem produksi kolesterol dan
proses pencernaan protein, karbohidrat, dan asam lemak. Setelah protein dipecah,
biotin membantu kesehatan pencernaan dengan menyingkirkan produk-produk limbah
serta dapat mengurangi tekanan darah sistolik.
 Vitamin C yang diberikan sebesar 76,3 mg berfungsi untuk pencernaan karena akan
membantu dalam menyerap zat besi dan membantu pembuluh darah agar tenang serta
dapat meningkatkan oksida nitrat yang membantu pembuluh darah melebar.
 Vitamin D yang diberikan sebesar 16,3 mcg berfungsi untuk kesehatan pencernaan,
kekurang vitamin D dapat meningkatkan risiko kanker usus besar, dan menjaga
pembuluh darah tetap sehat.
 Vitamin E yang diberikan sebesar 16,3 mg berfungsi untuk proses metabolisme,
meningkatkan produksi nitrat yang diperlukan untuk pembesaran pembuluh darah dan
melindungi pembuluh darah dari kerusakan stress aksidatif.
 Vitamin K yang diberikan sebesar 60 mcg berfungsi untuk penggumpalan darah.
 Menyarankan klien agar melakukan aktivitas fisik berolahraga 30 menit/hari
 Mengurangi makanan asin, manis, dan berlemak. Substansi dalam makanan tersebut
tidak hanya menyebabkan sakit perut jika dalam jumlah besar, tetapi juga
memperlambat pencernaan sehingga menyebabkan konstipasi.
 Jangan menunda buang air besar (BAB). Semakin banyak air terserap, semakin keras
feses.
 Mengurangi natrium saat memasak. Garam membuat tubuh menahan air sehingga
Anda merasa kembung.
 Bahan makanan yang dianjurkan untuk diet tinggi serat untuk sumber karbohidrat
yaitu beras tumbuk/merah, havermout, dan roti whole wheat.
 Bahan makan yang dianjurkan untuk diet tinggi serat untuk sumber nabati kacang-
kacangan yang dikonsumsi dengan kulitnya seperti kacang kedelai, kacang tanah,
kacang hijau, dan hasil olahan kacang-kacangan, seperti tempe.
 Bahan makan yang dianjurkan untuk diet tinggi serat untuk sayuran yang serat tinggi,
seperti daun singkong, daun kacang panjang, daun papaya, brokoli, jagung muda,
pare, kacang panjang, buncis, dan ketimun.
 Bahan makan yang dianjurkan untuk diet tinggi serat untuk buah-buahan yang
berserat tinggi, seperti jeruk (dimakan dengan selaputnya), nenas, mangga , salak,
pisang, sirsak, serta buah yang dimakan dengan kulitnya, seperti apel, anggur,
belimbing, pir, dan jambu biji.
 Bahan makanan yang dianjurkan untuk diet rendah garam II untuk sumber
karbohidrat yaitu beras, kentang, singkong, terigu, tapioca, hunkwe, gula makanan
yang diolah dari bahan makanan tersebut tanpa garam dapur dan soda seperti: mie,
bihun, roti, biskuit, kue kering. Sedangkan untuk bahan makanan yang tidak
dianjurkan yaitu roti, biskuit, dan kue-kue yang dimasak dengan garam dapur
dan/atau baking powder dan soda.
 Bahan makanan yang dianjurkan untuk diet rendah garam II untuk sumber protein
yaitu daging dan ikan maksimal 100 gram sehari dan telur maksimal 1 btr sehari.
Sedangkan untuk bahan makanan yang tidak dianjurkan yaitu otak, sardine, daging,
ikan, susu dan telur yang diawetkan dengan garam dapur seperti daging asap, ham
dendeng, abon, ikan asin, ikan kaleng, kornet, telur asin, dan telur pindang.
 Bahan makanan yang dianjurkan untuk diet rendah garam II untuk sumber protein
nabati yaitu semua kacang-kacangan dan hasilnya yang diolah dan dimasak tanpa
garam dapur. Sedangkan untuk bahan makanan yang tidak dianjurkan yaitu semua
kacang-kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan lain ikatan
natrium.
 Bahan makanan yang dianjurkan untuk diet rendah garam II untuk sayuran yaitu
semua sayuran segar, sayuran yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoat.
Sedangkan untuk bahan makanan yang tidak dianjurkan yaitu sayuran yang dimasak
dan diawet dengan garam dapur dan lain ikatan natrium seperti sayuran dalam kaleng,
sawi asin, asinan, dan acar.
 Bahan makanan yang dianjurkan untuk diet rendah garam II untuk buah-buahan yaitu
semua buah-buahan segar yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoat.
Sedangkan untuk bahan makanan yang tidak dianjurkan yaitu buah-buahan yang
diawet dengan garam dapur dan lain ikatan natrium seperti buah dalam kaleng.
 Bahan makanan yang dianjurkan untuk diet rendah garam II untuk lemak yaitu
minyak goreng, margarine, dan mentega tanpa garam. Sedangkan untuk bahan
makanan yang tidak dianjurkan yaitu margarine, dan mentega biasa.
 Bahan makanan yang dianjurkan untuk diet rendah garam II untuk minuman yaitu teh
dan kopi. Sedangkan untuk bahan makanan yang tidak dianjurkan yaitu minuman
ringan.
 Bahan makanan yang dianjurkan untuk diet rendah garam II untuk bumbu yaitu
semua bumbu-bumbu kering yang tidak mengandung garam dapur dan lain ikatan
natrium. Garam dapur sesuai Diet Rendah Garam II. Sedangkan untuk bahan
makanan yang tidak dianjurkan yaitu garam dapur untuk Diet Rendah Garam I,
baking powder, soda kue, vetsin, dan bumbu-bumbu yang mengandung garam dapur.

d. Perhitungan zat gizi dan cairan


 Energi
Diketahui: Umur = 45 tahun
Berat Badan = 65 kg
Tinggi Badan = 155 cm

BBI = (TB-100) - (10% (TB-100)


= (155-100) – (10% (155-100)
= 55 – 5,5
= 49,5 kg
IMT = BB (kg)/TB (m)2
= 60/1,552
= 60/2,4025
= 24,9 kg/m2
Kesimpulan: Klien masuk dalam kategori dengan risiko

 BEE (pr) = 655,096 + (9,563 x BBI) + (1,850 × TB) – (4,676 x U)


= 655,096 + (9,563 x 49,5) + (1,850 × 155) – 6,775 x 32
= 655,096 + 473,36 + 286,75 – 210,42
= 655,096 + 760,11 – 210,42
= 1204,8 kalori

 Kebutuhan energi total = BEE x FA x FI


= 1204,8 x 1,3 x 1,2
= 1879,4 kalori
(Range kebutuhan energi = ±5% 1780,3 – 1967,7 kalori)

 Perhitungan cairan:
- Infuse Ringer laktat 20 TPM
20 x 60 x 24 = 28.800/20 = 1440

- BB = 60 kg
10 kg = 1000
10 kg = 500
40 x 20 = 800
Total nya yaitu 2300  2,3 L

 Zat Gizi Makro


- Protein = 15% x 1879,4
4
= 70,4 gram

(Range Kebutuhan protein = ±5% 67 – 74 gram)


- Lemak = 10 % x 1879,4
9
= 20,8 gram

(Range Kebutuhan lemak= ±5% 19,8 – 21,8 gram)

- Karbohidrat = 75 % x 1879,4
4
= 352,3 gram

(Range Kebutuhan KH = ±5% 334,7 – 370 gram)

 Zat Gizi Mikro (AKG)


 Serat = 32,7 gram  Vitamin B9 = 436,3 mg
 Fe = 28,3 mg  Vitamin B12 = 2,6 mcg
 Yodium = 163,6 mcg  Biotin = 32,7 mg
 Natrium = 1636,3 mg  Vitamin C = 76,3 mg
 Kalium = 5127,2 mg  Vitamin E = 16,3 mg
 Zinc = 10,9 mg  Vitamin D = 16,3 mg
 Tembaga = 981, mcg  Vitamin K = 60 mg
 Kalsium = 1212,1 mg  Cairan = 2300 ml/ 2,3 L
 Magnesium = 349 mg
 Vitamin A = 545 mcg
 Vitamin B1 = 1,2 mg
 Vitamin B2 = 1,4 mg
 Vitamin B3 = 13 mg
 Vitamin B6 = 1,4 mg

Tabel Rencana Intervensi

Energi dan Zat Audit Gizi Rencana %Rencana


Kebutuhan
Gizi % Intervensi Intervensi
Energi (kkal) 55,7 1879,4 1422,4 75,7
Protein (gram) 55,3 70,4 53 75,3
Lemak (gram) 144,2 20,8 25,8 124,2
Karbohidrat (gram) 44,8 352,3 228,2 64,8
Range Kebutuhan Energi dan Zat Gizi:
- Energi = 1351,3 1493,5 kkal
- Protein = 50,3 55,7 gram
- Lemak = 24 26,6 gram
- KH = 216,8 239,6 gram

ND-1.2 Makanan Utama dan Snack


a. Jenis Diet
Jenis diet yaitu diet serat tinggi dan rendah garam II
b. Komposisi Makanan/Snack
- Tekstur yang diberikan dalam bentuk makanan biasa
- Perencanaan Menu

PENUKAR DALAM SEHARI


Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan Pokok 3½ 612.5 14 - 140
LH Rendah 3 150 21 6 -
Lauk Nabati 2 150 10 6 14
Sayur B 7½ 187.5 7.5 - 37.5
Buah 3½ 175 - - 42
Minyak 2½ 125 - 12.5 -
Gula ¼ 12.5 - - 3
Jumlah 1412.5 52.5 24.5 236.5

c. Jadwal Makanan/minuman
Waktu Menu Bahan Makanan Berat Penukar
(gram)
Pagi Nasi Nasi 75 ¾
06.00 WIB Ikan gabus panggang Ikan gabus 20 ½
Minyak 2,5 ½

Tahu 82,5 ¾
Wortel 25 ¼
Perkedel sayur + tahu Bayam 25 ¼
kukus
Wortel 25 ¼
Brokoli 25 ¼
Sup sayur Kentang 26,25 1/8
Macaroni 6,25 1/8
Gula 6,5 ½

Buah Pepaya 55 ½

Snack Pagi Pudding regal caramel Agar-agar


09.00 WIB Anggur 41,25 ¼
Jeruk manis 55 ½
Gula 1,625 1/8
Ayam krispy spesial Tepung terigu 12,5 ¼
Ayam non kulit 20 ½
Tempe 12,5 ¼
Selada
Timun
Minyak 1,25 ¼
Siang Nasi Nasi 100 1
12.00 WIB Udang+cumi saos padang Udang 17,5 ½
Cumi-cumi 22,5 ½
Bombay
Gula 3,25 ¼
Minyak 1,25 ¼

Tahu 110 1
Tahu isi masak kuning Bayam cincang 33.3 1/3
kukus Jagung muda 33.3 1/3
Wortel iris kecil 33.3 1/3
Gula 1,625
Anggur 82,5 ½
Buah Pear 42,5 ½

Snack Sore Setup buah Mangga 45 ½


16.00 WIB Nenas ¼
Gula 1,625 1/8

Macaroni skutel Macaroni 12,5 ¼


Ayam non kulit kukus 20 ½
Minyak 1,25 ¼
Kacang mente 3,75 ¼

Malam Gado-gado Lontong 100 1


19.00 WIB Teri kering 7,5 ½
Kacang tanah 3,75 ¼
Kangkung rebus 50 ½
Kacang panjang rebus 25 ¼
Tauge 25 ¼
Ketimun
Tahu 55 ¼
Tempe 25 ¼
Minyak 2,5 ½
Gula 6,5 ½
Buah Apel merah 42,5 ½

Asupan Serat Yang di dapat dari Bahan Makanan yang di gunakan:


Bahan makanan Serat
Nasi putih 1,2
Tempe goring 0,4
Tahu 0,7
Tahu goring 0,6
Wortel 10,9
Bayam 1,2
Kentang 0,4
Kacang panjang 6,4
Tepung terigu 0,7
Macaroni 2,2
Jagung muda 1,5
Sayur kangkung 1,4
Papaya 2,0
Mangga 0,8
Apel merah 2,3
Anggur 2,3
Pear 2,4
Nenas 0,6
Total 37,9

d. Rute
Makanan diberikan secara oral

E-1 3. Edukasi Gizi


1. Tujuan
Edukasi ini disampaikan atau diberikan kepada pasien Ny. ES
2. Prioritas Modifikasi
Memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang bahaya konstipasi dan hipertensi
stage II serta memberikan penjelasan tentang diet yang sedang dijalankan pasien yaitu
diet tinggi serat dan rendah garam II.
3. Rekomendasi Modifikasi
 Memberikan makanan teratur yang sesuai kebutuhan 3x/hari dalam porsi cukup.
 Memberikan edukasi atau penjelasan diet tinggi serat kepada klien terutama serat
tidak larut air yang berasal dari beras tumbuk, beras merah, roti whole wheat, sayuran,
dan buah.
 Memberikan edukasi agar klien mengurangi asupan natrium untuk menormalkan
tekanan darah klien. Garam membuat tubuh menahan air sehingga merasa kembung.
 Memberikan edukasi atau penjelasan agar klien mengkonsumsi cairan lebih banyak
dari kebutuhan untuk membantu memperlancar proses defekasi. Pemberian minum
sebelum makan akan membantu merangsang peristaltic usus.
 Membantu klien menyusun menu yang seimbang untuk memenuhi kebutuhan zat
gizinya seperti meningkatkan asupan energi, protein, dan lemak serta menurunkan
asupan lemak.
 Membantu klien agar mengkonsumsi makanan yang dianjurkan seperti perbanyak
makan buah dan sayur serta menghindari makanan yang tidak dianjurkan seperti
makanan yang digoreng, berlemak, manis, dan lain-lain. Substansi dalam makanan
tersebut tidak hanya menyebabkan sakit perut jika dalam jumlah besar, tetapi juga
memperlambat pencernaan sehingga menyebabkan konstipasi.
 Jangan menundabuang air besar (BAB). Semakin banyak air terserap, semakin keras
feses.
 Menyarankan klien untuk melakukan aktivitas fisik selama 30 menit.

RC-1.4 Kolaborasi dan Rujukan Asuhan Gizi


Kolaborasi dengan profesi lain seperti dokter, perawat, dan apoteker
MONITORING DAN EVALUASI

Assesment Tanggal Tanggal Monev


24-09-2018 01-10-2018
A. Antropometri Berat badan mengalami
BB = 60 kg penurunan yaitu sebanyak
TB = 155 cm 0,5 kg/mgg
IMT = 24,9 kg/m2
BBI = 49,5 kg

B. Fisik Klinis Tekanan darah pasien


TD = 160/100 mmHg normal menjadi 120/80
mmHg
C. Recall I: Recall II: Asupan makanan klien
E = 1047 (55,7%) E = 1412,5 (99,3%) mengalami penurunan dan
P = 39 (55,3%) P = 52,5 (99%) mencapai target sesuai
L = 30 (144,2%) L = 24,5 (90%) dengan diet tinggi serat
KH = 158 (44,8%) KH = 235,6 (103,2%)
Serat = 37,9 (104,4%)

Anda mungkin juga menyukai