Koding Update PMK 76 2016 PDF
Koding Update PMK 76 2016 PDF
NCC
Out line
1. Definisi Casemix
2. Proses koding
3. Koding ICD 10 dan ICD 9 CM
4. Up-date ICD-10 dan ICD 9 CM
5. Aturan kodig lainnya
6. Struktur INA-CBG
7. Up-date logic grouper 5.1
1. DEFINISI CASE-MX
Sistem casemix adalah pengelompokan diagnosis
dan prosedur dengan mengacu pada ciri klinis
yang mirip/sama dan penggunaan sumber
daya/biaya perawatan yang mirip/sama.
Pengelompokan dilakukan dengan menggunakan
software grouper
13/02/2017 4
Pengelompokan diagnosis dan
prosedur dikaitkan biaya
perawatan
ICD-10
ICD-9CM
14.500 8.500
Grouper
Pengecekan
Bagian
kelengkapan rekam
Rekam Medis
medis
1. Tim Audit
2. Tim Rekam Tidak di audit :
Medis Audit 1. LOS < 3 hari
2. Bayi lahir
Koding sehat
Koder
Tim
Klaim Klaim
Proses Klaim Pasien JKN
BPJS
Proses verifikasi
Pembayaran
Klaim BPJS
Fungsi Verifikasi :
Alur INACBG di RSCM Deteksi dini salah
koding
Online (ehr)
25 15
Koder Koder
13/02/2017 12
Komorbiditas adalah penyakit yang menyertai diagnosis utama atau
kondisi yang sudah ada sebelum pasien masuk rawat dan membutuhkan
pelayanan kesehatan setelah masuk maupun selama rawat.
Contoh: Diabetes, Hypertension, dll
13/02/2017 13
a. Jika dalam ICD 10 terdapat
catatan “Use additional code, if
desired, to identify specified
condition” maka kode tersebut
dapat digunakan sesuai dengan
kondisi pasien.
13/02/2017 14
“Use additional code, if desired ...”. Kode-kode tambahan
ini digunakan pada :
1.Infeksi lokal pada bab-bab ‘body systems’, kode dari bab I bisa
ditambahkan penyebab infeksi, (B95-B97 )
2.Neoplasma yang memiliki aktifitas fungsional, kode dari bab II
bisa ditambah dengan kode yang sesuai dari bab IV untuk
menunjukkan aktifitas fungsionalnya.
3.Neoplasma, KODE MORFOLOGI Vol. 1, bisa ditambahkan untuk
identifikasi jenis morfologis tumor tsb.
4.Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F00-F09 (kelainan jiwa
organik) pada bab V, satu kode dari bab lain bisa ditambahkan
untuk menunjukkan penyebab
5.Kondisi disebabkan oleh zat yang bersifat toksik, Kode bab XX
bisa ditambahkan untuk identifikasi zat tersebut.
6.Dua kode bisa digunakan untuk menguraikan cedera,
keracunan atau efek lain: bab XIX (cedera), dan bab XX
(penyebabnya).
Contoh 1
Diagnosis Utama : Toxoplasmosis.
Diagnosis Sekunder : Kehamilan
Spesialisasi : Klinik perawatan antenatal beresiko tinggi
Dikode : Penyakit protozoa yang mempersulit kehamilan, kelahiran,
dan puerperium (O98.6) sebagai diagnosis utama, B58.9 (toxoplasmosis, tidak
dijelaskan), diagnosis sekunder.
Contoh : 2
Diagnosis Utama : Letak lintang
Diagnosis Sekunder : Persalinan SC
Anemia
Spesialisasi : Obgyn
Dikode : Letak lintang (O32.2) sebagai diagnosis utama, Persalinan
SC (O82.9), Anemia (O99.0), dan Anemia (D64.9) sebagai diagnosis sekunder.
b. Pengkodean sistem dagger (†) dan asterisk (*)
Jika diagnosis utama yang ditegakkan dokter dalam ICD 10
menggunakan kode dagger dan asterisk maka yang dikode
sebagai diagnosis utama adalah kode dagger,
sedangkan kode asterisk sebagai diagnosis sekunder.
Namun jika diagnosis sekunder yang ditegakkan dokter dalam
ICD 10 menggunakan kode dagger dan asterisk, maka kode
tersebut menjadi diagnosis sekunder.
13/02/2017 19
Contoh :
Diagnosis Utama : DM Type II
Diagnosis Sekunder : Arthitis pada penyakit Lyme
Dikode DM Type II (E11.9) sebagai diagnosis utama, Lyme disease
(A69.2†) sebagai diagnosis sekunder dan arthitis in Lyme disease
(M01.2*) sebagai diagnosis sekunder
D63*, D77*, E35*, E90*, F00*, F02*, G01*, G02*, G05*, G07*, G13*, G22*, G26*, G32*, G46*, G53*,
G55*, G59*, G63*, G73*, G94*, G99*, H03*, H06*, H13*, H19*, H22*, H28*, H32*, H36*, H42*,
H45*, H48*, H58*, H62*, H67*, H75*, H82*, H94*, I32*, I39*, I41*, I43*, I52*, I68*, I79*, I98*, J17*,
J91*, J99*, K23*, K67*, K77*, K87*, K93*, L14*, L45*, L54*, L62*, L86*, L99*, M01*, M03*, M07*,
M09*, M14*, M36*, M49*, M63*, M68*, M73*, M82*, M90*, N08*, N16*, N22*, N29*, N33*, N37*, N51*, N74*, N77*,
KODE ASTERISC (*) ICD10 WHO
c. Pengkodean dugaan kondisi, gejala, penemuan
abnormal, dan situasi tanpa penyakit
Jika pasien dalam episode rawat, koder harus hati-hati
dalam mengklasifikasikan Diagnosis Utama pada Bab
XVIII (Kode R) dan XXI (Kode Z).
Jika diagnosis yang lebih spesifik belum ditegakkan sampai
akhir episode perawatan atau tidak ada penyakit atau
cedera pada saat dirawat yang bisa dikode, maka kode
dari Bab XVIII dan XXI dapat digunakan sebagai kode
diagnosis utama (lihat juga Rules MB3 dan MB5).
13/02/2017 23
Contoh :
Diagnosis Utama : Dugaan neoplasma ganas serviks – setelah
dilakukan pemeriksaan lanjutan didapatkan hasil bukan neoplasma
ganas serviks
Diagnosis Sekunder : -
Dikode observasi dugaan neoplasma ganas (Z03.1) sebagai DU
13/02/2017 24
d. Pengkodean kondisi multiple
Jika kondisi multiple dicatat di dalam kategori berjudul
“Multiple ...”, dan tidak satu pun kondisi yang menonjol,
kode untuk kategori “Multiple ...”, harus dipakai sebagai
kode diagnosis utama, dan setiap kondisi lain menjadi
kode diagnosis sekunder.
Pengkodean seperti ini digunakan terutama pada kondisi
yang berhubungan dengan penyakit HIV, cedera dan
sekuele.
13/02/2017 25
Contoh :
Diagnosis Utama : HIV disease resulting in multiple infections
Diagnosis Sekunder :
- HIV disease resulting in candidiasis
- HIV disease resulting in other viral infectionS
Dikode HIV disease resulting in multiple infections (B20.7) sebagai diagnosis
utama, HIV disease resulting in candidiasis (B20.4) dan HIV disease resulting
in other viral infections (B20.3) sebagai diagnosis sekunder
13/02/2017 26
e. Pengkodean kategori kombinasi
ICD menyediakan kategori tertentu dimana dua
diagnosis yang berhubungan diwakili oleh satu
kode.
Contoh :
Diagnosis Utama : Gagal ginjal
Diagnosis Sekunder : Penyakit ginjal hipertensi Dikode
Penyakit ginjal hipertensi dengan gagal ginjal (I12.0)
13/02/2017 28
13/02/2017 29
f. Pengkodean sekuele kondisi tertentu
ICD menyediakan sejumlah kategori yang berjudul “sequelae of ...”
(B90-B94, E64.-, E68, G09, I69.-, O97, T90-T98, Y85-Y89) yang
digunakan untuk menunjukkan kondisi yang tidak didapatkan lagi,
diagnosis utama adalah kode yang sesuai dengan bentuk sekuele itu.
Kode “sequelae of ......” dapat ditambahkan sebagai kode tambahan.
Jika terdapat sejumlah sekuele spesifik namun tidak ada yang lebih
menonjol dalam hal kegawatan dan penggunaan sumber daya, boleh
digunakan “Sequelae of ...” sebagai diagnosis utama
Contoh istiilah : ‘old’ (lama), ‘no longer present’ (tidak terdapat lagi),
‘late effect of .....’ (efek lanjut .....), atau ‘sequele of .....’.
13/02/2017 30
Contoh :
Diagnosis Utama : Dysphasia akibat infark otak lama Diagnosis Sekunder :
-
Dikode Dysphasia (R47.0) sebagai diagnosis utama, ‘sequelae of cerebral
infarction’ (I69.3) sebagai diagnosis sekunder.
13/02/2017 31
g. Pengkodean kondisi-kondisi akut dan kronis
ICD menyediakan kategori atau subkategori yang berbeda
untuk masing-masing kategori, tapi tidak untuk
gabungannya, kategori kondisi akut harus digunakan sebagai
Diagnosis Utama.
Contoh :
Diagnosis Utama : Kholesistitis akut dan kronis Diagnosis
Sekunder : -
Dikode Acute cholecystitis (K81.0) sebagai diagnosis utama,
chronic cholecystitis (K81.1) sebagai diagnosis sekunder.
13/02/2017 32
h. Pengkodean kondisi pasca-prosedur dan
komplikasinya
13/02/2017 34
RULE MB1- MB5
RULE MB1
• Kondisi minor direkam sebagai “Kondisi utama” (main condition), kondisi
yang lebih bermakna direkam sebagai “kondisi lain” (other condition)
Contoh : DU: Dyspepsi; DS: Appendicitis ; Px: Appendectomy
RULE MB2
Beberapa Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama
DU : Osteoporosis,Candida, bronchopneumonia, Rheumatism
DPJP : Sp Paru
RULE MB3
Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama menggambarkan suatu
gejala (R) DU:Hematemesis, DS: Varices esopagus, DPJP : Sp PD
RULE MB4
• Spesialisitas
DU : DM tanpa terapi insulin DS: Cataract mata bilateral
Spesialisasi: Ophthalmologist
Reseleksi: Kondisi Utama: NIDDM cataract.
RULE MB5
Alternatif diagnoses utama
Bila ada 2 atau > dari 2 kondisi direkam sebagai pilihan diagnostik
sebagai kondisi utama, pilih yang pertama disebut.
DU : Sakit kepala mungkin krn sinusitis atau stres.
Reseleksi: Sakit kepala
J.1 : HIV (B20-B24)
Kondisi Utama penyakit HIV disertai beberapa penyakit,
HARUS dipilih subkategori 7. yg tepat dari B20-B22.
Sub kategori B22.7 bila tdp dua (2) kategori atau lebih dari
B20-B22, diikuti kode tambahan utk menentukan daftar kondisi individual
dapat digunakan B20-B24
Contoh :
1. KU : Penyanit AIDS dan Sarcoma Kaposi
K.Lain : -
Diberi kode HIV disease resulting in Kaposi’s sarcoma (B21.0)
40
Kode PERSALINAN (O80 – O84)
41
Pengkodean untuk persalinan :
Contoh :
DU : KPD
DS : Persalinan SC, Anemia
Maka di kode sbg DU : KPD (O42.1)
DS : SC (O82.9), Anemia (O99.0 dan D64.9),
Outcome Delivery (Z37.-)
OMIT CODE
Jika ada pernyataan omit code pada Indeks Alfabet maka prosedur
tersebut adalah bagian dari kode prosedur lain yang berhubungan dan
tidak dikode.
Contoh :
# Craniotomy 01.24
- as operative approach – omit code
fetal 73.8
for decompression of fracture 02.02 reopening of site 01.23
# Laparatomy NEC 54.19
as operative approach --omit code
# Laminectomy (decompression) (for exploration) 03.09
as operative approach --omit code
13/02/2017 43
4. UP-DATE ICD 10 & 9 CM
Dx utama : Hepatitis viral acut
B98 di ICD
2008
belum ada
Up-date ICD 9CM
5. ATURAN KODING LAINNYA
1.Bayi Lahir dengan Kode P03.0 – P03.6 di Klaim terpisah
dengan ibunya.
2.Kontrol ulang RJ dengan diagnosis yg sama gunakan
kode “Z”
3.Terapi Berulang (Rehab Medik, Rehab Psikososial,
Radioterapi, Chemoterapi, Hemodialisa) gunakan Kode
“Z”
4.Pasien RJ dan mendapatkan khemo oral, Kode
utamanya Z51.1
5.Riwayat neoplasma ganas menggunakan kode Z85.0 –
Z85.9
6.karena riwayat keluarga dengan neoplasma ganas
menggunakan kode Z80.0 – Z80.9
13/02/2017 52
7. Anemia dengan neoplasma dan perawatan hanya
untuk anemia, Maka Kode Utamanya : Ca (C--) dan
Anemia (D63.0) sbg sekunder
8. Penggunaan kode Z29.0 Isolasi
9. Pasien melahirkan di FKTP, dirujuk untuk tubektomi
interval di FKRTL maka dikode Sterilization (Z30.2)
sebagai diagnosis utama.
10. Pasien Thalasemia Mayor kontrol ulang diberikan
obat kelasi besi maka diinputkan sebagai rawat jalan
dengan kode D56.1 sebagai diagnosis utama
11. Pemasangan infus pump hanya menggunakan kode
99.18
12. Educational therapy menggunakan kode 94.42
13/02/2017 53
Episode
Complication, Co-morbidities
or age split
1. Prosedure Rawat Inap Group-1
2. Prosedur Besar Rawat Jalan Group-2
3. Prosedur Signifikan Rawat Jalan Group-3
4. Rawat Inap Bukan Prosedur Group-4
5. Rawat Jalan Bukan Prosedur Group-5
6. Rawat Inap Kebidanan Group-6
7. Rawat Jalan kebidanan Group-7
8. Rawat Inap Neonatal Group-8
9. Rawat Jalan Neonatal Group-9
X. Error Group-10
• Sub-group ke-3 menunjukkan spesifik CBGs (kode
CBGs)
Pasal 1
Ayat (2)
Contoh Kasus
2. Kelas 2 naik ke VIP
Tarif INA-CBG kelas 1 = 10.000.000
Tarif INA-CBG kelas 2 = 8.000.000
Biaya RS = 15.000.000
pasien akan membayar iur 75% dari tarif
INA-CBG sebesar = Rp. 7.500.000
Selisih Tarif Kelas 1 dan 2 = Rp. 2.000.000
Total iur pasien = Rp. 9.500.000
PMK No.4 Tahun 2017
Pasal 1
Ayat (3)
Contoh Kasus
3. Kelas 3 naik ke VIP Non PBI
Tarif INA-CBG kelas 1 = 10.000.000
Tarif INA-CBG kelas 2 = 8.000.000
Tarif INA-cbg kelas 3 = 6.000.000
Biaya RS = 15.000.000
pasien akan membayar iur 75% dari tarif INA-
CBG sebesar = Rp. 7.500.000
Selisih Tarif Kelas 1 dan 2 = Rp. 2.000.000
Selisih Tarif Kelas 2 dan 3 = Rp. 2.000.000
Total iur pasien = Rp. 11.500.000
Contoh Kasus
4. Kelas 1 naik ke VIP
Tarif INA-CBG Kelas I = 10.000.000
Biaya RS = 7.500.000
pasien akan membayar iur 75% dari tarif
INA-CBG sebesar = Rp. 7.500.000
PMK No.4 Tahun 2017
Poli Ekskutif
Pasal 1
Ayat (1)
PMK No.4 Tahun 2017
Pasal 1
Ayat (6)
Terima kasih