Anda di halaman 1dari 7

Notice!

Prinsip preparasi
1. Outine form
2. Resistence form
3. Retension form
4. Removal of karies
5. Finishig the enamel wall
6. Convenience form
7. Toilet of the cavity

2.1 Syarat Tumpatan yang Baik


Syarat bahan tumpatan sementara yang baik antara lain harus secara Hermetic
(kedap terhadap air, udara, mikroba) menutup kavitas pada
bagian periferal, yaitu tidak dapat ditembus oleh bakteri dan cairan mulut, harusmenja
di keras dalam beberapa menit setelah dimasukkan ke dalam kavitas. Selain itu
tumpatan setelah mengeras harus dapat menahan tekanan pengunyahan.
Tumpatan harus dapat digunakan dengan mudah, dapatdikeluarkan dengan mudah,
serta harus serasi dengan warna struktur gigi.(Grossman, 1995)

2.3 Komposisi Glass Ionomer


Cement Bubuk glass ionomer adalah calcium fluoroaliminosilicate glass Yang larut
dalam asam. Bahan baku akan menyatu menjadi kaca yang seragam dengan
memanaskannya pada suhu 1100oC sampai 1500o C.
Penambahan Lanthanum, Strontium, Barium, atau Zinc Oxideakan memberikan
radiopacity. Awalnya, cairan untuk GIC adalah larutan asam poliakrilatdalam
konsentrasi sekitar 40% sampai 50%. Cairan itu cukup kental dancenderung berubah
menjadi gel dari waktu ke waktu. Dalam sebagian besarsemen saat ini, komposisi asam
dalam bentuk kopolimer dengan itaconic,maleat atau asam trikarboksilat. Asam-asam
ini cenderung meningkatkan reaktivitas cairan, menurunkan viskositas, dan
mengurangi kecenderunganuntuk gelasi. Tartaric acid juga terdapat dalam cairan
untuk meningkatkan working time, tetapi mempersingkat setting time. (Anusavice,
2003)

2.4 Manipulasi Glass Ionomer Cement


Glass ionomer yang dikemas dalam botol dan kapsul
dilakukan pencampuran secara mekanik dengan amalgamator. Dalam dispenser, bubu
k dan cair ditakar dalam jumlah yang tepat pada paper pad , dan setengah bubukyang
tercampur digunakan untuk menghasilkan konsistensi milky yang homogen. Sisa bubuk
ditambahkan, dan total pencampuran diperlukan waktu 30 sampai 40 detik (Craig,
2002).
Seperti semua semen lain, sifat semen glassionomer tipe I sangat dipengaruhi oleh
faktor manipulasi. Rasio bubuk yangdianjurkan tergantung merknya, tetapi umumnya
berkisar antara 1,25-1,5gram bubuk per 1 ml cairan.Penyemenan harus dilakukan
sebelum semen kehilangan kilapnya.Seperti seng fosfat, ionomer kaca menjadi rapuh
(mudah patah) begitumengeras. Setelah mengeras, kelebihan semen dapat dibuang
dengan cara mencungkil atau mematahkan semen menjauh dari tepi restorasi.
Kelebihan semen perlu dijaga agar tidak melekat ke permukaan gigi atau protesa.
Semenini sangat peka terhadap kontaminasi air selama pengerasan. Oleh karena
itu,tepi restorasi harus dilapisi untuk melindungi semen dari kontak yang terlaludini
dengan cairan.
Dalam manipulasi GIC, hal lain yang perlu diperhatikan (Anusavice,
2003) adalah perbandingan
powder/liquid , biasanya berkisar 1,3-1,35 : 1, pencampuran harus cepat, gigi
sebaiknya diisolasi dahulu agar tidak lembab,untuk proteksi pulpa sebaiknya
menggunakan calcium hydroxide bilaketebalan dentin <0,5 mm, kemudian varnish
digunakan untuk melindungisemen dari keadaan yang lembab setelah semen selesai
diaplikasikan.Untuk tercapainya restorasi yang tahan lama dan protesa tetap kuat,
kondisi dari glass ionomer harus dipenuhi, yaitu permukaan gigi harus bersihdan
kering, konsistensi semen harus memungkinkan melapisi permukaanyang ireguler,
semen yang berlebih harus dikeluarkan pada waktu yang
tepat, permukaan harus diselesaikan tanpa pengeringan yang berlebihan, dan perlindu
ngan terhadap permukaan restorasi harus diperhatikan untukmencegah retak atau
disolusi. Kondisi ini serupa dengan aplikasiluting, kecuali tidak
diperlukan finishing permukaan (Anusavice, 2003).
Setting time dapat diperpanjang dengan cara menggunakan cold
glass slab pada saat mencampur bubuk dan cairan. Akan tetapi hal ini akan
menyebabkan compressive strength dari GIC menurun (Van Noort, 2007). Mekanisme
perekatan antara GIC dan dentin atau enamel melibatkan
ion polyacrylate dari GIC dengan struktur apatit pengganti kalsium dan ion phospat se
hingga menghasilkan intermediate layer dari pilyacrylate, ion fosfat dan kalsium atau
dapat langsung melekat pada kalsium dari strukturapatit gigi (Van Noort, 2007)

2.5 Reaksi Pengerasan


Ketika mencampur bubuk dan cairan atau bubuk dengan air,
asam perlahan-lahan mendegradasi lapisan terluar dari partikel kaca danmelepaskan i
on Ca2+ dan Al3+. selama tahap awal masa setting, Ca2+ dilepaskan lebih cepat dan
bertanggung jawab untuk bereaksi dengan polyacid untuk membentuk produk reaksi
akin. Al3+ dilepaskan lebih lama dan mempengaruhi setting pada tahap berikutnya,
yang sering disebut sebagai secondary reaction stage. Material ini terdiri
dari glass cores embedded inmatrix of cross-linked polyacid yang tidak bereaksi.
Bagian matrix terdiridari reaksi produk garam. tahap kedua dari reaksi setting terlibat
dalam jumlah aluminum dalam struktur matrix yang signifikan dan hasilnya pada
mark maturation dari physical properties material .
Dalam tahap ini, materialsangat lemah dan mudah larut. Untuk memastikan proses
reaaksi sampai hingga tahap full maturity, sangat penting bahwa semen yang
setingterlindungi dari moisture contamination yang terlalu banyak karena
adanyakuantitas air yang tidak proporsional pada tahap ini dapat
menghambat pembentukan garam. Adanya asam tartar sangat berpengaruh dalam
mengontrol karateristik setting material. Asam tartar membantu memecahlapisan
terluar dari glass particles, cepat dalam membebaskan ion aluminiumyang mana
mengalami complex formation. Karenanya, ion aluminium tidaksegera tersedia untuk
reaksi dengan polyacidsehinggaworking time semendapat terjaga. Intial setting dapat
lanjut dihambat oleh asam tartar menghindari unwinding
andionization dari polyacid chains.
Ketika konsentrasi dari aluminium yang larut mencapai level tertentu, tahap
keduareaksi setting langsung diproses dengan cepat. Pembentukan asam tartar yang
kompleks antara polyacid dantrivalent aluminium ions dengan caramengatasi
masalah steric hindrance yang mana dapat terjadi ketika ion
aluminium berusaha membentuk garam dengan 3 asam karboksilat. karenanya banyak
tautan aluminium garam terdiri dari ion aluminium yangterikat sampai dua grup
karboksilat dan satu grup asam tartar. Mekanisme inididukung oleh fakta bahwa sangat
sedikit asam tartar yang tidak terikandalam semen. pelepasan ion fluoride dari hasil
glass particle dalam fasematrix dalam material menjadi reservoir untuk fluoride.
setelah settingmatriks bisa melepaskan fluoride ini ke lingkungan sekitarnya atau
untukmengabsorbsi fluoride dari sekitarnya ketika konsentrasi ambient fluoridesedang
tinggi. sebagai tambahan untuk efek terapi yang potensial, adanya
fluoride juga dipikirkan membantu dalam mengoptimalkan karakteristik setting
dengan cara menjaga workability untuk waktu yang lebih lama diikutioleh peningkatan
kekentalan. (McCabe, 2008)

2.6 Kelebihan GIC


GIC dapat berikatan langsung dengan dentin dan enamel. Ikatan pada
dentin adalah ikatan hidrogen (Van noort, 2002). Kekuatan untuk berikatan
dengan enamel selalu lebih tinggi dari dentin karena semakin besarnya kandungan
anorganik dari enamel dan homogenitas yang lebih besar.
GIC mempunyai biokompatibilitas yang tinggi. Banyak penelitian telah menunju
kkan bahwa ion fluorida yang dilepaskan dariGIC dapat menghambat perkembangan
karies sekunder (Anusavice,2003) Glass Ionomer Cement menghasilkan fluor sehingga
diindikasikan untuk pasien yang rentan terhadap karies, selain itu jugamemiliki
kekuatan yang besar dan dapat menahan beban saat oklusi.Sampai saat 1ini, dalam
study klinis selama tiga tahun bahkan lebih, GIC merupakan material yang
mengahasilkan tingkat retensi sebesar 100%di karies kelas V tanpa retensi mekanik
atau etsa enamel. GIC merupakan material yang dapat menghambat
perlekatan bahan-bahan kimia dalam permukaan gigi. GIC bersifat translucentsehingg
a cocok digunakan untuk fungsi estetik. Kekuatan kompresifdari GIC lebih besar
daripada zinc phosphate cement. Moduluselastisitas GIC lebih besar daripada zinc
polyacrilate cement, serta GICmemiliki ikatan yang baik dengan enamel, stainless
steel, timah oksida-dilapisi platinum, dan gold alloy. (Craig, 2002)

2.7 Kekurangan GIC


Selain memiliki
kelebihan, glass ionomer cement juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan ter
sebut diantaranya adalahketahanan terhadap fraktur dan jangka pemakaian rendah
apabiladibandingkan dengan komposit atau amalgam, GIC tradisional
untuk penggunaan preparasi perbaikan oklusal memiliki kekuatan yang rendah pada
bagian dengan GIC yang tipis, hal ini dapat mengakibatkan marginal chipping (Garg
and Garg, 2013).
GIC tradisional cenderung lebih opaque dibandingkan dengan RMGIC
(Resin modified glassionomer cement). Umumnya pada GIC tradisional dapat muncul
nodayang berasal dari eksogen. (Noble, 2012)GIC lebih rapuh dan juga rentan terhadap
elastic deformation. GIC memiliki initial setting yang lambat dan dapat menyebabkan
iritasi pulpa, untuk itu perlu diberi varnish terlebih dahulu (Koudi and Patil,2007).
Ketika ion dari logam berat digunakan, hasil akhir dari materialGIC akan tampak
radiopaque jika dilihat dengan sinar-x. Permukaan glass ionomer cement sensitif
terhadap kelembaban. (Craig, 2002)GIC memiliki kekurangan mudah larut /solubility
(Poor abrasionresistance). Dengan kelarutan yang tinggi, mengalami banyak
kehilangan material dalam mulut. Kehilangan banyak material dai GIC ini dapat
diklasifikasikan pada 3 kategori utama (Van Noort, 2002):
a. Pelarutan dari immature cement
Terjadi sebelum material seting sepenuhnya. Perlindungansementara pada lapisan
nitro-cellulase, methyl
methacrylate bertindak sebagai varnish yang dapat meminimalisir efek ini.
Perlindungan ini bertahan paling tidak 1 jam, sehingga GICmempunyai waktu yang
panjang untuk mendekati sifatnya yangakan dicapai ketika meterial
telah setting sepenuhnya.

b. Erosi jangka panjang


Dapat terjadi dikarenakan acid attack atau abrasi mekanis. Pada saat pembentukan
asam terjadi akumulasi plak dan mulut menjadisangat asam.

c. Abrasi
Ketahanan terhadap abrasi jelek sehingga hanya dapat
digunakan pada kondisi yang low stress dan tidak dapat digunakan sebagai material
restorasi gigi posterior yang permanen.
Sifat Mekanik

Sifat Biologi
DAPUS

Anda mungkin juga menyukai