Anda di halaman 1dari 10

DIABETES MELLITUS

I. PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus (DM) merupakan masalah yang sering terjadi pada
negara-negara berkembang. Penyakit DM yang ditandai dengan hiperglikemia
dikenal sebagai “Non Communicable Disease” mulai menonjol sebagai salah satu
sebab morbiditas dan mortalitas dinegara-negara yang sedang berkembang. Tentu
saja penyakit-penyakit tersebut akan menimbulkan suatu beban bagi pelayanan
kesehatan dan perekonomian negara pada saat sekarang dan dikemudian hari, baik
secara langsung maupun tidak. Peningkatan prevalensi DM diberbagai negara
berkembang diakibatkan oleh peningkatan kemakmuran yang terjadi pada Negara
tersebut.

II. DEFENISI
Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolisme yang ditandai dengan
adanya kenaikaan kadar glukosa didalam darah yang disebabkan oleh gangguan
sekresi insulin ataupun gangguan kerja insulin atau gabungan dari keduanya.

III. ETIOLOGI
Penyakit Diabetes Mellitus dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
 Faktor Keturunan.
 Faktor Ras.
 Faktor Imunitas.
 Faktor Makanan/Lingkungan.

IV. KLASIFIKASI DIABETES MELLITUS


Klasifikasi Diabetes Mellitus menurut WHO 1985 :
A. Diabetes Mellitus Clinical
1. Diabetes Mellitus
» Type I / IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus) : Mulai Bayi
» Type II / NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) :
Adult/Dewasa
» Type III / DM Malnutrisi : Sewaktu anak sakit dan kurang gizi bisa
menjadi DM
» DM Type lain yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom
tertentu, misal : ͽ Penyakit Pankreas
ͽ Penyakit Hormonal
ͽ Penggunaan obat-obatan
ͽ Kelainan receptor insulin
ͽ Kelainan genetika
2. Gangguan Toleransi Glukosa
» Tidak Gemuk.
» Gemuk.
» Gangguan toleransi glukosa yang berhubungan dengan keadaan DM.
» Sindrom tertentu.
3. Diabetes Mellitus Gestasional
Sewaktu hamil menderita Diabetes Mellitus, setelah melahirkan Diabetes
Mellitus-nya hilang.

B. Golongan dengan resiko statistic tinggi


Penderita dengan toleransi glukosa normal tetapi mempunyai resiko menjadi
Diabetes Mellitus
» Gangguan toleransi abnormal.
» Gangguan toleransi glukosa potensi abnormal.

V. GEJALA DAN TANDA DIABETES MELLITUS


Tanda – tanda Diabetes Mellitus :
1. Polipagi (banyak makan).
2. Polidipsi (banyak minum).
3. Poliuri (banyak kencing).
4. Polineuropati (mudah lelah).
5. Pruritus (gatal-gatal terutama pada wanita di vulva).
6. Pyorhoe (gusi berdarah dan gusi bernanah).
7. Mata kabur.
8. Parasthesia (kesemutan).
9. Mudah capek dan lemas.
10. Penurunan Berat Badan.

Terkadang pada gambaran klinisnya tidak jelas (asimptomatik) dan Diabetes


Mellitus baru ditemukan pada saat pemeriksaan penyaring atau pemeriksaan
untuk penyakit lain dari sudut penderita Diabetes Mellitus itu sendiri. Hal yang
menyebabkan penderita Diabetes Mellitus dating berobat ke dokter dan kemudian
di diagnosa sebagai Diabetes Mellitus adalah dengan keluhan :
» Luka yang tidak sembuh-sembuh.
» Kesemutan dan rasa kebas-kebas.
» Kelainan gynekologi pada wanita, missal : keputihan.
» Kelainan kulit, gatal dan bisul.
» Kelemahan tubuh.
» Infeksi saluran tubuh.
VI. PATOFISIOLOGI
Pengaturan metabolisme, secara fisiologi KGD tergantung dari :
» Ekresi glukosa.
» Sintesa glikogen.
» Glikogenesis di hati.
Jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hepar dan yang dipergunakan
oleh jaringan perifer tergantung dari keseimbangan fisiologis beberapa hormon
yaitu :
» Hormon Insulin.
» Hormon yang meningkatkan Kadar Gula Darah (KGD).

VII. KOMPLIKASI
1. Akut
» Hipoglikemia.
» Ketoasidosis.
» Coma hiperosmolar non ketotik.
2. Kronik
» Makroangiopati : mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah
jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.
» Mikroangiopati : mengenai pembuluh darah kecil, retinopati diabetic,
neuropati diabetic.
» Rentan infeksi : seperti TB paru, gingivitis, Infeksi Saluran Kemih.
» Kaki diabetic.

Komplikasi Diabetes Mellitus dari kepala sampai kaki :


ͽ Kepala : Rambut gugur, gatal dikepala (ketombe)
ͽ Telinga : Pendengaran berkurang bisa sampai tuli
ͽ Mata : Penglihatan kabur/katarak/retinopati
ͽ Mulut : Lidah : Glositis, pengecapan terganggu
Gigi dan gusi : gigi mudah goyang/lepas, gusi bernanah
ͽ Paru-paru : TBC paru
ͽ Jantung : Penyakit Jantung Koroner, Myocard Infark (gagal jantung)
ͽ Hati : Hepatomegali (pembesaran hati)
ͽ Kelamin : Pria : Impoten
Wanita : gangguan haid, bila ibu hamil bayi yang dilahirkan
BBL > 4 kg, sering terjadi abortus
ͽ Syaraf : Neuropatia
ͽ Pembuluh darah : Agiopatia
ͽ Kulit : infeksi dan gatal-gatal, luka kaki diabetic disebabkan oleh :
√ angiopati : perdarahan jaringan maginal.
√ neuropati paralysis otot kaki ,rasa mati gangguan syaraf
otonom.
Luka pada Diabetes Mellitus sulit disembuhkan , oleh karena:
ͽ Tauma terus menerus.
ͽ Tekanan abdominal.
ͽ Lingkungan Diabetes Mellitus subur untuk perkembangan bakteri infeksi.
ͽ Kelampauan aliran nutrien melalui pintas arteri yg arastris.
ͽ Neuropatia :
» Paralisis : perubahan foot masanus titik tekan ditelapak kaki lain, perubahan
anatomi.
» Mati rasa : cidera yang pada luka yang tak terhindari.
» Gangguan faal syaraf otonom : perfusi kulit kering dan pintas arteri vena
subcutis terbuka sehingga terjadi kelampauan aliran nutrient di kaki.

VIII. KRITERIA DIAGNOSA


A. Diagnosa Dugaan Diabetes Mellitus
1. DM berdasarkan criteria WHO 1985.
2. Berat Badan relative kurang dari 80 %.
3. Umur muda antara 15 – 40 tahun.
4. Resisten terhadap insulin.
5. Resisten terhadap ketosis.
6. Ada atau tidak ada klasifikasi pancreas.

B. Diagnosa Diabetes Mellitus


1. Sama dengan diagnosa dugaan (1-6)
2. Ditambah dengan eksresi PABA dalam urine selama 6 jam < 60 %

Nilai diagnostic KGD sesudah beban glukosa 75 gr (mg/dl)


Plasma Vena (mg/dl) Darah Kapiler
Diabetes Mellitus
» Puasa > 140 > 120
» 2 jam sesuadah makan ≥ 200 ≥ 200
Toleransi Glukosa Terganggu
» Puasa < 140 < 120
» 2 jam sesudah makan 140 – 200 140 – 200

IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG


A. ͽ KGD Sewaktu > 200 mg %
ͽ KGD Puasa ≥ 126 mg %
ͽ TTGO (Test Toleransi Glukosa Oral)
ͽ KGD 2 jam sesudah makan ≥ 200 mg %
B. Pemeriksaan Urine : Reaksi (+)
C. Gejala dan tanda Diabetes Mellitus : (+)

Cara Pemeriksaan Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) adalah :


1. Tiga hari sebelum pemeriksaan pasien makan seperti biasa.
2. Kegiatan jasmani sementara cukup, tidak terlalu banyak.
3. Pasien puasa semalam selama 10 – 12 jam.
4. Pemeriksaan glukosa darah puasa.
5. Berikan glukosa 75 gr yang dilarutkan dalam air 250 ml lalu minum 5 menit.
6. Pemeriksaan glukosa darah 1 jam dan 2 jam sesudah bebas glukosa.
7. Selama pemeriksaan pasien yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok.

X. PENGOBATAN
Terdapat 5 dasar pengobatan Diabetes Mellitus yg dinamakan “ Patologi Therapy
Diabetes Mellitus”, yaitu :
1. Latihan fisik (olah raga).
2. Diet (pengaturan makanan).
3. Penyuluhan kesehatan masyarakat.
4. Obat hipoglikemik (AOD dan Insulin).
5. Cangkok Pankreas.

Rumus penentuan jumlah kalori pada Diabetes Mellitus :


BB
RBW = X 100 %
TB – 100

Status gizi : ͽ Kurus : RBW < 90 %


ͽ Normal : RBW 90 – 110 %
ͽ Gemuk : RBW > 110 %
ͽ Obesitas : » Ringan : RBW 120 – 130 %
» Sedang : RBW 130 – 140 %
» Berat : > 140 %

Kalori yang dibutuhkan :


» Kurus : BB x 40 – 60 kkal/hr
» Sedang : BB x 30 kkal/hr
» Gemuk : BB x 20 kkal/hr
» Obesitas : BB x 10 – 15 kkal/hr

Penggunaan OAD (Obat Anti Diabetes)


OAD dapat dibagi dalam 3 golongan besar, yaitu :
1. Golongan Sulfonilurea (generasi I dan II) : meningkatkan sekresi insulin.
2. Golongan Biquamid (metformin) : mengurangi produksi glukosa hati.
3. Golongan Glibenpiride.
4. Inhibitor glukosidase alfa (acarbose) : menurunkan puncak glikemik sesudah
makan.

Jenis OAD dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :


1. Jenis I (Short Acting) seperti talbutamid.
2. Jenis II (Intermediate) seperti glibenclamide, glyclazine.
3. Jenis II (Long Acting) seperti chlorpropamide.

Indikasi penggunaan insulin pada NIDDM :


1. Diabetes Mellitus dengan BB menurun cepat/kurus.
2. Ketoasidosis, asidosis laktat dan koma hiperosmolar.
3. Diabetes Mellitus yang mengalami stress berat.
4. Diabetes Mellitus dengan kehamilan (Diabetes Mellitus Gestasional) yang
tidak terkendali dengan perencanaan makanan.
5. Diabetes Mellitus yang tidak berhasil dikelola dengan obat anti hipoglikemik
oral dengan dosis maksimal atau ada kontra indikasi dengan obat tersebut.
6. Diabetes Mellitus dengan operasi.

XI. TUJUAN PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS


A. Tujuan Jangka Pendek
Menghilangkan keluhan/gejala Diabetes Mellitus dan mempertahankan rasa
nyaman dan sehat
B. Tujuan Jangka Panjang
Mencegah penyulit, baik makroangipati, mikroangiopati maupun neuropati
dengan tujuan akhir menurunkan morbiditas dan mortalitas Diabetes Mellitus
dengan cara menormalkan kadar glukosa, lipid, insulin, mengingat mekanisme
dasar kelainan Diabetes Mellitus type I dan II adalah terdapatnya factor
genetic, resistensi insulin dan insufisiensi sel beta pankreas.

XII. PROGNOSA
1. Tergantung pada diet latihan jasmani/olahraga dan ketentuan makan obat.
2. Tergantung pada pengelolaan dan lama timbulnya penyakit.
Sekitar 60 % pasien Diabetes Mellitus yang mendapatkan insulin dapat bertahan
seperti orang normal, sisanya dapat mengalami kebutaan, gagal ginjal kronik dan
kemungkinan untuk meninggal lebih cepat.

HIPERTENSI
I. PENDAHULUAN
Dinegara yang sudah maju, Hipertensi telah menjadi masalah kesehatan
yang menjadi masalah dan perhatian dengan baik. Karena angka prevalensi yang
tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan mempunyai konsekuensi
tertentu. Dinegara Negara tersebut dari penyelidikan yang ada missal : AS, terlihat
adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak menderita
Hipertensi daripada masyarakat pedesaan. Insiden di AS 15 % golongan kulit
putih dewasa dan 25 – 30 % golongan kulit hitam. Sedangkan di Indonesia sampai
saat ini belum terdapat penyelidikan yang bersifat rasional multisenter yang dapat
menggambarkan prevalensi Hipertensi secara tepat.
Prevalensi diseluruh dunia tidaklah sama, walaupun penyebabnya tidak
diketahui pasti namun banyak fakta yang mempengaruhi seperti genetika,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan syaraf simpatik, system renin, angiotensi,
obesitas, alkohol, merokok serta polisetemia.

II. DEFENISI
Hipertensi adalah tekanan darah systole ≥ 140 mmHg dan tekanan darah
diastole ≥ 90 mmHg atau bila pasien memperbesar obat anti hipertensi.

III. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
A. Hipertensi Essensial atau Hipertensi Primer yang tidak diketahui penyebabnya
disebut Hipertensi Idiopatik. Faktor yang mempengaruhi genetika,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan syaraf simpatik, system renin, angiotensi,
defek dalam eksresi Na, peningkatan Na dan Ca, intro sellular & faktor-faktor
yg meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok serta polisetamia.
B. Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Renal, penyebabnya karena penggunaan
estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal, hiperaldosteronisme
primer dan syndrome cushing, feokromositoma, coartasio aorta, hipertensi
yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.

IV. PATOFISIOLOGI
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tekanan perifer sehingga
semua faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tekanan perifer akan
mempengaruhi tekanan darah dapat digambatkan sebagai berikut :

Tekanan Darah = Curah Jantung x Tekanan Perifer


Selain curah jantung dan tekanan perifer, sebenarnya tekanan darah dipengaruhi
juga oleh tekanan atrium kanan.

V. GEJALA KLINIS
A. Hipertensi Essential
Gejala klinis utama : ͽ Sakit kepala (migran)
ͽ Pandangan berkunang-kunang
ͽ Epistaksis
Gejala tambahan lain :
» Sesak Napas
» Rasa berat ditengkuk
» Mudah lelah
» Sukar tidur
» Telinga mendengung
» Mudah marah
Gejala lain akibat komplikasi Hipertensi :
» Gangguan penglihatan
» Gangguan Neurologik
» Gangguan payah jantung
» Gangguan fungsi ginjal
B. Hipertensi Sekunder
Gejala Klinis : ͽ Anoreksia
ͽ BB menurun secara progresif
ͽ Gangguan kesadaran
ͽ Rasa haus
ͽ Vasokuntruksi

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


ͽ Pemeriksaan Laboratorium rutin yang dilakukan sebelum melakukan therapy
untuk menentukan adanya kerusakan organ-organ dan factor lain/mencari
penyebab Hipertensi
ͽ Pemeriksaan urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah, kalium natrium,
kreatinin, KGD puasa, kolesterol total, kolesterol HDL dan EKG
ͽ Pemeriksaan clearens kreatinin, protein urine 24 jam, asam urat, kolesterol
LDL, TSH dan Echokardiografi

VII. KRITERIA DIAGNOSA


Anamnese : dengan gejala keterlibatan organ tubuh
Pengukuran tekanan darah
ͽ Dengan spigmometer dilengan kanan /kiri, duduk atau berbaring sedikitnya
setelah 5 menit istirahat.
ͽ Dilakukan pengukuran sebanyak 2 x sampai 3 x pemeriksaan dengan interval
2 – 3 menit.
ͽ Pencatatan tekanan darah diambil dari pemeriksaan kedua dan ketiga.
ͽ Bila perlu dilakukan pengukuran tekanan darah sewaktu berdiri dan dikaki
sewaktu berbaring.
Klasifikasi sesuai WHO
Klasifikasi Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)
Normotensi < 140 < 90
Hipertensi Ringan 140 – 180 90 – 105
Hipertensi Perbatasan 140 – 160 90 – 95
Hipertensi Sedang dan Berat > 180 > 150
Hipertensi Sistolik Terisolasi > 140 < 90
Hipertensi Sistolik Perbatasan 140 – 180 < 90

VIII. PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan Non Farmakologis
Dapat mengontrol tekanan darah, sehingga pengobatan farmakologis menjadi
tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda pengurangan masukan
garam dan penurunan BB digunakan sebagai awal langkah pengobatan lain
yaitu : pengurangan faktor resiko seperti : merokok, minum alhokol,
hiperlipedemia dan stress.
B. Penatalaksanaan Farmakologis
Obat golongan blockade – ganglionik dan alfa sympatolitik merupakan obat
yang pertama digunakan. Obat tersebut cukup efektif digunakan untuk
menurunkan tekanan darah walaupun menimbulkan efek samping yang
merugikan. Pengobatan diuretic mulai meningkatkan survival rate akibat
hipertensi berat walaupun demikian angka kematian oleh sebab penyakit
koroner belum menurunkan dengan jelas.

IX. KOMPLIKASI
1. Cerebrovaskuler : ͽ Stroke Iskemik
ͽ Perdarahan Serebral
2. Jantung : ͽ Infark Myocard
ͽ Angina Pectoris
ͽ Gagal Jantung Kongestif
3. Mata : ͽ Perdarahan Retina
ͽ Gangguan penglihatan sampai kebutaan
ͽ Edema Pupil
4. Otak : ͽ Terjadinya pendarahan akibat pecahnya micro aneurisme yang dapat
mengakibatkan kematian
ͽ Iskemik otak sementara
5. Ginjal : ͽ Gagal Ginjal Kronik
ͽ Nefropati Diabetik
ͽ Infark Ginjal
ͽ Pielonefritis

X. TUJUAN PENGOBATAN
A. Tujuan Jangka Pendek
Untuk menurunkan tekanan darah dan mengontrol tekanan darah.
Menghilangkan keluhan/gejala Hipertensi dan mempertahankan rasa nyaman
dan sehat.
B. Tujuan Jangka Panjang
Untuk mencegah terjadinya komplikasi

XI. PROGNOSA
Pengobatan dengan OAH (Obat Anti Hipertensi) bila sesuai dengan kombinasi
dan sesuai dengan “Go Slow Step Slow” maka akan berprognosis baik. Hal yang
ditakutkan pada Hipertensi berat, bila sudah mengalami komplikasi dan tidak
diberikan OAH maka prognosisnya jelek.

Anda mungkin juga menyukai