Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Keberadaan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Meningkatkan


Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Di Desa Pomolulu Kecamatan Balaesang
Tanjung Kabupaten Donggala.

Keberadaan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa harus

didasarkan kepada adanya niat baik untuk saling membantu dan mengingatkan. Mengingat

kedua institusi ini mempunyai kedudukan yang sejajar serta mempunyai kepentingan yang ingin

di capai.

Jika dilihat, diamati tentang peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengayomi

adat istiadat, maka sesungguhnya sangat membantu pemerintah desa khususnya dalam

kelestarian ekosistem, kegiatan pembangunan, penggalian potensi desa, bahkan pengaruh pada

proses pembuatan peraturan desa bersama dengan kepala desa.

5.1.1 Keberadaan Badan Permusyawaratan Desa Pomolulu Kecamatan Balaesang

Tanjung Kabupaten Donggala.

Keberadaan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang selama ini dikenal dengan

sebutan Lembaga Musyawarah Desa merupakan suatu wujud demokrasi yaitu peran serta

masyarakat di dalam sistem pemerintahan dan pembangunan desa. Keberadaan BPD dapat

disejajarkan dengan parlemen desa, yang berfungsi sebagai mengayomi adat istiadat, membuat
peraturan desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan

terhadap penyelenggaraan pemerintah desa.

Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat dilihat pada hasil wawancara penulis dengan

Kepala Desa Bapak Moh.Sabil Pada tanggal 25 Maret 2018 di kediamannya menyatakan bahwa :

“Kalau mau dilihat sesuai dengan fungsi yah 50% sudah banyak itu terkait dengan

pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai Badan Permusyawaratan Desa (BPD), saya

menganggap pekerjaan mereka selama ini bagus karna memang suda bekerja dengan baik, dan

saya melihat mereka sering-sering duduk dengan masyarakat, karnah itu memang tugasnya

menampung aspirasi masyarakat, lalu kemudian BPD berbicara kesaya sesuai dengan apa yang

disampaikan oleh masyarakat tersebut.

Dari hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) desa pomolulu dalam meningkatkan partisipasi masyarakat

terhadap pembangunan adalah suda baik sesuai tugas dan fungsingnya masing-masing.

Selain itu, adapun hasil wawancara penulis dengan Imam mesjid Mahpid pada tanggal 25

Maret 2018 di kediamannya menyatakan bahwa :

“menurut saya, kinerja Badan Permusyawaratan Desa (BPD) suda melaksanakan tugas

dan fungsinya dengan baik aktif didesa, apalagi dengan masyarakat disini, ketika mau

membicarakan tentang program pembangunan, masyarakat diundang secara langsung untuk

rapat, baik di undang secara langsung maupun undangan tertulis.


Hasil wawancara penulis dengan masyarakat desa pomolulu, bapak Idham pada tanggal

26 maret 2018 menyatakan bahwa,:

“Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), suda berjalan dengan baik dalam

melaksanakan tugasnya dan melakukan partisipasi yang baik dnegan masyarakat.

Adapun hasil wawancara penulis dengan masyarakat desa pomolulu bapak Nahar, pada

tanggal 26 maret 2018 menytakan bahwa :

”Ketua BPD dan anggotanya suda berjalan bagus di desa dan menjalankan tugas dan

fusngsinya yang sebagaimana diharapkan masyarakat, karnah ketika mereka ingin membicarakan

masalah pembangunan masyarakaat diundang untuk rapat bersama aparat desa, namun katanya

yang dilihat lebih aktif itu hanya ketua BPD nya saja.

Hasil wawancara penulis dengan masyarakat pomolulu ibu zaitun pada tanggal 29 maret
2018 menyatakan bahwa :

Anggota BPD yang lain tidak ada melaksanakan tugasnya dengan baik, hanya ketua saja

yang terlihat kinerja dan fungsinya di desa sebagai anggota pemerintah desa, kalau melihat

untuk melakukan partisispasi dengan masyarakat untuk pembangunan desa suda baik, karnah

semua masyarakat di undang ketika ingin membicarakan program pembangunan.


5.2 Melihat Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Di Desa Pomolulu

Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala

Adapun hasil wawancara penulis dengan Kepala Desa Moh.Sabil Pada tanggal 1 april

2018, Menyatakan bahwa :

“Kalau mau berbicara tentang masyarakat dimana-mana tida semua masyarakat yang

mau mendukung program pemerintah itu yang namanya partisipasi adalah sebagian besar

masyarakat terkait dengan dukungannya semua pembangunan yang bagi mau okelah, itu artinya

memang bukan juga budaya karnah memang pada dasarnya masyarakat itu pendidikan tidak

sampai menengh atas SD pun tida ada, jadi pengetahuannya tentang bagaiamana harus

berpartisipasi bagaiaman harus mendukung program selama program itu mengarah kepada

peningkatan kepentingan umum, itukan mereka tida tau secara jelas, walaupun suda berulang

kali disampaikan. Jadi kalau partisipasi terhadap semua pembangunan yah sebagian besarlah

masyarakat partisipasinya dalam bersuwadaya.

“Hasil wawancara penulis dengan Ketua BPD Fachrus Chair S.Pd pada tanggal 1 april

2018, menyatakan bahwa :

“Partisipasi jelas, memutuskan apa yang mau dibuat itu masyarakat juga di undang,

pembangunannya sebagian besar suda masyarakat yang berpartisipasi, mau bangun ini

masyarakat yang jadi tukangnya, penyediaan bahan bakunya masyarakat disini send ri yang

sediakan bisa dibilang 100% lah untuk semua yang ada sekrang ini masyarakat sendri yang

langsung. Jadi masyarakat yang kerja itu tetap diberi upah, sistemnya bukan swadaya,

masyarakat kerja itu bukan swadaya tetapi ada upah tukang, namun tukangnya tetap masyarakat
yang ada didesa sendri. Jadi tida ada swadaya, tetap system gaji, Cuma pelaksananaanya tetap

masyarakat disini.

Anda mungkin juga menyukai