Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Pertamina Gas merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha


Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam sektor midstream dan
downstream industri gas di Indonesia. Perusahaan ini merupakan anak
perusahaan dari PT. Pertamina (Persero) dalam peran usaha niaga gas,
transportasi gas, pemrosesan gas dan distribusi gas.
Sejalan dengan program diversifikasi BBM ke BBG oleh
pemerintah, maka dibutuhkan suatu infrastruktur berupa SPBG dan
jaringan pipa. Untuk memenuhi kebutuhan BBG di daerah Jakarta Selatan
yang sampai saat ini belum terlayani, maka diperlukan pembangunan
SPBG dan jaringan pipa di daerah Lebak Bulus, Cilandak, hingga Blok M.
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut PT. Pertamina Gas akan
menyediakan fasilitas jaringan gas yang membawa gas dari stasiun
penyimpanan menuju ke daerah yang dituju.
Jaringan pipa gas atau Pipeline, nantinya akan melewati berbagai
macam kondisi lingkungan dan bangunan yang telah ada (existing) seperti
bangunan gedung, jalan raya, rel kereta api, sungai dan sebagainya.
Kondisi pipa yang bersilang melewati bangunan atau instalasi existing
disebut dengan pipeline crossing.
Pada proses penentuan routing pipeline, desain yang akan
dikonstruksi mengharuskan adanya pipeline crossing pada rel kereta api
pada KP 3+950 (Kilo Point). Pada kondisi tersebut pipeline dipasang di
bawah tanah dengan kedalaman 2 m dari top of pipe ke permukaan tanah.
Menurut desain yang telah dibuat berdasarakan hasil topografi lingkungan,
pada proses instalasi ada 2 buah pipa yang perlu dilakukan pembengkokan
pada saat sebelum dan sesudah pipeline crossing menggunakan metode
field cold bending. Permasalahan yang sering ditimbulkan oleh pipeline
crossing yaitu bisa menyebabkan retak, bocor, maupun kelelahan pada
pipa, sehingga perlu dilakukan desain dan analisa tegangan serta kelelahan
pada pipa yang melintasi rel kereta api dan pada 2 buah pipa yang akan
dilakukan pembengkokan pada daerah tersebut.
Untuk mengantisipasi kejadian pipa retak, rusak atau bocor, maka
pada Tugas Akhir ini dilakukan desain pipeline crossing rel kereta api
dengan menganalisa dan menjamin bahwa desain pipa yang digunakan
sudah sesuai dengan kriteria standart yang digunakan dan aman untuk
dilakukan instalasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah desain dari pipeline crossing railway sudah sesuai dengan


standart API 1102?
2. Berapa nilai tegangan akibat beban tanah, beban hidup, beban internal
dan fatigue pada pipeline crossing tersebut?
3. Berapa nilai tegangan akibat beban tanah, beban internal dan ketebalan
pipa setelah dilakukannya proses pembengkokan?
4. Berapa nilai tegangan efektif pada pipeline crossing dan pipa yang
dibengkokan?

1.3 Tujuan

Pembuatan Tugas Akhir ini memiliki tujuan sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui desain dari pipeline crossing railway sesuai standart
API 1102.
2. Untuk mengetahui nilai tegangan akibat beban tanah, beban hidup,
beban internal dan fatigue pada pipeline crossing tersebut.
3. Untuk mengetahui nilai tegangan akibat beban tanah, beban internal
dan ketebalan pipa setelah dilakukannya proses pembengkokan.
4. Untuk mengetahui nilai tegangan efektif pada pipeline crossing dan
pipa yang dibengkokan.
1.4 Manfaat Tugas Akhir

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :


1. Menambah pengetahuan referensi untuk mempelajari perhitungan
tegangan dan fatigue pada pipeline crossing railway dan pipa yang
dibengkokan.
2. Dapat dijadikan referensi bagi perusahaan pada saat proses instalasi
sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam menjamin desain
konstruksi pipa dengan aman tanpa mengalami kegagalan.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah karya tulis dan nilai
tambah untuk mendukung disiplin ilmu serta keprofesian.

1.5 BATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini, batasan masalah yang digunakan sebagai


pengarah diskusi penelitian sebagai berikut:
1. Data dan desain pipeline yang dianalisa diambil dari konsultan sistem
jaringan pipa gas PT. Depriwangga Engineering di wilayah Jakarta
Selatan.
2. Parameter aturan yang digunakan adalah API 1102 untuk analisa
pipeline crossing railway dan ASME B31.8 untuk analisa
pembengkokan pipa dengan metode field cold bending.
3. Material pipa yang dianalisa adalah API 5L Gr. B, NPS 8 inch sch. 40
(OD = 219.10 mm, ID = 202,74 mm, t = 8,18 mm).
4. Analisa fatigue dilakukan untuk menentukan jumlah siklus dan tipe
siklus fatigue.
5. Pada pipa yang dibengkokan hanya dilakukan stress check dan wall
thickness calculation

Anda mungkin juga menyukai