Anda di halaman 1dari 3

6.7.

PEMBAHASAN
Praktikum kali ini adalah pengujian filtration loss suspensi semen.
Pengujian filtration loss bertujuan untuk mengetahui besarnya volume filtration
loss dan untuk mengetahui pengaruh penambahan additive terhadap filtration loss.
Filtration loss merupakan masuknya fasa cairan dari suspensi semen kedalam
formasi yang dilaluinya karena formasi tersebut bersifat porous dan permeable.
Pengujian filtration loss dilakukan dengan menggunakan alat filter press. Prinsip
kerja dari filter press adalah dengan memberikan tekanan terhadap semen didalam
alat, yang maksudnya memberikan tekanan itu adalah menyamakan ketika semen
masuk kedalam lubang bor dimana mendapatkan tekanan dari formasi. Sedangkan
untuk filter yang dipasang merupakan penggambaran dari formasi yang porous dan
permeable dimana filtrat dapat mengalir keluar.
Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat suspensi semen dengan
bahan semen Portland 450 gr, 207 ml air, dan 20 ml lumpur, kemudian dicampur
dengan mixer. Kemudian mempersiapkan alat filter press. Sebelum alat digunakan
sebaiknya alat di cek apakah tidak ada kebocoran, agar tekanan yang dipompa tidak
keluar. Setelah itu menuangkan suspensi semen kedalam silinder dan segera ditutup
rapat. Kemudian mengalirkan udara dengan tekanan 100 psi. Setelah itu mencatat
volume filtrat yang keluar dengan interval waktu 7,5 menit, 15 menit selama 30
menit.
Percobaan ini dilakukan berguna untuk mengetahui apa efek dari semen
yang terkontaminasi lumpur. Semen yang terkontaminasi lumpur akan membuat
semen lebih encer. Dikarenakan volume air yang ada pada semen akan bertambah.
Hal ini tentunya tidak baik sehingga diperlukan penambahan aditif yang dapat
mencegah filtration loss seperti PAC-L. Penambahan PAC-L sebagai filtration loss
agent menurunkan filtration loss dimana PAC-L memiliki berfungsi mengikat fasa
cair dalam Slurry agar fasa cair tidak mudah lepas dan masuk formasi.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan filtration loss pada 7,5
menit pertama sebesar 100 ml, pada 15 menit kedua sebesar 107 ml, dan pada 30
menit ketiga sebesar 113 ml. Seharusnya tekanan yang digunakan adalah 1000 psi,
tetapi karena di laboratorium hanya 100 psi sehingga volume filtrat yang hilang
sebesar 420 ml. Hal ini tidak sesuai dengan volume filtrat yang diizinkan yaitu
hanya 150-250 ml selama 30 menit pada penyemenan primary cementing. Hal ini
tentunya tidak baik sehingga diperlukan penambahan aditif yang dapat mencegah
Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui fasa cair dari
suspensi semen yang hilang ke dalam formasi. Filtration loss harus dikontrol agar
cairan yang keluar dari suspensi semen sesedikit mungkin sebab jika filtration loss
terlalu besar dapat menyebabkan kerusakan formasi dan swelling clay ( pada
formasi clay) dan berakibat tidak sempurnanya proses penyemenan. Selain itu
volume filtrate yang terlalu besar menyebabkan semen kekurangan air kondisi ini
disebut flash set. Flash set mengakibatkan friksi mekanis antara material suspensi
dengan material casing memungkinkan pengerasan slurry lebih cepat. Ini yang
menyebabkan free pipe, yaitu ketika annulus antara casing dengan dinding lubang
bor tidak terisi oleh semen. Umumnya hal ini akan dilakukannya re-cementing
dengan memompakan slurry dari atas melalui annulus antara casing dengan
dinding lubang bor. Kita bisa mengetahui ketinggian yang tidak terisi oleh semen
dari hasil data CBL.
6.8. KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan diperoleh hasil sebagai berikut:
 volume filtrate pada 7,5 menit : 100 ml
 volume filtrate pada 15 menit : 107 ml
 volume filtrate pada 30 menit : 113 ml
 F teoritis : 206,92 ml
 % kesalahan : 45,38 %
2. Kontaminasi lumpur bisa membuat semen lebih encer dan menambah
adanya flitration loss. Filtration loss merupakan masuknya fasa cairan
dari suspensi semen kedalam formasi yang dilaluinya karena formasi
tersebut bersifat porous dan permeable.
3. PAC-L sebagai filtration loss agent menurunkan filtration loss dimana
PAC-L memiliki berfungsi mengikat fasa cair dalam Slurry agar fasa
cair tidak mudah lepas dan masuk formasi..
4. Pada Primary Cementing, batas volume filtrate yang keluar dari
suspensi semen adalah 150-250 cc untuk 30 menit dan pada squeeze
cementing, memiliki batas antara 55-65 cc untuk 30 menit.
5. Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui fasa cair
dari suspensi semen yang hilang ke dalam formasi karena jika fasa cair
terlalu banyak hilang ke formasi dapat menyebabkan kerusakan formasi,
swelling clay, maupun flash set. Ini yang menyebabkan free pipe, yaitu
ketika annulus antara casing dengan dinding lubang bor tidak terisi oleh
semen. Umumnya hal ini akan dilakukannya re-cementing dengan
memompakan slurry dari atas melalui annulus antara casing dengan
dinding lubang bor. Kita bisa mengetahui ketinggian yang tidak terisi
oleh semen dari hasil data CBL.

Anda mungkin juga menyukai