Anda di halaman 1dari 61

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI

GETAH PINUS (Pinus merkusii) DENGAN METODE KOAKAN


DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT
KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT

YUDHA ASMARA ADHI

DEPARTEMEN HASIL HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI


GETAH PINUS (Pinus merkusii) DENGAN METODE KOAKAN
DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT
KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT

Oleh :
Yudha Asmara Adhi
E 24103072

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
SARJANA KEHUTANAN
Pada Sub Program Studi Pemanenan Hasil Hutan
Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN HASIL HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

RINGKASAN
Yudha Asmara Adhi. E24103072. Pengaruh Jumlah Sadapan terhadap
Produksi Getah Pinus (Pinus merkusii) dengan Metode Koakan di Hutan
Pendidikan Gunung Walat Kabupaten Sukabumi Jawa Barat di bawah
bimbingan Dr.Ir. Gunawan Santosa, MS.
Permintaan terhadap hasil hutan bukan kayu (HHBK) dewasa ini telah
mengalami peningkatan. Salah satu HHBK yang mulai mengalami peningkatan
permintaan berbagai industri adalah getah pinus. Dengan meningkatnya
kebutuhan getah untuk keperluaan industri, maka para penyadap getah pinus akan
dibebankan target produksi yang lebih tinggi oleh perusahaan untuk memenuhi
permintaan pasar. Sebagian besar penyadap berasumsi dengan semakin banyaknya
jumlah sadapan tiap pohonnya akan menambah jumlah produksi, padahal
penambahan jumlah sadapan tersebut mempunyai dampak kerusakan terhadap
pohon itu sendiri. Metode penyadapan yang umum digunakan adalah metode
koakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah sadapan
terhadap produktivitas getah pinus dan menentukan jumlah koakan optimal per
pohon.
Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dimana respon diperoleh dari perlakuan jumlah
koakan pada pohon contoh yaitu 1 koakan tiap pohon, 2 koakan tiap pohon, 3
koakan tiap pohon, 4 koakan tiap pohon, 5 koakan tiap pohon dan 6 koakan tiap
pohon. Jumlah pohon contoh adalah 60 pohon yang akan diberikan perlakuan
sesuai dengan jumlah koakan dan masing-masing perlakuan dilakukan sebanyak
10 kali ulangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan produktivitas getah pinus.
Produksi getah rata-rata untuk 1 koakan, 2 koakan, 3 koakan, 4 koakan, 5 koakan,
dan 6 koakan berturut-turut sebagai berikut 26,80 g/pohon/hari, 33,20
g/pohon/hari, 45,74 g/pohon/hari, 59,72 g/pohon/hari, 70,84 g/pohon/hari, dan
76,78 g/pohon/hari. Peningkatan produksi getah yang terjadi maksimum mencapai
186,5 %.
Hasil sidik ragam menunjukkan terdapat pengaruh yang nyata dari
perbedaan jumlah koakan terhadap produksi getah pinus. Semakin banyak jumlah
koakan per pohon, maka rata-rata produksi per koakan cenderung menurun. Hasil
pertambahan produksi tertinggi akibat penambahan jumlah koakan yaitu pada
penambahan jumlah koakan dari 3 koakan menjadi 4 koakan dengan penambahan
produksi tertinggi sebesar 13,98 g/pohon/hari. Sedangkan pertambahan produksi
terendah terjadi pada penambahan jumlah koakan dari 5 koakan menjadi 6 koakan
dengan pertambahan produksi sebesar 5,94 g/pohon/hari. Pertambahan produksi
cenderung menurun pada penambahan jumlah koakan melebihi 4 koakan.
Perbedaan jumlah koakan per pohon berpengaruh nyata terhadap produksi
getah pinus. Jumlah koakan yang optimal sebanyak 4 koakan per pohon dengan
mempertimbangkan bahwa dengan penambahan jumlah koakan melebihi 4
koakan penambahan produksi getah cenderung menurun; dari hasil uji Tukey
bahwa jumlah produksi total untuk 4, 5 dan 6 koakan tidak berbeda nyata; dan
dari segi kerusakan pohon, dengan penambahan jumlah koakan melebihi 4 koakan
maka kerusakan yang terjadi akan semakin besar, namun produksi yang dihasilkan
tidak berbeda nyata dengan jumlah 4 koakan.

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Jumlah
Sadapan terhadap Produksi Getah Pinus (Pinus merkusii) dengan Metode Koakan
di Hutan Pendidikan Gunung Walat Kabupaten Sukabumi Jawa Barat adalah
benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan
belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulisan lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2008

Yudha Asmara Adhi


NRP E24103072

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Pengaruh Jumlah Sadapan terhadap Produksi Getah Pinus
(Pinus merkusii) dengan Metode Koakan di Hutan Pendidikan
Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Nama
: Yudha Asmara Adhi
NIM
: E 24103072

Menyetujui :
Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Gunawan Santosa, MS


NIP. 131 781 163

Mengetahui :
Dekan Fakultas Kehutanan IPB,

Dr.Ir. Hendrayanto, M. Agr


NIP. 131 578 788

Tanggal Lulus :

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karunia dan kasih sayang-Nya, sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini
berhasil diselesaikan. Skripsi ini berjudul Pengaruh Jumlah Sadapan terhadap
Produksi Getah Pinus dengan Metode Koakan di Hutan Pendidikan Gunung
Walat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Penelitian ini bermaksud ingin mengetahui pengaruh dari jumlah sadapan
tiap pohonnya terhadap produksi getah dengan menggunakan metode koakan.
Sebagian besar penyadap berasumsi dengan semakin banyaknya jumlah sadapan
tiap pohonnya akan menambah jumlah produksi, padahal penambahan jumlah
sadapan tersebut mempunyai dampak kerusakan terhadap pohon itu sendiri.
Masalah ini yang banyak terjadi di Perum Perhutani contoh kasus pada
bulan Maret 2007 di Perum Perhutani Unit II Jawa Timur terdapat 165 ribu pohon
pinus roboh, paling banyak terdapat di KPH Banyuwangi Barat sebanyak 106 ribu
pohon, akibat angin puting beliung yang melanda daerah tersebut. Robohnya
pohon-pohon tersebut disebabkan pohon-pohon pinus yang disadap terlalu dalam
dan jumlah sadapan yang terlalu banyak melanggar kaidah-kaidah penyadapan.
Harapan penulis semoga karya ilmiah ini dapat bermafaat.
Bogor, Januari 2008

Penulis

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 10 Juni 1985 di Bekasi. Sebagai anak kedua
dari dua bersaudara pasangan Subari BE dan Hj. Maryam Maloke, SH.
Pada tahun 1990 penulis memulai pendidikan formal di TK Putra 8, Bekasi
dan lulus pada tahun 1991. Selanjutnya penulis melanjutkan jenjang pendidikan
ke SDN Taruma Jaya Bekasi pada tahun yang sama dan lulus pada tahun 1997.
Pada tahun 1997 penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 2 Bekasi dan
lulus pada tahun 2000. Pada tahun yang sama penulis melanjukan pendidikan ke
SMU Negeri 3 Bekasi dan lulus pada tahun 2003.
Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada Fakultas Kehutanan, Jurusan
Teknologi Hasil Hutan dengan memilih Sub Program Studi Pemanenan Hasil
Hutan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten dosen mata
kuliah Dasar-dasar Pemanenan Hasil Hutan pada tahun ajaran 2007/2008.
Kegiatan praktek yang pernah dilakukan adalah Praktek Pengenalan dan
Pengelolaan Hutan (P3H) di KPH Garut Perum Perhutani Unit III Jawa Barat
pada bulan Juli-Agustus 2006 serta Praktek Kerja Lapangan (PKL) di HPHTI PT.
INHUTANI II, Pulau Laut Kalimantan Selatan pada bulan April Juni 2007.
Penulis juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai The Most Valueable
Player (MVP) basket pada tahun 2007 dan membawa tim basket THH menjadi
juara pertama pada Forester Cup tahun 2005 & 2007. Penulis juga ikut andil atas
suksesnya tim basket FAHUTAN menjuarai Olimpiade Mahasiswa IPB pada
tahun 2005-2006.
Dalam rangka menyelesaikan studi di Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor, penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul
Pengaruh Jumlah Sadapan terhadap Produksi Getah Pinus dengan Metode
Koakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat Kabupaten Sukabumi Jawa Barat di
bawah bimbingan Dr. Ir. Gunawan Santosa, MS.

UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan
skripsi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Subari BE, ibunda Maryam Maloke dan
kakakku tercinta (mba Niken Rahmawati) serta seluruh keluarga besar atas
segala doa, kasih sayang, serta dukungan moral dan material kepada penulis.
2. Bapak Dr. Ir. Gunawan Santosa, MS selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama melakukan penelitian sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Tapa Darma, MSc sebagai dosen penguji dari Departemen
Silvikultur dan Bapak Ir. Jojo Ontarjo, MM sebagai dosen penguji dari Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.

4. Pihak pengelola Hutan Pendidikan Gunung Walat Mas Udin, Kang Awes,
Mas Ade, Pa Lili, Pa Wahyu, Pa Aang atas segala bantuannya dan khususnya
kepada Bapak Dr. Ir. Supriyanto, DEA atas kesempatan bagi penulis untuk
melaksanakan penelitian.
5. Bapak Udin dan Bapak Yahya yang telah memberikan bantuan selama penulis
melakukan penelitian.
6. Keluarga Bapak Dedi Suryadi dan Welly Dwi Wahyuni yang telah
memberikan perhatian dan kasih sayangnya.
7. Rekan-rekan Fakultas Kehutanan IPB khususnya Departemen Hasil Hutan
angkatan 40 atas segala kenyamanan, bimbingan dan motivasi yang telah
diberikan kepada penulis.
8. Teman Seperjuangan Nurkhairani, Eko Yuono, Togu, Wahyudi, Rico,
Hotman, Iman dan Bang Al atas kekompakannya, serta semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2008

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... v
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................ 2
1.3 Manfaat Penelitian ..................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penyebaran dan Tempat Tumbuh Pinus......................................
2.2 Pinus Sebagai Penghasil Getah ...................................................
2.3 Mekanisme Pembentukan Getah pada Pohon Pinus ...................
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Getah Pinus .............
2.5 Cara Penyadapan .........................................................................
2.6 Penentuan Jumlah Sadapan .........................................................

3
4
4
6
8
9

BAB III METODOLOGI


3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................
3.2 Alat ..............................................................................................
3.3 Metode Penelitian .......................................................................
3.3.1 Jenis data ...............................................................................
3.3.2 Pengumpulan data .................................................................
3.3.3 Rancangan percobaan ...........................................................
3.3.4 Metode penyadapan ..............................................................
3.3.5 Analisis data ..........................................................................

10
10
10
10
10
10
12
14

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN


4.1 Letak dan Luas ............................................................................
4.2 Topografi .....................................................................................
4.3 Tanah ...........................................................................................
4.4 Keadaan Vegetasi ........................................................................
4.5 Iklim ............................................................................................

16
16
16
17
17

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Kondisi Areal Penelitian .............................................................
5.2 Pelaksanaan Penyadapan .............................................................
5.3 Produksi Getah ............................................................................
5.4 Pengaruh Banyaknya Jumlah Koakan terhadap Kerusakan
Pohon...........................................................................................

19
20
22
27

ii

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan ................................................................................ 30
6.2 Saran........................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 31
LAMPIRAN ..................................................................................................... 33

iii

DAFTAR TABEL
No.

Halaman

1.

Produksi getah tiap tahun pada berbagai jenis pinus .............................. 6

2.

Hubungan antara produksi getah pinus dengan umur daur tegakan


Pinus ....................................................................................................... 7

3.

Bagan rancangan percobaan ................................................................... 11

4.

Struktur tabel analisis sidik ragam untuk rancangan acak lengkap satu
faktor dengan ulangan yang sama ......................................................... 14

5.

Data curah hujan dan jumlah hari per bulan tahun 2003-2004 di
HPGW .................................................................................................... 18

6.

Rancangan waktu penyadapan dan pemungutan getah pinus ................. 21

7.

Produksi rata-rata getah pinus pada berbagai jumlah koakan


(g/pohon/hari)......................................................................................... 23

8.

Analisis sidik ragam (ANOVA) pengaruh jumlah koakan terhadap


produksi getah pinus .............................................................................. 24

9.

Uji Tukey pengaruh jumlah koakan terhadap produksi getah pinus ...... 24

iv

DAFTAR GAMBAR
No.

Halaman

1.

Cara penyadapan getah pinus dengan metode koakan ........................... 13

2.

Pola perlakuan penyadapan getah dengan metode koakan ..................... 13

3.

Kondisi tegakan pinus di blok Cikatomas .............................................. 19

4.

Bentuk tajuk salah satu pohon contoh dilokasi penelitian ...................... 20

5 a. Penyadapan metode koakan ................................................................... 20


5 b.

Pemasangan talang sadap ....................................................................... 20

5 c. Pemasangan plastik untuk menampung getah ....................................... 20


6.

Grafik pengamatan produksi getah selama 10 kali pemungutan getah


(g/pohon/hari) ......................................................................................... 22

7.

Produksi total getah pinus pada berbagai jumlah koakan....................... 23

8.

Grafik hubungan antara PT, RPPK dan PPPK ....................................... 25

9.

Grafik hubungan antara jumlah koakan dengan produksi getah di


HPGW .................................................................................................... 26

10 a. Kerusakan yang terjadi pada pohon akibat penyadapan dengan 6


koakan .................................................................................................... 27
10 b. Contoh kedalaman koakan pada pohon yang disadap............................ 27
11 a. Penampang melintang pada batang pinus dari 4 koakan, 5 koakan,
dan 6 koakan .......................................................................................... 28
11 b. Penampang batang pinus yang dikoak ................................................... 28

DAFTAR LAMPIRAN
No.

Halaman

1.

Data produksi getah dalam 10 kali pemungutan getah


(g/pohon/pungut)....................................................................................... 34

2.

Rataan produksi getah pinus pada 7 kali pemungutan getah


(g/pohon/hari)............................................................................................ 41

3.

Data diameter pohon contoh ..................................................................... 43

4.

Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 13 .......................... 44

5.

Perhitungan tingkat kehilangan kayu ........................................................ 46

6.

Keadaan cuaca harian selama penelitan di Hutan Pendidikan Gunung


Walat ......................................................................................................... 47

7.

Peta lokasi penelitian ................................................................................ 48

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permintaan terhadap hasil hutan bukan kayu (HHBK) dewasa ini mengalami
peningkatan. Salah satu HHBK yang mulai mengalami peningkatan permintaan
berbagai industri adalah getah pinus, getah pinus dapat diolah menjadi
gondorukem dan terpentin.
Dengan meningkatnya kebutuhan getah untuk keperluan industri, maka para
penyadap getah pinus akan dibebankan target produksi yang lebih tinggi untuk
memenuhi permintaan pasar, sebagian besar penyadap berasumsi dengan semakin
banyaknya jumlah sadapan tiap pohonnya akan menambah jumlah produksi,
padahal penambahan jumlah sadapan tersebut mempunyai dampak kerusakan
terhadap pohon itu sendiri. Metode penyadapan pinus yang telah dicoba dan yang
umum dilakukan adalah metode koakan (quarre) dengan bentuk U terbalik
(Silitonga 1983).
Dulsalam et al. (1998) menyatakan bahwa dalam penentuan cara
penyadapan getah pinus tentu tidak akan terlepas adanya pertimbangan yang
berhubungan dengan faktor teknis, sosial, ekonomi dan ekologi. Secara teknis
penyadapan getah pinus yang dipilih adalah yang dapat dilakukan dengan mudah.
Dari segi sosial, cara yang dipilih adalah yang mampu memberi lapangan
pekerjaan kepada masyarakat setempat. Dari segi ekonomi, pertimbangannya
adalah yang efisien dan efektif sehingga dapat memberikan keuntungan yang
optimal. Sedangkan ditinjau dari segi ekologi, pertimbangannya adalah yang tidak
menimbulkan kerusakan yang berarti pada pohon yang disadap.
Apabila dilihat dari segi teknis, sosial dan ekonomi metode penyadapan
dengan koakan sudah memenuhi ketiga aspek tersebut. Permasalahannya adalah
dilihat dari segi ekologi akibat yang ditimbulkan dengan metode tersebut banyak
terjadi kerusakan tegakan dengan tumbangnya pohon-pohon yang disadap karena
jumlah koakan yang terlalu banyak dan dalam, mengelilingi pohon serta tidak
disesuaikan dengan ukuran diameternya, masalah ini banyak terjadi di Perum
Perhutani contoh kasus pada bulan Maret 2007 di Perum Perhutani Unit II Jawa

Timur terdapat 165 ribu pohon pinus roboh, paling banyak terdapat di KPH
Banyuwangi Barat sebanyak 106 ribu pohon roboh akibat angin puting beliung
yang melanda daerah tersebut. Robohnya pohon-pohon tersebut disebabkan
pohon-pohon pinus yang disadap terlalu dalam dan jumlah sadapan yang terlalu
banyak melanggar kaidah-kaidah penyadapan (Lutfi 2007).
Sehubungan dengan masalah tersebut maka dilakukan penelitian mengenai
pengaruh jumlah koakan terhadap produksi getah pinus dengan metode koakan di
Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi Jawa Barat dalam rangka mengetahui
pengaruh jumlah sadapan terhadap produksi getah pinus dan menentukan jumlah
koakan yang optimal untuk kelas diameter 40-50 cm.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh jumlah sadapan (koakan) terhadap produksi getah
pinus.
2. Menentukan jumlah koakan optimal per pohon.
1.3 Manfaat Penelitian
Mendapatkan informasi mengenai jumlah sadapan yang optimal tiap pohon
untuk kelas diameter 40-50 cm, yang nantinya akan dijadikan dasar untuk
perencanaan penyadapan getah pinus.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyebaran dan Tempat Tumbuh Pinus
Pinus dengan nama latin Pinus merkusii Jungh et de Vriese, memiliki nama
lokal tusam yang tergolong kedalam famili pinaceae. Pinus merkusii alami
tumbuh didaerah pegunungan dengan ketinggian 800-2000 mdpl yang membentuk
kelompok hutan conifer pegunungan tropika yang menyebar dari Aceh, Tapanuli
dan Pegunungan Kerinci di Sumatera Barat. Di Indonesia Pinus merkusii dapat
tumbuh pada ketinggian 200-2000 mdpl, dengan pertumbuhan optimum dicapai
pada ketinggian 400-1500 mdpl dan pertumbuhan maksimum pada ketinggian
900-1500 mdpl (Direktorat Jenderal Kehutanan, 1990).
Menurut Alrasjid et al. (1983) pinus tidak membutuhkan persyaratan yang
tinggi terhadap tempat tumbuh, namun pertumbuhannya dipengaruhi berbagai
faktor seperti sifat-sifat tanah, iklim dan altitude. Untuk menghasilkan
pertumbuhan yang baik pinus membutuhkan :
1. Tanah yang cukup kesuburannya, walaupun unsur hara yang dipergunakan
pinus relatif lebih rendah dibandingkan dengan jenis pohon daun lebar.
2. Tanah beraerasi baik dan tidak terlalu asam dan basis (pH : 4,5 5,5).
3. Tipe iklim A dan B menurut klasifikasi Schmidt & Ferguson.
4. Temperatur udara berkisar 18 - 30C.
5. Bulan basah (5 6 bulan) yang diselingi dengan bulan kering yang pendek (3
4 bulan).
Benson (1975) dalam Sugiyono (2001) mengatakan bahwa Pinus merkusii
Jungh et de Vriese termasuk dalam:
Divisi

: Spermatophyta

Sub Divisi

: Gymnospermae

Ordo

: Coniferales

Famili

: Pinaceae

Genus

: Pinus

Species

: Pinus merkusii Jungh et de Vriese

2.2 Pinus Sebagai Penghasil Getah


Menurut Kasmudjo (1982) dalam Kasmudjo (1992) pohon pinus termasuk
jenis multiguna karena dari pohon ini dapat dihasilkan kayu yang cukup banyak
manfaatnya, disamping produk dari getahnya yang dapat menghasilkan
gondorukem dan minyak terpentin.
Suharlan dan Herbagung (1983) menyatakan getah merupakan hasil dari
proses fisiologis pohon, oleh karena itu berbagai faktor yang mempengaruhi
proses fisiologis pohon akan mempengaruhi jumlah produksi getah yang
dihasilkan.
Menurut Kramer dan Kozlowsky (1960) dalam Sugiyono (2001) bahwa
getah pinus tersusun atas 66% asam resin, 25% terpentin, 7% bahan netral yang
tidak mudah menguap, dan 2% air.
Sumantri (1991) mengatakan bahwa penyadapan pohon pinus dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan melukai sampai kayu atau hanya sampai
kambium kayu.
Getah yang dihasilkan pohon Pinus merkusii digolongkan sebagai oleoresin
yang merupakan cairan asam-asam resin dalam terpentin yang menetes ke luar
apabila saluran resin pada kayu atau kulit pohon jenis daun jarum tersayat atau
pecah. Penamaan oleoresin ini dipakai untuk membedakan dari getah (natural
resin) yang muncul pada kulit atau dalam ronga-rongga jaringan kayu dari
berbagai

genus

anggota

Dipterocarpaceae

atau

Leguminoceae

dan

Caesalpiniaceae (Hillis 1987).


Hillis (1987) menyatakan, bahwa berdasarkan bukti-bukti biokimia, getah
dibentuk secara insitu. Walaupun getah terdapat secara alamiah didalam pohon,
akan tetapi produksi dan jumlahnya sangat meningkat apabila terjadi pelukaan
pada pohon.
2.3 Mekanisme Pembentukan Getah pada Pohon Pinus
Menurut Tsoumis (1969) dari segi anatomi, getah pinus terdapat dalam
saluran-saluran (saluran resin) atau celah-celah antar sel. Saluran tersebut sering
dinamakan sebagai saluran interselluler atau saluran getah traumatis. Saluran resin
dibentuk oleh suatu mekanisme baik secara lysigenous yaitu sel-sel pada jaringan
kayu atau kulit hancur dan meninggalkan celah atau saluran, atau secara

schizogenous yaitu sel-sel memisahkan diri, atau juga secara schizolysigenous


yaitu bentuk kombinasi dari kedua cara tersebut diatas.
Saluran resin dibentuk serta dikelilingi sel-sel parenkim jari-jari atau sel-sel
epitel. Getah pinus sendiri dibentuk didalam sel-sel tersebut sebagai akibat proses
metabolisme atau translokasi karbohidrat dari daun. Apabila ada perubahan
tekanan (keseimbangan osmotik) antara sel-sel sekitar saluran dengan saluran itu
sendiri, maka terjadi penetrasi bahan-bahan cairan atau resin kedalam ronggarongga saluran resin tersebut. Keadaan ini akan lebih dipercepat apabila dilakukan
pelukaan atau sayatan terhadap saluran-saluran resin sehingga saluran menjadi
terbuka dan memungkinkan aliran getah ke luar dengan cepat (Fahutan 1988).
Sel atau jaringan yang berfungsi untuk menghasilkan getah pinus adalah
jaringan epitel. Jaringan epitel adalah jaringan yang bersifat parenkimatis yang
terdapat mengelilingi, dan sekaligus membatasi ruang-ruang kosong antar sel
(saluran interselluler yang disebut saluran damar). Pada pohon pinus saluran
damar terdapat pada bagian xylem batang dan berdasarkan orientasi salurannya
dibagi atas saluran damar axial dan saluran damar radial. Pada tempat-tempat
tertentu kedua macam saluran ini saling berhubungan (interkoneksi). Akan tetapi
beberapa penelitian menunjukan bahwa pada kayu tusam (Pinus merkusii) saluran
damar radial tidak dijumpai (Fahutan 1988).
Pada bagian yang mengalami pelukaan, sebelum disintegrasi sel terjadi
peningkatan metabolisme dan dalam beberapa hal terjadi peningkatan kadar
ethylene. Pelepasan ethylene akan memicu pembentukan getah oleh jaringan
epitel (Hillis 1987). Lebih lanjut disebutkan bahwa tekanan air (moisture stress)
juga meningkat.
Sumantri (1991) menyatakan jika kayu dilukai melalui satu arah yaitu arah
radial pada kambium kayu, getah dari arah axial dapat bermuara ke arah saluran
radial sehingga dapat tertampung pada luka sadapan tersebut. Dengan demikian
maka pelukaan sampai kambium kayu dapat mengalirkan getah pinus meskipun
yang terlukai hanya saluran arah radial. Namun demikian keluarnya getah arah
radial ini tidak terlalu banyak dapat menampung getah dari arah axial sehingga
yang keluar hanya sedikit.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Getah Pinus


Sumadiwangsa et al. (1999) mengatakan produktivitas getah pohon pinus
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor statis (genotipe, umur, kerapatan
pohon, elevasi, kesuburan tanah, dan iklim) serta faktor dinamis (cara dan alat
penyadapan, kadar stimulan dan keterampilan tenaga penyadap).
Panshin et al. (1950) menyebutkan bahwa naval store yang baik yaitu pohon
dengan hasil getah yang banyak, dicirikan dengan lingkaran tahun yang lebar,
tajuk rata atau penuh dan berbentuk kerucut, dan memiliki tinggi tajuk yang
berukuran setengah dari tinggi pohonnya.
Kasmudjo (1982) dalam Sugiyono (2001) mengungkapkan bahwa pinus
yang menghasilkan getah terdapat beberapa jenis dengan produksi berbeda-beda :
Tabel 1 Produksi getah tiap tahun pada berbagai jenis pinus
Jenis
Pinus kasya
Pinus merkusii
Pinus polustris
Pinus maritima
Pinus longifolia
Pinus austriaco
Pinus excelsa
Sumber : Sugiyono 2001

Produksi Getah (Kg/phn/th)


7.0
6.0
4.2
3.2
2.5
2.1
1.2

Panshin et al. (1950) menyatakan bahwa volume kayu gubal dan bentuk
tajuk juga berpengaruh terhadap produksi getah. Saluran saluran getah yang
terbanyak terdapat dalam kayu gubal.
Wibowo (2006) mengatakan pengaruh diameter pohon terhadap produksi
getah pinus berhubungan dengan pertumbuhan diameter pohon. Sehingga dengan
adanya pertumbuhan dimeter pohon, menyebabkan volume kayu gubal semakin
besar. Oleh karena itu semakin besar volume kayu gubal, maka saluran getah yang
terkandung pada pohon pinus akan semakin banyak dan produksi getah pinus
akan semakin meningkat. Dari hasil penelitiannya dapat diketahui bahwa produksi
getah pinus pada kelas diameter IV lebih besar dari pada kelas diameter I, II, dan
III.
Hadipurnomo (1972) dalam Sugiyono (2001) mengatakan bahwa perbedaan
umur pohon berpengaruh terhadap jumlah produksi getah. Semakin tua umur

pohon maka getah yang dihasilkan akan semakin banyak sampai pada batas umur
tertentu.
Berpengaruhnya kelas umur terhadap produksi getah juga dikatakan oleh
Poerdjorahardjo dan Kamarudin (1993) yang telah melakukan penelitian di Jawa
Timur pada bulan November 1990, sebagai berikut :
Tabel 2 Hubungan antara produksi getah pinus dengan umur daur tegakan pinus
Umur Daur
(th)
15
20
25

Rata rata diameter


(cm)
28
34
38

Produksi getah
(g/ph/hr)
6
7
7

30

41

35

43

40

45

45

46

10

50

48

10

55

49

11

60

49

12

Sumber : Poerdjorahardjo dan Kamarudin (1993)

Faktor cuaca berpengaruh terhadap aliran getah dari sadapan. Pada suhu
yang rendah dan kelembaban yang tinggi, getah yang membeku akan menyumbat
saluran getah dan muara akan tertutup akibatnya getah yang mengalir akan
terhenti (Sugiyono 2001).
Pengaruh suhu dan kelembaban udara sangat menentukan jumlah keluarnya
getah sadapan dari tiap-tiap pohon per satuan waktu. Hal ini disebabkan karena
suhu yang rendah (dibawah 20 C) dan kelembaban udara yang tinggi (diatas
70%) sangat besar pengaruhnya pada kondisi saluran getah. Saluran getah
menyempit bahkan buntu, dan apabila masih ada getah yang bisa keluar dengan
segera mengalami pembekuan di mulut saluran getah sehingga menyumbat getah
yang seharusnya masih bisa keluar (Kasmudjo 1992).
Dengan berpengaruhnya keadaan cuaca terhadap produksi getah, tindakan
penjarangan (yang berarti pembukaan tajuk) dapat diarahkan untuk membentuk
kondisi yang baik agar getah keluar dengan lancar (Silitonga 1983).

2.5 Cara Penyadapan


Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor :
792/KPTS/DIR/2005, urutan kerja penyadapan metode koakan adalah sebagai
berikut :
1. Sadap Buka
a) Kulit batang yang akan disadap dibersihkan/dikerok setebal 3 mm, lebar
15 cm tinggi 60 cm (tiap tahun), mulai setinggi 20 cm diatas tanah tanpa
melukai kayunya.
b) Dibuat quare permulaan pada bagian pohon dengan ukuran lebar maksimal
6 cm dan tinggi 10 cm, dengan petel sadap dengan kedalaman quare 1,5
cm (tidak termasuk tebal kulit).
c) Pemasangan talang dan tempurung. Pemasangan talang tidak pada bagian
kayu tetapi pada tepi quare dan dipaku pada kedua sisinya agar supaya
tidak menggangu aliran getah kebawah. Ukuran talang 8 x 5 cm dengan
bentuk cekung dari seng. Tempurung dipasang 5 cm dibawah talang
sebagai penampung getah.
2. Sadap Lanjut
a) Sadap lanjut dilakukan setiap 3 hari sekali bila tidak menggunakan CAS
dan 5 hari sekali bila menggunakan CAS. Pembaharuan dilakukan diatas
luka yang telah ada sepanjang 5 mm. Sehingga luka sadapan dalam 1
bulan terdapat 30/3 x 5 mm = 5 cm (maksimum).
b) Pada setiap pembaharuan quare, talang dan tempurung harus dipisahkan
terlebih dahulu atau ditutup, hal tersebut agar talang tidak terkena serpihan
kayu. Setelah pembaharuan quare mencapai 20 cm, talang dan tempurung
harus ikut dinaikkan.
c) Petel sadap harus dijaga tetap tajam dan selalu bersih dari kotoran.
d) Untuk menghindari kotoran dan air hujan, sebaiknya tempurung
penampung getah diberi penutup.
e) Pemungutan getah dilakukan bersamaan pada waktu pembaharuan luka
dilakukan setiap 3 hari sekali.

2.6 Penentuan Jumlah Sadapan


Dari hasil pengamatan Biro Perencanaan Perum Perhutani Unit I Jawa
Tengah tahun 1979 yang dikutip oleh Riyanto TW (1980) dalam Idris dan
Soenarno (1983) jumlah koakan (quarre) maksimal yang dapat diterima adalah
sebagai berikut:

q maks =

D
5
dq

dimana :
q maks = jumlah koakan maksimal per pohon

= diameter pohon (cm)

dq

= lebar koakan (10 cm)


Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor :

792/KPTS/DIR/2005 jumlah quarre yang diperkenankan :


Keliling 65 124 cm sebanyak 1 quare.
Keliling 125 175 cm sebanyak 2 quare.
Keliling 176 cm - Up maksimal 4 quare.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tanggal 26 Juni sampai
tanggal 11 Agustus 2007 di Hutan Pendidikan Gunung Walat Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat.
3.2 Alat
Alat alat yang digunakan adalah kadukul, talang sadap, pita meteran 150
cm, plastik ukuran 0.5 kg (berat @ 1 g), timbangan digital (ketelitian 1 g), tally
sheet, parang, palu, paku, label pohon, cat dan kamera.

3.3 Metode Penelitian


3.3.1 Jenis data
1) Data primer
Data hasil penyadapan getah pinus.
2) Data sekunder
Meliputi data mengenai letak dan luas areal, topografi, tanah, keadaan
vegetasi, iklim dan peta lokasi penyadapan.
3.3.2 Pengumpulan data
1) Data primer
Pengumpulan

data

primer

diambil

dengan

melakukan

kegiatan

penyadapan getah dengan menggunakan metode koakan hasilnya yaitu


berupa data hasil penyadapan getah pinus.
2) Data sekunder
Data sekunder diperoleh dengan melihat arsip atau data yang tersedia
dilokasi penelitian dan melakukan wawancara.
3.3.3 Rancangan percobaan
Penelitian ini dirancang dengan hanya melibatkan satu faktor dengan
beberapa taraf sebagai perlakuan, faktor tersebut adalah jumlah koakan yang
berbeda-beda tiap perlakuannya. Rancangan Percobaan yang digunakan dalam

11

penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomize Design)


dimana respon diperoleh dari perlakuan jumlah koakan yaitu 1 koakan tiap pohon,
2 koakan tiap pohon, 3 koakan tiap pohon, 4 koakan tiap pohon, 5 koakan tiap
pohon dan 6 koakan tiap pohon contoh.
Dalam petak penelitian dilakukan pemilihan 60 pohon contoh yang
diberikan perlakuan sesuai dengan jumlah koakan dan masing-masing perlakuan
dilakukan sebanyak 10 kali ulangan. Pohon contoh yang digunakan dalam
penelitian dipilih terlebih dahulu sebelum dilakukan kegiatan penyadapan getah.
Pohon contoh yang dipilih tersebut dilakukan secara acak, dengan diameter antara
40 - 50 cm. Bagan rancangan percobaannya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Bagan rancangan percobaan
Perlakuan

Ulangan
Pohon Contoh

II

III

IV

VI

YI1

Y II 1

Y III 1

Y IV 1

YV1

Y VI 1

YI2

Y II 2

Y III 2

Y IV 2

YV2

Y VI 2

YI3

Y II 3

Y III 3

Y IV 3

YV3

Y VI 3

YI4

Y II 4

Y III 4

Y IV 4

YV4

Y VI 4

YI5

Y II 5

Y III 5

Y IV 5

YV5

Y VI 5

YI6

Y II 6

Y III 6

Y IV 6

YV6

Y VI 6

YI7

Y II 7

Y III 7

Y IV 7

YV7

Y VI 7

YI8

Y II 8

Y III 8

Y IV 8

YV8

Y VI 8

YI9

Y II 9

Y III 9

Y IV 9

YV9

Y VI 9

10

Y I 10

Y II 10

Y III 10

Y IV 10

Y V 10

Y VI 10

Yij = Yi.
j

Y i.
Keterangan :
I
= 1 Koakan Tiap Pohon
II = 2 Koakan Tiap Pohon
III = 3 Koakan Tiap Pohon

IV = 4 Koakan Tiap Pohon


V = 5 Koakan Tiap Pohon
VI = 6 Koakan Tiap Pohon

12

Model persamaan rancangan acak lengkap satu faktor yang digunakan


adalah sebagai berikut :
Y ij = + i + ij
Dimana :
Yij

= Respon karena pengaruh jumlah koakan taraf ke-i dan ulangan ke-j.

= Nilai rataan umum

= Pengaruh perlakuan ke-i

ij

= Pengaruh acak pada perlakuan ke-i ulangan ke-j

= 1 koakan tiap pohon


= 2 koakan tiap pohon
= 3 koakan tiap pohon
= 4 koakan tiap pohon
= 5 koakan tiap pohon
= 6 koakan tiap pohon

= 1, 2,,10.

3.3.4 Metode penyadapan


Urutan kerja kegiatan penyadapan dengan menggunakan metode koakan
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Sebelum pohon disadap bagian kulitnya dibersihkan setebal 3 mm tanpa
melukai kayu, kemudian dibuat koakan permulaan dengan alat sadap
kadukul. Koakan berukuran 10 cm x 10 cm dan dalamnya 2 cm (tidak
termasuk kulit).
2) Pemasangan talang ditancapkan pada tepi bawah koakan dan dipaku, ukuran
talang 10 cm x 5 cm dengan bentuk melengkung yang terbuat dari seng.
3) Getah yang keluar dialirkan melalui talang sadap dan ditampung dengan
plastik / penampung getah. Plastik dipasang pada mulut talang sadap dan
dipaku kedua sisinya agar tidak mudah lepas.
4) Apabila jumlah koakan pada satu pohon contoh lebih dari satu, maka
keliling pohon dibagi dengan jumlah koakan yang akan dibuat kemudian
jarak antar koakan diatur sedemikian rupa agar tidak terlalu rapat, dengan
lebar koakan maksimal 10 cm.

13

Cara pelukaan dalam kegiatan penyadapan getah pinus dapat dilihat


pada Gambar 1 :

Keterangan :
II, III,., XI
1
2
3
4

= Bagan rencana koakan yang akan disadap


= Bagian yang dibersihkan
= Koakan Permulaan (10 x 10) cm
= Talang Sadap
= Plastik (penampung getah)

Gambar 1 Cara penyadapan getah pinus dengan metode koakan.


5) Koakan Ke-1 dibuat dengan selalu mengarah kearah Timur dan apabila
jumlah koakan pada pohon contoh lebih dari satu koakan (K-2, K-3, K-4,
K-5, dan K-6) maka pembuatan koakan dibuat mengelilingi pohon dengan
searah jarum jam seperti terlihat pada Gambar 2.
E
N

S
W

Perlakuan 1

Perlakuan 2

Perlakuan 3

Perlakuan 4

Perlakuan 5

K-1

K-1

K-1

K-1

K-1
K-5

K-4
K-3

2 Koakan

1 Koakan

Keterangan :
K-1 = Koakan
K-2 = Koakan
K-3 = Koakan
K-4 = Koakan
K-5 = Koakan
K-6 = Koakan

K-4
K-3

3 Koakan

K-1
K-2

K-6

K-2

K-2

K-2

K-2

Perlakuan 6

4 Koakan

K-3

5 Koakan

K-5

K-3
K-4

6 Koakan

Ke-1
Ke-2
Ke-3
Ke-4
Ke-5
Ke-6

Gambar 2 Pola perlakuan penyadapan getah dengan metode koakan.

14

6) Pembaharuan luka sadapan dilakukan setiap 3 hari sekali dengan


perpanjangan koakan 3 5 mm, sehingga panjang luka sadapan dalam satu
bulan adalah ( 30 / 3 ) x 5 mm = 5 cm.
7) Pemungutan atau pengumpulan hasil sadapan dilakukan bersamaan dengan
pembaharuan luka.
8) Penimbangan getah hasil sadapan dilakukan setelah dilakukan pemungutan.
Hasil penimbangan getah dicatat pada tally sheet yang telah disediakan.
3.3.5 Analisis data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis sidik ragam untuk
rancangan acak lengkap satu faktor dengan ulangan yang sama, perhitungan
analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

Yij

i. j

Faktor Koreksi (FK) =


rt

JKT =

rY

FK

ij

i =1 i =1

JKP =

i.

FK

JKG = JKT JKP


Hasil perhitungan jumlah kuadrat setiap faktor selanjutnya ditabulasikan
dalam bentuk tabel analisis sidik ragam seperti disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Struktur tabel analisis sidik ragam untuk rancangan acak lengkap satu
faktor dengan ulangan yang sama
Sumber
Keragaman

Derajat Bebas
(DB)

Jumlah
Kuadrat (JK)

Kuadrat
Tengah (KT)

F-hitung

Perlakuan

t-1

JKP

KTP

KTP/KTG

Galat

t(r-1)

JKG

KTG

Total

tr-1

JKT

Keterangan :
JKP : Jumlah Kuadrat Perlakuan
JKG : Jumlah Kuadrat Galat
JKT : Jumlah Kuadrat Total

KTP : Kuadrat Tengah Perlakuan


KTG : Kuadrat Tengah Galat

15

Analisis sidik ragam dan uji Tukey untuk mengetahui pengaruh jumlah
koakan terhadap produksi getah dilakukan dengan menggunakan program SPSS
13.0 For Windows pada selang kepercayaan 95 % ( = 0,05). Hipotesis yang

dapat diuji dari rancangan di atas yaitu pengaruh jumlah koakan terhadap
produktivitas getah pinus. Bentuk hipotesisnya dapat ditulis sebagai berikut :
H0 : Jumlah koakan tidak berpengaruh terhadap produktivitas getah pinus.
H1 : Jumlah koakan berpengaruh terhadap produktivitas getah pinus.

BAB IV
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak dan Luas
Areal HPGW secara geografis terletak antara 65335 65510 Lintang
Selatan dan 1064750 1065130 Bujur Timur. Pada tahun 2005, Menteri
Kehutanan menerbitkan Surat Keputusan No. 188/Menut-II/2005, tanggal 8 Juli
2005, tentang penunjukan dan penetapan kawasan Hutan Produksi Terbatas
Kompleks Hutan Pendidikan Gunung Walat seluas 359 ha sebagai kawasan Hutan
Dengan Tujuan Khusus (HDTK).
Secara administrasi, Hutan Pendidikan Gunung Walat masuk ke wilayah
Kecamatan Cibadak dan Kecamatan Cicantayan. Batas wilayah Hutan Pendidikan
Gunung Walat, yaitu Bagian Utara (Desa Batununggal dan Sekarwangi), Bagian
Timur (Desa Cicantayan dan Desa Cijati), Bagian Selatan (Desa Hegarmanah) dan
Bagian Barat (Desa Hegarmanah). Hutan Pendidikan Gunung Walat dibagi ke
dalam 3 blok yaitu: Blok Cikatomas (120 ha) terletak di bagian Timur, blok
Cimenyan (125 ha) terletak di bagian Barat dan Blok Tengkalak/Seusepan (114
ha) di bagian tengah dan Selatan.
4.2 Topografi
Hutan Pendidikan Gunung Walat merupakan bagian dari pegunungan yang
berderet dari Timur ke Barat. Bagian Selatan merupakan daerah yang
bergelombang mengikuti punggung-punggung bukit yang memanjang dan
melandai dari Utara ke Selatan. Di bagian tengah terdapat puncak dengan
ketinggian 676 m di atas permukaan laut yang dapat dilihat pada titik KQ 2213.
Kondisi topografi mulai dari agak curam (15-25 %) sampai sangat curam
(>40 %). Di areal Hutan Pendidikan Gunung Walat ini terdapat beberapa aliran
sungai yang umumnya mengalir kearah Selatan dan berair sepanjang tahun, yaitu
anak sungai Cipeureu, Citangkalak, Cikabayan, Cikatomas dan Legok Pusar.
4.3 Tanah
Berdasarkan peta tanah Gunung Walat skala 1: 10.000 tahun 1981, jenis
tanah Gunung Walat adalah keluarga Tropophumult Tipik (lotosol merah

17

kekuningan), Tropodult (Latosol coklat), Dystropept Tipik (Podsolik merah


kekuningan) dan Troporpent Lipik (Latosol). Keadaan ini menunjukkan bahwa
tanah di Hutan Pendidikan Gunung Walat bersifat heterogen.

Tanah latosol

merah kekuningan adalah jenis tanah yang terbanyak, sedangkan di daerah


berbatu hanya terdapat tanah latosol dan di daerah lembah terdapat tanah
podsolik.
4.4 Keadaan Vegetasi
Selama di bawah pengelolaan IPB, vegetasi Hutan Pendidikan Gunung
Walat telah mengalami penanaman yang berarti. Pada tahun 1980 telah ditanami
100% yang pada tahun 1973 hanya tertutup 53%. Tegakan Hutan Tanaman di
Hutan Pendidikan Gunung Walat sebagian besar (100 ha) terdiri dari jenis Agathis
lorantifolia. Jenis tanaman lainnya adalah Pinus merkusii, Swietenia macrophylla,
Dalbergia latifolia, Schima wallichii, Altingia excelsa, Paraserianthes falcataria,
Shorea sp, dan Acacia mangium. Hingga tahun 2005 tercatat 44 jenis tumbuhan

yang potensial termasuk 2 jenis rotan dan 13 jenis bambu.


Potensi hutan tanaman berdasarkan hasil inventarisasi hutan tahun 1984
adalah sebanyak 10.855 m3 kayu Agathis lorantifolia (damar), 9.471 m3 kayu
Pinus merkusii (pinus), 464 m3 Schima wallichii (puspa), 132 m3 Paraserianthes
falcataria (sengon) dan 88 m3 kayu Swietenia macrophylla (mahoni).

4.5 Iklim
Daerah Gunung Walat mempunyai tipe iklim B (basa) dengan nilai Q =
14.3%-33% dan banyaknya curah hujan tahunan berkisar antara 1600-4400 mm.
Suhu minimum yang berada di Hutan Pendidikan Gunung Walat berkisar 22C
untuk malam hari, sedangkan suhu maksimum pada siang hari 30C. Bedasarkan
data curah hujan Laboratorium Pengaruh Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, pada
2003 - 2004 curah hujan di HPGW rata-rata 178,60 ml/bulan dan rata-rata jumlah
hari hujan sebanyak 9 hari/bulan (Tabel 5).

18

Tabel 5 Data curah hujan dan jumlah hari per bulan tahun 2003-2004 di HPGW
Tahun 2003

Tahun 2004

Rata-rata

Bulan

Curah
Hujan
(ml/bln)

Hari
Hujan

Bulan

Curah
Hujan
(ml/bln)

Hari
Hujan

Curah
Hujan
(ml/bln)

Hari
Hujan

273,14

199

12

236,07

10

72,5

12

198,2

135,35

244,29

14

214,92

13

229,61

14

269,85

13

261,78

18

265,82

16

198,67

18

108,34

407,5

120

263,75

194

194

51

51

39

11,83

75,42

10

10

199,5

199,5

11

11

215,55

11

215,55

11

12

168,77

16

12

168,77

12

178,60

Rata-rata Curah Hujan Per Bulan


Sumber: Laboratorium Pengaruh Hutan, Fahutan (IPB)

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kondisi Areal Penelitian
Hutan Pendidikan Gunung Walat dibagi ke dalam 3 blok yaitu: Blok
Cikatomas (120 ha) terletak di bagian Timur, blok Cimenyan (125 ha) terletak di
bagian Barat dan Blok Tengkalak/Seusepan (114 ha) di bagian tengah dan
Selatan. Penelitian penyadapan getah pinus ini dilakukan di blok Cikatomas
dengan luas 0,25 ha, kondisi kelerengan 30% - 40% (sedang curam). Tegakan
pinus pada blok Cikatomas ini ditanam pada tahun 1970 (berumur 37 tahun)
termasuk kedalam KU VIII, dengan jarak tanam 3 x 4 m.

Gambar 3 Kondisi tegakan pinus di blok Cikatomas.


Lokasi penelitian tersebut belum pernah dilakukan penyadapan dan
penjarangan sejak ditanam sampai dengan sekarang. Dilihat dari aspek kesehatan
kondisi tegakan relatif sehat meskipun ada beberapa pohon yang mati karena
terlalu tua. Oleh kerena itu dilakukan pemilihan pohon contoh dengan memilih
pohon dengan kondisi yang sehat, selain itu pemilihan pohon dipilih berdasarkan
diameter yang telah ditentukan yaitu antara 40 50 cm karena diameter rata-rata
pada lokasi penelitian berkisar antara selang tersebut. Jenis tumbuhan bawah yang
mendominasi di Hutan Pendidikan Gunung Walat yaitu harendong (Melastoma
polyantum), paku rame (Sellaginella fimbriaeta) dan pungpulutan (Urena

20

lobauta) kondisi tumbuhan bawah yang menutupi lokasi penelitian cukup rapat

dengan ketinggian 1 2 meter.

Gambar 4 Bentuk tajuk salah satu pohon contoh dilokasi


penelitian.
Kondisi bentuk dan ukuran tajuk pada keseluruhan pohon contoh dapat
dikatakan relatif sama yaitu memiliki tajuk yang lebar dan lebat. Matangaran
(2006) mengatakan salah satu ciri-ciri fisik pinus yang banyak mengeluarkan
getah dicirikan dengan bentuk tajuk yang lebar dan lebat.
5.2 Pelaksanaan Penyadapan
Pembuatan koakan ke-1 (K-1) selalu dibuat menghadap kearah timur, ini
dimaksudkan untuk menyeragamkan arah sadapan. Pembuatan koakan ke-2 (K-2),
ke-3 (K-3), ke-4 (K-4), ke-5 (K-5), dan koakan ke-6 (K-6) dibuat mengelilingi
pohon searah jarum jam sesuai dengan perlakuan masing-masing dan disesuaikan
dengan diameter pohon tersebut. Koakan awal dibuat dengan ukuran 10 x 10 cm.
A

Gambar 5 Penyadapan metode koakan (A), Pemasangan talang sadap (B),


Pemasangan plastik untuk menampung getah (C).

21

Untuk mengalirkan getah digunakan talang sadap yang terbuat dari seng
dengan ukuran 10 x 5 cm, pemasangan talang ditancapkan 1 cm dibawah
koakan dengan kedalaman 2 cm (Gambar 5(B)) dan untuk menampung getah
digunakan plastik ukuran 0,5 kg yang dipasang dibawah talang sadap (Gambar
5(C)). Tinggi penyadapan dari permukaan tanah adalah 20 cm. Diameter pohon
yang disadap bervariasi antara 40 50 cm dengan diameter rata-rata 46,36 cm.
Dalam penelitian ini rancangan waktu penyadapan dan pemungutan getah
dilakukan seperti yang terlihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Rancangan waktu penyadapan dan pemungutan getah pinus
Jumlah Koakan

Hari ke
1

1 Koakan

2 Koakan

3 Koakan

4 Koakan

5 Koakan
6 Koakan
Keterangan :

dst

= Penyadapan koakan awal


= Pembaharuan luka dan pemungutan getah

Pada hari pertama dilakukan penyadapan koakan awal pada perlakuan 2 (2


koakan) dan perlakuan 3 (3 koakan), pada hari kedua dilakukan penyadapan
koakan awal pada perlakuan 1 (1 koakan) dan perlakuan 4 (4 koakan), pada hari
ketiga penyadapan koakan awal dilakukan pada perlakuan 6 (6 koakan), pada hari
keempat penyadapan koakan awal dilakukan pada perlakuan 5 (5 koakan) dan
juga dilakukan pembaharuan luka serta pemungutan getah pada perlakuan 2 dan
perlakuan 3 begitu seterusnya sampai pembaharuan luka dan pemungutan getah
terakhir dimana pada masing-masing perlakuan dilakukan 10 kali ulangan, dengan
pembaharuan luka dan pemungutan getah dilakukan setiap 3 hari.

22

5.3 Produksi Getah


Penelitian dilakukan dengan mengukur produksi getah pinus selama 34 hari
dengan pemungutan getah sebanyak 10 kali pungutan. Hasil pengamatan disajikan
pada Gambar 6.

Gambar 6 Grafik pengamatan produksi getah selama 10 kali pemungutan getah


(g/pohon/hari).
Berdasarkan grafik pengamatan produksi tersebut pada pemungutan
pertama, kedua, dan ketiga masih terjadi fluktuasi produksi dimana produksi
terendah terjadi pada pemungutan kedua, ini disebabkan pohon pinus yang masih
beradaptasi dalam memproduksi getah karena pohon pinus belum pernah disadap
sebelumnya. Pada pemungutan getah selanjutnya mulai dari pemungutan ke 4
produksi getah sudah terlihat normal, fluktuasi produksi yang terjadi lebih
disebabkan oleh pengaruh cuaca (data keadaan cuaca dalam Lampiran). Maka
pengolahan data yang dilakukan mulai pada pemungutan getah keempat sampai
dengan pemungutan terakhir sehingga ada 7 kali pemungutan getah selama
pengamatan produksi. Hasil pengamatan produksi getah disajikan pada Tabel 7.
Dari Tabel 7 produksi rata-rata getah pada berbagai jumlah koakan selama 7
kali

pemungutan

getah

menunjukan

bahwa

pengaruh

jumlah

koakan

menghasilkan produksi getah yang berbeda. Hasil perhitungan getah pinus yang
telah dirata-ratakan dalam 7 kali pemungutan getah diperoleh hasil rata-rata

23

penyadapan untuk 1 koakan, 2 koakan, 3 koakan, 4 koakan, 5 koakan, dan 6


koakan berturut-turut sebagai berikut 26,80 g/pohon/hari, 33,20 g/pohon/hari,
45,74 g/pohon/hari, 59,72 g/pohon/hari, 70,84 g/pohon/hari, dan 76,78
g/pohon/hari.
Tabel 7 Produksi rata-rata getah pinus pada berbagai jumlah koakan
(g/pohon/hari)
Ulangan
Pohon Contoh
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Rata-rata

1
26,76
15,81
23,48
23,71
27,24
20,86
24,14
70,90
12,81
22,29
268,00
26,80

Jumlah Koakan
3
4
69,00
62,24
35,48
72,19
39,71
45,48
36,14
43,95
62,05
30,48
64,48
55,48
48,24
106,29
47,19
67,38
28,48
50,05
26,62
63,71
457,38
597,24
45,74
59,72

2
47,00
24,29
29,95
58,67
33,86
25,67
27,33
26,62
34,24
24,38
332,00
33,20

5
81,86
70,90
68,38
48,57
65,57
61,33
59,05
59,62
100,81
92,33
708,43
70,84

6
109,43
90,05
108,52
53,95
97,19
49,95
91,62
72,10
47,10
47,90
767,81
76,78

Berdasarkan Tabel 7 dan Gambar 7 menunjukan penyadapan pinus dengan 6


koakan

menghasilkan

produksi

getah

rata-rata

tertinggi

sebesar

76,78

g/pohon/hari sedangkan penyadapan dengan 1 koakan menghasilkan produksi


getah terendah sebesar 26,80 g/pohon/hari. Peningkatan produksi getah yang
terjadi maksimum mencapai 186,5 %.

Gambar 7 Produksi total getah pinus pada berbagai jumlah koakan.

24

Untuk mengetahui pengaruh jumlah koakan terhadap poduksi getah pinus,


maka dilakukan uji statistik terhadap data hasil pengamatan produksi getah pinus.
Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 8 dan selengkapnya dalam Lampiran.
Tabel 8 Analisis sidik ragam (ANOVA) pengaruh jumlah koakan terhadap
produksi getah pinus
Sumber
Keragaman

db

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah

Jumlah Koakan

20560,66

4112,13

Galat

54

17613,96

326,18

Total

59

38174,62

F-hitung
12,61

F-tabel

(0.05)
2,39

0,000*

Keterangan : * = Nyata

Berdasarkan Tabel 8 hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukan


terdapat pengaruh yang nyata dari perbedaan jumlah koakan terhadap produksi
getah pinus. Dari hasil sidik ragam diperoleh nilai F hitung untuk keragaman
jumlah koakan senilai 12,61 Nilai tersebut lebih besar dari nilai F tabel pada
selang kepercayaan 95% yaitu sebesar 2,39. Untuk mengetahui pengaruh dari
penambahan jumlah koakan terhadap produksi getah dilakukan juga uji lanjut
Tukey yang dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Uji Tukey pengaruh jumlah koakan terhadap produksi getah pinus
Jumlah koakan

1 koakan
2 koakan
3 koakan
4 koakan
5 koakan
6 koakan

10
10
10
10
10
10

1
26,80
33,20
45,74

Selang kepercayaan 95 %
2

45,74
59,72

59,72
70,84
76,78

Dari Tabel 9 uji Tukey diketahui bahwa jumlah koakan 4, 5 dan 6 koakan
memberikan pengaruh yang nyata jika dibandingkan dengan jumlah koakan 1, 2
dan 3 koakan. Hasil produksi getah rata-rata tertinggi diperoleh pada jumlah
koakan 6 sebesar 76,78 g/pohon/hari, ini tidak berbeda nyata dengan jumlah 5 dan
4 koakan sebesar 70,84 g/pohon/hari dan 59,72 g/pohon/hari.

25

90.00

Produksi (g/pohon/hari)

80.00
76.78

70.00

70.84

60.00

59.72

50.00

45.74

40.00
33.20

30.00

26.80

20.00

16.60

10.00
6.4
0.00

15.25

14.93

12.54

13.98

14.17

12.80

11.12

5.94

0.00
1

Jumlah koakan
PT

PPPK

RPPK

Keterangan :
PT

= Produksi Total (g/pohon/hari)

PPPK

= Pertambahan Produksi akibat Penambahan Koakan (g/pohon/hari)

RPPK

= Rata-rata Produksi per Koakan (g/pohon/hari/koakan)

Gambar 8 Grafik hubungan antara PT, RPPK dan PPPK.


Dari Gambar 8 diatas, pada grafik rata-rata produksi per koakan (RPPK)
menunjukan bahwa semakin banyak jumlah koakan maka rata-rata produksi per
koakan akan cenderung menurun. Rata-rata produksi per koakan terendah yaitu
pada jumlah koakan 6 yaitu 12,80 g/pohon/hari/koakan sedangkan rata-rata
produksi per koakan tertinggi yaitu pada jumlah koakan 1 sebesar 26,80
g/pohon/hari/koakan.
Pada grafik pertambahan produksi akibat penambahan jumlah koakan
(PPPK) tertinggi yaitu pada penambahan jumlah koakan dari 3 koakan menjadi 4
koakan dengan pertambahan produksi tertinggi sebesar 13,98 g/pohon/hari.
Sedangkan pertambahan produksi terendah terjadi pada penambahan jumlah
koakan dari 5 koakan menjadi 6 koakan dengan pertambahan produksi sebesar
5,94 g/pohon/hari. Pertambahan produksi cenderung menurun pada penambahan
jumlah koakan melebihi 4 koakan.
Hasil grafik RPPK dan PPPK menguatkan uji Tukey diatas bahwa jumlah
koakan 4, 5 dan 6 memberikan hasil yang tidak berbeda nyata, karena

26

pertambahan produksi yang terjadi akibat penambahan koakan relatif sedikit ratarata hanya 10,35 g/pohon/hari. Bahkan, rata-rata produksi per koakan cenderung
menurun dengan bertambahnya jumlah koakan.
Hubungan antara jumlah koakan dengan produksi getah
produksi = e**(4.364 - (1.308 / jumlah koakan))
Produksi
(g/pohon/hari)
120.00

Pengamatan
Kurva S

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
1

Jumlah koakan

Gambar 9 Grafik hubungan antara jumlah koakan dengan produksi


getah di HPGW.
Hubungan antara jumlah koakan dengan produksi getah pinus mengikuti
formula sebagai berikut :
Y =

1 , 308
4 , 364

X

Di mana :
Y

= Produksi pinus ( g/pohon/hari)

= Jumlah koakan

= Eksponensial (bilangan alam = 2,714)

4,364 = Konstanta
1,308 = Koefisien regresi

27

Berdasarkan pedoman penyadapan getah pinus tahun 2005 yang dikeluarkan


oleh

Perum

Perhutani

No:

792/KPTS/DIR/2005

jumlah

koakan

yang

diperkenankan untuk keliling 65 124 cm sebanyak 1 koakan, keliling 125 175


cm sebanyak 2 koakan dan keliling lebih dari 176 cm maksimal 4 koakan.
Dari hasil uji Tukey dan melihat grafik hubungan rata-rata produksi per
koakan (RPPK) dan pertambahan produksi akibat penambahan koakan (PPPK)
maka pada kelas diameter 40 50 cm jumlah koakan yang masih optimal untuk
meningkatkan produksi getah adalah sampai 4 koakan, karena bila jumlah koakan
lebih dari 4 koakan akan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap
produktivitas. Apabila pihak Perum Perhutani menggunakan 2 koakan untuk kelas
diameter 40 55 cm, sesungguhnya produksi getah masih dapat ditingkatkan
mencapai 79,88 % dengan menggunakan 4 koakan, tetapi penambahan jumlah
koakan ini perlu dipertimbangkan dengan mempertimbangkan faktor ekologis
pohon itu sendiri maupun pada tegakan pinus secara keseluruhan.
5.4 Pengaruh Banyaknya Jumlah Koakan terhadap Kerusakan Pohon
Menurut Hillis (1987) pohon pinus sensitif sekali terhadap pelukaan, yaitu
bila terjadi luka segera dibentuk saluran resin dan resinnya sendiri langsung
menutup luka dan mencegah infeksi akibat luka tadi (teori Muller dan Borger).
Saluran resin dikelilingi sel-sel parenkim jari-jari atau sel-sel epitel. Getah pinus
sendiri dibentuk di dalam sel-sel epitel sebagai akibat proses metabolisme atau
translokasi karbohidrat dari daun (Fahutan 1988).
A

Gambar 10 Kerusakan yang terjadi pada pohon akibat penyadapan dengan 6


koakan (A). Contoh kedalaman koakan pada pohon yang disadap (B).

28

Dari beberapa pernyataan diatas maka kerusakaan yang terjadi akibat


semakin banyaknya jumlah koakan mengakibatkan semakin banyak pula luka
yang terbuka sehingga pohon akan memproduksi getah lebih banyak untuk
menutup luka-luka tersebut, getah yang diproduksi merupakan hasil proses
metabolisme.

Dengan

adanya

luka-luka

tersebut

maka

metabolisme

pertumbuhan pohon dengan sendirinya akan terganggu sehingga diduga dalam


jangka waktu yang lama pohon tidak akan tumbuh dengan normal. Apalagi
dengan banyaknya luka yang terbuka pada bagian kayu menyebabkan pohon
tersebut akan sangat rentan terhadap infeksi hama penyakit.
(A)

30 cm

40 cm

5 cm

4 0 cm

1 0 cm

40 cm

1 0 cm

5 cm

30 cm

30 cm

5 cm
5 cm
10 cm

4 Koakan

5 Koakan

6 Koakan

(B)
10 cm

19.5cm

Talang
Sadap

5 cm

Gambar 11 Penampang melintang pada batang pinus dari 4 koakan, 5 koakan,


dan 6 koakan (A). Penampang batang pinus yang dikoak (B).
Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan rata-rata kedalaman koakan pada
pohon contoh yang disadap mencapai 5 cm dari kulit terluar dan tinggi koakan
akhir rata-rata 19,5 cm dalam satu bulan, untuk menduga tingkat kehilangan kayu

29

akibat dari penyadapan metode koakan dapat dilakukan pendekatan dengan


mengasumsikan bentuk koakan seperti balok dengan panjang koakan 10 cm, lebar
(kedalaman koakan) 5 cm dan tinggi koakan 19,5 cm, sehingga dapat dihitung
tingkat kehilangan kayu berturut-turut pada bagian batang yang di koak dengan
jumlah 4 koakan, 5 koakan dan 6 koakan yaitu sebesar 0,00390 m; 0,00487 m,
dan 0,00585 m, maka volume sisa penampang kayu yang masih dapat menopang
batang pada bagian yang di koak berturut-turut untuk 4 koakan, 5 koakan dan 6
koakan adalah 0,02059 m; 0,01962 m, dan 0,01864 m. Ini yang menyebabkan
banyak pohon pinus yang disadap tumbang akibat diameter batang yang
menopang dibagian yang dikoak lebih kecil dibandingkan diameter batang diatas
koakan.
Menurut Sutjipto (1975) dalam Idris dan Soenarno (1983), sistem koakan
ini masih memiliki kelemahan yakni berkurangnya hasil kayu yang relatif banyak,
mempunyai kecenderungan roboh pohon pinus pada tiupan angin yang keras bila
tinggi bidang sadap telah melebihi satu meter, terlebih lagi bila pada satu pohon
terdapat lebih dari satu koakan. Hal ini yang terjadi pada Perum Perhutani Unit II
Jawa Timur pada beberapa bulan yang lalu, terdapat 165 ribu pohon pinus roboh
akibat angin puting beliung yang melanda daerah tersebut, robohnya pohon-pohon
tersebut disebabkan pohon-pohon yang disadap terlalu dalam dan jumlah sadapan
yang terlalu banyak melanggar kaidah-kaidah penyadapan (Lutfi 2007).

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh yang nyata dari perbedaan jumlah koakan per pohon
terhadap produksi getah pinus. Produksi getah rata-rata untuk 1 koakan, 2
koakan, 3 koakan, 4 koakan, 5 koakan, dan 6 koakan berturut-turut sebagai
berikut 26,80 g/pohon/hari, 33,20 g/pohon/hari, 45,74 g/pohon/hari, 59,72
g/pohon/hari, 70,84 g/pohon/hari, dan 76,78 g/pohon/hari.
2. Semakin banyak jumlah koakan, produksi getah per pohon semakin besar
namun produksi getah per koakan akan semakin kecil.
3. Pertambahan produksi akibat penambahan koakan meningkat sampai pada
jumlah koakan 4 dan selanjutnya produksi getah cenderung menurun.
4. Jumlah koakan optimal untuk penyadapan pohon pinus berdiameter 40
50

cm

adalah

koakan

per

pohon,

hal

ini

dilihat

dengan

mempertimbangkan :
a) Dengan

penambahan

jumlah

koakan

melebihi

koakan,

penambahan produksi getah cenderung menurun.


b) Dari hasil uji Tukey, jumlah produksi total untuk 4, 5 dan 6 koakan
tidak berbeda nyata.
c) Dari segi kerusakan pohon, dengan penambahan jumlah koakan
melebihi 4 koakan maka kerusakan yang terjadi akan semakin
besar, namun produksi yang dihasilkan tidak berbeda nyata dengan
jumlah 4 koakan.
6.2 Saran
1. Untuk meningkatkan produksi getah pinus maka pihak Hutan Pendidikan
Gunung Walat (HPGW) dapat menambah jumlah koakan yang tadinya
hanya dua koakan menjadi tiga sampai empat koakan, tetapi juga harus
memperhatikan dampak ekologis yang terjadi akibat penambahan jumlah
koakan tersebut demi kelestarian hutan.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dampak kerusakan yang
terjadi pada pohon akibat pengaruh banyaknya jumlah koakan.

DAFTAR PUSTAKA
Alrasjid H, Natawira D, Ginting AN. 1983. Pembinaan hutan pinus khususnya
Pinus merkusii untuk penghara industri. Simposium Pengusahaan
Hutan Pinus; Jakarta, 27-28 Juli 1983. hlm 47-72.
Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan.
1990. Teknik Pembuatan Tanaman Pinus merkusii. Jakarta.
Dulsalam , Idris MM, Tinambunan D. 1998. Produksi dan Biaya Penyadapan
Getah Tusam Dengan Sistem Bor : Studi Kasus di PT INHUTANI
IV Sumatera Barat. Buletin Penelitian Hasil Hutan 16(1):1-16.
[FAHUTAN IPB] Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. 1988.
Penyempurnaan Cara Penyadapan Getah Pinus Untuk Peningkatan
Produksi Getah. Kerja Sama antara Perum Perhutani dengan Fakultas
Kehutanan IPB. Bogor : Fahutan IPB.
Hillis WE. 1987. Heartwood and Tree Exudates. Springer Series in Wood
Science. Berlin : Springer-Verlag.
Idris MM, Soenarno. 1983. Aspek Teknis Eksploitasi Hutan Pinus Di Pulau Jawa.
Simposium Pengusahaan Hutan Pinus; Jakarta, 27-28 Juli 1983.hlm
217-223.
Kasmudjo. 1992. Usaha Stimulasi Pada Penyadapan Getah Pinus. Duta Rimba
149-150(18):15-20.
Lutfi H. 2007. Bencana Alam dan Cabuk Lilin Ancam Potensi Sadapan Pinus
Jatim. Duta Rimba 15/Th.2/Mei 2007. Hal : 21.
Matangaran JR. 2006. Catatan Untuk Penyadap Getah Pinus. Duta Rimba
8/Th.1/30 September 30 Oktober 2006. Hal : 22-23.
Panshin AJ, Harrar ES, Baker WJ, Proctor PB. 1950. Forest Products. Their
Sources, Production and Utilization. New York: McGraw-Hill Book
Company, Inc.
[Perhutani] Perum Perhutani. 2005. Pedoman Penyadapan Getah Pinus Tahun
2005. Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani No.
792/KPTS/DIR/2005.
Poerdjorahardjo dan Kamarudin. 1993. Optimalisasi Hasil Kayu dan Getah Pinus
didalam Pengusahaan Hutan Pinus. Duta Rimba 153-154(19):2-6.

32

Silitonga T. 1983. Pemungutan dan Pemanfaatan Hutan Pinus : Suatu Tantangan


dan Kesempatan. Simposium Pengusahaan Hutan Pinus; Jakarta, 2728 Juli 1983.hlm 211-215.
Sugiyono Y. 2001. Peningkatan Produksi Getah Pinus. Duta Rimba 247(15):2328.
Suharlan A., Herbagung. 1983. Pertumbuhan Pinus di Berbagai Daerah Indonesia.
Simposium Pengusahaan Hutan Pinus; Jakarta, 27-28 Juli 1983.hlm
191-200.
Sulaiman W. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS Contoh Kasus dan
Pemecahannya. Yogyakarta : Andi.
Sumadiwangsa S, Lestari NH, Bratamiharja S. 1999. Pengaruh Kadar Stimulan
dan Penutupan Luka Sadap Pada Penyadapan Pinus (Pinus merkusii).
Duta Rimba. September 1999.hlm : 35-36.
Sumantri

I. 1991. Perbaikan Sistem Penyadapan Getah Pinus untuk


Meningkatkan Hasil Getah, Duta Rimba No. 135-136/XVIII/199.
Hal : 53-57.

Steel R GD., Torrie JH. 1980. Prinsip dan Prosedur Statistika. Bambang Sumantri,
penerjemah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari:
Principles and Procedures of Statistics.
Tsoumis G. 1969. Wood as Raw Material. Source, Structure, Chemical
Composition, Growth, Degradation and Identification. Oxford :
Pergammon Press Inc.
Wibowo P. 2006. Produktivitas Penyadapan Getah Pinus Merkusii Jungh et de
Vriese dengan Sistem Koakan (Quare System) di Hutan Pendidikan
Gunung Walat Kabupaten Sukabumi Jawa Barat [skripsi]. Bogor:
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

LAMPIRAN

Lampiran 1 Data produksi getah dalam 10 kali pemungutan getah (g/pohon/pungut)


Pohon
Contoh
ke;
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

1
69
44
99
32
26
66
115
515
29
33

2
52
26
24
6
19
4
2
45
14
16

Pohon
Contoh ke;
Koakan ke
1;1
1;2
2;1
2;2
3;1
3;2
4;1
4;2
5;1
5;2
6;1
6;2
7;1
7;2
8;1
8;2
9;1
9;2
10;1
10;2

3
48
30
18
16
37
23
9
44
15
36

1 Koakan
Pungutan ke5
6
133
71
66
49
90
72
79
72
104
91
70
66
97
58
118
247
50
30
95
72

4
44
28
53
45
65
33
26
119
25
56

7
91
71
62
75
79
55
90
224
45
55

8
61
22
67
62
75
54
55
193
29
48

9
62
49
75
80
79
80
97
275
48
67

10
100
47
74
85
79
80
84
313
42
75
2 Koakan
Pungutan ke-

1
Berat
126
89
31
47
35
23
49
44
114
41
73
32
86
59
54
81
45
47
19
37

2
Total
215
78
58
93
155
105
145
135
92
56

Berat
29
24
3
2
24
7
50
26
18
9
33
12
28
30
11
22
12
8
12
9

3
Total
53
5
31
76
27
45
58
33
20
21

Berat
59
30
15
14
41
22
56
29
35
14
23
29
23
15
14
36
16
19
19
22

4
Total
89
29
63
85
49
52
38
50
35
41

Berat
119
38
26
39
68
16
66
42
52
21
23
36
31
24
16
28
29
27
25
34

5
Total
157
65
84
108
73
59
55
44
56
59

Berat
80
49
40
34
66
31
114
63
109
24
25
45
48
47
47
42
45
51
61
34

6
Total
129
74
97
177
133
70
95
89
96
95

Berat
67
45
39
36
75
42
117
67
69
41
40
50
76
26
42
57
50
58
35
45

7
Total
112
75
117
184
110
90
102
99
108
80

Berat
97
43
34
39
65
27
131
63
66
21
26
37
33
56
29
43
47
47
37
47

8
Total
140
73
92
194
87
63
89
72
94
84

Berat
85
59
35
32
42
22
109
71
45
37
51
43
32
22
25
46
48
45
24
38

9
Total
144
67
64
180
82
94
54
71
93
62

Berat
69
63
36
34
57
23
136
57
74
32
34
48
45
30
32
35
60
59
34
23

10
Total
132
70
80
193
106
82
75
67
119
57

Berat
124
49
50
36
66
29
95
101
80
40
37
44
47
57
48
69
76
77
28
47

Total
173
86
95
196
120
81
104
117
153
75

34

Lampiran 1 (lanjutan)
Pohon
Contoh ke;
Koakan ke
1;1
1;2
1;3
2;1
2;2
2;3
3;1
3;2
3;3
4;1
4;2
4;3
5;1
5;2
5;3
6;1
6;2
6;3
7;1
7;2
7;3
8;1
8;2
8;3
9;1
9;2
9;3
10;1
10;2
10;3

3 Koakan
Pungutan ke1
Berat
43
66
63
50
11
51
126
63
86
31
23
59
80
66
125
68
80
120
25
27
28
54
55
79
40
32
56
12
3
17

2
Total

172

112

275

113

271

268

80
188
128
32

Berat
14
30
59
22
4
17
10
4
15
10
11
12
21
9
49
26
10
17
3
2
9
25
30
40
8
2
3
2
5
2

3
Total

103

43

29

33

79

53

14
95
13
9

Berat
22
36
73
42
2
27
41
10
33
20
20
26
52
32
86
37
26
56
17
8
30
49
40
62
10
6
15
11
16
12

4
Total

131

71

84

66

170

119

55
151
31
39

Berat
50
36
80
55
19
32
42
9
31
17
17
37
40
28
51
28
71
93
26
16
51
57
38
53
31
8
19
20
26
23

5
Total

166

106

82

71

119

192

93
148
58
69

Berat
62
75
82
60
18
47
33
30
34
35
27
49
73
46
93
51
44
91
43
29
114
74
40
70
41
14
24
27
32
23

6
Total

219

125

97

111

212

186

186
184
79
82

Berat
64
76
93
61
17
43
51
21
43
32
32
40
69
45
105
57
79
88
51
27
102
71
36
73
49
32
52
28
36
26

7
Total

233

121

115

104

219

224

180
180
133
90

Berat
82
68
84
42
16
48
40
34
58
35
36
55
84
45
55
62
31
68
34
34
78
52
33
53
58
18
32
27
27
30

8
Total

234

106

132

126

184

161

146
138
108
84

Berat
53
51
67
40
19
35
37
32
43
41
35
60
58
33
55
72
34
73
40
31
60
43
33
36
27
10
17
28
33
21

9
Total

171

94

112

136

146

179

131
112
54
82

Berat
53
62
82
42
23
25
50
33
29
26
26
26
81
51
81
74
31
95
34
38
65
47
21
37
32
21
17
16
27
20

10
Total

197

90

112

78

213

200

137
105
70
63

Berat
68
68
93
40
21
42
85
36
63
42
36
55
78
49
83
71
50
91
43
38
59
55
38
31
46
12
38
19
35
35

Total

229

103

184

133

210

212

140
124
96
89

35

Lampiran 1 (lanjutan)
Pohon
Contoh ke;
Koakan ke

1
Berat
77
46
45
116
64
17
29
80
8
69
48
44
34
27
36
12
21
7
19
13
14
4
14
19
113
103
86
99
14
42
21
24
18
22
25
28

2
Total

284

190

169

109

60

51

401

101

93

Berat
28
8
9
44
48
8
8
11
2
1
1
1
19
7
5
4
6
5
8
6
19
7
11
23
40
24
15
27
2
4
7
1
8
12
18
4

3
Total

89

75

35

25

60

106

14

42

Berat
21
25
7
47
47
10
14
39
13
5
11
3
5
13
40
13
26
4
17
13
37
17
28
43
90
56
42
81
16
16
8
19
4
20
17
23

4
Total

100

110

32

71

60

125

269

59

64

Berat
25
82
19
59
106
10
23
69
36
17
16
16
12
12
59
18
31
10
20
19
66
29
54
62
93
58
45
83
53
50
29
36
38
27
35
26

5
Total

185

208

85

101

80

211

279

168

126

Berat
31
32
92
79
125
48
27
113
63
31
48
28
44
35
77
29
32
21
18
24
38
26
39
51
101
82
49
76
83
77
42
51
44
41
49
47

6
Total

234

313

170

185

95

154

308

253

181

Berat
36
70
34
57
81
36
25
75
45
31
42
28
14
23
47
23
37
23
13
20
42
29
45
55
82
70
53
69
54
60
42
38
61
39
32
35

7
Total

197

217

146

107

93

171

274

194

167

Berat
47
60
27
58
77
28
31
67
40
39
41
36
21
16
55
26
37
26
12
22
37
20
39
46
82
74
67
80
68
60
50
53
56
24
38
43

8
Total

192

203

156

118

97

142

303

231

161

Berat
15
55
26
45
64
25
30
62
38
20
15
36
27
17
39
30
30
25
10
18
42
26
39
49
105
108
57
79
45
37
43
44
48
28
19
31

9
Total

141

181

109

113

83

156

349

169

126

Berat
40
55
27
57
75
26
36
80
34
43
34
44
27
25
65
38
35
32
13
27
45
37
51
41
57
63
52
90
63
42
51
55
60
30
34
40

10
Total

179

217

155

155

107

174

262

211

164

Berat
38
70
19
52
63
8
36
70
32
16
35
51
26
33
62
23
25
21
14
25
49
23
40
45
133
128
99
97
42
57
40
50
44
26
25
31

Total

179

177

134

144

85

157

457

189

126

36

1;1
1;2
1;3
1;4
2;1
2;2
2;3
2;4
3;1
3;2
3;3
3;4
4;1
4;2
4;3
4;4
5;1
5;2
5;3
5;4
6;1
6;2
6;3
6;4
7;1
7;2
7;3
7;4
8;1
8;2
8;3
8;4
9;1
9;2
9;3
9;4

4 Koakan
Pungutan ke-

Lampiran 1 (lanjutan)
Pohon
Contoh ke;
Koakan ke
10;1
10;2
10;3
10;4

4 Koakan
Pungutan ke1
Berat
113
130
66
87

Pohon
Contoh ke;
Koakan ke

396

Berat
6
1
9
1

3
Total

17

Berat
32
53
24
3

4
Total

112

Berat
40
35
19
25

5
Total

119

Berat
112
96
51
63

6
Total

322

Berat
66
45
30
11

7
Total

152

Berat
82
49
32
46

8
Total

209

Berat
60
33
36
52

9
Total

181

Berat
99
52
30
51

10
Total

232

Berat
20
36
18
49

Total

123

5 Koakan
Pungutan ke1
Berat
30
37
50
21
101
47
59
33
69
55
23
30
18
31
23
13
14
9
25
14
45
47
16
13
9

2
Total

239

263

125

75

130

Berat
14
7
8
19
47
8
2
3
8
6
31
16
15
13
24
8
6
8
8
14
33
42
28
11
17

3
Total

95

27

99

44

131

Berat
39
23
41
47
93
26
13
36
64
21
51
31
21
23
40
26
19
29
32
33
61
72
47
25
23

4
Total

243

160

166

139

228

Berat
43
32
40
67
118
51
27
65
40
45
71
45
26
20
57
33
44
36
41
37
50
66
54
32
36

5
Total

300

228

219

191

238

Berat
51
41
58
40
96
35
37
32
42
18
67
55
34
51
46
27
41
32
34
31
49
57
62
25
33

6
Total

286

164

253

165

226

Berat
29
36
22
47
75
30
40
21
47
33
52
31
29
13
47
25
30
21
32
23
43
53
46
27
23

7
Total

209

171

172

131

192

Berat
44
32
27
36
69
51
48
34
73
45
49
37
27
12
39
29
27
23
24
33
38
42
42
31
27

8
Total

208

251

164

136

180

Berat
33
33
45
38
62
39
63
49
71
59
58
32
34
31
54
24
23
18
27
33
47
47
49
13
26

9
Total

211

281

209

125

182

Berat
47
32
34
47
90
44
28
32
48
38
55
44
45
35
39
28
31
27
23
29
44
56
38
27
35

10
Total

250

190

218

138

200

Berat
60
31
45
42
77
42
44
36
47
35
64
31
21
30
55
27
26
22
25
34
53
33
32
15
26

Total

255

204

201

134

159

37

1;1
1;2
1;3
1;4
1;5
2;1
2;2
2;3
2;4
2;5
3;1
3;2
3;3
3;4
3;5
4;1
4;2
4;3
4;4
4;5
5;1
5;2
5;3
5;4
5;5

2
Total

Lampiran 1 (lanjutan)
Pohon
Contoh ke;
Koakan ke
6;1
6;2
6;3
6;4
6;5
7;1
7;2
7;3
7;4
7;5
8;1
8;2
8;3
8;4
8;5
9;1
9;2
9;3
9;4
9;5
10;1
10;2
10;3
10;4
10;5

5 Koakan
Pungutan ke1
Berat
45
45
27
27
45
51
59
68
56
64
54
47
33
40
34
46
52
51
58
46
25
40
22
29
18

Pohon
Contoh ke;
Koakan ke

189

298

208

253

134

Berat
11
3
3
2
8
27
37
16
20
45
29
33
17
16
20
43
27
15
33
31
35
35
24
29
25

3
Total

27

145

115

149

148

Berat
16
16
9
12
20
35
52
41
36
61
32
33
21
20
19
78
47
43
51
53
56
51
34
36
34

4
Total

73

225

125

272

211

Berat
36
21
26
14
46
59
61
47
49
58
51
42
37
25
30
103
51
71
71
80
105
64
53
57
52

5
Total

143

274

185

376

331

Berat
46
40
42
24
57
45
47
29
46
45
43
47
38
32
32
100
49
67
65
76
91
62
75
62
46

6
Total

209

212

192

357

336

Berat
35
39
18
29
55
46
33
29
34
35
36
40
45
26
31
74
38
45
53
70
93
70
67
49
47

7
Total

176

177

178

280

326

Berat
40
33
23
29
45
41
35
24
30
34
38
37
37
36
28
62
37
48
69
50
60
49
61
42
38

8
Total

170

164

176

266

250

Berat
55
35
49
29
38
39
27
25
25
27
34
36
24
43
30
58
37
66
47
63
74
39
58
38
36

9
Total

206

143

167

271

245

Berat
34
47
41
46
52
34
31
21
27
40
38
50
35
30
38
80
63
77
76
60
56
55
51
53
37

10
Total

220

153

191

356

252

Berat
34
32
22
31
45
29
23
13
24
28
39
31
30
27
36
51
39
34
29
58
50
32
47
38
32

Total

164

117

163

211

199

6 Koakan
Pungutan ke1
Berat
51
45
47
53
49
51

2
Total

296

Berat
3
7
13
16
16
22

3
Total

77

Berat
17
26
25
20
38
34

4
Total

160

Berat
28
62
57
47
54
63

5
Total

311

Berat
57
67
85
71
64
67

6
Total

411

Berat
38
47
64
52
57
61

7
Total

319

Berat
64
57
73
72
56
70

8
Total

392

Berat
31
21
55
49
48
53

9
Total

257

Berat
34
39
62
57
56
64

10
Total

312

Berat
36
45
64
56
45
50

Total
296

38

1;1
1;2
1;3
1;4
1;5
1;6

2
Total

Lampiran 1 (lanjutan)
Pohon
Contoh ke;
Koakan ke

6 Koakan
Pungutan ke1

2
Total

110
40

84
20

86
40

88
57

3;3
3;4
3;5
3;6
4;1
4;2
4;3
4;4
4;5
4;6
5;1
5;2
5;3
5;4
5;5
5;6
6;1
6;2
6;3
6;4
6;5
6;6
7;1
7;2
7;3
7;4
7;5
7;6

44
33
50
100
17
9
11
12
20
37
54
52
54
85
61
86
10
17
15
5
10
14
90
70
77
85
75
67

12
14
12
29
2
1
2
7
14
5
24
20
6
25
27
13
6
4
3
3
11
10
4
26
13
9
7
26

21
18
26
54
6
6
9
20
31
16
30
16
28
33
28
36
14
15
10
9
19
16
20
23
27
27
23
32

42
33
41
92
12
8
16
45
41
32
31
15
42
62
47
50
25
24
21
17
24
24
32
21
54
43
36
51

41
35
51
81
28
11
21
36
47
42
43
30
60
71
61
57
27
30
24
13
30
25
79
32
59
40
40
19

38
40
48
53
23
11
23
23
53
33
36
33
52
36
69
66
23
29
25
12
29
25
25
62
50
31
67
29

39
43
53
66
29
19
29
30
30
30
52
27
60
69
64
68
27
29
33
14
27
25
51
16
50
72
36
66

32
31
43
41
23
8
13
34
26
27
25
38
32
39
60
46
29
30
17
16
32
23
86
82
26
30
74
82

43
73
52
60
23
16
12
32
37
40
23
38
45
85
70
43
34
33
23
16
34
29
38
25
47
22
42
62

33
32
36
79
25
18
18
24
50
35
45
28
55
44
54
70
29
30
25
13
31
23
58
36
39
39
33
42

106

392

71

464

31

115

37

85

88

171

83

152

154

247

135

237

261

344

185

322

149

269

Berat
63
36
31
45
39
57

Total

271

306

166

292

143

264

Berat
60
47
32
45
49
62

Total

295

351

167

340

155

291

Berat
54
42
31
45
43
58

Total

273

251

131

240

147

380

Berat
56
50
36
41
52
47

Total

282

354

160

304

169

236

Berat
53
42
40
45
47
53

Total

280

325

170

296

151

39

89
38

348

Total

10

101
35

229

Berat
49
44
33
44
35
56

113
27

195

Total

60
16

172

Berat
42
39
27
34
31
56

49
24

140

Total

80
40

103

Berat
34
18
20
29
27
44

3;1
3;2

347

Total

2;1
2;2
2;3
2;4
2;5
2;6

125

Berat
32
3
14
14
16
24

Berat
21
19
26
22
14
23

247

Lampiran 1 (lanjutan)
Pohon
Contoh ke;
Koakan ke
8;1
8;2
8;3
8;4
8;5
8;6
9;1
9;2
9;3
9;4
9;5
9;6
10;1
10;2
10;3
10;4
10;5
10;6

6 Koakan
Pungutan ke1
Berat
60
40
59
24
50
42
18
10
12
13
18
19
22
21
16
26
31
31

2
Total

275

90

147

Berat
33
3
22
3
5
16
9
11
9
6
17
10
10
2
2
1
8
10

3
Total

82

62

33

Berat
5
19
17
10
21
37
20
19
15
16
19
16
19
10
6
15
7
21

4
Total

109

105

78

Berat
21
21
13
23
34
69
23
21
20
19
27
27
27
21
14
16
15
31

5
Total

181

137

124

Berat
38
38
26
21
55
64
25
22
22
19
30
26
32
17
21
22
28
33

6
Total

242

144

153

Berat
32
29
25
14
56
37
25
22
20
17
26
19
31
27
21
15
23
25

7
Total

193

129

142

Berat
29
58
39
29
44
55
27
23
23
16
22
27
29
14
22
13
22
34

8
Total

254

138

134

Berat
19
28
27
27
47
62
23
25
27
20
25
25
30
24
28
16
27
35

9
Total

210

145

160

Berat
26
58
34
13
32
46
31
27
23
20
27
27
32
15
18
22
31
34

10
Total

209

155

152

Berat
63
45
27
10
31
49
32
27
18
21
23
20
23
19
23
12
30
34

Total

225

141

141

40

41

Lampiran 2 Rataan produksi getah pinus pada 7 kali pemungutan getah (g/pohon/hari)
Ulangan
Pohon
Contoh
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Rata-rata
Ulangan
Pohon
Contoh
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Rata-rata
Ulangan
Pohon
Contoh
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Rata-rata

4
14,67
9,33
17,67
15,00
21,67
11,00
8,67
39,67
8,33
18,67
164,67
16,47

4
52,33
21,67
28,00
36,00
24,33
19,67
18,33
14,67
18,67
19,67
253,33
25,33

4
55,33
35,33
27,33
23,67
39,67
64,00
31,00
49,33
19,33
23,00
368,00
36,80

5
44,33
22,00
30,00
26,33
34,67
23,33
32,33
39,33
16,67
31,67
300,67
30,07

1 Koakan
Pungutan ke
6
7
23,67
30,33
16,33
23,67
24,00
20,67
24,00
25,00
30,33
26,33
22,00
18,33
19,33
30,00
82,33
74,67
10,00
15,00
24,00
18,33
276,00 282,33
27,60
28,23

8
20,33
7,33
22,33
20,67
25,00
18,00
18,33
64,33
9,67
16,00
222,00
22,20

9
20,67
16,33
25,00
26,67
26,33
26,67
32,33
91,67
16,00
22,33
304,00
30,40

10
33,33
15,67
24,67
28,33
26,33
26,67
28,00
104,33
14,00
25,00
979,00
32,63

5
43,00
24,67
32,33
59,00
44,33
23,33
31,67
29,67
32,00
31,67
351,67
35,17

6
37,33
25,00
39,00
61,33
36,67
30,00
34,00
33,00
36,00
26,67
359,00
35,90

2 Koakan
Pungutan ke
7
46,67
24,33
30,67
64,67
29,00
21,00
29,67
24,00
31,33
28,00
329,33
32,93

8
48,00
22,33
21,33
60,00
27,33
31,33
18,00
23,67
31,00
20,67
303,67
30,37

9
44,00
23,33
26,67
64,33
35,33
27,33
25,00
22,33
39,67
19,00
327,00
32,70

10
57,67
28,67
31,67
65,33
40,00
27,00
34,67
39,00
51,00
25,00
400,00
40,00

6
77,67
40,33
38,33
34,67
73,00
74,67
60,00
60,00
44,33
30,00
533,00
53,30

3 Koakan
Pungutan ke
7
78,00
35,33
44,00
42,00
61,33
53,67
48,67
46,00
36,00
28,00
473,00
47,30

8
57,00
31,33
37,33
45,33
48,67
59,67
43,67
37,33
18,00
27,33
405,67
40,57

9
65,67
30,00
37,33
26,00
71,00
66,67
45,67
35,00
23,33
21,00
421,67
42,17

10
76,33
34,33
61,33
44,33
70,00
70,67
46,67
41,33
32,00
29,67
506,67
50,67

5
73,00
41,67
32,33
37,00
70,67
62,00
62,00
61,33
26,33
27,33
493,67
49,37

Jumlah

Rata-rata

187,33
110,67
164,33
166,00
190,67
146,00
169,00
496,33
89,67
156,00

26,76
15,81
23,48
23,71
27,24
20,86
24,14
70,90
12,81
22,29

187,60

26,80

Jumlah

Rata-rata

329,00
170,00
209,67
410,67
237,00
179,67
191,33
186,33
239,67
170,67

47,00
24,29
29,95
58,67
33,86
25,67
27,33
26,62
34,24
24,38

232,40

33,20

Jumlah

Rata-rata

483,00
248,33
278,00
253,00
434,33
451,33
337,67
330,33
199,33
186,33

69,00
35,48
39,71
36,14
62,05
64,48
48,24
47,19
28,48
26,62

320,17

45,74

42

Lampiran 2 (lanjutan)
Ulangan
Pohon
Contoh
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Rata-rata
Ulangan
Pohon
Contoh
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Rata-rata
Ulangan
Pohon
Contoh
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Rata-rata

4
61,67
69,33
28,33
33,67
26,67
70,33
93,00
56,00
42,00
39,67
520,67
52,07

4
100,00
76,00
73,00
63,67
79,33
47,67
91,33
61,67
125,33
110,33
828,33
82,83

4
103,67
76,33
116,00
51,33
82,33
45,00
79,00
60,33
45,67
41,33
701,00
70,10

5
78,00
104,33
56,67
61,67
31,67
51,33
102,67
84,33
60,33
107,33
738,33
73,83

5
95,33
54,67
84,33
55,00
75,33
69,67
70,67
64,00
119,00
112,00
800,00
80,00

5
137,00
87,00
114,67
61,67
107,33
49,67
89,67
80,67
48,00
51,00
826,67
82,67

6
65,67
72,33
48,67
35,67
31,00
57,00
91,33
64,67
55,67
50,67
572,67
57,27

4 Koakan
Pungutan ke
7
64,00
67,67
52,00
39,33
32,33
47,33
101,00
77,00
53,67
69,67
604,00
60,40

8
47,00
60,33
36,33
37,67
27,67
52,00
116,33
56,33
42,00
60,33
536,00
53,60

9
59,67
72,33
51,67
51,67
35,67
58,00
87,33
70,33
54,67
77,33
618,67
61,87

10
59,67
59,00
44,67
48,00
28,33
52,33
152,33
63,00
42,00
41,00
590,33
59,03

6
69,67
57,00
57,33
43,67
64,00
58,67
59,00
59,33
93,33
108,67
670,67
67,07

5 Koakan
Pungutan ke
7
69,33
83,67
54,67
45,33
60,00
56,67
54,67
58,67
88,67
83,33
655,00
65,50

8
70,33
93,67
69,67
41,67
60,67
68,67
47,67
55,67
90,33
81,67
680,00
68,00

9
83,33
63,33
72,67
46,00
66,67
73,33
51,00
63,67
118,67
84,00
722,67
72,27

10
85,00
68,00
67,00
44,67
53,00
54,67
39,00
54,33
70,33
66,33
602,33
60,23

6
106,33
90,33
102,00
55,33
97,33
47,67
88,00
64,33
43,00
47,33
741,67
74,17

6 Koakan
Pungutan ke
7
130,67
98,33
117,00
55,67
113,33
51,67
97,00
84,67
46,00
44,67
839,00
83,90

8
85,67
91,00
83,67
43,67
80,00
49,00
126,67
70,00
48,33
53,33
731,33
73,13

9
104,00
94,00
118,00
53,33
101,33
56,33
78,67
69,67
51,67
50,67
777,67
77,77

10
98,67
93,33
108,33
56,67
98,67
50,33
82,33
75,00
47,00
47,00
757,33
75,73

Jumlah

Rata-rata

435,67
505,33
318,33
307,67
213,33
388,33
744,00
471,67
350,33
446,00

62,24
72,19
45,48
43,95
30,48
55,48
106,29
67,38
50,05
63,71

418,07

59,72

Jumlah

Rata-rata

573,00
496,33
478,67
340,00
459,00
429,33
413,33
417,33
705,67
646,33

81,86
70,90
68,38
48,57
65,57
61,33
59,05
59,62
100,81
92,33

495,90

70,84

Jumlah

Rata-rata

766,00
630,33
759,67
377,67
680,33
349,67
641,33
504,67
329,67
335,33

109,43
90,05
108,52
53,95
97,19
49,95
91,62
72,10
47,10
47,90

537,47

76,78

Lampiran 3 Data diameter pohon contoh


Kode pohon
1;1
1;2
1;3
1;4
1;5
1;6
1;7
1;8
1;9
1;10
Rata-rata

Kel (cm)
156,5
148,5
140,4
134,5
130,5
147,5
157
157
130,7
143,5

(cm)
49,8
47,3
44,7
42,8
41,6
47,0
50,0
50,0
41,6
45,7
46,05

Kode pohon
2;1
2;2
2;3
2;4
2;5
2;6
2;7
2;8
2;9
2;10
Rata-rata

Kel (cm)
144,5
155
128,5
126
130
153
138
153
129,5
156

(cm)
46,0
49,4
40,9
40,1
41,4
48,7
43,9
48,7
41,2
49,7
45,02

Kode pohon
3;1
3;2
3;3
3;4
3;5
3;6
3;7
3;8
3;9
3;10
Rata-rata

Kel (cm)
130
131,8
145
156
149,5
129,2
146
146
143
156

(cm)
41,4
42,0
46,2
49,7
47,6
41,1
46,5
46,5
45,5
49,7
45,62

Kode pohon
4;1
4;2
4;3
4;4
4;5
4;6
4;7
4;8
4;9
4;10
Rata-rata

Kel (cm)
154
131
155,5
137
156
148,7
148,5
139
153
138

(cm)
49,0
41,7
49,5
43,6
49,7
47,4
47,3
44,3
48,7
43,9
46,52

Kode pohon
5;1
5;2
5;3
5;4
5;5
5;6
5;7
5;8
5;9
5;10
Rata-rata

Kel (cm)
147
146,6
149
155
150
157
152
155
136
151

(cm)
46,8
46,7
47,5
49,4
47,8
50,0
48,4
49,4
43,3
48,1
47,73

Kode pohon
Kel (cm)
151
6;1
149
6;2
157
6;3
157
6;4
142,5
6;5
156
6;6
147,2
6;7
154
6;8
135
6;9
135
6;10
Rata-rata
rata-rata total

(cm)
48,1
47,5
50,0
50,0
45,4
49,7
46,9
49,0
43,0
43,0
47,25
46,36

43

44

Lampiran 4 Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 13


Oneway
Descriptives

1 koakan
2 koakan
3 koakan
4 koakan
5 koakan
6 koakan
Total

Mean

Std.
Deviation

10
10
10
10
10
10
60

26,8000
33,2010
45,7390
59,7250
70,8420
76,7810
52,1813

16,14096
11,26881
15,14322
20,61053
16,21582
25,52614
25,43449

Std. Error
5,10422
3,56351
4,78871
6,51762
5,12789
8,07207
3,28358

95% Confidence Interval


for Mean
Lower
Upper
Bound
Bound
15,2535
38,3465
25,1398
41,2622
34,9062
56,5718
44,9811
74,4689
59,2419
82,4421
58,5207
95,0413
45,6109
58,7518

ANOVA

Between Groups
Within Groups
Total

Sum of
Squares
20562,398
17605,480
38167,877

df

Mean Square

Sig.

5
54
59

4112,480
326,027

12,614

,000

Produksi
Tukey HSD
jumlah koakan

Subset for alpha = .05


1

1 koakan
10
26,8000
2 koakan
10
33,2010
3 koakan
10
45,7390
45,7390
4 koakan
10
59,7250
5 koakan
10
6 koakan
10
Sig.
,194
,517
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 10,000.

59,7250
70,8420
76,7810
,297

Minimum

Maximum

12,81
24,29
26,62
30,48
48,57
47,10
12,81

70,90
58,67
69,00
106,29
100,81
109,43
109,43

45

Lampiran 4 (lanjutan)
Curve Fit
Model Description
Model Name
Dependent Variable
1
Equation
1
Independent Variable
Constant
Variable Whose Values Label Observations in
Plots

MOD_12
produksi
S
jumlah koakan
Included
Unspecified

Model Summary
R

Adjusted R
Square
.518

R Square
.725

.526

Std. Error of
the Estimate
.361

ANOVA

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
8.399
7.572
15.971

df

Mean Square
1
58
59

8.399
.131

Sig.

64.336

.000

Coefficients
Unstandardized
Coefficients
B
1 / jumlah koakan
(Constanta)

-1.308
4.364

Standardized
Coefficients

Std. Error
.163
.081

Sig.

Beta
-.725

-8.021
53.676

.000
.000

46

Lampiran 5 Perhitungan tingkat kehilangan kayu

10 cm

19.5cm

Talang
Sadap

5 cm

Volume Penampang Pohon =

1
(d ) 2 h
4

= 0,25 x 3,14 x (0,4) x 0,195 m


= 0,02449 m
Volume Penampang Koakan = p x l x t
= 0,1 x 0,05 x 0,195 m
= 0,000975 m
= 9,75 x 10 4 m
Volume Total :
4 koakan = 9,75 x 10 4 m x 4 koakan = 0,00390 m = 3,9 x 10 3 m
5 koakan = 9,75 x 10 4 m x 5 koakan = 0,00487 m = 4,9 x 10 3 m
6 koakan = 9,75 x 10 4 m x 6 koakan = 0,00585 m = 5,8 x 10 3 m

Sisa Volume Penampang Kayu untuk :


4 koakan = 0,02449 m - 0,00390 m = 0,02059 m
5 koakan = 0,02449 m - 0,00487 m = 0,01962 m
6 koakan = 0,02449 m - 0,00585 m = 0,01864 m

Lampiran 6 Keadaan cuaca harian selama penelitian di Hutan Pendidikan Gunung Walat
Tgl/Bln

Sadap Awal
Perlakuan
2&3
1&4
6
5

2&3
1&4
6
5

2&3
1&4
6
5

2&3
1&4
6
5

2&3
1&4
6
5

Pemungutan ke5
6

2&3
1&4
6
5

2&3
1&4
6
5

2&3
1&4
6
5

2&3
1&4
6
5

2&3
1&4
6
5

10

2&3
1&4
6
5

Keadaan Cuaca
Cerah
Cerah
Pagi cerah, Sore hujan
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Hujan
Hujan
Cerah
Siang Hujan
Mendung
Mendung/Gerimis
Sore Gerimis
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Mendung
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah

47

03-Jul
04-Jul
05-Jul
06-Jul
07-Jul
08-Jul
09-Jul
10-Jul
11-Jul
12-Jul
13-Jul
14-Jul
15-Jul
16-Jul
17-Jul
18-Jul
19-Jul
20-Jul
21-Jul
22-Jul
23-Jul
24-Jul
25-Jul
26-Jul
27-Jul
28-Jul
29-Jul
30-Jul
31-Jul
01-Agust
02-Agust
03-Agust
04-Agust
05-Agust

Hari
Ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

Lampiran 7 Peta lokasi penelitian

48

Anda mungkin juga menyukai