Soal Ukom
Soal Ukom
LINEAR ACCELERATOR
seperti elekron dengan energi tinggi saat melewati linear tube. Elektron berenergi
tinggi tersebut bisa digunakan untuk mengobati tumor pada kedalaman yang dangkal,
atau electron tersebut dikenakan pada target sehingga menghasilkan Foton untuk
mengobati tumor dengan kedalaman yang cukup jauh. Linac bisa juga digunakan
dalam stereotactic radiosurgery, yang pencapaiannya sama dengan gamma knife pada
target di otak, tetapi pada Linac bisa digunakan untuk mengobati area diluar otak.
Linac menyampaikan dosis yang seragam dengan energy tinggi Foton dan berkas
electron pada bagian tumor/kanker pasien. Proses ionisasi sebagai hasil dari interaksi
radiasi pengion (berkas elektron dan Foton) dengan materi (dalam hal in jaringan
tumor/ kanker), akan membuat rantai DNA tumor/kanker terputus sehingga dapat
mematikan jaringan tumor/ kanker tersebut. Input yang dibutuhkan adalah jumlah
dalam Monitor Unit (MU). Jumlah MU in bergantung pada besar dosis yang akan
6
7
membelokkan berkas elektron yang biasanya sebesar 900. Pada bending magnet
elektron dengan energi yang sedikit lebih tinggi atau lebih rendah dari yang
dikehendaki, akan dibelokkan sedemikian rupa sehingga energi dan lintasannya dapat
8
energi agak besar akan dihilangkan oleh sebuah filter celah mekanis. Dengan
demikian, dapat dihasilkan pemfokusan yang sangat baik dari berkas elektron serta
berenergi tinggi yang keluar dari bending magnet akan dipakai untuk terapi Foton
Gambar 2.2 Kepala linac. A. model terapi Foton. B. model terapi electron. Form Karzmark CL,
Morton RJ, A primer on theory and operation of linear accelerator in radiation therapy. Rockville, MD:
U.S. Departement of Health and Human Service, Bureau of Radiological Health, 1981
(Sumber: The Physics of Radiation Therapy. Faiz. M. Khan 1984)
9
Bila yang dikehendaki berkas Foton maka berkas elektron berenergi tinggi
tersebut dilewatkan pada target. Pengereman oleh target pada elektron yang
spektrum energi yang kontinu. Penciptaan Foton mempunyai intensitas yang tinggi
pada arah sumbu target. Maksimum energi Foton akan sama dengan energi elektron
datang yang ditembakkan ke target. Foton tersebut akan diteruskan melewati primary
collimator menuju bagian carrousel. Bagian carrousel akan mengeluarkan alat filter
pemerata (flattening filter). Filter pemerata (flattening filter) yang terbuat dari baja
anti karat bertujuan mencapai kerataaan (flatness) yang diperlukan. Kemudian Foton
hasil pemerata diteruskan ke ion chamber untuk membentuk dosis Foton dalam
jumlah Monitor Unit (MU). Lalu diteruskan ke secondary collimator untuk lebih
mendapatkan Foton dalam MU yang flat. Hasil akhir Foton akan keluar dari bagian
pada Linac yang disebut gantry, yang berotasi sekitar pasien. Pasien berbaring di
meja perawatan yang dapat bergerak. Untuk menjamin ketepatan posisi pasien
digunakan bantuan laser yang vertikal dan horizontal dan dipasang di dinding
ruangan perawatan.
10
Gambar 2.3 Laser vertical dan horizontal dalam ruang perawatan Linac
(Sumber:http://www.hayseed.net/~jpk5lad/Prostate%20cancer%20treatment/Prostate%20Cancer%20D
iary.htm)
Radiasi bisa disampaikan pada tumor dengan berbagai sudut dari rotasi gantry
pencapaian target.
Berbeda dengan terapi Foton, pada terapi elektron, hasil ekstrak elekron dari
carrousel, yang dikeluarkan adalah alat scattering foil. Tujuannya adalah agar ekstrak
berkas elekron dapat terhamburkan. Lalu dilanjutkan lagi pada secondary collimator.
Electron applicator membantu berkas elektron hasil secondary collimator jatuh pada
Salah satu input untuk pesawat Linac adalah dosis penyinaran dalam satuan
Monitor Unit (MU). Untuk menghitung jumlah Monitor Unit (dinotasikan U) yang
dibutuhkan untuk menyampaikan dosis DT untuk pasien, terapis harus mengacu pada
kalibrasi monitor yang berupa dosis per Monitor Unit dengan kondisi referensi.
(zR), setting kolimator referensi (cR) dan jarak sumber ke point pengukuran referensi
(fR).
digunakan mempunyai sifat seperti jaringan normal dengan nilai densitas yang
hampir sama. Material phantom yang mirip dengan jaringan manusia adalah air. Oleh
karena itu, phantom yang digunakan dalam hal ini adalah phantom air.
12
Penentuan jumlah Monitor Unit yang akan dibahas adalah berdasarkan hasil
kesepakatan para fisikawan yang disponsori oleh European Society For Therapeutic
Radiology And Oncology (ESTRO), pada tahun 1997, yaitu booklet dengan judul
“Monitor Unit Calculation for High Energy Photon Beams”. Ada dua penentuan dosis
Monitor Unit untuk phantom ukuran besar dan phantom ukuran kecil. Pembahasan ini
untuk memisahkan kontribusi pada dosis oleh hamburan pada phantom air ukuran
besar (2.3.1.1) dan kontribusi pada dosis oleh hamburan pada phantom air ukuran
kecil (2.3.1.2). Phantom adalah tiruan dari jaringan manusia. Phantom dari bahan air
harus lebih kecil dari fieldsize minimum yang bisa dijangkau alat tersebut.
Kesepakatan ini diadobsi dalam perhitungan jumlah Monitor Unit di software ISIS
yang dipakai oleh Treatment Planning System Bagian Radioterapy Rumah Sakit
2.3.1 Penentuan Jumlah Monitor Unit (MU) berdasarkan European Society For
2.3.1.1 Penentuan Jumlah Monitor Unit (MU) berdasarkan booklet ESTRO No.3
Persamaan (2.1)
Dimana :
13
D(z,c) = dosis yang diharapkan pada kedalaman dan setting kolimator yang
diharapkan (Gray)
OR(c) = output ratio pada phantom besar = rasio dua dosis yang diukur pada
kedalaman yang sama pada phantom dan pada jarak yang sama dari target,
Gambar 2.5 kondisi pengukuran output ratio OR(c) pada kondisi isocenter, sebagi rasio dosis
untuk kolimator setting c dan kolimator setting cR dalam kondisi terhambur sempurna
(Sumber:ESTRO booklet No.3” Monitor Unit Calculation For High Energy Photon Beam’)
Persamaan (2.2)
T(z,s)= Tissue phantom ratio = rasio dosis D(z,s,f) pada kedalaman z dan
Persamaan (2.3)
hamburan Foton pada bagian kepala dan pada phantom pada dosis tertentu,
2.3.1.2 Penentuan Jumlah Monitor Unit (MU) berdasarkan booklet ESTRO No.3
Persamaan (2.4)
Dimana:
Persamaan (2.5)
15
Gambar 2.6 Kondisi pada pengukuran output ratio OO(c) pada kondisi isocenter, sebagai
rasio dosis pada setingan kolimator c dan pada setingan kolimator CR pada mini phantom
(Sumber:ESTRO booklet No.3” Monitor Unit Calculation For High Energy Photon Beam’)
V(z,s)= volume scatter ratio = rasio dosis D(z,c) pada kedalaman z untuk field
dosis DO(z,s) pada mini phantom untuk kedalaman yang sama, setingan
Kontrol kualitas dari Linac juga sangat penting. Ada banyak sistem kontrol
yang dibangun di dalam Linac jadi tidak akan menyampaikan dosis tinggi dari yang
Oncologist radiation tentukan. Pagi hari sebelum banyak pasien, radiation therapists
menggunakan peralatan yang diberi nama “tracer” untuk menjamin bahwa nilai
intensitas radiasi keluaran tepat sama dengan bacaan di monitor. Sebagai tambahan,
16
therapists secara kontinu menyaksikan pasien dalam sebuah layar. Ada juga
Linac berada di ruangan dengan dinding timah dan beton, jadi energy tinggi
Foton tidak keluar. Radiation therapists harus menyalakan mesin accelelator di luar
resiko kecelakaan penyinaran sangat rendah. Oleh karena itu, petugas wanita yang
Mesin radiasi yang modern punya pengecekan sistem dari dalam untuk
memberikan keselamatan lebih lanjut, jadi mesin akan nyala sampai semua keperluan
dipenuhi oleh physicist dengan sempurna. Ketika semua pengecekan sesuai dan
terhadap waktu akibat rumitnya rangkaian elektronika yang ada. Untuk itu,
mengontrol tingkat kestabilan berkas sebagai bagian dari quality assurance (jaminan
kualitas) merupakan hal yang sangat penting dilakukan mengingat ketepatan dan
17
Salah satu cara untuk mengetahui tingkat kestabilan berkas radiasi suatu Linac
adalah dengan menentukan besarnya flatness dan symmetry berkas radiasi. Dengan
mengetahui besaran tersebut di atas, dapat diputuskan apakah pesawat terapi layak
dan terjamin untuk keperluan terapi terhadap pasien pada hari perlakuan.
Flatness dan symmetry berkas radiasi adalah parameter yang harus diperiksa
pada waktu acceptance test pesawat radioterapi dan secara periodik setelah itu.
maksimum yang diperbolehkan dalam satu lapangan berkas radiasi. Dengan kata lain,
flatness dapat pula dinyatakan sebagai perbandingan dosis maksimum yang terjadi
dalam suatu lapangan berkas radiasi dengan dosis minimum yang terjadi di lapangan
deviasi maksimum yang diperbolehkan dari dosis di sisi kiri terhadap dosis di sisi