INDIKATOR
PROGRAM GIZI
DAN
KESEHATAN IBU
DAN ANAK
Disusun oleh
Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak Direktorat JenderaL Kesehatan
Masyarakat
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar 3
Ibu hamil
Target
No Indikator
20 22 20 23 20 24
3 9% 3 6% 33%
Cakupan Ibu Hamil yang mendapatkan (/sudah)
22 imunisasi Covid-19
Targe
N Indikator t
o 202 2023 2024
2
Bayi
0,03 0,03
Persentase Bayi Baru Lahir positif % %
34 Hipotiroid Kongenital yang mendapat 91%
terapi
35 - 100 100
Jumlah Kematian Neonatus Panduan Indikator Program 6
% G izi dan
%
KIA
Target Indikator Program Gizi dan KIA Tahun 2020-2024
Targe
N Indikator t
o 202 202 202
2 3 4
Balita
A A A
Prevalensi balita stunting (pendek dan sangat
pendek)
39
N/ N/ N/
Prevalensi balita wasting (gizi kurang dan gizi
buruk)
40
A A A
Prevalensi balita underweight (berat badan
kurang dan sangat kurang)
4
1
Prevalensi balita overweight (gizi lebih dan
obesitas)
18,4 16% 14%
42 %
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan
mendapat ASI eksklusif
7,3 7%
43 7,5 %
Persentase bayi usia 6 bulan mendapat ASI %
eksklusif
12%
44 13%
Persentase anak 6-23 bulan mendapatkan 14%
MP A SI
2,5
45 3% %
Persentase anak 6-23 bulan -
mengonsumsi telur dan/atau sumber
protein hewani lainnya
46 75 % 80%
50%
Persentase balita yang dipantau pertumbuhan
dan perkembangannya
47 50% 55%
Panduan Indikator
4 5Program G izi dan 7
KIA %
Target Indikator Program Gizi dan KIA Tahun 2020-2024
Targe
N Indikator t
o 2022 2023 2024
A A A
60 Persentase balita stunting dirujuk Puskesmas
ke RS
N/ N/ N/
Panduan Indikator Program G izi dan 8
KIA
A A A
Target Indikator Program Gizi dan KIA Tahun 2020-2024
Targe
N Indikator t
o 202 202 2024
2 3
Jumlah kematian bayi N/
62 N/ N/
Jumlah kematian A
63 A A
balita Institusi N/
N/ N/
Cakupan Rumah A
Tangga Mengonsumsi A A
64 Garam Beriodium
Sekolah
90%
86% 88%
65 Persentase sekolah
melaksanakan UKS/M
66 Persentase sekolah
mendapatkan 70%
penjaringan kesehatan 45% 55%
67
90%
Persentase sekolah mendapatkan skrining 70% 80%
anemia
68
55%
Persentase sekolah melakukan Aksi - 45%
Bergizi
75%
Posyandu - 54%
69
N/ N/
Jumlah Posyandu Mengedukasi P M B A
73 N/
Jumlah Posyandu Mempunyai Alat A Program G izi dan A
Panduan Indikator 9
Antropometri Sesuai Standar KIA A
Target Indikator Program Gizi dan KIA Tahun 2020-2024
Targe
N Indikator t
o 202 2023 202
2 4
Puskesmas
80%
Jumlah Puskesmas Melaksanakan Kelas Ibu 70%
80 Balita 90%
100
Persentase Puskesmas Mampu Tatalaksana 50% %
81 Gizi Buruk pada Balita 100
%
5.13 6.1
Jumlah Puskesmas yang Memiliki Nakes 0 56
82 Terlatih SDIDTK, P M B A atau SDIDTK (50 % (60% 7.69
Terintegrasi P M B A ) ) 5
(75%
)
Persentase Puskesmas Melaksanakan
83 Pendekatan M T B S 30% 45%
60%
84 Jumlah Puskesmas Punya Mineral Mix
Cukup N/A N/A
N/A
85 Jumlah Puskesmas Memiliki Alat Antropometri
Sesuai Standar 100 % 100%
Panduan Indikator Program G izi dan 10
KIA 100 %
Target Indikator Program Gizi dan KIA Tahun 2020-2024
Targe
N Indikator t
o 202 202 202
2 3 4
FKTL
Kabupaten/kota A A A
100% 10 0%
90%
Definisi Operasional
Remaja putri S M P dan S M A sederajat yang mengonsumsi tablet tambah darah
sesuai standar dibagi jumlah remaja putri S M P dan S M A sederajat dikali 100%.
Sekolah dan madrasah jenjang S M P dan S M A atau sederajat mencakup milik
pemerintah maupun swasta, termasuk sekolah khusus.
Mengonsumsi TTD sesuai standar adalah TTD mengandung zat besi setara
dengan 60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat atau TTD lainnya dengan
kandungan yang sesuai dengan standar WHO dan diminum secara rutin 1
tablet setiap minggu minimal 26 tablet dalam setahun.
Rumus Perhitungan
%Remaja putri Jumlah remaja putri S M P dan S M A sederajat yang
mendapat tablet tambah darah
mendapat tablet = x 100%
Jumlah sasaran jumlah siswi S M P dan S M A sederajat
tambah darah
Frekuensi Laporan
4.Pencatatan dilakukan setiap minggu pada saat remaja putri
mendapatkan dan mengonsumsi TTD
5.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
6. Laporan tahunan diperoleh berdasarkan kumulatif bulan Januari
sampai Desember
Definisi Operasional
Remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang
dilakukan skrining anemia dengan pemeriksaan hemoglobin dibagi jumlah remaja
putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10 di wilayah
tersebut dan dikali 100%.
Rumus Perhitungan
%Remaja putri Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri
SMA/sederajat kelas 10 yang dilakukan skrining anemia
yang diskrinning = x 100%
Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan SMA/sederajat
anemia
kelas 10
Frekuensi Laporan
5.Pencatatan dilakukan setiap kali dilaksanakan pemeriksaan skrining anemia
6.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
7. Laporan tahunan diperoleh berdasarkan kumulatif bulan Januari sampai
Desember
Definisi Operasional
Remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang
dari hasil pemeriksaan Hemoglobin (Hb) teridentifikasi anemia dibagi jumlah
remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang
dilakukan pemeriksaan Hb dikali 100%.
Pemeriksaan hemoglobin menggunakan POCT (alat Hb meter dengan strip/ Hb
meter dengan microcuvet) atau Hb analyzer.
Rumus Perhitungan
%Remaja putri Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri
SMA/sederajat kelas 10 yang teridentifikasi anemia
anemia = x 100%
Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan SMA/sederajat
kelas 10 yang dilakukan pemeriksaan Hb
Frekuensi Laporan
11.Pencatatan dilakukan setiap kali dilaksanakan pemeriksaan skrining anemia
12.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
13.Laporan tahunan diperoleh berdasarkan kumulatif bulan Januari sampai
Desember
Definisi Operasional
Persentase anak usia sekolah yang mendapatkan penjaringan kesehatan 1 kali
dalam setahun dibagi jumlah anak usia sekolah di wilayah kerja dalam kurun
waktu setahun.
Rumus Perhitungan
% anak usia
Jumlah anak usia sekolah mendapat penjaringan kesehatan
s ekolah mendapat = x 100%
penjaring a Jumlah anak usia sekolah
n
kesehatan Jumlah Jumlah anak kelas 1 S D
mendapat penjaringan kesehatan
% anak kelas 1
mendapat = x 100%
S D penjaringan Jumlah anak usia sekolah
kesehatan
Frekuensi Laporan
9.Pencatatan dilakukan setiap kali dilaksanakan penjaringan
10.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
11.Laporan tahunan diperoleh berdasarkan kumulatif bulan Januari s ampai
Desember
Definisi Operasional
K1 Akses
Kunjungan antenatal pertama dengan tidak melihat usia kehamilan dibagi seluruh
sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dengan kurun waktu dalam 1 tahun yang
sama.
K1 Murni
Kunjungan antenatal pertama pada trimester 1 dibagi seluruh sasaran ibu hamil di
suatu wilayah kerja dengan kurun waktu dalam 1 tahun yang sama.
Rumus Perhitungan
Frekuensi Laporan
4.Pencatatan dilaksanakan setiap kali ada kunjungan
5.Pelaporan direkap setiap bulannya
6. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember (secara kumulatif)
Rumus Perhitungan
% ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal 4x sesuai
standar di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
mendapatkan = x 100%
permeriksaan Jumlah seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah tersebut pada
kehamilan 4 kali kurun waktu yang sama
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan dilaksanakan setiap kali ada kunjungan
4.Pelaporan direkap setiap bulannya
5. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember (secara kumulatif)
Definisi Operasional
Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar
paling sedikit 6 kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 2 kali pada
trimester ke-2, 3 kali pada trimester ke-3, dengan diperiksa oleh dokter minimal 1
kali pada trimester 1 dan minimal 1 kali pada trimester ke-3 di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu dalam 1 tahun yang sama.
Rumus Perhitungan
% ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal 6x sesuai
mendapatkan = standar di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
x 100%
permeriksaan Jumlah seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah tersebut pada
kehamilan 6 kali
kurun waktu yang sama
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan dilaksanakan setiap kali ada kunjungan
4.Pelaporan direkap setiap bulannya
5. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember (secara kumulatif)
Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal dengan pemeriksaan
U S G oleh dokter pada trimester 1 dibagi seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah
kerja dalam 1 tahun yang s ama.
Rumus Perhitungan
% ibu hamil A N C Jumlah ibu hamil yang pemeriksaan dengan USG di trimester 1
K1 dengan U S G = x 100%
Jumlah seluruh ibu hamil dilakukan K1 oleh dokter di suatu wilayah
tersebut pada kurun waktu yang sama
Frekuensi Laporan
4.Pencatatan dilaksanakan setiap kali ada kunjungan
5.Pelaporan direkap setiap bulannya
6. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember (secara kumulatif)
Mekanisme
Pencatatan
dan Pelaporan
1. Tenaga kesehatan melaksanakan pelayanan antenatal care dengan U S G di
trimester 1 di semua tingkat fasilitasi pelayanan kesehatan dan melakukan
pencatatan.
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan dilaksanakan setiap kali ada kunjungan
2.Pelaporan direkap setiap bulannya
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember (secara kumulatif)
Mekanisme
Pencatatan
dan Pelaporan
1. Tenaga kesehatan melaksanakan pelayanan antenatal care dengan
pemeriksaan U S G oleh dokter pada trimester 3 di semua tingkat fasilitasi
pelayanan kesehatan dan melakukan pencatatan.
Panduan Indikator Program G izi dan 23
KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Rumus Perhitungan
% ibu hamil risiko Jumlah ibu hamil dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari
KEK = 23,5 cm
x 100%
Jumlah ibu hamil yang diukur LiLA
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan s etiap waktu pada s aat ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
3 4 4 6 10
Ibu hamil LilA kurang
23,5 cm sampai bulan
A, B, C, D, F, G,
ini (b) A, C, D A, C, D, F A, C, D, F A, B, C, D, F, K
I, K, L, N
6 9 10 12 15
Ibu hamil diukur LILA A, B, C, D, A, B, C, D, E, F,
sampai bulan ini (c) A, B, C, A, B, C, D, A, B, C, D, E,
E, F, G, H, G, H, I, J, K, L,
D, E, F E, F, G, H, F,
I, J M , N, O
I G, H, I, J, K, L
% ibu hamil KEK
sampai bulan ini (a) 50% 40% 66,67%
(b/c) x 100% 44% 50%
Rumus Perhitungan
% ibu hamil risiko
KEK mendapat
= Jumlah ibu hamil berisiko KEK yang mendapat makanan tambahan x 1 0 0 %
Makanan Jumlah ibu hamil yang berisiko KEK
Tambahan
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu menerima
makanan tambahan
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)
Rumus Perhitungan
% ibu hamil risiko Jumlah ibu hamil berisiko KEK yang mengonsumsi makanan
tambahan
K E K mengonsumsi = x 100%
Makanan Jumlah ibu hamil yang berisiko KEK
Tambahan
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu menerima
makanan tambahan
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)
Rumus Perhitungan
% ibu hamil yang
mendapat T T D = Jumlah ibu hamil yang mendapat TTD minimal 90 tablet
x 100%
minimal Jumlah ibu hamil
90
tablet
Data yang Dikumpulkan
1.Jumlah ibu hamil
2.Jumlah ibu hamil yang mendapat minimal 90 tablet tambah darah
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan s etiap waktu, pada s aat ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)
10. Cakupan Ibu Hamil yang Mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
minimal 90 tablet
Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang mengonsumsi TTD sesuai standar (minimal 90 tablet) selama
kehamilan dibagi seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
yang sama.
Mengonsumsi TTD sesuai standar adalah TTD mengandung zat besi setara dengan
60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat atau TTD lainnya dengan kandungan
yang sesuai dengan standar WHO.
Rumus Perhitungan
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan s etiap waktu, pada s aat ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
Rumus Perhitungan
% ibu hamil
memiliki = Jumlah ibu hamil yang memiliki buku KIA
Jumlah ibu hamil x 100%
buku
KIA
Data yang Dikumpulkan
1.Jumlah ibu hamil yang memiliki buku KIA pada saat kunjungan A N C yang
pertama kali
2.Jumlah ibu hamil di wilayah kerja
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
12. Persentase Ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil minimal 4 kali
Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang telah mengikuti minimal 4 (empat) kali kelas ibu hamil dibagi
seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun yang sama
Rumus Perhitungan
% ibu hamil Jumlah ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil
minimal 4 kali
mengikuti kelas = x 100%
Jumlah ibu hamil
ibu hamil
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu melakukan kelas
ibu hamil minimal 4x kali
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang mengalami komplikasi preeklampsia/obesitas/anemia/KEK
/perdarahan/jantung/infeksi/dll dibagi seluruh ibu hamil dalam 1 tahun yang sama
Rumus Perhitungan
% ibu hamil
= Jumlah ibu hamil komplikasi
x 100%
komplikasi Jumlah ibu hamil
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan s etiap waktu, pada ibu
s aat kunjungan kehamilan melakukan
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
1.Tenaga kesehatan mencatat dan merekap jumlah ibu hamil yang memiliki
komplikasi preeklampsia, obesitas, anemia, KEK, dan pendarahan, jantung,
infeksi, dll setiap ditemukan kasusnya di seluruh tingkatan faskes. Pelaporan
dilakukan setiap bulannya ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
2.Pemegang program di dinas kesehatan kabupaten/kota merekap merekap
jumlah ibu hamil yang memiliki komplikasi preeklampsia, obesitas, anemia, KEK,
dan pendarahan, jantung, infeksi, dll dan sasarannya. Pelaporan dilakukan
setiap bulannya secara kumulatif melalui Komdat Kesmas.
3. 1Menghitung persentase ibu hamil komplikasi dengan membagi jumlah ibu hamil
komplikasi dengan jumlah sasaran ibu hamil kemudian dikalikan 100%.
Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang mengalami semua komplikasi obstetri dan non obstetri:
preeklampsia atau obesitas, atau anemia, atau KEK, atau perdarahan, jantung,
infeksi dirujuk ke RS dibagi seluruh ibu hamil yang mengalami komplikasi
preeklampsia atau obesitas, atau anemia, atau KEK, pendarahan, jantung, infeksi
dalam 1 tahun yang sama
% ibu
Rumus hamil
Perhitungan Jumlah ibu hamil komplikasi yang dirujuk ke RS
komplikas i yang = x 100%
Jumlah ibu hamil
dirujuk ke R S
Data yang Dikumpulkan
1.Jumlah ibu hamil yang memiliki komplikasi: obes itas
preeklampsia, anemia, KEK, pendarahan, jantung, infeksi, dll ,
yang dirujuk ke R S
2.Jumlah ibu hamil komplikasi di wilayah
Definisi Operasional
Ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tim penolong persalinan
minimal 2 (dua) orang terdiri dari:
Dokter dan bidan
atau 2 orang bidan,
atau Bidan dan
perawat
Fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar adalah puskesmas, jejaring dan
jaringannya serta Rumah Sakit sesuai standar persalinan antara lain:
Standar persalinan normal mengacu pada Asuhan Persalinan Normal (APN)
Standar persalinan komplikasi mengacu pada Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Ibu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan atau pedoman
terakhir yang berlaku
pada Kurun waktu tertentu adalah kurun waktu pelaporan (1 bulan, 3 bulan, 1 tahun)
Rumus Perhitungan
% ibu bersalin Jumlah ibu hamil yang melakukan persalinan di fasilitas
Definisi Operasional
Jumlah kematian perempuan selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan (tanpa memandang usia gestasi), akibat semua sebab yang
terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan
disebabkan oleh kecelakaan/cedera atau kejadian incidental
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui M P D N
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui M P D N
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)
Mekanisme
Pencatatan
dan Pelaporan
4.Mencatat dan merekap jumlah kematian ibu dalam sebulan. Seluruh
tingkatan dan jenis fasyankes harus melakukan pencatatan dan pelaporan
rutin
5.Nakes melaporkan data kepada petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu melalui M P D N
2.Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)
Mekanisme
Pencatatan
dan Pelaporan
19.Mencatat dan merekap jumlah kematian ibu dalam sebulan. Seluruh
tingkatan dan jenis fasyankes harus melakukan pencatatan dan pelaporan
rutin
20.Nakes melaporkan data kepada petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota
Rumus Perhitungan
% ibu hamil
= Jumlah ibu hamil anemia
anemia x 100%
Jumlah ibu hamil yang diperiksa Hb
Frekuensi Laporan
5.Pencatatan/entri data dilakukan s etiap waktu pada s aat ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan
6.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
7. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan atau sudah pernah diimunisasi vaksin Covid-19
dibagi seluruh ibu hamil dalam 1 tahun yang sama.
Rumus Perhitungan
% ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang mendapatkan (/sudah) imunisasi
mendapatkan = Covid-19
(/sudah) Jumlah ibu hamil x 100%
imuniasasi
Covid-19
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan s etiap waktu pada s aat ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan imunisasi vaksin Td dibagi seluruh ibu hamil
dalam 1 tahun yang sama.
Rumus Perhitungan
% Ibu Hamil
= Jumlah ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td
yang x 100%
mendapatkan Jumlah ibu hamil
imunisasi Td
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan s etiap waktu pada s aat ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
1.Mencatat
dan merekap
jumlah ibu
hamil yang
telah
mendapatka
n vaksinasi
Td
2.Nakes
melaporkan
data kepada
petugas di
dinas
kesehatan
kabupaten/k
ota
3. Dinas kesehatan kabupaten/kota merekap data dan dilaporkan melalui Komdat
Kesmas
Definisi Operasional
Jumlah ibu bersalin yang mendapat pemeriksaan nifas sesuai standar oleh tenaga
kesehatan dengan ketentuan:
M inimal 1 kali pada 6-4 8 jam s etelah melahirkan
Minimal 1 kali pada hari ke 3-7 setelah melahirkan
Minimal 1 kali pada hari ke 8-28 setelah
melahirkan Minimal 1 kali pada hari 29-42 setelah
melahirkan
Dibagi jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja dalam dalam 1 tahun yang
sama
% ibu nifas Jumlah ibu nifas yang mendapat
mendapat = pelayanan nifas lengkap 4 kali
Rumus Perhitungan
pelayanan nifas Jumlah sasaran ibu nifas x 100%
lengkap 4 kali
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu mendapatkan
pemeriksaan di setiap tingakat fasyankes
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)
Rumus Perhitungan
% ibu nifas
Jumlah ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
mendapat =
x 100%
kapsul vitamin A Jumlah sasaran ibu nifas
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat ibu bersalin
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat bayi baru lahir
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
Rumus Perhitungan
% bayi dengan Jumlah bayi baru lahir hidup dengan berat badan
BBLR = <2500 gram
Jumlah bayi baru lahir hidup yang ditimbang x 100%
Frekuensi Laporan
4.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat bayi baru lahir hidup
5.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
6. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif).
Rumus Perhitungan
% bayi Jumlah bayi baru lahir hidup < 2500 gram yang
dengan BBLR = mendapat buku KIA bayi kecil
yang Jumlah bayi baru lahir hidup dengan berat badan x 100%
mendapat buku <2500 gram
KIA bayi kecil
Data yang Dikumpulkan
1.Jumlah bayi baru lahir hidup dengan berat badan <2500 gram
2.Jumlah bayi baru lahir hidup < 2500 gram yang mendapat buku KIA bayi
kecil
3. Jumlah bayi baru lahir hidup
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat bayi baru lahir
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui komdat kesmas
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
Rumus Perhitungan
% bayi baru lahir Jumlah bayi baru lahir komplikasi (BBLR,
prematur,
komplikasi (BBLR, = asfiksia, dll) x 100%
prematur, asfiksia) Jumlah sasaran bayi baru lahir
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat persalinan
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
Rumus Perhitungan
% Bayi baru lahir
Jumlah bayi baru lahir komplikasi yang dirujuk ke RS
komplikas i yang = x 100%
dirujuk ke R S Jumlah bayi baru lahir dengan komplikasi
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat persalinan
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)
Rumus Perhitungan
% Bayi baru lahir
mendapat =
Jumlah Bayi baru lahir mendapat pelayanan lengkap
pelayanan x 100%
Jumlah sasaran bayi baru lahir
lengkap (KN 3)
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat kunjungan ketiga
neonates (KN3)
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)
Definisi Operasional
Jumlah bayi baru lahir yang dilakukan S HK di suatu wilayah kerja dalam kurun 1
tahun yang sama dibagi seluruh bayi baru lahir di suatu wilayah kerja dalam kurun 1
tahun yang sama
Rumus Perhitungan
% Bayi baru lahir
Jumlah Bayi baru lahir yang dilakukan S H K
yang dilakukan = x 100%
Skrinning Jumlah sasaran bayi baru lahir
Hipotiroid
Kongenita
Data
l yang Dikumpulkan
1.Jumlah bayi baru lahir dilakukan S HK
2.Jumlah sasaran bayi baru lahir
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat dilakukan skrinning
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)
Rumus Perhitungan
% Bayi Baru Lahir
Jumlah Bayi baru lahir positif Hipotiroid Kongenital
positif Hipotiroid = x 100%
Kongenital Jumlah seluruh bayi baru lahir yang dilakukan S H K di suatu
wilayah kerja
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)
Frekuensi Laporan
3. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat kunjungan neonatal/bayi
4. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
6.Mencatat jumlah bayi baru lahir positif Hiportiroid Kongenital yang mendapatkan
terapi di semua tingkatan fasilitasi pelayanan kesehatan
7.Merekap jumlah bayi baru lahir yang positif Hiportiroid Kongenital yang
mendapatkan terapi dalam satu bulan dan melaporkannya ke dinas kesehatan
kabupaten/kota
8. Petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota menghitung persentase jumlah bayi
baru lahir yang positif Hiportiroid Kongenital yang mendapatkan terapi dan
melaporkannya ke Komdat Kesmas
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu dan dilaporkan melalui MPDN
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)
Panduan Indikator Program G izi dan 48
KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Bayi
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu dan dilaporkan melalui MPDN
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)
Definisi Operasional
Tempat terjadinya kematian neonatus
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu dan dilaporkan melalui MPDN
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)
Definisi Operasional
Jumlah bayi baru lahir yang dilakukan skrinning penyakit jantung bawaan kritis di
suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama dibagi seluruh bayi baru lahir di
suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama
Rumus Perhitungan
% Bayi Baru Lahir Jumlah bayi baru lahir yang dilakukan skrinning penyakit
= jantung bawaan kritis
yang dilakukan x
Skrinning Penyakit 1 0 0 %
Jantung Bawaan
Kritis Jumlah sasaran bayi baru lahir
Frekuensi Laporan
3. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat dilakukan skrinning
4. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)
Rumus Perhitungan
% Bayi Baru Lahir Jumlah bayi baru lahir yang terdeteksi penyakit jantung
yang terdeteksi
= bawaan kritis
Penyakit Jantung Jumlah bayi baru lahir yang dilakukan skrinning penyakit x 100%
Bawaan Krtis jantung bawaan kritis
Frekuensi Laporan
3. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
4. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)
15. Persentase Bayi Baru Lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan Kritis
yang dirujuk
Definisi Operasional
Jumlah bayi baru lahir dengan penyakit jantung bawaan kritis yang dirujuk dibagi
seluruh bayi baru lahir yang memiliki penyakit jantung bawaan kritis di suatu
wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama
Rumus Perhitungan
% Bayi Baru Lahir Jumlah bayi baru lahir dengan penyakit jantung bawaan
dengan Penyakit = kritis yang dirujuk
Jantung Bawaan Jumlah bayi baru lahir memiliki penyakit jantung bawaan x 100%
Kritis yang dirujuk kritis
Frekuensi Laporan
3. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
4. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)
Rumus Perhitungan
% bayi stunting
Jumlah bayi pendek dan sangat pendek
=
x 100%
Jumlah balita yang diukur panjang/tinggi badan
Frekuensi Laporan
7.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat melakukan pengukuran
8.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
Definisi Operasional
persentase balita umur 0 sampai 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan
indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut
Tinggi Badan (BB/TB) memiliki Z-score kurang dari -2 SD.
Rumus Perhitungan
% balita wasting
Jumlah balita gizi kurang dan gizi buruk
=
x 100%
Jumlah balita yang diukur berat badan dan
panjang/tinggi badan
Frekuensi Laporan
8. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat melakukan pengukuran
9. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
Rumus Perhitungan
% balita Jumlah balita BB kurang dan sangat kurang
underweigh =
x 100%
t Jumlah balita yang diukur berat badannya
Frekuensi Laporan
6. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat melakukan pengukuran
7. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
Rumus Perhitungan
% balita Jumlah balita gizi lebih dan obesitas
overweigh = x 100%
t Jumlah balita yang diukur berat badan dan
panjang/tinggi badan
Data yang Dikumpulkan
1.Berat badan
2.Panjang/tinggi badan
3. Umur
4. Jenis kelamin
5. Jumlah balita overweight
6. Jumlah balita yang diukur berat badan dan panjang/tinggi badan
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat melakukan pengukuran
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
Rumus Perhitungan
% bayi usia Jumlah bayi usia<6 bulan mendapat ASI eksklusif
<6bulan =
x 100%
mendapat Jumlah bayi usia<6 bulan yang di recall
AS I eksklusif
Frekuensi Laporan
4. Recall dan entri data dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi laporan dilakukan bulan Februari dan Agustus
4. Rekapitulasi hasil recall ASI Eksklusif setiap bulan Februari dan Agustus
Rekap catatan pemberian ASI pada K M S sesuai dengan tanda atau simbol
yang telah diisi pada bulan Februari atau Agustus dan jumlahkan masing-
masing kode-kode atau simbol sebagai berikut:
Umur Bayi
Nama (Bulan)
Anak 0 1 2 3 4 5
√ A √ X X X
Raihan
√ X
Iqbal
√ X √ X X X
Milea √
√ √
Veronic √
√ √ √ √
a Arsy - -
A
Gaby - √
-
5. Menentukan jumlah bayi yang masih ASI Eksklusif berdasarkan kelompok umur
0 bulan, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan dan 0 sampai 5 bulan
6. Menghitung persentase bayi yang masih ASI Eksklusif dengan membagi bayi
yang masih ASI dengan seluruh bayi yang di recall berdasarkan kelompok
umur
7. Laporan tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Februari dan
Agustus dengan pertimbangan balita yang di recall pada bulan Februari
berbeda dengan bayi yang di recall pada bulan Agustus
Definisi Operasional
persentase bayi yang sampai usia 6 bulan yang hanya diberi ASI saja tanpa
makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral sejak lahir
Rumus Perhitungan
% balita usia Jumlah bayi usia 6 bulan mendapat ASI eksklusif
6 bulan =
x 100%
mendapat ASI Jumlah bayi usia 6 bulan yang ada
Eksklusif
Frekuensi Laporan
3. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat sasaran berusia 6 bulan
4. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
Mekanisme
Pencatatan
dan Pelaporan
1.Mencatat/
entri
pemberian
ASI
Eksklusif
pada bayi
yang
berusia 6
bulan
2.Menghitun
g
persentase
ASI
eksklusif
pada bayi
berusia 6
bulan
3. Laporan tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari –
Desember tahun berjalan
Panduan Indikator Program G izi dan 59
KIA
7. Persentase anak 6-23 bulan mendapatkan MPASI
Indikator Pelayanan Kesehatan
Balita
Rumus Perhitungan
Jumlah anak usia 6-23 bulan yang mendapatkan M P ASI sesuai
% anak 6-23 bulan
standar
mendapatkan = Jumlah anak usia 6-23 bulan yang memiliki status gizi baik dan x 100%
M P ASI di recall
Frekuensi Laporan
11.Pencatatan dan entri data dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus melalui Sigizi
Terpadu
12.Rekapitulasi laporan tahun didapatkan dari hasil pemberian MPASI pada anak 6-23 bulan
dan jumlah anak 6-23 bulan pada tahun berjalan
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
13.Mencatat/
entri
pemberian
MP AS I sesuai
usia
14.Melakukan pelaporan berkala setiap 2 kali dalam setahun di bulan Februari dan
Agustus
15.Menghitung persentase anak usia 6-23 bulan yang mendapat M PAS I dengan
membagi jumlah anak usia 6-23 bulan yang mendapat MPA S I sesuai standar
dibagi jumlah anak usia 6-23 bulan dengan status gizi baik yang di-recall
16.Laporan tahunan diperoleh melalui data bulan Agustus
Definisi Operasional
persentase anak usia 6-23 bulan dengan status gizi baik berdasarkan indeks BB/PB
atau BB/TB dan tidak menderita penyakit yang memerlukan diet khusus yang
mengonsumsi telur dan/atau makanan hewani selama seharian kemarin
Rumus Perhitungan
% anak 6-23 bulan Jumlah anak usia 6-23 bulan yang mengonsumsi telur
mengonsumsi
= dan/atau sumber protein hewani lainnya
telur dan/atau Jumlah anak usia 6-23 bulan yang memiliki status gizi baik x 1 0 0 %
sumber protein dan di recall
hewani lainnya
Frekuensi Laporan
4. Pencatatan dan entri data dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus melalui Sigizi Terpadu
5. Rekapitulasi laporan tahun didapatkan dari hasil pemberian MPASI pada anak 6-23 bulan
dan jumlah anak 6-23 bulan pada tahun berjalan
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
6.Mencatat/
entri
konsumsi
telur
dan/atau
sumber
protein
hewani
7.Melakukan pelaporan berkala dua kali dalam setahun pada bulan Februari dan
Agustus
8. Menghitung persentase anak usia 6-23 bulan yang mengonsumsi telur dan/atau
sumber protein hewani lainnya dengan membagi jumlah anak usia 6-23 bulan
yang mengonsumsi telur dan/atau sumber protein hewani lainnya dengan jumlah
anak usia 6-23 bulan dengan status gizi baik yang di-recall
Panduan
9. Laporan tahunan diperoleh melalui data bulan Indikator Program G izi dan
Agustus 61
KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita
Rumus Perhitungan
% balita dipantau Jumlah balita yang dipantau pertumbuhan dan
pertumbuhan dan = perkembangan
perkembangan Jumlah sasaran balita x 100%
Frekuensi Laporan
3. Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan saat balita sudah memenuhi kriteria
pemantauan pertumbuhan
4. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
Rumus Perhitungan
Jumlah balita berat badan kurang (underweight) tidak termasuk wasting yang
mendapat taburia
Frekuensi Laporan
4. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat dilakukan pelayanan
kesehatan balita (taburia didistribusikan)
5. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
Rumus Perhitungan
% Bayi 6-11 bulan
Jumlah bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A
mendapat x 100%
= Jumlah bayi 6-11 bulan
kapsul vitamin A
% Balita 12-59
Jumlah balita 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
bulan mendapat = x 100%
kapsul vitamin A Jumlah balita 12-59 bulan
% balita 6-59
Jumlah balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
bulan mendapat = x 100%
kapsul vitamin A Jumlah balita 6-59 bulan
Frekuensi Laporan
5. Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus
6. Pelaporan dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus
Rumus Perhitungan
% balita Jumlah balita ditimbang (D)
ditimbang = x 100%
Jumlah sasaran balita
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan saat melakukan pemantauan
pertumbuhan
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan dikenal dengan laporan SKDN
Rumus Perhitungan
% balita Jumlah balita yang memiliki buku KIA/KMS
memiliki buku = x 100%
KIA/KMS Jumlah sasaran
balita
Data yang Dikumpulkan
1.Jumlah balita memiliki buku KIA/KMS
2.Jumlah balita seluruh balita
3. Jenis kelamin
Frekuensi Laporan
4. Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan saat melakukan
pemantauan pertumbuhan
5. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan dikenal dengan laporan SKDN
Rumus Perhitungan
% balita Jumlah balita yang naik berat badannya
ditimbang naik = x 100%
berat badannya Jumlah balita yang ditimbang
15. Persentase balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi
buruk
Definisi Operasional
persentase balita usia 0 – 59 bulan yang memiliki tanda klinis gizi buruk dan atau
Indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut
Tinggi Badan (BB/TB) dengan nilai z-score kurang dari -3 S D atau Lingkar Lengan
Atas (LiLA) <11.5 cm pada balita usia 6-59 bulan yang dirawat inap maupun rawat
jalan di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat sesuai dengan tata laksana
gizi buruk dibagi jumlah seluruh balita gizi buruk usia 0 – 59 bulan di suatu wilayah
kerja dalam kurun 1 tahun yang sama.
Rumus PerhitunganJumlah Balita gizi buruk usia 0-59 bulan mendapat pelayanan
%Balita gizi buruk
usia 0-59 bulan = tatalaksana gizi buruk
mendapat x 100%
Jumlah seluruh balita gizi buruk usia 0-59 bulan
pelayanan
tatalaksana gizi
buruk
%Balita gizi buruk Jumlah Balita gizi buruk usia 0-5 bulan mendapat pelayanan
usia 0-5 bulan = tatalaksana gizi buruk
mendapat x 100%
Jumlah seluruh balita gizi buruk usia 0-5 bulan
pelayanan
tatalaksana gizi
buruk
%Balita gizi buruk Jumlah Balita gizi buruk usia 6-59 bulan mendapat pelayanan
usia 6-59 bulan = tatalaksana gizi buruk
mendapat x 100%
Jumlah seluruh balita gizi buruk usia 6-59 bulan
pelayanan
tatalaksana gizi
buruk
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat balita mendapat pelayanan tata laksana
gizi buruk
2. Rekapitulasi laporan juga dilakukan setiap bulan
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
8.Mencatat/entri data hasil pemantauan pertumbuhan atau pelayanan
kesehatan balita untuk mengetahui kategori status gizi
9.Rekapitulasi balita dengan status gizi buruk
10.Mencatat/entri data pelayanan tata laksana gizi buruk tiap bulan dengan
menambahkan kasus di bulan sebelumnya dan kasus bulan berjalan
11.Menghitung persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan
dengan membagi jumlah balita gizi buruk yang ada
12.Laporan tahunan diperoleh dari kumulatif sampai bulan Desember
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat balita mendapat makanan tambahan
2. Rekapitulasi laporan juga dilakukan setiap bulan
3. Laporan tahunan didapatkan dari hasil kumulatif bulan Januari-Desember
17. Persentase balita berat badan tidak naik (T) yang mendapat
tambahan asupan gizi
Definisi Operasional
Persentase balita usia 6 - 59 bulan dengan berat badan tidak naik (T)
berdasarkan hasil penimbangan bulan sebelumnya (termasuk berat badan naik
tidak adekuat/tidak sesuai dengan garis pertumbuhan normal, berat badan tetap,
dan berat badan turun, kecuali balita dengan status gizi risiko BB lebih dan/atau
risiko gizi lebih/gizi lebih/obesitas) yang mendapat tambahan asupan gizi selain
makanan utama dalam bentuk makanan tambahan (baik pabrikan maupun berbasis
pangan lokal).
Rumus Perhitungan
%Balita berat Jumlah Balita berat badan tidak naik (T) mendapat tambahan
asupan gizi
badan tidak naik = x 100%
(T) mendapat Jumlah seluruh balita Balita berat badan tidak naik (T)
tambahan asupan
gizi
Frekuensi Laporan
6. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat balita mendapat makanan tambahan
7. Rekapitulasi laporan juga dilakukan setiap bulan
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
12.Mencatat/entri data hasil pemantauan pertumbuhan atau pelayanan
kesehatan balita untuk mengetahui kategori status gizi dan hasil pemantauan
pertumbuhan
13.Rekapitulasi balita yang berat badannya tidak naik
14.Mencatat/entri data distribusi makanan tambahan
15.Menghitung persentase balita dengan berat badan tidak naik mendapat
tambahan asupan gizi dengan membagi jumlah balita berat badan tidak naik
yang mendapat tambahan asupan gizi dengan jumlah seluruh balita dengan
berat badan tidak naik yang ada
16.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember
Frekuensi Laporan
6. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat balita mendapat makanan tambahan
7. Rekapitulasi laporan juga dilakukan setiap bulan
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
12.Mencatat/entri data hasil pemantauan pertumbuhan atau pelayanan
kesehatan balita untuk mengetahui kategori status gizi dan hasil pemantauan
pertumbuhan
13.Rekapitulasi balita dengan status gizi BB kurang (BGM)
14.Mencatat/entri data distribusi makanan tambahan
15.Menghitung persentase balita dengan berat badan kurang (BGM) mendapat
tambahan asupan gizi dengan membagi jumlah balita berat badan kurang (BGM)
yang mendapat tambahan asupan gizi dengan jumlah seluruh balita dengan
berat badan kurang (BGM) yang ada
16.Laporan
Rumus tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember
Perhitungan
%Balita dilayani Jumlah Balita dilayani SDIDTK
=
S DID TK balita
19. C akupan dilayani SDIDTK x 100%
Jumlah sasaran balita
Definisi Operasional
Data yang Dikumpulkan
persentase balita usia 0 – 59 bulan yang mendapat pelayanan SDIDTK
1.Jumlah balita yang dilayani SDIDTK
2.Jumlah balita usia 0 – 59 bulan
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui Komdat Kesmas
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
7.Mencatat
dan
merekap
jumlah balita
yang
dilayani
SDIDTK
dalam
Rumussebulan
Perhitungan
8.Hasil
%Balita dilayani
penilaian Jumlah Balita dilayani M T B S
M TBS =
SDIDTK x 100%
Jumlah balita sakit
dicatat/dient
ri ke dalam
Dataaplikasi
yang Dikumpulkan
Komdat balita yang dilayani M T B S
1.Jumlah
Kesmas balita sakit
2.Jumlah
9. Laporan
tahunan
Frekuensi Laporan
diperoleh
3. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
dari
4. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui Komdat Kesmas
kumulatif
sampai
Alatbulan
dan Bahan
5.Kohort
Desember balita
6.Form pencatatan
Rumus Perhitungan
% Balita Jumlah Balita stunting yang dirujuk P K M ke R S
s tunting yang = x 100%
dirujuk P K M ke Jumlah seluruh balita stunting
RS
Data yang Dikumpulkan
1.Panjang badan/tinggi badan
2.Cara pengukuran
3. Umur
4. Jenis kelamin
5.Jumlah balita stunting yang dirujuk Puskesmas ke R S
6. Jumlah seluruh balita stunting di wilayah kerja
Frekuensi Laporan
7. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
8. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
23.Mencatat dan merekap jumlah kematian bayi dalam sebulan. Seluruh tingkatan dan jenis
Fasyankes harus melakukan pencatatan dan pelaporan rutin
24.Tenaga Kesehatan melaporkan data kepada petugas di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
25.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
25.Mencatat dan merekap jumlah dan jenis tempat kematian bayi dalam sebulan. Seluruh
tingkatan dan jenis Fasyankes harus melakukan pencatatan dan pelaporan rutin
26.Tenaga Kesehatan melaporkan data kepada petugas di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
27.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
26.Mencatat dan merekap jumlah kematian balita dalam sebulan. Seluruh tingkatan dan jenis
Fasyankes harus melakukan pencatatan dan pelaporan rutin
27.Tenaga Kesehatan melaporkan data kepada petugas di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
28.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember
Panduan Indikator Program G izi dan 76
KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
27.Mencatat dan merekap jumlah dan jenis penyebab kematian balita dalam sebulan. Seluruh
tingkatan dan jenis Fasyankes harus melakukan pencatatan dan pelaporan rutin
28.Tenaga Kesehatan melaporkan data kepada petugas di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
29.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
28.Mencatat dan merekap jumlah dan jenis tempat kematian balita dalam sebulan. Seluruh
tingkatan dan jenis Fasyankes harus melakukan pencatatan dan pelaporan rutin
29.Tenaga Kesehatan melaporkan data kepada petugas di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
30.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember
Rumus Perhitungan
% rumah tangga
Jumlah rumah tangga mengonsumsi garam beriodium
mengonsumsi = x 100%
garam beriodium Jumlah rumah tangga yang disurvei/pendataan
Frekuensi Laporan
Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus melalui Sigizi
Terpadu
Rumus Perhitungan
% sekolah
Jumlah sekolah melaksanakan UKS/M
melaks anakan = x 100%
UKS/M Jumlah sekolah di wilayah kerja
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan dilakukan secara rutin
4.Rekapitulasi pelaporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Laporan tahunan dilihat dari pelaporan terkahir di bulan Desember
Rumus Perhitungan
% sekolah Jumlah sekolah yang mendapatkan penjaringan kesehatan bagi
mendapatkan = s is wa kelas 1 S D, 7 S M P dan 10 S M A s ederajat oleh
Pus kes mas x 100%
penjaringan jumlah sekolah SD, SMP, S M A sederajat di wilayah kerja
kesehatan Puskesmas.
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan dilakukan secara rutin
2.Rekapitulasi pelaporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
3. Laporan tahunan diperoleh berdas arkan kumulatif bulan Januari
s ampai Desember
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
4.Puskesmas melaksanakan penjaringan kesehatan kesehatan bagi minimal 9 0 %
siswa di masing-masing bagi siswa kelas 1 SD, 7 S M P dan 10 S M A sederajat di
wilayah kerjanya.
5.Tenaga kesehatan Puskesmas mencatat jumlah sekolah (SD, SMP, S M A
sederajat) yang berada di wilayah kerja dan jumlah sekolah (SD, SMP, S M A
sederajat) yang mendapatkan penjaringan. Pencatatan dilakukan setiap
penjaringan. Pelaporan dilakukan setiap bulannya ke dinas kesehatan
kabupaten/kota.
6. Pemegang program di dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan pelaporan
setiap bulannya. Laporan tahunan diambil dari bulan Desember.
7. Cakupan dihitung dengan membagi jumlah sekolah yang mendapatkan
penjaringan kesehatan bagi minimal 9 0 % siswa di masing-masing kelas kelas 1
SD, 7 S M P dan 10 S M A sederajat oleh Puskesmas dengan jumlah sekolah SD,
SMP, S M A sederajat di wilayah kerja Puskesmas dikali 100%.
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan dilakukan secara rutin
2.Pelaporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
3. Laporan tahunan diperoleh berdas arkan kumulatif bulan Januari
s ampai Desember
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
4.Petugas kesehatan mencatat jumlah sekolah S M P dan SMA/sederajat yang
mendapatkan skrining anemia dengan pemeriksaan hemoglobin dan jumlah
sekolah S M P dan S M A sederajat yang berada di wilayah kerja Puskesmas.
5.Cakupan dihitung dengan membagi jumlah sekolah S M P dan SMA/sederajat
yang mendapatkan skrining anemia dengan pemeriksaan hemoglobin dengan
jumlah sekolah S M P dan S M A sederajat yang berada di wilayah kerja
Puskesmas dikali 100%.
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan dilakukan secara rutin
4.Pelaporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
5. Laporan tahunan diambil dari data kumulatif Januari-Desember
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
1.Petugas kesehatan mencatat jumlah sekolah S M P dan SMA/sederajat yang
melaksanakan Aksi Bergizi dan jumlah sekolah S M P dan S M A sederajat yang
berada di wilayah kerja Puskesmas.
2.Cakupan dihitung dengan membagi jumlah sekolah S M P dan SMA/sederajat
yang melaksanakan Aksi Bergizi dengan jumlah sekolah S M P dan S M A sederajat
yang berada di wilayah kerja Puskesmas dikali 100%.
Frekuensi Laporan
7.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
8.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan dilaporkan melalui Sigizi
Terpadu
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
9.Mencatat dan merekap jumlah kader yang mendapat orientasi P M B A
secara rutin
10.Rekap pelaporan data melalui Sigizi Terpadu
11.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan dilaporkan melalui Sigizi
Terpadu
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
3.Mencatat dan merekap jumlah kader yang mendapatkan orientasi tumbuh
kembang
4.Nakes melaporkan data melalui Sigizi Terpadu
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)
Frekuensi Laporan
9.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
10.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan dilaporkan melalui
Sigizi Terpadu
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
11.Mencatat dan merekap jumlah kader yang mendapatkan orientasi ASI
Eksklusif dalam sebulan.
12.Nakes melaporkan data melalui Sigizi Terpadu
13.Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)
Frekuensi Laporan
4.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
5.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan dilaporkan melalui Sigizi
Terpadu
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
6.Mencatat dan merekap jumlah Posyandu melekakukan edukasi P M B A
secara rutin
7.Rekap pelaporan data melalui Sigizi Terpadu
8. Laporan tahunan melihat hasil kumulatif bulan Januari sampai bulan Desember
Frekuensi Laporan
11.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
12.Puskesmas melaporkan data melalui Sigizi Terpadu
13.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan dilaporkan melalui
Sigizi Terpadu
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
Panduan Indikator Program G izi dan 84
14.Mencatat KIA
dan
merekap
jumlah
Indikator Pelayanan Terkait Institusi
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan dilakukan secara rutin
2.Pelaporan dilakukan setiap bulannya melalui Komdat Kesmas
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan dilakukan secara rutin
2.Pelaporan dilakukan setiap bulannya melalui Komdat Kesmas
Frekuensi Laporan
14.Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan bersifat kumulatif di bulan
berikutnya (apabila ada penambahan Tenaga Kesehatan dilatih konseling di
bulan selanjutnya maka ditambahkan dengan bulan sebelumnya)
15.Rekapitulasi laporan dilakukan 1x/tahun dan dilaporkan melalui Sigizi Terpadu
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
16.M encatat dan merekap jumlah tenag a kes ehatan yang dilatih
kons eling menyusui dalam sebulan
17.Rekap pelaporan data melalui Sigizi Terpadu
18.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember
Frekuensi Laporan
15.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
16.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan dilaporkan melalui
Sigizi Terpadu Panduan Indikator Program G izi dan 86
KIA
Indikator Pelayanan Terkait Institusi
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
1.Mencatat dan merekap jumlah dokter Puskesmas yang terlatih tatalaksana
stunting secara rutin
2.Tenaga Kesehatan melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
3. Rekap pelaporan data melalui Sigizi Terpadu
4. Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember
Frekuensi Laporan
5.Pencatatan dilakukan setiap kali dilaksanakan pembinaan ke sekolah
6.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap triwulan melalui Komdat Kesmas
7. Laporan tahunan diperoleh berdas arkan kumulatif bulan Januari
s ampai Desember
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
8.Puskesmas melaksanakan pembinaan ke sekolah baik secara daring ataupun
luring melalui pelaksanaan kegiatan Trias UKS/M sebanyak 4 kali dalam setahun
9.Tenaga kesehatan mencatat jumlah total sekolah SD, SMP, dan S M A sederajat
termasuk sekolah khusus di wilayah kerja dan frekuensi pembinaan puskesmas
ke sekolah dalam setahun. Pencatatan dilakukan setiap pembinaan dilakukan.
Pelaporan dilakukan setiap bulannya ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
10.Pemegang program di dinas kesehatan kabupaten/kota merekap jumlah
seluruh puskesmas di wilayah kabupaten/kota dan jumlah puskesmas yang
melaksanakan pembinaan ke sekolah 4 kali/tahun setiap bulannya. Pelaporan
dilakukan setiap 3 bulan secara kumulatif.
11.Cakupan dihitung dengan membagi jumlah seluruh puskesmas di wilayah
kabupaten/kota dengan jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan ke
sekolah 4 kali/tahun kemudian dikali 100%.Panduan Indikator Program G izi dan 88
KIA
Indikator Pelayanan Terkait Institusi
Rumus Perhitungan
% Puskesmas memiliki Jumlah puskesmas yang memiliki alat pemeriksaan Hb
Hb meter dan stripnya yang dapat digunakan
= x 100%
Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan dilakukan secara rutin
2.Pelaporan dilakukan setiap bulannya melalui Sigizi Terpadu
3. Laporan tahunan diperoleh berdas arkan kumulatif bulan Januari
s ampai Desember
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
1.Pencatatan
inventaris
barang
dilakukan
sepanjang
waktu
2.Pelaporan dilakukan setiap bulan dan rekapitulasi laporan tahunan dilihat dari
data akhir tahun
3. Cakupan dihitung dengan membagi jumlah puskesmas yang memiliki alat
pemeriksaan Hemoglobin (Hb) portable (POCT/ Point of Care Testing) dan strip/
microcuvette yang dapat digunakan dengan jumlah Puskesmas yang ada
diwilayah kerja dikali 100%.
Rumus Perhitungan
%Puskesmas Jumlah Puskesmas melaksanakan Kelas Ibu Balita
Melaksanakan Kelas Ibu = x 100%
Balita
Jumlah Puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota
Rumus Perhitungan
%Puskesmas Jumlah Puskesmas mampu tatalaksana gizi buruk pada
mampu tatalaksana balita
= x 100%
gizi buruk pada balita
Jumlah Pus kes mas
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat ada tenaga yang
telah mendapat pelatihan tata laksana gizi buruk
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
Definisi Operasional
Jumlah Puskesmas yang memiliki nakes terlatih SDIDTK, P M B A atau SDIDTK
terintegrasi P M B A
Frekuensi Laporan
20.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
21.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
22.Mencatat dan merekap jumlah nakes yang terlatih SDIDTK, P M B A atau
SDIDTK terintegrasi P M B A
23.Nakes melaporkan data melalui Sigizi Terpadu
24.Laporan tahunan diperoleh dari kumulatif sampai bulan Desember
Panduan Indikator Program G izi dan 91
KIA
Indikator Pelayanan Terkait Institusi
Rumus Perhitungan
% Puskesmas
melaksanakan Jumlah Puskesmas melaksanakan pendekatan M T B S
= x 100%
pendekatan M T B S
Jumlah Pus kes mas
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
5.Mencatat
dan merekap
jumlah
Puskesmas
yang
melakukan
M T B S secara
rutin
6.Rekap
pelaporan
data melalui
Komdat
Kesmas
7. Laporan
tahunan
diperoleh
dari
kumulatif
sampai
bulan
Desember
Panduan Indikator Program G izi dan 92
KIA
21.Jumlah
Puskesmas
Indikator Pelayanan Terkait Institusi
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
1.Mencatat dan merekap jumlah Puskesmas dengan ketersediaan mineral
mix yang cukup secara rutin
2.Rekap pelaporan data melalui Sigizi Terpadu
3. Laporan tahunan diperoleh dari kumulatif sampai bulan Desember
Definisi Operasional
Jumlah Puskesmas yang memiliki alat antropometri set lengkap: injak digital
(standing weight), alat ukur panjang badan (infantometer), alat ukur tinggi badan
(stadiometer), alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala, dan tas)
Frekuensi Laporan
23.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
24.Nakes melaporkan data melalui Sigizi Terpadu
25.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan dilaporkan melalui Sigizi
Terpadu
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
26.Mencatat
dan
merekap
jumlah
Puskesmas
yang
memiliki
antropometri
kit
27.Rekap
pelaporan
data melalui Panduan Indikator Program G izi dan 93
Sigizi KIA
Terpadu
Indikator Pelayanan Terkait
Institusi
Rumus Perhitungan
% Puskesmas
= Jumlah Puskesmas melaksanakan SDIDTK
melaks anakan
x 100%
SDIDTK Jumlah Pus kes mas
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan dilakukan secara rutin
2.Rekapitulasi pelaporan dilakukan sebanyak 1 tahun sekali melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahuanan berdasarkan data bulan Desember
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
1.Fasilitas Pelayanan Kesehatan melakukan pelaporan pelaksanaan SDIDTK
secara rutin kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pelaporan di Komdat Kesmas
3. Laporan tahunan diambil dari bulan Desember
Definisi Operasional
Puskesmas melaksanakan PKPR adalah puskesmas yang Memiliki pelayanan
konseling kepada remaja dan membina minimal 1 posyandu dengan sasaran remaja
Jumlah Puskesmas PKPR
Rumus
% P usPerhitungan
kes mas P K P R = x 100%
Jumlah Puskesmas
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan dilaporkan melalui Komdat
Kesmas
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
1.Mencatat dan
merekap
jumlah
Puskesmas
PKPR sesuai
kriteria
secara rutin
2.Rekap
pelaporan
data melalui
Rumus Perhitungan
Komdat
% Kesmas
R S melakukan audit
3. Laporanibu dan
kematian
= Jumlah R S melakukan audit kematian ibu dan bayi
bayi
x 100%
tahunan
diperoleh dari Jumlah R S
kumulatif
Datasampai bulan
yang Dikumpulkan
Desember
1.Jumlah RS yang melakukan audit kematian ibu dan bayi minimal 4x dalam 1
tahun
2.Jumlah RS di wilayah kerja
24. persentase
RSFrekuensi
MelakukanLaporan
Audit Kematian
3.Pencatatan dilakukan secara rutin
Ibu dan Bayi
4.Rekapitulasi pelaporan dilakukan sebanyak 1 tahun sekali melalui Komdat
Kesmas
Definisi
Operasional
Alat dan Bahan
persentase
Form RS yang melakukan audit kematian ibu dan bayi sebanyak minimal 4 kali
pencatatan
dalam setahun dan diseminasi hasil minimal 1 kali dalam setahun
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
5.Fasilitas Pelayanan Kesehatan melakukan audit kematian ibu dan bayi
secara rutin dan melaporkan hasilnya kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
6.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pelaporan di Komdat Kesmas
7. Laporan tahunan diambil dari bulan Desember
Definisi Operasional
Rumah sakit yang memiliki stok pangan olahan untuk keperluan gizi khusus (PKGK)
untuk kebutuhan 3 bulan kedepan
Frekuensi Laporan
26.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
27.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui
Sigizi Terpadu
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
28.Mencatat dan merekap jumlah R S yang memiliki stok PKGK yang cukup
secara rutin
29.Nakes melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rekap pelaporan
data melalui Sigizi Terpadu
30.Laporan tahunan diperoleh dari kumulatif sampai bulan Desember
Definisi Operasional
Jumlah RS U D yang memiliki S O P penanganan balita stunting
Frekuensi Laporan
27.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
28.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui
Sigizi Terpadu
Definisi Operasional
Jumlah Kabupaten/Kota yang melakukan audit kematian ibu dan bayi
sebanyak minimal 4 kali dalam setahun dan diseminasi hasil minimal 1 kali dalam
setahun.
Frekuensi Laporan
28.Pencatatan dilakukan secara rutin
29.Rekapitulasi pelaporan
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
30.Fasilitas Pelayanan Kesehatan melakukan pelaporan data kematian ibu dan
bayi secara rutin kepada Dinas Keseahatan Kabupaten/Kota
31.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pengkajian terhadap kasus
kematian ibu dan bayi yang dilaporkan minimal 4 kali dalam setahun dan
melakukan diseminasi hasil minimal 1 kali dalam setahun
32.Penanggung jawab program KIA di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
melaporkan hasil pengkajian melalui Komdat Kesmas
33.Laporan tahunan diambil dari bulan Desember
Definisi Operasional
Kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi adalah kabupaten/kota yang
minimal 7 0 % dari jumlah puskesmas melakukan kegiatan pengumpulan data,
pengolahan dan analisis data, serta diseminasi informasi
1.Pengumpulan data adalah puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota
melakukan entri data sasaran balita data pengukuran melalui Sistem Informasi
Gizi Terpadu, rerata setiap bulan mencapai minimal 6 0 % sasaran balita
2.Pengolahan dan analisis data adalah puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota
melakukan konfirmasi dan identifikasi penyebab masalah gizi pada seluruh
balita gizi buruk
3. Diseminasi informasi adalah puskesmas di wilayah kerja Kabupaten/Kota
melakukan penyusunan rencana kegiatan berdasarkan hasil surveilans gizi dan
di-upload ke dalam sistem setiap triwulan
Rumus Perhitungan
% kabupaten/kota Jumlah kabupaten/kota melaksanakan
melaksanakan = surveilans gizi x 100%
surveilans gizi
Jumlah kabupaten/kota
Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat dilakukan pelayanan
kesehatan balita
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh berdasarkan kondisi dari Januari sampai
Desember (kumulatif)