Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasien monitor adalah alat yang yang digunakan untuk memantau kondisi
fiologis pasien dalam waktu tertentu secara kontinyu, terhadap parameter
tekanan darah suhu tubuh, puls bpm, gambaran jantung, dan seterusnya sesuai
dengan kemampuan dari alat pasien monitor tersebut dengan menggunakan
elektroda sebagai sensor pembacaan. Parameter adalah bagian-bagian fisiologis
dari pasien yang diperiksa melalui pasien monitor.
Parameter NIBP untuk memeriksa tekanan darah, parameter SPO2 untuk
mengecek kadar oksigen dalam darah, dan parameter EKG untuk memeriksa
kelistrikan jantung. Alat ini berfungsi untuk memonitoring secara kontinyu,
kontinyu disini berarti parameter alat ini akan mengukur tanda tanda vital pasien
secara terus menerus dan bahkan tanpa mengharuskan tenaga kesehatan berada
24 jam di samping pasien.
Alat ini sangat penting bagi pasien dengan kondisi yang mengancam nyawa
seperti pasien dengan tanda dan gejala serangan jantung, pasien dengan kondisi
yang beresiko mengancam nyawa seperti pasien yang baru saja menjalani
operasi jantung atau bayi yang lahir prematur.
Jika alat ini rusak maka monitoring harus tetap dilakukan dengan cara
menggunakan beberapa alat menjadi satu, contoh ekg, Sphygnomanometer, dan
oximetry hal itu membutuhkan waktu dan tenaga. Sedangkan pelayanan atau
monitoring pasien tidak boleh terhenti, jika tidak ada monitoring bagaimana
dokter atau perawat memberi dosis obat ke pasien karena kurangnya info
tentang keadaan pasien. Itulah mengapa pentingnya alat ini untuk memonitoring
keadaan pasien.
Menurut data observasi yang penulis lakukan di rumah sakit RSUD Karang
Anyar kondisi alat pasien monitor yang ada di RSUD Karang Anyar, alat masih
dalam kondisi di gudang dan sementara tidak dapat di operasikan, dikarenakan
kasus kerusakan alat pasien monitor mati total. Oleh karena itu penulis
berinisiatif untuk melakukan perbaikan alat pasien monitor agar dapat
difungsikan kembali.
2

Gambar 1.1 kondisi pasien monitor yang tidak terpakai.


Sumber : RSUD Karang Anyar

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
dapat di tentukan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara perbaikan alat pasien monitor mati total?
2. Bagaimana cara uji fungsi alat pasien monitor yang sudah diperbaiki?

1.3 Batasan Masalah


Agar tidak terjadi pelebaran masalah dalam penelitian ini maka penulis
membatasi masalahnya yaitu sebagai berikut :
1. Analisa kerusakan alat pasien monitor MERK NGEUNITY 8100e.
2. Perbaikan alat pasien monitor MERK NGEUNITY 8100e
3. Uji fungsi alat pasien monitor MERK NGEUNITY 8100e
3

1.4 Tujuan Penelitian


Atas dasar masalah yang ditulis dalam perumusan masalah di atas, maka
tu juan penelitian ini :
1. Mengetahui dan menganalisa cara perbaikan alat pasien monitor dengan
kasus mati total.
2. Melakukan pendataan dan analisa uji fungsi alat pasien monitor yang
sudah diperbaiki.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Manfaat bagi penulis
Mengetahui cara perbaikan, uji fungsi khusus nya alat pasien monitor.
2. Manfaat bagi pengguna
Membantu memberikan petunjuk perbaikan, uji fungsi alat bagi
teknisi maupun user.
3. Manfaat bagi institusi
Menambah literatur penelitian dan sebagai media belajar mahasiswa
atau pembaca dalam.
4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pasien Monitor


Pasien Monitor merupakan peralatan kesehatan berjenis life
sciene/saving/support yang berfungsi untuk mendiagnosa dan
memantaukondisi fisiologis yang dialami oleh pasien secara real time dengan
cara menghubungkannya ke pasien secara terus menerus dan mendetail (Jevon
dan Ewens, 2009). Dengan menggunakan pasien monitor, memungkinkan sang
ahli (dokter) dapat menemukan penyakit apa yang diderita oleh pasien serta
penanganan apa yang diperlukan supaya pasien dapat pulih dari penyakit yang
dialami.
Apabila pasien monitor telah terhubung dengan pasien, maka setiap titik
pemeriksaan dapat dilihat pada monitor. Pemeriksaan tersebut meliputi
pemeriksaan aktivitas bio-electric jantung, tekanan darah secara non-invasive,
tekanan darah dengan keakuratan tinggi melalui pembuluh darah langsung
secara invasive, suhu tubuh, saturasi oksigen dalam satu menit, Respirasi nafas
dalam satu menit maupun pemeriksaan kadar karbondioksida dari sistem
pernapasan.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh pasien monitor tidak semata-mata hanya
cukup menekan tombol saja, melainkan ada peranan penting dari bagian
parameter. Parameter adalah bagian-bagian fisiologis dari pasien monitor yang
akan memeriksa pasien ketika output dari parameter-parameter tersebut telah
terhubung dengan pasien.

Gambar 2.1 pasien monitor nGeunity 8100e


Sumber : Criticare Systems, Inc. (CSI)
5

2.1.1 Jenis-Jenis Pasien Monitor


Berikut ini merupakan jenis- jenis pasien monitor antara lain
1. Vital Sign
Jenis pasien monitor ini bersifat pemeriksaan standar yaitu
pemeriksaan aktivitas bio-electric jantung, tekanan darah secara
non-invasive, respirasi nafas dalam satu menit, dan saturasi oksigen
dalamsatu menit. Penggunaan vital sign biasanya diperuntukkan
pada pasien yang tidak terlalu serius kondisi fisiologisnya dan jenis
ini biasanya dipergunakan hanya untuk mendiagnosa saja.
Ruangan yang biasanya terdapat pasien monitor jenis ini yaitu pada
ruangan hemodialisa, ruangan emergency, ruangan resusitasi atau
recovery pasca operasi, ruangan bersalin, ambulan, laboraturium,
klinik rawat inap, puskesmas yang DTP, sentra olahraga (Jevon &
Ewens, 2009)
2. 5 Parameter
Pasien monitorini dapat melakukan pemeriksaan
sepertipemeriksaan aktivitas bio-electric jantung, tekanan darah
secara non-invasive, saturasi oksigen dalam satu menit, respirasi
nafas dalam satumenit dan suhu tubuh. Tidak jauh berbeda dengan
jenis vital sign hanya saja ada satu pemeriksaan tambahan pada
jenis ini yakni pemeriksaan suhu tubuh pasien. Sementara itu, sifat
pemeriksaan jenis pasienmonitorini disebut continuously
monitoring atau round the clock monitoring, yaitu pemeriksaan
yang membutuhkan continuously (berlanjut) dalam hal ini
pemeriksaan dengan waktu lama dan mendetail. Sedangkan pasien
monitor jenis ini biasanya ada pada ruangan ICU, dapat juga
digunakan pada ruangan operasi untuk kasus tertentu.
3. 7 Parameter
Pasien monitorjenis ini biasanya digunakan diruangan
operasi,karena terdapat dua pemeriksaan tambahan yang dapat
dipakai pada saat tindakan operasi. Pemesiksaannya meliputi
pemeriksaan aktivitas bio-electric jantung, tekanan darah secara
6

non-invasive, respirasi nafas dalamsatu menit, saturasi oksigen


dalam satu menit, suhu tubuh dan sebagaitambahan pemeriksaan
yaitu pemeriksaan tekanan darah dengan keakuratan tinggi melalui
pembuluh darah langsung secara invasive dan pemeriksaan kadar
karbondioksida dari sistem pernapasan. (Kemp, et al.,2011)

2.1.2 Prinsip Kerja Pasien Monitor


Prinsip kerja pasien monitor secara umum yaitu dengan
menggunakan tegangan AC PLN untuk memberikan suplai tegangan ke
alat, karena pasien monitor meru pakan jenis alat penunjang
keselamatan maka pada pasien monitor terdapat baterai yang berfungsi
untuk menyimpan cadangan suplai listrik sebagai opsi kedua apabila
listrik padam. Lalu tegangan tersebut mula-mula diolah pada beberapa
rangkaian inti pada setiap fungsi yang ada pada pasien monitorkemudian
dari sinilah alat mampu memberikan output dandapat difungsikan ke
pasien.(Yosia,2017).
Prinsip kerja pasien monitor ini di tunjukan dalam blok diagram pada
gambar 2.1 :
7

Gambar 2.2 Blok diagram pasien monitor nGeunity 8100e


(Sumber : manual book )
Dari jala-jala PLN 220 VAC masuk ke rangkaian power supply,
power supply sebagai (penyearah dan filter input tegangan AC,
penstabil dan menghasilkan tegangan DC untuk semua rangkaian,
baterai board, menghasilkan perintah power fail ke main board)
masuk ke main processor board fungsinya untuk afirmware
programed microcomputer, system timing, interface, pada rangkaian
lainnya seperti displaymonitor,speaker, alarm light, writer (printer).
LCD display berfungsi menghasilkan gambar bagi tampilan sinyal-
sinyal hasil pengukuran yang telah diolah dan didapatkan dari main
processor board, kecerahan latar belakang tampilan display diatur di
8

rangkaian backlight inverter. Keypad juga berfungsi untuk mengetik


dan mengisi data-data pasien yang sedang diperiksa dan memberikan
perintah-perintah untuk melakukan program yang akan dilakukan.
Dari processor board masuk ke board, blok rangkaian ini mendapat
inputan dari pasien konektor dan NiBP konektor meliputi deteksi
tekanan darah pasien, detak jantung pasien, kadar oksigen pasien,
temperatur pasien.

2.1.3 Spesifikasi Pasien Monitor nGeunity 8100e


Sebelum mengetahui lebih jauh objek yang ditulis dalam hal ini
yaitu, ada baiknya mengetahuispesifikasi/perincian dari alat tersebut
Nama alat : Pasien Monitor
Merk : nGeunity
Model / Type : 8100e
SN : 212725362
Nama vendor : USA
Power supply : 120-240 VAC
Baterai : Jenis baterai Lithium-Ion, tegangan 11,1 V
Display : 10”4 in, resolusi: 640 x 480 piksel
Ukuran: Tinggi: 27,4 cm.. Lebar: 29,3 cm. Berat 5,7 kg

2.2 Bagian-bagian Pasien Monitor nGeunity 8100e


2.2.1 Pasien Monitor Citicare 8100se Bagian Samping Kanan

Gambar 2.3 Bagian samping kanan pasien monitor


(Sumber : manual book nGeunity 8100e)
9

Semua konektor kabel pasien berada di sisi kanan monitor pasien.

2.2.2 Pasien Monitor nGeunity 8100e Bagian Samping Kiri

Gambar 2.4 Bagian samping kiri pasien monitor


(Sumber : manual book nGeunity 8100e)

2.2.3 Pasien Monitor Ngeunity 8100e Bagian Samping Belakang

Gambar 2.5 Bagian belakang pasien monitor


(Sumber : manual book nGeunity 8100e)

2.3 Pemeliharaan dan Perbaikan Alat


Pemeliharaan pada alat meliputi seluruh tindakan-tindakan yang dilakukan
terhadap objek yang dirawat dalam hal ini pasien monitor ngeunity.
Pemeliharaan tersebut dibagi menjadi tindakan yang direncanakan dan
10

tindakan yang tidak direncanakan. Tindakan yang direncanakan merupakan


tindakan pemeliharaan dan perbaikan yang bersifat rutin sebelum alat
mengalami kerusakan. Sementara itu tindakan yang tidak direncanakan
merupakan suatu kecelakaan tidak terduga sewaktu alat sedang atau tidak
digunakan, misalnya kecelakaan akibat alat tidak terpasang kabel grounding,
tersambar petir, serta kecelakaan tidak terduga seperti alat terjatuh. Hal-hal ini
harus dapat diantisipasi dan ditangani sebagaimana mestinya.
1. Pemeliharaan preventif
Pemeliharaan preventif meliputi aspek rekayasa (engineering) dan
manajemen. Pada bidang rekayasa, pemeliharaan preventif meliputi:
mendeteksi dan atau mengoreksi penggunaan peralatan yang ada, melalui
analisa statistik kegagalan atau kesalahan atau berdasarkan catatan
perbaikan yang telah ada. Pekerjaan ini harus dilakukan secara tetap oleh
orang yang benar-benar ahli dibidangnya dan dengan frekuensi yang tetap
pula (misalnya dua kali dalam setahun).
Tingkat kerusakan alat akan menurun setelah pekerja mulai terbiasa
menggunakan alat tersebut. Setelah melewati masa kritis, alat akan semakin
sering mengalami gangguan sehingga perbaikan akan sering dilakukan,
sampai masa pakai alat tersebut habis. Pada masa ini artinya alat tidak
mungkin diperbaiki lagi.
Hal paling utama dalam pemeliharaan preventif adalah menentukan
daftar pekerjaan. Tujuan utama dibuatnya daftar pekerjaan adalah untuk
mengingatkan pekerja tentang alat apa yang harus di servis, apa yang harus
dilakukan oleh teknisi atau pekerja (misalnya menguji atau mengukur arus
atau tegangan pada titik tertentu, membersihkan alat, mengganti komponen,
dan sebagainya). Dalam daftar ini juga akan tercantum prosedur
pelaksanaan pemeliharaan yang harus di lakukan.
2. Pemeliharaan korektif
Pemeliharaan ini bersifat memperbaiki (corrective maintenance)
akanberkaitan dengan deteksi kerusakan, penentuan lokasi kerusakan, dan
perbaikan atau penggantian bagian yang rusak.
11

2.4 Pedoman Troubleshooting


Langkah analisa perbaikan untuk mengetahui titik suatu kerusakan alat
mengacu pada setiap poin yang tertulis pada buku manual alat pasien monitor
Dimana buku tersebut merupakan buku yang diterbitkan oleh pihak perusahaan
Criticare yang sudah terjamin kebenarannya. Berikut merupakan tabel
pedoman troubleshooting dari buku manual alat:
Tabel 2.1 Pedoman Troubleshooting Pasien Monitor
(Sumber : Manual Book nGeunity 8100e)

Masalah
Sebab Penyelesaian

- Tidak ada
Alat tidak dapat sumber - Periksa kabel sumber

dihidupkan tegangan

- Kesalahan
pada - Periksa rangkaian

powersupply powersupply.

-Kesalahan pada
main - Periksa main board

Board

Masalah Sebab Penyelesaian

Alat tidak mau


menyala ketika
ditekan tombol
ON pada
keypad -Kesalahan pada -periksa pada tombol
12

tombol ON/OFF Switch

-Kabel terputus -Periksa kabel

Alat tidak dapat -Baterai tidak - Periksa keutuhan dan

difungsikan menyuplai
pada sesuai yang keluaran baterai

mode baterai dibutuhkan

- Baterai tidak - Periksa penempatan

terpasang Baterai

Alat tidak dapat


terhubung pada - Konektor
konektor kabel DC - Periksa konektor

difungsikan
pada Aus kabel DC

-Kesalahan
mode sumber pada - Periksa rangkaian

tegangan DC powersupply powersupply.

Alat menyala -Kesalahan


namun pada layar -Periksa layar

-Kesalahan
layar mati pada -Periksa main board

driver layar
13

Masalah Sebab Penyelesaian

Kesalaha pada
main Board Periksa main board

-Kesalahan
pada -Periksa rangkaian

rangkaian powersupply.

powersupply

Parameter - Kesalahan
NIBP tidak pada main - Periksa main board

berfungsi Board

-Kesalahan
pada kabel -Periksa kabel dan

dan layout layout yang

seharusnya terhubung

-Kesalahan
pada -Periksa keyboard

tombol depan (tombol) depan

Parameter ECG -Kesalahan


tidak pada kabel -Periksa kabel dan

dan rangkaian
berfungsi ECG layout ECG yang

seharusnya terhubung
14

-Kesalahan
pada main -Periksa main board

Board

-Kesalahan
Alat tidak pada kabel -Periksa layout ECG

Masalah Sebab Penyelesaian

mengeluarkan
sinyal Defib

gelombang -Kesalahan
ECG pada main -Periksa main board

Board

Parameter -Kesalahan
SPO2 tidak pada -Periksa kedua jenis

berfungsi rangkaian SPO2 rangkaian SPO2

(Nellcor atau Masimo)

-Kesalahan
pada main -Periksa main board

Board

-Probe
Alat tidak dapat bermasalah -Ganti probe
15

mendeteksi -Kesalahan
suhu tubuh pada -Periksa rangkaian

Sensor parameter temperature

-Kesalahan
pada main -Periksa main board

Board

-Kertas habis
Alat tidak dapat atau -Periksa pemasangan

menghasilkan kertas tidak


print out terpasang Kertas

dengan baik

Masalah Sebab Penyelesaian

Kesalahan pada
printer -Periksa driver printer

-Kesalahan
pada main -Periksa main board

Board

-Kesalahan
pada -Periksa rangkaian

powersupply Powersupply

Alat tidak -Kesalahan


berbunyi pada -Periksa kabel atau
16

speaker atau
layoutke layout yang

speaker Seharusnya

tersambung ke speaker

-Kesalahan
pada main -Periksa main board

Board

-Kesalahan
Rotary Knob pada -Periksa Encoder

(navigasi) tidak Encoder

-Kesalahan
berfungsi pada main -Periksa main board

Board

Sistem -Kesalahan
komunikasi pada main -Periksa main board

tidak berfungsi Board

Masalah Sebab Penyelesaian

-Kesalahan pada

Rangkaian -Periksa rangkaian


powersupply powersupply
17

2.5 Resistor
1. Pengertian Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan
didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor
mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat
memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan
terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir,
berdasarkan persamaan hukum Ohm.
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk
menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu
rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya
bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam
kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut
Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm
bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir
melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai
yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu
dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting
untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh kare
na itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor
tersebut.
2. Simbol Resistor
Berikut adalah simbol resistor dalam bentukgambar ynag sering
digunakan dalam suatu desain rangkaian elektronika.
18

Gambar 2.6 Simbol resistor

Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan


dengan resistor disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain
skema elektronika resistor tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor
variabel disimbolkan dengan huruf “VR” dan untuk resistorjenis
potensiometer ada yang disimbolkan dengan huruf “VR” dan “POT

3. Cara Mengukur Resistor

Gambar 2.7 Alat ukur resistor

Adapun tahapan cara mengukur resistor, yaitu :

a. Hubungkan probe merah (+) dan probe hitam (-) pada masing-
masing ujung resistor.
19

b. Setelah kedua probe dihubungkan jarum multimeter akan bergerak


pada skala tertentu, nilai angka tersebut akan menujukan nilai dari
resistor yang di ukur.

c. Jika jarum pada multimeter tidak bergerak maka resistor yang diukur
rusak.

2.6 Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran dalam penelitian ini bukan merupakan urut-urutan
langkah penelitian, melainkan suatu rangkaian susunan pemikiran peneliti
tentang apa yang seharusnya ada/terjadi.
Tabel 2. 1 Kerangka Pemikiran
20

BAB III

PERENCANAAN SISTEM

Sebelum melaksanakan kegiatan perbaikan alat, penulis membuat suatu metode


penelitian, metode penelitian ini nantinya berfungsi untuk menggambarkan
kegiatan apa saja yang dilakukan di lapangan serta menulis berdasarkan kegiatan
tersebut.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan pada pelaksanaan pembuatan tugas
akhir ini adalah penelitian observasi dan lapangan yang bersifat terapan,
bertujuan untuk mengetahui sebab-akibat langkah yang diambil serta
mengamati hasil dari pengambilan langkah tersebut yang ditempuh.
3.2 Cara Kerja
Adapun tahapan-tahapan rencana kerja yang penulis lakukan adalah sebagai
berikut :
1. Mencari sumber referensi terkait dengan alat.
2. Menemukan titik kerusakan pada alat / modul.
3. Perbaikan alat.
4. Melakukan pengujian alat yang telah diperbaiki.
Analisa rangkaian dan membuat SOP agar alat tidak mudah rusak kembali
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah-langkah penulis dalam melakukan
penelitian, di mulai dari persiapan sampai selesai.
21

Mulai Formatted: Centered


Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
Bold

Identifikasi Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,


Bold
Formatted: Centered
Studi Literatur Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
Bold
Formatted: Centered
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
Proses perijinan Bold
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
Bold
Proses Perbaikan Formatted: Centered
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
Bold

Hasil Perbaikan Formatted: Centered


Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
Bold
Formatted: Centered
Uji Fungsi
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
Bold
Laporan Hasil Formatted: Centered
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
Selesai Bold
Formatted: Centered
Formatted: Centered
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
Bold

Keterangan Flowchart :
1. Mulai
Penelitian dimulai sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu mengidentifikasi
kerusakan yang terjadi pada alat pasien monitor merk Ngeunity 8100E
yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah Karang Anyar. Kemudian
penulis mendiagnosa penyebab kerusakan tersebut.
22

3. Study Literature
Setelah mengetahui penyebab kerusakan pada alat maka di lakukan
study literature untuk mencari solusi dari diagnosa yang telah dibuat.
4. Proses Perizinan
Proses perizinan di perlukan untuk melakukan peminjaman alat pasien
monitor di rumah sakit.
5. Proses Perbaikan
Sebelum melakukan perbaikan dilakukan analisa terhadap alat pasien
monitor merk ngeunity 8100E pada powersupply, setelah diketahui
kerusakannya maka dilakukan perbaikan.
6. Hasil Perbaikan
Berisi tentang hasil perbaikan kerusakan pada alat pasien monitor merk
Ngeunity 8100E. Setelah itu dilakukan uji fungsi terkait perbaikan yang
sudah dilakukan.
7. Uji Fungsi
Uji fungsi di lakukan setelah alat berhasil di perbaiki. Uji fungsi
berfungsi untuk mengetahui apakah alat pasien monitor merk Ngeunity
8100E menyala dan berfungsi dengan baik
8. Laporan Akhir
Penulis menyusun proyek tugas akhir yang berisi tentang penelitian
menngenai perbaikan alat ini.
9. Selesai
Akhir dari penelitian yang dilakukan.
3.4 Rancangan Sistem
Standard Pengoperasian Pasien Monitor Ngeunity 8100E
1. Lepaskan penutup debu
2. Siapkan aksesoris dan pasang sesuai kebutuhan
3. Hubungkan alat ke catu daya
4. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON
5. Set rentang nilai (range) untuk temperature, pulse, dan alarm
6. Perhatikan protap pelayanan
23

7. Hubungkan pasien kabel ke obyek (pasien) dan pastikan bahwapasien kabel


sudah terhubung dengan baik dan benar pada pasien
8. Lakukan monitoring
9. Lakukan pemantauan pada display terhadap heart rate, ECG wave form,
pulse, temperature, saturasi oksigen (SPO2) NiBP, tekanan hemodinamik
10. Setelah selesai pemantauan, matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF
ke posisi OFF
11. Lepaskan hubungan alat dengan catu daya
12. Lepaskan pasien kabel dan bersihkan
13. Bersihkan alat dan pasang penutup debu
3.5 Rancangan Data
Rancangan data merupakan metode yang digunakan dalam penelitian
perbaikan. Dalam melakukan perbaikan pada alat pasien monitor nGeunity
8100E terlebih dahulu melakukan urutan langkah kerja agar pelaksanaannya
bisa berjalan dengan baik. Adapun langkah kerja yang dilakukan penulis adalah
sebagai berikut:
1. Menyiapkan toolset dan alat ukur untuk proses pembongkaran
danpengecekan.
2. Menganalisa kerusakan atau troubleshooting pada alat dengan cara
mengecek apakah komponen masih bisa berfungsi dengan baik. Ketika
kerusakan pada alat sudah diketahui, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan perbaikan atau pergantian komponen pada bagian yang
mengalami kerusakan.
3. Uji fungsi alat yang dimaksud dalam hal ini yaitu melakukan percobaan alat
apakah alat yang diperbaiki sudah bekerja sesuai dengan kondisi alat yang
normal.
4. Menyusun karya tulis ilmiah yang berisi tentang penelitian mengenai
perbaikan pada alat pasien monitor Ngeunity 8100E.
24

3.6 Flowchart Perbaikan

Mulai

Cek Kondisi Alat

Analisa Kerusakan

Troubleshooting

Pengecekan Kompone

Tidak
Apakah Komponen
Ada Yang Rusak

YA
Penggantian Komponen
Yang Rusak

Uji Fungsi

Tidak
Sesuai
Kerusakan
displayYA

Selesai

4. Gambar 3. 6 Flowchart Perbaikan


Kegiatan perbaikan alat dilakukan melalui prosedur tepat guna. Dalam
melakukan kegiatan perbaikan alat, pertama yang harus dilakukan yaitu
mengetahui kondisi kerusakan pada alat dengan cara menghidupkan alat
tersebut. Apabila sudah ditemukan lalu berlanjut ke proses analisa
kerusakan dari analisa tersebut dikuatkan atau dibuktikan dengan
25

melakukan troubleshooting terhadap alat. Pengecekan komponen atau


rangkaian dilakukan dengan maksud untuk memastikan fungsi pada setiap
objek yang diamati.
Dari hasil tersebut muncul dua jawaban, apabila tidak ada maka amati
ulang dan kembali ke proses troubleshooting dan apabila ada yang rusak
maka ganti komponen atau rangkaiantersebut. Setelah penggantian
komponen atau rangkaian terkait kerusakan tersebut di tindak-lanjuti maka
masuk kegiatan uji fungsi. Proses ini yang menentukan alat tersebut telah
mampu bekerja sesuai yang diharapkan ataukah masih belum sesuai.
Apabila tidak sesuai, maka amati ulang dari penggantian komponen atau
rangkaian tersebut dan apabila sesuai maka alat tersebut telah selesai
diperbaiki.
3.7 Peralatan dan Bahan
Dalam kegiatan perbaiakn alat, penulis menggunakan beberapa peralatan
dan bahan antara lain sebagai berikut :
1. Solder
2. Pisau cutter
3. Obeng Min
4. Obeng Plus
5. Tang pemotong
6. Multimeter Analog
3.8 Prosedur dan Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dimulai dari menentukan bagian yang mengalami
kerusakan. Kerusakan yang dialami pasien monitor Ngeunity 8100E yaitu pada
bagian powersupply tidak bisa menyuplai output tegangan 16 VDC.
Sementara itu, dalam menguji keberhasilan dari kegiatan perbaikan yang
telah dilakukan, penulis melakukan pengujian pada titik pengukuran (TP) yaitu
mengukur output tegangan powersupply setelah diperbaiki.
3.9 Dugaan Kerusakan
Setelah rangkaian powersupply diganti dengan komponen baru maka
tindakan selanjutnya yaitu melakukan pengukuran output tegangan pada
rangkaian powersupply.
26

Sebelum alat diperbaiki, pengujian dilakukan pada bagian berikut antara lain:
1. Titik Pengukuran 1 (TP1) pengukuran output tegangan powersupply
sebelum diperbaiki.

Tabel 3.1 Hasil titik pengukuran


Tegangan pada alat ukur Tegangan DC yang dibutuhkan

(Spesifikasi Alat)

0.041 VDC 12 – 16 V

Gambar 3.1 Pengukuran output powersupply


27

3.10 Skema Rangkaian Power Suplay

Gambar 3.2 Skema rangkaian powersupply

Dari jala-jala PLN masuk ke rangkaian LC (lilitan kapasitor), kemudian dari


tegangan AC kurang lebih 220 VAC akan diubah menjadi tegangan DC kurang
lebih 200 VDC setelah melewati diode bridge dan kapasitor. Kemudian dari
200 VDC akan dirubah oleh trafo switching menjadi tegangan AC sebesar 30
VAC. Setelah dari trafo switching, terdapat rangkaian control yang digunakan
untuk merubah tegangan 30 VAC menjadi tegangan 16 VDC.
28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa dan Tindakan Perbaikan


Bahwasannya Pasien Monitor Ngeunity 8100e tidak dapat menyala pada
saat mode pemilihan sumber tegangan AC, Sumber tegangan ini nantinya
masuk pada PSU Board (board powersupply). Setelah tegangan AC tersebut
tersambung, seharusnya alat dapat menyala yang berproses pertama kali yaitu
mengubah tegangan AC tersebut menjadi DC untuk mendistribusikan tegangan
ke seluruh rangkaian. Berdasarkan poin yang diuraikan pada buku service
manual, ada beberapa sebab yang berkaitan dengan perihal tersebut seperti
yang ditunjukan pada tabel 4.1

Tabel 4. 1 Pedoman troubleshooting tentang pembangkit tegangan

(Sumber : IPSRS Rumah Sakit Umum Daerah Karang Anyar)

- Periksa kabel sumber


- Tidak ada
sumber -Periksa fuse

Tegangan

- Kesalahan pada - Periksa rangkaian

powersupply powersupply.
Alat tidak
-Kesalahan pada
dapat
main - Periksa main board
dihidupkan
Board

-Kesalahan pada - Periksa tombol

tombol ON/OFF switch

-Kabel terputus -Periksa kabel

4.1.1 Analisa pada konektor sumber tegangan


29

Analisa diawali dengan pengecekan konektor sumber tegangan.


Pengecekan konektor sumber tegangan dapat dilakukan dengan
beberapa cara seperti:
1. Memastikan apakah konektor tersebut telah terpasang serta
tersambung hingga mampu menghantarkan tegangan. Pengukuran
ini dapat dilakukan menggunakan multimeter
2. Mengukur tegangan pada stecker jala-jala PLN serta
mencocokkannya dengan ujung kabel clop sebelum dan atau
sesudah masuk ke rangkaian powersupply. Apabila tegangan sama
ataupun tidak sama namun mendekati sama maka pada bagian ini
tidak bermasalah.
Setelah dilakukan pengecekan pada cara tersebut, diketahui bahwa
konektor sumber tersebut masih berfungsi dengan baik. Hal tersebut
dibuktikan dengan masih menghantarnya konektor sumber
tegangan tersebut menuju ke rangkaian powersupply.

Gambar 4.1 Konektor sumber tegangan

Keterangan:

1 = Ground

2 = Neutral

3 = Live

4 = Positive (Mode DC)

Setelah dilakukan pengecekan pada cara tersebut, diketahui bahwa


konektor sumber tersebut masih berfungsi dengan baik. Hal tersebut
dibuktikan dengan masih menghantarnya konektor sumber tegangan
tersebut menuju ke rangkaian powersupply.
30

4.1.2 Analisa pada fuse


Pemeriksaan pada fuse untuk memastikan arus atau sumber
tegangan yang masuk pada alat pasien monitor memiliki arus atau
tegangan.

Gambar 4.2 fuse yang putus atau rusak


4.1.3 Analisa pada main board
Pemeriksaan pada main board dilakukan untuk memastikan ada
tidaknya sumber tegangan yang masuk pada main board, mengingat
main board merupakan bagian penting dalam alat dan juga otak dari
sistem kerja alat. Menurut spesifikasi yang tersirat di buku service
manual, tegangan yang dibutuhkan pada bagian ini yaitu 16 VDCentah
itu dari ketiga pemilihan sumber tegangan. Berdasarkan pengecekkan
yang dilakukan oleh penulis pada objek yang diamati, sumber tegangan
tidak ada ataupun tidak sampai di bagian main board. Ini berarti
sebelum tegangan masuk ke main board ada indikasi tegangan terputus
maupun ada bagian lain yang rusak
4.1.4 Analisa pada powersupply
Berdasarkan penjelasan tentang powersupply pada buku manual,
seharusnya ketika alat sudah diberi tegangan AC minimal 120 V
maksimal 240 V alat dapat bekerja salah satunya untuk menghidupkan
beberapa rangkaian didalamnya, entah itu main board, motor, speaker
dan lain-lain. Berikut ini adalah gambar rangkaian powersupply yang
ada pada Pasien monitor
31

Gambar 4.3 Rangkaian powersupply

Powersupply merupakan bagian penting dari alat dimana rangkaian


iniberfungsi untuk mengubah tegangan AC PLN menjadi DC untuk
selanjutnya tegangan diasumsikan untuk seluruh rangkaian.
Berdasarkan kasus dilapangan, ketika semua bagian yang telah
diperiksa tidak menunjukkan adanya kerusakan yang berarti, ternyata
memang kerusakan alat berada di bagian powersupply. Hal tersebut
dibuktikan dengan output (keluaran) yang dihasilkan oleh powersupply
tidak sesuai dengan spesifikasi pasien monitor Ngeunity 8100e padahal
tegangan mampu dihantarkan oleh kabel clop tersebut.

Gambar 4.4 Output powersupply

Kemudian penulis mengamati beberapa komponen yang ada pada


powersupply lalu menguji masih tidaknya komponen tersebut
tersambunguntuk saling melengkapi didalam suatu rangkaian. Ditemukan
satu komponen yang tidak ada keluarannya yaitu Resistor 0.33 Ω.
32

4.2 Resistor 0.33 Ω 2 Watt


Resistor 0.33 Ω 2 watt adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk
menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain
elektronika. Sebagaimana fungsi resistoryang sesuai namanya bersifat resistif
dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen
pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan
dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi
berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai
resistansinya (Ohm) juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan
kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan
dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu
rangkaian powersupplay oleh karena itu pabrikan resistor selalu
mencantumkan dalam kemasan resistor.
Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya dengan mudah
karenanilia resistansi dituliskan secara langsung. Pad umumnya resistor yang
dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai
resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai
resistansi dan toleransi resistor.

Gambar 4.5 Komponen resistor

Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :

 R, berarti x1 (Ohm)
 K, berarti x1000 (KOhm)
 M, berarti x 1000000 (MOhm)

Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :

 F, untuk toleransi 1%
 G, untuk toleransi 2%
 J, untuk toleransi 5%
33

 K, untuk toleransi 10%


 M, untuk toleransi 20%

Gambar 4.6 Komponen Resistor 0.33V2watt yang rusak

4.3 Hasil Perbaiakan Dan Uji Fungsi


Setelah rangkaian powersupply diganti dengan komponen baru maka
tindakan selanjutnya yaitu melakukan pengukuran output tegangan pada
rangkaian powersupply.
Setelah alat diperbaiki, pengujian dilakukan pada bagian berikut antara lain:
1. Titik Pengukuran 1 (TP1) pengukuran output tegangan powersupply
setelah diperbaiki.

Tabel 4.2 Hasil titik pengukuran


Tegangan pada alat ukur Tegangan DC yang dibutuhkan

(Spesifikasi Alat)

15.40 VDC 12 – 16 V

Berdasarkan tabel 4.2 diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil


penggantian komponen resistor 0.33 ohm 2 watt powersupply sudah dapat
bekerja dengan baik setelah dilakukan penggantian komponen yang baru , hal
34

itu dibuktikan dengan nilai pengukuran output atau keluaran powersupply


sebesar 15.40 VDC dimana nilai tersebut masih masukdidalam range pada
spesifikasi alat. Proses pengukuran keluaran powersupply dapat dilihat dari
hasil yang sudah di lakukan.

Gambar 4.7 Pemeriksaan output power suplay

Gambar 4.8 output power suplay


35

4.4 SOP agar alat tidak rusak kembali


Setelah melakukan analisa kerusakan dan mengetahui beberapa sebab yang
mengakibatkan alat tersebut rusak, perbaikan yang telah dilakukan diharapkan
mampu menjadikan alat tersebut dapat bertahan dengan waktu yang
lama.Meskipun demikian, harus ada kesadaran dari beberapa pihak terkait
dengan perlakuan terhadap alat dalam hal pengoperasian dan pemeliharaan.
Berikut ini merupakan Standard Operation Procedure yang penulis simpulkan
untuk dijadikan perhatian:
1. Pasang semua/sesuai kebutuhan aksesoris alat.
2. Sebelum menggunakan alat, pastikan tegangan stabil. Tegangan AC yang
naik/turun dapat menyebabkan kerusakan komponen secara tidak langsung.
Disarankan untuk dilengkapi Stabilisator Voltage (STAVOL) dan atau UPS
(Unirupted Power Supply).
3. Pasangkan grounding dengan benar untuk menjaga efek tegangan AC suplai
terhadap alat.
4. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON kurang lebih 3 detik.
5. Pasang aksesoris pemeriksaan pada pasien. Tunggu hungga aplikasi self-test
mendeteksi pemasangannya.
6. Atur opsi monitoring pada Main Menu.
7. Apabila sudah sesuai maka monitoring dapat dilaksanakan.
8. Apabila pasien perlu tindakan transport (pemindahan) tanpa terputus
kontak dengan alat maka cukup langsung melepas kabel sumber dari steker
lalu baterai siap medukung (back up), dan apabila alat tidak akan digunakan
(dimatikan) maka jangan langsung menekan tombol power OFF namun
gunakan opsi “Turn OFF Systems” di Main Menu lalu rapikan alat beserta
part aksesoris yang lain.
9. Apabila alat tidak digunakan, tetap lakukan warming up (pemanasan) secara
berkala. Perubahan suhu dapat menimbulkan jamur dan kondensasi pada
board atau komponen. Selain itu, alat yang sudah lama tidak digunakan
berpengaruh pada cell-cell baterai maupun beberapa komponen jika tidak
difungsikan secara aktif.
36

10. Lakukan Preventive maintenance dan kalibrasi sesuai jangka waktu yang
telah ditentukan (Biasanya satu kali dalam satu tahun).
11. Penggantian part aksesoris yang rusak sebaiknya sama dengan sebelumnya
dan didapat dari vendor.

Suatu alat medis pastinya telah melalui proses quality control dari pabrik
serta ditentunkan pula overload (batas umur) penggunaannya. Apabila waktu
tersebut telah habis, alat tidak bisa dipaksakan untuk penggunaan. Setiap part
komponen pastinya mempunyai batas kemampuan maksimal operasional
tertentu.
37

BAB V

PENUTUP

Setelah melakukan analisa dan perbaikan pasien monitor NGEUNITY 8100E


maka dalam bab ini penulis menarik kesimpulan dan memberikan saran tertulis.

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa, perbaikan dan pengujian alat yang telah diteliti,
penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut antara lain:
1. Dengan mengikuti troubleshooting dari manual service penulis menemukan
kerusakan pada rangkaian powersupply. Dikarenakan alat total mati.
2. Penggantian komponen resistor 0.33 Ω 2W sudah dapat bekerja dengan
baik, hal itu dibuktikan dengan nilai pengukuran output atau keluaran
powersupply sebesar 15.40 VDC dimana nilai tersebut masih masukdidalam
range pada spesifikasi alat
5.2 Saran
Proyek tugas akhir ini tentunya masih jauh dari kata sempurna serta masih
banyak terdapat berbagai kekurangan. Maka dari itu penulis memberikan saran
apabila penelitian ini akan disempurnakan. Berikut adalah saran dari penulis:
1. Setelah dilakukan proses perbaikan sebaiknya dilakukan kalibrasi oleh
Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) atau lembaga kalibrasi terkait,
sehingga dapat diketahui tingkat kelayakan dari alat tesebut serta tertelusur
kebenarannya.
2. Penggunaan alat pasien monitor Ngeunity 8100E harus sesuai dengan
Standard Operasi Pengoperasian agar alat tidak mudah rusak.
3. Perbaikan alat pasien monitor Ngeunity 8100E harus sesuai dengan
troubleshooting yang ada pada manual book agar tidak menimbulkan
kerusakan pada komponen yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai