2, Oktober 2016
Email: laba.laksana@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi yang terjadi pada calon guru
dalam materi IPA di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk
memaparkan lebih dalam mengenai jenis miskonsepsi yang terjadi. Subjek dalam penelitian
ini adalah calon guru SD. Jumlah subjek yang dijadikan responden adalah 64 orang, yang
terdiri dari 44 orang calon guru perempuan dan 20 orang laki-laki. Hasil penelitian yang
diperoleh adalah sebagai berikut. (1) terjadi miskonsepsi dalam berbagai konsep IPA di
sekolah dasar, (2) konsep-konsep yang dominan mengalami miskonsepsi dengan
persentase lebih dari 60% adalah (a) konsep zat-zat yang diperlukan dalam proses
fotosintesis tumbuhan hijau, b) konsep fotosintesis membutuhkan cahaya, 3) konsep massa
jenis zat, dan 4) konsep gerak jatuh bebas.
Abstract
This study aimed to describe the misconception that occurs in the material science teachers
in primary schools. This study used a qualitative approach to explain more about the kinds
of misconceptions that occur. Subjects in this study were elementary school pre-service
teacher. The number of subjects who used the respondents is 64 people, consisting of 44
female teachers and 20 men. The results obtained are as follows. (1) occurs misconceptions
about the various concepts of science in elementary school, (2) the concepts of the dominant
experience of misconceptions with a percentage of more than 60% is (a) the concept of
substances that are required in the process of photosynthesis of green plants, b) the concept
of photosynthesis requires light, 3) the concept of density of matter, and 4) the concept of
motion.
PENDAHULUAN
Penelitian-penelitian inovatif dalam nyata yang dihadapi dalam kehidupannya
bidang pendidikan banyak dilakukan (Cakir, 2008). Pembelajaran konvensional
beberapa tahun terakhir. Penelitian ini ini lebih banyak memberikan teori-teori yang
mengkaji penerapan pembelajaran inovatif tidak mengakar pada dunia nyata siswa.
untuk membantu siswa memahami konsep- Pembelajaran tersebut hanya menuangkan
konsep dengan menghubungkan antara pengetahuan sebanyak-banyaknya ke
konten yang dipelajari dengan kehidupan dalam kepala siswa (Reigeluth & Carr-
nyata siswa (Seraphin, dkk., 2012). Dasar Cheliman, 2009).
penelitian ini dilatarbelakangi oleh Sementara itu, Gagne (1985)
pembelajaran konvensional yang dilakukan mengemukakan bahwa siswa hadir ke kelas
oleh guru terbukti gagal mengembangkan umumnya tidak dengan kepala kosong,
daya nalar siswa (Degeng, 2013). Hal ini melainkan mereka sudah membawa
dapat dilihat dari ketidakmampuan siswa sejumlah pengalaman-pengalaman atau
untuk memecahkan masalah-masalah ide-ide yang dibentuk sebelumnya ketika
dan cinta tanah air, tetapi pada catatan yang dibuat oleh peneliti pada saat
kenyataannya pendidikan karakter yang mengadakan pengamatan, pemberian tes
terbangun belum sesuai. Pembelajaran IPA diagnostik, dan wawancara. Kemudian, data
tidak lepas dari media dan bahan ajar yang digolongkan menjadi; data pemahaman
digunakan. Akan tetapi, media dan bahan konsep, profil miskonsepsi serta
ajar yang beredar di lapangan belum sesuai penyebab/sumber miskonsepsi yang dialami
dengan harapan pemerintah. Kaitannya guru. tiga tahap pasca lapangan adalah
dengan materi IPA terpadu (Puspitoroni, melakukan analisis data lanjutan,
2014) IPA harus diajarkan dengan pengambilan simpulan akhir, konfirmasi dan
pembelajaran yang memungkinkan siswa penyusunan laporan. Kegiatan analisis data
mengembangkan kemampuan yang lanjutan dilakukan setelah keseluruhan data
dimilikinya dan dapat membangun sendiri terkumpul dan setelah kegiatan
konsepnya. Dasar dari pembelajaran pengumpulan data di lapangan terakhir.
tersebut adalah pembelajaran Penelitian ini dilakukan di Provinsi
konstruktivisme (Rizal, 2014) Bali. Subjek penelitian sebanyak 64 orang
Menurut Laksana (2014) masalah- calon guru yang berasal dari mahasiswa S-
masalah yang terjadi saat ini antara lain guru 1 PGSD Universitas Pendidikan Ganesha,
menyajikan materi yang tidak sesuai, calon guru sudah duduk di semester 8.
mempresentasikan penjelasan yang tidak Jumlah calon guru laki-laki 20 laki-laki dan
perlu, menjelaskan konsepsi secara 44 orang perempuan.
prematur, menggunakan istilah-istilah yang Analisis data dilakukan secara
membingungkan, kurang menekan induktif. Analisis secara induktif dilakukan
pentingnya konteks, mengabaikan untuk menemukan simpulan akhir terhadap
pengetahuan awal siswa, sedikit membahas data yang dikumpulkan sedikit demi sedikit.
aplikasi konsep dan terlalu banyak Analisis yang dilakukan yaitu: satu Jawaban
menggunakan persamaan matematis. informan pada saat wawancara tentang
Penelitian terbaru yang dilakukan sumber informasi konsep-konsep IPA yang
oleh Setiawati (2011) memperkuat fakta mereka pelajari. dua Petikan-petikan hasil
bahwa memang terjadi miskonsepsi pada tes diagnostik dan wawancara.
calon guru. Hasil penelitiannya
menunjukkan terdapat variasi tingkat HASIL DAN PEMBAHASAN
miskonsepsi pada berbagai konsep IPA Sementara itu, dari hasil tes
(khususnya biologi) dengan persentase diagnostik dan wawancara pada informan
miskonsepsi di atas 50%. Melihat fakta ini, menunjukkan bahwa dalam setiap item tes
tidak menutup kemungkinan bahwa diagnostik terdapat miskonsepsi. Konsepsi
miskonsepsi yang sama juga terjadi pada paling rendah adalah pada konsep gerak
guru dan calon guru sekolah dasar. jatuh bebas dan konsepsi paling tinggi pada
konsep gerhana matahari. Sementara
METODE konsepsi ilmiah calon guru dengan
Penelitian ini merupakan penelitian persentase lebih besar atau sama dengan
deskriptif kualitatif. Rancangan penelitian 50% adalah konsep zat yang diperlukan
kualitatif dapat diwujudkan dengan tahap- dalam proses fotosintesis, konsep zat yang
tahap penelitian kualitatif. Penelitian ini dihasilkan dalam proses fotosintesis, konsep
dilakukan melalui tiga tahap, yakni satu pernafasan pada tumbuhan, konsep air
tahap pralapangan, tahap ini merupakan dalam wujud gas, konsep perbedaan berat
tahap penyusunan, perencanaan, dan dan massa, konsep tekanan pada benda
penyiapan segala bentuk materi yang cair, konsep kuat arus listrik, konsep rotasi
dibutuhkan sebagai bahan dasar tahap bumi, konsep benda-benda langit yang
berikutnya. dua tahap lapangan, pada tahap memancarkan cahayanya sendiri, konsep
ini dilakukan proses pengumpulan data, revolusi bumi, konsep gerhana bulan,
peneliti menggunakan alat-alat penelitian konsep gerhana matahari
yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Alat Untuk lebih jelasnya, profil konsepsi
penelitian yang penting digunakan adalah calon guru tentang materi IPA sekolah dasar
catatan lapangan. Catatan lapangan adalah dapat dilihat pada Tabel 1.
Konsepsi ilmiah calon guru sangat alternatif atau miskonsepsi yang terjadi.
beragam, demikian pula dengan konsep Konsep altenatif ditampilkan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Bentuk-bentuk konsep alternatif (miskonsepsi) calon guru dalam materi IPA SD
Konsep ilmiah Konsep alternatif %
Konsep zat-zat yang Zat yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis adalah
diperlukan dalam proses air karena air berfungsi untuk melarutkan zat hara
15,6
fotosintesis pada tumbuhan dalam tanah
hijau
Zat yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis adalah
air karena air dapat mempercepat terjadinya 15,6
fotosintesis
Zat yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis adalah
air karena air diperlukan untuk mempercepat 6,3
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Zat yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis adalah
uap air karena uap air dapat terjadi dari proses 9,4
penguapan di bagian daun oleh sinar matahari
Konsep proses fotosintesis Proses fotosintesis tidak dapat terjadi pada malam hari
membutuhkan cahaya karena fotosintesis hanya dapat terjadi jika terdapat 75,0
sinar matahari saja
Konsep zat-zat yang Gas yang dihasilkan dalam jumlah besar oleh
dihasilkan dari proses tumbuhan hijau ketika ada cahaya matahari adalah
9,4
fotosintesis karbondioksida karena gas oksigen diperlukan dalam
proses tersebut
Pendidikan IPA Indonesia, 1(2), B., & Jumadi, J. (2014, October 9).
204–210. Retrieved from Penggunaan Media Komik Dalam
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.p Pembelajaran Ipa Untuk
hp/jpii/article/view/2140 Meningkatkan Motivasi Dan Hasil
Belajar Kognitif Dan Afektif.
Laksana, D.N L. 2014. Profil Pemahaman
Cakrawala Pendidikan. Retrieved
Konsep IPA Guru-Guru Kelas
from
Sekolah Dasar di Kabupaten Ngada.
http://journal.uny.ac.id/index.php/cp/
Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti,
article/view/2385.
1 (1), 15-26.
Putrayasa, I. B. (2013, October 1).
Listyawati , Ni Nym, M. S. D. N. S. (2013,
Penelusuran Miskonsepsi Dalam
July 3). Pengaruh Model
Pembelajaran Tata Kalimat Dengan
Pembelajaran Kuantum Berbantuan
Pendekatan Konstruktivisme
Peta Pikiran Terhadap Kemampuan
Berbasis Inkuiri Pada Siswa Kelas I
Berpikir Kritis Siswa Pada
Smp Laboratorium Undiksha
Pembelajaran Ipa Kelas V Sd.
Singaraja. Jurnal Pendidikan
Mimbar PGSD. Retrieved from
Indonesia. Retrieved from
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p
hp/JJPGSD/article/view/779
hp/JPI/article/view/2168
Listyawati, M. (2012). Pengembangan
Reigeluth, C.M. & Carr-Cheliman, A.A. 2009.
Perangkat Pembelajaran Ipa
Theories for Different Outcomes of
Terpadu Di Smp. Journal of
Instruction. Dalam C.M. Reigeluth, &
Innovative Science Education, 1(1),
A.A. Carr-Cheliman (Eds.),
61–69.
Instructional-Design Theories and
Longfield, J. 2009. Discrepant Teaching Models: Building a Common
Events: Using an Inquiry Stance to Knowledge Base, Vol. 3 (hal. 195-
Address Students’ Misconceptions. 197), New York: Routledge.
International Journal of Teaching and
Rezky Agung, H., & Tri Edi, M. S. (2014).
Learning in Higher Education, 21 (2),
Analisis Kesalahan dan Miskonsepsi
265-271
Siswa Kelas VIII Pada Materi Aljabar.
Mosik, & Maulana, P. (2010). Usaha Jurnal Ilmu Pendidikan Dan
mengurangi terjadinya miskonsepsi Pengajaran, 1(2), 173–184.
fisika melalui pembelajaran dengan
Rizal. (2014). Pengaruh pembelajaran inkuiri
pendekatan konflik kognitif. Jurnal
terbimbing dengan mind map
Pendidikan Fisika Indonesia, 6, 98–
terhadap keterampilan proses sains
103.
dan hasil belajar IPA. Jurnal
Novak. 1987. Proceeding of the second Pendidikan Sains, 2(4), 159–165.
international seminar Retrieved from
misconcepsition and educational http://journal.um.ac.id/index.php/jps
strategies in Science and
Rusnadi, D. P. P. N. W. A. (2013, July 5).
Mathematics. New York: Cornell
Penerapan Model Pembelajaran
University.
Kooperatif Tipe Team Games
Purnamasari, J., Herpratiwi, H., & Kandar, S. Tournament Untuk Meningkatkan
(2015, January 9). Evaluasi Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil
Pembelajaran Ipa Berbasis Belajar Ipa. MIMBAR PGSD.
Pendidikan Karakter. Jurnal Retrieved from
Teknologi Informasi Komunikasi http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p
Pendidikan. Retrieved from hp/JJPGSD/article/view/881
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php
Sadia, I W. 2001. Pengembangan Buku Ajar
/JTP/article/view/1551
IPA Pendidikan Dasar Berwawasan
Puspitorini, R., Prodjosantoso, A. K., Subali, Sains-Teknologi-Masyarakat (Studi