Anda di halaman 1dari 5

Apa bedanya “Membaca Data” dan “Menafsirkan Data” dalam Aspek Pengolahan Data

pada Mata Pelajaran Matematika di SD/MI?

oleh Dra.Th.Widyantini,M.Si

PPPPTK MATEMATIKA

1. Pendahuluan

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) RI Nomor 22 Tahun 2006


tentang Standar Isi, ruang lingkup mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI
meliputi aspek bilangan, geometri dan pengukuran dan pengolahan data. Untuk aspek
pengolahan data yaitu statistika diberikan kepada siswa sekolah dasar kelas VI semester I dan
II. Adapun standar kompetensi yang diharapkan akan dicapai oleh siswa adalah mengumpulkan
dan mengolah data serta menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data. Terdapat tujuh
kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu

a. Mengumpulkan dan membaca data

b. Mengolah dan menyajikan data dalam bentuk tabel

c. Menafsirkan sajian data

d. Menyajikan data ke bentuk tabel dan diagram gambar, batang dan lingkaran

e. Menentukan rata-rata hitung dan modus sekumpulan data

f. Mengurutkan data termasuk menentukan nilai tertinggi dan terendah

g. Menafsirkan hasil pengolahan data

Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada, disusun sebagai landasan pembelajaran
untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan
menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau
gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.

1
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan
masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah
kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika.
Dalam suatu kegiatan pelatihan/diklat guru-guru SD/MI sering terjadi diskusi atau pembahasan
terkait dengan pertanyaan para bapak/ibu guru pada aspek pengolahan data. Untuk pembahasan
kali ini terkait dengan pertanyaan “Apa bedanya membaca data dan menafsirkan data?”

2. Pembahasan

Untuk menjawab pertanyaan “Apa bedanya membaca data dan menafsirkan data?” ini, perlu
dicermati terlebih dahulu dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian harfiah dari kata
“membaca” dan “menafsirkan”. “Membaca” adalah melihat serta memahami isi dari apa yang
tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) sedangkan kata “menafsirkan” adalah
menangkap maksud perkataan (kalimat dan sebagainya) tidak menurut apa adanya saja,
melainkan diterapkan juga apa yang tersirat (dengan mengutarakan pendapatnya sendiri).
Materi awal yang diberikan kepada siswa pada pengolahan data adalah mengumpulkan data,
setelah siswa memahaminya maka siswa diajak mempelajari membaca data. Untuk pembahasan
pada kali ini diperlukan suatu contoh membaca data yang disajikan dalam bentuk tabel.
Perhatikan contoh tabel hobi siswa di kelas VI A SD SUKAMAJU

TABEL HOBI SISWA DI KELAS VI A SD SUKAMAJU

Hobi Siswa Banyak Siswa (anak)

Membaca 6

Menari 5

Olahraga 15

Menyanyi 8

Main musik 4

Jumlah 38

2
Jika suatu pertanyaan diberikan kepada siswa seperti berikut “Dapatkah kalian membaca data
pada tabel di atas?” Untuk menjawab pertanyaan membaca data tersebut terdapat berbagai
alternatif jawaban dapat diberikan oleh siswa contohnya
a. banyak siswa di kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi membaca ada 6 anak atau
b. banyak siswa di kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi menari ada 5 anak atau
c. banyak siswa di kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi olahraga ada 15 anak atau
d. banyak siswa di kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi menyanyi ada 8 anak atau
e. banyak siswa di kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi main musik ada 4 anak atau
f. jumlah siswa kelas VI A SD Sukamaju ada 38 anak.

Untuk membaca data diperlukan kemampuan untuk melihat serta memahami apa yang tertulis
pada data yang disajikan dalam bentuk tabel tersebut dengan cara mendeskripsikan dalam tulisan.
Apabila seorang guru ingin membuat pertanyaan terkait dengan “membaca data” dari contoh tabel
di atas dapat diberikan contoh berikut ini
a. Berapakah banyak siswa kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi membaca?
b. Berapakah banyak siswa kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi menari?
c. Berapakah banyak siswa kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi olahraga?
d. Berapakah banyak siswa kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi menyanyi?
e. Berapakah banyak siswa kelas VI A SD Sukamaju yang mempunyai hobi main musik?
f. Berapakah jumlah keseluruhan siswa kelas VI A SD Sukamaju?

Bagaimana dengan pertanyaan menafsirkan data? Selanjutnya perhatikan contoh berikut. Berikut
ini adalah data penjualan permen/gula-gula di warung “Murah” dalam seminggu

Hari Banyak permen (biji)


Senin 11
Selasa 19
Rabu 24

3
Hari Banyak permen (biji)
Kamis 14
Jumat 26
Sabtu 26
Minggu 27
Jumlah 147

Contoh butir-butir pertanyaan yang dapat dibuat guru terkait dengan pertanyaan “menafsirkan
data”
a. Pada hari apakah permen terjual paling banyak?
b. Pada hari apakah permen terjual paling sedikit?
c. Berapa rata-rata permen yang terjual dalam seminggu?
d. Berapakah permen yang terjual pada hari Senin dan Kamis?
e. Berapakah selisih antara banyak permen terjual paling banyak dengan permen yang
terjual paling sedikit?
f. Perkirakan berapa banyak permen terjual dalam dua minggu?
g. Perkirakan berapa banyak permen terjual dalam tiga minggu?
h. Perkirakan berapa banyak permen terjual dalam satu bulan?

Contoh delapan butir pertanyaan di atas, merupakan pertanyaan-pertanyaan yang terkait


dengan menafsirkan data yang disajikan dalam bentuk table.

3. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara membaca data dan
menafsirkan data. Jadi untuk dapat menafsirkan data, diperlukan suatu prasyarat bahwa siswa
harus mampu membaca data terlebih dahulu. Untuk menafsirkan data, selain diperlukan
kemampuan mendeskripsikan dalam tulisan dari data yang disajikan dalam bentuk tabel juga
diperlukan kemampuan mendeskripsikan apa yang tersirat dengan mengutarakan pendapatnya
sendiri sesuai data yang ada atau kemungkinan-kemungkinan prediksi yang ada pada data.
Sedangkan untuk membaca data hanya diperlukan kemampuan untuk melihat serta memahami
4
apa yang tertulis pada data yang disajikan dalam bentuk tabel tersebut dengan cara
mendeskripsikan dalam tulisan. Semoga dari tulisan ini dapat menjawab permasalahan bagi
guru-guru SD pada aspek pengolahan data terkait perbedaan antara membaca data dan
menafsirkan data.

4. Daftar Pustaka
Depdiknas (2006). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Sekolah Dasar.
Jakarta: Depdiknas.
Sulardi S (2002). Pandai Berhitung Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas VII. Jakarta:
Erlangga
Kusrini (2003). Statistika . Jakarta: Direktorat PLP, Dikdasmen, Depdiknas
Widyantini (2012). Statistika SD. Bahan Ajar Diklat Guru SD. Yogyakarta : PPPPTK
Matematika

Anda mungkin juga menyukai