Oleh :
Rr. Anisa Permana 18.03.004
Andi Resky Febriani 18.03.007
Venti Umi Fajria 18.03.032
Itsnainingrum Sekar Wijaya 18.03.043
Khairunissa Fatin Nabilla 18.03.051
Dewina Nurriyah 18.03.057
A. Filantropi sosial
Filantropi terkait erat dengan upaya-upaya kesejahteraan sosial yang
dilakukan para agamawan dan relawan, yakni upaya yang bersifat amal
(charity) dimana orang-orang ini menyumbangkan waktu, uang, dan tenaganya
untuk menolong orang lain. Ada beberapa karakteristik pendekatan filantropi
sosial, di antaranya [8]:
1. Amal, dimana pendekatan ini tidak memiliki kesinambungan.
Artinya, tidak ada lagi interaksi dengan penerima bantuan ketika
bantuan selesai diberikan.
2. Penerima pasif, menggunakan pandangan bahwa masyarakat tidak
mampu memenuhi kebutuhan mereka, sehingga dalam
penyelenggaraannya tidak melibatkan partisipasi penerima.
3. Acak, tidak memiliki metode atau tahapan khusus dalam
pelaksanaannya.
4. Kemauan, ketergantungan upaya pada kemauan baik dari para
donor dan kemauan pemerintah untuk menggunakan uang
pembayar pajak demi mendukung kegiatan-kegiatan amal.
B. Pekerja sosial
Berbeda dengan pendekatan filantropi, pekerjaan sosial merupakan
pendekatan yang terorganisir untuk mempromosikan kesejahteraan sosial
dengan menggunakan tenaga profesional yang memenuhi syarat untuk
menangani masalah sosial. Namun, perkembangan pekerjaan sosial tidak lepas
dari perkembangan filantropi. Sejak abad ke-19, pekerjaan sosial telah
mengalami pengembangan profesional dan akademik yang cukup pesat dan
telah menyebar di seluruh dunia.
C. Administrasi sosial
Pendekatan administrasi sosial berusaha mempromosikan
kesejahteraan sosial dengan menciptakan program sosial pemerintah yang
meningkatkan kesejahteraan warga negaranya melalui penyediaan berbagai
pelayanan sosial .
D. Pembangunan sosial
Pembangunan sosial merupakan suatu proses perubahan sosial
terencana yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara
utuh, di mana pembangunan ini dilakukan untuk saling melengkapi dengan
dinamika proses pembangunan ekonomi.
1. Orang- orang miskin yang kondisi fisiknya masih kuat ( the able- bodied
poor ). Mereka iberikan pekerjaan “kasar” dan para penduduk dilarang
memberikan bantuan financial terhadap mereka.
2. Orang- orang miskin yang kondisi fisiknya buruk ( the impotent poor
). Mereka diberikan tempat tinggal dalam sebuah panti yang disebut
almhouse.
3. Anak- anak yang masih tergantung pad orang yang lebih mapan (
dependent Children ). Mereka ditawarkan bekerja pada warga setempat
sampai usia 21 tahun.
Kesejahteraan Sosial sendiri sebagai suatu istilah, baru muncul pada awal
abad ke 20 sebagai penghalusan istilah karitas, pekerjaan amal, dan lain sebagainya.
Mulai awal abad 20 pelayanan sosial menjadi pelayanan professional, setelah bagi
para pelaksanannya disyaratkan pendidikan khusus, maka munculah profesi
pekerjaan sosial, dengan lembaga profesionalnya yang pertama tama adalah school
of philanthropy, yang didirikan oleh Charity Organization Society di New York
tahun 1896, yang kemudian menjadi School Of Social Work, Columbia University.
Pekerjaan sosial adalah profesi kemanusiaan yang telah lahir cukup lama.
Sejak kelahirannya sekitar tahun 1800-an,purifikasi pekerja sosial terus ber lanjut
sesuai dengan tuntutan perubahan dan aspirasi masyarakat. Namun demikian, seperti
halnya profesi lain, fondasi dan prinsip dasar pekerjaan sosial tidak mengalami
perubahan.
Pekerjaan sosial berbeda ddengan profesi lain, semisal psikolog, dokter atau
psikiater. Dalam praktek kerjanya dia senantiasa harus melibatkan aspek – aspek
iluar klien dalam penyelesaian masalah. Artinya, bahwa mandate utama pekerja
sosial adalah memberikan pelayanan sosial baik kepada individu, keluarga, maupun
kelompok masyarakat dengan nillai- nilai pengetahuan dan keterampilan pekerjaan
sosial
Para pekerja sosial professional banyak yang tertari pada bidang baru, yaitu
reformasi sosial. Ketika terjadi kemandegan ekonomiu dinegara – Negara industry
tahun 1929 – 1942, maka lahirlah program pemeliharaan pendapatan yang kemudian
mengarah kepada pembentukan Negara kesejahteraan di Negara – Negara industry
berdasarkan sumsi dasar manusia mampu untuk menghilangkan kemiskinan,
mengatur urusannya sementara kaum filantropis dan pekerja sosial abad ke 19 telah
berusaha menghilangkan ketergantungan kepeda karitas masyarakat ateu pemerintah,
dan membantu inividu dan keluarga menjadi swasembada sehingga menjadi mandiri
dan bebas.