Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat, berkah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan mata kuliah
praktek pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut pasien rawat inap dengan judul
Penyusunan laporan ini banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan
referensi bagi pihak yang membutuhkan.
i
DAFTAR ISI
BAB III KEADAAN UMUM RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH ................
BAB V PEMBAHASAN................................................................................................ 21
A. PENGKAJIAN ......................................................................................... 21
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN GIGI ...................................................21
C. PERENCANAAN ....................................................................................21
D. IMPLEMENTASI ....................................................................................22
E. EVALUASI .............................................................................................. 22
BAB VI PENUTUP........................................................................................................24
A. KESIMPULAN ........................................................................................ 24
B. SARAN .....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus dan kesehatan gigi sangat erat kaitannya, terutama dengan
jaringan pendukung gigi. Diabetes melitus adalah kelainan metabolik kompleks yang
ditandai dengan hiperglikemia kronis yaitu pengurangan produksi insulin, terganggunya
aksi insulin, atau kombinasi keduanya yang menghasilkan ketidakmampuan glukosa ke
jaringan tubuh.
Beberapa perubahan didalam rongga mulut yang terjadi pada penderita diabetes
antara lain luka pada sudut mulut, mukosa mulut kering dan pecah-pecah, sensasi rasa
terbakar pada mulut dan lidah, berkurangnya air ludah (xerostomia) dimana kualitas dan
kuantitas produksi air liur/saliva dirongga mulut menurun, serta terpengaruhnya jumlah
bakteri dirongga mulut yang didominasi oleh Candida albicans, sterptococcus hemolitik
dan staphylococcus. Peningkatan resiko gigi berlubang juga ditemukan pada pasien dengan
diabetes tidak terkontrol.sedangkan perubahan pada jaringan pendukung gigi yang terjadi
pada penderita diabetes melitus antara lain kecenderungan untuk terjadi pembengkakan
gusi, polip gusi, profilerasi polip gusi, pembentukan abses, infeksi jaringan pendukung gigi
(periodontitis), dan terjadi kehilangan gigi.
Penderita diabetes melitus yang tidak rutin meminum obat secara teratur akan
berpotensi memiliki kadar gula yang lebih tinggi dibanding penderita Diabetes melitus
yang rutin meminum obatnya. Pada penderita penyakit ini, kadar gula akan menjadi lebih
tinggi kandungannya didalam air liur. peningkatan glukosa ini juga berakibat pada
kandungan plak pada permukaan gigi yang berfungsi sebagai tempat perlekatan bakteri.
Hasilnya akan lebih banyak ragam bakteri yang berkembang biak dengan baik.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Mahasiswa dapat mengetahui tata laksana dalam Asuhan Keperawatan Gigi dan
Mulut Rawat Inap terhadap kerusakan jaringan periodontal pada Ny “K” Dengan riwayat
perjalanan penyakit Diabetes melitus di ruang Musdalifah RSI Siti Khodijah Palembang
Tahun 2019
2. TUJUAN KHUSUS
a. Untuk mengetahui Oral Hygiene dari pasien Ny “K” di Ruang
Musdalifah RSI Siti Khodijah Palembang Tahun 2019.
b. Untuk mengetahui DMF-T dari pasien Ny “K” di Ruang Musdalifah RSI
Siti Khodijah Palembang Tahun 2019.
c. Untuk mengetahui status gingiva dari pasien Ny “K” di Musdalifah RSI
Siti Khodijah Palembang Tahun 2019.
d. Mahasiswa dapat melakukan upaya Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi
dan Mulut dengan tindakan promotif terhadap Ny “K” di Musdalifah RSI
Siti Khodijah Palembang Tahun 2019.
e. Mahasiswa dapat melakukan Upaya Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi
dan Mulut dengan Tindakan Preventif Terhadap Ny “K” di Musdalifah
RSI Siti Khodijah Palembang Tahun 2019.
f. Mahasiswa dapat melakukan Upaya Pelaksanaan Asuhan Kesehatan Gigi
dan Mulut dengan Tindakan Kuratif sederhana terhadap Ny “K” di
Musdalifah RSI Siti Khodijah Palembang Tahun 2019.
E. MANFAAT
1. MANFAAT BAGI PENELITI
a. Untuk meingkatkan pengetahuan peneliti dalam hal penelitian.
A. Jaringan Periodontal
1.1 Definisi
Jaringan periodontal adalah jaringan yang terdapat di sekitar gigi tempat gigi
tertanam dan membentuk lengkungan rahang dengan baik (Depkes RI, 1999). Jaringan
periodontal merupakan sistem fungsional jaringan yang mengelilingi gigi dan melekatkan
pada tulang rahang, dengan demikian dapat mendukung gigi sehingga tidak terlepas dari
socketnya (Poltekkes, 2010).
1.4 Periodontitis
Periodontitis adalah keradangan yang mengenai jaringan pendukung gigi,
disebabkan oleh mikroorganisme spesifik dapat menyebabkan kerusakan yang progresif
pada ligament periodontal, tulang alveolar disertai pembentukan poket, resesi atau
keduanya. Periodontitis berdasarkan gejala klinis gambaran radiografis diklasifikasikan
menjadi periodontitis kronis dan periodontitis agresif. Periodontitis kronis merupakan
penyakit yang secara progresif berjalan lambat. Penyakit ini disebabkan oleh faktor lokal
dan sistemik. Walaupun periodontitis kronis merupakan penyakit yang paling sering
diamati pada orang dewasa, periodontitis kronis dapat terjadi pada anak -anak dan remaja
sebagai respon terhadap akumulasi plak dan kalkulus secara kronis.
2. Faktor Utama
2.1 Plak
Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri
atas mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matrik interseluler jika seseorang
melalaikan kebersihan gigi dan mulutnyaFaktor lokal yang sering disebut sebagai faktor
etiologi dalam penyakit periodontal, antara lain adalah bakteri dalam plak, kalkulus, materi
alba, dan debris makanan. Di antara faktor-faktor tersebut yang terpenting adalah plak gigi.
Semua faktor lokal tersebut diakibatkan karena kurangnya memelihara kebersihan gigi dan
mulut. Loe dkk (1965) mengadakan penelitian mengenai proses terjadinya gingivitis pada
pasien-pasien dengan gingiva sehat. Mereka meminta para pasien ini
mengabaikankebersihan gigi dan mulut dan menelti perubahan-perubahan yang terjadi
pada mikroflora plak. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang erat antara plak
dan gingivitis.
Gejala klinis gingivitis mulai terlihat 10-21 hari setelah prosedur pembersihan mulut
dihentikan.Secara klinis juga terbukti bahwa mulut yang berpenyakit periodontal selalu
memperlihatkan adanya penimbunan plak yang jauh lebih banyak dari mulut yang sehat.
Dengan penelitian kuantitatif ditunjukkan bahwa jumlah plak dalam kalkulus di dalam
mulut yang berpenyakit periodontal adalah kurang dari 10 kali lebih banyak daripada di
dalam mulut yang sehat.
2.2 Kalkulus
Kalkulus merupakan suatu massa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan
melekat erat pada permukaan gigi. Kalkulus merupakan plak terkalsifikasi. Jenis kalkulus
diklasifikasikan sebagai supragingiva dan subgingiva berdasarkan relasinya dengan
gingival margin.Kalkulus supragingiva ialah kalkulus yang melekat pada permukaan
mahkota gigi mulai dari puncak gingival margin dan dapat dilihat.
Kalkulus ini berwarna putih kekuning-kuningan atau bahkan kecoklat-coklatan.
Konsistensi kalkulus ini seperti batu tanah liat dan mudah dilepaskan dari permukaan gigi
dengan skeler.Pembentukan kalkulus tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah plak di dalam
mulut,tetapi juga dipengaruhi oleh saliva. Saliva dari kelenjar saliva mengalir melalui
permukaan fasial molar atas melalui ductus Stensen sedangakn orifisium ductus Wharton’s
dan ductus Bhartolinkosong pada permukaan lingual insisivus bawah dari masing-
masingkelenjar submaxillary dan sublingual.
Masalah gigi dan mulut yang umum ditemukan pada penderita diabetes adalah gigi
berlubang, radang gusi, kegoyangan gigi, kerusakan kelenjar liur, infeksi jamur, perubahan
indera pengecap pada lidah.
Pada penderita diabetes, gigi lebih rentan menjadi berlubang. Hal ini disebabkan
tingginya kadar gula yang terkandung di dalam liur yang akan menyuburkan kuman
penyebab gigi berlubang.
Plak yang terdapat pada permukaan gigi dan gusi penderita diabetes dapat
mengakibatkan radang gusi yang parah (gusi bengkak, merah, mudah berdarah, nyeri, bau
mulut). Jika radang gusi sudah terjadi sedemikian parahnya, akan terbentuk kantong pada
gusi yang berisi kuman dan nanah, kemudian gigi- gigi dapat lepas dengan sendirinya.
Penelitian terbaru menunjukkan diabetes-radang gusi memiliki hubungan dua arah.
Ditemukan radang gusi dapat meningkatkan kadar gula darah sehingga makin
memperparah penyakit diabetes.
Tulang dan gusi yang menjadi penopang gigi tiruan lepasan juga dapat mengalami
perubahan karena penyakit diabetes sehingga gigi tiruan lepasan seringkali menjadi mudah
lepas.
Prosedur pencabutan gigi, pemasangan implan gigi, dan prosedur bedah lainnya
harus ditunda jika kadar gula darah tidak terkontrol, karena dikhawatirkan terjadi
keterlambatan penyembuhan luka.
Tingginya kadar gula dalam liur serta menurunnya ketahanan tubuh penderita
diabetes mengakibatkan mereka menjadi semakin rentan terkena infeksi jamur. Infeksi
jamur di dalam mulut biasanya berupa bercak- bercak berwarna putih yang terasa sakit jika
dikerok. Jika mengenai lidah dapat terjadi perubahan pada indera pengecap, jika mengenai
tenggorokan dapat mengakibatkan kesulitan menelan makanan. Dapat disimpulkan bahwa
penyakit diabetes mengakibatkan kerusakan seluruh isi rongga mulut yang meliputi gigi,
lidah, gusi, tulang, dan kelenjar liur.
Perubahan pada pembuluh darah kecil dapat dijumpai pada arteriol, kapiler dan
venula pada bermacam – macam organ serta jaringan. Akibat adanya angiopati pada
penderita diabetes melitus, pada jaringan periodontal akan mengalami kekurangan suplai
darah dan terjadi kekurangan oksigen, akibatnya akan terjadi kerusakan jaringan
periodontal. Selanjutnya akibat kekurangan oksigen pertumbuhan bakteri anaerob akan
meningkat. Dengan adanya infeksi bakteri anaerob pada diabetes melitus akan
menyebabkan pertahanan dan perfusi jaringan menurun dan mengakibatkan hipoksia
jaringan sehingga bakteri anaerob yang terdapat pada plak subgingiva menjadi berkembang
dan lebih pathogen serta menimbulkan infeksi pada jaringan periodontal. Pada neuropati
diabetes mellitus yang mengenai syaraf otonom yang menginervasi kelenjar saliva, akan
mengakibatkan produksi saliva berkurang dan terjadi xerostomia. Menurunnya kepadatan
tulang seringkali mempunyai kaitan dengan diabetes mellitus. Sehubungan dengan
kejadian ini, perlu diketahui bahwa insulin dan regulasi diabetes mellitus mempunyai
pengaruh pada metabolisme tulang, antara lain insulin meningkatkan uptake asam amino
dan sintesis kolagen oleh sel tulang , yang penting untuk formasi tulang oleh osteoblast.
Regulasi jelek diabetes mellitus menyebabkan hipokalsemia yang akan menimbulkan
peningkatan hormon paratiroid (resorbsi tulang akan meningkat). regulasi jelek diabetes
melitus juga mengganggu metabolisme vitamin D3 dengan kemungkinan menurunnya
absorbsi kalsium di usus. Selain itu juga akan merangsang makrofag untuk sintesis
beberapa sitokin yang akan meningkatkanresorbsi tulang. Semua pengaruh diabetes
mellitus pada tulang inilah yang menyebabkan adanya hubungan antara diabetes mellitus
dengan penurunan kepadatan tulang. Pengaruh glukosa terhadap jaringan periodontal.
Pada diabetes melitus dapat timbul sejumlah komplikasi yang disebabkan kadar
glukosa darah tinggi ( hiperglikemia ). Beberapa protein tubuh pada diabetes melitus
dengan hiperglikemia akan mengalami glikosilasi, dengan akibat meningkatnya jumlah
IgG terglikas. Pada keadaan hiperglikemia dan mengalami glikosilasi akan menurunkan
afinitas antibody IgG terhadap antigen, sehingga penderita diabetes mellitus mudah
terserang infeksi.
Dilaporkan bahwa ada korelasi antara kadar glukosa darah dengan prevalensi
keparahan keradangan gingival , periodontal , resorbsi tulang alveolar dan kedlaman poket
. Resistensi jaringan gigngiva dan jaringan peridontal penderita diabetes mellitus menurun
, disebabkan karena adanya perubahan komposisi kolagen , regulasi diabetes mellitus dan
hygiene mulut. Penelitian dentin akibat diet tinggi sukrosse melaporkan bahwa sucrose
dapat mengurangi pembentukan dentin termasuk perputaran metabolisme kalsium. Oleh
karena itu sucrose dapat menyebabkan perubahan pada metabolisme kalsium juga dapat
berpengaruh pada pembentukan mineral lain di jaringan , dentin , karena komposisi tulang
dan dentin serta proses pembentukan sangat mirip. Lebih lanjut dilaporkan dengan
berkurangnya beberapa mineral seperti keselurhan isi mineral dalam dentin sebagai akibat
tingginya kadar sucrose pada gigi molar tikus percobaan. Diet yang kaya sucrose dapat
menyebabkan hiperinsulinemia, insulin resistance dan peningkatan glukosa plasma.
Beberapa pengurangan pembentukan dentin juga ditemikan pada kelompok pembanding
diet sucrose. Dan didapatkan perbedaan ukuran dari ketebalan pembentukan dentin selama
penelitian. Respon dari dalam ini dapat berubah oleh karena sucrose selama terjadinya
proses kariogenik. Pembentukan dentin selama periode penelitian adalah dentin primer.
Oleh karena itu pengaturan dari dentinogenesis oleh tes diet menunjukkan adanya hasil.
Pembentukan dentin primer menjadi lebih lambat oleh karena efek racun dari metabolisme
bakteri selama proses karies lesi pada dentin , trauma atau menghalangi fungsi normal dari
odontoblast.
Cara mencegah terjadinya komplikasi diabetes pada gigi dan mulut yang paling
utama adalah kontrol kadar gula darah agar menjadi stabil, periksa gigi rutin ke dokter gigi
untuk mengetahui adanya masalah gigi dan gusi secara dini, sikat gigi secara teratur dua
kali sehari, bersihkan gigi tiruan setiap hari. Ketika kadar gula darah penderita diabetes
terkontrol dan kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut terjaga, maka kualitas hidup akan
meningkat, dan juga dapat menghindari komplikasi- komplikasi yang dapat terjadi.
BAB III
VISI:
Menjadi Rumah Sakit unggulan yang islami
MISI:
MOTTO:
Bekerja sebagai ibadah, Ridho dalam pelayanan
TUJUAN:
a. Rawat Jalan
1) Pelayanan 24 jam
b) Farmasi
c) Radiologi
d) Ambulance
e) Pemulasaran Jenazah
2) Poliklinik
c) Medical check up
d) Hemodialisa
e) Kamar operasi
f) Kemotrapi
g) Kamar bersalin
b. Rawat Inap
1) VIP Utama
2) VIP Khusus
3) Kelas IA
4) Kelas IB
5) Kelas II
6) Kelas III
c. Pelayanan Penunjang
1) Farmasi
2) Radiologi
3) Laboratotium
4) Kamar Operasi
5) Rehabilitas Medik
6) Gizi
8) Ambulance
9) Pemulasaran Jenazah
d. Pembinaan Kerohanian
2) Bakti Sosial
e. Fasilitas Umum
1) Masjid
2) ATM
3) Pakir Area
4) Wartel
5) Kantin
6) Kios Fotocopy
8) Musolah
BAB IV
TINJAUAN KASUS
a) Identitas Klien
Nama : Kurnia
Umur : 56 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Way Hitam, Kandang Kawat
No. Rekam Medik : 275775
Tanggal Masuk Rs : 11-06-2019
Tanggal Pengkajian : 20-06-2019
Diagnose Medis : Diabetes Melitus
Pemeriksaan Umum
1. Pemeriksaan Fisik
Tingkat Kesadaran : Baik
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Pernapasan : 20 kali/menit
Nadi : 80 kali/menit
Temperature : 36,0 ℃
Berat Badan : 80 Kg
Tinggi Badan : 150 cm
2. Pemeriksaan Mulut
Bentuk Bibir : Simetris
Keadaan umum : Lemah
Gigi : Tidak Terdapat Gigi Lagi
Dari pemeriksaan tersebut didapati hasil keadaan gigi pasien sebagai berikut :
a. Extra oral
Muka : Simetris
Kelenjar submandibularis : - Kanan : teraba/lunak/tidak sakit
- Kiri : teraba/lunak/tidak sakit
b. Intra oral
Bibir : Normal
Lidah : Normal
Mucosa Bucal : Normal
Mucosa Palatal : Normal
Mucosa Lingual : Normal
Kelenjar Ludah : Normal
STATUS GINGIVA
55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
- - - - - - - - - - - - - - - -
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
- - - - - - - - - - - - - - - -
85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
Keterangan :
0 : Normal
1 : Gingivitis
2 : Sub Gingival Abces
3 : Supra Gingival Calculus
4 : Sub Gingival Calculus
- - - - - -
- - - - - -
DI = - CI = -
Kriteria DI : - Kriteria CI : -
Keterangan : Tidak Dapat Dihitung
Kriteria DI & CI : Baik = 0-0,6
Sedang = 0,7-1,8
Buruk = 1,9-3,0
Kriteria OHI-S : Baik = 0 - 1,2
Sedang = 1,3 - 3,0
Buruk = 3,1 - 6,0
55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
M M M M M M M M M M M M M M M M
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
M M M M M M M M M M M M M M M M
85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
D =- d=-
M = 32 e=-
F =- f=-
Keterangan :
D = Gigi Berlubang
Dari hasil diagnosa terhadap pasien Ny “K” dapat disimpulkan tidak terpenuhinya
kesehatan gigi dan mulut yang memadai.
4.3 Perencanaan
1. Lakukan komunikasi terapeutik
2. Berikan pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi dan
mulut, akibat dan resiko yang terjadi apabila tidak menjaga kebersihan gigi
dan mulutnya, cara menyikat gigi yang baik dan benar.
3. Siapkan alat dan bahan
4. Lakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut
5. Atur posisi pasien
6. Berikan instruksi perawatan gigi dirumah
4.4 Implementasi
1. Melakukan komunikasi terapeutik, dilakukan pada hari sabtu 22 Juni 2019
2. Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi
dan mulut, akibat dan resiko yang terjadi apabila tidak menjaga kebersihan
gigi dan mulutnya, cara menyikat gigi yang baik dan benar, dilakukan pada
hari sabtu 22 Juni 2019
3. Menyiapkan alat dan bahan, dilakukan pada hari sabtu 22 Juni 2019
4. Melakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut, dilakukan pada hari
sabtu 22 Juni 2019
5. Mengatur posisi pasien, sabtu 22 Juni 2019
6. dilakukan pada harisabtu 22 Juni 2019
7. Memberikan instruksi perawatan gigi dirumah, dilakukan pada hari sabtu 22
Juni 2019
4.5 Evaluasi
Alat Bahan
1. Basic instrumen ( pinset, 1. Air bersih
sonde, kacamulut, eksavator) 2. Tissue
2. Nier bekken ( bengkok ) 3. Pasta gigi
3. Kassa 4. Alkohol 70%
4. APD ( Alat Pelindung Diri) 5. Betadine kumur
5. Format asuhan keperawatan
gigi dan mulut untuk
mencatan hasil pemeriksaan
Penyuluhan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah suatu tindakan
untuk memberikan pengetahuan kepada pasien dengan tujuan agar pasien dapat
memelihara, merawat, dan menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan baik dan benar.
Prosedur pelaksanaan:
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Pasien
Nama : Kurnia
Umur : 56 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Way Hitam, Kandang Kawat
No. Rekam Medik : 275775
Tanggal Masuk Rs : 11-06-2019
Tanggal Pengkajian : 20-06-2019
Diagnose Medis : Diabetes Melitus
Sesuai dengan pemeriksaan intra oral pada pasien ny. K, tidak ditemui lagi adanya
gigi geligi pada rongga mulut pasien. Penyebab hilangnya gigi dapat dikaitkan
dengan penyakit sistematik yang diderita pasien, yaitu diabetes melitus. Menurut
teori yang dijelaskan pada bab sebelumnya diabetes melitus sangat mempengaruhi
kesehatan gigi di dalam rongga mulut. Maka dari itu diagnosa keperawatan gigi yang
berkaitan dengan keadaan ini adalah penyakit periodontitis pada jaringan pendukung
gigi. Rusaknya jaringan pendukung gigi menyebabkan gigi tidak dapat melekat pada
gusi sebagaimana mestinya dan tulang alveolar menjad rusak sehingga gigi menjadi
goyang dan lepas.
C. PERENCANAAN
Dengan keadaan fisik dan penyakit yang diderita ny. K, maka rencana perawatan yang
akan dilakukan antara lain :
1. Penyuluhan mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar.
2. Mengajarkan keluarga pasien untuk membersihkan mulut ny. K dengan kassa yang
diberi air hangat sesudah makan, dan setelah tidur karena kondisi intra oral pasien
yang sudah tidak sempurna.
3. Memberitahukan pasien untuk pembersihan mulut dengan kassa yang diberi air hangat
sesudah makan, dan setelah tidur dengan dibantu keluarga atau perawat rumah sakit.
Hal ini dilakukan karena kondisi intra oral yang sudah tidak sempurna dan keadaan
tubuh yang susah untuk berdiri.
4. Pemantauan terhadap keluarga pasien, apakah keluarga pasien melakukan
pembersihan gigi dengan benar dan waktu yang tepat.
5. Evaluasi terhadap keluarga pasien, apakah keluarga pasien melakukan pembersihan
gigi dengan benar dan waktu yang tepat.
D. IMPLEMENTASI
Setelah menyusun perencanaan maka rangkaian kegiatan yang perlu dilakukan selanjutnya
untuk membantu pasien dalam menangani masalah keseahatan gigi dan mulutnya adalah
sebagai berikut :
1. Penyuluhan mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar.
2. Mengajarkan keluarga pasien untuk membersihkan mulut ny. Kurnia dengan kassa
yang diberi air hangat sesudah makan, dan setelah tidur karena kondisi intra oral
pasien yang sudah tidak sempurna.
3. Melakukan pembersihan mulut dengan kassa yang diberi air hangat sesudah makan,
dan setelah tidur dengan dibantu keluarga atau perawat rumah sakit. Hal ini dilakukan
karena kondisi intra oral yang sudah tidak sempurna dan keadaan tubuh yang susah
untuk berdiri.
4. Melakukan pemantauan terhadap keluarga pasien, apakah keluarga pasien melakukan
pembersihan gigi dengan benar dan waktu yang tepat.
5. Melakukan Evaluasi terhadap keluarga pasien, apakah keluarga pasien melakukan
pembersihan gigi dengan benar dan waktu yang tepat.
E. EVALUASI
BELUM DILAKASANAKAN
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran