PT. Pertamina Gas merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam sektor midstream dan downstream industri gas di Indonesia. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari PT. Pertamina (Persero) dalam peran usaha niaga gas, transportasi gas, pemrosesan gas dan distribusi gas. Sejalan dengan program diversifikasi BBM ke BBG oleh pemerintah, maka dibutuhkan suatu infrastruktur berupa SPBG dan jaringan pipa. Untuk memenuhi kebutuhan BBG di daerah Jakarta Selatan yang sampai saat ini belum terlayani, maka diperlukan pembangunan SPBG dan jaringan pipa di daerah Lebak Bulus, Cilandak, hingga Blok M. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut PT. Pertamina Gas akan menyediakan fasilitas jaringan gas yang membawa gas dari stasiun penyimpanan menuju ke daerah yang dituju. Jaringan pipa gas atau Pipeline, nantinya akan melewati berbagai macam kondisi lingkungan dan bangunan yang telah ada (existing) seperti bangunan gedung, jalan raya, rel kereta api, sungai dan sebagainya. Kondisi pipa yang bersilang melewati bangunan atau instalasi existing disebut dengan pipeline crossing. Pada proses penentuan routing pipeline, desain yang akan dikonstruksi mengharuskan adanya pipeline crossing pada rel kereta api pada KP 3+950 (Kilo Point). Pada kondisi tersebut pipeline dipasang di bawah tanah dengan kedalaman 2 m dari top of pipe ke permukaan tanah. Menurut desain yang telah dibuat berdasarakan hasil topografi lingkungan, pada proses instalasi ada 2 buah pipa yang perlu dilakukan pembengkokan pada saat sebelum dan sesudah pipeline crossing menggunakan metode field cold bending. Permasalahan yang sering ditimbulkan oleh pipeline crossing yaitu bisa menyebabkan retak, bocor, maupun kelelahan pada pipa, sehingga perlu dilakukan desain dan analisa tegangan serta kelelahan pada pipa yang melintasi rel kereta api dan pada 2 buah pipa yang akan dilakukan pembengkokan pada daerah tersebut. Untuk mengantisipasi kejadian pipa retak, rusak atau bocor, maka pada Tugas Akhir ini dilakukan desain pipeline crossing rel kereta api dengan menganalisa dan menjamin bahwa desain pipa yang digunakan sudah sesuai dengan kriteria standart yang digunakan dan aman untuk dilakukan instalasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah desain dari pipeline crossing railway sudah sesuai dengan
standart API 1102? 2. Berapa nilai tegangan akibat beban tanah, beban hidup, beban internal dan fatigue pada pipeline crossing tersebut? 3. Berapa nilai tegangan akibat beban tanah, beban internal dan ketebalan pipa setelah dilakukannya proses pembengkokan? 4. Berapa nilai tegangan efektif pada pipeline crossing dan pipa yang dibengkokan?
1.3 Tujuan
Pembuatan Tugas Akhir ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui desain dari pipeline crossing railway sesuai standart API 1102. 2. Untuk mengetahui nilai tegangan akibat beban tanah, beban hidup, beban internal dan fatigue pada pipeline crossing tersebut. 3. Untuk mengetahui nilai tegangan akibat beban tanah, beban internal dan ketebalan pipa setelah dilakukannya proses pembengkokan. 4. Untuk mengetahui nilai tegangan efektif pada pipeline crossing dan pipa yang dibengkokan. 1.4 Manfaat Tugas Akhir
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Menambah pengetahuan referensi untuk mempelajari perhitungan tegangan dan fatigue pada pipeline crossing railway dan pipa yang dibengkokan. 2. Dapat dijadikan referensi bagi perusahaan pada saat proses instalasi sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam menjamin desain konstruksi pipa dengan aman tanpa mengalami kegagalan. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah karya tulis dan nilai tambah untuk mendukung disiplin ilmu serta keprofesian.
1.5 BATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini, batasan masalah yang digunakan sebagai
pengarah diskusi penelitian sebagai berikut: 1. Data dan desain pipeline yang dianalisa diambil dari konsultan sistem jaringan pipa gas PT. Depriwangga Engineering di wilayah Jakarta Selatan. 2. Parameter aturan yang digunakan adalah API 1102 untuk analisa pipeline crossing railway dan ASME B31.8 untuk analisa pembengkokan pipa dengan metode field cold bending. 3. Material pipa yang dianalisa adalah API 5L Gr. B, NPS 8 inch sch. 40 (OD = 219.10 mm, ID = 202,74 mm, t = 8,18 mm). 4. Analisa fatigue dilakukan untuk menentukan jumlah siklus dan tipe siklus fatigue. 5. Pada pipa yang dibengkokan hanya dilakukan stress check dan wall thickness calculation