Anda di halaman 1dari 10

P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol.5, No.

2, Oktober 2016

MISKONSEPSI DALAM MATERI IPA SEKOLAH DASAR

Dek Ngurah Laba Laksana

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,


STKIP Citra Bakti, Indonesia

Email: laba.laksana@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi yang terjadi pada calon guru
dalam materi IPA di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk
memaparkan lebih dalam mengenai jenis miskonsepsi yang terjadi. Subjek dalam penelitian
ini adalah calon guru SD. Jumlah subjek yang dijadikan responden adalah 64 orang, yang
terdiri dari 44 orang calon guru perempuan dan 20 orang laki-laki. Hasil penelitian yang
diperoleh adalah sebagai berikut. (1) terjadi miskonsepsi dalam berbagai konsep IPA di
sekolah dasar, (2) konsep-konsep yang dominan mengalami miskonsepsi dengan
persentase lebih dari 60% adalah (a) konsep zat-zat yang diperlukan dalam proses
fotosintesis tumbuhan hijau, b) konsep fotosintesis membutuhkan cahaya, 3) konsep massa
jenis zat, dan 4) konsep gerak jatuh bebas.

Kata kunci: Miskonsepsi, IPA SD

Abstract

This study aimed to describe the misconception that occurs in the material science teachers
in primary schools. This study used a qualitative approach to explain more about the kinds
of misconceptions that occur. Subjects in this study were elementary school pre-service
teacher. The number of subjects who used the respondents is 64 people, consisting of 44
female teachers and 20 men. The results obtained are as follows. (1) occurs misconceptions
about the various concepts of science in elementary school, (2) the concepts of the dominant
experience of misconceptions with a percentage of more than 60% is (a) the concept of
substances that are required in the process of photosynthesis of green plants, b) the concept
of photosynthesis requires light, 3) the concept of density of matter, and 4) the concept of
motion.

Keywords: Misconception, Science Concept at Elementary School

PENDAHULUAN
Penelitian-penelitian inovatif dalam nyata yang dihadapi dalam kehidupannya
bidang pendidikan banyak dilakukan (Cakir, 2008). Pembelajaran konvensional
beberapa tahun terakhir. Penelitian ini ini lebih banyak memberikan teori-teori yang
mengkaji penerapan pembelajaran inovatif tidak mengakar pada dunia nyata siswa.
untuk membantu siswa memahami konsep- Pembelajaran tersebut hanya menuangkan
konsep dengan menghubungkan antara pengetahuan sebanyak-banyaknya ke
konten yang dipelajari dengan kehidupan dalam kepala siswa (Reigeluth & Carr-
nyata siswa (Seraphin, dkk., 2012). Dasar Cheliman, 2009).
penelitian ini dilatarbelakangi oleh Sementara itu, Gagne (1985)
pembelajaran konvensional yang dilakukan mengemukakan bahwa siswa hadir ke kelas
oleh guru terbukti gagal mengembangkan umumnya tidak dengan kepala kosong,
daya nalar siswa (Degeng, 2013). Hal ini melainkan mereka sudah membawa
dapat dilihat dari ketidakmampuan siswa sejumlah pengalaman-pengalaman atau
untuk memecahkan masalah-masalah ide-ide yang dibentuk sebelumnya ketika

Jurnal Pendidikan Indonesia | 166 Page


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol.5, No. 2, Oktober 2016

mereka berinteraksi dengan lingkungannya. menunjukkan bahwa tingkat pemahaman


Artinya bahwa sebelum pembelajaran guru terhadap materi IPA masih rendah.
berlangsung sesungguhnya siswa telah Kurangnya pemahaman guru terhadap
membawa sejumlah ide-ide atau gagasan materi IPA juga dikemukakan oleh
yang sudah didapatkan sebelumnya. Simamora dan Redhana (2007) yang
Menurut Longfield, (2009), gagasan- menyatakan bahwa guru-guru yang
gagasan yang telah dimiliki oleh siswa mengajarkan sains banyak mengalami
sebelumnya inilah yang disebut prakonsepsi masalah pembelajaran yang berkaitan
atau konsepsi alternatif. Prakonsepsi ini juga dengan model pengubahan konseptual
sering muncul sebagai miskonsepsi. ditinjau dari karakteristik suatu konsep baru.
Fowler dan Jaoude (1987) Pelajaran IPA merupakan salah satu
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan mata pelajaran yang penting ditanamkan
miskonsepsi adalah pengertian tentang pada anak didik karena melalui
suatu konsep yang tidak tepat, salah dalam pembelajaran IPA, siswa mampu bersikap
menggunakan konsep nama, salah dalam ilmiah dalam memecahkan masalah-
mengklasifikasikan contoh-contoh konsep, masalah yang dihadapi (Rusnadi, 2013).
keraguan terhadap konsep-konsep yang Pembelajaran IPA diharapkan dapat
berbeda, tidak tepat dalam menghubungkan menjadi wahana bagi siswa untuk
berbagai macam konsep dalam susunan mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,
hierarkinya atau pembuatan generalisasi serta prospek pengembangan lebih lanjut.
suatu konsep yang berlebihan atau kurang Pembelajaran IPA merupakan suatu proses
jelas. Menurut Amien (1990) miskonsepsi penyampaian pengetahuan, yang
dapat pula terjadi karena adanya gagasan dilaksanakan dengan menuangkan
atau ide yang didasarkan pada pengalaman pengetahuan kepada siswa (Khusniati,
yang tidak relevan. Jika miskonsepsi terjadi 2012). Menurut Morrison dan Estes (2007)
pada peserta didik cenderung menetap dan menyatakan bahwa aplikasi skenario dunia
sulit untuk diubah serta akan berpengaruh nyata merupakan strategi yang efektif untuk
pada proses belajar mengajar berikutnya. mengajarkan IPA sebagai proses.
Miskonsepsi dalam IPA dan Dalam pembelajaran IPA perlu
Matematika (Akbas & Gencturk, 2011; memiliki strategi mengajar yang lebih
Hershey, 2004; Howe, 1993; Novak, 1987; inovatif agar bidang studi yang dibelajarkan
Timur, 2012) ditemukan bahwa miskonsepsi mampu diserap dengan baik. Mata pelajaran
terhadap konsep IPA banyak terjadi pada IPA adalah salah satu mata pelajaran dasar
murid di berbagai negara mulai dari murid yang wajib dibelajarkan dengan
tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan mengikutsertakan benda-benda lain yang
mahasiswa di Perguruan Tinggi. mendukung pembelajaran tersebut
Miskonsepsi yang ditemukan hampir (Listyawati, 2013). Proses pembelajaran IPA
disemua materi IPA dari gaya dan gerak, memadukan berbagai konsep fisika, kimia,
bumi dan antariksa, tumbuhan dan makhluk biologi, dan bumi antariksa lebih berpotensi
hidup. Untuk itu perlu dilakukan kajian lebih untuk mengembangkan pengalaman dan
mendalam mengenai miskonspsi yang kompetensi siswa memahami alam sekitar
terjadi untuk kultur pembelajaran dengan (Listiawati, 2012). Dalam menerapkannya di
lingkungan belajar yang berbeda. dalam kehidupan sehari-hari (susiani, 2013).
Beberapa survei dan penelitian yang Menurut (Trisnani, 2015) pelajaran IPA
ada, tampak komponen guru sebagai memiliki peranan penting dalam
pengajar menjadi titik awal terjadinya perkembangan manusia, baik dalam hal
miskonsepsi pada siswa. Hal ini ditunjukkan perkembangan teknologi yang dipakai untuk
dari fakta bahwa pemahaman guru terhadap menunjang kehidupanya maupun dalam hal
materi IPA masih rendah (Laksana, 2014). penerapan konsep, tanggung jawab, peduli
Suryanto (1997) menyatakan bahwa rata- lingkungan, nilai susila, kerja keras, rasa
rata guru SD hanya mampu menguasai 45% ingin tahu, senang membaca, estetika, nilai
dari keseluruhan materi yang seharusnya ekonomi, kreatif, teliti, skeptis, menghargai
mereka kuasai. Hal yang sama juga prestasi, pantang menyerah, terbuka, jujur,
ditemukan terhadap guru IPA SD yang cinta damai, objektif, hemat, percaya diri,

Jurnal Pendidikan Indonesia | 167


Page
P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol.5, No. 2, Oktober 2016

dan cinta tanah air, tetapi pada catatan yang dibuat oleh peneliti pada saat
kenyataannya pendidikan karakter yang mengadakan pengamatan, pemberian tes
terbangun belum sesuai. Pembelajaran IPA diagnostik, dan wawancara. Kemudian, data
tidak lepas dari media dan bahan ajar yang digolongkan menjadi; data pemahaman
digunakan. Akan tetapi, media dan bahan konsep, profil miskonsepsi serta
ajar yang beredar di lapangan belum sesuai penyebab/sumber miskonsepsi yang dialami
dengan harapan pemerintah. Kaitannya guru. tiga tahap pasca lapangan adalah
dengan materi IPA terpadu (Puspitoroni, melakukan analisis data lanjutan,
2014) IPA harus diajarkan dengan pengambilan simpulan akhir, konfirmasi dan
pembelajaran yang memungkinkan siswa penyusunan laporan. Kegiatan analisis data
mengembangkan kemampuan yang lanjutan dilakukan setelah keseluruhan data
dimilikinya dan dapat membangun sendiri terkumpul dan setelah kegiatan
konsepnya. Dasar dari pembelajaran pengumpulan data di lapangan terakhir.
tersebut adalah pembelajaran Penelitian ini dilakukan di Provinsi
konstruktivisme (Rizal, 2014) Bali. Subjek penelitian sebanyak 64 orang
Menurut Laksana (2014) masalah- calon guru yang berasal dari mahasiswa S-
masalah yang terjadi saat ini antara lain guru 1 PGSD Universitas Pendidikan Ganesha,
menyajikan materi yang tidak sesuai, calon guru sudah duduk di semester 8.
mempresentasikan penjelasan yang tidak Jumlah calon guru laki-laki 20 laki-laki dan
perlu, menjelaskan konsepsi secara 44 orang perempuan.
prematur, menggunakan istilah-istilah yang Analisis data dilakukan secara
membingungkan, kurang menekan induktif. Analisis secara induktif dilakukan
pentingnya konteks, mengabaikan untuk menemukan simpulan akhir terhadap
pengetahuan awal siswa, sedikit membahas data yang dikumpulkan sedikit demi sedikit.
aplikasi konsep dan terlalu banyak Analisis yang dilakukan yaitu: satu Jawaban
menggunakan persamaan matematis. informan pada saat wawancara tentang
Penelitian terbaru yang dilakukan sumber informasi konsep-konsep IPA yang
oleh Setiawati (2011) memperkuat fakta mereka pelajari. dua Petikan-petikan hasil
bahwa memang terjadi miskonsepsi pada tes diagnostik dan wawancara.
calon guru. Hasil penelitiannya
menunjukkan terdapat variasi tingkat HASIL DAN PEMBAHASAN
miskonsepsi pada berbagai konsep IPA Sementara itu, dari hasil tes
(khususnya biologi) dengan persentase diagnostik dan wawancara pada informan
miskonsepsi di atas 50%. Melihat fakta ini, menunjukkan bahwa dalam setiap item tes
tidak menutup kemungkinan bahwa diagnostik terdapat miskonsepsi. Konsepsi
miskonsepsi yang sama juga terjadi pada paling rendah adalah pada konsep gerak
guru dan calon guru sekolah dasar. jatuh bebas dan konsepsi paling tinggi pada
konsep gerhana matahari. Sementara
METODE konsepsi ilmiah calon guru dengan
Penelitian ini merupakan penelitian persentase lebih besar atau sama dengan
deskriptif kualitatif. Rancangan penelitian 50% adalah konsep zat yang diperlukan
kualitatif dapat diwujudkan dengan tahap- dalam proses fotosintesis, konsep zat yang
tahap penelitian kualitatif. Penelitian ini dihasilkan dalam proses fotosintesis, konsep
dilakukan melalui tiga tahap, yakni satu pernafasan pada tumbuhan, konsep air
tahap pralapangan, tahap ini merupakan dalam wujud gas, konsep perbedaan berat
tahap penyusunan, perencanaan, dan dan massa, konsep tekanan pada benda
penyiapan segala bentuk materi yang cair, konsep kuat arus listrik, konsep rotasi
dibutuhkan sebagai bahan dasar tahap bumi, konsep benda-benda langit yang
berikutnya. dua tahap lapangan, pada tahap memancarkan cahayanya sendiri, konsep
ini dilakukan proses pengumpulan data, revolusi bumi, konsep gerhana bulan,
peneliti menggunakan alat-alat penelitian konsep gerhana matahari
yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Alat Untuk lebih jelasnya, profil konsepsi
penelitian yang penting digunakan adalah calon guru tentang materi IPA sekolah dasar
catatan lapangan. Catatan lapangan adalah dapat dilihat pada Tabel 1.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 168


Page
P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol.5, No. 2, Oktober 2016

Tabel 1. Persentase Konsepsi Ilmiah Calon Guru dalam Materi IPA SD


No Konsepsi ilmiah Persentase
(%)
1. Konsep zat-zat yang diperlukan dalam proses fotosintesis pada 53,1
tumbuhan hijau
2. Konsep proses fotosintesis membutuhkan cahaya 25,0
3. Konsep zat-zat yang dihasilkan dari proses fotosintesis 84,3
4. Konsep proses pernafasan pada tumbuhan 50,0
5. Konsep tumbuhan hijau mendapatkan makanan dari proses 56,2
fotosintesis
6. Konsep air dalam wujud gas 50,0
7. Konsep perbedaan berat dan massa suatu benda padat 56,3
8. Konsep massa jenis zat 25,0
9. Konsep tekanan pada benda cair 81,3
10. Konsep pemuaian udara 31,3
11. Konsep gaya gesekan 34,3
12. Konsep gaya gravitasi di bulan 21,9
13. Konsep kuat arus listrik 50,0
14. Konsep gerak jatuh bebas 3,1
15. Konsep gaya pegas 31,3
16. Konsep rotasi bumi 90,6
17. Konsep benda-benda langit yang memancarkan cahayanya sendiri 84,3
18. Konsep revolusi bumi 71,9
19. Konsep gerhana bulan 78,1
20. Konsep gerhana matahari 93,7

Konsepsi ilmiah calon guru sangat alternatif atau miskonsepsi yang terjadi.
beragam, demikian pula dengan konsep Konsep altenatif ditampilkan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Bentuk-bentuk konsep alternatif (miskonsepsi) calon guru dalam materi IPA SD
Konsep ilmiah Konsep alternatif %
Konsep zat-zat yang Zat yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis adalah
diperlukan dalam proses air karena air berfungsi untuk melarutkan zat hara
15,6
fotosintesis pada tumbuhan dalam tanah
hijau
Zat yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis adalah
air karena air dapat mempercepat terjadinya 15,6
fotosintesis
Zat yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis adalah
air karena air diperlukan untuk mempercepat 6,3
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Zat yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis adalah
uap air karena uap air dapat terjadi dari proses 9,4
penguapan di bagian daun oleh sinar matahari
Konsep proses fotosintesis Proses fotosintesis tidak dapat terjadi pada malam hari
membutuhkan cahaya karena fotosintesis hanya dapat terjadi jika terdapat 75,0
sinar matahari saja
Konsep zat-zat yang Gas yang dihasilkan dalam jumlah besar oleh
dihasilkan dari proses tumbuhan hijau ketika ada cahaya matahari adalah
9,4
fotosintesis karbondioksida karena gas oksigen diperlukan dalam
proses tersebut

Jurnal Pendidikan Indonesia | 169


Page
P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol.5, No. 2, Oktober 2016

Konsep ilmiah Konsep alternatif %


Gas yang dihasilkan dalam jumlah besar oleh
tumbuhan hijau ketika ada cahaya matahari adalah
6,3
karbondioksida karena gas tersebut digunakan dalam
proses pernafasan tumbuhan
Konsep proses pernafasan Tumbuhan bernafas di siang hari karena tumbuhan
34,3
pada tumbuhan sedang melakukan proses fotosintesis
Tumbuhan bernafas di siang hari karena terdapat
6,3
udara seperti karbondioksida di lingkungan sekitarnya
Tumbuhan bernafas di siang hari dengan cara
menghirup karbondioksida, sedangkan pada malam 9,4
hari menghirup oksigen
Konsep tumbuhan hijau Tumbuhan hijau memperoleh makanan dari zat hara di
mendapatkan makanan dari dalam tanah kemudian menggunakannya dalam 34,4
proses fotosintesis proses fotosintesis
Tumbuhan hijau memperoleh makanan dari air di
dalam tanah karena air adalah sumber makanan 3,1
untama tumbuhan hijau
Konsep air dalam wujud Gelembung-gelembung yang muncul ketika air
gas mendidih adalah udara yang terdapat di dasar air yang 15,6
mengalir ke bagian atas permukaan air
Gelembung-gelembung yang muncul ketika air
mendidih adalah udara yang yang berasal dari gas 25,0
oksigen dan hidrogen di dalam air
Gelembung-gelembung yang muncul ketika air
mendidih adalah gas oksigen karena gas tersebut 9,4
akan menguap ketika air didihkan
Konsep perbedaan berat Besaran yang dapat diukur dengan menggunakan
dan massa suatu benda neraca duduk adalah berat karena memiliki satuan 34,3
padat kilogram
Besaran yang dapat diukur dengan menggunakan
neraca duduk adalah berat karena massa dengan 3,1
berat adalah sama
Konsep massa jenis zat Berdasarkan gambar, dua buah benda yang terbuat
dari bahan yang sama tetapi memiliki massa yang
berbeda akan ada yang terapung dan tenggelam 37,5
karena kedua benda tersebut memiliki massa jenis
yang berbeda tergantung besar kecilnya suatu benda
Berdasarkan gambar, dua buah benda yang terbuat
dari bahan yang sama tetapi memiliki massa yang
berbeda akan ada yang terapung dan tenggelam 31,3
karena peristiwa ini dipengaruhi oleh luas penampang
dari benda tersebut
Berdasarkan gambar, dua buah benda yang terbuat
dari bahan yang sama tetapi memiliki massa yang
berbeda akan terapung jika dimasukkan ke dalam air 3,1
laut karena tempat memepengaruhi terapung atau
tidaknya suatu benda
Berdasarkan gambar, dua buah benda yang terbuat
dari bahan yang sama tetapi memiliki massa yang
berbeda akan ada yang terapung dan tenggelam 3,1
karena kedua buah benda tersebut memiliki tekanan
yang berbeda

Jurnal Pendidikan Indonesia | 170


Page
P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol.5, No. 2, Oktober 2016

Konsep ilmiah Konsep alternatif %


Konsep tekanan pada Berdasarkan gambar, titik yang tekanannya terbesar
benda cair adalah titik P karena benda yang terdapat paling atas 12,4
mendapatkan tekanan yang besar dari zat cair
Berdasarkan gambar, titik yang tekanannya terbesar
adalah titik P karena mempunyai luas permukaan yang 6,3
lebih besar
Konsep pemuaian udara Balon-balon udara jika terus bergerak ke atas, lama
kelamaan balon tersebut akan pecah karena tekanan
15,6
udara semakin tinggi sehingga terdapat perbedaan
besarnya tekanan udara di dalam balon
Balon-balon udara jika terus bergerak ke atas, lama
kelamaan balon tersebut tidak akan pecah karena
53,1
balon tersebut akan menyusut/mengecil dan turun
kembali ke bawah
Konsep gaya gesekan Berdasarkan ilustrasi, benda yang diam tidak
mengalami gaya karena benda yang diam tidak 59,4
mengalami perpindahan/bergerak
Konsep gaya gravitasi di Berdasarkan ilustrasi, suatu benda jika dijatuhkan di
bulan permukaan bulan tidak akan terjatuh ke bawah karena 68,8
di bulan tidak terdapat gaya gravitasi
Berdasarkan ilustrasi, suatu benda jika dijatuhkan di
permukaan bulan tidak akan terjatuh ke bawah karena 9,3
di bulan tidak terdapat udara
Konsep kuat arus listrik Berdasarkan gambar, kuat arus listrik yang masuk ke
lampu sama besar dengan kuat arus yang keluar dari 9,4
lampu karena memiliki rangkaian seri
Berdasarkan gambar, kuat arus listrik setelah keluar
dari lampu akan berkurang karena arus listrik sudah 28,1
digunakan oleh lampu
Berdasarkan gambar, kuat arus listrik setelah keluar
dari lampu akan berkurang karena arus listrik 12,5
terhambat oleh kabel
Konsep gerak jatuh bebas Dua buah bola yang terbuat dari bahan yang berbeda
jika dijatuhkan dari ketinggian yang sama maka bola 96,9
yang lebih berat akan menyentuh lantai terlebih dahulu
Konsep gaya pegas Berdasarkan gambar, besarnya gaya tarik yang dimiliki
oleh benda (i) lebih besar daripada benda (ii) hal ini
46,8
disebabkan karena gaya gesekan yang terjadi pada
benda (i) lebih besar
Berdasarkan gambar, besarnya gaya tarik yang dimiliki
oleh benda (i) lebih besar daripada benda (ii) hal ini
21,9
disebabkan karena luas penampang benda (i) lebih
besar daripada luas penampang benda (ii)
Konsep rotasi bumi Peristiwa matahari terbit di sebelah timur dan
tenggelam di sebelah barat terjadi karena gerakan
9,4
bumi mengelilingi matahari dimana setiap planet
berputar mengelilingi pusat tata surya yaitu matahari
Konsep benda-benda langit Bulan adalah benda langit yang dapat memancarkan
yang memancarkan cahaya sendiri karena bulan termasuk bintang 6,3
cahayanya sendiri

Jurnal Pendidikan Indonesia | 171


Page
P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol.5, No. 2, Oktober 2016

Konsep ilmiah Konsep alternatif %


Bulan adalah benda langit yang dapat memancarkan
cahaya sendiri karena bulan termasuk satelit yang 6,3
bercahaya
Konsep revolusi bumi Semua planet di dalam tata surya termasuk bulan
beredar mengelilingi bumi karena adanya peristiwa 15,6
revolusi
Semua planet beredar mengelilingi matahari tetapi
12,5
bulan hanya beredar mengelilingi bumi
Konsep gerhana bulan Berdasarkan gambar, gerhana matahari terjadi jika
21,9
posisi bulan berada diantara bumi dan matahari
Konsep gerhana matahari Berdasarkan gambar, gerhana matahari terjadi jika
posisi bumi berada diantara bulan dan matahari 6,3
(Data Diolah, 2016)

Selain temuan berupa miskonsepsi pengalaman mereka sehari-hari dan hanya


yang disajikan pada Tabel 1 tersebut, juga merupakan penjebaran pragmatis terhadap
diperoleh hasil penelitian berupa sumber dunia nyata. Miskonsepsi dimungkinkan
penyebab miskonsepsi calon guru. juga didapat oleh seseorang dari proses
Berdasarkan hasil tes diagnostik yang pembelajaran sebelumnya dalam tingkatan
memuat 20 buah konsep dalam materi IPA pendidikan tertentu.
sekolah dasar, terdapat 10 konsep yang Penemuan miskonsepsi dalam
paling banyak miskonsepsi pada calon guru. penelitian ini sejalan dengan penjelasan di
Melalui analisis terhadap hasil wawancara atas. Meskipun calon guru telah
mendalam, maka diperoleh sumber memperoleh mata kuliah yang membahas
penyebab dari tipe miskonsepsi yang paling tentang materi IPA di sekolah dasar sejak
banyak terjadi pada calon guru. Sumber pendidikan tinggi, akan tetapi miskonsepsi
miskonsepsi yang paling dominan adalah masih terjadi. Kemungkinan hal ini
bersumber dari hasil kontruksi calon guru itu disebabkan oleh adanya pembatasan
sendiri yaitu 81,6% dan 18,4% persepsi konstruksi seperti yang dikemukakan di
calon guru yang menyatakan bahwa bahan atas. Selain itu, adanya miskonsepsi juga
ajar sebagai sumber miskonsepsi. dapat diakibatkan munculnya pengetahuan
Kemudian persepsi calon guru yang baru hasil konstruksi sendiri yang tidak
menyatakan bahan ajar sebagai penyebab sesuai dengan pengetahuan ilmiah
terjadinya miskonsepsi ditelusuri secara (Suparno, 2005).
faktual dengan menganalisis beberapa Miskonsepsi dalam materi IPA dalam
bahan ajar yang di dalamnya terdapat temuan ini sangat beragam. Temuan
miskonsepsi. Analisis ini dilakukan pada dua sebelumnya memperlihatkan bahwa terjadi
jenis bahan ajar yang sering digunakan oleh miskonsepsi pada sebagian besar materi
calon guru yaitu bahan ajar jenis LKS dan matematika dan IPA (Akbas & Gencturk,
buku teks yang diterbitkan oleh Depdiknas. 2011; Hershey, 2004; Howe, 1993; Timur,
Miskonsepsi-miskonsepsi yang 2012). Hal ini menandakan bahwa
menjadi temuan dalam penelitian ini miskonsepsi dapat terjadi pada siswa, calon
merupakan gambaran mental yang guru, dan guru.
dibayangkan secara intuitif oleh seseorang Melalui penelitian ini juga diperoleh
atas dasar pengalaman sehari-harinya. bahwa penyebab miskonsepsi adalah bahan
Seperti yang dinyatakan Sadia (2001) ajar. Berdasarkan hasil penelitian, bahan
bahwa, miskonsepsi hanya dapat diterima yang menyebabkan calon guru miskonsepsi
dalam kasus-kasus tertentu dan tidak adalah buku-buku untuk jenjang sekolah
berlaku untuk kasus-kasus lainnya serta dasar yang pernah calon guru pelajari serta
tidak dapat digeneralisasi. Konsepsi buku LKS yang banyak digunakan di
tersebut pada umumnya dibangun dalam sekolah-sekolah dasar. Temuan ini sejalan
upaya memberi makna terhadap dunia dengan penelitian yang dilakukan Yuliati

Jurnal Pendidikan Indonesia | 172


Page
P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol.5, No. 2, Oktober 2016

(2007). Hasil penelitian tersebut Eliminate 9th Grade High School


menyatakan penyebab miskonsepsi dapat Students’ Misconceptions about Air
berasal dari buku yang dimiliki siswa. Pressure. Educationals Sciences:
Suparno (2005) berpendapat bahwa Theory & Practice, 2217-2222
miskonsepsi yang bersumber dari buku teks
Amien. 1990. Pemetaan Konsep: Suatu
dapat disebabkan karena bahasanya sulit
Tehnik untuk Meningkatkan Belajar
atau karena penjelasannya yang tidak
yang Bermakna. Mimbar Pendidikan
benar. Selain itu, gambar, diagram, grafik,
Tahun IX, 55-69.
atau sumber informasi lainnya yang
diperoleh dari buku juga dapat menimbulkan Cakir, M. 2008. Constructivist Approaches to
miskonsepsi pebelajar. Hasil penelitian Learning in Science and Their
Setiawati (2011) juga memperoleh hasil Implications for Science Pedagogy: A
sebesar 3,80% miskonsepsi calon guru Literature Review. International
disebabkan oleh buku teks. Journal of Environmental & Science
Education, 3 (4), 193-206
SIMPULAN DAN SARAN
Degeng, I N. S. 2013. Ilmu pembelajaran:
Berdasarkan temuan dari hasil Klasifikasi variable untuk
penelitian, maka dapat ditarik simpulan pengembangan teori dan penelitian.
sebagai berikut. (1) Miskonsepsi pada Bandung: Aras Media
konsep-konsep dalam materi IPA sekolah
dasar sangat bervariasi. Hal ini Fowler dan Jaoude. 1987. Using
menunjukkan bahwa calon guru memiliki hierarchichal concept /proposition
beragam konsepsi terhadap suatu konsep maps to plan instruction that
yang telah dipelajari. Rata-rata miskonsepsi addresses existing and potential
calon guru adalah 44,8%. Konsep-konsep student misunderstanding in science.
yang banyak mengalami miskonsepsi, New York: Cornell University.
diantaranya yaitu; konsep fotosintesis dapat Gagne, R.M. 1985. The Condition of
terjadi pada malam hari sebesar 75%; Learning and Theory of Instruction.
konsep tumbuhan bernafas di siang hari New York: CBS College Publishing.
50%; konsep air dalam wujud gas 50%;
konsep massa jenis suatu benda yang Hafizah, D., Haris, V., & Eliswatis. (2014).
terbuat dari bahan yang sama 75%; konsep Analisis Miskonsepsi Siswa Melalui
pemuaian yang terjadi pada benda gas Tes Multiple Choice Menggunakan
59,4%; konsep benda diam mengalami gaya Certainty of Response Index Pada
59,44%; konsep gaya gravitasi pada Mata Pelajaran Fisika Man 1
permukaan bulan 78,1%; konsep kuat arus Bukittinggi. Edusainstika Jurnal
listrik 50%; konsep gerak jatuh bebas Pendidikan MIPA, 1(1), 2005–2008.
96,9%; dan konsep besarnya gaya tarik Hershey, D. R. 2004. Avoid misconceptions
suatu benda 68,8%. (2) Penyebab when teaching about plants.
miskonsepsi calon guru pada konsep- Actionbioscience.org.http://www.acti
konsep dalam materi IPA sekolah dasar onbioscience.org/education/hershey
didominasi oleh diri calon guru sendiri .html (diakses 31 Oktober 2015)
persepsi calon guru yang menyatakan
bahwa bahan ajar sebagai sumber Howe, A. C. 1993. A Vygotskian Perspective
miskonsepsi. Hasil analisis bahan ajar on Teaching for Conceptual Change.
seperti LKS dan buku teks menunjukkan In The Proceedings of the Third
beberapa konsep IPA yang terdapat di International Seminar on
dalamnya memang mengandung konsep Misconceptions and Educational
yang miskonsepsi. Strategies in Science and
Mathematics, Misconceptions Trust:
DAFTAR PUSTAKA Ithaca, New York.
Akbas, Y & Gencturk, E. 2011. The Effect of Khusniati, M. (2012). Pendidikan Karakter
Conceptual Change Approach to Melalui Pembelajaran Ipa. Jurnal

Jurnal Pendidikan Indonesia | 173


Page
P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol.5, No. 2, Oktober 2016

Pendidikan IPA Indonesia, 1(2), B., & Jumadi, J. (2014, October 9).
204–210. Retrieved from Penggunaan Media Komik Dalam
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.p Pembelajaran Ipa Untuk
hp/jpii/article/view/2140 Meningkatkan Motivasi Dan Hasil
Belajar Kognitif Dan Afektif.
Laksana, D.N L. 2014. Profil Pemahaman
Cakrawala Pendidikan. Retrieved
Konsep IPA Guru-Guru Kelas
from
Sekolah Dasar di Kabupaten Ngada.
http://journal.uny.ac.id/index.php/cp/
Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti,
article/view/2385.
1 (1), 15-26.
Putrayasa, I. B. (2013, October 1).
Listyawati , Ni Nym, M. S. D. N. S. (2013,
Penelusuran Miskonsepsi Dalam
July 3). Pengaruh Model
Pembelajaran Tata Kalimat Dengan
Pembelajaran Kuantum Berbantuan
Pendekatan Konstruktivisme
Peta Pikiran Terhadap Kemampuan
Berbasis Inkuiri Pada Siswa Kelas I
Berpikir Kritis Siswa Pada
Smp Laboratorium Undiksha
Pembelajaran Ipa Kelas V Sd.
Singaraja. Jurnal Pendidikan
Mimbar PGSD. Retrieved from
Indonesia. Retrieved from
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p
hp/JJPGSD/article/view/779
hp/JPI/article/view/2168
Listyawati, M. (2012). Pengembangan
Reigeluth, C.M. & Carr-Cheliman, A.A. 2009.
Perangkat Pembelajaran Ipa
Theories for Different Outcomes of
Terpadu Di Smp. Journal of
Instruction. Dalam C.M. Reigeluth, &
Innovative Science Education, 1(1),
A.A. Carr-Cheliman (Eds.),
61–69.
Instructional-Design Theories and
Longfield, J. 2009. Discrepant Teaching Models: Building a Common
Events: Using an Inquiry Stance to Knowledge Base, Vol. 3 (hal. 195-
Address Students’ Misconceptions. 197), New York: Routledge.
International Journal of Teaching and
Rezky Agung, H., & Tri Edi, M. S. (2014).
Learning in Higher Education, 21 (2),
Analisis Kesalahan dan Miskonsepsi
265-271
Siswa Kelas VIII Pada Materi Aljabar.
Mosik, & Maulana, P. (2010). Usaha Jurnal Ilmu Pendidikan Dan
mengurangi terjadinya miskonsepsi Pengajaran, 1(2), 173–184.
fisika melalui pembelajaran dengan
Rizal. (2014). Pengaruh pembelajaran inkuiri
pendekatan konflik kognitif. Jurnal
terbimbing dengan mind map
Pendidikan Fisika Indonesia, 6, 98–
terhadap keterampilan proses sains
103.
dan hasil belajar IPA. Jurnal
Novak. 1987. Proceeding of the second Pendidikan Sains, 2(4), 159–165.
international seminar Retrieved from
misconcepsition and educational http://journal.um.ac.id/index.php/jps
strategies in Science and
Rusnadi, D. P. P. N. W. A. (2013, July 5).
Mathematics. New York: Cornell
Penerapan Model Pembelajaran
University.
Kooperatif Tipe Team Games
Purnamasari, J., Herpratiwi, H., & Kandar, S. Tournament Untuk Meningkatkan
(2015, January 9). Evaluasi Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil
Pembelajaran Ipa Berbasis Belajar Ipa. MIMBAR PGSD.
Pendidikan Karakter. Jurnal Retrieved from
Teknologi Informasi Komunikasi http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p
Pendidikan. Retrieved from hp/JJPGSD/article/view/881
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php
Sadia, I W. 2001. Pengembangan Buku Ajar
/JTP/article/view/1551
IPA Pendidikan Dasar Berwawasan
Puspitorini, R., Prodjosantoso, A. K., Subali, Sains-Teknologi-Masyarakat (Studi

Jurnal Pendidikan Indonesia | 174


Page
P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol.5, No. 2, Oktober 2016

Pembelajaran IPA Menuju Siswa Prestasi Belajar Ipa Siswa Kelas V


Yang Literasi Sains dan Teknologi). Sd Di Banyuning. Jurnal Pendidikan
Laporan Penelitian (tidak Dasar. Retrieved from
diterbitkan). Singaraja: STKIP http://119.252.161.254/e-
Singaraja. journal/index.php/jurnal_pendas/arti
cle/view/525
Seraphin, K.D., Philippoff, J., Kaupp, L. &
Vallin, L.M. 2012. Metacognition as Taufiq, M. (2012). Remediasi Miskonsepsi
means to increase the effectiveness Mahasiswa Calon Guru Fisika Pada
of inquiry-based science education. Konsep Gaya Melalui Penerapan
Science Education International, 23 Model Siklus Belajar (Learning
(4), 366-382 Cycle) 5E. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia (Indonesian Journal of
Setiawati, G.A.D. 2011. Kajian Miskonsepsi
Science Education), 1(2), 198–203.
dalam Materi Fotosintesis dan
https://doi.org/10.15294/jpii.v1i2.213
Respirasi Tumbuhan pada
9
Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Biologi Universitas Pendidikan Timur, S. 2012. Preschool Teachers
Ganesha Tahun Pelajaran Concerning the Subject “Force and
2010/2011. Tesis (tidak diterbitkan). Motion”. Educationals Sciences:
Singaraja: Universitas Pendidikan Theory & Practice, 3038-3049
Ganesha.
Trisnani, I., Hasyim, A., & Djasmi, S. (2015,
Suparno, P. 2005. Miskonsepsi dan January 12). Evaluasi Program
Perubahan Konsep dalam Pembelajaran Ipa. Jurnal Teknologi
Pendidikan Fisika. Jakarta: PT Informasi Komunikasi Pendidikan.
Grasindo. Retrieved from
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php
Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi dan
/JTP/article/view/4778
Perubahan Konsep Pendidikan
Fisika. Jakarta: Grasindo Yuliati, L. 2007. Miskonsepsi dan Remediasi
Pembelajaran IPA. Buku Ajar.
Suryanto. 1997. Pemahaman guru Sekolah
Jakarta: Universitas Terbuka
Dasar (SD) terhadap Konsep konsep
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA): Suatu
diagnosis adanya miskonsepsi.
Laporan Penelitian (Tidak
diterbitkan) Jakarta: Pusat Penelitian
Universitas Terbuka.
Susiani, K., Dantes, N., & Tika, N. (2013,
May 10). Pengaruh Model
Pembelajaran Quantum Terhadap
Kecerdasan Sosio-Emosional Dan

Jurnal Pendidikan Indonesia | 175


Page

Anda mungkin juga menyukai