Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Seiring dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang


kesehatan, sebagai mahasiswa farmasi sudah seharusnya mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan obat baik dari segi farmasetik, farmakodinamik, farmakokinetik, dan
juga dari segi farmakologi dan toksikologinya. Farmakologi sebagai ilmu yang berbeda
dari ilmu lain secara umum pada keterkaitan yang erat dengan ilmu dasar maupun ilmu
klinik sangat sulit mengerti farmakologi tanpa pengetahuan tentang fisiologi tubuh,
biokimia, dan ilmu kedokteran klinik. Jadi, farmakologi adalah ilmu yang
mengintegrasikan ilmu kedokteran dasar dan menjembatani ilmu praklinik dan klinik.
Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan farmasi, yaitu cara membuat,
memformulasi, menyimpan, dan menyediakan obat (Sudjadi Bagad, 2007).
Keandalan pengamatan manusia terhadap suatu subyek dalam suatu
pengamatan sangat terbatas. Oleh karena itu diperlukannya suatu alat atau obyek
tertentu untuk dapat membantunya dan yang dapat pula dipergunakan sebagai subyek
dalam penelitian, di antaranya adalah dengan mempergunakan hewan-hewan
percobaan.
Penggunaan hewan percobaan terus berkembang hingga kini. Kegunaan hewan
percobaan tersebut antara lain sebagai pengganti dari subyek yang diinginkan, sebagai
model, di samping itu di bidang farmasi juga digunakan sebagai alat untuk mengukur
besaran kualitas dan kuantitas suatu obat sebelum diberikan kepada manusia.
Tidak semua hewan coba dapat digunakan dalam suatu penelitian, harus dipilih
mana yang sesuai dan dapat memberikan gambaran tujuan yang akan dicapai. Hewan
sebagai model atau sarana percobaan haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan
tertentu, antara lain persyaratan genetis/keturunan dan lingkungan yang memadai
dalam pengelolaannya, di samping faktor ekonomis, mudah tidaknya diperoleh, serta
mampu memberikan reaksi biologis yang mirip kejadiannya pada manusia. Oleh
karena itu, kita dapat dan lebih mudah menggunakan hewan coba sebagai hewan
percobaan.
Peranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian ilmiah telah berjalan sejak
puluhan tahun lalu. Agar mengetahui bagaimana cara kita sebagai mahasiswa maupun
sebagai seorang peneliti dalam hal ini mengetahui tentang kemampuan obat pada
seluruh aspeknya yang berhubungan dengan efek toksiknya maupun efek sampingnya
tentunya kita membutuhkan hewan uji atau hewan percobaan. Hewan coba adalah
hewan yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologis. Hewan
laboratorium tersebut di gunakan sebagai uji praktik untuk penelitian pengaruh bahan
kimia atau obat pada manusia.dalam praktikum kali ini menggunakan mencit sebagai
hewan percobaan. Mencit merupakan hewan yang mudah ditangani dan bersifat
penakut fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya dan bersembunyi. Sehingga
hewan tersebut sering dan banyak digunakan di dalam laboratorium farmakologi dalam
berbagai bentuk percobaan.
Teori Tambaham:
Dalam penelitian kesehatan yang memanfaatkan hewan coba, juga harus
diterapkan prinsip 3 R dalam protokol penelitian, yaitu: replacement, reduction, dan
refinement. Replacement adalah keperluan memanfaatkan hewan percobaan sudah
diperhitungkan secara seksama, baik dari pengalaman terdahulu maupun literatur untuk
menjawab pertanyaan penelitian dan tidak dapat digantikan oleh mahluk hidup lain
seperti sel atau biakan jaringan. Reduction diartikan sebagai pemanfaatan hewan dalam
penelitian sesedikit mungkin, tetapi tetap mendapatkan hasil yang optimal. Refinement
adalah memperlakukan hewan percobaan secara manusiawi (humane), memelihara
hewan dengan baik, tidak menyakiti hewan, serta meminimalisasi perlakuan yang
menyakitkan sehingga menjamin kesejahteraan hewan coba sampai akhir penelitian
(Ridwan, 2013).
Ridwan, E. 2013. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan Dalam Penelititan Kesehatan.
Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai