PENDAHULUAN
Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan tahun 1938 oleh Ismailoff dan
peunjang fase diam. Fase bergerak akan merayap sepanjang fase diam dan
dasarnya kromatografi lapis tipis (KLT atau TLC = Thin layer Chromatography)
tipis adsorben halus yang tersangga pada papan kaca, aluminium atau plastic
sebagai pengganti kertas. Lapisan tipis adsorben ini pada pross pemisahan
isoflavonoida yang terdapat pada tahu, tempe, bubuk kedelai dan tauco serta
Scoparia dulcis, Lindernia anagalis, dan Torenia violacea. Yang pada senyawa
1
menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya. Untuk itu, kemurnian
dianalisis dengan benar. Tidak hanya kontrol kualitas, analisis bahan makanan
dan lingkungan, tetapi juga kontrol dan optimasi reaksi kimia dan proses
untuk analisis dan pemisahan preparatif pada campuran bahan adalah prinsip
tekhnik kromatografi.
kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-
padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui
dengan kromatografi lapis tipis tergantung pada jenis pelarut, zat penyerap
standar yang sangat memakan waktu dan harus dilakukan terpisah pada kondisi
eluen yang sama. Dalam hal ini untuk mendapatkan resolusi yang baik, penting
untuk memilih dua campuran pelarut yang berbeda, meskipun dengan kekuatan
2
1.2 Perumusan Masalah
4. Apa saja fase diam dan fase gerak dalam kromatografi lapis tipis?
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut : Tujuan dari
3
BAB II
PEMBAHASAN
zat yang lain yang ada dalam bahan atau sediaan dengan jalan penyarian
berfraksi, penyerapan atau penukaran ion pada zat berpori, menggunakan cairan
atau gas yang mengalir. Zat yang diperoleh dapat digunakan untuk uji identifikasi
merupakan fase stasioner, berupa bubuk halus dibuat serba rata dan tipis diatas
lempeng kaca. Fase diam yang umum digunakan adalah silika gel, baik yang
adsorpsi antara fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen), komponen kimia
bergerak naik mengikuti cairan pengembang karena daya serap adsorben (silika
4
Mekanisme panampakan noda pada UV yaitu suatu molekul yang
fluoresensi.
kesetimbangan antara fase diam dan fase gerak, dimana ada interaksi antara
permukaan fase diam dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan
dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu : kepolaran fase diam, kepolaran fase gerak, serta
Pada kromatografi lapis tipis, eluent adalah fase gerak yang berperan
penting pada proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fase diam
pelarut atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang
banyak digunakan adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika.
Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang tak
polar dari ikatannya dengan alumina (gel silika). Semakin dekat kepolaran antara
5
senyawa dengan eluen maka senyawa akan semakin terbawa oleh fase gerak
silika atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau
plastik yang keras. Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam
untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana
dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet. Fase gerak merupakan pelarut atau
yang merupakan gabungan dari beberapa zat pewarna atau pemisahan dan isolasi
Kromatogram
pinsil digambar dekat bagian bawah lempengan dan setetes pelarut dari
garis di lempengan untuk menunjukkan posisi awal dari tetesan. Jika ini
dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Perlu diperhatikan bahwa batas
6
pelarut berada di bawah garis dimana posisi bercak berada.
Alasan untuk menutup gelas kimia adalah untuk meyakinkan bawah kondisi
dalam gelas kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Untuk mendapatkan
kondisi ini, dalam gelas kimia biasanya ditempatkan beberapa kertas saring
yang terbasahi oleh pelarut. Kondisi jenuh dalam gelas kimia dengan uap
pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan bercak
warna.
Perhitungan nilai Rf
dari gelas kimia dan posisi pelarut ditandai dengan sebuah garis, sebelum
7
Biasanya aktifitas dicapai dengan pemanasan dalam oven, hal ini akan
yang sama tetapi hasil akan dapat diulang dengan hasil yang sama, jika
menggunakan penyerap yang sama, ukuran partikel tetap dan jika pengikat
Pada prakteknya tebal lapisan tidak dapat dilihat pengaruhnya, tetapi perlu
pelarut menjadi tak rata pula dalam daerah yang kecil dari plat.
kromatografi lapisan tipis adalah sangat penting dan bila campuran pelarut
Teknik percobaan.
Arah pelarut bergerak di atas plat. (Metoda aliran penaikan yang hanya
diperhatikan, karena cara ini yang paling umum meskipun teknik aliran
8
kesetimbangan lainnya, hingga akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan
Suhu.
Kesetimbangan.
jenuh dengan uap pelarut. Suatu gejala bila atmosfer dalam bejana tidak
jenuh dengan uap pelarut, bila digunakan pelarut campuran, akan terjadi
bergerak lebih cepat pada bagian tepi-tepi dan keadaan ini harus dicegah.
pelarut yang berbentuk cekung dan fase bergerak lebih cepat pada bagian
kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase
pada laju yang berbeda.Sedangkan fase diam untuk kromatografi lapis tipis
dalam sinar ultra violet. Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak
9
pada kromatogram berada, meskipun bercak-bercak itu tidak tampak
berwarna jika dilihat dengan mata. Namun, apabila di sinarkan dengan sinar
UV pada lempengan, akan timbul pendaran dari posisi yang berbeda dengan
kombinasi eluen non polar dengan polar. Apabila noda yang diperoleh terlalu
Mengidentifikasi senyawa-senyawa
tipis dan bercak-bercak kecil yang serupa dari asam amino yang telah
Lempengan lalu ditempatkan pada posisi berdiri dalam pelarut yang sesuai
10
menunjukkan lempengan setelah pelarut hampir mencapai bagian atas dari
a. Menggunakan pendarflourfase
tidak tampak berwarna jika dilihat dengan mata. Itu berarti bahwa
11
berwarna. Sebuah contoh yang baik adalah kromatogram yang dihasilkan
kecoklatan.
Lempeng yang akan digunakan harus diaktifkan terlebih dahulu agar pada
proses elusi lempeng silica gel dapat menyerap dan berikatan dengan sampel.
menit.
Chamber harus dijenuhkan untuk menghilangkan uap air atau gas lain yang
Eluen yang digunakan harus murni sehingga tidak menghasilkan noda lain.
12
Noda-noda yang diperoleh biasanya berekor disebabkan karena :
Gel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon
dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada
Permukaan gel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat
Pada kromatografi lapis tipis, fase diam berupa plat yang biasanya disi dengansilica
gel. Sebuah garis pensil di gambar dekat bagian bawah fase diam dan setetes larutan
campuran ditempatkan di atasnya. Garis pada fase diam berguna untuk menunjukkan
posisi asli campuran. Pembuatan garis harus menggunakan pensil karena jika semua
ini dilakukan dengan tinta, pewarna dari tinta juga akan bergerak sebagai
berdiri dalam gelas tertutup yang telah berisi fasa gerak dengan posisi fase gerak di
13
bawah garis. Digunakan gelas tertutup untuk memastikan bahwa suasana dalam gelas
Jel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon dihubungkan oleh
atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada permukaan jel silika,
atom silikon berlekatan pada gugus -OH.Jadi, pada permukaan jel silika terdapat
ikatan Si-O-H selain Si-O-Si. Gambar ini menunjukkan bagian kecil dari permukaan
silika.
Permukaan jel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat membentuk ikatan
gaya van der Waals dan atraksi dipol-dipol.. Fase diam lainnya yang biasa digunakan
gugus -OH. Apa yang kita sebutkan tentang jel silika kemudian digunakan serupa
untuk alumina.
senyawa-senyawa dalam bercak yang telah ditempatkan pada garis dasar. Senyawa-
14
Bagaimana cepatnya senyawa-senyawa dibawa bergerak ke atas pada lempengan,
tergantung pada:
• Kelarutan senyawa dalam pelarut. Tergantung pada besar atraksi antara molekul-
• Senyawa melekat pada fase diam, misalnya jel silika. Tergantung pada bagaimana
Senyawa yang dapat membentuk ikatan hidrogen akan melekat pada jel silika lebih
kuat dibanding senyawa lainnya hanya dapat mengambil bagian interaksi van der
Waals yang lemah. Kita mengatakan bahwa senyawa ini terjerap lebih kuat dari
senyawa yang lainnya. Penjerapan merupakan pembentukan suatu ikatan dari satu
Terdapat perbedaan bahwa ikatan hidrogen pada tingkatan yang sama dan dapat larut
dalam pelarut pada tingkatan yang sama pula. Ini tidak hanya merupakan atraksi
antara senyawa dengan jel silika. Atraksi antara senyawa dan pelarut juga merupakan
hal yang penting-hal ini akan mempengaruhi bagaimana mudahnya senyawa ditarik
yang tetap dari molekul antara yang terjerap pada permukaan jel silika dan yang
Dengan jelas senyawa hanya dapat bergerak ke atas pada lempengan selama waktu
terlarut dalam pelarut. Ketika senyawa dijerap pada jel silika-untuk sementara waktu
proses penjerapan berhenti-dimana pelarut bergerak tanpa senyawa. Itu berarti bahwa
semakin kuat senyawa dijerap, semakin kurang jarak yang ditempuh ke atas
15
lempengan.
baik ketika anda membuat kromatogram. Dalam kasus itu, perubahan pelarut dapat
yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran
sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang
mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah
larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat. Semua kromatografi memiliki fase
diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak (berupa
cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-
Fase Diam
Pelaksanaan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika gel atau
alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang
keras. Gel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi
lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendar flour
16
dalam sinar ultra violet. Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-
aluminium oksida. Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH.
Fase Gerak
Dalam kromatografi, eluent adalah fase gerak yang berperan penting pada proses
elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fase diam (adsorbent). Interaksi
campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan
adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika. Penggolongan ini
Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang relatif
Bagaimana senyawa melekat pada fase diam, misalnya gel silika. Hal ini
tergantung pada bagaimana besar atraksi antara senyawa dengan gel silica
(KLT) dapat diterapkan dalam menganalisis adanya senyawa paracetamol dan kafein
17
dalam sediaan obat paten seperti poldanmig yang beredar di pasaran apakah
memenuhi persyaratan mutu obat atau tidak. Sehingga dengan kadar yang tepat obat
sinar ultraviolet maka dapat ditentukan noda yang tidak tampak oleh kasat mata.
Cara yang biasa dilakukan dengan menyemprotkan KMNO4 dalam H2SO4 yang
menggunakan perbandingan jarak yang ditempuh solut dengan jarak yang ditempuh
menggunakan silika gel sebagai fase diam, harga Rf 1 menunjukkan jika senyawa
18
Keburukan dari teknik ini mungkin hanya pada prosedur pembuatan lempengnya yang
memerlukan tambahan waktu, kecuali bila telah tersedia lempeng yang diproduksi secara
komersial.
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
tertentu. Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari
kesetimbangan antara fase diam dan fasa gerak, dimana ada interaksi antara
permukaan fase diam dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan
terbawa oleh fase gerak tersebut, sesuai dengan prinsip “like dissolve like”.
dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak.Identifikasi pemisahan
20
hidrofobik (lipid dan hidrokarbon) yang dengan metode kertas tidak bisa, dan
adanya senyawa paracetamol dan kafein dalam sediaan obat paten seperti
poldanmig.
3.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
LapisTipis.http://greenhati.blogspot.com/2009/01/kromatografi-lapis-
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rahman. 2008. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka
Pelajar : Yogyakarta
Kantasubrata, Julia. 1993. Warta Kimia Analitik Edisi Juli 1993. Situs Web Resmi
Sudarmadji, S., dkk, 2007. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty:
Yogyakarta.
22