Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur kimia banyak membantu kita
dalam melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur
kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam
bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa
dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak
negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur kimia
beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur
tersebut.
Hingga saat ini, unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Keberadaan unsur-
unsur kimia di alam sangat melimpah. Sumber unsur-unsur kimia terdapat diempat
lapisan bumi, diantaranya litosfer, hidrosfer, biosfer, dan atmosfer baik bentuk unsur
bebas senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan
berdasarkan kesamaan sifatnya kedalam beberapa golongan, yaitu golongan A
(golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur kimia dapat
dikelompokkan menjadi unsur logam, non logam, semilogam, dan gas mulia. Unsur
logam yang termasuk ialah salah satunya golongan IA dengan berjumlah 6 unsur
yakni Li, Na, K, Rb, Cs, Fr.
Bagaimana ciri dan sifat, keberadaan dan kegunaan, persenyawaan,
kestabilan, dan aplikasinya dari unsur-unsur kimia pada golongan IA? Pertanyaan
tersebut akan dibahas pada makalah ini.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, dapat dirumuskan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah definisi dari logam alkali?
2. Apakah ciri dan sifat dari logam alkali?

1
3. Bagaimana keberadaan logam alkali?
4. Bagaimana persenyawaan dari logam alkali?
5. Bagaimana kestabilan dari logam alkali?
6. Bagaimana aplikasi dari logam alkali dalam kehidupan sehari-hari?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui definisi dari logam alkali.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan sifat-sifat dari logam alkali.
3. Untuk mengetahui keberadaan logam alkali.
4. Untuk mengetahui persenyawaan dari logam alkali.
5. Untuk mengetahui kestabilan pada logam alkali.
6. Untuk mengetahui aplikasi dari logam alkali dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Definisi Logam Alkali


Menurut Petrucci (1958), Logam alkali adalah kelompok unsur kimia pada
golongan 1 pada tabel periodik, kecuali hidrogen. Kelompok ini terdiri dari : Litium
(Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan Fransium (Fr).
Unsur tersebut memiliki elektron terluar sebanyak 1 elektron dan termasuk blok s.
Semua logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) tampak mengkilat, bewarna
keperakan, merupakan konduktor listrik dan panas yang baik, dan merupakan logam
yang bersifat sangat lunak.
Unsur-unsur logam alkali merupakan logam yang sangat reaktif. Kereaktifan
tersebut berkaitan dengan elektronvalensinya. Logam alkali mempunyai 1 elektron
pada kulit terluarnya, untuk mencapai kestabilan maka logam golongan ini lebih
cenderung untuk melepas 1 elektron tersebut sehingga logam ini mempunyai
bilangan oksidasi +1.

2.2.Ciri dan Sifat Logam Alkali


Salah satu ciri khas dari logam alkali adalah memiliki sprektum emisi. Sprektum
ini dihasilkan bila larutan garamnya dipanaskan dalam nyala bunsen. Ketika atom
diberi energi (dipanaskan) elektronnya akan tereksitasi ke tingkat yang lebih tinggi.
Ketika energi itu dihentikan, maka elektronnya akan kembali lagi ke tingkat dasar
sehingga memancarkan energi radiasi elektromagnetik (wardani, 2010).
a. Sifat Fisik Logam Alkali
Menurut Wilkinson (2007), Semua unsur Golongan IA berwarna putih keperakan,
berupa logam padat kecuali sesium yang meleleh pada 28oC sehingga menjadi cair
pada siang hari. Natrium adalah logam lunak yang dapat dipotong dengan pisau, dan
kalium lebih lunak dari Natrium. Logam litium, natrium, kalium mempunyai
kerapatan kurang dari 1,0g/cm3 , akibatnya ketiga logam tersebut akan terapung

3
dalam air, namun ketiga logam tersebut sangat reaktif terhadap air dan reaksinya
cukup dahsyat.
Sifat-sifat fisik logam, seperti lunak dan titik leleh rendah menjadi petunjuk
bahwa ikatan antar atom dalam logam sangat lemah. Lemahnya ikatan ini akibat
ukuran atom logam alkali relatif besar bila dibandingkan dengan unsur-unsur lain
yang seperioda. Kecenderungan ukuran ini didukung oleh fakta bahwa logam alkali
hanya memiliki satu elektron valensi. Bagaimana titik leleh menurun dari litium ke
sesium. Hal ini bisa jadi diakibatkan oleh jari-jari atom yang bertambah besar,
sehingga mengurangi kekuatan ikatan antar atom logam.
Tabel 1.1. Sifat Fisik Unsur Logam Alkali
Sifat Fisika Li Na K Rb Cs
Nomor atom 3 11 19 37 55
Jari-jari atom (pm) 155 190 235 248 267
Jari-jari ion M+ (pm) 60 95 133 148 169
Titik leleh (0C) 181 97,8 63,6 38,9 28,4
Titik didih (0C) 1.347 883 774 688 678
Kerapatan (g/cm3) 0,53 0,97 0,86 1,59 1,90
Kekerasan (skala Mohs) 0,6 0,4 0,5 0,3 0,3
Warna nyala api Merah kuning ungu merah biru

Kereaktifan : “Semakin besar jari-jari atom, kekuatan ikatan akan semakin lemah
sehingga energi ionisasinya semakin kecil.”

4
b. Sifat Kimia Logam Alkali
Sebagaimana telah diungkapkan, semua logam alkali secara kimia sangat reaktif.
Logam-logam tersebut merupakan zat pereduksi kuat, seperti ditunjukan oleh
potensial reduski standar yang sangat negatif. Dengan mempertimbangkan
kelektronegatifan yang rendah dari logam alkali, ini menunjukan bahwa logam alkali
cenderung membentuk senyawa ionik. Hal ini juga diperkuat oleh energi ionisasi
pertama yang relatif rendah sedangkan energi ionisasi kedua sangat tinggi, sehingga
hanya ion dengan bilangan oksidasi +1 yang dapat dibentuk dalam senyawa.
Tabel 1.2. Sifat Kimia Unsur Logam Alkali
Sifat Kimia Li Na K Rb Cs
Konfigurasi electron 2s1 3s1 4s1 5s1 6s1
Energi ionisasi pertama 519 498 418 401 376
(kJ/mol)
Keelektronegatifan 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7
Potensial elektrode standar -3,045 -2,714 -2,925 -2,925 -2,923
(volt)

Kereaktifan : “Semakin kecil energi ionisasinya, akan semakin mudah melepaskan


elektron sehingga semakin mudah mengalami reaksi.”

2.3.Keberadaan Logam Alkali


Unsur logam alkali tidak terdapat bebas di alam melainkan terdapat dalam bentuk
senyawa. Hal ini karena unsur logam alkali yang sangat reaktif dan disebut dengan
logam alkali karena membentuk basa kuat.

5
a. Litium (Li)

Litium (Yunanilithos, bererti "batu") telah ditemukan oleh Johann Arfvedson


pada 1817. Arfvedson menemukan unsur ini di dalam mineral spodumen dan lepidolit
(di dalam petalit). Litium merupakan unsur logam teringan. Pada tahun 1818
Christian Gmelin merupakan orang pertama yang menemukan warna garam litium
apabila dibakar, warnanya menjadi merah terang. Arfvendson dan Gmelin mencoba
memisahkan unsur tersebut dengan garam namun yang terjadi kedua duanya gagal.
Unsur ini tidak dapat dipisahkan sehingga W.T. Brande dan Sir Humphrey Davy
menggunakan elektrolisis ke atas litium oksida. Penghasilan komersil logam litium
pula dapat dilakukan oleh serikat Jerman Metallgesellschaft AG melalui elektrolisis
ke atas litium klorida dan kalium klorida.

b. Natrium (Na)

Unsur ini merupakan logam terbanyak dalam golongan alkali. Unsur ini
merupakan terbanyak di permukaan bumi,dalam permukaan bumi terdapat 2,7 %

6
(Mohsin, 2006). Dengan kata lain, natrium merupakan unsur dengan kelimpahan
paling besar diantara unsur logam alkali lainnya.

c. Kalium (K)

Ditemukan pada tahun 1807 oleh Sir Humphrey Davy. Kebanyakan mineral
kalium tidak terlarut dalam air dan unsur kalium sangat sulit diambil dari mineral-
mineral tersebut. Mineral-mineral tertentu, seperti sylvite, carnalite, langbeinite, dan
polyhalite ditemukan di danau purba dan dasar laut yang membentuk deposit dimana
kalium dan garam-garamnya dengan mudah dapat diambil. Kalium ditambang di
Jerman, negara bagian New Mexico, California, dan Utah.

d. Rubidium (Rb)

Ditemukan oleh Bunsen dan Kirchoff pada tahun 1861 di dalam mineral
lepidolite dengan menggunakan spektroskop. Rubidium membentuk amalgam
dengan raksa dan campuran logam dengan emas, cesium dan kalium. Logam

7
rubidium juga dapat dibuat dengan cara mereduksi rubidium klorida dengan kalsium
dan dengan beberapa metoda lainnya.

e. Sesium (Cs)

Sesium adalah elemen pertama yang ditemukan untuk spektroskopis, hanya satu
tahun setelah penemuan spektroskop oleh Bunsen dan Kirchhoff dalam air mineral
dari Durkheim. Salah satu sumber terkaya yang mengandung Sesium terdapat di
danau Bernic di Manitoba, Kanada.

f. Fransium

Ditemukan pada tahun 1993 oleh Marguerite Perey, ilmuwan Curie Institute di
Paris. Fransium yang merupakan unsur terberat dari logam-logam alkali, muncul
sebagai hasil disintegrasi unsur actinium. Ia juga bisa dibuat secara buatan dengan
membombardir thorium dengan proton-proton. Walaupun fransium secara alami
dapat ditemukan di mineral-mineral uranium, kandungan elemen ini di kerak bumi

8
mungkin hanya kurang dari satu ons. Fransium dihasilkan ketika unsur radioaktif
aktinium meluruh melalui reaksi sebagai berikut: 89[Ac]
227
→ 87 [Fr]223+ 2 [He]4.
Selain itu fransium merupakan unsur logam berat yang angat elektropositif dan
merupakan unsur radioaktif alami yang isotop-isotopnya mempunyai massa atom
dalam rentang 204 sampai 224.
Fransium dapat diproduksi dengan menembaki thorium dengan proton atau
dengan menembaki radium dengan neutron. Fransium isotop paling stabil, fransium-
223, memiliki waktu paruh sekitar 22 menit. Meluruh menjadi radium-223 melalui
peluruhan beta atau ke astatin-219 melalui peluruhan alfa. Karena jumlah kecil
diproduksi dan pendek paruhnya, saat ini tidak ada menggunakan untuk fransium luar
penelitian ilmiah dasar.
Unsur Persen di Kerak Keberadaan di Alam
Bumi
Litium 0,0007% di bebatuan Dalam spodune
beku LiAl(SiO3)2.
Natrium 2,8% Dalam garam batu
NaCl, senyawa Chili
NaNO3, Karnalit
KMgCl3.6H2O, trona
Na5(CO3)2.(HCO3).2H
20, dan air laut
Kalium 2,6% Dalam silvit (KCl),
garam petre KNO3,
dan karnalit
KCl.MgCl2.6H2O
Rubidium 0,0078% Dalam lepidolit
Sesium 0,0003% Dalam polusit

9
(Cs4Al4Si9O26)
Fransium Sangat sedikit Berasal dari peluruhan
aktinium (Ac).
Bersifat radioaktif
dengan waktu paro
21.8 menit

2.4.Persenyawaan Logam Alkali


a. Unsur logam alkali mudah bereaksi dengan air (H2O) membentuk basa dan gas
hidrogen.
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dan air adlah gas hidrogen
dan ogam hidroksida. Logam hidroksida yang dihasilkan merupakan suatu basa kuat.
Makin kuat sifat logamnya, basa yang dihasilkan makin kuat pula. Dengan demikian
basa yang paling kuat yaitu dihasilkan oleh sesium. Reaksi antara logam alkali
dengan air merupakan reaksi eksotermis. Litium bereaksi dengan tenang dan sangat
lambat, natrium dan kalium bereaksi dengan keras dan cepat, sedangkan rubidium
dan sesium bereaksi dengan keras dan dapat menimbulkan ledakan.
Alkali
2M + 2 H2O  2MOH + H2
2 Li + 2 H2O  2LiNOH + H2
2 Na + 2 H2O  2NaOH + H2
2 K + 2 H2O  2KOH + H2
2 Rb + 2 H2O  2RbOH + H2
2 Cs + 2 H2O  2CsOH + H2

b. Unsur logam alkali mudah bereaksi dengan gas oksigen (O2) membentuk
senyawa oksida, perioksida, dan superoksida.
Logam alkali pada udara terbuka dapat bereaksi dengan uap air dan oksigen.
Untuk menghindari ini, biasanya litium, natrium, dan kaium disimpan dalam minyak

10
atau minyak tanah untuk menghindari terjalinnya kontak dengan udara. Produk yang
diperoleh dari reaksi antara logam alkali dengan oksigen yakni berupa oksida logam.
Senyawa oksida dihasilkan apabila reaksi melibatkan jumlah oksigen terbatas;
sedangkan senyawa peroksida dan superoksida diperoleh dari reaksi dengan jumlah
oksigen berlebih.
Oksida (O2-) Peroksida (O22-) Superoksida (O2-)
4M+ O2  2M2O 2M+ O2  M2O2 M+ O2  MO2
4Li+ O2  2Li2O 2Na+ O2  Na2O2 K+ O2  KO2
4Na+ O2  2Na2O 2K+ O2  K2O2 Na+ O2  NaO2

c. Unsur logam alkali mudah bereaksi dengan gas halogen membentuk senyawa
halida.
Unsur-unsur halogen merupakan suatu oksidator sedangkan loga alkali
merupakan reduktor kuat. Oleh sebab itu reaksi yang terjadi antara logam alkali
dengan halogen merupakan reaksi yang kuat. Produk yang diperoleh dari reaksi ini
berupa garam halida.
Alkali
2M + X2  2MX
2Na + F2  2NaF
2K + Cl2  2KCl
2Cs + I2  2CsI
2Rb + Br2  2RbBr

d. Unsur logam alkali mudah bereaksi dengan gas hidrogen (H2) membentuk
senyawa hidrida
Senyawa hidrida merupakan senyawa ionic kristal yang berwarna putih yang
mana senyawaan logam alkali yang atom hidrogen memiliki bilangan oksidasi -1.

11
Alkali
2M + H2  2MH
2Na + H2  2NaH
2K + H2  2KH
2Li + H2  2LiH
(Hidayat, R. 2014).

2.5.Kestabilan Logam Alkali


Logam alkali mempunyai 1 elektron pada kulit terluarnya, untuk mencapai
kestabilan maka logam golongan ini lebih cenderung untuk melepas 1 elektron
tersebut sehingga logam ini mempunyai bilangan oksidasi +1.

2.6.Aplikasi Logam Alkali dalam Kehidupan Sehari-hari


a. Litium (Li)
Logam alkali yang termasuk mudah terbakar ini sangat banyak dimanfaatkan
dalam dunia industri diantaranya pembuatan keramik tahan panas, produksi besi,
baja, dan alumunium, pelumas gemuk litium, kaca tahan panas, serta baterai litium
(sebagai anoda). Dibidang kesehatan, garam-garam litium seperti litium karbonat
(LiCO3), litium sitrat, dan litium orotat digunakan sebagai obat penenang. Dalam
bentuk paduan logamnya dengan alumunium, kadmium,tembaga, dang mangan,
litium digunakan untuk bahan pembuatan pesawat terbang (Hidayat, R. 2014).

b. Natrium (Na)
Natrium atau Na yang sangat berperan dalam kehidupan manusia merupakan
salah satu logam yang tersedia dalam jumlah besar di alam. Natrium berperan
sebagai unsur penyusun garam dapur serta dimanfaatkan dalam industri pembuatan
sabun. Natrium juga digunakan sebagai sodium vapour lamps yang banyak dipakai
untuk penerangan jalan raya. Cahaya yang dihasilkannya memang lebih efisien
dibandingkan cahaya lampu biasa (Hidayat, R. 2014).

12
c. Kalium (K)
Kalium merupakan salah satu unsur logam yang sangat diperlukan oleh tubuh
yang mana berperan dalam menjaga kesehatan tubuh diantaranya mencegah stroke,
menstabilkan tekanan darah, hingga mengoptimalkan sistem saraf. Selain itu unsur
logam yang sangat mirip dengan natrium ini juga kerap dimanfaatkan dalam dunia
industri diantaranya produksi korek api, petasan, dan bahan peledak (KNO3),
pembuatan kaca dan sabun (K2CO3), pupuk (K2SO4), dan lain sebagainya. Contoh
pupuk yang menggunakan kalium sebagai bahan bakunya adalah pupuk KCL yang
berperan penting dalam pemeliharaaan tanaman.

d. Rubidium (Rb)
Biasanya digunakan dalam industri pembuatan kembang api, gelas, dan keramik
untuk memberi warna ungu pada produk tersebut. Selain itu juga dimanfaatkan
sebagai katalis dalam reaksi kimia, dalam bidang geologi, dan sebagai sel fotolistrik.

e. Sesium (Cs)
Logam ini juga dimanfaatkan untuk membersihkan tabung hampa dari sisa-sisa
oksigen serta dipergunakan pada alat pendeteksi radiasi.

f. Fransium (Fr)
Secara komersial, tidak ada penggunaan untuk Fransium, karena kelangkaan dan
ketidakstabilannya. Unsur ini hanya digunakan untuk tujuan penelitian.

13
Sebuah nukleus memancarkan partikel beta (elektron) dan antineutrino. Hasil dari ini
adalah bahwa neutron di dalam nukleus berubah menjadi proton. Bila elemen 87
pada tabel periodik (Fransium) melakukan hal ini, proton ekstra berarti bahwa ia
menjadi elemen 88 (radium).

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan yang telah dibahas dalam BAB II, dapat
disimpulkan bahwa dalam sistim periodik, logam alkali terdapat pada kolom pertama
paling kiri yang sering disebut dengan ”Golongan IA”, terdiri dari: lithium (Li),
natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs) dan fransium (Fr). Disebut
logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang
bersifat basa (alkaline). Logam alkali juga memiliki sifat-sifat fisika dan kimia,
seperti logam alkali berbentuk padatan kristalin, merupakan penghantar panas dan
listrik yang baik, merupakan reduktor paling kuat, mudah bereaksi dengan air,
sehingga logam harus disimpan dalam minyak tanah, dan lain-lain.
Logam alkali mempunyai 1 elektron pada kulit terluarnya, untuk mencapai
kestabilan maka logam golongan ini lebih cenderung untuk melepas 1 elektron
tersebut sehingga logam ini mempunyai bilangan oksidasi +1. Unsur logam alkali
tidak terdapat bebas di alam melainkan terdapat dalam bentuk senyawa. Hal ini
karena unsur logam alkali yang sangat reaktif dan disebut dengan logam alkali
karena membentuk basa kuat. Dari ciri khas dan sifat yang dimiliki unsur logam
alkali maka unsur tersebut dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari seperi
sebagai sodium vapour lamps.

3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya
tidak merasa puas dan mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi dari
kimia unsure logam alkali ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, R. 2014. Panduan Belajar Kimia 3A.Yudhistira


Petrucci, Ralph H.1958. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat-
Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Wardani, Sri. 2010. Unsur-unsur Golongan IA pdf. Universitas Brawijaya.
Wilkinson, Cotton. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta. Universits Indonesia.

16

Anda mungkin juga menyukai