Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat, berkah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan mata kuliah
praktek pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut pasien rawat inap dengan judul

“ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP Ny “K” DENGAN


RIWAYAT KERUSAKAN JARINGAN PERIODONTAL AKIBAT PENYAKIT
DIABETES MELITUS DI RS ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG TAHUN 2019”

“ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT KERUSAKAN JARINGAN


PERIODONTAL PADA Ny “K” DENGAN RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
DIABETES MELITUS DI RUANG MUSDALIFAH RS ISLAM SITI KHODIJAH
PALEMBANG TAHUN 2019”dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penyusunan laporan ini banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. M Taswin, Ssi.Apt, MM,M.Kes Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Palembang


yang memfasilitasi, menyetujui dan menerbitkan SK untuk praktikum Rawat Inap.
2. Dr. H. Jon Ganefi, Sp.DP-Finasim, M.Kes Selaku Direktur RS Islam Siti Khadijah
Palembang yang telah mengijinkan kami untuk melaksanakan praktikum Rawat
Inap.
3. Ismalayani, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes
Kemenkes Palembang yang telah memfasilitasi dan pendampingan dalam
praktikum Rawat Inap.
4. Dr. Nurul Inshani selaku Kepala Diklat RS Islam Siti Khadijah Palembang yang
memfasilitasi kegiatan praktikum Rawat Inap.
5. Zr. Zulaiha, S.Kep Selaku Kepala Bidang Keperawatan RS Islam Siti Khadijah
Palembang yang telah membimbing dalam kegiatan praktikum Rawat Inap.
6. Zr. Yuliana, BR, S.Kep selaku Kepala Ruangan Musdalifah RS Islam Siti Khadijah
Palembang yang telah membimbing dalam kegiatan praktikum Rawat Inap.
7. Zr. Freti Yunanti, S.Kep, Ners selaku CI Di RS Islam Siti Khadijah Palembang
yang membimbing dalam kegiatan praktikum Rawat Inap.
8. Drg. Sri Wahyuni, M.Kes selaku koordinator mata kuliah Penatalaksanaan Asuhan
Kesehatan Gigi dan Mulut pada pasien Rawat Inap.
9. Marlindayanti, S.pd, MDSc dan dr. Dhandi Wijaya selaku Dosen Pembimbing
Laporan praktikum Rawat Inap.

Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan
referensi bagi pihak yang membutuhkan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................1


B. RUMUSAN MASALAH ...........................................................................2
C. TUJUAN .....................................................................................................2
D. WAKTU DAN TEMPAT ..........................................................................2
E. MANFAAT .................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................3

A. DIABETES MELITUS ............................................................................7


1. DEFINISI ........................................................................................ 7
2. JENIS-JENIS ...................................................................................7
3. GEJALA .......................................................................................... 8
4. KOMPLIKASI ................................................................................9
B. KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ......................................................9

BAB III KEADAAN UMUM RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH ................

A. RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG ..............3


1. LATAR BELAKANG ....................................................................3
2. VISI, MISI, MOTTO DAN TUJUAN ............................................3
3. SEJARAH PEMEGANG JABATAN DIREKTUR ........................ 4
4. FASILITAS DAN PELAYANAN ..................................................4

BAB IV TINJAUAN KASUS ....................................................................................... 15

A. PENGKAJIAN DAN DATA SUBJEKTIF ..............................................15


B. DATA PENUNJANG...............................................................................20

BAB V PEMBAHASAN................................................................................................ 21

A. PENGKAJIAN ......................................................................................... 21
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN GIGI ...................................................21
C. PERENCANAAN ....................................................................................21
D. IMPLEMENTASI ....................................................................................22
E. EVALUASI .............................................................................................. 22

BAB VI PENUTUP........................................................................................................24

A. KESIMPULAN ........................................................................................ 24
B. SARAN .....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengertian rumah sakit menurut peraturan menteri kesehatan republik indonesia


No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit,
dinyatakan bahwa : “Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat
berkumpulmya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan
penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan
kesehatan”. Menurut keputusan menteri kesehatan republik indonesia NO.
340/KEMENKES/PER/III/2010 adalah: “ Rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.”.

beberapa jenis pelayanan diantaranya pelayanan medk, pelayanan penunjang medik,


pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitas, pencegahan dan peningkatan kesehatan,
sebagai tempat pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat
penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta untuk
menghindari resiko dan gangguan kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu
adanya penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan
kesehatan.

Perawat gigi merupakan salah satu tenaga kesehatan


pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Ruang lingkup kerja perawat gigi berdas
arkan Surat Keputusan Menkes nomor 378/ menkes/ sk/lll/2007 tentang standar profesi
perawat gigi yaitu promotif, preventif, dan kuratif. Keputusan menteri kesehatan no. 284
tentang standar pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, perawat gigi memiliki standar
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada pasien umum dan rawat inap. Perawatan atau
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rawat inap ini diperlukan karena pasien
rawat inap juga perlu mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut baik promotif,
preventif maupun pengobatan darurat untuk mengobati rasa sakit.

Diabetes melitus dan kesehatan gigi sangat erat kaitannya, terutama dengan
jaringan pendukung gigi. Diabetes melitus adalah kelainan metabolik kompleks yang
ditandai dengan hiperglikemia kronis yaitu pengurangan produksi insulin, terganggunya
aksi insulin, atau kombinasi keduanya yang menghasilkan ketidakmampuan glukosa ke
jaringan tubuh.

Beberapa perubahan didalam rongga mulut yang terjadi pada penderita diabetes
antara lain luka pada sudut mulut, mukosa mulut kering dan pecah-pecah, sensasi rasa
terbakar pada mulut dan lidah, berkurangnya air ludah (xerostomia) dimana kualitas dan
kuantitas produksi air liur/saliva dirongga mulut menurun, serta terpengaruhnya jumlah
bakteri dirongga mulut yang didominasi oleh Candida albicans, sterptococcus hemolitik
dan staphylococcus. Peningkatan resiko gigi berlubang juga ditemukan pada pasien dengan
diabetes tidak terkontrol.sedangkan perubahan pada jaringan pendukung gigi yang terjadi
pada penderita diabetes melitus antara lain kecenderungan untuk terjadi pembengkakan
gusi, polip gusi, profilerasi polip gusi, pembentukan abses, infeksi jaringan pendukung gigi
(periodontitis), dan terjadi kehilangan gigi.

Penderita diabetes melitus yang tidak rutin meminum obat secara teratur akan
berpotensi memiliki kadar gula yang lebih tinggi dibanding penderita Diabetes melitus
yang rutin meminum obatnya. Pada penderita penyakit ini, kadar gula akan menjadi lebih
tinggi kandungannya didalam air liur. peningkatan glukosa ini juga berakibat pada
kandungan plak pada permukaan gigi yang berfungsi sebagai tempat perlekatan bakteri.
Hasilnya akan lebih banyak ragam bakteri yang berkembang biak dengan baik.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut Rawat Inap


kerusakan jaringan periodontal pada Ny “K” Dengan riwayat perjalanan penyakit Diabetes
melitus di ruang Musdalifah RSI Siti Khodijah Palembang Tahun 2019.

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM

Mahasiswa dapat mengetahui tata laksana dalam Asuhan Keperawatan Gigi dan
Mulut Rawat Inap terhadap kerusakan jaringan periodontal pada Ny “K” Dengan riwayat
perjalanan penyakit Diabetes melitus di ruang Musdalifah RSI Siti Khodijah Palembang
Tahun 2019
2. TUJUAN KHUSUS
a. Untuk mengetahui Oral Hygiene dari pasien Ny “K” di Ruang
Musdalifah RSI Siti Khodijah Palembang Tahun 2019.
b. Untuk mengetahui DMF-T dari pasien Ny “K” di Ruang Musdalifah RSI
Siti Khodijah Palembang Tahun 2019.
c. Untuk mengetahui status gingiva dari pasien Ny “K” di Musdalifah RSI
Siti Khodijah Palembang Tahun 2019.
d. Mahasiswa dapat melakukan upaya Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi
dan Mulut dengan tindakan promotif terhadap Ny “K” di Musdalifah RSI
Siti Khodijah Palembang Tahun 2019.
e. Mahasiswa dapat melakukan Upaya Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi
dan Mulut dengan Tindakan Preventif Terhadap Ny “K” di Musdalifah
RSI Siti Khodijah Palembang Tahun 2019.
f. Mahasiswa dapat melakukan Upaya Pelaksanaan Asuhan Kesehatan Gigi
dan Mulut dengan Tindakan Kuratif sederhana terhadap Ny “K” di
Musdalifah RSI Siti Khodijah Palembang Tahun 2019.

D. WAKTU DAN TEMPAT


 Waktu : 12-28 JUNI 2019
 Tempat : Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang

E. MANFAAT
1. MANFAAT BAGI PENELITI
a. Untuk meingkatkan pengetahuan peneliti dalam hal penelitian.

b. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang Asuhan Keperawatan

Gigi dan Mulut.

c. Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan.

2. MANFAAT BAGI INSTITUSI


Hasil penelitian ini dalam dijadikan sebagai pertimbangan sebagai instansi
kesehatan dalam memberikan edukasi untuk peningkatan mutu pelayanan
kesehatan gigi dan mulut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Jaringan Periodontal

1.1 Definisi

Jaringan periodontal adalah jaringan yang terdapat di sekitar gigi tempat gigi
tertanam dan membentuk lengkungan rahang dengan baik (Depkes RI, 1999). Jaringan
periodontal merupakan sistem fungsional jaringan yang mengelilingi gigi dan melekatkan
pada tulang rahang, dengan demikian dapat mendukung gigi sehingga tidak terlepas dari
socketnya (Poltekkes, 2010).

Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan masyarakat


dewasa ini adalah penyakit periodontal. Umumnya, penyakit periodontal bersifat kronis
sehingga keluhan atau gejala yang timbul baru disadari oleh penderitanya apabila keadaan
sudah lanjut (Depkes RI,1991). Profil kesehatan gigi dan mulut sendiri menggambarkan
bahwa dari 12 jenis penyakit gigi dan mulut yang diderita masyarakat berobat di rumah
sakit milik Depkes RI dan pemerintah daerah, penyakit gusi dan periodontal menduduki
urutan kedua yaitu 28,32% (Depkes RI,1994).

1.2 Penyakit Periodontal


Penyakit periodontal merupakan penyakit yang mengenai jaringan periodontal
seperti gingiva, sementum, ligamen periodontal, serta tulang alveolar. Epidemiologi
penyakit periodontal menunjukkan bahwa prevalensi dan keparahan penyakit periodontal
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, faktor lokal rongga mulut dan faktor sistemik.
Banyak penelitian yang menyatakan bahwa keparahan penyakit periodontal sejalan dengan
bertambahnya umur.
Menurut penelitian Situmorang, bila dilihat bedasarkan umur skor penyakit periodontal
tertinggi (terparah) adalah usia 45-65 tahun (18,75%), sedangkan skor penyakit periodontal
yang paling rendah adalah usia 25-34 tahun (6,12%). Perilaku tentunya juga dapat
mempengaruhi status kesehatan seseorang. Perilaku dapat mencakup pengetahuan, sikap
dan tindakan. Perilaku menyikat gigi yang baik tentu dapat mengendalikan salah satu
faktor
dalam proses terjadinya karies dan penyakit periodontal yaitu plak.
1.3 Gingivitis
Gingivitis adalah inflamasi pada gingival tanpa adanya kerusakan perlekatan epitel
sebagai dasar sulkus, sehingga epitel tetap melekat pada permukaan gigi di tempat aslinya.
Gambaran klinis gingivitis umumnya berupa jaringan gingiva berwarna merah dan
lunak,mudah berdarah pada sentuhan ringan, ada perbedaan kontur gingiva, ada plak
bahkan kalkulus, tanpa adanya kerusakan puncak alveolar yang dapat diketahui secara
radiografis. Gingivitis disebabkan oleh faktor lokal dan sistemik.Faktor lokal adalah plak
bakteri gigi, yang menyebabkan terjadinya gingivitis kronis sedangkan faktor sistemik
adalah gingivitis yang disebakan oleh karena peyakit sistemik. Gingivitis merupakan
tahapan awal terjadinya suatu peradangan jaringan pendukung gigi (periodontitis) dan
terjadi karena efek jangka panjang dari penumpukan plak. Gingivitis kronis merupakan
suatu kondisi yang umum. Jika di obati, maka prognosis gingivitis adalah baik, namun jika
tidak di obati maka gingivitis dapat berlanjut menjadi periodontitis. Gingivitis kronis
merupakan suatu penyakit gusi yang timbul secara perlahan lahan dalam waktu yang lama.
Penderita gingivitis jarang merasakan nyeri atau sakit sehingga hal ini menjadi alasan
utama gingivitis kronis kurang mendapat perhatian. Rasa sakit merupakan salah satu
symptom yang membedakan antara gingivitis kronis dengan gingivitis akut.

Gambar 2 : Gingivitis marginalis


Sumber : Lindhe J, Karing T, Niklaus. Clinical Periodontology and implant dentistry. 4th
edition. Blackwell-Munksgaard : UK, 2003. p. 199

1.4 Periodontitis
Periodontitis adalah keradangan yang mengenai jaringan pendukung gigi,
disebabkan oleh mikroorganisme spesifik dapat menyebabkan kerusakan yang progresif
pada ligament periodontal, tulang alveolar disertai pembentukan poket, resesi atau
keduanya. Periodontitis berdasarkan gejala klinis gambaran radiografis diklasifikasikan
menjadi periodontitis kronis dan periodontitis agresif. Periodontitis kronis merupakan
penyakit yang secara progresif berjalan lambat. Penyakit ini disebabkan oleh faktor lokal
dan sistemik. Walaupun periodontitis kronis merupakan penyakit yang paling sering
diamati pada orang dewasa, periodontitis kronis dapat terjadi pada anak -anak dan remaja
sebagai respon terhadap akumulasi plak dan kalkulus secara kronis.

Gambar 3 : Periodontitis kronis


Sumber :Lindhe J, Karring T, Niklaus. Clinical periodontology and implant dentistry. 4th
edition. BlackwellMunksgaard : UK, 2003. p. 210

Periodontitis agresif dikenal juga sebagai early-onset periodontitis. Periodontitis


agresif diklasifikasikan sebagai periodontitis agresif lokal dan periodontitis agresif
generalis. Periodontitis agresif biasanya mempengaruhi individu sehat yang berusia di
bawah 30 tahun. Periodontitis agresif berbeda dari periodontitis kronis pada usia serangan,
kecepatan progresi penyakit, sifat, dan komposisi mikroflora subgingiva yang menyertai,
perubahan dalam respon imun host, serta agregasi familial penderita.

Gambar 4 : Periodontitis Agresif


Sumber : Lindhe J, Karring T, Niklaus. Clinical periodontology and implant dentistry.
4thedition. Blackweell-Munksgaard : UK, 2003. p. 218
1.5 FAKTOR PENYEBAB
Penyebab penyakit periodontal multifaktoral dengan kesetaraan dan keterkaitan erat
antara faktor lokal, pekerjaan lingkungan, merokok, jenis kelamin, stress dan psikososial.
Selain
itu tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah dapat mengakibatkan kurangnya
kesadaran akan pentingnya kebersihan rongga mulut, sehingga hal ini menjadi kendala
dalam usaha peningkatan kesehatan gigi dan mulut.

2. Faktor Utama
2.1 Plak
Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri
atas mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matrik interseluler jika seseorang
melalaikan kebersihan gigi dan mulutnyaFaktor lokal yang sering disebut sebagai faktor
etiologi dalam penyakit periodontal, antara lain adalah bakteri dalam plak, kalkulus, materi
alba, dan debris makanan. Di antara faktor-faktor tersebut yang terpenting adalah plak gigi.
Semua faktor lokal tersebut diakibatkan karena kurangnya memelihara kebersihan gigi dan
mulut. Loe dkk (1965) mengadakan penelitian mengenai proses terjadinya gingivitis pada
pasien-pasien dengan gingiva sehat. Mereka meminta para pasien ini
mengabaikankebersihan gigi dan mulut dan menelti perubahan-perubahan yang terjadi
pada mikroflora plak. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang erat antara plak
dan gingivitis.
Gejala klinis gingivitis mulai terlihat 10-21 hari setelah prosedur pembersihan mulut
dihentikan.Secara klinis juga terbukti bahwa mulut yang berpenyakit periodontal selalu
memperlihatkan adanya penimbunan plak yang jauh lebih banyak dari mulut yang sehat.
Dengan penelitian kuantitatif ditunjukkan bahwa jumlah plak dalam kalkulus di dalam
mulut yang berpenyakit periodontal adalah kurang dari 10 kali lebih banyak daripada di
dalam mulut yang sehat.

2.2 Kalkulus
Kalkulus merupakan suatu massa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan
melekat erat pada permukaan gigi. Kalkulus merupakan plak terkalsifikasi. Jenis kalkulus
diklasifikasikan sebagai supragingiva dan subgingiva berdasarkan relasinya dengan
gingival margin.Kalkulus supragingiva ialah kalkulus yang melekat pada permukaan
mahkota gigi mulai dari puncak gingival margin dan dapat dilihat.
Kalkulus ini berwarna putih kekuning-kuningan atau bahkan kecoklat-coklatan.
Konsistensi kalkulus ini seperti batu tanah liat dan mudah dilepaskan dari permukaan gigi
dengan skeler.Pembentukan kalkulus tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah plak di dalam
mulut,tetapi juga dipengaruhi oleh saliva. Saliva dari kelenjar saliva mengalir melalui
permukaan fasial molar atas melalui ductus Stensen sedangakn orifisium ductus Wharton’s
dan ductus Bhartolinkosong pada permukaan lingual insisivus bawah dari masing-
masingkelenjar submaxillary dan sublingual.

B. KONSEP DASAR PENYAKIT DIABETES MELITUS


1.1 Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes/ kencing manis merupakan penyakit metabolisme gula yang bersifat
kronis dan menyerang banyak orang di masyarakat seluruh dunia. Diprediksi pada tahun
2030 penderita penyakit diabetes di Indonesia dapat mencapai 21.300.000 orang. Menurut
hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab
kematian akibat diabetes pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan adalah
14,7%.
Diabetes dapat menimbulkan masalah pada organ- organ tubuh seperti mata, saraf,
ginjal, jantung, dan tak terkecuali gigi dan mulut. Penderita diabetes memiliki sistem
sirkulasi yang kurang baik, proses penyembuhan yang lebih lambat, dan lebih rentan
terhadap penyakit infeksi.

1.2 Pengaruh diabetes melitus terhadap kesehatan periodontal

Masalah gigi dan mulut yang umum ditemukan pada penderita diabetes adalah gigi
berlubang, radang gusi, kegoyangan gigi, kerusakan kelenjar liur, infeksi jamur, perubahan
indera pengecap pada lidah.

Pada penderita diabetes, gigi lebih rentan menjadi berlubang. Hal ini disebabkan
tingginya kadar gula yang terkandung di dalam liur yang akan menyuburkan kuman
penyebab gigi berlubang.

Plak yang terdapat pada permukaan gigi dan gusi penderita diabetes dapat
mengakibatkan radang gusi yang parah (gusi bengkak, merah, mudah berdarah, nyeri, bau
mulut). Jika radang gusi sudah terjadi sedemikian parahnya, akan terbentuk kantong pada
gusi yang berisi kuman dan nanah, kemudian gigi- gigi dapat lepas dengan sendirinya.
Penelitian terbaru menunjukkan diabetes-radang gusi memiliki hubungan dua arah.
Ditemukan radang gusi dapat meningkatkan kadar gula darah sehingga makin
memperparah penyakit diabetes.
Tulang dan gusi yang menjadi penopang gigi tiruan lepasan juga dapat mengalami
perubahan karena penyakit diabetes sehingga gigi tiruan lepasan seringkali menjadi mudah
lepas.
Prosedur pencabutan gigi, pemasangan implan gigi, dan prosedur bedah lainnya
harus ditunda jika kadar gula darah tidak terkontrol, karena dikhawatirkan terjadi
keterlambatan penyembuhan luka.
Tingginya kadar gula dalam liur serta menurunnya ketahanan tubuh penderita
diabetes mengakibatkan mereka menjadi semakin rentan terkena infeksi jamur. Infeksi
jamur di dalam mulut biasanya berupa bercak- bercak berwarna putih yang terasa sakit jika
dikerok. Jika mengenai lidah dapat terjadi perubahan pada indera pengecap, jika mengenai
tenggorokan dapat mengakibatkan kesulitan menelan makanan. Dapat disimpulkan bahwa
penyakit diabetes mengakibatkan kerusakan seluruh isi rongga mulut yang meliputi gigi,
lidah, gusi, tulang, dan kelenjar liur.

1.3 Mekanisme terjadinya penyakit periodontal pada penderita Diabetes Melitus

Setelah etiologi penyakit periodontal pada penderita dengan penyakit diabetes


melitus dievaluasi, ternyata penyakit diabetes melitus berpengaruh aktif terhadap
kerusakan jaringan gigi. Oleh karena itu perlu diketahui sifat penyakit diabetes tersebut
terhadap struktur periodontal dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencegah
berbagai perubahan yang merugikan . Pada penderita diabetes mellitus dengan kelainan
periodontal swelau diikuti dengan faktor iritasi lokal. Disebutkan bahwa diabetes mellitus
merupakan faktor predisposisi yang dapat mempercepat kerusakan jaringan periodontal
yang dimulai oleh agen microbial , perubahan vaskuler pada penderita diabetes dapat
mengenai pembuluh darah besar dan kecil.

Perubahan pada pembuluh darah kecil dapat dijumpai pada arteriol, kapiler dan
venula pada bermacam – macam organ serta jaringan. Akibat adanya angiopati pada
penderita diabetes melitus, pada jaringan periodontal akan mengalami kekurangan suplai
darah dan terjadi kekurangan oksigen, akibatnya akan terjadi kerusakan jaringan
periodontal. Selanjutnya akibat kekurangan oksigen pertumbuhan bakteri anaerob akan
meningkat. Dengan adanya infeksi bakteri anaerob pada diabetes melitus akan
menyebabkan pertahanan dan perfusi jaringan menurun dan mengakibatkan hipoksia
jaringan sehingga bakteri anaerob yang terdapat pada plak subgingiva menjadi berkembang
dan lebih pathogen serta menimbulkan infeksi pada jaringan periodontal. Pada neuropati
diabetes mellitus yang mengenai syaraf otonom yang menginervasi kelenjar saliva, akan
mengakibatkan produksi saliva berkurang dan terjadi xerostomia. Menurunnya kepadatan
tulang seringkali mempunyai kaitan dengan diabetes mellitus. Sehubungan dengan
kejadian ini, perlu diketahui bahwa insulin dan regulasi diabetes mellitus mempunyai
pengaruh pada metabolisme tulang, antara lain insulin meningkatkan uptake asam amino
dan sintesis kolagen oleh sel tulang , yang penting untuk formasi tulang oleh osteoblast.
Regulasi jelek diabetes mellitus menyebabkan hipokalsemia yang akan menimbulkan
peningkatan hormon paratiroid (resorbsi tulang akan meningkat). regulasi jelek diabetes
melitus juga mengganggu metabolisme vitamin D3 dengan kemungkinan menurunnya
absorbsi kalsium di usus. Selain itu juga akan merangsang makrofag untuk sintesis
beberapa sitokin yang akan meningkatkanresorbsi tulang. Semua pengaruh diabetes
mellitus pada tulang inilah yang menyebabkan adanya hubungan antara diabetes mellitus
dengan penurunan kepadatan tulang. Pengaruh glukosa terhadap jaringan periodontal.

Pada diabetes melitus dapat timbul sejumlah komplikasi yang disebabkan kadar
glukosa darah tinggi ( hiperglikemia ). Beberapa protein tubuh pada diabetes melitus
dengan hiperglikemia akan mengalami glikosilasi, dengan akibat meningkatnya jumlah
IgG terglikas. Pada keadaan hiperglikemia dan mengalami glikosilasi akan menurunkan
afinitas antibody IgG terhadap antigen, sehingga penderita diabetes mellitus mudah
terserang infeksi.

Dilaporkan bahwa ada korelasi antara kadar glukosa darah dengan prevalensi
keparahan keradangan gingival , periodontal , resorbsi tulang alveolar dan kedlaman poket
. Resistensi jaringan gigngiva dan jaringan peridontal penderita diabetes mellitus menurun
, disebabkan karena adanya perubahan komposisi kolagen , regulasi diabetes mellitus dan
hygiene mulut. Penelitian dentin akibat diet tinggi sukrosse melaporkan bahwa sucrose
dapat mengurangi pembentukan dentin termasuk perputaran metabolisme kalsium. Oleh
karena itu sucrose dapat menyebabkan perubahan pada metabolisme kalsium juga dapat
berpengaruh pada pembentukan mineral lain di jaringan , dentin , karena komposisi tulang
dan dentin serta proses pembentukan sangat mirip. Lebih lanjut dilaporkan dengan
berkurangnya beberapa mineral seperti keselurhan isi mineral dalam dentin sebagai akibat
tingginya kadar sucrose pada gigi molar tikus percobaan. Diet yang kaya sucrose dapat
menyebabkan hiperinsulinemia, insulin resistance dan peningkatan glukosa plasma.
Beberapa pengurangan pembentukan dentin juga ditemikan pada kelompok pembanding
diet sucrose. Dan didapatkan perbedaan ukuran dari ketebalan pembentukan dentin selama
penelitian. Respon dari dalam ini dapat berubah oleh karena sucrose selama terjadinya
proses kariogenik. Pembentukan dentin selama periode penelitian adalah dentin primer.
Oleh karena itu pengaturan dari dentinogenesis oleh tes diet menunjukkan adanya hasil.
Pembentukan dentin primer menjadi lebih lambat oleh karena efek racun dari metabolisme
bakteri selama proses karies lesi pada dentin , trauma atau menghalangi fungsi normal dari
odontoblast.

1.4 Perawatan periodontal pada penderita diabetes melitus

Cara mencegah terjadinya komplikasi diabetes pada gigi dan mulut yang paling
utama adalah kontrol kadar gula darah agar menjadi stabil, periksa gigi rutin ke dokter gigi
untuk mengetahui adanya masalah gigi dan gusi secara dini, sikat gigi secara teratur dua
kali sehari, bersihkan gigi tiruan setiap hari. Ketika kadar gula darah penderita diabetes
terkontrol dan kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut terjaga, maka kualitas hidup akan
meningkat, dan juga dapat menghindari komplikasi- komplikasi yang dapat terjadi.
BAB III

KEADAAN UMUM RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH

A. Rumah Sakit Islam Siti Khadijah


1. Latar Belakang

Yayasan Islam Siti Khadijah Palembang, dibentuk dengan SK gubernur


KDH TK I Sumatera Selatan, tertanggal 14 Desember 1974, Nomor
593/KPTS/VII/1974, dan disahkan melalui Akte Notaris Aminus Palembang,
Tangggal 29 Januari 1975 Nomor 62 dan didaftarkan pada Pengeadilan Negeri
(PN) Palembang, tanggal 5 Februari 1975, Nomor 32/1975, RS. Islam Siti Khadijah
Palembang, mulai beroprasional secara defenitif pada tanggal 28 Februari 1980.
Rumah sakit dimulai secara definitif untuk rawat jalan dengan jenis pelayanan
poliklinik umum, poliklinik gigi, BKIA, dan Rumah Obat (Apotek). Rumah sakit
ini ditingkatkan menjadi pelayanan rawat pada tanggal 18 April 1983 dengan
jumlah TT sebanyak 61. Tahun 1987, rumah sakit mulai dilengkapi dengan
bangunan penunjang yaitu radiologi, laboratorium ICU dan ICCU dengan jumlah
TT sebanyak 80 TT. Tahun 1995 jumlah TT ditingkatkan menjadi 120 TT, dan
pada tahun 2006 sampai sekarang TT menjadi 218 TT.

2. Visi, Misi, Motto dan Tujuan

VISI:
Menjadi Rumah Sakit unggulan yang islami

MISI:

a) Memberikan Pelayanan Kesehatan yang bernuansa islami menjangkau


seluruh masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang setinggi –
tinginya.

b) Mengelola Rumah Sakit secara profesional dan terpadu sesuai dengan


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutahir.

c) Melibatkan partisipasi karyawan dalam meningkatkan mutu dan pelayanan.


d) Meningkatkan penghasilan karyawan.

MOTTO:
Bekerja sebagai ibadah, Ridho dalam pelayanan

TUJUAN:

RS. Islam Siti Khadijah Palembang, merupakan sarana pengabdian untuk


melaksanakan maksud dan tujuan Yayasan Islam Siti Khadijah Palembang, yakni
membina, memelihara dan meningkatkan kesejahteraan umat dibidang kesehatan,
merupakan perwujudan iman dan amal saleh kepada Allah SWT.

3. Sejarah Pemegang Jabatan Direktur

a. Tahun 1974 s.d 1980 : dr.H Hasani Rakhim, SKM

b. Tahun 1980 s.d 1987 : Dr. H. Achmad Tiar, Msc

c. Tahun 1987 s.d 1995 : Dr. H. Syarif Darwin A, Sp.A(K)

d. Tahun 1995 s.d 2001 : Dr. H. Hakim Sarimuda Pohan, Sp.OG

e. Tahun 2002 s.d 2006 : Dr. H. Asri Latief Gumay, Sp.B

f. Tahun 2006 s.d 2010 : Dr.Hj Bakis Soraya, MKM

g. Tahun 2010 s.d 2014 : Dr. H. Jon Ganefi, Sp.DP-Finasim, M.Kes

h. Tahun 2014 s.d 2018 : Drg. Hj. Romayana Amran, M.Kes

i. Tahun 2018 s.d sekarang : Dr. H. Jon Ganefi, Sp.DP-Finasim, M.Kes

4. Fasilitas dan pelayanan

a. Rawat Jalan

1) Pelayanan 24 jam

a) Instalasi Gawat Darurat

b) Farmasi

c) Radiologi
d) Ambulance

e) Pemulasaran Jenazah

2) Poliklinik

a) Poliklinik Spesialis: penyakit dalam, kebidanan, paru-paru,


jantung, syaraf, kulit dan kelamin anak, bedah dan THT.

b) Poliklinik Umum: KIA/KB, psikolog, gigi, gizi

c) Medical check up

d) Hemodialisa

e) Kamar operasi

f) Kemotrapi

g) Kamar bersalin

b. Rawat Inap

1) VIP Utama

2) VIP Khusus

3) Kelas IA

4) Kelas IB

5) Kelas II

6) Kelas III

7) Perawatan Intensif (ICU dan ICCU)

8) Perawatan anak dan bayi

c. Pelayanan Penunjang

1) Farmasi

2) Radiologi
3) Laboratotium

4) Kamar Operasi

5) Rehabilitas Medik

6) Gizi

7) Diagnostik (USG, ECG, Treadmill, Audiometti, Spiromerti)

8) Ambulance

9) Pemulasaran Jenazah

d. Pembinaan Kerohanian

1) Kunjungan kerumah pasca perawatan

2) Bakti Sosial

3) ceramah agama/kultum selesai sholat Dzuhur berjama’ah

4) perayaan hari-hari besar islam

e. Fasilitas Umum

1) Masjid

2) ATM

3) Pakir Area

4) Wartel

5) Kantin

6) Kios Fotocopy

7) Kantor kas Bank Sumsel Syariah

8) Musolah
BAB IV

TINJAUAN KASUS

4.1.Pengkajian dan Data Subjektif


4.1.1 Data Umum Pasien dan Penanggung Jawab

a) Identitas Klien
Nama : Kurnia
Umur : 56 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Way Hitam, Kandang Kawat
No. Rekam Medik : 275775
Tanggal Masuk Rs : 11-06-2019
Tanggal Pengkajian : 20-06-2019
Diagnose Medis : Diabetes Melitus

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Yeni
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Way Hitam, Kandang Kawat
Pekerjaan : Perawat Siti Khadijah
Hubungan Keluarga : Anak Kandung
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien merasakan mulutnya kering dan pecah-pecah, terdapat luka pada sudut
mulut dan terdapat peradangan pada gusi akibat dari giginya yang sudah habis
karena penyakit periodontitis yang disebabkan oleh penyakit diabetes melitus.

2. Riwayat Perjalanan Penyakit


- Dulu Pasien merasa giginya goyang dan terasa mengganggu pada saat
mengunyah makanan. Dan sekarang giginya sudah habis karena penyakit
diabetes melitus yang menyebabkan periodontitis.

Pemeriksaan Umum

1. Pemeriksaan Fisik
Tingkat Kesadaran : Baik
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Pernapasan : 20 kali/menit
Nadi : 80 kali/menit
Temperature : 36,0 ℃
Berat Badan : 80 Kg
Tinggi Badan : 150 cm

2. Pemeriksaan Mulut
Bentuk Bibir : Simetris
Keadaan umum : Lemah
Gigi : Tidak Terdapat Gigi Lagi

Dari pemeriksaan tersebut didapati hasil keadaan gigi pasien sebagai berikut :
a. Extra oral
Muka : Simetris
Kelenjar submandibularis : - Kanan : teraba/lunak/tidak sakit
- Kiri : teraba/lunak/tidak sakit
b. Intra oral
Bibir : Normal
Lidah : Normal
Mucosa Bucal : Normal
Mucosa Palatal : Normal
Mucosa Lingual : Normal
Kelenjar Ludah : Normal

STATUS GINGIVA

55 54 53 52 51 61 62 63 64 65

- - - - - - - - - - - - - - - -
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
- - - - - - - - - - - - - - - -

85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
Keterangan :
0 : Normal
1 : Gingivitis
2 : Sub Gingival Abces
3 : Supra Gingival Calculus
4 : Sub Gingival Calculus

STATUS KEBERSIHAN MULUT (OHI-S)

Debris Indeks (DI) Calculus Indeks (CI)

- - - - - -

- - - - - -

DI = - CI = -
Kriteria DI : - Kriteria CI : -
Keterangan : Tidak Dapat Dihitung
Kriteria DI & CI : Baik = 0-0,6
Sedang = 0,7-1,8
Buruk = 1,9-3,0
Kriteria OHI-S : Baik = 0 - 1,2
Sedang = 1,3 - 3,0
Buruk = 3,1 - 6,0

STATUS LOKAL GIGI GELIGI

55 54 53 52 51 61 62 63 64 65

M M M M M M M M M M M M M M M M
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
M M M M M M M M M M M M M M M M

85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

D =- d=-

M = 32 e=-

F =- f=-

Keterangan :

D = Gigi Berlubang

M = Gigi Yang Hilang

F = Gigi Yang Ditambal Dan Terkena Karies Lebih Lanjut

4.2 Diagnosa Keperawatan Gigi

Dari hasil diagnosa terhadap pasien Ny “K” dapat disimpulkan tidak terpenuhinya
kesehatan gigi dan mulut yang memadai.

4.3 Perencanaan
1. Lakukan komunikasi terapeutik
2. Berikan pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi dan
mulut, akibat dan resiko yang terjadi apabila tidak menjaga kebersihan gigi
dan mulutnya, cara menyikat gigi yang baik dan benar.
3. Siapkan alat dan bahan
4. Lakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut
5. Atur posisi pasien
6. Berikan instruksi perawatan gigi dirumah

4.4 Implementasi
1. Melakukan komunikasi terapeutik, dilakukan pada hari sabtu 22 Juni 2019
2. Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi
dan mulut, akibat dan resiko yang terjadi apabila tidak menjaga kebersihan
gigi dan mulutnya, cara menyikat gigi yang baik dan benar, dilakukan pada
hari sabtu 22 Juni 2019
3. Menyiapkan alat dan bahan, dilakukan pada hari sabtu 22 Juni 2019
4. Melakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut, dilakukan pada hari
sabtu 22 Juni 2019
5. Mengatur posisi pasien, sabtu 22 Juni 2019
6. dilakukan pada harisabtu 22 Juni 2019
7. Memberikan instruksi perawatan gigi dirumah, dilakukan pada hari sabtu 22
Juni 2019

4.5 Evaluasi

Tercapainya kebutuhan dan kenyamanan pasien dalam kesehatan gigi dan


mulut yang dilihat dari:

1. Kebersihan gigi dan mulut yang meningkat


2. Tidak adanya keluhan yang dialami oleh pasien
3. Sudah terpenuhinya kebersihan gigi dan mulut pasien.

Penyuluhan dan pelaksanaan sikat gigi

Alat Bahan
1. Basic instrumen ( pinset, 1. Air bersih
sonde, kacamulut, eksavator) 2. Tissue
2. Nier bekken ( bengkok ) 3. Pasta gigi
3. Kassa 4. Alkohol 70%
4. APD ( Alat Pelindung Diri) 5. Betadine kumur
5. Format asuhan keperawatan
gigi dan mulut untuk
mencatan hasil pemeriksaan

Alasan dilakukan penyuluhan pentingnya menjaga kesehatan gigi:

Penyuluhan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah suatu tindakan
untuk memberikan pengetahuan kepada pasien dengan tujuan agar pasien dapat
memelihara, merawat, dan menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan baik dan benar.

Prosedur pelaksanaan:

1. Membantu membenahkan posisi pasien ( pasien be rest)


2. Membentangkan handuk dibawah dagu pasien
3. Menyiapkan kassa bersih yang ditetesi betadine kumur
4. Menggosokan kassa yang di tetesi betadine keseluruh permukaan gigi pasien
dimulai dari kiri bawah
5. Setelah permukaan gigi sudah bersih, kemudian di bilas menggunakan kassa
yang di basahi dengan air mineral
6. Pastikan seluruh permukaan gigi benar-benar bersih dari betadine kumur
7. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang cara menjaga kesehatan
gigi pasien bed rest agar bisa diterapkan dirumah
BAB V

PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN

I. Identitas Pasien

Nama : Kurnia
Umur : 56 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Way Hitam, Kandang Kawat
No. Rekam Medik : 275775
Tanggal Masuk Rs : 11-06-2019
Tanggal Pengkajian : 20-06-2019
Diagnose Medis : Diabetes Melitus

II. Keluhan Utama


Pasien merasakan mulutnya kering dan pecah-pecah, terdapat luka pada sudut
mulut dan terdapat peradangan pada gusi akibat dari giginya yang sudah habis
karena penyakit periodontitis yang disebabkan oleh penyakit diabetes melitus.

III. Riwayat Perjalanan Penyakit


Dulu Pasien merasa giginya goyang dan terasa mengganggu pada saat mengunyah
makana Dan sekarang giginya sudah habis karena penyakit diabetes melitus yang
menyebabkan periodontitis.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN GIGI

Sesuai dengan pemeriksaan intra oral pada pasien ny. K, tidak ditemui lagi adanya
gigi geligi pada rongga mulut pasien. Penyebab hilangnya gigi dapat dikaitkan
dengan penyakit sistematik yang diderita pasien, yaitu diabetes melitus. Menurut
teori yang dijelaskan pada bab sebelumnya diabetes melitus sangat mempengaruhi
kesehatan gigi di dalam rongga mulut. Maka dari itu diagnosa keperawatan gigi yang
berkaitan dengan keadaan ini adalah penyakit periodontitis pada jaringan pendukung
gigi. Rusaknya jaringan pendukung gigi menyebabkan gigi tidak dapat melekat pada
gusi sebagaimana mestinya dan tulang alveolar menjad rusak sehingga gigi menjadi
goyang dan lepas.

C. PERENCANAAN

Dengan keadaan fisik dan penyakit yang diderita ny. K, maka rencana perawatan yang
akan dilakukan antara lain :

1. Penyuluhan mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar.
2. Mengajarkan keluarga pasien untuk membersihkan mulut ny. K dengan kassa yang
diberi air hangat sesudah makan, dan setelah tidur karena kondisi intra oral pasien
yang sudah tidak sempurna.
3. Memberitahukan pasien untuk pembersihan mulut dengan kassa yang diberi air hangat
sesudah makan, dan setelah tidur dengan dibantu keluarga atau perawat rumah sakit.
Hal ini dilakukan karena kondisi intra oral yang sudah tidak sempurna dan keadaan
tubuh yang susah untuk berdiri.
4. Pemantauan terhadap keluarga pasien, apakah keluarga pasien melakukan
pembersihan gigi dengan benar dan waktu yang tepat.
5. Evaluasi terhadap keluarga pasien, apakah keluarga pasien melakukan pembersihan
gigi dengan benar dan waktu yang tepat.

D. IMPLEMENTASI

Setelah menyusun perencanaan maka rangkaian kegiatan yang perlu dilakukan selanjutnya
untuk membantu pasien dalam menangani masalah keseahatan gigi dan mulutnya adalah
sebagai berikut :

1. Penyuluhan mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar.
2. Mengajarkan keluarga pasien untuk membersihkan mulut ny. Kurnia dengan kassa
yang diberi air hangat sesudah makan, dan setelah tidur karena kondisi intra oral
pasien yang sudah tidak sempurna.
3. Melakukan pembersihan mulut dengan kassa yang diberi air hangat sesudah makan,
dan setelah tidur dengan dibantu keluarga atau perawat rumah sakit. Hal ini dilakukan
karena kondisi intra oral yang sudah tidak sempurna dan keadaan tubuh yang susah
untuk berdiri.
4. Melakukan pemantauan terhadap keluarga pasien, apakah keluarga pasien melakukan
pembersihan gigi dengan benar dan waktu yang tepat.
5. Melakukan Evaluasi terhadap keluarga pasien, apakah keluarga pasien melakukan
pembersihan gigi dengan benar dan waktu yang tepat.

E. EVALUASI

BELUM DILAKASANAKAN
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata kesehatan giginya belum baik sehingga


menggangu kenyaman dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu terbebasnya
dari rasa sakit. Maka dilakukan tindakan pada Ny ‘K’ pasien bed rest penderita Diabetes
Melitusyaitu upaya promotif dengan melakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan
mulut dan upaya preventif dengan melakukan upaya pembersihan gigi pada pasien bed rest
untung mencegah terjadinya kerusakan gigi yang lebih lanjut, dan juga memberikan
edukasi tentang cara menjaga kebersiham gigi dan mulut kepada keluarga pasien agar
dapat diterapkan dirumah.

B. Saran

Setelah dilakukan tindakan promotif yaitu denagn dilakukan penyuluhan tentang


kesehatan gigi dan mulut, diharapkan pasien Ny ‘K’ dapat menerapkan dalam kehidupan
sehari-hati dan berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai