I
S
U
S
U
N
OLEH :
andreas ginting
16202213
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang
kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang Ilmu Alamiah Dasar dengan judul ” PENGENALAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM (SAINS)”.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah memberikan
dukungan dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal,
semoga semua ini bisa memberikan sedikit pembelajaran dan menuntun pada langkah yang
lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap agar
Menurut H.W FOLWER ipa adalah ilmu yang sistematis dan dapat dirumuskan
karena berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan terutama didasarkan atas
pengamat dan induksi
Menurut nokes ipa adalah oengetahuan teoritas yang di peroleh dengan suatu
metode khusus,cara ilmiah dikenal dengan metode ilmiah inilah merupaka dasar
metode yang di gunaka dalam ipa.kembangan IPA itu sendiri mulai berkembang sangat
lambat antara abad 15-16. Namum perkembangan IPA lebih pesat setelah adanya
konsep Copernicus yang kemudian diperkuat Galileo (konsep geosentris konsep
heliosentris), dikenal sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern (kebenaran
berdasarkan induksi). Di awal abad 20 perkembangan ipa khususnya bidang fisika
makin berkembang pesat setelah konsep fisika kuantum dan relativitas dan
bermunculan beberapa fisikawan yang terkenal seperti newton. Hal tersebut perlu di
rebisi dan penyesuaian dengan konsep ilmu pengetahuan ke ara pemikiran yang
modern.
Penggolongan IPA menjadi “klasik” dan “modern” sama sekali bukan berkaitan
dengan waktu maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada
konsepsi, yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena
alam.
Sejak di gunakan metode ilmiah di dalam pengertian.perkembangan metode yang
berkembang pusat printis –perintis IPA moderen
-GALILEO-GALILEI(1564-1692)
-ISYAC NEWTON(1642-127)
-ROBERT BOYLE(1676-1691)
C. Zaman Pertengahan
Zaman Alkimia (abad 1-2)
Ahli alkimia menerima pendapat empat buah unsur dan bahkan menambahkan tiga
lagi, yaitu: air raksa, belerang dan garam. Disini pengertian usur lebih dimaksudkan sebagai
sifatnya daripada unsur itu
sendiri.
Air raksa = logam yang mudah menjadi uap.
Belerang = mudah terbakar dan memberi warna.
Garam = tak dapat terbakar dan bersifat tanah.
Secara garis besar sumbangan bangsa Arab dalam pengembangan pengetahuan alam adalah:
1. Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani, mengembangkannya dan kemudian
menyebarkan ke Eropa dan selanjutnya dikembangkan di Eropa.
2. Mengembangkan metode eksperimen sehingga memperluas pengamatan dalam
lapangan kedokteran, obat-obatan, astronomi, kimia dan biologi.
3. Memantapkan penggunaan sistim penulisan bilangan dengan dasar sepuluh dan ditulis
dengan posisi letak, artinya nilai suatu angka terletak pada letaknya.
Contoh :
Bilangan 2132 = paling depan berarti dua ribuan, berturut-turut kebelakang, satu ratusan, tiga
puluhan dan dua satuan. Cabang matematika elementer yaitu aljabar diawali dan
dikembangkan bangsa Arab.
Metode Ilmiah adalah cara atau prosedur dalam memperoleh pengetahuan secara
ilmiah. Syarat-syarat ilmu pengetahuan: obyektif, metodik, sistematik dan berlaku umum.
Dalam hal ini metode ilmiah menggabungkan cara berpikir induktif dan cara berpikir
deduktif dalam membangun tubuh pengetahuannya.
Ilmiah & Tidak Ilmiah
Penelitian Ilmiah Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok
pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan
pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggi-rendahnya
mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
● Kemampuan untuk meramalkan sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai
apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain
● Penelitian tidak ilmiah (Tidak Kemampuan memberikan pengertian yang jelas
tentang masalah yang diteliti
menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah) Mendapatkan pengetahuan dari
opini/pendapat orang merupakan pengetahuan yang tidak ilmiah karena belum tentu dapat di
pertanggungjawabkan atau dibuktikan.
tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang cara
mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Objektif, artinya pengetahuan itu diperoleh sesuai dengan objeknya atau didukung
metodik fakta empiris atau dibuktikan dengan hasil pengindraan.
b. Metodik, artinya pengertian itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang
teratur dan terkontrol.
c. Sistematik, artinya pengertian itu disusun dalam suatu sistem dimana satu sama lain
saling berkaitan dan saling menjelaskan, sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang
utuh
d. Berlaku umum, artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh
seorang atau beberapa orang saja, akan tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang
sama akan memperoleh hasil yang konsisten.
Metode ilmiah menggabungkan cara berpikir deduktif dan cara berpikir induktif dalam
membangun tubuh dan pengetahuannya.
Cara berpikir deduktif adalah cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat
khusus dari pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan cara berpikir induktif terkait dengan
empirisme, dimana dibutuhkan fakta-fakta yang mendukung. Oleh karena itu, cara berpikir
induktif berdasarkan pada skriteria kebenaran korespondensi/teori korespondensi.
a.Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dar penelitian, baik yang dikumpulkan dan
dianalisis harus berdasarkan fakta-fakta yang ada.
b.Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan
subjektif.
c.Menggunakan hipotesis
Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat
deskripsinya saja. Akan tetapi, semua kejadian harus dicari sebab akibat dengan
menggunakan analisis yang tajam.
d.Menggunakan ukuran objektif
Hipotesis harus ada untuk mengonggokan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah jalan
tujuan yang ingin dicapai. Sehingga hasil yang diperoleh akan mengenai sasaran dengan
cepat.
e. Menggunakan teknik kuantitatif
Yang lazim harus digunakan, kecuali untuk atribut-atribut yang dapat
dikuantifikasikan.kuntitatif yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal,
ranking, rating.
1. Perumusan masalah,
Yang dimaksud dengan masalah disini adalah merupakan pertanyaan apa, mengapa, atau
bagaimana tentang obyek yag diteliti. masalah itu harus jelas batas-batasnya serta dikenal
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Penyusunan hipotesis,
Yang dimaksud hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan
jawaban untuk memecahkan masalah yangtelah ditetapkan.Dengan kata lain, hipotesis
merupakan dugaan sementara yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis
juga dapat dipandang sebagai jawaban semntara dari permasalahan yang harus diuji
kebenarannya.
3. Pengujian hipotesis,
Yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah
diajukan untuk memperlihatkan apakah tedapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis
tersebut atau tidak.
4. Penarikan kesimpulan,
Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisi dari fakta(data0 untuk
melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak) hipotesis itu dapat diterima
bila fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Hipotesis yang diterima
merupakan suatu pngetahuan yang kebenarannya telah diuji secra ilmiah, dan merupakn
bagian dari ilmu pngetahuan.
Ilmu Pengetahuan Alam atau juga sering disebut Kealaman Dasar merupakan Ilmu
Pengetahuan yang hanya mengkaji tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang
esensial tentang gejala-gejala alam semesta. Ilmu alamiah mempunyai relativitas artinya
kebenaran yang ditemukan oleh manusia pada suatu saat dapat disangkal (ditolak) atau
diubah dengan kebenaran yang baru. Teori yang tidak cocok lagi dengan hasil-hasil
pengamatan baru diganti dengan teori yang lebih memenuhi keperluan.
Ilmu pengetahuan pada hakekatnya adalah satu, pembagian atau pemisahan ilmu
kareadanya perkembangan ilmu dalam proses yang cukup lama, tetapi dalam perkembangan
lebih lanjut tampak adanya kecenderungan generalisasi dari beberapa cabang ilmu
pengetahuan itu bertemu lagi. Misalnya dalam mempelajari Biologi maka diperlukan dasar
yang kuat dari Fisika dan kimia.
Sasaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah semesta dengan segala isinya, misal Ilmu
Fisika memandang kesemuanya itu adalah materi dan energi. Yang dimaksud materi atau zat
adalah apa saja yang mempunyai massa dan menempati suatu ruang, baik berupa padat, cair
dan gas, sedang energi adalah sesuatu yang dapat memindahkan materi dari suatu tempat ke
tempat lain.
Para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang
angkasa dan benda-benda langit yang ada di dalamnya. Manusia sebagai makhluk Tuhan
yang berakal budi dan sebagai penghuni alam semesta selalu tergoda oleh rasa ingin tahunya
untuk mencari penjelasan tentang makna dari hal-hal yang diamati.
Menurut Fowler, 12 ribu juta tahun yang lalu Galaksi kita ini tidaklah seperti dalam keadaan
seperti sekarang ini. la masih berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar sekali yang berada
di ruang angkasa. la bergerak perlahan mengadakan rotasi sehingga keseluruhannya
berbentuk bulat. Karena gaya beratnya maka ia mengadakan kontraksi. Massa bagian luar
banyak yang tertinggal; pada bagian yang berkisar lambat dan mempunyai berat jenis yang
besar terbentuklah bintang-bintang.
Gumpalan kabut yang telah menjadi bintang itupun secara perlahan mengadakan kontraksi.
Energi potensialnya mereka keluarkan dalam bentuk sinar dan panas radiasi dan
bintang-bintang itupun makin turun temperatur-nya. Setelah berpuluh ribu juta tahun ia
mempunyai bentuknya yang boleh dikatakan tetap seperti halnya matahari kita.
Sembilan buah planet yang mengelilingi matahari pada hakikatnya merupakan dunia
tersendiri, dengan beberapa cm khas. Dilihat dari segi kemanusiaan, bumilah yang paling
khas, karena mampu mengemban kehidupan dan makhluk teknologi. Sampai saat ini diduga
tidak ada Homo Sapiens. Manusia Pemikir, di lingkungan planet lain (makhluk jenis lain)
mungkin saja hidup di planet Mars atau Venus, artinya dapat berkembang atau
bermetabolisme.
Teori yang mengemukakan asal dan pembentukan planet dalam hubungannya langsung
dengan kelahiran matahari. Proses pembentukan itu dapat terjadi sekaligus maupun
berurutan.
Teori yang mengemukakan kehadiran planet di sekeliling matahari baru terjadi setelah
matahari jadi bintang biasa (normal) dan mantap. Kedalam golongan ini termasuk aliran yang
mengatakan bahwa:
a) Materi pembentuk planet berasal dari terlemparnya matel matahari sendiri atau materi
bintang tersebut. Tumbukan di sini tidak perlu berarti tumbukan antara dua buah bintang
melainkan berarti matahari dan bintang tersebut hanya bersimpang jalan.
b.) Materi dasar pembentuk planet terkumpulkan dari materi antar bintang yang terseret oleh
matahari dalam perjalan an hidupnya mengelilingi pusat galaktika.
Francesco Redi (1626-1697), ahli Biologi dari Italia, dapat membuktikan bahwa ulat pada
bangkai berasal dari telur lalat, yang meletakkan telurnya dengan sengaja. Dari berbagai
percobaan, mendapatkan peristiwa yang serupa, ia mengemukakan pendapat bahwa
kehidupan berasal dari telur atau comne vivum ex ovo.
Lazzaro Spallanzani (1729-1799) juga ahli Biologi dari Italia, dengan eksperimen terhadap
kaldu membuktikan bahwa jasad renik yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu itu.
Bila kaldu ditutup rapat setelah mendidih, maka tak terjadi pembusukan. Ia mengambil
kesimpulan, bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup, atau omne ovum ex vivum.
Sedemikian jauh hampir semua para ahli biologi sependapat bahwa pemula kehidupan
terjadi di bumi ini, tidak di luar bumi. Mereka menemukan makhluk hidup bersel satu sebagai
pemula kehidupan. Kemudian terjadi evolusi organik menjadi organisme bersel banyak,
Porifera-Coelenterata-Vermes-Echinodermata-Molusca Arthropoda-Vertebrata, dan Manusia
paling akhir. Oparin (1938) sarjana Rusia, mengemukakan hipotesis bahwa ada makhluk
peralihan dari makhluk tak hidup ke makhluk hidup.
Hipotesis ini berdasarkan penelitian ahli lain di bidang Ilmu Kimia. Kita telah
mengetahui bahwa tubuh organisme 99% terdiri dari senyawa Karbon, Hidrogen, Oksigen
dan Nitrogen. Seorang ahli kimia Harold Urey (1893) di Amerika Serikat, mengemukakan
pendapat bahwa atmosfer bumi suatu waktu pernah mengandung banyak CH4 (metana), NH3
(amonia), H2 (hidrogen), dan H2O (air) dalam bentuk gas. Zat tersebut sangat mungkin
bergabung membentuk ikatan organik, di mana kehidupan biasanya berlangsung. Pendapat
ini, kemudian terkenal dengan teori Urey.
Seorang murid Urey, bernama Stanley Miller (1953) berhasil membuat model alat
laboratorium yang sederhana untuk membuktikan teori Urey. Ke dalam alat itu ia masukkan
gas tersebut di atas, kemudian dibuat loncatan listrik bertegangan tinggi. Hasilnya sungguh
menakjubkan, setelah dianalisis ternyata diperoleh zat organik berupa: gula, purin, pyrimidin,
asam amino, dan senyawa lainnya. Zat itu merupakan komponen ikatan DNA (deoxyribo
nucleic acid) dan RNA(Ribose nucleic acid),yaitu protein inti, yang biasanya membentuk
virus.
Peristiwa petir terjadi jutaan kali setiap hari. Tentunya ikatan-ikatan kimia organik
tersebar di seluruh pelosok muka bumi. Para ahli kimia sepakat bahwa di alam selalu terdapat
kecenderungan penggabungan berbagai senyawa, sehingga makin kompleks struktur
molekulnya. Weisz (1961) melanjutkan hipotesis Operin, disertai bekal teori Urey yang telah
diuji kebenarannya oleh Milller.
Pada waktu rantai tadi mengikat materi yang sama, bolehlah kita sebut makan yang
pertama, bila ia disebut hidup. Pada waktu melepaskan duplikat, bolehlah kita namakan
reproduksi yang pertama, bila ia sebagai pemula kehidupan di bumi. Selanjutnya terjadilah
persaingan, maka rantai serupa itu perlu bergabung satu sama lain, membentuk rantai yang
lebih panjang dan lebih panjang lagi. Bila hipotesis ini dapat bertahan, maka terjawablah
salah satu missing link terbesar dalam evolusi organik.
Perkembangan yang lain yaitu adanya suatu kerja sama antara organisme sehingga
akan membentuk koloni. Dengan alasan yang sama pula terjadilah gejala perkembangan
menuju ke arah pembentukan organisme bersel banyak. Hal ini ditambah pula dengan
keharusan beradaptasi terhadap lingkungannya. Kemudian berkembanglah apa yang
dinamakan organisme bersel banyak yang seperti halnya organisme uniselular, organisme
multiselular ini berkembang menjadi beraneka ragam organisme lainnya.
a) Bergerak
b) Metabolisme
c) Mempertahankan jenisnya/hidupnya
d) Tanggap terhadap rangsang
PERKEMBANGAN PENGETAHUAN DARI MASA KE MASA
Sejarah adalah rekam jejak tentang semua rentetan peristiwa yang telah terjadi, yang
berfungsi sebagai pengungkap segala sesuatu sesuai dengan fakta yang ada tanpa adanya
distorsi sedikitpun, namun dalam kenyataannya ia hanya mengungkap sebagian rentetan
peristiwa tersebut dan tidak bisa lepas sepenuhnya dari rekayasa yang biasanya dilakukan
oleh penguasa politik. Realitas problemik semacam ini pernah terjadi, hal ini tidak bisa
dianggap sebagai persoalan remeh bahkan harus diluruskan, karena menyangkut dan
memengaruhi khazanah keilmuan generasi selanjutnya sebagai aktor sejarah berikutnya.
Apalagi sejarah yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah sejarah atau periodisasi tentang
perkembangan ilmu pengetahuan yang merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia.
Untuk itu, perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh serta tanggung jawab moral dan
akademik dalam pemaparan sejarah
● Zaman batu
Mencakup masa antara 4.000.000 tahun sebelum masehi sampai kira-kira 20.000/10.000
tahun sebelum masehi. Adapun bahan-bahan yang ditemukan pada zaman ini antara lain :
1. Alat-alat dari batu dan tulang.
2. Tulang-belulang hewan
5. Tempat-tempat penguburan.`
Setelah beberapa ratus ribu tahun manusia purba menemukan alat-alat batu, maka disusul
menemukan api, dan perunggu dan besi. Dan akhirnya berhasil mendapatkan tanaman dan
ternak.
Dengan adanya kemampuan menulis, maka peristiwa dapat segera dicatat, sehingga
tingkat kesalahan dapat diperkecil sekecil mungkin. Maka, pengetahuan dapat mencapai
masyarakat yang lebih luas daripada yang dapat dijangkau oleh penyebaran dari mulut ke
mulut saja (socialization of knowledge). Hal ini mengakibatkan kemajuan yang dicapai dalam
jangka waktu kurang lebih 10.000 tahun ini besar sekali, jauh lebih pesat daripada yang
terjadi pada zaman batu, yang berlangsung selama kira-kira dua juta tahun. Sebagai buktinya,
pada zaman ini banyak muncul kerajaan besar seperti Mesir, Sumeria, Babylon, Niniveh,
India, Cina, dan sebagainya.
Kemampuan Berhitung. Timbulnya kemampuan ini melalui proses yang serupa dengan
kemampuan menulis.
Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai permulaan zaman pra-sejarah dan zaman sejarah,
dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu lahir seiring dengan adanya manusia di muka bumi
hanya saja penamaan ilmu-ilmu itu biasanya muncul belakangan. Penekanan terhadap
kegunaan dan aplikasi cenderung lebih diutamakan daripada penamaannya.
Yunani kuno sangat identik dengan filsafat. Ketika kata Yunani disebutkan, maka
yang terbesit di pikiran para peminat kajian keilmuan bisa dipastikan adalah filsafat. Padahal
filsafat dalam pengertian yang sederhana sudah ada jauh sebelum para filosof klasik Yunani
menekuni dan mengembangkannya. Filsafat di tangan mereka menjadi sesuatu yang sangat
berharga bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada generasi-generasi setelahnya.
Ia ibarat pembuka pintu-pintu aneka ragam disiplin ilmu yang pengaruhnya terasa
hingga sekarang. Sehingga wajar saja bila generasi-generasi setelahnya merasa berhutang
budi padanya, termasuk juga umat Islam pada abad pertengahan masehi bahkan hingga
sekarang. Tanpa mengkaji dan mengembangkan warisan filsafat Yunani rasanya sulit bagi
umat Islam kala itu merengkuh zaman keemasannya. Begitu juga orang Barat tanpa mengkaji
pengembangan filsafat Yunani yang dikembangkan oleh umat Islam rasanya sulit bagi
mereka membangun kembali peradaban mereka yang pernah mengalami masa-masa
kegelapan menjadi sangat maju dan mengungguli peradaban-peradaban besar lainnya seperti
sekarang ini.
Filosof alam pertama yang mengkaji tentang asal-usul alam adalah Thales (624-546
SM), setelah itu Anaximandros (610-540 SM), Heraklitos (540-480 SM), Parmenides
(515-440 SM), dan Phytagoras (580-500). Thales, yang dijuluki bapak filsafat, berpendapat
bahwa asal alam adalah air. Menurut Anaximandros substansi pertama itu bersifat kekal,
tidak terbatas, dan meliputi segalanya yang dinamakan apeiron, bukan air atau tanah.
Heraklitos melihat alam semesta selalu dalam keadaan berubah. Baginya yang mendasar
dalam alam semesta adalah bukan bahannya, melainkan aktor dan penyebabnya yaitu api.
Bertolak belakang dengan Heraklitos, Parmenides berpendapat bahwa realitas merupakan
keseluruhan yang bersatu, tidak bergerak dan tidak berubah. Phytagoras berpendapat bahwa
bilangan adalah unsur utama alam dan sekaligus menjadi ukuran. Unsur-unsur bilangan itu
adalah genap dan ganjil, terbatas dan tidak terbatas.
Jasa Phytagoras sangat besar dalam pengembangan ilmu, terutama ilmu pasti dan ilmu
alam. Ilmu yang dikembangkan kemudian hari sampai hari ini sangat bergantung pada
pendekatan matematika. Jadi setiap filosof mempunyai pandangan berbeda mengenai seluk
beluk alam semesta. Perbedaan pandangan bukan selalu berarti negatif, tetapi justeru
merupakan kekayaan khazanah keilmuan. Terbukti sebagian pandangan mereka mengilhami
generasi setelahnya.
Setelah mereka kemudian muncul beberapa filosof Sofis sebagai reaksi terhadap
ketidakpuasan mereka terhadap jawaban dari para filosof alam dan mengalihkan penelitian
mereka dari alam ke manusia. Bagi mereka, manusia adalah ukuran kebenaran sebagaimana
diungkapkan oleh Protagoras (481-411 SM), tokoh utama mereka. Pandangan ini merupakan
cikal bakal humanisme. Menurutnya, kebenaran bersifat subyektif dan relatif. Akibatnya,
tidak akan ada ukuran yang absolut dalam etika, metafisika, maupun agama. Bahkan dia tidak
menganggap teori matematika mempunyai kebenaran absolut. Selain Protagoras ada Gorgias
(483-375 SM). Menurutnya, penginderaan tidak dapat dipercaya. Ia adalah sumber ilusi. Akal
juga tidak mampu meyakinkan kita tentang alam semesta karena akal kita telah diperdaya
oleh dilema subyektifitas. Pengaruh positif gerakan kaum sofis cukup terasa karena mereka
membangkitkan semangat berfilsafat. Mereka tidak memberikan jawaban final tentang etika,
agama, dan metafisika.
Pandangan para filosof Sofis tersebut disanggah oleh para filosof setelahnya seperti
Socrates (470-399 SM), Plato (429-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM). Menurut
mereka, ada kebenaran obyektif yang bergantung kepada manusia. Socrates membuktikan
adanya kebenaran obyektif itu dengan menggunakan metode yang bersifat praktis dan
dijalankan melalui percakapan-percakapan. Menurutnya, kebenaran universal dapat
ditemukan. Bagi Plato, esensi mempunyai realitas yang ada di alam idea. Kebenaran umum
ada bukan dibuat-buat bahkan sudah ada di alam idea.
Filsafat Yunani klasik mengalami puncaknya di tangan Aristoteles. Dia adalah filosof
yang pertama kali membagi filsafat pada hal yang teoritis (logika, metafisika, dan fisika) dan
praktis (etika, ekonomi, dan politik). Pembagian ilmu inilah yang menjadi pedoman bagi
klasifikasi ilmu di kemudian hari. Dia dianggap sebagai bapak ilmu karena mampu
meletakkan dasar-dasar dan metode ilmiah secara sistematis. Karena demikian meresapnya
serta lamanya pengaruh ajaran-ajaran Plato dan Aristoteles, A.N. Whitehead memberikan
catatan bahwa segenap filsafat sesudah masa hidup keduanya sesungguhnya merupakan
usulan-usulan belaka terhadap ajaran-ajaran mereka. Pendapat Whitehead tidak seluruhnya
benar karena umat Islam, misalnya, selain mengembangkan filsafat mereka, mereka juga
melakukan inovasi di beberapa persoalan filsafat Yunani sehingga memiliki karakteristik
islami.
C. Abad Pertengahan
Akal pada abad Pertengahan ini benar-benar kalah. Hal ini kelihatan dengan jelas
pada filsafat Plotinus, Agustinus, Anselmus. Pada Aquinas penghargaan terhadap akal
muncul kembali dan karena itu filsafatnya banyak mendapat kritik. Dan abad Pertengahan ini
merupakan pembalasan terhadap dominasi akal yang hampir seratus persen pada zaman
Yunani sebelumnya, terutama pada zaman Sofis.
Pemasungan akal dengan jelas terlihat pada pemikiran Plotinus. Ia mengatakan bahwa Tuhan
(ia mewakili metafisika) bukan untuk dipahami, melainkan untuk dirasakan. Oleh karena itu,
tujuan filsafat (dan tujuan hidup secara umum) adalah beratu dengan Tuhan. Jadi, dalam
hidup ini, rasa itulah satu-satunya yang dituntut oleh kitab suci, pedoman hidup semua
manusia. Filsafat rasional dan sains tidak begitu penting; mempelajarinya merupakan usaha
yang sia-sia, karena Simplicius, salah seorang pengikut Plotinus, telah menutup sama sekali
ruang gerak rasional, iman telah menang mutlak. Karena iman harus mutlak, orang-orang
yang masih hidup juga menghidupkan filsafat (akal) harus dimusuhi.
Agustinus mengganti akal dengan iman; potensi manusia yang diakui pada zaman Yunani
diganti dengan kuasa Allah. Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu dipimpin oleh pendapat
bahwa kebenaran itu relative. Kebenaran itu mutlak yaitu ajaran agama.
Ciri khas dari pada filsafat Abad Pertengahan terletak pada suatu rumusan yang terkenal yang
dikemukakan oleh Saint Anselmus, yaitu credo ut intelligam. Rumusan itu berarti iman lebih
dahulu, setelah itu mengerti. Imanlah lebih dahulu. Misalnya, bahwa dosa warisan itu ada,
setelah itu susunlah argument untuk memahaminya, mungkin juga untuk meneguhkan
keimanan itu.
Sifat ini berlawanan dengan sifat filsafat raional. Dalam filsafat rasional, pengertian itulah
yang didahulukan; setelah dimengerti, baru mungkin diterima dan kalau mau; diimani.
Mengikuti jalan pikiran inilah maka saya berkesimpulan bahwa jantung filsafat Abad
Pertengahan Kristen terletak pada ungkapan itu. Berdasarkan penalaran itu pula maka
menurut hemat saya, tokoh utama peletak kekuatan filsafat Abad Pertengahan adalah St.
Anselmus.
Abad Pertengahan melahirkan juga filosof yang terkemuka yaitu Thomas Aquinas. Dia
adalah salah satu diantara orang-orang yang berusaha membuat filsafat Aristoteles sesuai
dengan agama Kristen[1]. Kita anggap ia menciptakan perpaduan hebat antara iman dan ilmu
pengetahuan. Tekanan terhadap pemikiran rasional pada waktu ia hidup telah banyak
berkurang. Oleh karena itu ia berhasil mengumumkan filsafar rasionalnya. Yang terkenal
adalah beberapa pembuktian tentang adanya Tuhan yang masih dipelajari sampai sekarang.
Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada teolog di lapangan ilmu pengetahuan. Para
ilmuannya hampir semua adalah para teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan
aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa itu adalahancilla
theologia atau abdi agama.
Peradaban dunia Islam, terutama pada zaman Bani Umayyah telah menemukan suatu
cara pengamatan astronomi pada abad VII Masehi, dan pada abad VIII Masehi telah
mendirikan sekolah kedokteran dan astronomi. Pada zaman keemasan kebdayaan Islam telah
medirikan penerjemahan berbagai karya Yunani, serta menjadi pembuka jalan penggunaan
pecahan decimal dan berbagai konsep hitung lainnya.
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam.
Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :
Renaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang
mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Zaman yang menyaksikan dilancarkannya
tantangan gerakan reformasi terhadap keesaan dan supremasi Gereja Katolik Roma,
bersamaan dengan berkembangnya Humanisme. Zaman ini juga merupakan penyempurnaan
kesenian, keahlian, dan ilmu yang diwujudkan dalam diri jenius serba bisa, Leonardo da
Vinci. Penemuan percetakan (kira-kira 1440 M) dan ditemukannya benua baru (1492 M) oleh
Columbus memberikan dorongan lebih keras untuk meraih kemajuan ilmu. Kelahiran
kembali sastra di Inggris, Perancis dan Spanyol diwakili Shakespeare, Spencer, Rabelais, dan
Ronsard. Pada masa itu, senimusik juga mengalami perkembangan. Adanya penemuan para
ahli perbintangan seperti Copernicus dan Galileo menjadi dasar bagi munculnya astronomi
modern yang merupakan titik balik dalam pemikiran ilmudan filsafat.
Bacon adalah pemikir yang seolah-olah meloncat keluar dari zamannya dengan
melihat perintis filsafat ilmu. Ungkapan Bacon yang terkenal adalah Knowledge is
Power (Pengetahuan adalah kekuasaan). Ada tiga contoh yang dapat membuktikan
pernyataan ini, yaitu: mesin menghasilkan kemenangan dan perang modern, kompas
memungkinkan manusia mengarungi lautan, percetakan yang mempercepat penyebaran ilmu.
KEMAJUAN TEKNOLOGI ZAMAN SEKARANG
Perkembangan teknologi sekarang ini telah banyak menunjukkan kemajuan yang luar
biasa. Banyak hal dari sektor kehidupan yang telah menggunakan keberadaan dari teknologi
itu sendiri. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan
umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Demikian halnya dengan teknologi
komunikasi yang merupakan peralatan perangkat keras dalam struktur organisasi yang
mengandung nilai sosial yang memungkinkan individu untuk mengumpulkan, memproses
dan saling tukar informasi (menurut Rogers,1986). Keadaan yang demikian, dimana sebuah
teknologi mampu merubah sesuatu yang belum tentu dapat dilakukan menjadi sebuah
kenyataan. Misalnya, kalau dahulu orang tidak dapat berbicara dengan orang lain yang berada
di suatu tempat yang berjarak jauh, maka setelah adanya telepon orang dapat berbicara tanpa
batas dan jarak waktu.
Dari sinilah, semula dengan ditemukannya berbagai perangkat sederhana, mulai dari
telepon, yang berbasis analog, maju dan berkembang terus hingga muncul berbagai perangkat
elektronik lainnya. Hingga akhirnya teknologi ini berintegrasi satu dengan lainnya. Teknologi
komunikasi yang telah ada merupakan sebuah jawaban dari adanya perkembangan zaman.
Hal ini terjadi karena semakin berkembang maju sebuah peradaban manusia maka teknologi
pun akan terus mengalami perkembangan untuk menyelaraskan pola peradapan manusia itu
sendiri.
Untuk itu dalam makalah ini, penulis mencoba untuk membeberkan mengenai
Perkemmbangan Teknologi Komunikasi dalam Bidang Pendidikan dan segala hal yang
menyangkut di dalamnya.
Saat ini kebutuhan akan teknologi, baik itu teknologi informasi maupun
telekomunikasi sangat tinggi dari mulai golongan menengah kebawah dan golongan
menengah ke atas. Semua individu sangat membutuhkan teknologi untuk mempercepat
perkembangan atau meningkatkan pembangunan baik pembangunan individu maupun
kelompok. Perkembangan teknologi yang saat ini sangat cepat adalah teknologi komunikasi,
yang menghadirkan beragam pilihan bentuk teknologi dan kecanggihannya.
1. Perolehan (aquisition) bahasa yaitu pada saat yang sama dengan lahirnya manusia.
2. pengembangan seni tulisan berdampingan dengan komunikasi yang berdasarkan pada
bicara.3. reproduksi kata-kata tertulis (written words) dengan menggunakan alt pencetak,
sehingga memungkinkan terwujudnya komunikasi massa yang sebenarnya.
4. munculnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, Televisi, sampai
dengan satelit.
(dikutip dari Teknologi Komunikasi dalam Perspektif Latar Belakang & Perkembangannya,
Zulkarimein Nasution. 1989: hal 15). Sedangkan menurut Alvin Toffler terdapat tiga
peradaban dalam perkembangan dari teknologi itu sendiri yakni, zaman pertanian, zaman
industri dan yang terakhir zaman informasi (dikutip dari Teknologi Komunikasi dalam
Perspektif Latar Belakang & Perkembangannya, Zulkarimein Nasution.1989: hal 2).
Kemajuan dari teknologi komunikasi dirasakan lebih baik lagi setelah ditemukannya
kertas oleh Bangsa Cina yang terbuat dari serat daun Papyrus. Perkembangan ini bahkan
sampai sekarang ini masih digunakan dan sangat dirasakan manfaatnya bagi umat manusia.
Misalnya kertas digunakan dalam mencetak koran atau surat kabar, majalah, buku dan lain
sebagainya.
Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti yang kurang
lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan
telematics sebagai telecommunication + informatics (telekomunikasi + informatika)
meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi
dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk
dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang
pendidikan. Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang
rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi
pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak
terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah
bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory,
e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit
dimaknai berdasar teknologi elektronika digital. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di
Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran
radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi
ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari
kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses
pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah
tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau
fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan
menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak)
memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan
televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi
tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet
memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed).
Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron
dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu
tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan
menggunakan teknologi Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang
terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain
yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan
TIK saat ini.