Anda di halaman 1dari 11

JPEHS 3 (1) (2016)

Journal of Physical Education, Health and Sport


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpehs

PENERAPAN METODE PELATIHAN PLIOMETRIK


DALAM MENINGKATKAN POWER OTOT TUNGKAI ATLET PPLM
BALI

Suratmin  I Putu Panca Adi

Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha, Bali, Indonesia

Info Artikel Abstrak


____________________ ____________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan membuktikan penerapan metode pelatihan
Diterima April 2016 pliometrik dalam meningkatkan power otot tungkai atlet PPLM Bali. Penelitian ini terdiri dari
Disetujui Mei 2016 variabel bebas adalah metode pelatihan pliometrik sedangkan sebagai variabel terikat adalah power
otot tungkai. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen semu. Sampel dalam penelitian ini
Dipublikasikan Juni 2016
adalah atlet PPLM Bali. Data diperoleh dengan tes awal dan akhir yaitu power otot tungkai. Data
____________________ dianalisis menggunakan statistik infrensial melalui uji t-tes pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian
Keywords: menunjukkan bahwa: (1) terdapat peningkatan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir terhadap
Plyometrics training methods, power otot tungkai dengan tes loncat tegak, (p < 0.008), (2) terdapat peningkatan yang signifikan
limb muscle power antara tes awal dan tes akhir terhadap power otot tungkai dengan tes loncat tegak, tes laboratorium (p
< 0.003), (3) terdapat peningkatan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir terhadap power otot
tungkai dengan tes loncat tegak, tes lapangan sebesar 8.64 %, (4) terdapat peningkatan yang signifikan
antara tes awal dan tes akhir terhadap power otot tungkai dengan tes loncat tegak, tes laboratorium
sebesar 5.04 %, (5) terdapat peningkatan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir terhadap power
tungkai dengan tes loncat tanpa awalan/standing broad jump (p < 0.000), dan (6) terdapat peningkatan
yang signifikan antara tes awal dan tes akhir terhadap power tungkai dengan tes loncat tanpa
awalan/standing broad jump sebesar 23 %

Abstract
____________________________________________________________
The purpose of this study was to assess and prove the application of plyometrics training methods to
improve limb muscle power athletes PPLM Bali. This study consisted of independent variables is
plyometrics training methods, while the dependent variable is the leg muscle power. The research
method using a quasi-experimental methods. The sample in this study is the athletes PPLM Bali. Data
obtained with the test beginning and the end namely leg muscle power. Data were analyzed using a
statistical test infrensial through t-test at a significance level of 5%. The results showed that: (1) there is
a significant improvement between the initial tests and final test against power leg muscle with a test
jump upright, (p <0.008), (2) there is a significant improvement between the initial tests and final test
against power leg muscle with a test jump upright, laboratory tests (p <0.003), (3) there is a significant
improvement between the initial tests and final test against power leg muscle with a test jump upright,
field tests of 8.64%, (4) there is a significant increase between tests initial and final test against power
leg muscle with a test jump upright, laboratory tests for 5:04%, (5) there is a significant improvement
between the initial tests and final test against power leg with a test jump without prefix / standing
broad jump (p <0.000), and (6) there is a significant improvement between the initial test and final test
against power leg with a diving tests without prefix / standing broad jump of 23%

© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2354-8231 (online)
Jl. Udayana No. 11, Singaraja, Kec. Buleleng, Bali
ISSN 2354-7901 (cetak)
E-mail: ratmin_sgrbali@yahoo.co.id

33
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)

PENDAHULUAN andalannya yaitu Maria Natalonda yang telah


memecahkan rekor PON di Kalimantan Timur
Penjaringan atlet berbakat dalam tahun 2008 pada nomor lompat jauh dan
olahraga harus menjadi perhatian pada setiap jangkit, medali perunggu pada SEA games
cabang olahraga. Sebagian besar penjaringan tahun 2009 dan medali emas pada Asian
atlet berbakat olahraga semestinya dilakukan Games tahun 2014.
pada tingkat yunior, sehingga lebih dini dapat Pada dasarnya pembinaan setiap cabang
diketahui bakat olahraganya. Dalam olahraga, olahraga memiliki karakteristik dan tuntutan
penjaringan bakat sangat penting untuk; (1) sistem energi yang berbeda, maka diperlukan
menemukan calon atlet berbakat, (2) memilih suatu model atau metode pelatihan dan
calon atlet pada usia dini, (3) memonitor secara program pelatihan yang berbeda pula. Dalam
terus menerus, dan (4) membantu calon atlet olahraga prestasi diperlukan berbagai
menuju ke langkah penguasaan yang tertinggi pengkajian, penerapan Iptek keolahragaan, dan
(Furqon dan Muchsin, 1999). Makin awal atlet analisis gerak yang kompleks termasuk metode
menunjukkan kesesuaian pelatihan dan pelatihan. Tujuan pelatihan yang utama dalam
kemampuan untuk belajar dan berlatih, maka olahraga prestasi adalah untuk
makin berhasil pula dalam menyelesaikan mengembangkan kemampuan biomotor
program pelatihan yunior. Hal ini akan (kekuatan, kecepatan, power, kelentukan dan
menyebabkan calon atlet memiliki lebih banyak daya tahan) ke standar yang lebih tinggi atau
waktu untuk berlatih sebelum mencapai usia dalam arti fisiologis, atlet berusaha mencapai
prestasi puncak dan akan memiliki pengaruh tujuan perbaikan sistem organisme dan
yang berakhir positif pada pelatihannya. Oleh fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi atau
karena itu, dapat dikatakan bahwa penentuan penampilan olahraga (Bompa, O Tudor. 2000,
bakat merupakan suatu proses penentuan 2009).
kemampuan (pra-kondisi) prestasi, dimana Sebagian besar cabang olahraga dapat
calon atlet harus memiliki kemampuan dilakukan dengan terampil, apabila atlet
tersebut, agar dapat mencapai tingkat prestasi memiliki power besar yang merupakan
yang tinggi dengan menggunakan teknik gabungan antara kekuatan dan kecepatan.
diagnosis yang sesuai. Power otot tungkai sangat dibutuhkan pada
Sistem pembinaan sangat penting cabang olahraga atletik (lari, lompat dan
dilakukan dengan harapan atlet mampu lempar). Metode pliometrik sebagai salah satu
memperoleh prestasi yang optimal. Pencapaian cara terbaik untuk mengembangkan power
prestasi olahraga tertinggi merupakan akibat pada berbagai cabang olahraga (Radcliffe dan
langsung dari adaptasi organisme terhadap jenis Forentinos, 1985). Gerakan-gerakan pliometrik
dan metode pelatihan (Jahonsyah dan Evalina dilakukan dalam berbagai cabang olahraga
Heryanty, 2007). Dalam program pembinaan yang menggunakan power. Power pada
yang telah dilakukan di provinsi Bali dengan umumnya diperlukan sebagai dasar untuk
mengelola 2 (dua) Pusat Pendidikan dan melakukan gerkan pada nomor lari, lompat dan
Latihan Pelajar (PPLP) yaitu cabang olahraga lempar.
atletik dan pencak silat, di samping itu juga Metode pelatihan pliometrik sebagai
menangani Pusat Pendidikan dan Latihan salah satu metode untuk mengembangkan daya
Mahasiswa (PPLM) cabang olahraga atletik ledak (explosive power), suatu komponen penting
dan pencak silat. Hasil pembinaan olahraga dari sebagian besar kinerja dalam olahraga.
secara sinergi dan berkelanjutan tersebut, telah Metode pelatihan pliometrik dengan cepat
menorehkan prestasi secara optimal. Terbukti menjadi bagian integral dari program pelatihan
bahwa pembinaan olahraga di Bali telah keseluruhan dalam berbagai cabang olahraga.
menghasilkan prestasi yang membanggakan Berbagai gerakan-gerakan olahraga banyak
negara Indonesia yang ditorehkan oleh atlet melibatkan kemampuan otot-otot tungkai.

34
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)

Kemampuan otot-otot tungkai dapat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan


menghasilkan kecepatan, kekuatan, daya ledak fisik dan mental secara bersama-sama.
dan daya tahan. Atlet dapat melakukan gerakan Pelatihan fisik pada prinsipnya adalah
yang lebih efisien, apabila ditunjang dengan memberikan tekanan (stress) fisik pada tubuh
power otot tungkai yang besar. secara teratur, sistematis, dan
Salah satu cabang olahraga yang berkesinambungan sehingga terjadi
membutuhkan power otot tungkai yang besar peningkatan kemampuan dalam melakukan
adalah cabang olahraga atletik pada nomor lari kerja. Pelatihan fisik dapat dibagi dalam tiga
print, lompat, dan lempar. Untuk mencapai kategori, yaitu: (1) program pelatihan
atau meningkatkan prestasi atlet PPLM Bali anaerobik, suatu pelatihan yang diselesaikan
dibutuhkan pelatihan yang intensif dan dalam waktu singkat, dikerjakan berulang-
terprogram secara baik. Pada nomor lari sprint, ulang dengan intensitas yang sangat tinggi,
lompat, dan lempar diperlukan suatu metode misalnya lari 100 meter, lompat jauh, lompat
pelatihan, penyusunan program, dan strategi tinggi, lompat jangkit, tolak peluru dan
pendekatan yang bersifat khusus, yaitu khusus sebagainya, (2) program pelatihan aerobik,
terhadap sistem energi utama yang digunakan, suatu pelatihan yang dilakukan terus-menerus
khusus terhadap kelompok otot yang dilatih dalam waktu lama dengan intensitas yang
dan khusus terhadap pola gerak yang sesuai relatif rendah, misalnya lari marathon, (3)
dengan keterampilan. Cabang olahraga atletik program pelatihan berbeban, suatu pelatihan
selain memiliki karakteristik dan tuntutan untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan
sistem energi yang berbeda, juga memiliki otot, termasuk pelatihan mengangkat beban,
beberapa bentuk atau macam metode pelatihan pelatihan isometrik, isotonik, isokinetik dan
sebagai upaya untuk meningkatkan power otot pelatihan menahan yang sejenis.
tungkai secara maksimal. Meningkatkan power Olahragawan dalam berlatih perlu
otot tungkai atlet PPLM dapat dilakukan dibekali pengetahuan yang berhubungan
dengan pembebanan pelatihan yang sesuai dengan olahraga yang menjadi pilihannya.
yaitu metode pelatihan pliometrik. Pelatihan fisik dimaksudkan untuk
Kemampuan power tungkai diperlukan sebagai mempersiapkan diri dalam mencapai tujuan
dasar dalam mencapai prestasi cabang atletik tertentu. Tujuan pelatihan fisik adalah
secara maksimal. Dalam penelitian ini akan meningkatkan kemampuan pada tingkat yang
diterapkan metode pelatihan pliometrik dalam lebih tinggi. Dalam pelatihan keterampilan
meningkatkan power otot tungkai atlet PPLM gerak, keberhasilan dalam penampilan olahraga
Bali. Pada penelitian ini dapat dirumuskan tidak hanya ditentukan oleh pencapaian
permasalahan sebagai berikut: Penerapan domain fisik saja, melainkan juga ditentukan
metode pelatihan pliometrik dalam domain pikomotor, kognitif dan afektif.
meningkatkan power otot tungkai atlet PPLM
Bali. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk Pliometrik
menerapkan metode pelatihan pliometrik Istilah pliometrik biasanya diterapkan
dalam meningkatkan power otot tungkai atlet untuk semua tipe pelatihan yang menghasilkan
PPLM Bali. tegangan awal dan reflek regangan pada otot
(Javer in Pyke, 1991). “Plyometric” berasal dari
Pelatihan bahasa Yunani “pleythuein” yang berarti
Pelatihan adalah proses kerja yang memperbesar atau meningkatkan atau plio
dilakukan secara sistematis dan dan metrik yang berarti lebih banyak dan
berkesinambungan, dimana beban dan ukuran (Chu, 1992). Radcliffe dan Ferentinos
intensitas pelatihan makin hari makin (1985) menjelaskan bahwa pliometrik adalah
bertambah, sehingga memberikan rangsangan suatu pelatihan yang memiliki ciri khusus, yaitu
secara menyeluruh terhadap tubuh dan kontraksi otot yang sangat kuat yang

35
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)

merupakan respon dari pembebanan dinamis pelatihan isometrik dan isotonik (eksentrik-
atau regangan yang cepat dari otot-otot yang konsentrik) yang mempergunakan pembebanan
terlibat. Pliometrik dapat dijelaskan sebagai dinamik dari regangan yang terjadi secara
bentuk kombinasi pelatihan isometrik dan mendadak sebelum otot berkontraksi kembali
isotonik yang mempergunakan pembebanan atau suatu pelatihan yang memungkinkan otot
dinamis, plaiometrik atau regangan yang terjadi untuk mencapai kekuatan maksimal dalam
secara mendadak sebelum otot berkontraksi waktu yang sesingkat mungkin.
kembali, atau pelatihan yang memungkinkan Pliometrik merupakan salah satu metode
otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam pelatihan yang terbaik guna meningkatkan
waktu yang sesingkat mungkin. eksplosif power untuk olahraga. Pelatihan
Pada gerakan pliometrik sebagian besar pliometrik yang dapat meningkatkan eksplosif
mengikuti konsep “power chain” (rantai power) power anggota gerak bawah terdiri dari
dan sebagian besar pelatihan, khusus pelatihan : Bounds, Hops, Jump, Leaps, Skips dan
melibatkan otot pinggul dan tungkai, karena Ricoches (Radcliffe & Farentinos, 1985). Javer
gerakan kelompok otot ini secara nyata dalam (Pyke, 1991) menjelaskan bahwa
merupakan pusat power dari gerakan olahraga pelatihan pliometrik yang dapat meningkatkan
dan benar-benar memiliki keterlibatan yang eksplosif power kelompok otot pinggul dan
besar dalam semua gerakan olahraga. tungkai terdiri dari pelatihan Bounding dan Dept
Pliometrik merupakan salah satu metode Jumping. Chu (1992) menjelaskan bahwa
pelatihan yang terbaik guna meningkatkan pelatihan plaiometrik dapat meningkatkan
eksplosif power untuk olahraga. Metode eksplosif power pada ekstrimitas bawah terdiri
pelatihan pliometrik dapat dibedakan menjadi dari pelatihan jumping-in-place, standing jumps,
tiga kelompok pelatihan yaitu, (1) pelatihan multiple hops and jumps, bounding, box drills dan
untuk anggota gerak bawah (pinggul dan dept jumps. Pelatihan pliometrik adalah metode
tungkai), (2) pelatihan untuk batang tubuh, dan terbaik untuk menghasilkan power yang
(3) pelatihan untuk gerak atas (Radcliffe & diperlukan dalam gerakan-gerakan yang
Farentinos, 1985). bersifat meledak atau eksplosif, sebab
Pelatihan pliometrik dilaksanakan pliometrik dapat mempertemukan celah
berdasarkan tiga kelompok otot dasar, yaitu (1) pemisah antara kekuatan dan power (Javer in
tungkai dan pinggul, (2) togok, dan (3) dada, Pyke, 1991). Pliometrik merupakan gerakan
shoulder gridle, dan lengan. Pada dasarnya ketiga yang sangat kuat dan cepat, yaitu gerakan-
kelompok tersebut secara fungsional gerakan yang eksplosif, maka tujuan pelatihan
merupakan satu kesatuan yang disebut “rantai pliometrik selain meningkatkan hubungan
power” (power chain). antara kekuatan dan power, juga meningkatkan
Sebagian besar gerakan olahraga berasal power anaerobik dan koordinasi
dari pinggul dan tungkai, misalnya gerakan lari, neuromuskuler.
lempar, dan lompat. Banyak gerakan yang Pengorganisasian pelatihan pliometrik
dibangkitkan oleh pinggul dan tungkai, ini mengikuti konsep rangkaian power.
kemudian ditransfer keatas melalui togok Sebagian besar pelatihan adalah khusus
dengan menekuk, merentang atau memutar dan gerakan tungkai dan pinggul, karena kelompok
akhirnya diterima oleh tubuh bagian atas untuk otot ini merupakan pusat power gerakan
melakukan beberapa jenis keterampilan gerak olahraga dan memiliki keterlibatan utama
yan g melibatkan bahu, dada dan lengan. Chu dengan sebagian besar olahraga. Gerakan
(1992) menyatakan bahwa pelatihan pliometrik pliometrik dirancang untuk menggerakkan otot
adalah pelatihan yang memungkinkan otot pinggul dan tungkai, dan gerakan otot khusus
untuk mencapai kekuatan maksimal dalam yang dipengaruhi oleh bounding, hopping,
waktu yang sesingkat mungkin. Pelatihan jumping, leaping, skipping dan ricochet.
pliometrik merupakan bentuk kombinasi

36
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)

Pelatihan Pliometrik peluru, sasaran utama adalah menggunakan


Dalam pelatihan pliometrik ada gaya maksimum selama gerak menolak. Makin
pedoman-pedoman khusus untuk melakukan cepat rangkaian aksi yang dilakukan, maka
latihan yang tepat dan efektif yang harus makin besar gaya yang dihasilkan dan makin
diikuti. jauh jarak yang dicapai.
1). Pemanasan dan pendinginan (warm up and 5). Lakukan Sejumlah Ulangan
warm down) Biasanya banyak ulangan atau repetisi
Pelatihan pliometrik membutuhkan berkisar antara 8 sampai 10 kali, dengan makin
kelenturan dan kelincahan, maka semua latihan sedikit ulangan untuk rangkaian yang lebih
harus diikuti dengan periode pemanasan dan berat dan lebih banyak ulangan untuk latihan-
pendinginan yang tepat dan memadai. Jogging, latihan yang lebih ringan. Banyaknya set
lari peregangan dan kalistenik sederhana tampaknya juga bergam. Berbagai kajian
merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan nmengisyaratkan 6 sampai 10 set untuk
sebelum dan sesudah pelatihan. sebagian besar pelatihan, dan ada yang
2). Intensitas tinggi menyarankan 3 samapi 6 set, terutama untuk
Intensitas merupakan faktor penting latihan-latihan lompat yang lebih berat.
dalam pelaksanaan pliometrik. Kecepatan Pelatihan pliometrik termasuk salah satu dari
pelaksanaan dengan kerja maksimal sangat dua kategori, yaitu pelatihan respons tunggal
penting untuk memperoleh efek pelatihan yang (single response drill) dan pelatihan respons ganda
optimal. Kecepatan peregangan otot lebih (multiple response drill).
penting daripada besarnya peregangan. Pelatihan respon tunggal adalah usaha
Respons refleks yang dicapai makin besar jika tunggal yang sesungguh-sungguhnya, seperti
otot diberi beban yang cepat. Pelatihan harus yang digunakan pada waktu mulai meloncat
dilakukan dengan sungguh-sungguh dan (take off), pada permulaan gerak yang berat, dan
intensif, maka penting untuk diberikan pelepasan (release). Pelatihan respon ganda juga
kesempatan beristirahat yang cukup diantara berat tetapi lebih menekankan pada stamina
serangkaian pelatihan yang terus menerus. dan kecepatan keseluruhan dengan melibatkan
3). Beban Lebih yang Progresif beberapa usaha secara berturut-turut.
Program pelatihan pliometrik harus Dalam kenyataannya, satu eplatihan
diberikan beban lebih resistif, temporal, dan dapat dilakukan dengan kategori tersebut.
spatial. Beban lebih memaksa otot-otot bekerja Misalnya, dept jump yang berupa satu jatuhan
pada intensitas yang tinggi. Beban lebih yang dari kotak, disusul dengan lompat vertikal yang
tepat ditentukan dengan mengontrol ketinggian tinggi. Namun, dengan menempatkan
nturun atau jatunya individu, beban yang sederetan kerucut di depan kotak dan
digunakan, dan jarak tempuh. Beban lebih yang melakukan serangkaian lompatan melalui
tidak tepat dapat mengganggu keefektifan kerucut tersebut, maka berarti atlet harus
pelatihan atau bahkan menyebabkan cidera. melakukan pelatihan respon ganda. Pelatihan
Beban yang melampaui tuntutan beban lebih plaiometrik yang baik memanfaatkan kedua
yang resistif dari gerakan-gerakan pliometrik jenis respon tersebut, dengan demikian
tertentu dapat meningkatkan kekuatan tetapi melakukan aksi yang lebih spesifik dan
tidak selalu meningkatkan power eksplosif. menyeluruh.
4). Memaksimalkan Gaya atau Meminimalkan Kadang-kadang banyaknya ulangan
Waktu tidak ditentukan oleh intensitas pelatihan tetapi
Baik gaya maupun kecepatan gerak juga oleh kondisi atlet, pelaksanaan tiap
sangat penting dalam pelatihan pliometrik. ulangan, dan nilai hasil. Pelatihan tersebut
Dalam berbagai hal, titik beratnya adalah dilakukan untuk meningkatkan reaksi saraf
kecepatan dimana suatu aksi tertentu dapat otot, keeksplosifan, kecepatan dan kemampuan
dilakukan. Misalnya, dalam nomor tolak untuk membangkitkan gaya (tenaga) kaarah

37
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)

tertentu. Atlet baru dapat memperoleh manfaat punggung bagian bawah disarankan selama
dari sejumlah ulangan yang dilakukan dengan beberapa minggu sebelum melakukan gerakan-
sebaik-baiknya. Misalnya, jika seseorang gerakan skipng, swinging dan latihan-latihan
melakukan hops, bounds, atau lompat dengan untuk togok yang serupa.
benar 8 kali ulangan itu sudah cukup. Dalam 7). Program Pelatihan Individualisasi
pliometrik, hanya sedikit yang dicapai jika Untuk memperoleh hasil yang
pelatihan dilakukan dengan intensitas rendah terbaik,tentunya program pelatihan pliometrik
dan kurang sempurna. dapat diindividualisasikan, berarti harus tahu
Banyaknya set, ulangan, dan periode apa yang dapat dilakukan oleh tiap atlet dan
istirahat yang disarankan adalah berdasarkan seberapa banyak pelatihan yang dapat
pengalaman mengajar dan menjadi contoh membawa manfaat. Bidang pelatihan olahraga
dalam pelatihan pliometrik. lain, mengindividualisasikan program pelatihan
6). Istirahat yang Cukup pliometrik lebih merupakan suatu seni dari
Periode istirahat 1-2 menit di sela-sela set pada pengetahuan. Intensitas dan jumlah beban
biasanya sudah memadai nuntuk sistem lebih merupakan dua variabel penting.
neuromuskuler yang mendapat tekanan karena
pelatihan pliometrik untuk kembali pulih. Metode Pelatihan Plaiometrik
Periode istirahat yang cukup juga penting untuk Berbagai gerakan dan rangkaian aktivitas
pemulihan yang semestinya untuk otot, tampak dalam berbagai cabang olahraga. Ada
ligamen, dan tendon. Pada dasarnya jangan yang cukup sederhana dan memerlukan sedikit
mendahului pliometrik, terutama latihan- komponen keterampilan yang dipelajari, tetapi
latihan lompat dan gerakan-gerakan kaki ada yang sangat rumit. Dalam pelatihan
lainnya, dengan latihan berat pada tubuh pliometrik terdapat berbagai bentuk pelatihan,
bagian bawah. dari yang sederhana hingga yang kompleks.
7). Bangun Landasan yang Kuat Terlebih Penentuan mana yang akan digunakan
Dahulu tergantung pada tujuan dan kebutuhan
Dasar atau landasan kekuatan penting olahraganya.
dan bermanfaat dalam pliometrik. Maka dari Sistem untuk menentukan metode
itu suatu program pelatihan beban harus pelatihan pliometrik berdasarkan pada anatomi
dirancang untuk mendukung, dan bukannya fungsional dan hubungannya dengan gerakan
menghambat pengembangan power. olahraga. Pelatihan pliometrik dapat
Mewujudkan landasan kekuatan sebelum dipisahkan dengan gerakan olahraga tertentu
pelatihan pliometrik tidak perlu berlebihan. dengan kelompok otot utama yang terlibat
Para peneliti menyarankan maximum squat dua dalam gerakan-gerakan dasar untuk berbagai
kali berat badan sebelum melakukan dept jump cabang olahraga. Metode pelatihan pliometrik
dan gerakan-gerakan pliometrik serupa. Ini yang tepat merupakan hal yang penting untuk
merupakan kriteria ekstrem dan kriteria yang mencapai manfaat maksimum. Dalam analisis
dirasa tidak perlu untuk keberhasilan kinerja dan penerapan pliometrik digunakan sebagai
dan efek pelatihan positif dengan menggunakan metode, perbandingan dan terminologi.
pliometrik. Keterampilan olahraga atau gerak tidak semata-
Atlet pemula seyogyanya memulai mata terjadi karena adanya gabungan, seperti
dengan latihan-latihan sedang, seperti kekuatan, kecepatan, pembebanan atau
melompat dari tanah atau lantai, hops, bounds peregangan. Kinerja yang sesungguhnya dari
dan leaps dengan kedua tungkai. Dengan setiap pola gerak pliometrik bersifat holistik
meningkatnya kekuatan dan power, dapat yaitu integrasi total dari semua faktor. Dalam
dimulai dengan latihan dengan satu tungkai, perkembangan dan penggunaan power
depth jump dan decline dan incline. Pelatihan mekanisme-mekanisme volisional (fikiran) yang
kekuatan dan fleksibilitas otot perut dan otot menggerakkan dan mengkoordinasikan otot-

38
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)

otot rangka, bahkan lebih penting dari pada melangkah lebar atau melompat. Penekanan
serabut otot itu sendiri. Peningkatan kontrol pelatihan untuk meningkatkan kekuatan dan
otot dan power reaktif yang terkait dengan power tungkai dengan pengembangan
pelatihan plaiometrik dengan perubahan- kemampuan otot-otot tungkai melalui metode
perubahan dalam struktur neuromuskuler dan pelatihan pliometrik secara bertahap. Prinsip
jalur-jalur sensori-motorik yang kompleks. kekhususan berlaku pada pelatihan pliometrik.
Berbagai keterampilan olahraga dengan Beberapa gerakan dalam metode pelatihan
gerakan reaksi-eksplosif, otot-otot mengalami pliometrik dirancang untuk mengembangkan
peregangan yang cepat sebagai akibat beban power, kecepatan dan kekuatan otot. Metode
yang dikenakan pada otot. Pelatihan pliometrik pelatihan pliometrik merupakan pelatihan
diperkirakan menstimulasi berbagai perubahan terbaik untuk menghasilkan power yang
dalam sistem neurumuskuler, memperbesar diperlukan dalam gerakan-gerakan yang
kemampuan kelompok-kelompok otot untuk bersifat meledak atau eksplosif pada cabang
memberikan respons lebih cepat dan kuat olahraga atletik. Metode pelatihan pliometrik
terhadap perubahan-perubahan yang cepat. merupakan gerakan yang sangat kuat dan
Salah satu prinsip yang paling mendasar cepat, yaitu gerakan-gerakan yang eksplosif.
adalah prinsip beban lebih yang progresif
(progresif overload principle), yang selama ini telah METODE
sangat berhasil digunakan untuk
mengembangkan kekuatan, power dan daya Jenis penelitian ini adalah penelitian
tahan. Hubungan antara meningkatnya eksperimen semu. Rancangan penelitian yang
kekuatan otot dan beban lebih yang resistif digunakan adalah "Randomized Pretest Posttest
yang menggunakan beban dari dalam diri Design" (Moh Nazir, 2009, Thomas Jerry et all
sendiri dan beban luar. Repetisi beban kerja 2005). Variabel bebas adalah penerapan metode
yang kurang dari beban lebih menekankan pelatihan pliometrik, dan variabel terikat
pada daya tahan otot, bukan kekuatan atau adalah power otot tungkai. Penelitian ini
power. Pengembangan power dalam pelatihan dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Latihan
plaiometrik, power diartikan sebagai kekuatan Mahasiswa (PPLM) Bali Undiksha.
dan frekwensi atau kekuatan yang terbagi Pengambilan data dengan tes power otot
dengan waktu, maka beban harus diberikan. tungkai dengan loncat tegak (vertical jump) dan
Pada pelatihan pliometrik, beban lebih loncat tanpa awalan (standing broad jump). Data
berupa perubahan arah yang cepat pada suatu dianalisis dengan statistik inferensial t-test
anggota tubuh atau seluruh tubuh, seperti pengaruh menggunakan program komputer
mengatasi gaya akibat terjatuh, meloncat, SPSS 17.

Hasil
Tabel 1. Statistik Deskriptif Tes Power Tungkai (Tes Lapangan)
Hasil Tes N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Hasil Tes Awal 10 723 1683 1020.90 275.796
Hasil Tes Akhir 10 760 1934 1109.20 335.371
Valid N (listwise) 10

39
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)

Tabel 2. Statistik Deskriptif Tes Power Tungkai (Tes Laboratorium)


Hasil Tes N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Hasil Tes Awal 10 592 1878 1029.60 347.026
Hasil Tes Akhir 10 665 1869 1081.50 325.409
Valid N (listwise) 10

Tabel 3. Statistik Deskriptif Tes Power Tungkai (Standing Broad Jump)


Hasil Tes N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Hasil Tes Awal 10 138 287 192.40 40.643
Hasil Tes Akhir 10 191 296 236.80 30.070
Valid N (listwise) 10

Tabel 4. Uji Perbedaan Antara Tes Awal dan Tes Akhir Power Tungkai (Tes Lapangan)
Pair 1
Hasil Tes Awal - Hasil Tes Akhir
Paired Differences Mean -88.300
Std. Deviation 83.216
Std. Error Mean 26.315
95% Confidence Interval of Lower -147.829
the Difference Upper -28.771
T -3.355
Df 9
Sig. (2-tailed) .008

Tabel 5. Uji Perbedaan Antara Tes Awal dan Tes Akhir Power Tungkai (Tes Laboratorium)
Pair 1
Hasil Tes Awal - Hasil Tes Akhir
Paired Mean -51.900
Differences
Std. Deviation 41.046
Std. Error Mean 12.980
95% Confidence Interval of Lower -81.262
the Difference Upper -22.538
T -3.999
Df 9
Sig. (2-tailed) .003

40
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)

Tabel 6. Uji Perbedaan Antara Tes Awal dan Tes Akhir Power Tungkai (Standing Broad Jump)
Pair 1
Hasil Tes Awal - Hasil Tes
Akhir
Paired Mean -44.400
Differences
Std. Deviation 12.946
Std. Error Mean 4.094
95% Confidence Interval of the Lower -53.661
Difference
Upper -35.139
T -10.845
Df 9
Sig. (2-tailed) .000

Uji perbedaan yang diperoleh adalah Dalam mengembangkan keterampilan


sebagai berikut: (1) terdapat peningkatan yang dan kemampuan otot terhadap peningkatan
signifikan antara tes awal dan tes akhir power tungkai, maka dilakukan penerapan
terhadap power tungkai dengan tes loncat metode pelatihan pliometrik. Penerapan
tegak, tes lapangan (p < 0.008), (2) terdapat metode pelatihan pliometrik merupakan bentuk
peningkatan yang signifikan antara tes awal physical training yang mencakup proses
dan tes akhir terhadap power tungkai dengan kondisioning, selain mengembangkan power,
tes loncat tegak, tes laboratorium (p < 0.003), keterampilan juga mengembangkan potensi
(3) terdapat peningkatan yang signifikan antara energi dan penampilan keterampilan. Sasaran
tes awal dan tes akhir terhadap power tungkai metode pelatihan pliometrik merupakan
dengan tes loncat tegak, tes lapangan sebesar pelatihan khusus yang didasarkan pada
8.64 %, (4) terdapat peningkatan yang pengembangan dan peningkatan power yang
signifikan antara tes awal dan tes akhir diperlukan dalam cabang olahraga atletik.
terhadap power tungkai dengan tes loncat Secara fisiologis akibat pelatihan yang
tegak, tes laboratorium sebesar 5.04 %, (5) dilakukan secara akumulatif akan
terdapat peningkatan yang signifikan antara tes mempengaruhi perubahan-perubahan dalam
awal dan tes akhir terhadap power tungkai metabolisme biokimia dan serabut otot, serta
dengan tes loncat tanpa awalan/standing broad dalam perubahan yang berkaitan dengan
jump (p < 0.000), dan (6) terdapat peningkatan susunan saraf. Secara psikologis akan terjadi
yang signifikan antara tes awal dan tes akhir akumulasi nilai dan manfaat pelatihan sehingga
terhadap power tungkai dengan tes loncat tanpa akan meningkatkan kemauan untuk mengikuti
awalan/standing broad jump sebesar 23 % pelatihan.
Perubahan serabut-serabut otot akibat
Pembahasan pengaruh pelatihan plaiometrik akan terlihat
Program pelatihan yang teratur dan pada hipertropi otot. Hipertropi otot biasanya
terarah serta berkelanjutan akan memberikan disertai perubahan: (1) peningkatan diameter
penyesuaian terhadap kerja fisik yang selalu myofibril, (2) peningkatan jumlah myofibril, (3)
meningkat baik dari segi fisiologis maupun peningkatan protein kontraktif, (4) peningkatan
psikologis. Perubahan-perubahan yang terjadi jumlah kapiler, dan (5) peningkatan jaringan
akibat pelatihan ditandai dengan meningkatnya otot, tendon dan ligament (Sukarman, 1987).
fungsi organ-organ tubuh dan otot yang akan Perubahan metabolisme biokimia akibat
memberikan efisiensi gerak bagi pelakunya. pengaruh pelatihan anaerob atau kecepatan

41
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)

pada otot skelet meliputi: (1) peningkatan peningkatan yang signifikan antara tes awal
cadangan ATP dan PC dalam otot, (2) dan tes akhir terhadap power otot tungkai
peningkatan aktivitas enzim-enzim anaerob dan dengan tes loncat tegak, tes laboratorium (p <
aerob, yaitu ATPase, Myokinase (MK), dan 0.003), (3) terdapat peningkatan yang signifikan
Creatine Kinase (CPK), dan (3) peningkatan antara tes awal dan tes akhir terhadap power
aktivitas enzim glikolotik (PFK) (Fox, et al, otot tungkai dengan tes loncat tegak, tes
1988). lapangan sebesar 8.64 %, (4) terdapat
Dalam menerapkan metode pelatihan peningkatan yang signifikan antara tes awal
pliometrik akan memperoleh pengaruh dan dan tes akhir terhadap power otot tungkai
peningkatan power yang diperlukan dan akan dengan tes loncat tegak, tes laboratorium
menentukan hasil dari program latihan. sebesar 5.04 %, (5) terdapat peningkatan yang
Program pelatihan pliometrik merupakan signifikan antara tes awal dan tes akhir
proses gerakan pelatihan yang selalu diulang- terhadap power tungkai dengan tes loncat tanpa
ulang, sehingga akan memberikan awalan/standing broad jump (p < 0.000), dan (6)
kemungkinan adanya efisiensi gerak. Metode terdapat peningkatan yang signifikan antara tes
pelatihan pliometrik adalah pelatihan pada awal dan tes akhir terhadap power tungkai
bagian tubuh direncanakan untuk dengan tes loncat tanpa awalan/standing broad
mengembangkan kualitas fisik yang dapat jump sebesar 23 %.
meningkatkan power tungkai yang Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
dipergunakan untuk menghasilkan gerakan disarankan hal-hal sebagai berikut: (1) Pelatih
explosive power pada nomor-nomor cabang PPLM Bali yang membina cabang atletik untuk
atletik. Pelatihan pliometrik ini merupakan menerapkan metode pelatihan pliometrik,
bentuk kombinasi pelatihan isometrik dan sebagai salah satu metode latihan dalam
isotonik (eksentrik dan konsentrik) yang meningkatkan power otot tungkai, (2) Pengajar
mempergunakan bentuk kombinasi pelatihan cabang olahraga atletik untuk menerapkan
isometrik atau regangan yang terjadi secara metode pelatihan pliometrik, sebagai salah satu
mendadak sebelum otot berkontraksi kembali metode latihan dalam meningkatkan power
atau suatu pelatihan yang memungkinkan otot otot tungkai, dan (3) Pengurus Cabang
untuk mencapai kekuatan maksimal dalam Persatuan Atletik Seluruh Indonesia di Bali
waktu sesingkat mungkin. Pelatihan pliometrik khususnya dan cabang olahraga lain untuk
adalah pelatihan pada tubuh yang dilakukan dijadikan sebagai dasar dan dapat
untuk meningkatkan koordinasi neuromuskular menyebarluaskan hasil penelitian ini terutama
dan kecepatan. Pelatihan ini selain merupakan dalam pelatihan pliometrik.
bentuk pelatihan isotonik yang menggunakan
pembebanan kecepatan melawan gerakan otot DAFTAR PUSTAKA
yang berlipat secepat mungkin. Dari segi
pengaruhnya pada metode pelatihan Baumgartner Ted A, et all. 2007. Measurement For
plaiometrik terjadi respon tunggal dan berlipat Evaluation: In Physical Education and Exercise
terus menerus. Science. New York: Publisherd by McGraw-
Hill
Bompa, Tudor O. 2000. Total Training For Young
SIMPULAN
Champion. United States: Human Kinetics
Champaign
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis -------------------------2009. Periodization Theory and
statistik, maka dapat diperoleh simpulan Methodology of Training. United States:
sebagai berikut: (1) terdapat peningkatan yang Human Kinetics Champaign
signifikan antara tes awal dan tes akhir Chu, D.A .1984. Jumping Into Plyometric, Champaign
terhadap power otot tungkai dengan tes loncat Illinois : Leisure Press
tegak, tes lapangan (p < 0.008), (2) terdapat Fox, E.L. Bower, R.W. & Foss, M.L. 1998. The
Physiological Basic of Physical Education and

42
Suratmin & I Putu Panca Adi / Journal of Physical Education, Health and Sport 3 (1) (2016)

Athletics, Philadelphia : WB. Saunders Redcliffe, J.C. and Forentinos, R.C. 1985.
Company Plyometrics. Illinois: Human Kinetics
Furqon H dan Muchsin D. 1999. Pemanduan Bakat Publisher Inc
Olahraga Model Sport Search (Terjemahan). Ridwan dan Achmad Kuncoro, Engkos. 2008. Cara
Surakarta: Puslitbang Olaharaga UNS Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur
Lubis Johansyah dan Heryanty Evalina, 2007. (Path Analysis). Bandung: Penerbit Alfabet
Latihan Dalam Olahraga Profesional. Jakarta: Sudono Sumarto Sri. 2000 ”Klub Sebagai Ujung
Badan Pengembangan dan Pengawasan Tombak Pencapaian Prestasi Olahraga
Olahraga Profesional Indonesia Indonesia”. Seminar Ilmiah Keolahragaan PON
Pate Rotella and Mc Clenagan, 1993. Dasar-dasar XV Tahun 2000. Surabaya: Pantia Seminar
Ilmiah Kepelatihan. (penerjemah : Kasiyo dwi Ilmiah PON XV
Juwinto). IKIP Semarang Prees. Sudjana. 1995. Desain dan Analisis Eksperimen,
Pyke, F.S. 1991, Better Coaching Advanced Coach’s Bandung: PT Tarsito
Manual. Australia: Australian Coaching Sukarman. 1987. Dasar-dasar Olahraga: Untuk
Council Inc Pembina, Pelatih dan Atlet. Jakarta: PT. Indayu
Rushall, BS and Pyke , 1992. Training of The Sport Press
and Fitness. Melbourne The Mc Milan Co of Thomas Jerry R et all. 2005. Research Methods in
Australia, Pty Ltd. Physical Activity. Fifth Edition. United State:
Human Kinetics

43

Anda mungkin juga menyukai