Informasi APBN 2016 PDF
Informasi APBN 2016 PDF
APBN
BUDGET IN BRIEF
APBNP
2016
2015
MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK
MEMPERKUAT PONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
REPUBLIK INDONESIA
asdasda
INFORMASI
APBN
2016
kas
INFORMASI APBN
kas
2016
Disusun oleh Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran
Penanggung jawab:
Direktur Jenderal Anggaran
Editor:
Direktur Penyusunan APBN
Kontributor:
Pejabat dan pegawai Direktorat Penyusunan APBN
KATA
PENGANTAR
Menteri Keuangan Republik Indonesia
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya, RUU APBN tahun 2016 yang diajukan Pemerintah
telah disetujui oleh DPR pada Sidang Paripurna tanggal 30 Oktober 2015.
Tahun 2016 merupakan tahun pertama bagi Pemerintahan Kabinet Kerja
bersama dengan DPR RI yang baru merumuskan dan menyusun APBN secara
utuh, sehingga anggaran tahun 2016 diupayakan untuk menampung secara
utuh kebijakan dan program dari Pemerintahan Kabinet Kerja. Kebijakan
dan program tersebut tercermin dalam RKP tahun 2016 yang kemudian
ditindaklanjuti dengan penetapan arah kebijakan fiskal yang mengusung tema
“Penguatan Pengelolaan Fiskal Dalam Rangka Memperkokoh Fundamental
Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi yang berkualitas”.
Arah kebijakan fiskal tersebut akan ditempuh melalui pengendalian
defisit anggaran pada tingkat yang berkelanjutan dengan tetap menjaga
keseimbangan peran APBN dalam perekonomian, menghimpun pendapatan
negara secara optimal, serta meningkatkan efisiensi dan kualitas belanja
negara termasuk dengan melanjutkan dan mempertajam program-program
Menteri Keuangan prioritas di tahun 2015.
Republik Indonesia Kebijakan dalam peningkatan pendapatan negara antara lain dengan
menggulirkan kebijakan-kebijakan terkait dengan optimalisai perpajakan,
Bambang P. S. Brodjonegoro peningkatan lifting, penyesuaian target dividen Pemerintah atas laba BUMN,
perbaikan pengawasan pengelolaan sumberdaya alam dan penyesuaian tarif
pengenaan PNBP. Sedangkan kebijakan pada sisi belanja negara diarahkan agar
semakin efisien, produktif, dan berkualitas, serta memperkuat pelaksanaan
desentralisasi fiskal. Sejalan dengan rencana kebijakan pendapatan negara
dan belanja negara, maka kebijakan pembiayaan anggaran diarahkan
antara lain dengan menyempurnakan kualitas perencanaan investasi
Pemerintah, mengendalikan rasio utang dalam batas yang aman, membuka
akses pembiayaan pembangunan dan investasi kepada masyarakat secara
lebih luas, memprioritaskan skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha
(KPBU) dan memberikan penjaminan untuk mendukung dan mempercepat
pembangunan infrastruktur.
Sebagai upaya penyampaian informasi yang ringkas dan mudah dipahami
terkait APBN 2016 kepada masyarakat luas serta untuk menciptakan
transparansi anggaran, maka disusunlah Informasi APBN 2016 ini. Kepada
para tim penyusun dan para pihak yang telah menyampaikan masukan yang
konstruktif hingga terbitnya Informasi APBN 2016 ini kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya.
Harapan kami semoga Informasi APBN 2016 ini dapat memberikan
pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas kepada para pembacanya dan
dapat memberikan masukan yang konstruktif bagi penyusunan APBN yang
lebih berkualitas.
Terima Kasih
INFORMASI INFORMASI
1APBN 2016 APBN 2016
APBN 2016
Penguatan pengelolaan fiskal dalam rangka memperkokoh fundamental
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
STRATEGI
YANG
DITEMPUH
1
INFORMASI INFORMASI
APBN 2016 2
APBN 2016
FOKUS
APBN 2016
PENDAPATAN
Target penerimaan perpajakan direncanakan secara realistis
dengan mendasarkan pada kondisi perekonomian terkini dan
dukungan pelaksanaan kebijakan dan langkah administratif
perpajakan yang komprehensif serta extra effort dalam
upaya memperkecil kesenjangan antara potensi penerimaan
perpajakan dengan realisasinya
BELANJA NEGARA
Melanjutkan program prioritas nasional (antara lain infrastruktur
konektivitas, kedaulatan pangan dan energi, kemaritiman,
pariwisata, pengurangan kesenjangan serta pertahanan ) untuk
memperbaiki kualitas pembangunan
Mempertahankan pemenuhan anggaran pendidikan sebesar
20% dari APBN dan pertama kali memenuhi anggaran kesehatan
sebesar 5% dari APBN
Menyelaraskan kebijakan desentralisasi fiskal, melalui
pengalihan belanja K/L ke DAK diikuti dengan peningkatan
Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang signifikan
PEMBIAYAAN ANGGARAN
Mendukung pembangunan infrastruktur untuk transportasi,
pemukiman untuk MBR, air bersih dan sanitasi, serta
infrastruktur energi
Mengendalikan rasio utang pemerintah dalam batas yang
aman
2
INFORMASI
APBN 2016
PROSES PENYUSUNAN
APBN 2016
Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat RI telah membahas dan menyepakati
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2016 dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah RI
Januari-Maret 2015
Penyusunan Kapasitas Fiskal
15 April 2015
SB Pagu Indikatif Menteri Keuangan
dan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas
20 Mei 2015
Penyampaian KEM PPKF ke DPR
14 Agustus 2015
Pidato Presiden Penyampaian
Nota Keuangan & RAPBN 2016
Agustus-Oktober
Pembahasan dengan DPR
30 Oktober 2015
Sidang Paripurna Penetapan
RUU APBN Tahun 2016
November 2015
UU Nomor 14 tahun 2015
tentang APBN 2016
November 2015
Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015
tentang Rincian APBN tahun 2016
Desember 2015
Penyerahan DIPA
Januari-Desember 2016
Pelaksanaan APBN
3
INFORMASI
APBN 2016
HAL-HAL BARU
APBN 2016
Rp
4
INFORMASI
APBN 2016
2015 2016
APBNP APBN
Pertumbuhan
5,7 Ekonomi
5,3
(%)
Inflasi
5,0 (%,yoy)
4,7
% %
ASUMSI 6,2
Tingkat bunga
SPN 3 bulan 5,5
DASAR
(%)
IDR IDR
EKONOMI
USD USD
Nilai Tukar
12.500 13.900
(Rp/US$)
MAKRO
Harga Minyak
60 (USD/barel)
50
Lifting Minyak
Lifting Minyak
825 (ribu barel/hari) 830
Lifting Gas
Lifting Gas
1.221 (MBOEPD) 1.155
55
INFORMASI
APBN 2016
INDIKATOR KESEJAHTERAAN
DAN TARGET PEMBANGUNAN
66
BUDGET IN BRIEF APBNP 2015
I AC
APB
(TTr
Pajak
PajakBumi
Bumi
dan
dan Bangunan
Bangunan
Pajak
Pajak 19,4
19,4
Pertambahan
Pertambahan
Nilai
Nilai 571,7
571,7 Cukai
Cukai
146,4
146,4
Pajak
Pajak
Lainnya
Lainn ya
11,8
11,8
757,2
757,2
BeaMasuk
Bea Masuk
Pajak
Pajak 37,2
37,2
Penghasilan
Penghasilan BeaKeluar
Bea Keluar
2,9
2,9
PendapatanPajak
Pajak a Ratio
Tax
Tax ati
Ratio
1.506,6
13,11
Pendapatan
1.506,6 PerdaganganInInternasional
Perdagangan
40,1
40,1
ternasional
13%
13%
715,8
715,8 PPh
PPh
Migas
Migas PendapatanPajak
Pajak
Pendapatan
PPh
PPh 41,4
41,4 Dalam Negeri
Non Migas Dalam Negeri
Non Migas
1.546,7
1.546,7
Penerimaan 1.820,5
1.820,5
1.822,5
Penerimaan
Perpajakan
Perpajakan
77 8
INFORMASI
APBN 2016
CCOUNT
CCOUNT
BN 2016
Triliun
Triliun Rupiah)
upiah
201,6Belanja
201,6 Belanja
Belanja 323,9
Belanja 325,4
323,9 Modal
Modal
50,4 Belanja
50,4
54,9 Belanja
Barang
Barang Sosial
Sosial
784,1
784,1
Belanja
Belanja
Pegawai 347,5
208,2
208,2
Pega wai
139,3
139,3
Belanja
Belanja
Pegawai
Pega wai
Belanja
Belanja K/L
K/L Belanja
Belanja
Barang
Barang
1,4
1,4
Keseimbangan
Keseimbangan 1.325,6
1.325,6
Pembayaran
Pemba yaran
Primer
Primer 541,4
Belanja 541,4
BungaUtang
Bunga
168,5
184,9
184,9
Utang
-88,2
Belanja
-88,2
NonK/L
Non K/L
Subsidi
Subsidi
182,1
182,6
182,6
Belanja
Belanja
Belanja Lain- lain Belanja
Belanja
Belanja Lain-lain
Pemerintah Pusat 24,7 Hibah
Bantuan Hibah
Pemerintah Pusat 24,7 Bantuan 4,0
2.095,7
4,0
2.095,7
Sosial
Sosial
Penanggulangan
Penanggulangan
Ben ana
Bencana
4,5 Dana
Dana
4,5
Defisit
e isit BagiHasil
Hasil
Defisit
Bagi
106,1
-273,2
106,1
-273,2 Transfer
Trans fer
Ke daerah
Ke dae rah
Belanja 700,4
723,2
723,2
700,4
Dana
Belanja
Dana Dana
Dana Alokasi Umum
Transfer Umum Alokasi
Negara
Umum
273,2
Trans fer Umum 385,4
Negara
491,5
273,2
491,5 385,4
Transfer Ke daerah
Trans fer Ke dae rah 770,2
770,2 Dana Alokasi
Pembiayaan
dan Dana Desa Dana Alokasi
Pembiayaan
dan Dana Desa Khusus Fisik
Khusus Fisik
Dana 88,5
85,4
Anggaran
Anggaran
Dana
Transfer Khusus
Trans fer Khusus
208,9
85,4
208,9
Dana Alokasi
Dana Alokasi
Khusus Non Fisik
Dana Otonomi Khusus & Dana 123,5 Non Fisik
Khusus
Dana O tonomi Khusus DIY
& Dana
Dana Keistimewaan Insentif Daerah 123,5
Dana
17,8Keistime waan DIY Insentif
5,0 Dae rah
Pembiayaan
Pembiayaan Dalam Pembiayaan 17,8 5,0
Pembia yaan Pembiayaan Luar
Dalam
NegeriNegeri
Neto Negeri
Pembia
Luar Neto
yaan
Negeri Dana
Dalam Negeri Dana
272,8 0,4Luar Negeri
0,4
Desa
272,8 0,4
47,0 Desa
47,0
47,0
888
9
INFORMASI
APBN 2016
PENDAPATAN
NEGARA
Pajak
Rp1.360,2 T 74%
75%
PENDAPATAN NEGARA Kepabeanan
Rp1.822,5 T 11%
10% dan Cukai
Rp186,5 T
15%
PNBP
Rp273,8 T
Penerimaan Hibah
Rp2,0 T
Target Pendapatan Negara naik Rp60,9 T dari APBNP 2015 atau tumbuh sebesar 3,5%.
Kenaikan tersebut terutama bersumber dari meningkatnya penerimaan perpajakan sebesar
Rp57,4 T
Masih lemahnya ICP dan harga komoditas menyebabkan pendapatan yang bersumber dari
SDA mengalami penurunan dari target APBNP 2015
9
INFORMASI
APBN 2016
PENDAPATAN NEGARA
2005-2016
,3
2004 Rp403,4 T
TRILIUN RUPIAH
238,6 41,9 122,5
1,3
2005 Rp495,2 T
298,5 48,5 146,9
1,8
2006 Rp638,0 T
Pajak
358,2 51,0 227,0
1,7
Kepabeanan
2007 Rp707,8 T dan Cukai
425,4 65,6 215,1
2,3 Hibah
2009 Rp848,8 T
544,5 75,4 227,2
3,0
2010 Rp995,3 T
628,2 95,1 268,9
5,3
628,2
2011 Rp1.210,6 T
742,7 131,1 331,5
5,8
2012 Rp1.338,1 T
835,8 144,7 351,8
6,8
2013 Rp1.438,9 T
921,4 156,0 354,8
5,1
Rp1.550,6 T
2014
2014
985,1 161,7 398,7
3,3
APBNP
2015 Rp1.761,6 T
1.294,3 195,0 269,1
2,0
APBN
2016 Rp1.822,5 T
1.360,2 186,5 273,8
10
INFORMASI
APBN 2016
PENERIMAAN
PERPAJAKAN
Rata-rata pertumbuhan Penerimaan Perpajakan 2010 –
2016 adalah sebesar 13,5 %
Triliun Rupiah
3,9%
29,9%
41,4
49,5
186,5
195,0
6,5%
9,9%
131,1 897,7
58,9
832,7
95,1
752,4
669,6
569,4
11
INFORMASI
APBN 2016
PENERIMAAN
PERPAJAKAN
Kepabeanan
12 % dan Cukai
Rp186,5 T
Pajak
Rp1.360,2 T
88 %
53 %
42 %
Pajak
Rp1.360,2 T 13 %
% 1% 1%
78 %
Kepabeanan 20 %
2%
dan Cukai
Rp186,5 T Cukai Bea Masuk Bea Keluar
Rp146,4 T Rp37,2 T Rp2,9 T
Target Penerimaan Perpajakan naik Rp57,4 T dari APBNP 2015 atau tumbuh sebesar
3,9%, yang terdiri dari:
• Penerimaan Pajak naik Rp 65,9 T atau tumbuh sebesar 5,1% dari APBNP 2015,
terutama dipengaruhi oleh perbaikan pertumbuhan ekonomi dan extra effort di
bidang perpajakan tahun 2016
• Kepabeanan dan Cukai turun Rp8,5 T atau sebesar 4,3% dari APBNP 2015, terutama
disebabkan turunnya tarif bea keluar CPO beserta turunannya sebagai dampak dari
kebijakan pembentukan Badan Penghimpun Dana Perkebunan Kelapa Sawit
12
INFORMASI
APBN 2016
Tax
Ratio
Tax ratio untuk tahun 2016 ditargetkan sebesar 12,2% (definisi sempit).
12,9 14,0
13,8 13,6 13,7
13,1 13,1
12,7
12,2
11,4 11,3
10,5 11,2 10,9
PERBANDINGAN
TAX RATIO 10 NEGARA 2013
36,7% 34,7% 32,9% 25,4% 24,3% 19,7% 19,4% 14,3% * 14,3% 10,3%
PENERIMAAN NEGARA
BUKAN PAJAK
Rp46,3 T
SDA Non Migas
17%
Rp35,4 T
Rp78,6 T Pendapatan BLU
SDA Migas 13%
28 %
Rp34,2 T
Bagian Laba BUMN
13 %
Rp79,4 T
PNBP Lainnya
29%
Target PNBP naik Rp4,8 T atau tumbuh sebesar 1,8% dari APBNP 2015, antara lain disebabkan
oleh:
PNBP SDA Migas turun Rp2,7 T antara lain dipengaruhi melemahnya harga minyak mentah (ICP)
PNBP Minerba naik Rp9,1 T antara lain dipengaruhi oleh naiknya tarif royalti mineral, logam dan
batubara.
Kebijakan Penerimaan
Negara Bukan Pajak
14
INFORMASI
APBN 2016
hargaminya
harga minyakk lifting minyak lifting gas nilai tukar
TRILIUN RUPIAH
9,8 (USD/barrel)
(USD/bar (MBDP) (MBOEDP) (Rp/USD 1)
2014
REALISASI
1.224
LKPP 2014
Rp398,7 T 97 794 11.878
242,9 40,3 85,8 29,6
APBNP
2015
Rp269,1 T 60 825 1.221 12.500
118,9 37, 0 90,1 23,1
APBN
2016
Rp273,8 T 50 830 1.155 13.900
124,9 34,2 79,4 35,4
SDA Migas & Non Migas Bagian Laba BUMN PNBP Lainnya Badan Layanan Umum
15
INFORMASI
APBN 2016
2010 Rp59,4 T
9,2 5,9 5,8 17,7 20,8
2011 Rp69,4 T
11,8 7,9 8,0 17,5 24,2
2012 Rp73,5 T
12,3 8,1 4,7 18,4 29,9
2013 Rp69,7 T
12,9 9,8 5,2 20,3 21,4
2014 Rp85,8 T
15,5 14,1 4,3 23,0 28,9
APBNP Rp90,1 T
2015
8,5 20,5 14,6 25,8 20,7
APBN Rp79,4 T
2016
6,0 7,5 6,7 37,0 22,2
Domestic Market Obligation (DMO) Penjualan Hasil Tambang Pendapatan dari Penerimaan Pendapatan 5 K/L Besar Lainnya
Kembali Belanja TAYL
5
KEMENTERIAN
NEGARA/LEMBAGA
PENYUMBANG PNBP Kementerian
Komunikasi
Kementerian
Perhubungan
Kepolisian Negara
Republik Indonesia
TERBESAR dan Informatika
Rp9,1 T Rp8,0 T
Rp14,0 T
16
INFORMASI
APBN 2016
BELANJA
NEGARA
Belanja
K/L
Rp784,1 T
37%
BELANJA NEGARA
Rp2.095,7
26%
T
37% 26%
Belanja Rp541,4 T
Rp770,2 T Transfer ke
Non K/L
Daerah dan Dana Desa
Program Pengelolaan
Transfer Ke Utang Negara Rp184,9 T
Daerah
Rp723,2 T
Program Pengelolaan
Subsidi Rp182,6 T
Dana
Desa
Program Pengelolaan
Belanja Lainnya
Rp59,9 T
Program Pengelolaan
Transaksi Khusus
Rp110,0 T
17
INFORMASI
APBN 2016
1%
Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif BELANJA NEGARA
Rp1.325,6TT
Rp7,4 T
Kesehatan
Rp67,2 T
5% Rp1.325,5
3% Perumahan
dan Fasilitas Umum 8%
Rp34,6
Rp34,7 T T Pertahanan
Lingkungan Rp99,6 T
1% Hidup
Rp12,1 T
8%
27% Ketertiban
dan Keamanan
Rp109,8 T
Ekonomi
Rp360,2 T
26%
Belanja Pegawai
25%
Belanja Barang
15%
Belanja Modal
14%
Pembayaran Bunga Utang
14%
Subsidi
0,3%
Belanja Hibah
4%
Belanja Bantuan Sosial
2%
Belanja Lain Lain
* termasuk kewajiban Pemerintah untuk pensiunan dan kontribusi jaminan kesehatan PNS
** termasuk belanja barang berkarakteristik belanja modal sekitar Rp60 T
18
INFORMASI
APBN 2016
APBNP APBN
2015 Rp101,4 T
2016 Rp110,0 T
Rp59,9 T
8% 1T
Rp50,2
8%
4% 5%
Rp212,1 T
16% Rp182,6 T
Rp4,6 T Rp4,0 T
12% 14%
Rp155,7 T
Rp184,9 T
Rp1.319,5 T Rp1.325,6 T
Belanja K/L Program Pengelolaan Program Pengelolaan Program Pengelolaan Program Pengelolaan Program Pengelolaan
Belanja Lain nya Transaksi Khusus Subsidi Hibah Nega ra Utang Nega ra
Dimensi Dimensi
Pembangunan Pembangunan
Manusia Sektor Unggulan
19
INFORMASI
APBN 2016
i
10 KEMENTERIAN/LEMBAGA DENGAN
ANGGARAN TERBESAR
TRILIUN RUPIAH
118,5
KEMENPUPR 104,1
102,3
KEMENHAN
99,5
57,1
POLRI
73,0
51,3
KEMENKES
63,5
60,3
KEMENAG
57,1
KEMENDIKBUD 53,3
49,2
65,0
KEMENHUB
48,5
25,7
KEMENKEU
39,3
32,8
KEMENTAN
31,5
Perkembangan
Belanja K/L 795,5 784,1
TRILIUN RUPIAH
582,9 577,2
489,4
417,6
332,9
Dimensi
Pembangunan
Manusia
Dimensi Pembangunan Manusia merupakan Pemenuhan kewajiban dasar, antara lain:
Pemenuhan anggaran Pendidikan 20 persen dari APBN untuk peningkatan akses dan kualitas
pendidikan
Pemenuhan anggaran Kesehatan sebesar 5 persen dari APBN, dengan didukung program yang
lebih efektif dan luas.
Penyediaan kebutuhan pokok Perumahan melalui program Sejuta Rumah bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui dukungan pembangunan rumah, subsidi bunga kredit,
bantuan uang muka, dan FLPP
Mengarahkan subsidi yang lebih tepat sasaran
Arah Kebijakan:
Pemenuhan anggaran pendidikan 20% dari APBN untuk peningkatan akses
dan kualitas pendidikan, a.l melalui:
Wajib belajar 12 tahun melalui Program Indonesia Pintar dengan pemberian
Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Meningkatkan kualitas pembelajaran
Bidang Meningkatkan pengelolaan dan penempatan guru
Pendidikan Meningkatkan pemerataan akses dan kualitas serta relevansi dan daya saing
pendidikan tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kartu Indonesia Peningkatan Kompetensi
Kebudayaan: Pintar sebanyak Tenaga Pendidik dengan
APBNP 2015 --Rp53,3 triliun 19,54 juta siswa target 497,6 ribu
APBN 2016 --Rp49,2 triliun
Beasiswa bidik misi dan Pembangunan unit:
Kementerian Agama: bantuan siswa miskin 981 unit sekolah baru
APBNP 2015 --Rp60,3 triliun sebanyak 306 ribu 14.566 ruang kelas baru
APBN 2016 --Rp57,1 triliun mahasiswa 11.625 rehabilitasi ruang kelas
Kemenristek Dikti
APBNP 2015 --Rp43,6 triliun Pemberian Bantuan Operasional
APBN 2016 --Rp40,6 triliun Sekolah (melalui Kementerian Agama):
MI/Ula -- 3,6 juta santri
MTs/Wustha -- 3,4 juta santri
MA/Ulya -- 1,3 juta santri
Arah Kebijakan:
Bidang
Perumahan, Air Pemenuhan kebutuhan masyarakat atas akses air minum dan dukungan bagi
pelaksanaan Program Sejuta Rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Minum, Sanitasi
21
INFORMASI
APBN 2016
Arah Kebijakan:
Pemenuhan anggaran kesehatan sebesar 5% dari APBN, dengan didukung
program yang lebih efektif dan luas, untuk mencapai:
Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak
Meningkatnya pengendalian penyakit
Bidang Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan,
terutama di daerah terpencil, tertinggal, dan perbatasan
Kesehatan
Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia
Sehat (KIS) serta kualitas dan keberlanjutan pengelolaan SJSN kesehatan (dari
sisi demand dan supply), termasuk perbaikan kebijakan dan regulasinya
Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin secara merata
Dimensi
Pembangunan
Sektor Unggulan
Melanjutkan program prioritas pembangunan untuk memperbaiki kualitas pembangunan.
Arah Kebijakan:
Meningkatkan produksi energi primer terutama minyak dan gas bumi
Meningkatkan pemanfaatan gas bumi dan batubara nasional
Bidang Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan energi dan ketenagalistrikan
Kedaulatan Energi Meningkatkan peranan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi
22
INFORMASI
APBN 2016
Arah Kebijakan:
Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai untuk Mencapai
Swasembada dan Peningkatan Produksi Protein Hewani Daging dan Gula
Penguatan Stabilisasi Harga dan Pasokan Pangan
Bidang Perbaikan Kualitas Konsumsi Pangan dan Gizi Masyarakat
Kedaulatan Pangan Penanganan Gangguan Ketahanan Pangan
Arah Kebijakan:
Meningkatkan pengawasan dan penjagaan serta penegakan hukum di laut
dan daerah perbatasan;
Percepatan pembangunan transportasi yang mendorong penguatan industri
nasional
Kemaritiman dan Pemberantasan tindakan perikanan liar
Kelautan Pengembangan ekonomi maritim dan kelautan
Kementerian Perhubungan
APBNP 2015 --Rp65,0 triliun
Pembangunan kapal perintis 25 Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT)
APBN 2016 --Rp48,5 triliun penumpang dan barang yang difasilitasi pengembangan
sebanyak 100 unit ekonominya
Produksi perikanan budidaya Penyelesaian perkara/kasus tindak
Bakamla
8,35 juta ton ikan, 11,11 juta pidana di wilayah
APBN 2016 --Rp0,3 triliun
ton rumput laut, 1,9 miliar ekor perairan Indonesia dan wilayah
ikan hias, dan produksi garam yuridiksi Indonesia yang ditangani/
3,6 juta ton diproses (P21) sebesar 80%
Kepatuhan (compliance) pelaku
usaha kelautan dan perikanan Menurunnya tingkat gangguan
terhadap ketentuan peraturan keamanan dan pelanggaran
perundang-undangan yang hukum yang terjadi di wilayah
berlaku sebesar 73% perairan Indonesia dan wilayah
yurisdiksi Indonesia sebesar 80%
Cakupan WPP-NRI yang
diawasi dari IUU fishing dan
kegiatan yang merusak sumber
daya kelautan dan perikanan
(11 WPP-NRI) sebesar 65%
23
INFORMASI
APBN 2016
Arah Kebijakan:
Pembangunan Destinasi Pariwisata
Pemasaran Pariwisata Nasional
Pariwisata Pembangunan Industri Pariwisata
dan Industri Pembangunan Kelembagaan Pariwisata
Dimensi Pemerataan
dan Kewilayahan
Menyelaraskan kebijakan Desentralisasi Fiskal dengan mengalihkan alokasi Dana
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan (Dekon/TP) di K/L ke DAK.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin dan tidak mampu melalui program
bantuan sosial yang lebih berkesinambungan
Perluasan cakupan penerima Bantuan Tunai Bersyarat menjadi 6 juta KSM.
Perluasan dan penajaman program KUR (coverage dan subsidi bunga) yang sudah
dimulai tahun 2015
Arah Kebijakan:
Peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin dan tidak mampu
melalui program bantuan sosial yang lebih berkesinambungan (KIP, KIS),
termasuk perluasan cakupan penerima Bantuan Tunai Bersyarat
Ketimpangan
Antarkelompok Perluasan dan penajaman program KUR (coverage dan subsidi bunga)
yang sudah dimulai tahun 2015
Masyarakat
Kementerian Sosial
APBNP 2015 --Rp22,4 triliun
APBN 2016 --Rp14,7 triliun
Perluasan cakupan perluasan Kepesertaan program SJSN
cakupan penerima Bantuan Ketenagakerjaan kumulatif 40
Tunai Bersyarat 6 juta KSM juta pekerja formal dan 3,2
Tingkat kemiskinan 9-10% juta pekerja informal
Tingkat pengangguran Subsidi pangan/raskin 15,5
terbuka 5,2-5,5% juta RTS dengan harga jual
Rp1.600/kg
24
INFORMASI
APBN 2016
Arah Kebijakan:
Percepatan pembangunan infrastruktur yang efektif dan efisien untuk
mendukung kegiatan sektor-sektor strategis ekonomi serta mengurangi
Antar kesenjangan ekonomi dan spasial.
Wilayah
Pembangunan jalan dan Pembangunan 11.642 unit
jembatan sepanjang 768,7 km rusun;
dan 8.051,7 m;
Kementerian PU & PR Penyediaan fasilitas untuk
APBNP 2015 --Rp118,5 triliun Pemeliharaan jalan dan rumah swadaya sebanyak
APBN 2016 --Rp104,1 triliun jembatan sepanjang 44.570,2 94.000 RT;
Km dan 378.310 m;
Pembangunan 28,95 km ruas 26 dan 59 lokasi bandar
Kementerian Perhubungan udara yang dikembangkan di
APBNP 2015 --Rp65,0 triliun jalan tol.
daerah perbatasan dan rawan
APBN 2016 --Rp48,5 triliun
Pembangunan jalur kereta api bencana;
sepanjang 142,12 km sp; 15 lokasi bandar udara baru
yang dibangun.
Kementerian Pertanian Pembangunan jembatan/
APBNP 2015 --Rp32,8 triliun underpass/flyover KA sebanyak
APBN 2016 --Rp31,5 triliun Pembangunan sarana bantu
33 unit
navigasi pelayaran sebanyak
221 unit dan 96 trayek perintis
Pengembangan/perbaikan
jaringan irigasi dan optimasi air
seluas 400.000 ha
Kondisi
Perlu
Arah Kebijakan:
Memperkuat kepastian dan penegakan hukum, stabilitas pertahanan dan keamanan, serta
politik dan demokrasi
Penataan/restrukturisasi kelembagaan birokrasi pemerintah agar efektif, efisien, dan sinergis.
Komisi Pemberantasan Korupsi Efektivitas penanganan kasus/perkara tindak pidana korupsi
APBNP 2015 --Rp0,9 triliun (conviction rate) sebesar 95%;
APBN 2016 --Rp1,1 triliun
Terselenggaranya pelayanan peradilan umum (165.900
Mahkamah Agung Kepastian dan perkara), peradilan agama (10.815 perkara), peradilan militer
APBNP 2015 --Rp8,6 triliun Penegakan Hukum dan peradilan TUN (56 perkara)
APBN 2016 --Rp9.0 triliun
Polri Persentase penambahan Almatsus Polri sebesar 13%;
APBNP 2015 --Rp57,1 triliun Berkurangnya daerah rawan kejahatan dan kegiatan
APBN 2016 --Rp73,0 triliun
premanisme sebesar 15%;
Kementerian Pertahanan
Penambahan alutsista dan non alutsista fasilitas serta Sarpras
APBNP 2015 --Rp102,3 triliun
20% dan pengadaan 143 unit Rantis (matra darat); Pengadaan
APBN 2016 --Rp99,5 triliun Keamanan dan 130 unit KRI, KAL, Alpung, Ranpur, Rantis (matra laut); Pesawat
Ketertiban yang siap operasional sebanyak 150 unit (matra udara)
500
Kebijakan pengalihan subsidi
energi untuk belanja yang lebih
produktif seperti belanja infrastruktur
400
300
200
100
0
2010 2011 2012 2013 2014 APBNP APBN
2015 2016
400 100
300 75
200 50
100 25
0 0
2010 2011 2012 2013 2014 APBNP APBN 2010 2011 2012 2013 APBNP APBN
2014
2015 2016 2015 2016
300
80
120
225
60
80
150
40
40
75
0
0
2010 2011 2012 2013 2014 APBNP APBN 2010 2011 2012 2013 2014 APBNP APBN
2015 2016 2015 2016
Belanja Pemerintah Pusat Transfer Ke Daerah Pembiayaan
26
INFORMASI
APBN 2016
SUBSIDI
APBN 2016
56% 44%
%
Subsidi
SubsdiEnergi
Energi Subsidi Nonenergi
Subsdi Non energi
Rp102,1 T Rp80,5 T
Subsidi Energi
Alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang
menyediakan dan mendistribusikan BBM, LPG tabung 3 kg, LGV, dan
tenaga listrik sehingga harga jualnya terjangkau oleh masyarakat.
Subsidi Nonenergi
Alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang
% memproduksi dan/atau menjual barang dan/atau jasa tertentu yang
ditetapkan oleh Pemerintah selain produk energi.
27
INFORMASI
APBN 2016
PERKEMBANGAN SUBSIDI
2005-2016
200 Rp91,5 T
4 RUPIAH
TRILIUN
71,3 20,2
104,4 16,3
2006 Rp107,4 T
16%
94,6 12,8
116,9 33,3
140,0 52,8
2011 Rp295,4 T
23%
255,6 39,7
306,5 39,9
APBNP
2014
2014
Rp392,0 T 21%
341,8 50,2
52,7
APBNP
2015 Rp212,1 T 11%
137,8 74,3
APBN Rp182,6 T 9%
2016
102,1 80,5
Subsidi Energi Subsidi Nonenergi Persentase terhadap Belanja Negara
28
INFORMASI
APBN 2016
SUBSIDI ENERGI
APBN 2016
Kebijakan Melanjutkan pemberian subsidi tetap untuk BBM jenis minyak solar dan subsidi
(selisih harga) untuk minyak tanah dan LPG tabung 3 kg;
Subsidi BBM Melaksanakan efisiensi dan efektivitas subsidi LPG tabung 3 kg;
Meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan untuk transportasi
Meningkatkan dan mengembangkan pembangunan jaringan gas kota untuk
rumah tangga
Meningkatkan pengawasan penyaluran BBM bersubsidi dan dan LPG tabung 3 kg
antara lain melalui penggunaan data dan teknologi, dan
Meningkatkan peranan pemerintah daerah dalam pengendalian dan pengawasan
BBM bersubsidi dan LPG tabung 3kg
29
INFORMASI
APBN 2016
PERKEMBANGAN SUBSIDI
ENERGI 2005-2016
2004 Rp71,3 T
TRILIUN
69,0 RUPIAH
2,3
2005 Rp104,4
Rp104,4 T
T
95,6 8,9
2006 Rp94,6
Rp94,6 TT
64,2 30,4
2007
Rp116,9 T
Rp116,9 T
83,8 33,1
2008 Rp223,0
Rp233,0 TT
139,1 BBM, LPG Tabung 3kg, dan LGV
83,9
2009 Rp94,6 T
Rp94,6 T Listrik
45,0 49,5
2010 Rp140,0 T
Rp140,0 T
82,4 57,6
2011 Rp255,6
Rp255,6 T
T
165,2 90,4
2012 Rp306,5
Rp306,5 T
T
211,9 94,6
2013 Rp310,0 T
Rp310,0 T
210,0 100,0
REALISASI
2014
2014
Rp341,8 T
240,0 101,8
APBNP
2015 Rp137,8 T
64,7 73,1
APBN
2016
Rp102,1T
63,7 38,4
Volume 59,7
JUTA KILO LITER
Konsumsi 2005
2005-2016
41,8 2012 2013 2014
37,5
38,7 38,1
37,0
38,2 2011
2007 2008 2010
2006 2009
17,9 16,7
2015 2016
30
INFORMASI
APBN 2016
SUBSIDI NONENERGI
APBN 2016
Rp %
Subsidi Pangan
Subsidi Bunga
Rp21,0 T
Kredit Program Penyediaan beras
Rp16,5 T dengan harga tebus/
Mendukung program jual Rp1.600/Kg bagi
pengembangan UMKM, 15,5 juta RTS @15 Kg/
peningkatan ketahanan RTS selama 12 bulan.
pangan, dan program
diversifikasi energi.
Subsidi Benih
Rp1,0 T
Membantu petani memenuhi
kebutuhan benih dengan harga 21%
terjangkau, serta mendukung upaya 26%
peningkatan ketahanan pangan.
1%
5% Subsidi
Nonenergi
Subsidi PSO
10%
Rp80,5 T
Rp3,8 T
Diberikan untuk penumpang
angkutan kereta api, penumpang
angkutan kapal laut kelas ekonomi, 37%
dan penyediaan informasi publik.
Subsidi Pajak
Rp8,2 T
Mendukung program
stabilitas harga kebutuhan
pokok dan pengembangan Subsidi Pupuk
industri strategis. Rp30,1 T
Membantu petani memenuhi
kebutuhan pupuk dengan harga
terjangkau, serta mendukung upaya
peningkatan ketahanan pangan.
31
INFORMASI
APBN 2016
PERKEMBANGAN SUBSIDI
NONENERGI 2005-2016
TRILIUN RUPIAH
1,3 0,10,1
2004 Rp20,2 T
TRILIUN
4,8
RUPIAH
1,2 0,7 12,0
2005 Rp16,3 T
6,4 2,5 6,2 0,9
0,10,3
2006 Rp12,8 T
5,3 3,2 6,2 0,9 0,3
0,5 1,5
2007 Rp33,3 T
6,6 6,3 17,1 1,0 0,3
1,0 0,3
2008 Rp52,3 T
12,1 15,2 21,0 1,7 0,9
1,6
2009 Rp43,5 T
13,0 18,3 8,2 1,3 1,1
2,2
2010 Rp52,8 T
15,2 18,4 14,8 1,4 0,8
0,1
2011 Rp39,7 T
16,5 16,3 3,4 1,8 1,5
0,1
2012 Rp39,9 T
19,1 14,0 3,8 1,9 1,1
0,4
2013 Rp45,1 T
20,3 17,6 4,1 1,5 1,1
0,3
REALISASI
2014
2014 Rp50,2 T
18,2 21,0 5,8 2,1
2, 2,8
0,9
APBNP
2015 Rp74,3 T
18,9 39,5 9,2 3,3 2,5
1,0
APBN
2016 Rp80,5 T
21,0 30,1 8,2 3,8 16,5
Subsidi Pangan Subsidi Pupuk Subsidi Pajak Subsidi PSO Subsidi Benih
32
INFORMASI
APBN 2016
PEMBAYARAN BUNGA
UTANG APBN 2016
91%
Pembayaran Bunga Utang
Dalam Negeri Rp168,5 T
9%
Pembayaran Bunga Utang
Luar Negeri Rp16,4 T
KEBIJAKAN PEMBAYARAN
BUNGA UTANG 2016
Memenuhi kewajiban Pemerintah Menjaga efisiensi pembayaran
untuk menjaga kredibilitas dan bunga utang, antara lain melalui
kesinambungan pembiayaan pemilihan komposisi instrumen
utang dan melaksanakan transaksi
lindung nilai.
33
INFORMASI
APBN 2016
TRANSFER KE DAERAH
DAN DANA DESA
1% 6% Transfer ke Daerah
Dana Insentif Daerah Rp5,0 T
dan Dana Desa
Dana Keistimewaan DIY Rp0,5 T 2% Rp770,2 T
Dana Otonomi Khusus Rp17,2 T
91%
Dana
Perimbangan Dana
Dana Rp700,4 T Nonfisik
Bagi Hasil
Rp106,1 T Rp123,5 T
59%
56%
Dana
Transfer
44%
70% 30%
Dana
30% Dana
Dana
Transfer 41% Dana
Dana Umum Transfer Transfer Khusus Fisik
Umum Khusus
Alokasi Umum Rp491,5 T Rp208,9 T Rp85,5 T
Rp385,4 T
34
INFORMASI
APBN 2016
2011 Rp411,3 T
347,2 10,4
57,4
2012 Rp480,6 T
411,3 12,0
0,1
2013 Rp511,3 T
430,4 13,4 69,3
0,5
0,4
APBNP
2014 Rp573,7
Rp596,5TT
2014
477,1
491,9 16,1 80,1
87,9
0,5
APBNP
2015 Rp664,6 T
516,4 17,1 104,4 20,8
5,0 0,5
APBN
2016 Rp770,2 T
700,4 17,2 47,0
35
INFORMASI
APBN 2016
36
Dana Alokasi Umum
APBN 2016
INFORMASI
Rp385,4 T
37
Rp3,8 T
Rp4,0 T
Jambi
Rp7,7 T
Sumatera Barat Sulawesi Barat
Rp13,0 T Bangka Belitung
Rp4,2 T
Rp4,2 T
Kalimantan Tengah
Bengkulu
Sumatera Selatan Rp10,0 T Kalimantan Selatan Sulawesi Tenggara Papua
Sulawesi Selatan
Rp6,3 T Rp11,7 T Rp7,7 T Rp9,5 T Maluku
Lampung Rp17,3 T Rp22,5 T
Rp7,5 T
Rp12,5 T
Jawa Barat
Banten Rp33,1 T Jawa Timur
Rp8,0 T
Rp38,3 T Nusa Tenggara Timu r
Bali Rp13,0 T
Rp6,8 T
Jawa Tengah
Nusa Tenggara Barat
Rp35,9 T DI Yogyakarta
Rp8,2 T
INFORMASI
APBN 2016
Pendidikan Rp2,7 T
Bantuan Operasional Penyelenggaraan Rp2,3 T
PAUD (BOP)
Kesehatan dan KB Rp16,4 T
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rp1,6 T Tambahan Penghasilan Guru PNSD Rp1,0 T
Transportasi Rp21,6 T
BOK dan BOKB Rp4,6 T
Sarana Perdagangan, Industri Kecil Menengah & Pariwisata Rp1,5 T
38
INFORMASI
APBN 2016
Tujuan:
Memberikan penghargaan (reward) kepada daerah yang mempunyai kinerja baik dalam:
- Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan Daerah
- Pelayanan Dasar Publik
- Perekonomian dan kesejahteraan (termasuk pengendalian tingkat inflasi)
Dana Desa
Rp47,0 T
Dana Desa diperuntukkan antara lain bagi: (1) mendanai penyelenggaraan pemerintahan, (2) pelaksanaan
pembangunan, dan (3) pemberdayaan masyarakat desa. Anggaran Dana Desa dihitung berdasarkan
jumlah desa dan dialokasikan dengan memerhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah,
dan tingkat kesulitan geografis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan
desa. Besaran anggaran Dana Desa yang bersumber dari APBN ditentukan sebesar 10 % dari dan di luar
dana Transfer ke Daerah (on top) secara bertahap. Untuk itu, kebijakan Dana Desa pada tahun 2016 salah
satunya diarahkan untuk meningkatkan pagu anggaran Dana Desa yang bersumber dari APBN, yakni
minimal sebesar 6 persen dari anggaran Transfer ke Daerah.
39
INFORMASI
APBN 2016
TRILIUN RUPIAH Kebijakan Defisit Anggaran diarahkan untuk memperkuat stimulus fiskal yang
diarahkan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan penguatan daya saing
dengan tetap mengendalikan risiko dan menjaga kesinambungan fiskal dalam
20, 3 jangka menengah dan panjang
0,52
2005 0,77
14,4
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menjaga kesinambungan fiskal adalah
dengan mengendalikan defisit dalam batas aman, mengendalikan rasio utang
terhadap PDB, dan mengendalikan keseimbangan primer
40,0
2006 0,87 1,28
29,1
58,3
1,26 1,55
2007
49,8
94,5
2,11
2008
0,08
4,1
150,8
2011 1,14
2,09
84,4
190,1
2012 1,86 2,23
153,3
224,2
2013 2,38
2,24
209,5
241,5
2014 2,40
2,30
216,7
APBNP
2015
2015
222,5
1,90
APBN
2016 273,2
2016
2,15
40
INFORMASI
APBN 2016
PEMBIAYAAN
ANGGARAN
PEMBIAYAAN
Rp273,2 T
Rp
Rp Utang Rp Non
Utang
Rp330,9 T -Rp57,7 T
Penerbitan Perbankan
SBN Neto Dalam Negeri
Rp327,2 T
Rp5,5 T
Non
Pinjaman Dalam Perbankan
Negeri Neto Dalam Negeri
Rp3,3 T -Rp63,2 T
Pinjaman Luar
Negeri Neto
Rp0,4 T
Angka negatif pada nonutang dan nonperbankan dalam negeri menunjukkan nilai komponen
pengeluaran pembiayaan di dalamnya lebih besar dari pada komponen penerimaannya.
41
INFORMASI
APBN 2016
(1,2)
Rp8,9 T
2005 10,1
20,0
2006 Rp29,4 T
9,4
16,6
Rp84,1 T Nonutang
2008 67,5
Utang
4,6
Rp91,6 T
2010
86,9
28,3
Rp130,9 T
2011 102,7
38,1
2012 Rp175,2 T
137,0
18,1
2013 Rp237,4 T
(, ) 219,3
(4,3)
(3,4)
APBNP Rp246,6 T
Rp248,9
2014
2014
(56,9) 3,2
250,0
APBNP Rp222,5 T
2015
(57,7) 279,4
Rp273,2 T
APBN
2016
330,9
42
INFORMASI
APBN 2016
Kebijakan Pembiayaan
Anggaran APBN 2016
Menyempurnakan kualitas perencanaan investasi Pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah
BUMN sebagai agen pembangunan antara lain untuk mendukung pembangunan infrastruktur,
kedaulatan pangan, dan kemaritiman
Mengendalikan rasio utang pemerintah dalam batas yang aman
Membuka akses pembiayaan pembangunan dan investasi kepada masyarakat secara lebih luas
antara lain melalui penerbitan obligasi ritel
Mengoptimalkan dana kelolaan BLU dalam rangka pembiayaan pembangunan termasuk
memperluas akses sektor UMKM, perumahan murah dan pendidikan
Memprioritaskan skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) untuk mendukung pembangunan
infrastruktur
Memberikan penjaminan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur
Mendukung program peningkatan akses terhadap pendidikan dan penyediaan kebutuhan rumah
bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
43
INFORMASI
APBN 2016
Pengeluaran Pembiayaan
APBN 2016
Pengeluaran pembiayaan anggaran 2016 terutama dialokasikan untuk PMN kepada BUMN/
lembaga, antara lain guna mendukung agenda program prioritas Pemerintah yang tertuang
dalam Nawacita
Dana PMN digunakan untuk melakukan investasi dalam rangka pelaksanaan program prioritas
Pemerintah, sekaligus untuk memperbaiki dan memperkuat struktur permodalan BUMN/
lembaga
Dana PMN diharapkan dapat meningkatkan kemampuan BUMN/lembaga untuk me-leverage
pendanaan yang selanjutnya akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas usaha dan/atau
percepatan pelaksanaan program prioritas Pemerintah.
Rapat Paripurna DPR RI memutuskan bahwa PMN dikembalikan lagi pada komisi-komisi terkait
yang akan dibahas dalam RAPBN Perubahan tahun 2016
Pengeluaran pembiayaan 2016 juga dialokasikan untuk PMN kepada organisasi/lembaga
keuangan internasional, dana bergulir Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan,
Kewajiban Penjaminan, Dana Pengembangan Pendidikan Nasional, Penerusan Pinjaman kepada
BUMN/Pemda.
25%
Kedaulatan
Energi
Rp10,0 T
44
INFORMASI
APBN 2016
Kebijakan
PMN
BUMN yang melaksanakan kebijakan/program PMN pada Organisasi/Lembaga keuangan
Pemerintah dalam rangka menyelenggarakan internasional dan badan usaha lain, bertujuan
kemanfaatan umum bagi pemenuhan hajat hidup untuk:
orang banyak Memenuhi kewajiban Indonesia sebagai anggota
Peningkatan kapasitas usaha BUMN antara lain serta mempertahankan proporsi kepemilikan
dalam rangka peningkatan kualitas infrastruktur, saham (shares) dan hak suara (voting rights).
kedaulatan pangan dan energi dengan Memperoleh manfaat yang maksimal bagi
memperhatikan kemampuan keuangan negara kepentingan nasional, didasarkan pada peraturan
Mempertahankan porsi kepemilikan, sehingga perundangan yang berlaku dan memperhatikan
Pemerintah masih dapat mengendalikan BUMN efisiensi penggunaan anggaran dan kemampuan
yang bersangkutan keuangan negara.
Mempertimbangkan efek pengganda bagi
pertumbuhan ekonomi;
Rincian
PMN
45
INFORMASI
APBN 2016
46
INFORMASI
APBN 2016
GLOSSARY
Keseimbangan primer
menggambarkan kemampuan Pemerintah membayar pokok dan bunga utang dengan menggunakan pendapatan
negara. Keseimbangan primer merupakan total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga
utang. Apabila nilai keseimbangan primer negatif, maka Pemerintah harus menerbitkan utang baru untuk membayar
pokok dan bunga utang. Sebaliknya apabila nilai keseimbangan primer positif, maka Pemerintah bisa menggunakan
sumber pendapatan negara untuk membayar sebagian atau seluruh pokok dan bunga utang.
Pajak
Terdiri atas penerimaan PPh Migas, PPh Nonmigas, PPN, PBB, dan pajak lainnya.
PNBP
Terdiri atas penerimaan SDA Migas, SDA Nonmigas (pertambangan mineral dan batubara, kehutanan, perikanan, dan
panas bumi), bagian laba BUMN, PNBP lainnya (PNBP yang dipungut oleh K/L), serta Pendapatan BLU.
Penerimaan Hibah
Terdiri atas penerimaan hibah yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri.
Tax ratio
dalam definisi luas membandingkan total nilai penerimaan perpajakan (pajak pusat), penerimaan SDA migas dan
pertambangan minerba dengan PDB nominal. Sedangkan tax ratio dalam definisi sempit membandingkan total nilai
penerimaan perpajakan (pajak pusat) dengan PDB nominal.
Transfer ke Daerah
Dialokasikan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan antara pusat dan daerah, mengurangi kesenjangan
pendanaan urusan pemerintahan antar daerah, mengurangi kesenjangan layanan publik antardaerah, mendanai
pelaksanaan otonomi khusus dan keistimewaan daerah.
Belanja lainnya
Pengeluaran negara untuk pembayaran atas kewajiban Pemerintah yang tidak masuk dalam kategori belanja
Kementerian Negara/Lembaga, transfer daerah, subsidi, pembayaran bunga utang, dan dana desa, antara lain untuk
pembayaran pensiun PNS dan TNI/Polri.
Dana Desa
Dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/
kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Subsidi
Pemberian dukungan dalam bentuk alokasi anggaran kepada perusahaan negara, lembaga pemerintah, atau pihak
ketiga berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menyediakan barang atau jasa yang bersifat
strategis atau menguasai hajat hidup orang banyak sesuai kemampuan keuangan negara.
47
INFORMASI
APBN 2016
GLOSSARY
Belanja Menurut Fungsi, terdiri dari:
Fungsi Pelayanan Umum a.l. terdiri atas Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
(Anggaran PBI Jamkes), Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya,
Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung, Situ serta Bangunan Penampung Air Lainnya, Penyediaan dan Pengelolaan
Air Baku dan seluruh Belanja Non K/L (Subsidi, Pembayaran Bunga Utang, Belanja Lain-lain);
Fungsi Pertahanan a.l. terdiri atas Pengadaan Barang dan Jasa Militer, Produksi Alutsista Industri dalam Negeri dan
Pengembangan Pinak Industri Pertahanan, Penyelenggaraan Perawatan Personel Matra Darat, Laut dan Udara;
Fungsi Ketertiban dan Keamanan a.l. terdiri atas Penyelenggaraan Pemasyarakatan di Wilayah, Pengembangan Peralatan
Polri, Peningkatan Pelayanan Keamanan dan Keselamatan Masyarakat di Bidang Lantas;
Fungsi Ekonomi a.l. terdiri atas Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian, Pembangunan, Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara, Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta
Api, Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan, Pelaksanaan Preservasi dan
Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional;
Fungsi Lingkungan Hidup a.l. terdiri atas Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan
Sanitasi dan Persampahan, dan Pengelolaan Pertanahan Provinsi;
Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum a.l. terdiri atas Fasilitasi Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat,
Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
Fungsi Kesehatan a.l. terdiri atas Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan, Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan;
Fungsi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif a.l. terdiri atas Pemberdayaan Masyarakat di Destinasi Pariwisata, Peningkatan
Promosi Pariwisata Luar Negeri;
Fungsi Agama a.l. terdiri atas Pengelolaan Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Pengelolaan dan Pembinaan
Urusan Agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha;
Fungsi Pendidikan a.l. terdiri atas Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan SD, SMP, dan Peningkatan Penjaminan
Mutu Pendidikan;
Fungsi Perlindungan Sosial a.l. terdiri atas Jaminan Kesejahteraan Sosial (Bantuan Tunai Bersyarat/Program Keluarga
Harapan).
Subsidi Energi
Alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang menyediakan dan mendistribusikan BBM,
BBN,LPG tabung 3 kg, LGV, dan tenaga listrik sehingga harga jualnya terjangkau oleh masyarakat.
Subsidi Nonenergi
Alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang memproduksi dan/atau menjual barang dan/
atau jasa tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah selain produk energi.
Dana Perimbangan
merupakan dana yang bersumber dari pendapatan dalam APBN yang dialokasikan untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
48
INFORMASI
APBN 2016
GLOSSARY
SBN
meliputi surat utang negara (SUN) dan surat berharga syariah negara (SBSN)
49
INFORMASI
APBN 2016
dddddd
50
INFORMASI
APBN 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN
51