Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH 

ILMU KEALAMAN DASAR 



OLEH :  

andreas ginting 

16202213 

 
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI 

JURUSAN TEKNIK MESIN 

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

2017 
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang
kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang Ilmu Alamiah Dasar dengan judul ” PENGENALAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM (SAINS)”.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena

itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah memberikan

dukungan dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal,

semoga semua ini bisa memberikan sedikit pembelajaran dan menuntun pada langkah yang

lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan

kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan

saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap agar

makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

medan,18 januari 2018


Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan tersusun secara


sistematis yang didasarkan pada penyelidikan dan interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa
atau gejala alam melalui metode dan sikap ilmiah. Ilmu ini terus berkembang, bertambah
luas, dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru,
menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi,
dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). Dalam perkembangannya, ternyata
banyak proses yang penjelasannya memerlukan bantuan dari dua atau lebih cabang ilmu yang
merupakan kombinasi dari cabang-cabang yang telah ada, seperti Kimia Fisika, Biokimia,
Biofisika, dan Geofisika.
Pembagian IPA dalam berbagai cabang tersebut sebenarnya untuk lebih mempermudah
mempelajari alam seisinya dari sudut pandang tertentu. Namun di luar dari pada itu, satu hal
yang pasti, yakni sasaran yang diselidiki, diuraikan, dan dibahas adalah satu, yaitu alam
semesta yang meliputi: asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses,
mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi
BAB I
PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN IPA

Menurut H.W FOLWER ipa adalah ilmu yang sistematis dan dapat dirumuskan
karena berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan terutama didasarkan atas
pengamat dan induksi
Menurut nokes ipa adalah oengetahuan teoritas yang di peroleh dengan suatu
metode khusus,cara ilmiah dikenal dengan metode ilmiah inilah merupaka dasar
metode yang di gunaka dalam ipa.kembangan IPA itu sendiri mulai berkembang sangat
lambat antara abad 15-16. Namum perkembangan IPA lebih pesat setelah adanya
konsep Copernicus yang kemudian diperkuat Galileo (konsep geosentris konsep
heliosentris), dikenal sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern (kebenaran
berdasarkan induksi). Di awal abad 20 perkembangan ipa khususnya bidang fisika
makin berkembang pesat setelah konsep fisika kuantum dan relativitas dan
bermunculan beberapa fisikawan yang terkenal seperti newton. Hal tersebut perlu di
rebisi dan penyesuaian dengan konsep ilmu pengetahuan ke ara pemikiran yang
modern.
Penggolongan IPA menjadi “klasik” dan “modern” sama sekali bukan berkaitan
dengan waktu maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada
konsepsi, yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena
alam.
Sejak di gunakan metode ilmiah di dalam pengertian.perkembangan metode yang
berkembang pusat printis –perintis IPA moderen

-GALILEO-GALILEI(1564-1692)
-ISYAC NEWTON(1642-127)
-ROBERT BOYLE(1676-1691)

Adapun langkah-langkah di dalam metode ilmiah


1,penentu masalah
2.perumusan langkah masala
3.penggunaan hipotesis
.
a. Zaman Kuno
Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari kemampuan
mengamati dan membeda-bedakan, serta dari hasil percobaan yang sifatnya spekulatif
atau ​trial and error​. Semua pengetahuan yang diperoleh diterima sebagaimana adanya,
belum ada usaha untuk mencari asal-usul dan sebab akibat dari segala sesuatu.
Pada saat manusia mulai memiliki kemampuan menulis membaca dan berhitung maka
pengetahuan yang terkumpul dicatat secara tertib dan berlangsung terus menerus. Misalnya
dari pengamatan dan pencatatan peredaran matahari, ahli astronomi Babilonia menetapkan
pembagian waktu, tahun dibagi dalam 12 bulan, minggu dibagi dalam 7 hari dan hari dalam
24 jam. Selanjutnya jam dibagi dalam 60 menit dan menit dalam 60 detik. Kemudian satuan
enam puluh ini juga digunakan untuk
pengukuran sudut, 60 detik sama dengan 1 menit, 60 menit sama dengan 1 derajat dan satu
lingkaran penuh sama dengan 360 derajat.
Demikian pula ahli Babilonia dapat meramalkan terjadinya gerhana matahari, tiap 18
tahun tambah 10 atau 11 hari. Ini terjadi kira-kira 3000 SM.
Pada tahun 2980-2950 SM telah dapat dibangun piramid di Mesir untuk menghormati
dewa agar tidak terjadi bahaya banjir di sungai Nil. Pembangunan piramid itu menunjukkan
bahwa pengetahuan teknik bangunan dan matematika khususnya geometri dan aritmatika
telah maju. Kurang lebih tahun 1.600 SM orang mesir telah menghitung keliling lingkaran
sama dengan tiga kali garis tengahnya sedang luas lingkaran sama dengan seperdua belas
kuadrat kelilingnya.

B. Zaman Yunani Kuno


Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada zaman Yunani,
disebabkan oleh kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia
tidak hanya menerima pengetahuan sebagaimana adanya tetapi secara spekulatif mencoba
mencari jawab tentang asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.

C. Zaman Pertengahan
Zaman Alkimia (abad 1-2)
Ahli alkimia menerima pendapat empat buah unsur dan bahkan menambahkan tiga
lagi, yaitu: air raksa, belerang dan garam. Disini pengertian usur lebih dimaksudkan sebagai
sifatnya daripada unsur itu
sendiri.
Air raksa = logam yang mudah menjadi uap.
Belerang = mudah terbakar dan memberi warna.
Garam = tak dapat terbakar dan bersifat tanah.

Beberapa cendekiawan Islam diantaranya :

​ ​Al Khowarisni (825)


Menyusun buku Aljabar dan Artimatika yang kemudian mendorong penggunaan sistim
desimal. Menurut catatan sejarah karya Al Khowarisni merupakan pengembangan dari karya
bangsa Hindu yang bernama Aryabhata (476) dan Brahmagupta (628). Kemudian Omar
Khayam (1043-1132) ahli matematika dan astronomi; Abu Ibnusina (atau Avicenna, 980-
1137) menulis buku tentang kedokteran.

Secara garis besar sumbangan bangsa Arab dalam pengembangan pengetahuan alam adalah:
1. Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani, mengembangkannya dan kemudian
menyebarkan ke Eropa dan selanjutnya dikembangkan di Eropa.
2. Mengembangkan metode eksperimen sehingga memperluas pengamatan dalam
lapangan kedokteran, obat-obatan, astronomi, kimia dan biologi.
3. Memantapkan penggunaan sistim penulisan bilangan dengan dasar sepuluh dan ditulis
dengan posisi letak, artinya nilai suatu angka terletak pada letaknya.
Contoh :
Bilangan 2132 = paling depan berarti dua ribuan, berturut-turut kebelakang, satu ratusan, tiga
puluhan dan dua satuan. Cabang matematika elementer yaitu aljabar diawali dan
dikembangkan bangsa Arab.

D. Zaman Modern, Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam


Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani sampai abad pertengahan sudah
banyak tetapi belum sistimatis dan belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Biasanya
pemikiran diwarnai cara berpikir filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah alat sempurna
dikembangkan metode eksperimen.

1. Roger Bacon (1214-1294)


Menyatakan bahwa pada hakekatnya ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang
berdasarkan kepada kenyataan yang disusun dan dibentuk dari pengalamnan, penyelidikan
dan percobaan. Matematika merupakan dasar untuk berpikir dan merupakan kunci untuk
mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan.

2.​ ​Leonardo da Vinci (1452-1519)


Pernah menyatakan bahwa: Percobaan tidak mungkin sesat, yang tersesat adalah
pandangan dan pertimbangan kita.

3.​ ​Francis Bacon (1561-1626)


Berpendapat bahwa cara berfikir induktif merupakan satu-satunya jalan untuk
mencapai kebenaran. Hanya percobaan dan penyelidikan yang menumbuhkan pengertian
terhadap keadaan alam. Mulai saat itu kegiatan eksperimen ditingkatkansehingga cara
memperoleh pengetahuan dilakukan dengan langkahlangkah:
1). Observasi dan pengumpulan data
2). Menyusun model atau ramalan generalisasi
3). Melakukan eksperimen untuk menguji ramalan atau generalisasi
sehingga diperoleh kesimpulan atau hukum yang lebih mantap.

4. Nicolas Copernicus (1473-1543)


Ahli astronomi, matematika dan pengobatan.
Karyanya adalah:
1). Matahari adalah pusat dari sitim tatasurya (heliosentrisme)
2). Bumi mengelilingi matahari sedangkan bulan mengelilingi bumi.

5.​ ​Johannes Keppler (1571-1630)


1. Orbit dari semua planet berbentuk elips.
2. Dalam waktu yang sama, maka garis penghubung antara planet dan matahari selalu
melintas bidang yang luasnya sama
3. Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi matahari
adalah sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu dengan matahari.

6. Galileo Galilei (1546-1642)


Antara lain menemukan 4 hukum gerak, penemuan tata bulan planet Jupiter,
mendukung heliosentrisme dari Copernicus dan hukum Keppler. Ia juga menyatakan bahwa
bulan tidak datar, penuh dengan gunung, planet Mercurius dan Venus tidak memancarkan
cahaya sendiri dan juga menemukan 4 buah bulan pada planet Jupiter. Penemuannya ini
didasarkan atas pengamatan dengan alat teropong bintangnya.

LAGKAH-LANGKAH OPERASIONAL METODE ILMIAH

Metode Ilmiah adalah cara atau prosedur dalam memperoleh pengetahuan secara
ilmiah. Syarat-syarat ilmu pengetahuan: obyektif, metodik, sistematik dan berlaku umum.
Dalam hal ini metode ilmiah menggabungkan cara berpikir induktif dan cara berpikir
deduktif dalam membangun tubuh pengetahuannya.
Ilmiah & Tidak Ilmiah
Penelitian Ilmiah ​ Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok
pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan
pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggi-rendahnya
mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:

● Kemampuan untuk meramalkan sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai
apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain
● Penelitian tidak ilmiah (Tidak Kemampuan memberikan pengertian yang jelas
tentang masalah yang diteliti
menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah) Mendapatkan pengetahuan dari
opini/pendapat orang merupakan pengetahuan yang tidak ilmiah karena belum tentu dapat di
pertanggungjawabkan atau dibuktikan.
​tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang cara
mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Objektif, artinya pengetahuan itu diperoleh sesuai dengan objeknya atau didukung
metodik fakta empiris atau dibuktikan dengan hasil pengindraan.
b. Metodik, artinya pengertian itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang
teratur dan terkontrol.
c. Sistematik, artinya pengertian itu disusun dalam suatu sistem dimana satu sama lain
saling berkaitan dan saling menjelaskan, sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang
utuh
d. Berlaku umum, artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh
seorang atau beberapa orang saja, akan tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang
sama akan memperoleh hasil yang konsisten.

Metode ilmiah menggabungkan cara berpikir deduktif dan cara berpikir induktif dalam
membangun tubuh dan pengetahuannya.

Cara berpikir deduktif adalah cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat
khusus dari pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan cara berpikir induktif terkait dengan
empirisme, dimana dibutuhkan fakta-fakta yang mendukung. Oleh karena itu, cara berpikir
induktif berdasarkan pada skriteria kebenaran korespondensi/teori korespondensi.

Dengan metode ilmiah pendekatan rasional digabungkan dengan pendekatan empiris.


Secara sederhana hal ini berarti semua teori ilmiah harus memenuhi 2 syarat utama, yaitu
sebagai berikut:

*Harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yan menunjukkan tidak terjadinya


kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan.
* Harus cocok dengan fakta-fakta empiris, sebab teori yang bagaimanapun konsistennya,
kalau tidak didukung oleh pengujian empiris maka tidak dapat diterima kebenarannya secara
ilmiah.

Kriteria Metode Ilmiah


Metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah. Maka metode tersebut
harus mempunyai kriteria berikut:

a.Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dar penelitian, baik yang dikumpulkan dan
dianalisis harus berdasarkan fakta-fakta yang ada.
b.Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan
subjektif.
c.Menggunakan hipotesis
Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat
deskripsinya saja. Akan tetapi, semua kejadian harus dicari sebab akibat dengan
menggunakan analisis yang tajam.
d.Menggunakan ukuran objektif
Hipotesis harus ada untuk mengonggokan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah jalan
tujuan yang ingin dicapai. Sehingga hasil yang diperoleh akan mengenai sasaran dengan
cepat.
e. Menggunakan teknik kuantitatif
Yang lazim harus digunakan, kecuali untuk atribut-atribut yang dapat
dikuantifikasikan.kuntitatif yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal,
ranking, rating.

Operasonalisme Metode Ilmiah

merupakan langkah-langkah atau tahapan-tahapan dalam kegiatan ilmiah yang dapat


dijadikan syarat/cara dalam metode ilmiah. Seluruh tahapan harus ditempuh agar suatu
penelaahan dapat disebut ilmiah. Metode ilmiah hanya dapat diterapkan pada ilmu IPA dan
IPS saja, dan tidak bisa diterapkan pada ilmu matematika dan sastra.

Adapun langkah-langkah operasional metode ilmiah tersebut adalah :

1. Perumusan masalah,
Yang dimaksud dengan masalah disini adalah merupakan pertanyaan apa, mengapa, atau
bagaimana tentang obyek yag diteliti. masalah itu harus jelas batas-batasnya serta dikenal
faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Penyusunan hipotesis,
Yang dimaksud hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan
jawaban untuk memecahkan masalah yangtelah ditetapkan.Dengan kata lain, hipotesis
merupakan dugaan sementara yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis
juga dapat dipandang sebagai jawaban semntara dari permasalahan yang harus diuji
kebenarannya.

3. Pengujian hipotesis,
Yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah
diajukan untuk memperlihatkan apakah tedapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis
tersebut atau tidak.

4. Penarikan kesimpulan,
Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisi dari fakta(data0 untuk
melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak) hipotesis itu dapat diterima
bila fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Hipotesis yang diterima
merupakan suatu pngetahuan yang kebenarannya telah diuji secra ilmiah, dan merupakn
bagian dari ilmu pngetahuan.

RUANG LINGKUP IPA

Ilmu Pengetahuan Alam atau juga sering disebut Kealaman Dasar merupakan Ilmu
Pengetahuan yang hanya mengkaji tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang
esensial tentang gejala-gejala alam semesta. Ilmu alamiah mempunyai relativitas artinya
kebenaran yang ditemukan oleh manusia pada suatu saat dapat disangkal (ditolak) atau
diubah dengan kebenaran yang baru. Teori yang tidak cocok lagi dengan hasil-hasil
pengamatan baru diganti dengan teori yang lebih memenuhi keperluan.

Ilmu pengetahuan pada hakekatnya adalah satu, pembagian atau pemisahan ilmu
kareadanya perkembangan ilmu dalam proses yang cukup lama, tetapi dalam perkembangan
lebih lanjut tampak adanya kecenderungan generalisasi dari beberapa cabang ilmu
pengetahuan itu bertemu lagi. Misalnya dalam mempelajari Biologi maka diperlukan dasar
yang kuat dari Fisika dan kimia.

Sasaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah semesta dengan segala isinya, misal Ilmu
Fisika memandang kesemuanya itu adalah materi dan energi. Yang dimaksud materi atau zat
adalah apa saja yang mempunyai massa dan menempati suatu ruang, baik berupa padat, cair
dan gas, sedang energi adalah sesuatu yang dapat memindahkan materi dari suatu tempat ke
tempat lain.

Alam Semesta Dan Tata Surya

1.Teori Terbentuknya Alam Semesta


Berbagai teori tentang terbentuknya alam semesta telah menjadi perdebatan para peneliti dari
zaman ke zaman. Beberapa yang akan disajikan merupakan teori yang masih dipercaya
hingga kini. Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos.
Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya
atom, elektron, sel, amuba dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang
mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet, galaksi.

Para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang
angkasa dan benda-benda langit yang ada di dalamnya. Manusia sebagai makhluk Tuhan
yang berakal budi dan sebagai penghuni alam semesta selalu tergoda oleh rasa ingin tahunya
untuk mencari penjelasan tentang makna dari hal-hal yang diamati.

2. Teori Terbentuknya Galaksi dan Tata Surya

Menurut Fowler, 12 ribu juta tahun yang lalu Galaksi kita ini tidaklah seperti dalam keadaan
seperti sekarang ini. la masih berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar sekali yang berada
di ruang angkasa. la bergerak perlahan mengadakan rotasi sehingga keseluruhannya
berbentuk bulat. Karena gaya beratnya maka ia mengadakan kontraksi. Massa bagian luar
banyak yang tertinggal; pada bagian yang berkisar lambat dan mempunyai berat jenis yang
besar terbentuklah bintang-bintang.

Gumpalan kabut yang telah menjadi bintang itupun secara perlahan mengadakan kontraksi.
Energi potensialnya mereka keluarkan dalam bentuk sinar dan panas radiasi dan
bintang-bintang itupun makin turun temperatur-nya. Setelah berpuluh ribu juta tahun ia
mempunyai bentuknya yang boleh dikatakan tetap seperti halnya matahari kita.

3. Sistem Tata Surya

Sembilan buah planet yang mengelilingi matahari pada hakikatnya merupakan dunia
tersendiri, dengan beberapa cm khas. Dilihat dari segi kemanusiaan, bumilah yang paling
khas, karena mampu mengemban kehidupan dan makhluk teknologi. Sampai saat ini diduga
tidak ada Homo Sapiens. Manusia Pemikir, di lingkungan planet lain (makhluk jenis lain)
mungkin saja hidup di planet Mars atau Venus, artinya dapat berkembang atau
bermetabolisme.
Teori yang mengemukakan asal dan pembentukan planet dalam hubungannya langsung
dengan kelahiran matahari. Proses pembentukan itu dapat terjadi sekaligus maupun
berurutan.

Teori yang mengemukakan kehadiran planet di sekeliling matahari baru terjadi setelah
matahari jadi bintang biasa (normal) dan mantap. Kedalam golongan ini termasuk aliran yang
mengatakan bahwa:

a) Materi pembentuk planet berasal dari terlemparnya matel matahari sendiri atau materi
bintang tersebut. Tumbukan di sini tidak perlu berarti tumbukan antara dua buah bintang
melainkan berarti matahari dan bintang tersebut hanya bersimpang jalan.

b.) Materi dasar pembentuk planet terkumpulkan dari materi antar bintang yang terseret oleh
matahari dalam perjalan an hidupnya mengelilingi pusat galaktika.

Asal Muasal Kehidupan di Bumi

1. Berbagai Pendapat Tentang Asal Mula Kehidupan:


Sebelum abad ke-17, para ahli menganggap bahwa makhluk hidup terjadi dengan sendirinya
dari makhluk tak hidup. Anggapan ini disebut teori generatio spontanea atau abiogenesis.
Pendapat ini begitu ekstrim, misalnya kecebong berasal dari lumpur, ulat berasal dari
bangkai, bahkan dari gandum dapat langsung jadi tikus hanya dalam waktu satu malam.
Dengan adanya renaissance, mulai timbul paham baru.

Francesco Redi (1626-1697), ahli Biologi dari Italia, dapat membuktikan bahwa ulat pada
bangkai berasal dari telur lalat, yang meletakkan telurnya dengan sengaja. Dari berbagai
percobaan, mendapatkan peristiwa yang serupa, ia mengemukakan pendapat bahwa
kehidupan berasal dari telur atau comne vivum ex ovo.

Lazzaro Spallanzani (1729-1799) juga ahli Biologi dari Italia, dengan eksperimen terhadap
kaldu membuktikan bahwa jasad renik yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu itu.
Bila kaldu ditutup rapat setelah mendidih, maka tak terjadi pembusukan. Ia mengambil
kesimpulan, bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup, atau omne ovum ex vivum.

Louis Pasteur (1822-1895) sarjana Perancis, melanjutkan teori Spallanzani, dengan


eksperimen berbagai jasad renik. Ia mendukungnya, meskipun banyak yang menentang.
Kemudian menarik kesimpulan bahwa harus ada kehidupan sebelumnya agar tumbuh
kehidupan baru atau omne vivum ex vivum. Timbullah teori biogenesis, sedangkan teori
abiogenesis rupa-rupanya telah terkalahkan. Akan tetapi asal mula kehidupan masih tetap jadi
pikiran para ilmuwan.

Sedemikian jauh hampir semua para ahli biologi sependapat bahwa pemula kehidupan
terjadi di bumi ini, tidak di luar bumi. Mereka menemukan makhluk hidup bersel satu sebagai
pemula kehidupan. Kemudian terjadi evolusi organik menjadi organisme bersel banyak,
Porifera-Coelenterata-Vermes-Echinodermata-Molusca Arthropoda-Vertebrata, dan Manusia
paling akhir. Oparin (1938) sarjana Rusia, mengemukakan hipotesis bahwa ada makhluk
peralihan dari makhluk tak hidup ke makhluk hidup.

Hipotesis ini berdasarkan penelitian ahli lain di bidang Ilmu Kimia. Kita telah
mengetahui bahwa tubuh organisme 99% terdiri dari senyawa Karbon, Hidrogen, Oksigen
dan Nitrogen. Seorang ahli kimia Harold Urey (1893) di Amerika Serikat, mengemukakan
pendapat bahwa atmosfer bumi suatu waktu pernah mengandung banyak CH4 (metana), NH3
(amonia), H2 (hidrogen), dan H2O (air) dalam bentuk gas. Zat tersebut sangat mungkin
bergabung membentuk ikatan organik, di mana kehidupan biasanya berlangsung. Pendapat
ini, kemudian terkenal dengan teori Urey.

Seorang murid Urey, bernama Stanley Miller (1953) berhasil membuat model alat
laboratorium yang sederhana untuk membuktikan teori Urey. Ke dalam alat itu ia masukkan
gas tersebut di atas, kemudian dibuat loncatan listrik bertegangan tinggi. Hasilnya sungguh
menakjubkan, setelah dianalisis ternyata diperoleh zat organik berupa: gula, purin, pyrimidin,
asam amino, dan senyawa lainnya. Zat itu merupakan komponen ikatan DNA (deoxyribo
nucleic acid) dan RNA(Ribose nucleic acid),yaitu protein inti, yang biasanya membentuk
virus.

Eksperimen tersebut mengingatkan kita bahwa sinar matahari menyebabkan


terjadinya muatan listrik di atmosfer. Bila muatan listrik besar akan menimbulkan loncatan
listrik, yang kita nama-kan petir, baik besar maupun kecil. Karena di alam bebas dapat terjadi
senyawa kimia seperti dalam eksperimen Stanley Miller dan tentunya juga menyokong teori
Urey.

Peristiwa petir terjadi jutaan kali setiap hari. Tentunya ikatan-ikatan kimia organik
tersebar di seluruh pelosok muka bumi. Para ahli kimia sepakat bahwa di alam selalu terdapat
kecenderungan penggabungan berbagai senyawa, sehingga makin kompleks struktur
molekulnya. Weisz (1961) melanjutkan hipotesis Operin, disertai bekal teori Urey yang telah
diuji kebenarannya oleh Milller.

Menurut Weisz, penggabungan senyawa kimia itu terus bergabung menjadi


molekul-molekul yang lebih besar dan kompleks. Salah satu ikatan yang banyak itu terbentuk
asam nuklein, yang terdiri dari gula-phosfat-purin-pyrimidin-asam amino. Rantai ini
cenderung untuk mengikat rnata rantai dari sekitarnya, sehingga terjadilah rantai dobel yang
setangkup. Kemudian rantai yang satu melepaskan did dari yang pertama dalam bentuk
duplikat Mulai dari sinilah, barangkali, terjadi loncatan tingkah laku kimiawi dari sifat tak
hidup ke sifat hidup.

Pada waktu rantai tadi mengikat materi yang sama, bolehlah kita sebut makan yang
pertama, bila ia disebut hidup. Pada waktu melepaskan duplikat, bolehlah kita namakan
reproduksi yang pertama, bila ia sebagai pemula kehidupan di bumi. Selanjutnya terjadilah
persaingan, maka rantai serupa itu perlu bergabung satu sama lain, membentuk rantai yang
lebih panjang dan lebih panjang lagi. Bila hipotesis ini dapat bertahan, maka terjawablah
salah satu missing link terbesar dalam evolusi organik.

Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup


Menurut suatu teori, organisme sekarang yang beraneka ragam macamnya adalah
hasil dari proses evolusi kehidupan. Yang dimaksud dengan evolusi kehidupan yaitu suatu
perubahan kehidupan menjadi bentuk kehidupan lainnya melalui suatu proses yang
perlahan-lahan dan mungkin memakan waktu ribuan bahkan jutaan tahun. Teori tersebut
menyatakan bahwa organisme yang mula-mula ada di dunia berupa organisme bersel tunggal,
dan organisme ini bersel dari agregasi molekul-molekul yang ada.

Yang menjadi persoalan kemudian adalah bagaimana mekanisme dasar sehingga


organisme bersel tunggal tersebut sekarang berkembang menjadi organisme bersel banyak.
Salah satu dugaan menyatakan bahwa biosfer yaitu suatu dunia kehidupan di bumi kita ini
merupakan sebuah sistem, sedang organisme yang merupakan komponennya menjadi suatu
subsistem.

Perkembangan yang lain yaitu adanya suatu kerja sama antara organisme sehingga
akan membentuk koloni. Dengan alasan yang sama pula terjadilah gejala perkembangan
menuju ke arah pembentukan organisme bersel banyak. Hal ini ditambah pula dengan
keharusan beradaptasi terhadap lingkungannya. Kemudian berkembanglah apa yang
dinamakan organisme bersel banyak yang seperti halnya organisme uniselular, organisme
multiselular ini berkembang menjadi beraneka ragam organisme lainnya.

Perbedaan Makhluk Hidup dengan Benda Mati


Makhluk hidup merupakan suatu substansi zat yang dapat menjalankan proses
kehidupan. Yang dimaksud dengan proses kehidupan atau ciri-ciri makhluk hidup antara lain
ialah:

a) Bergerak
b) Metabolisme
c) Mempertahankan jenisnya/hidupnya
d) Tanggap terhadap rangsang
PERKEMBANGAN PENGETAHUAN DARI MASA KE MASA

Sejarah adalah rekam jejak tentang semua rentetan peristiwa yang telah terjadi, yang
berfungsi sebagai pengungkap segala sesuatu sesuai dengan fakta yang ada tanpa adanya
distorsi sedikitpun, namun dalam kenyataannya ia hanya mengungkap sebagian rentetan
peristiwa tersebut dan tidak bisa lepas sepenuhnya dari rekayasa yang biasanya dilakukan
oleh penguasa politik. Realitas problemik semacam ini pernah terjadi, hal ini tidak bisa
dianggap sebagai persoalan remeh bahkan harus diluruskan, karena menyangkut dan
memengaruhi khazanah keilmuan generasi selanjutnya sebagai aktor sejarah berikutnya.
Apalagi sejarah yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah sejarah atau periodisasi tentang
perkembangan ilmu pengetahuan yang merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia.
Untuk itu, perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh serta tanggung jawab moral dan
akademik dalam pemaparan sejarah

Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara


tiba-tiba, melainkan melalui proses bertahap dan evolutif. Karenanya, untuk memahami
sejarah perkembangan ilmu pengetahuan harus melakukan pembagian atau klasifikasi secara
periodik. Dalam setiap periode sejarah pekembangan ilmu pengetahuan menampilkan ciri
khas tertentu. Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban
Yunani. Hal ini didukung oleh beberapa faktor, antara lain: mitologi bangsa Yunani,
kesusastraan Yunani, dan pengaruh ilmu pengetahuan pada waktu itu yang sudah sampai di
Timur .

Perkembangan ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman

1. A. Ilmu Pengetahuan Zaman Purba


Di dalam zaman purba secara garis besar ada dua masa yang tercatat, masa itu di antaranya :

● Zaman batu
Mencakup masa antara 4.000.000 tahun sebelum masehi sampai kira-kira 20.000/10.000
tahun sebelum masehi. Adapun bahan-bahan yang ditemukan pada zaman ini antara lain :
1. Alat-alat dari batu dan tulang.

2. Tulang-belulang hewan

3. Sisa-sisa beberapa tanaman.

4. Gambar dalam gua.

5. Tempat-tempat penguburan.`

6. Tulang belulang manusia purba.

Menurut beberapa penelitian secara mendalam, peninggalan-peninggalan diatas kecuali


gambar dan tempat penguburan merupakan kebudayaan, karena perbaikan bentuk
membuktikan bahwa makhluk tersebut jika dilihat dari sisi psikologis ada
kemampuan-kemampuan yang apabila diurutkan sebagai berikut :

a. Kemampuan mencetuskan konsep tentang alat.

b. Kemampuan menghayati dan mengalamiri

c. Kemampuan membedakan dan memilih.

d. Kemampuan untuk bergerak maju (progres).

Setelah beberapa ratus ribu tahun manusia purba menemukan alat-alat batu, maka disusul
menemukan api, dan perunggu dan besi. Dan akhirnya berhasil mendapatkan tanaman dan
ternak.

● Masa 15.000 – kurang lebih 600 tahun sebelum masehi


Pembatasan yang dilakukan tidaklah merupakan batasan yang tajam dan pasti, hal ini
dilakukan agar memudahkan dan sebagai acuan dasar pemikiran. Selain itu, peristiwa yang
dijelaskan disini hanyalah khusus peristiwa-peristiwa yang terjadi di lautan tengah, karena di
daerah ini sudah cukup banyak bahan yang terkumpul dan memperlihatkan bagian-bagian
yang cukup jelas dan juga daerah ini merupakan daerah yang berhubungan erat dengan
perkembangan ilmu pengetahuan modern.
Warisan pengetahuan berdasarkan empirik dan pelaksanaannya, mendasari kehidupan zaman
ini secara luas. Tetapi atas dasar yang luas tersebut, tumbuh soal-soal baru, yaitu kemampuan
menulis-membaca dan berhitung.

Dengan adanya kemampuan menulis, maka peristiwa dapat segera dicatat, sehingga
tingkat kesalahan dapat diperkecil sekecil mungkin. Maka, pengetahuan dapat mencapai
masyarakat yang lebih luas daripada yang dapat dijangkau oleh penyebaran dari mulut ke
mulut saja (​socialization of knowledge​). Hal ini mengakibatkan kemajuan yang dicapai dalam
jangka waktu kurang lebih 10.000 tahun ini besar sekali, jauh lebih pesat daripada yang
terjadi pada zaman batu, yang berlangsung selama kira-kira dua juta tahun. Sebagai buktinya,
pada zaman ini banyak muncul kerajaan besar seperti Mesir, Sumeria, Babylon, Niniveh,
India, Cina, dan sebagainya.
Kemampuan Berhitung. Timbulnya kemampuan ini melalui proses yang serupa dengan
kemampuan menulis.

Manusia zaman batu tidak meninggalkan bukti-bukti tentang kemampuan berhitung.


Namun, oleh karena mereka sudah mempunyai ternak, maka dimungkinkan perhitungan
terjadi tanpa menghitung 1-2-3-4 dan seterusnya. Secara teoritis mereka mungkin menempuh
cara yanng dalam metematika modern disebut sebagai ​mapping procces​ (​tallying​).
Kalau diringkaskan, maka zaman purba diiatndai oleh 5 kemampun, yaitu:

1. ​Know how​ dalam kehidupan sehari-hari


2. Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman. Pengalamna itu diterima sebagai fakta oleh
sikap ​receptive mind​, yang kalaupun ada keterangan tentang fakta tersebut, maka keterangan
itu bersikap mistis, magis, dan religius.
3. Kemampuan menemukan abjad dan natural number system berbagai jenis siklus, yang
kesemuanya berdasarkan proses abstraksi.
4. Kemampuan menulis, berhitung, dan menyusun kalender, yang kesemuanya
berdasarkan proses sintesa terhadap hasil abstraksi yang dilakukan.

5. Kemampuan meramalkan berdasarkan peristiwa-peristiwa fisis, misalnya seperti


gerhana bulan.

Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai permulaan zaman pra-sejarah dan zaman sejarah,
dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu lahir seiring dengan adanya manusia di muka bumi
hanya saja penamaan ilmu-ilmu itu biasanya muncul belakangan. Penekanan terhadap
kegunaan dan aplikasi cenderung lebih diutamakan daripada penamaannya.

B. Ilmu Pengetahuan Zaman Yunani Kuno

Yunani kuno sangat identik dengan filsafat. Ketika kata Yunani disebutkan, maka
yang terbesit di pikiran para peminat kajian keilmuan bisa dipastikan adalah filsafat. Padahal
filsafat dalam pengertian yang sederhana sudah ada jauh sebelum para filosof klasik Yunani
menekuni dan mengembangkannya. Filsafat di tangan mereka menjadi sesuatu yang sangat
berharga bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada generasi-generasi setelahnya.

Ia ibarat pembuka pintu-pintu aneka ragam disiplin ilmu yang pengaruhnya terasa
hingga sekarang. Sehingga wajar saja bila generasi-generasi setelahnya merasa berhutang
budi padanya, termasuk juga umat Islam pada abad pertengahan masehi bahkan hingga
sekarang. Tanpa mengkaji dan mengembangkan warisan filsafat Yunani rasanya sulit bagi
umat Islam kala itu merengkuh zaman keemasannya. Begitu juga orang Barat tanpa mengkaji
pengembangan filsafat Yunani yang dikembangkan oleh umat Islam rasanya sulit bagi
mereka membangun kembali peradaban mereka yang pernah mengalami masa-masa
kegelapan menjadi sangat maju dan mengungguli peradaban-peradaban besar lainnya seperti
sekarang ini.

Filosof alam pertama yang mengkaji tentang asal-usul alam adalah Thales (624-546
SM), setelah itu Anaximandros (610-540 SM), Heraklitos (540-480 SM), Parmenides
(515-440 SM), dan Phytagoras (580-500). Thales, yang dijuluki bapak filsafat, berpendapat
bahwa asal alam adalah air. Menurut Anaximandros substansi pertama itu bersifat kekal,
tidak terbatas, dan meliputi segalanya yang dinamakan apeiron, bukan air atau tanah.
Heraklitos melihat alam semesta selalu dalam keadaan berubah. Baginya yang mendasar
dalam alam semesta adalah bukan bahannya, melainkan aktor dan penyebabnya yaitu api.
Bertolak belakang dengan Heraklitos, Parmenides berpendapat bahwa realitas merupakan
keseluruhan yang bersatu, tidak bergerak dan tidak berubah. Phytagoras berpendapat bahwa
bilangan adalah unsur utama alam dan sekaligus menjadi ukuran. Unsur-unsur bilangan itu
adalah genap dan ganjil, terbatas dan tidak terbatas.

Jasa Phytagoras sangat besar dalam pengembangan ilmu, terutama ilmu pasti dan ilmu
alam. Ilmu yang dikembangkan kemudian hari sampai hari ini sangat bergantung pada
pendekatan matematika. Jadi setiap filosof mempunyai pandangan berbeda mengenai seluk
beluk alam semesta. Perbedaan pandangan bukan selalu berarti negatif, tetapi justeru
merupakan kekayaan khazanah keilmuan. Terbukti sebagian pandangan mereka mengilhami
generasi setelahnya.

Setelah mereka kemudian muncul beberapa filosof Sofis sebagai reaksi terhadap
ketidakpuasan mereka terhadap jawaban dari para filosof alam dan mengalihkan penelitian
mereka dari alam ke manusia. Bagi mereka, manusia adalah ukuran kebenaran sebagaimana
diungkapkan oleh Protagoras (481-411 SM), tokoh utama mereka. Pandangan ini merupakan
cikal bakal humanisme. Menurutnya, kebenaran bersifat subyektif dan relatif. Akibatnya,
tidak akan ada ukuran yang absolut dalam etika, metafisika, maupun agama. Bahkan dia tidak
menganggap teori matematika mempunyai kebenaran absolut. Selain Protagoras ada Gorgias
(483-375 SM). Menurutnya, penginderaan tidak dapat dipercaya. Ia adalah sumber ilusi. Akal
juga tidak mampu meyakinkan kita tentang alam semesta karena akal kita telah diperdaya
oleh dilema subyektifitas. Pengaruh positif gerakan kaum sofis cukup terasa karena mereka
membangkitkan semangat berfilsafat. Mereka tidak memberikan jawaban final tentang etika,
agama, dan metafisika.

Pandangan para filosof Sofis tersebut disanggah oleh para filosof setelahnya seperti
Socrates (470-399 SM), Plato (429-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM). Menurut
mereka, ada kebenaran obyektif yang bergantung kepada manusia. Socrates membuktikan
adanya kebenaran obyektif itu dengan menggunakan metode yang bersifat praktis dan
dijalankan melalui percakapan-percakapan. Menurutnya, kebenaran universal dapat
ditemukan. Bagi Plato, esensi mempunyai realitas yang ada di alam idea. Kebenaran umum
ada bukan dibuat-buat bahkan sudah ada di alam idea.

Filsafat Yunani klasik mengalami puncaknya di tangan Aristoteles. Dia adalah filosof
yang pertama kali membagi filsafat pada hal yang teoritis (logika, metafisika, dan fisika) dan
praktis (etika, ekonomi, dan politik). Pembagian ilmu inilah yang menjadi pedoman bagi
klasifikasi ilmu di kemudian hari. Dia dianggap sebagai bapak ilmu karena mampu
meletakkan dasar-dasar dan metode ilmiah secara sistematis. Karena demikian meresapnya
serta lamanya pengaruh ajaran-ajaran Plato dan Aristoteles, A.N. Whitehead memberikan
catatan bahwa segenap filsafat sesudah masa hidup keduanya sesungguhnya merupakan
usulan-usulan belaka terhadap ajaran-ajaran mereka. Pendapat Whitehead tidak seluruhnya
benar karena umat Islam, misalnya, selain mengembangkan filsafat mereka, mereka juga
melakukan inovasi di beberapa persoalan filsafat Yunani sehingga memiliki karakteristik
islami.

C. Abad Pertengahan
Akal pada abad Pertengahan ini benar-benar kalah. Hal ini kelihatan dengan jelas
pada filsafat Plotinus, Agustinus, Anselmus. Pada Aquinas penghargaan terhadap akal
muncul kembali dan karena itu filsafatnya banyak mendapat kritik. Dan abad Pertengahan ini
merupakan pembalasan terhadap dominasi akal yang hampir seratus persen pada zaman
Yunani sebelumnya, terutama pada zaman Sofis.

Pemasungan akal dengan jelas terlihat pada pemikiran Plotinus. Ia mengatakan bahwa Tuhan
(ia mewakili metafisika) bukan untuk dipahami, melainkan untuk dirasakan. Oleh karena itu,
tujuan filsafat (dan tujuan hidup secara umum) adalah beratu dengan Tuhan. Jadi, dalam
hidup ini, rasa itulah satu-satunya yang dituntut oleh kitab suci, pedoman hidup semua
manusia. Filsafat rasional dan sains tidak begitu penting; mempelajarinya merupakan usaha
yang sia-sia, karena Simplicius, salah seorang pengikut Plotinus, telah menutup sama sekali
ruang gerak rasional, iman telah menang mutlak. Karena iman harus mutlak, orang-orang
yang masih hidup juga menghidupkan filsafat (akal) harus dimusuhi.
Agustinus mengganti akal dengan iman; potensi manusia yang diakui pada zaman Yunani
diganti dengan kuasa Allah. Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu dipimpin oleh pendapat
bahwa kebenaran itu relative. Kebenaran itu mutlak yaitu ajaran agama.

Ciri khas dari pada filsafat Abad Pertengahan terletak pada suatu rumusan yang terkenal yang
dikemukakan oleh Saint Anselmus, yaitu ​credo ut intelligam​. Rumusan itu berarti iman lebih
dahulu, setelah itu mengerti. Imanlah lebih dahulu. Misalnya, bahwa dosa warisan itu ada,
setelah itu susunlah argument untuk memahaminya, mungkin juga untuk meneguhkan
keimanan itu.
Sifat ini berlawanan dengan sifat filsafat raional. Dalam filsafat rasional, pengertian itulah
yang didahulukan; setelah dimengerti, baru mungkin diterima dan kalau mau; diimani.
Mengikuti jalan pikiran inilah maka saya berkesimpulan bahwa jantung filsafat Abad
Pertengahan Kristen terletak pada ungkapan itu. Berdasarkan penalaran itu pula maka
menurut hemat saya, tokoh utama peletak kekuatan filsafat Abad Pertengahan adalah St.
Anselmus.

Abad Pertengahan melahirkan juga filosof yang terkemuka yaitu Thomas Aquinas. Dia
adalah salah satu diantara orang-orang yang berusaha membuat filsafat Aristoteles sesuai
dengan agama Kristen​[1]​. Kita anggap ia menciptakan perpaduan hebat antara iman dan ilmu
pengetahuan. Tekanan terhadap pemikiran rasional pada waktu ia hidup telah banyak
berkurang. Oleh karena itu ia berhasil mengumumkan filsafar rasionalnya. Yang terkenal
adalah beberapa pembuktian tentang adanya Tuhan yang masih dipelajari sampai sekarang.
Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada teolog di lapangan ilmu pengetahuan. Para
ilmuannya hampir semua adalah para teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan
aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa itu adalah​ancilla
theologia​ atau abdi agama.
Peradaban dunia Islam, terutama pada zaman Bani Umayyah telah menemukan suatu
cara pengamatan astronomi pada abad VII Masehi, dan pada abad VIII Masehi telah
mendirikan sekolah kedokteran dan astronomi. Pada zaman keemasan kebdayaan Islam telah
medirikan penerjemahan berbagai karya Yunani, serta menjadi pembuka jalan penggunaan
pecahan decimal dan berbagai konsep hitung lainnya.
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam.
Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :

● Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sehingga dapat


dikenal dunia Barat seperti sekarang ini.
● Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi,
ilmu kimia, ilmu bumi dan ilmu tumbuh-tumbuhan.
● Menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.
Perhubungan antara Timur dan Barat selama Perang Salib sangat penting untuk
perkembangan kebudayaan Eropa karena pada waktu ekspansi bangsa Arab telah mengambil
alih kebudayaan Byzantium, Persia dan Spanyol sehingga tingkat kebudayaan Islam jauh
lebih tinggi daripada kebudayaan Eropa.

D. Ilmu pengetahuan zaman Renaissance

Renaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang
mengandung arti bagi ​perkembangan ilmu​. Zaman yang menyaksikan dilancarkannya
tantangan gerakan reformasi terhadap keesaan dan supremasi Gereja Katolik Roma,
bersamaan dengan berkembangnya Humanisme. Zaman ini juga merupakan penyempurnaan
kesenian, keahlian, dan ilmu yang diwujudkan dalam diri jenius serba bisa, Leonardo da
Vinci. Penemuan percetakan (kira-kira 1440 M) dan ditemukannya benua baru (1492 M) oleh
Columbus memberikan dorongan lebih keras untuk meraih kemajuan ilmu. Kelahiran
kembali sastra di Inggris, Perancis dan Spanyol diwakili Shakespeare, Spencer, Rabelais, dan
Ronsard. Pada masa itu, ​seni​musik juga mengalami perkembangan. Adanya penemuan para
ahli perbintangan seperti Copernicus dan Galileo menjadi dasar bagi munculnya astronomi
modern yang merupakan titik balik dalam pemikiran ​ilmu​dan ​filsafat​.
Bacon adalah pemikir yang seolah-olah meloncat keluar dari zamannya dengan
melihat perintis filsafat ilmu. Ungkapan Bacon yang terkenal adalah Knowledge is
Power (Pengetahuan adalah kekuasaan). Ada tiga contoh yang dapat membuktikan
pernyataan ini, yaitu: mesin menghasilkan kemenangan dan perang modern, kompas
memungkinkan manusia mengarungi lautan, percetakan yang mempercepat penyebaran ilmu.
KEMAJUAN TEKNOLOGI ZAMAN SEKARANG

Teknologi & Perkembangannya

Perkembangan teknologi sekarang ini telah banyak menunjukkan kemajuan yang luar
biasa. Banyak hal dari sektor kehidupan yang telah menggunakan keberadaan dari teknologi
itu sendiri. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan
umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Demikian halnya dengan teknologi
komunikasi yang merupakan peralatan perangkat keras dalam struktur organisasi yang
mengandung nilai sosial yang memungkinkan individu untuk mengumpulkan, memproses
dan saling tukar informasi (menurut Rogers,1986). Keadaan yang demikian, dimana sebuah
teknologi mampu merubah sesuatu yang belum tentu dapat dilakukan menjadi sebuah
kenyataan. Misalnya, kalau dahulu orang tidak dapat berbicara dengan orang lain yang berada
di suatu tempat yang berjarak jauh, maka setelah adanya telepon orang dapat berbicara tanpa
batas dan jarak waktu.

Dari sinilah, semula dengan ditemukannya berbagai perangkat sederhana, mulai dari
telepon, yang berbasis analog, maju dan berkembang terus hingga muncul berbagai perangkat
elektronik lainnya. Hingga akhirnya teknologi ini berintegrasi satu dengan lainnya. Teknologi
komunikasi yang telah ada merupakan sebuah jawaban dari adanya perkembangan zaman.
Hal ini terjadi karena semakin berkembang maju sebuah peradaban manusia maka teknologi
pun akan terus mengalami perkembangan untuk menyelaraskan pola peradapan manusia itu
sendiri.

Untuk itu dalam makalah ini, penulis mencoba untuk membeberkan mengenai
Perkemmbangan Teknologi Komunikasi dalam Bidang Pendidikan dan segala hal yang
menyangkut di dalamnya.

1. Pengertian Teknologi Komunikasi dan Teknologi Informasi


Menurut Rogers,1986 teknologi merupakan peralatan perangkat keras dalam struktur
organisasi yang mengandung nilai sosial yang memungkinkan individu untuk
mengumpulkan, memproses dan saling tukar informasi (di kutip dari materi kuliah
Perkembangan Teknologi Komunikasi, Jamroji S.Sos: hal 1). Dapat dikatakan pula bahwa
teknologi komunikasi adalah sebuah penemuan baru dalam aspek kehidupan dimana setiap
individu dapat menggunakan, mengakses, dan memberikan segala hal informasi kepada orang
lain secara universal. Sedangkan menurut Ely, 1982 yang dimaksud dengan Teknologi
Informasi yaitu mencangkup sistem-sistem komunikasi seperti satelit siaran langsung, kabel
interaktif dua-arah, penyiaran bertenaga rendah 9low-power broadcasting), computer
(termasuk personal-computer dan computer genggam yang baru), dan televisi (termasuk
video disk dan video tape cassete), (dikutip dari Teknologi Komunikasi dalam Perspektif
Latar Belakang & Perkembangannya, Zulkarimein Nasution. 1989: hal 5). Antara teknologi
komunikasi dengan teknologi informasi itu sendiri sebenarnya saling terkait. akan tetapi tetap
ada sisi yang membedakan antara keduanya.

2. Perkembangan Teknologi Komunikasi

Saat ini kebutuhan akan teknologi, baik itu teknologi informasi maupun
telekomunikasi sangat tinggi dari mulai golongan menengah kebawah dan golongan
menengah ke atas. Semua individu sangat membutuhkan teknologi untuk mempercepat
perkembangan atau meningkatkan pembangunan baik pembangunan individu maupun
kelompok. Perkembangan teknologi yang saat ini sangat cepat adalah teknologi komunikasi,
yang menghadirkan beragam pilihan bentuk teknologi dan kecanggihannya.

Perkembangan komunikasi itu sendiri sebenarnya sejalan dengan kehidupan serta


keberadaan dari manusia itu sendiri. Ada empat titik penentu yang utama dalam sejarah
komunikasi manusia. Menurut Nordenstreng dan Varis (1973) adalah:

1. Perolehan (aquisition) bahasa yaitu pada saat yang sama dengan lahirnya manusia.
2. pengembangan seni tulisan berdampingan dengan komunikasi yang berdasarkan pada
bicara.3. reproduksi kata-kata tertulis (written words) dengan menggunakan alt pencetak,
sehingga memungkinkan terwujudnya komunikasi massa yang sebenarnya.
4. munculnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, Televisi, sampai
dengan satelit.

(dikutip dari Teknologi Komunikasi dalam Perspektif Latar Belakang & Perkembangannya,
Zulkarimein Nasution. 1989: hal 15). Sedangkan menurut Alvin Toffler terdapat tiga
peradaban dalam perkembangan dari teknologi itu sendiri yakni, zaman pertanian, zaman
industri dan yang terakhir zaman informasi (dikutip dari Teknologi Komunikasi dalam
Perspektif Latar Belakang & Perkembangannya, Zulkarimein Nasution.1989: hal 2).

Sebelumnya sekedar menengok kembali, bahwa sebenarnya teknologi komunikasi itu


sendiri telah muncul semenjak Zaman Pra-Sejarah. Dimana pada waktu itu orang sudah
mampu menggunakan bentuk komunikasi. Akan tetapi bentuknya, masih sangat sederhana.
Misalnya bentuk-bentuk sebatas gerakan alat tubuh, gambar-gambar sebagai bahasa,
bunyi-bunyian dari tulang dan sebagainya. Akan tetapi meskipun demikian, hal tersebut telah
dianggap sebagai sebuah bentuk komunikasi yang sesuai pada saat itu.

Perkembangan selanjutnya telah sedikit mengalami kemajuan yang selangkah lebih


baik lagi, misalnya bentuk komunikasi dalam huruf pictograf yang digunakan oleh bangsa
Sumeria, Hierogliph oleh bangsa Mesir Kuno. Pada masa itu kedua jenis huruf ini juga sering
digunakan ketika raja memberikan peraturan semacam tata tertib bagi masyarakatnya yang di
pasang di tengah-tengah kota dimana bentuknya seperti bangunan tugu, yang dikenal sebagai
UU berbentuk tugu peringatan.

Kemajuan dari teknologi komunikasi dirasakan lebih baik lagi setelah ditemukannya
kertas oleh Bangsa Cina yang terbuat dari serat daun Papyrus. Perkembangan ini bahkan
sampai sekarang ini masih digunakan dan sangat dirasakan manfaatnya bagi umat manusia.
Misalnya kertas digunakan dalam mencetak koran atau surat kabar, majalah, buku dan lain
sebagainya.

Selanjutnya semakin berkembangnya pengetahuan manusia, maka teknologi


komunikasi semakin menjadi lebih baik. Berawal dengan ditemukannya mesin uap oleh
James Watt yang merupakan terbukanya masa Revolusi Industri, menimbulkan berbagai
dampak yang memicu munculnya teknologi-teknologi lain. Satu langkah yang merupakan
sungguh luar biasa, dimana penemuan satu hal menyebabkan munculnya berbagai hal lain.
Penemuan telepon yang ditemukan pada tahun 1876, merupakan perkembangan teknologi
komunikasi dengan menggunakan penerapan konsep analog. Hal tersebut berlangsung sampai
sekitar tahun 1960-an. Dan setelah itu baru mengarah pada konsep digital. Kemudian
perkembangan selanjutnya yakni ditemukannya faximile yang merupakan pemanfaatan
komunikasi dengan memeberikan data yang mampu dilewatkan melalui media telepon.
Demikian halnya dengan perkembangan komputer. Komputer pertama yang diperkenalkan
adalah ENIAC II. Digunakan pada tahun 1946, setelah perang dunia kedua. Komputer ini
merupakan sebuah rangkaian elektronika lampu tabung yang mempunyai berat sebesar 20
ton. Dengan adanya komputer inilah awal dari teknologi komunikasi dalam konteks digital
kemudian berkembang dengan pesat. Era digital itu sendiri terjadi setelah satelit ditemukan
dan di aktifkan.berbagai macam penemuan yang telah ada sedikit banyak mengubah corak
kehidupan dari masyarakat itu sendiri.

Perkembangan Teknologi Komunikasi

Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti yang kurang
lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan
telematics sebagai telecommunication + informatics (telekomunikasi + informatika)
meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi
dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk
dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang
pendidikan. Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang
rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi
pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak
terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah
bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory,
e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit
dimaknai berdasar teknologi elektronika digital. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di
Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran
radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi
ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari
kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses
pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah
tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau
fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan
menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak)
memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan
televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi
tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet
memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed).
Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron
dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu
tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan
menggunakan teknologi Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang
terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain
yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan
TIK saat ini.

Anda mungkin juga menyukai