1102015193
FAKTOR PENULARAN
Cara penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak langsung. Penularan langsung
dapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang mengandung jamur baik dari manusia, binatang
atau dari tanah. Penularan tak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur,
barang-barang atau pakaian, debu atau air. Disamping cara penularan tersebut diatas, untuk
timbulnya kelainan-kelainan di kulit tergantung dari beberapa faktor
PATOGENESIS DERMATOFITOSIS
Terjadinya penularan dermatofitosis adalah melalui 3 cara yaitu: Antropofilik, transmisi dari
manusia ke manusia. Ditularkan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lantai kolam
renang dan udara sekitar rumah sakit/klinik, dengan atau tanpa reaksi keradangan (silent
“carrier”). Zoofilik, transmisi dari hewan ke manusia. Ditularkan melalui kontak langsung
maupun tidak langsung melalui bulu binatang yang terinfeksi dan melekat di pakaian, atau sebagai
kontaminan pada rumah / tempat tidur hewan, tempat makanan dan minuman hewan. Sumber
penularan utama adalah anjing, kucing, sapi, kuda dan mencit. Geofilik, transmisi dari tanah ke
manusia. Secara sporadis menginfeksi manusia dan menimbulkan reaksi radang. Untuk dapat
menimbulkan suatu penyakit, jamur harus dapat mengatasi pertahanan tubuh non spesifik dan
spesifik. Jamur harus mempunyai kemampuan melekat pada kulit dan mukosa pejamu, serta
kemampuan untuk menembus jaringan pejamu, dan mampu bertahan dalam lingkungan pejamu,
menyesuaikan diri dengan suhu dan keadaan biokimia pejamu untuk dapat berkembang biak dan
menimbulkan reaksi jaringan atau radang. (Gambar 1)4,8,13 Terjadinya infeksi dermatofit melalui
tiga langkah utama, yaitu: perlekatan pada keratinosit, penetrasi melewati dan di antara sel, serta
pembentukan respon pejamu.
Tinea kruris disebabkan oleh infeksi jamur golongan dermatofita. Dermatofita adalah golongan ja
mur yang menyebabkan dermatofitosis. Golongan jamur ini mempunyai sifat mencernakan kerati
n.
Derrmatofita termasuk kelas Fungi imperfecti, yang terbagi dalam tiga genus, yaitu Microsporum
, Trichophyton, dan Epidermophyton. Penyebab Tinea kruris sendiri sering kali oleh Epidermoph
yton floccosum, namun dapat pula oleh Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes, da
n Trichophyton verrucosum.
Golongan jamur ini dapat mencerna keratin kulit oleh karena mempunyai daya tarik kepada kerat
in (keratinofilik) sehingga infeksi jamur ini dapat menyerang lapisan-lapisan kulit mulai dari strat
um korneum sampai dengan stratum basalis. Selain sifat keratofilik masih banyak sifat yang sam
a di antara dermatofita, misalnya sifat faali, taksonomis, antigenik, kebutuhan zat makanan untuk
pertumbuhannya, dan penyebab penyakit. Jamur ini mudah hidup pada medium dengan variasi p
H yang luas. Jamur ini dapat hidup sebagai saprofit tanpa menyebabkan suatu kelainan apapun di
dalam berbagai organ manusia atau hewan. Pada keadaan tertentu sifat jamur dapat berubah menj
adi patogen dan menyebabkan penyakit bahkan ada yang berakhir fatal. Beberapa jamur hanya m
enyerang manusia (antropofilik), dan yang lainnya terutama menyerang hewan (zoofilik) walau k
adang-kadang bisa menyerang manusia. Apabila jamur hewan menimbulkan lesi kulit pada manu
sia, keberadaan jamur tersebut sering menyebabkan terjadinya suatu reaksi inflamasi yang hebat.
Penularan biasanya terjadi karena adanya kontak dengan debris keratin yang mengandung hifa ja
mur.