Anda di halaman 1dari 60

MODEL ANTENATAL CARE 2022 &

MATERNAL WARNING SCORE


dr. I Nyoman Tritia Widiantara, SpOG

“Imagine a world where no woman is denied


her right to health”

–Pro esor Mahmoud Fathalla- on May 30, 2011


"WhyMrsXDie"
ff
- Why Mrs X Die ? -
TUJUAN PELAYANAN
KESEHATAN IBU
Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
pasal 126 :

Upaya kesehatan ibu harus ditujukan untuk kesehatan ibu


sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan
berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu

Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

Pemerintah menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas, alat dan


obat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu secara
aman, bermutu dan terjangkau

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan ibu


diatur dengan peraturan pemerintah

PERMASALAHAN
ANGKA KEMATIAN IBU (/100.000 KELAHIRAN HIDUP)
2%
346 305 183 2%
2%

SP 2010 SUPAS 2015 TARGET 2024 5%


2%
2%
TEMPAT KEMATIAN (%) 3%
31%

100 5% Sebab
Nifas 3% Kematian

75
90,7 Hamil
Bersalin
18%
23%
50 12%
Pdarahan Hipertensi Jantung
Anemia Paru TBC
KIPI Tiroid Kanker
25 Periode
Talasemia
Lain2
Ginjal Infeksi

28%
4,7 2,3 2,3 Kematian
60%
0
RS Faskes lain Rumah Proses Rujukan

Sumber : Dinas Kesehatan Prop. D.I.Yogyakarta. Data tahun 2022


MASALAH
Masalah Hasil Upaya

Kematian ibu dan neonatus Pelayanan Antenatal sesuai standar • Sosialisasi ANC sesuai standar 2022
belum optimal
• Monev pelaksanaan ANC sesuai
masih tinggi standar

Penyebab Utama kematian ibu :


Perdarahan, Preeklampsia, infeksi dan
Sebagian besar penyebab bisa Peningkatan upaya penyaringan
penyakit penyerta dicegah (avoidable) risiko ibu pada saat antenatal

Penyebab lain kematian ibu Kondisi terkait gangguan gizi : • Prakonsepsi


• PMT
masih tinggi : KEK, TBC KEK, Anemia masih tinggi • ANC

Meningkatnya kasus Pelayanan Antenatal meningkatkan • Pemeriksaan Triple Elimination


HIV,Hepatitis,Sifilis penemuan kasus dan tatalaksana • Konsultasi tatalaksana /eliminasi

Strategi Lapangan Menurunkan AKI

FKTP
Orangtua,

RS Rujukan Guru, Pemuka


Masyarakat

Bijak,
Petugas
Lapangan
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
Pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang
diberikan kepada semua ibu hamil serta terpadu dengan
program lain yang memerlukan intervensi selama
kehamilannya

Tujuan : Memenuhi hak setiap Ibu hamil untuk


memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga
mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalinan
dengan selamat dan melahirkan bayi yang sehat

SARAN SAAT PELAYANAN ANTENATAL


• Ibu hamil mengajak suami atau anggota keluarga minimal pada
satu kali kunjungan

• Standar kunjungan antenatal buku KIA 2022:


Trimester Jumlah Kunjungan Usia Kehamilan
Satu 1 kali < 12 minggu
Dua 2 kali 24-28 minggu
Tiga 3 kali 30-38 minggu

* Minimal 2 kali ke dokter untuk deteksi kelainan medis secara umum pada trimester 1 dan 3

PEDOMAN ANTENATAL CARE 2020


(REVISI 2022)
Pathway Kematian Ibu
Bibit Apik Mbobot Tumata Babaran Slamet
85 % Normal ?
KBerencana Kehamilan Ibu Selamat
15 % perkiraan komplikasi, tdk dpt
diprediksi tp dapat dicegah

III. Kualitas Pelayanan di RS


I.Pemanfaatan Tenaga
Biaya
Terampil di Faskes
Kualitas layanan :
identi kasi, pencegahan, pertolongan pertama
komplikasi & stabilisasi pra rujukan
Akses ke RS tepat waktu

II. Rujukan Efektif

Sumber : Endang Achadi dalam RAN AKI Kemenkes RI 2013


fi

KONSEP 3 TERLAMBAT

Terlambat dalam mengambil keputusan

Terlambat sampai ke tempat rujukan

Terlambat mendapatkan pelayanan Faskes

RENUNGAN

Proses rujukan yang holistik dan terstruktur sangat penting


untuk penanganan ibu di masa hamil dan persalinan dalam
upaya menurunkan angka kematian ibu
SDM, Fasilitas dan Manajemen Rumah Sakit rujukan
seharusnya memenuhi kriteria sebagai tempat Rujukan
agar Ibu dapat tertangani dengan baik

Tindak Lanjut Penemuan Kasus


1. Trimester 1 :

Risiko penyakit : Penemuan kasus Thyroid, Preeklampsia, Diabetes Melitus, Kelainan


darah, TBC, Alergi dikoordinasikan oleh dokter untuk konsultasi, tatalaksana serta
pengawasan kolaboratif

2. Trimester 2 : Ibu hamil tanpa risiko pengawasan oleh PPA (Profesional Pemberi
Asuhan : dokter, bidan, perawat) secara kolaboratif seusai kompetensi

3. Trimester 3 : Pemeriksaan risiko bumil serta rencana tatalaksana termasuk konsultasi,


rujukan pada usia kehamilan 32-36 minggu.

Rujukan dilakukan saat kehamilan, dihindari rujukan saat persalinan (usia kehamilan
diatas 36 minggu)
Obstetric Early Warning System
Maksud dan Tujuan

Kematian dan kecacatan pada kasus kebidanan seringkali


dapat dicega

Alat bantu berupa sistem peringatan dini diperlukan untuk


meningkatkan keselamatan pasie

Sistem peringatan dini khusus kasus Maternal diharapkan


dapat meningkatkan hasil luaran keselamatan ibu dan anak
h

Contoh Sistem Peringatan Dini Maternal

MEOWS ( Modi ed Early Obstetric Warning System

MERC (Maternal Early Warning Criteria

MEWT ( Maternal Early Warning Trigger )


fi
)

Perbandingan

MEOWS MEWT MERC

1 merah atau 2 1 merah atau 2 1 merah (tidak ada


Evaluasi
kuning kuning kriteria kuning)

Keputusan dan
Tidak Ya, Clinical Pathway Tidak
Panduan

Data karakteristik Ya Ya Tidak

Luaran Data Tidak Ya Tidak


MEOWS ( Modi ed Early Obstetric Warning System)
Parameter Kuning Merah
Laju Respirasi ( RR) 21-30 kpm <10 atau >30 kpm
Saturasi Oksigen < 95 %
Suhu badan 35-36 C <35 atau >38 C
Tek. darah Sistolik 150-160 atau 90-100 <90 atau >160
Tek. darah Diastolik 90-100 >100
Detak Jantung 100-120 atau 40-50 <40 atau >120
Skor Nyeri 2-3
Respon saraf Suara Nyeri atau tidak merespon

Catatan : 1 merah atau 2 kuning : Perlu evaluasi hingga tindak lanjut


fi
MERC ( Maternal Early Warning Criteria)
Parameter

Laju Respirasi ( RR) <10 atau >30 kpm

Saturasi Oksigen < 95 %

Tek. darah Sistolik <90 atau >160 ml Hg

Tek. darah Diastolik > 100 ml Hg

Detak Jantung <50 atau >120 kpm

Oligouria selama >2 jam <35 ml/jam

Catatan : Setiap nilai tidak normal : Perlu evaluasi hingga tindak lanjut
MEWT ( Maternal Early Warning Trigger)
Parameter Kunin Parameter Merah
Laju Respirasi ( RR) <12 atau 25-30 kpm Laju Respirasi ( RR) > 30 kpm
Saturasi Oksigen 90-93 % Saturasi Oksigen < 90 %
Suhu badan < 36 C Suhu badan > 38 C
Tek. darah Sistolik < 80 atau 156-160 mmHg Tek. darah Sistolik > 160 mmHg
Tek. darah Diastolik <45 atau 106-110 mmHg Tek. darah Diastolik > 110 mmHg
Detak Jantung <50 atau 111-130 kpm Detak Jantung >130 kpm
Penurunan status mental Mean Arterial Pressure < 55 mmHg

Catatan : Setiap 1 parameter merah atau 2 parameter kuning : Perlu evaluasi hingga tindak lanjut
g
Prinsip Dasar

Pasien dengan perburukan kondisi umumnya akan


menunjukkan perubahan siologis yang tidak norma

Perubahan seringkali dapat dilihat dari parameter


pengukuran yang sederhan

Bila perubahan parameter sederhana tersebut dapat dikenali


seawal mungkin dan dilakukan tatalaksana dapat mencegah
perburukan serta meningkatkan luaran pasien
fi
a

Wanita Usia Reproduksi

Di Inggris dilakukan standarisasi Early Warning System pada


pasien dewas

Penggunaan EWS yang dimodi kasi untuk ibu hamil dan


pasca salin diperlukan untuk : mengenali, tatalaksana atau
merujuk pasien yang mengalami atau menjadi kriti

Pemikiran bahwa pada banyak kasus, gejala dan tanda awal


bahaya akan terjadinya kolaps maternal gagal dikenali
a

fi
s

Wanita Usia Reproduksi

EWS pada pasien dewasa berbeda dengan pada ibu hamil dan
pasca sali

Nilai dasar normal untuk parameter siologis, kenaikan serta


karakteristik respon siologis terhadap penyakit akut berbeda
antara kelompok penderita dewasa dengan ibu hamil
n

fi
fi
MEOWS (Modi ed Early Obstetric Warning System)

Pada kasus Preeklampsia Bera

Untuk menentukan tempat perawatan berdasarkan level of car

Pengawasan untuk identi kasi potensi perburukan keadaan ibu dan jani

Pasien PEB dengan skor > 8 memiliki risiko 3,34 kali lipat dirawat di RTI

Pasien PEB dengan skor > 8 memiliki risiko kematian bayi (IUFD) 9,91
kali lipat *
* Tamara Y., Lut M., Prawitasari S. Hubungan MEOWS dengan perawatan di ICU pada pasien PEB di RSUP Dr. Sardjito, Jurnal Kesehatan reproduksi :
* Vol 6 No.3; Des 2019
fi
fi
fi
t

Penelitian MEOWS
Singh et all. A Validation study of the CEMACH recommended
MEOWS. Anaesthesia 2012; 67(01):12-1

Studi pada kasus obstetri khususnya parameter yang


berhubungan dengan deteksi risiko bahaya pada kasus risiko
tinggi termasuk Preklampsia, perdarahan, infeksi dan
tromboembol

Hasil : MEOWS 89 % sensitif, 79% spesi k dan nilai prediktif


positif 39%
i

fi
Penelitian MEOWS

Penelitian tidak menggambarkan kemampuan MEOWS dalam :

1. Kemampuan identi kasi ancaman penyakit berpotensi kritis yang


tidak terdeteksi

2. Optimalisasi pengukuran manajemen proses ( mis : waktu pemberian


antihipertensi

3. Perbaikan dari luaran klinis yang bermakna


)

fi

Implementasi MEOWS
Implementasi MEOWS

Pengalaman RS Kettering (UK) :

1. Digunakan pada pasien maternal usia kehamilan 20 minggu hingga 6


minggu pasca salin

2. Dokumentasi MEOWS dimulai hingga sebelum pengisian partograf,


dilanjutkan setelah pengisian partograf selesa

3. Perbaikan dari luaran klinis yang bermakna


IMPLEMENTASI EWS OBSTETRI DI


RSUP DR.SARJITO
Standar MEOWS di RSUP Dr. Sardjito
--t

RSUP DR, SARDJITO NO. RIV

EABIY WAfrIIIIIfi Nama JenisKelamin:L/P


se0ililfr$rsru[ €

Tgl. Lahir Ruang


IIITWASAI
Tanggal
Jam
<5 BLUE s5
6-8
9-11
3 E I I I 6-8
9-11
Laju 1

Respirasi 12-20 0 12-20


/menit 21-24 2 21-24
25-34
>35
II I I II BLUE
I I II TE I 25-34
>35
>96 0 >96
Saturasi 02 94-95 94-95
92-93 2 92-93
<91 r <91
Suplemen ot
% /o

> 220 I T I I II > 220


181-220 1 181-220
Tekanan
111-180 0 11 1-180
darah
101-110 1 101-110
Sistolik
91 -1 00 ) iiii 2 iir# lill 91-100
(mmHg)
II I
!,,,,1

71-90 r 3 I 71-90
<70 BLUE s70
> 140 BLUE >_140
131-140
111-130
3
2 #
I I fli
131-140
111-130
Laju i,.. .,-i ii.oli +tii

Jantung 91-110 1 91-110


/Menit 51-90 0 51-90
41-50 1 41-50
<40 BLUE <40
Sadar 0 Sadar

Kesadaran
Nyeri/
Verbal
Unrespon
I BLUE
I II I

T
Nyeri/
Verbal
Unrespon
<35 I 3 <35
35.1-36 1 35.1-36
Temperatur 36.1-38 0 36.1-38
38.1-39 1 38.1-39
>39 ti# 'r,il ti'lii iiiii ir,ltll iiii$
ir;i,liiri!
2 H iil'!.n: tiiiil ffi iii.i., i+r+i Ll'ii ifil11 >39

TOTAL SKOR

Parameter GDS GDS


tambahan
yang
Skor Nyeri Skor Nyeri
mendukung Urin Output Urin Output

Assessment segera oleh perawat senior. eksalasi perawatan dan monitoring per 4-6 jam, jika diperlukan konsultasi ke dokter jaga (Residen
SKOR 1- 4 (resiko ringan) se n ior)
Assessment segera oleh dokter jaga (residen senio0 (respon segera, maks 5 menit), konsultasi DPJP dan spesialis terkait, eksalasi perawatan
SKOR 5 - 6 (resiko sedang) dan monitoring tiap jam, pertimbangkan perawatan di HCU
SKOR 7 ATAU LEBIH i 1 PARAMETER Resusitasi dan monitoring secara kontinyu oleh dokter jaga dan perawat senior, panggil tim medis reaksi cepat (666) (respon maksimal 1 0 menit),
KRITERIA BLIJE (resiko tinggi) lnformasikan dan konsultasikan ke DPJP.
Lakukan RJe aktivasi henti jantung (666), respon tim henti jantung segera, maksimal 5 menit, resusitasi Ianjutan oleh tim medis reaksi cepat
(respon segera, maksimal 1 0 menit)

RNn.1.03.258
Komunikasi Efektif
Melaporkan pasien Ny. Melati, P1A0, 28 tahun pasca salin dengan
S anemia

B Pasien sudah mendapatkan terapi termasuk drip oksitosin 10 IU 20 tpm

A Pasien mengalami perdarahan pasca salin 500 ml dengan Skor MEOWS 5

Mohon konsul tatalaksana lebih lanjut sementara dilakukan resusitasi


R cairan
POGI D.I.Yogyakarta
Bibit Apik : Edukasi kesehatan reproduksi, konsultasi prakonsepsi
(riwayat kesehatan keluarga dan Ibu, pemeriksaan sik dan
penunjang), rekomendasi terapi prakonsepsi, suplementasi Asam
folat, zat besi & nutrisi prakonsepsi

Mbobot Tumata : Antenatal care seusai rekomendasi KIA Kemenkes


2022, konsultasi antar profesi, tatalaksana risiko seusai rekomendasi

Babaran Slamet : Persiapan persalinan seusai rekomendasi selama


ANC, tempat persalinan sesuai kajian ANC berdasarkan risiko Ibu

fi
IG : @terencanahamil @rsudps_bantul
Dirgahayu

ke-20
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai