Anda di halaman 1dari 5

Nama : Arjuna Tampubolon

Nim :1031611011
Kelas : 6A Teknik Pertambangan

Hubungan Pertambangan dengan Hukum Perburuan

Hukum Pertambangan atau dalam bahasa Inggrisnya “Mining Law” yang


berarti : “Hukum yang mengatur tentang penggalian atau pertambangan bijih –
bijihdan mineral – mineral dalam tanah(Ensiklopedia Indonesia, tt: 1349)”

Kaidah Hukum Pertambangan dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu :

1. Hukum Pertambangan Tertulis Kaidah – kaidah Hukum yang terdapat


di dalam peraturan perundang – undangan, traktat dan yurisprudensi.
2. Hukum Pertambangan Tidak Tertulis Merupakan Ketentuan Hukum
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat, hukum ini tidak tertulis
dan bersifat lokal yang berlaku dalam masyarakat setempat.

Asas – asas Hukum Pertambangan Menurut Undang – Undang Nomor 11


Tahun 1967 :

1. Asas Manfaat

2. Asas Pengusahaan

3. Asas Keselarasan

4. Asas Partisipasif

5. Asas Musyawarah dan Mufakat.

Sedangkan menurut Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang


Minyak dan Gas Bumi yaitu :

1. Asas Ekonomi Kerakyatan,


2. Asas Keterpaduan,
3. Asas Manfaat,
4. Asas Keadilan
5. Asas Keseimbangan
6. Asas Pemerataan
7. Asas Kemakmuran bersama dan Kesejahteraan Rakyat
8. Asas Keamanan dan Keselamatan
9. Asas Kepastian Hukum
10. Asas berwawasan Lingkungan

Sumber Hukum Pertambangan .

1. Indische Mijin Wet (IMW) Undang – Undang ini diundangkan pada


tahun 1899 dengan Staatblad 1899, Nomor 214. Undang – undang ini
hanya mengatur mengenai penggolongan bahan galian dan pengusahaan
pertambangan
2. Undang– Undang Nomor 5 Tahun 1960 Undang – Undang berkaitan
dengan Pemanfaatan hak atas tanah untuk kepentingan pembangunan di
bidang pertambangan.
3. Undang – Undang Nomor 11 Tahun 1967 Undang – Undang ini tentang
Ketentuan – Ketentuan pokok pertambangan.
4. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2001 Undang – Undang ini tentang
Minyak dan Gas bumi.

Dalam dunia pertambangan selain hukum pertambangan yang berlaku,


terdapat pula hukum-hukum lain nya yang sangat berhubungan erat dengan
pertambangan yaitu hukum Agraria, hukum Lingkungan, hukum Kehutanan dan
hukum Pajak.

Hubungan antara Hukum Pertambangan dengan Hukum Agraria,


Pengertian agraria yang termaksut dalam Undang-Undang pokok Agraria -Hukum
Agraria yang memberikan pengertian agraria dalam arti yang lebih luas
ialah bahwa agraria meliputi bumi,air, dan dalam batas-batas tertentu juga
ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya. Salah satu
hubungan antara hukum pertambangan dengan hukum agraria yaitu terkait dengan
pemanfaatan tanah sebagai lahan pertambangan dan terdapat hak-hak yang
terkandung di dalam nya seperti :
1. Hak guna Bangunan
2. Hak usaha
3. Hak pakai
4. Hak Milik
Sumber Hukum Agraria yaitu Sumber hukum agraria yang tertulis pertama
ialah undang-undang dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (3) yang menyatakan
bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat dan dengan jelas yang
menjadi hubungan berdasarkan Hukum Agraria yaitu tentang mengatur hak-hak
penguasaan atas bahan-bahan galian.
Hubungan antara Hukum Pertambangan dengan Hukum Lingkungan,
Hukum Pertambangan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Hukum
Lingkungan karena setiap usaha pertambangan baik pertambangan umum maupun
pertambangan minyak dan gas bumi diwajibkan untuk tetap memelihara
kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Hal yang
demikian disebut dengan pelestarian 'ungsi lingkungan hidup. Hal ini diatur dalam
pasal 1 angka 5 undang-undang No.23 Tahun 1977 tentang pengelolaan lingkungan
Hidup. Untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap perusahaan
yang bergerak di bidang pertambangan diwajibkan untuk melakukan hal-hal
berikut:
1. Perusahaan wajib melakukan analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL) pasal 15 ayat 1 Undang-Undang No.23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Hal-halyang dianalisis meliputi :
a. Iklim dan kualitas udara
b. Fisiologi dan geologi
c. Hidrologi dan kualitas air
d. Ruang, lahan dan tanah
e. Flora dan Fauna
f. Sosial (demografi, ekonomi, sosial budaya )dan kesehatan masyarakat.
2. Perusahaan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan:atau
kegiatan.
3. Perusahaan wajib melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun.
Disamping kewajiban yang telah disebutkan diatas, perusahaan
pertambangan juga dilarang :
a. Melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup dan
b. .Melakukan impor limbah berbahaya dan beracun.
Di dalam pasal 41 dan pasal 42 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang
pengelolaan Lingkungan Hidup telah ditentukan jenis hukuman dan denda yang
dapat dijatuhkan kepada pelaku yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan. Pencemaran itu dilakukan secara sengaja dan karena kealpaannya.
Pencemaran yang dilakukan karena sengaja hukumannya lebih berat, sedangkan
karena kealpaannya hukumannya lebih ringan.Apabila tindak pidana pencemaran
dilakukan atas nama suatu badan hukum, perseroan, perserikatan, yayasan atau
organisasi lain ancaman pidana dan denda diperberat dengan sepertiga (pasal 45
Undang-Undang No.23 Tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup.
Hukuman itu dijatuhkan kepada :
1. .Badan hukum,perseroan, perserikatan, yayasan atau Organisasi lain
2. Mereka yang memberikan perintah untuk melakukana tindak pidana"
atau
3. Pimpinan perusahaan, atau
4. Mereka yang memberikan perintah atau pemimpin perusahaan -pasal 47
Undang-Undang No.23 Tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Landasan Hukum Kehutanan yang berhubungan dengan pertambangan
yaitu : Pasal 38
(1) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar
kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan
produksi dan kawasan hutan lindung.
(2) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan. Pemberian izin
pinjam pakai kawasan hutan yang berdampak penting dan cakupan yang
luas serta bernilai strategis dilakukan oleh Menteri atas persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat
Serta berlandaskan dan Perpu No.1 Tahun 2004
“Semua perizinan atau perjanjian dibidang pertambangan di kawsan hutan yang
telah ada sebelum berlakunya UU No.42 Tahun 1999 tentang kehutanan dinyatakan
tetap berlaku sampai akhirnya izin atau perjanjian yang dimaksud. Dan berdasarkan
landasan Hukum Kehutanan diatas hubungan nya dengan Hukum Pertambangan
adalah sebagai penyusunan rencana pengelolaan hutan, rehabilitasi dan reklamasi
hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam. Dan Hukum Kehutanan sangat
penting dalam memberikan perizinan dalam melakukan proses pertambangan.
Hukum pertambangan mempunyai hubungan yang sangat erat dgn hukum
pajak karena kegiatan usaha pertambangan selalu diikuti dengan kewajiban
pembayaran pajak. Secara garis besar sebuah pertambangan mempunyai siklus
usaha seperti berikut
1. Melakukan penyelidikan secara umum
2. Melakukan tahapan eksplorasi
3. Studi Kelayakan
4. Konstruksi
5. Eksplotasi
6. Reklamasi
setiap proses tersebut ada kewajiban pajak yang harus dipenuhi oleh perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai