Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengerian Teori

Teori merupakan suatu set atau system pernyataan (a set of statement) yang
menjelaskan serangkaian hal ketidaksepakatannya terletak pada karakterristik pernyataan
tersebut.Ada tiga kelompok karakteristik utama system pernyataan. Pertama pernyataan
suatu teori bersifat memadukan (unifying statement) Kedua,pernyataan tersebut berisi
kaidah-kaidah umum (universal preposition). Ketiga, pernyataan bersifat meramalkan
(predictive statement). Kaplan (1964,hlm.295). Teori menjelaskan suatu kejadian.
Kejadian ini bias sangat luas atau sangat sempit. Suatu kejadian yang dijelaskan oleh
suatu teori menunjukkan suatu set yang universal. Set universal ini terbentuk oleh tiga
bagian. Bagian pertama,kejadian yang diketahui,yang dinyatakan sebagai fakta, hukum,
atau prinsip. Bagian kedua yang dinyatakan sebagai asumsi, proposisi, dan postulat.
Bagian ketiga adalah bagian dari set universal atau bagian dari keseluruhan yang belum
diketahui.

B. Pengertian Kurikulum
Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya “Curriculum

Planning” menyatakan Kurikulum adalah “Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi

belajar baik berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar sekolah”. 1

Selain itu, kurikulum dalam pandangan modern juga berarti pada methodology. Misalnya, Hilda

Taba dalam bukunyanya Curriculum Development, menuliskan Currikulum is, after all, a way of

preparing young people to participate as productive members of our culturer”. Artinya, kurikulum

adalah cara mempersiapkan manusia untuk berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dan

suatu budaya.2

C. Teori Pendidikan

1 http://mhadhicahyadi.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pengertian-dimensi-fungsi-dan.html

2 Harun Asrohah,Anas Amin Alamsyah, Pengembangan Kurikulum” (Surabaya: kopertaisIV Press,

2014) hlm.29

1
Boyles,(1959) menyatakan bahwa teori pendidikan di Amerika Serikat berada
dalam a state of suspended animation, penggambarannya masih tertangguhkan. Masih
memerlukan waktu yang cukup lama untuk menampilkan dengan jelas teori pendidikn
ini. Menurut Beaucham (1975,hlm.34),teori pendidikan akan atau dapat berkembang.
Tetapi perkembangnnya pertama-tama dimulai pada sub-subteorinya. Yang menjadi
subteori dari teori pendidikan adalah teori-teori dalam kurikulum
pengajaran,evaluasi,bimbingan-konseling, dan administrasi pendidikan. Hugh C. Black
dalam bukunya A Four-fold Classification of Education Theories(1966) mengemukakan
empat teori pendidikan, yaitu teori tradisional,teori progresif,teori hasil belajar, dan teori
proses belajar. Teori tradisional menekankan fungsi pendidikan sebagai pemelihara dan
penerus warisan budaya,teori progresif memandang pendidikan sebagai penggali potensi
anak-anak,dalam teori ini anak menempati kedudukan sentral dalam pendidikan. Teori
hasil belajar sesuai dengan namanya mengutamakan hasil,sedangkan teori proses belajar
mengutamakan proses belajar.
Enam teori pendidikan (menurut Brouner)

E. Teori Kurikulum

Konseep-konsep teori kurikulum yaitu sebagai suatu perangkatt pernyataan yang


memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya
penegasan hubungan antara unsure-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk
perkembangan, penggunaan dan evaluasi kurikulum. Bahan penyajian dari teori
kurikulum adalah hal-hal yang berkaitan dengan penetuan keputusan, penggunaan,
perencanaan, pengembangan, evaluasi kurikulum, dan lain-lain.

F. Konsep Kurikulum

Ada tiga konsep tentang kurikulum,kurikulum sebagai substansi, sebagai syistem dan
sebagai bidang studi.
Konsep pertama,kurikulum sebagai substansi,suatu kurikulum dipandang orang sebagai
suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat
tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada dokumen yang
berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan
evaluasi. Konsep kedua,adalah kurikulum sebagai suatu system, yaitu suatu system
kurikulum. System kurikulum merupakan bagian dari system persekolahan, system
pendidikan, bahkan system masyarakat. Suatu system kurikulum mencakup system
personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum,melaksanakan,
mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Konsep ketiga,kurikulumm sebagain sebagai
bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli
kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi
adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan system kurikulum. Mereka yang
mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum.

2
G. Perkembangan Kurikulum

Perkembangan kurikulum telah dimulai pada tahun 1890 dengan tulisan


Charless dan McMurry, tetapi secara definitive berawal dari hasil karya Frankin Babbit
tahun 1918. Bobbit sering dipandang sebagai ahli kurikulum Yng pertama, ia perintis
pengembangan praktek kurikulum. Menurut Bobbit teori kurikulum itu sederhana,yaitu
kehidupan manusia. Kehidupan manusia meskipun berbeda-beda pada dasarnya sama
terbentuk oleh sejumlah kecakapan pekerjaan. Pendidikan berupa mempersiapkan
kecakapan-kecakapan tersebut dengan teliti dan sempurna. Mulai tahun 1920, karena
pengaruh pendidikan progresif, berkembang gerakan pendidikan yang berpusat
pada anak(child centered). Teori kurikulum berubah dari yang menekankan pada
organisasi isi yang diarahkan pada kehidupan sebagai orang dewasa (Bobbit dan Charles)
kepaada kehidupan psikologis anak pada saat inii. Anak menjadi pusat perhatian
pendidikan. Perkembangan teori kurikulum selanjutnya di bawakan oleh Hollis Dasweel.
Dalam peranannya sebagai ketua divisi pengembang kurikulum di beberapa negara di
bagian Amerika Serikat. Ia mengembangkan kurikulum yang berpusat pada masyarakat
atau pekerjaan. Maka Caswell mengembangkan kurikulumyang bersifat interaktif. Dalam
pengembangan kurikulumnya, Caswell menekankan pada partisipasi guru-guru
berpartisipasi dalam menentukan kurikulum, menentukan stuktur organisasi dari
penysusun kurikulum, dalam merumuskan pengertian kurikulum,merumuskan tujuan,
memilih isi, menetukan kegiatan belajar, desain kurikulum,menilai hasil. Pada tahun 1947
di Univertas Chicago berlangsung diskusi besar pertama tentang kurikulum. Sebagai hasil
diskusi tersebut dirumuskan tiga tugas utama teori kurikulum:(1) mengidentifikasi
masalah-masalah penting yang muncul dalam pengembangan kurikulum dan konsep-
konsep yang mendasarinya,(2) menentukan hubungan antara masalah-masalah tersebut
dengan struktur yang mendukungnnya,(3) mencari atau meramalkan pendekatan-
pendekatan pada masa yang akan datang untuk memecahkan masalah tersebut. Ralph
W.Tylor (1949) mengemukakan empat pertanyaan pokok yang menjadi inti kajian
kurikulum:

1. Tujuan pendidikan yang manakah yang ingin dicapai oleh sekolah?


2. pengalaman pendidikan yang bagaimanakah yang harus disediakan untuk mencapai
tujuan tersebut?
3. bagaimana mengorganisasikan pengalaman pendidikan tersebut secara efektif?
4. bagaimana kita menentukan bahwa tujuan tersebut telah tercapai?

H. Sumber Pengembangan Kurikulum


Pengembang kurikulum pertama bertolak dari kehidupan dan pekerjaan
orang dewasa, karena sekolah mempersiapkan anak bagi kehidupan orang
dewasa,kurikulum terutama isi kurikulum diambil dari kehidupan orang dewasa. Dalam
pengembangan selanjutnya, sumber ini menjadi luas meliputi semua unsur kebudayaan.

3
Manusia adalah makhluk yang bebudaya, hidup dalam lingkungan budaya, dan turut
mrnciptakan budaya. Sumber lain penyusunan kurikulum adalah anak. Dalam pendidikan
atau pengajaran, yang belajar adalah anak. Pendidikan atau pengajaran bukan
memberikan sesuatu pada anak, melainkan menumbuhkan potensi-potensi yang telah ada
pada anak. Ada tiga pendekatan terhadap anak sebagai sumber kurikulum, yaitu
kebutuhan siswa, perkembangan siswa, dan minat siswa. Beberapa pengembang
kurikulum mendasarkan penentuan kurikulum pada pengalaman-pengalaman penyusunan
kurikulum yang lalu. Pengalaman pengembangan kurikulum yang lalu menjadi sumber
penyusunan kurikulum kemudian. Hal lain yang menjadi sumber penyusunan kurikulum
adalah nilai-nilai. Beauchamp menegaskan bahwa nilai dapat merupakan sumber
penemuan keputusan yang dinamis. Terakhir yang menjadi sumber penentuan kurikulum
adalah kekuasaan sosial-politik. Di Amerika Serikat pemegang kekuasaan social-politik
yang menentukan kebijaksanaan dalam kurikulum adalah board of education local yang
mewakili negara bagian. Di Indonesia, pemegang kekuasaan social-politik dalam
penentuan kurikulum adalah Mentri Pendidikan dan Kebudayaan yang dalam
pelaksanaannya dilimpahkan kepada Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah serta Dirjen
Pendidikan Tinggi bekerja sama dengan Balitbangdikdub.

I. Desain Kurikulum
Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta proses belajar yang
akan diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan pendidikan.
Dalam desain kurikulum akan tergambar unsure-unsur dan kurikulum, hubungan antara
satu unsure dengan unsure lainnya, prinsip-prinsip pengorganisasian, serta hal-hal yang
diperlukan dalam pelaksanaannya. Dalam desain kurikulum, ada dua dimensi penting,
yaitu: (1) substansi, unsure-unsur serta organisasi dari dokumen tertulis kurikulum,(2)
model pengorganisasian dan bagian-bagian kurikulum terutama organisasi dan proses
pengajaran. Ada dua hal yang perlu ditambahkan dalam desain kurikulum: Pertama,
ketentuan-ketentuan, tentang bagaimana penggunaan kurikulum serta bagaimana
mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan berdasarkan masukan dari
pengalaman, kedua, kurikulum itu dievaluasi, baik bentuk desainnya maupun system
pelaksanaannya.
Rekayasa kurikulum berkenaan dengan bagaimana proses memungkinkan
kurikulum disekolah, upaya-upaya yang perlu dilakukan para pengelola kurikulum agar
kurikulum dapat berfungsi sebaik-baiknya. Pengelola kurikulum disekolah terdiri dari:
para pengawas/penilik dan kepala sekolah sedangkan pada tingkat pusat adalah Kepala
Pusat Pengembangan Kurikulum Balitbang Dikbud dan para Kasubdit/Kepala Bagian
Kurikulum di Direktorat.

BAB III

4
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis mengemukakan dan memaparkan makalah ini penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
Empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis; (2)
psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan teknologi (Nana
Syaodih Sukmadinata, 1997).
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.
Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan. Demi tercapainya
tujuan-tujuan pendidikan.
Teori kurikulum adalah suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna
terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan
hubungan antara unsur-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk
perkembangan/penggunaan dan evaluasi kurikulum.
B. Saran
Bagi para Pendidik diharapkan dapat berperan aktif dalam mengembangkan
inovasi- inovasi kurikulum yang ada, agar kurikulum yang ada dapat berkembang,
sehingga tujuan dari misi kurikulum tersebut akan terwujud sebagaimana yang
diamanatkan dalam Tujuan Pendidikan Nasional.

DAFTAR PUSTAKA

5
Syarif, Hamid. Pengembangan Kurikulum. Surabaya: Bina Ilmu, 1996
Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum; teori & praktek. Yogyakarta: Ar Ruzz
Media, 2009
Deddiknas. 2003. Standar Kompetensi Bahan Kajian; Pelayanan Profesional
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang. 2006. Kurikulum yang
Disempurnakan. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.
Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikum; Teori dan Praktek.
Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.
Uyoh Sadulloh.1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media Iptek

Anda mungkin juga menyukai