Anda di halaman 1dari 8

I

PENDAHULUAN

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh


manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis,
yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Setiap manusia
memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga
diri, dan aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997). Sebagai bentuk pemenuhan
kebutuhan dasar manusia maka diperlukanlah pembangunan kesehatan yang
bertujuan meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan
sosial. Maka dilakukan pendekatan lewat upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif).
Kesehatan gigi dan mulut sangat erat hubungannya dengan perilaku.
Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik akan sangat berperan
dalam menentukan derajat kesehatan dari masing-masing individu. Oleh karena
itu perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik harus
diubah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perencanaan berasal dari kata
dasar rencana yang artinya konsep, rancangan, atau program, dan perencanaan
yang berarti proses, perbuatan, cara merencanakan. Selain itu rencana dapat
diartikan sebagai pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan. Perencanaan mengandung paling tidak 4 unsur yaitu:
a. Ada tujuan yang harus dicapai
b. Ada strategi untuk mencapai tujuan
c. Sumber daya yang mendukung
d. Implementasi setiap keputusan
Pelayanan asuhan merupakan suatu program atau kegiatan yang dilakukan
secara terencana yang mempunyai hasil tertentu pada suatu kelompok tertentu.
Pelayanan asuhan diberikan secara langsung kepada pasien untuk memenuhi
kebutuhan pasien, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.

1
Dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, asuhan dilaksanakan secara
paripurna, artinya semua masalah kesehatan gigi dan mulut yang dialami pasien
dapat diselesaikan dengan tuntas.
Dalam mengaplikasikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
kepada pasien, kebutuhan dasar manusia tersebut dapat digunakan untuk
memahami hubungan antara kebutuhan pasien terhadap kebutuhan keperawatan.
Meskipun setiap orang mempunyai sifat yang berbeda-beda, tetapi setiap orang
mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang
terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit.
Dalam hal ini, tidak hanya pasien poli gigi saja yang berhak mendapatkan
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut. Tetapi pasien rawat inap yang ada
dirumah sakit pun berhak mendapatkan setiap perawatan ini. Oleh karena itu
diperlukan perencanaan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut yang baik
agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2
II
PEMBAHASAN

A. Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pasien Rawat Inap


Melalui pengertian diatas, jika dikaitkan dengan kebutuhan dasar pasien
rawat inap maka pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rawat
inap dapat diartikan sebagai segala konsep atau rancangan yang perlu kita
lakukan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut yang dapat
diselenggarakan secara berkesinambungan dalam bidang promotif, preventif, dan
kuratif sederhana yang ditujukan pada pasien rawat inap. Tujuan dilaksanakannya
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah untuk mencegah infeksi gigi
dan mulut pada pasien rawat inap baik sadar maupun tidak sadar, dan
mempertahankan kenyaman rongga mulut pasien.
Kebersihan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi geligi yang
berada dalam rongga mulut bersih dari plak dan kotoran lain yang berada diatas
permukaan gigi seperti debris, karang gigi dan sisa makanan. Menurut
Notoatmojo (2010) Kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut merupakan
salah satu faktor penyebab dari terjadinya penyakit gigi. Kebersihan gigi dan
mulut yang buruk menyebabkan terjadinya akumulasi plak yang mengandung
berbagai macam bakteri diantaranya bakteri Streptococcus mutans sebagai
penyebab utama dari karies.
Menurut (Doenges et al, 2005, Konradsen Hanne, 2012) seperti dikutip
(Restuning, 2014) Hasil penelitian mengenai Oral Care of Hospitalised Older
Patients in the Acute Medical Setting menyebutkan bahwa perawatan kebersihan
mulut adalah bagian penting dari pengobatan pada semua pasien. Penurunan
fungsional dan peningkatan ketergantungan yang dapat menyebabkan seorang
individu membutuhkan perawatan jangka panjang, ini merupakan awal yang
sering terjadi pada pasien rawat inap.
Pasien rawat inap sangat penting diberikan motivasi dan tindakan persuasif
dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut untuk mencegah terjadinya penyakit
gigi. Adapun upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menghilangkan plak dari
permukaan gigi, menggunakan bahan yang mengandung fluor, mengatur dan

3
mengontrol pola diet (Bahar, 2011). Sedangkan menurut Robert cit Bahar (2011)
bahwa prinsip pencegahan penyakit gigi dan mulut adalah melalui kontrol
penyakit, peningkatan resistensi penjamu, pengembalian fungsi, pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut, edukasi dan motivasi.
B. Target/Sasaran Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut Rawat Inap
a. Pasien
Dalam rangka tercapainya kemampuan pelihara diri di bidang
kesehatan gigi dan mulut, kesehatan gigi dan mulut yang optimal seharusnya
diawali dari pasien yang bersangkutan. Setiap pasien hendaknya peduli dengan
kesehatan dirinya sendiri.
Berikut adalah beberapa tujuan akhir yang diharapkan perawat
terhadap kemampuan dasar dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut oleh
pasien rawat inap:
 Mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut bagi diri sendiri
 Mampu melaksanakan pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut bagi
diri sendiri
 Dapat mengetahui kelainan-kelainan dalam bidang kesehatan gigi dan
mulut dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya
 Mampu menggunakan sarana pelayanan kesehatan gigi yang tersedia

b. Keluarga
Keluarga adalah kumpulan individu yang hidup bersama sebagai
satu kesatuan, sebagai unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga memiliki
ikatan yang kuat di antara anggotanya dan rasa ketergantungan dalam
menghadapi berbagai masalah yang timbul termasuk masalah kesehatan gigi
dan mulut. Keluarga saling mendukung, membantu dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh salah satu anggota keluarganya.
Freeman menguraikan tugas keluarga dalam masalah kesehatan yaitu :
 Keluarga mampu mengenal adanya gangguan kesehatan pada anggota
keluarganya yang menjadi pasien rawat inap
 Keluarga dapat mengambil keputusan dalam mencari pertolongan atau
bantuan kesehatan bagi anggota keluarganya

4
 Keluarga dapat menanggulangi keadaan darurat yang bersifat kesehatan
maupun non kesehatan
 Keluarga dapat memberi perawatan dan mencari bantuan bagi anggota
keluarga yang sakit

C. Perencanaan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap
Menurut Kozier et al (1995) perencanaan adalah sesuatu yang telah
dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang sistematis dari proses keperawatan
meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan masalah. Dalam
perencanaan keperawatan, perawat menetapkannya berdasarkan hasil
pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan petunjuk
dalam membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah, menurunkan,
atau mengeleminasi masalah kesehatan pasien.
Langkah-langkah dalam pembuatan perencanaan pelayanan asuhan
kesehatan gigi dan mulut meliputi: penetapan prioritas, penetapan tujuan dan
kriteria hasil yang diharapkan, menetukan intervensi keperawatan yang tepat dan
pengembangan rencana asuhan keperawatan. Setelah diagnosa keperawatan
dirumuskan secara spesifik, perawat menggunakan kemampuan berpikir kritis
untuk segera menentapkan prioritas diagnosa keperawatan dan intervensi yang
penting sesuai dengan kebutuhan pasien (Potter & Perry 1997).
a. Penetapan prioritas
Penetapan prioritas bertujuan untuk mengidentifikasi urutan intervensi
keperawatan yang sesuai dengan berbagai masalah pasien (Carpenito, 1997).
Penetapan prioritas dilakukan karena tidak semua masalah dapat diatasi
dalam waktu yang bersamaan.
b. Penetapan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan
Diagnosa keperawatan pasien dan penetapan prioritas membantu dalam
menentukan tujuan keperawatan. Tujuan adalah petunjuk untuk menyeleksi
intervensi keperawatan dan kriteria hasil dalam mengevaluasi intervensi yang
telah diberikan ( McCloskeu & Bulecheck,1994, dalam Potter & Perry, 1997).
c. Menentukan intervensi keperawatan

5
Strategi intervensi keperawatan berhubungan dengan diagnosa keperawatan
secara spsifik yang ditetapakan perawat untuk mencapai tujuan perawatan
pasien dan kriteria hasil. Dengan kata lain intervensi adalah pengambilan
keputusan atas tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
Oleh karena itu, untuk dipahami secara sederhana. Perencanaan
Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dapat dimulai dengan mau mendengarkan
keluhan–keluhan pasien, juga mendengarkan ataupun mengolah saran–saran dari
orang lain/keluarga pasien sebagai dasar yang mengarah pada tanggung jawab
profesional. Dengan mendengarkan data dan informasi dari pasien, kita dapat
mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh pasien tersebut. Selain
mendengarkan, perawat gigi dapat menggali keterangan-keterangan lain yang
relevan untuk mendukung pelaksanaan intervensi/tindakan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan atau kriteria hasil yang diharapkan.

6
III
PENUTUP
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rawat inap seringkali
di remehkan. Padahal dalam kenyataannya menjaga kesehatan gigi dan mulut
merupakan salah satu bagian penting dalam kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Hal ini disebabkan karena kondisi pasien yang tidak memungkinkan atau
kurangnya pemahaman pasien dan keluarga terhadap akibat yang dapat
ditimbulkan bila mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Oleh karena itu peran
perawat sangat penting dalam situasi seperti ini. Tentu saja pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut pasien hendaknya direncanakan dengan baik dan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
Dengan demikian, didapatlah kesimpulan bahwa:
1. Pasien rawat inap perlu mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
secara promotif, pasien rawat inap dapat kita berikan penyuluhan
sederhana mengenai menjaga kesehatan gigi dan mulut.
2. Pasien rawat inap perlu mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
secara preventif, dengan kata lain pasien rawat inap harus diberikan
edukasi mengenai cara mencegah penyakit gigi dan mulut. Salah satu
bentuk preventif yang dapat diberikan yaitu dengan mengajarkan teknik
menyikat gigi yang baik dan benar dan di waktu yang tepat.
3. Pasien rawat inap berhak mendapatkan pengobatan darurat untuk
menghilangkan rasa sakit sebagai bentuk pelayanan kesehatan gigi dan
mulut.
4. Perawat gigi bertanggung jawab membantu pasien rawat inap melakukan
sikat gigi secara rutin, sebelum mandi pagi dan sore hari, sebelum tidur
pada malam hari dan setiap kali sesudah makan. Baik pada pasien sadar
maupun tidak sadar.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bahar A. 2011. Paradigma Baru Pencegahan Karies Gigi. Jakarta : Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Gultom, Erni, RR. Ratnasari Dyah P. 2017. Bahan ajar Keperawatan gigi : Konsep Dasar
Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut. Jakarta : Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementrian kesehatan Republik
Indonesia.
Notoatmojo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta
Restuning, S. 2014. Asuhan Keperawatan Gigi Dalam Melakukan Oral Hygiene Pada
Pasien Rawat Inap. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan. Vol. 5(1) : Stikes Bhakti
Mendala Husada Slawi Kabupaten Tegal
Internet:
Tawi, Mirzal. 2010. Tahap Perencanaan Keperawatan.
https://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-perencanaan-
keperawatan/amp/ diakses tanggal 14 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai