Anda di halaman 1dari 100

PANDUAN

INDIKATOR
PROGRAM GIZI
DAN
KESEHATAN IBU
DAN ANAK

Disusun oleh
Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak Direktorat JenderaL Kesehatan
Masyarakat
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar 3

Target Indikator Program Gizi dan KIA 4

Indikator Pelayanan Kesehatan


1
Remaja dan Anak Sekolah
2
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu
1
Hamil
8
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu
38
Nifas

Indikator Pelayanan Kesehatan Bayi 4


1
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita
5
dan Anak Prasekolah
4
Indikator Pelayanan terkait Institusi 7
8
KATA PENGANTAR
Plt. Direktur Gizi dan
KIA
Rencana Pembangunan Nasional berfokus
pada peningkatan kesehatan ibu, anak, KB,
dan kesehatan reproduksi serta percepatan
perbaikan gizi masyarakat yang dilakukan
melalui penguatan pelayanan dasar
termasuk dalam prioritas nasional. Dengan
target angka kematian ibu menjadi 183
kematian per 100.000 kelahiran hidup,
angka kematian bayi menjadi 16 kematian
per 100.000 kelahiran hidup, prevalensi
stunting (pendek dan sangat pendek) pada
balita sebesar 14% dan prevalensi wasting
(kurus dan sangat kurus) pada balita
sebesar 7%, dibutuhkan strategi khusus
yang dan efisien dalam proses
efektif
pencapaian target tersebut.

Dalam pelaksanaan upaya peningkatan


derajat kesehatan tersebut, setiap program
harus memiliki acuan pengukuran
keberhasilan yang diwujudkan dalam
indikator prog ram. O leh karena itu,
pemantauan berkala harus dilakukan
dengan berkesinambungan. Di akhir
periode, evaluasi program dilakukan untuk
menilai keberhas ilannya. Pros es
capaian didukung oleh
ters ebut harus
pencatatan dan pelaporan yang sistem
real-time, dan berkualitas sehingga dapat
akurat
menopang rantai sistem surveilans gizi dan
kesehatan di lapangan. ,

Panduan Indikator Program G izi dan 3


KIA
TARGET INDIKATOR PROGRAM G IZI DAN
KIA
Tahun 20 22-20 24
Target
No Indikator
2022 2023 2024

Anak Sekolah dan Remaja

1 Persentase remaja putri yang mengonsumsi 54% 75% 90%


Tablet Tambah Darah (TTD)

2 Persentase Remaja putri yang di skrining 10% 70% 90%


anemia

3 Persentase Remaja putri anemia 32% 30% 28%

4 Persentase anak usia sekolah mendapatkan 70% 80% 90%


penjaringan kesehatan

Ibu hamil

5 Persentase Ibu Hamil A N C K1 80% 90% 100%

6 Persentase Ibu Hamil A N C 4 kali 90% 92% 95%

7 Persentase Ibu Hamil A N C 6 kali 60% 80% 100%

8 Persentase ibu hamil ANC Trimester 1 dengan 60% 80% 100%


U S G (K1)

9 Persentase Ibu hamil A N C Trimester 3 dengan 60% 80% 100%


U S G (K5)

10 Persentase ibu hamil kurang energi kronik 13% 11,5% 10%

Panduan Indikator Program G izi dan 4


KIA
Target Indikator Program Gizi dan KIA Tahun 2020-2024

Target
No Indikator
20 22 20 23 20 24

11 Persentase ibu hamil KEK mendapat tambahan


asupan gizi 80% 85% 90%

Persentase Ibu Hamil KEK mengonsumsi


12 tambahan asupan gizi 80% 85% 90%

Cakupan Ibu Hamil mendapat TTD


13 selama masa kehamilan minimal 90 82% 85% 90%
Tablet

14 Cakupan Ibu Hamil yang mengonsumsi TTD 82% 85% 90%


selama kehamilan minimal 90 Tablet

15 30% 80% 90%


Persentase Ibu Hamil memiliki Buku KIA

16 Persentase ibu hamil mengikuti kelas ibu 70% 75% 80%


minimal 4 kali

1 Persentase Ibu hamil komplikasi (preeklampsia, 20% 20% 20%


7 obesitas, anemia, KEK, pendarahan, jantung,
infeksi)

Persentase Ibu hamil komplikasi dirujuk ke 85% 90% 95%


rumah sakit (preeklampsia, obesitas, anemia,
18 KEK, pendarahan, jantung, infeksi)

Persentase ibu bersalin di fasilitas pelayanan 91% 93% 95%


19 kesehatan

N/A N/A N/A


20 Jumlah Kematian Ibu

21 Persentase ibu hamil anemia

3 9% 3 6% 33%
Cakupan Ibu Hamil yang mendapatkan (/sudah)
22 imunisasi Covid-19

60% 70% 80%


Cakupan Ibu Hamil yang mendapatkan
23 imunisasi Td
Panduan Indikator Program G izi dan 5
KIA 80% 85% 90%
Target Indikator Program Gizi dan KIA Tahun 2020-2024

Targe
N Indikator t
o 202 2023 2024
2

Ibu bers alin dan nifas

Persentase Ibu Nifas mendapat pelayanan 92% 95%


nifas lengkap 4 kali KF4
24 90%

Cakupan Ibu Nifas mendapat kapsul vitamin A 79% 82%


25 76%

Bayi

Persentase Bayi Baru Lahir Mendapat


Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 66% 70%
26 62%

Persentase bayi dengan BBLR (berat badan


<2500 gram) 3% 2,5%
27 3,8%

Persentase bayi dengan BBLR mendapatkan


buku KIA bayi kecil N/A N/A
28 N/

Persentase Bayi baru lahir komplikasi (BBLR,


prematur, asfiksia) N/A N/A
29 A

Persentase Bayi baru lahir dengan komplikasi N/A N/A


yang dirujuk ke RS
30 N /A

Persentase bayi yang mendapatkan pelayanan


kesehatan (KN lengkap)
31

Persentase Bayi Baru Lahir yang dilakukan 93 % 95%


32 S HK N /A

Persentase Bayi Baru Lahir positif 45% 60%


33 Hipotiroid Kongenital

0,03 0,03
Persentase Bayi Baru Lahir positif % %
34 Hipotiroid Kongenital yang mendapat 91%
terapi

35 - 100 100
Jumlah Kematian Neonatus Panduan Indikator Program 6
% G izi dan
%
KIA
Target Indikator Program Gizi dan KIA Tahun 2020-2024

Targe
N Indikator t
o 202 202 202
2 3 4

Persentase Bayi Baru Lahir yang dilakukan


Skrinning Penyakit Jantung Bawaan
36
N/ N/ N/
Persentase Bayi Baru Lahir terdeteksi
memiliki Penyakit Jantung Bawaan
37
A A A
Persentase Bayi Baru Lahir dengan
Penyakit Jantung Bawaan yang dirujuk
38
N/ N/ N/

Balita

A A A
Prevalensi balita stunting (pendek dan sangat
pendek)
39
N/ N/ N/
Prevalensi balita wasting (gizi kurang dan gizi
buruk)
40
A A A
Prevalensi balita underweight (berat badan
kurang dan sangat kurang)
4
1
Prevalensi balita overweight (gizi lebih dan
obesitas)
18,4 16% 14%
42 %
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan
mendapat ASI eksklusif
7,3 7%
43 7,5 %
Persentase bayi usia 6 bulan mendapat ASI %
eksklusif
12%
44 13%
Persentase anak 6-23 bulan mendapatkan 14%
MP A SI
2,5
45 3% %
Persentase anak 6-23 bulan -
mengonsumsi telur dan/atau sumber
protein hewani lainnya
46 75 % 80%
50%
Persentase balita yang dipantau pertumbuhan
dan perkembangannya
47 50% 55%
Panduan Indikator
4 5Program G izi dan 7
KIA %
Target Indikator Program Gizi dan KIA Tahun 2020-2024

Targe
N Indikator t
o 2022 2023 2024

Jumlah balita yang mendapatkan suplementasi 19 00 00 24 00 00 290 000


gizi mikro
48

Cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul


vitamin A 88% 89% 90%
49

Cakupan balita yang ditimbang berat


badannya (D/S) 75 % 80% 85%
50

Cakupan balita memiliki buku KIA/KMS (K/S) 75 % 80% 85%


51
Cakupan balita ditimbang yang naik berat
badannya (N/D) 84% 86% 88%
52

Persentase balita gizi buruk mendapat


pelayanan tata laksana gizi buruk 83% 87% 90%
53

Persentase balita gizi kurang yang


mendapatkan tambahan asupan gizi 80% 85% 90%
54

Persentase balita berat badan tidak naik


(T) yang mendapatkan tambahan asupan - 50% 60%
55 gizi

Persentase balita berat badan kurang - 50% 60%


56 (BGM) yang mendapatkan tambahan
asupan gizi
75% 80% 85%
57
Cakupan balita dilayani SDIDTK
75% 80% 85%
58
Cakupan balita dilayani M T B S
N/ N/ N/
59
Jumlah kunjungan balita sakit

A A A
60 Persentase balita stunting dirujuk Puskesmas
ke RS

N/ N/ N/
Panduan Indikator Program G izi dan 8
KIA
A A A
Target Indikator Program Gizi dan KIA Tahun 2020-2024

Targe
N Indikator t
o 202 202 2024
2 3
Jumlah kematian bayi N/
62 N/ N/

Jumlah kematian A
63 A A

balita Institusi N/
N/ N/

Cakupan Rumah A
Tangga Mengonsumsi A A
64 Garam Beriodium

Sekolah
90%
86% 88%
65 Persentase sekolah
melaksanakan UKS/M

66 Persentase sekolah
mendapatkan 70%
penjaringan kesehatan 45% 55%

67
90%
Persentase sekolah mendapatkan skrining 70% 80%
anemia
68
55%
Persentase sekolah melakukan Aksi - 45%
Bergizi
75%
Posyandu - 54%
69

Jumlah Kader Mendapat Orientasi P M B A


70 600 .3
300.1 76
Jumlah Kader Mendapat Orientasi Tumbuh - 88 **
Kembang *
71
600 .3
- 300.1 76
72 Jumlah Kader Terorientasi ASI Eksklusif 88 **
*

N/ N/
Jumlah Posyandu Mengedukasi P M B A
73 N/
Jumlah Posyandu Mempunyai Alat A Program G izi dan A
Panduan Indikator 9
Antropometri Sesuai Standar KIA A
Target Indikator Program Gizi dan KIA Tahun 2020-2024

Targe
N Indikator t
o 202 2023 202
2 4

Puskesmas

Jumlah Puskesmas dengan dokter terlatih USG/ 10321


Blended Learning KIA
74 4326 103 2
1
Jumlah tenaga kesehatan terlatih gawat 960
darurat matneo
75 960
960
Jumlah tenaga kesehatan terlatih konseling N/
menyusui
76 N/
N/
Dokter puskesmas terlatih tatalaksana A
77 stunting A
A
N/
Persentase puskesmas yang melaksanakan N/
78 pembinaan ke sekolah 4 kali setahun melalui N/
UKS/M
A
A
79 Persentase Puskesmas memiliki Hb meter A

80%
Jumlah Puskesmas Melaksanakan Kelas Ibu 70%
80 Balita 90%
100
Persentase Puskesmas Mampu Tatalaksana 50% %
81 Gizi Buruk pada Balita 100
%
5.13 6.1
Jumlah Puskesmas yang Memiliki Nakes 0 56
82 Terlatih SDIDTK, P M B A atau SDIDTK (50 % (60% 7.69
Terintegrasi P M B A ) ) 5
(75%
)
Persentase Puskesmas Melaksanakan
83 Pendekatan M T B S 30% 45%

60%
84 Jumlah Puskesmas Punya Mineral Mix
Cukup N/A N/A

N/A
85 Jumlah Puskesmas Memiliki Alat Antropometri
Sesuai Standar 100 % 100%
Panduan Indikator Program G izi dan 10
KIA 100 %
Target Indikator Program Gizi dan KIA Tahun 2020-2024

Targe
N Indikator t
o 202 202 202
2 3 4

Persentase Puskesmas Melaksanakan SDIDTK


86 100% 100% 100%

Persentase Puskesmas PKPR (Pelayanan


Kesehatan Peduli Remaja)
87 60% 70% 80%

FKTL

Persentase R S Melakukan Audit Kematian Ibu


dan Bayi
88 N/ N/ N/

Jumlah RS Punya Stok PKGK Cukup


89 A A A

R S Memiliki S O P Penanganan Balita Stunting N/ N/ N/


90

Kabupaten/kota A A A

Jumlah Kabupaten/Kota Melakukan Audit


Kematian Ibu dan Bayi N/ N/ N/
9
1
Kabupaten/kota melaksanakan
A A A
surveilans gizi
92

*semua posyandu @1 kader/ posyandu


**semua posyandu @ 2 kader/ posyandu)

N/A N/A N/A

100% 10 0%

90%

Panduan Indikator Program G izi dan 1


KIA 1
INDIKATOR PELAYANAN
KESEHATAN ANAK
SEKOLAH DAN REMAJA
1. Persentase remaja putri yang mengonsumsi
tablet tambah darah

Definisi Operasional
Remaja putri S M P dan S M A sederajat yang mengonsumsi tablet tambah darah
sesuai standar dibagi jumlah remaja putri S M P dan S M A sederajat dikali 100%.
Sekolah dan madrasah jenjang S M P dan S M A atau sederajat mencakup milik
pemerintah maupun swasta, termasuk sekolah khusus.
Mengonsumsi TTD sesuai standar adalah TTD mengandung zat besi setara
dengan 60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat atau TTD lainnya dengan
kandungan yang sesuai dengan standar WHO dan diminum secara rutin 1
tablet setiap minggu minimal 26 tablet dalam setahun.

Rumus Perhitungan
%Remaja putri Jumlah remaja putri S M P dan S M A sederajat yang
mendapat tablet tambah darah
mendapat tablet = x 100%
Jumlah sasaran jumlah siswi S M P dan S M A sederajat
tambah darah

% Remaja Jumlah remaja putri S M P dan S M A sederajat yang


putri = mengonsumsi tablet tambah darah
x 100%
mengonsumsi Jumlah sasaran jumlah siswi S M P dan S M A sederajat
tablet
tambah
darah Dikumpulkan
Data yang
1.Jumlah remaja putri S M P dan S M A sederajat
2.Jumlah remaja putri S M P dan S M A sederajat yang mendapat tablet tambah
darah sesuai standar
3. Jumlah remaja putri S M P dan S M A sederajat yang mengonsumsi tablet
tambah darah sesuai standar atau yang mengonsumsi TTD minimal 26
tablet dalam setahun

Frekuensi Laporan
4.Pencatatan dilakukan setiap minggu pada saat remaja putri
mendapatkan dan mengonsumsi TTD
5.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
6. Laporan tahunan diperoleh berdasarkan kumulatif bulan Januari
sampai Desember

Panduan Indikator Program G izi dan 12


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Remaja dan Anak Sekolah

Alat dan Bahan


1.Kartu monitoring
2.Tablet tambah darah
3. Aplikasi pencatatan konsumsi TTD

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


4.Remaja putri mencatat TTD yang didapat dan diminum padakartu monitoring
suplementasi remaja putri (kartu kontrol, Buku Rapor Kesehatanku) dan
aplikasi CERIA
5.Merekap jumlah TTD yang diterima dan diminum (angka 1) serta jumlah
minggu yang dilalui remaja putri sejak bersekolah di SMP/MTs/sederajat dan
SMA/MA/sederajat berdasarkan formulir pemantauan program TTD rematri
6. Menghitung cakupan jumlah tablet yang diterima terhadap jumlah minggu
yang dilalui dan persentase jumlah tablet yang diminum terhadap jumlah
minggu yang dilalui. Perhitungan ini dilakukan setiap bulan
7. Cakupan rematri terima TTD dihitung dengan membagi jumlah rematri terima
TTD terhadap seluruh remaja putri yang ada/terdaftar di sekolah tersebut
8.Cakupan rematri minum TTD dihitung dengan membagi jumlah rematri minum
TTD terhadap seluruh remaja putri yang ada/terdaftar disekolah tersebut.

2. Persentase remaja putri yang diskrining anemia

Definisi Operasional
Remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang
dilakukan skrining anemia dengan pemeriksaan hemoglobin dibagi jumlah remaja
putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10 di wilayah
tersebut dan dikali 100%.

Rumus Perhitungan
%Remaja putri Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri
SMA/sederajat kelas 10 yang dilakukan skrining anemia
yang diskrinning = x 100%
Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan SMA/sederajat
anemia
kelas 10

%Remaja putri Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 yang dilakukan


skrining anemia
SMP/sederajat = x 100%
Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7
kelas 7 yang
dis krinning
anemia
%Remaja putri Jumlah remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang dilakukan
S M A/s ederaja = skrining anemia
x 100%
t kelas 10 Jumlah remaja putri SMA/sederajat kelas 10
yang
diskrinning
anemia

Panduan Indikator Program G izi dan 13


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Remaja dan Anak Sekolah

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7
2. Jumlah remaja putri SMA/sederajat kelas 10
3. Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 yang dilakukan skrining anemia
4. Jumlah remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang dilakukan skrining anemia

Frekuensi Laporan
5.Pencatatan dilakukan setiap kali dilaksanakan pemeriksaan skrining anemia
6.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
7. Laporan tahunan diperoleh berdasarkan kumulatif bulan Januari sampai
Desember

Alat dan Bahan


8.Formulir pencatatan (Juknis Skrinning Anemia, juknis penjaringan kesehatan)
9.Alat skrinning anemia

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


10.Skrinning anemia dengan pemeriksaan Hemoglobin dilakukan pada remaja
putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10 sebanyak
1 kali pada s atu periode tahun ajar.
11.Petugas kesehatan mencatat jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan
siswi SMA/sederajat kelas 10, jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan
siswi SMA/sederajat kelas 10 yang dilakukan skrining anemia, dan hasilnya
12.Merekap jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri
SMA/sederajat kelas 10 dan jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan
remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang dilakukan skrining anemia (mengacu
dalam poin 1) dan dilanjutkan pada sasaran yang belum tercakup pada satu
periode tahun ajar.
13.Cakupan dihitung dengan membagi jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas
7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10, jumlah remaja putri SMP/sederajat
kelas 7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang dilakukan skrining
anemia dikali 100%.

3. Persentase remaja putri anemia

Definisi Operasional
Remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang
dari hasil pemeriksaan Hemoglobin (Hb) teridentifikasi anemia dibagi jumlah
remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang
dilakukan pemeriksaan Hb dikali 100%.
Pemeriksaan hemoglobin menggunakan POCT (alat Hb meter dengan strip/ Hb
meter dengan microcuvet) atau Hb analyzer.

Panduan Indikator Program G izi dan 14


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Remaja dan Anak Sekolah

Rumus Perhitungan

%Remaja putri Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri
SMA/sederajat kelas 10 yang teridentifikasi anemia
anemia = x 100%
Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan SMA/sederajat
kelas 10 yang dilakukan pemeriksaan Hb

%Remaja putri Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 yang dilakukan


teridentifikasi
SMP/sederajat = x 100%
Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 yang dilakukan
kelas 7 anemia
pemeriksaaan Hb

%Remaja putri Jumlah remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang teridentifikasi


S M A/s ederaja = anemia
x 100%
t kelas 10 Jumlah remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang dilakukan
yang anemia pemeriksaan Hb

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 yang teridentifikasi anemia
2. Jumlah remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang teridentifikasi anemia
3. Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 yang teridentifikasi anemia
ringan (11-11.9 g/dl)
4. Jumlah remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang teridentifikasi anemia
ringan (11-11.9 g/dl)
5. Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 yang teridentifikasi anemia
sedang (8-10.9 g/dl)
6. Jumlah remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang teridentifikasi anemia
sedang (8-10.9 g/dl)
7.Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 yang teridentifikasi anemia
berat (<8 g/dl g/dl)
8. Jumlah remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang teridentifikasi anemia
berat (<8 g/dl)
9. Jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 yang dilakuan pemeriksaan Hb
10.Jumlah remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang dilakuan pemeriksaan
Hb

Frekuensi Laporan
11.Pencatatan dilakukan setiap kali dilaksanakan pemeriksaan skrining anemia
12.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
13.Laporan tahunan diperoleh berdasarkan kumulatif bulan Januari sampai
Desember

Alat dan Bahan


14.Formulir pencatatan
15.Alat skrining anemia

Panduan Indikator Program G izi dan 15


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Remaja dan Anak Sekolah

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1.Skrinning anemia dengan pemeriksaan Hemoglobin dilakukan pada remaja
putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10
sebanyak 1 kali pada s atu periode tahun ajar.
2.Petugas kesehatan mencatat jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan
SMA/sederajat kelas 10 yang teridentifikasi anemia (ringan, sedang, dan
berat) serta jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri
SMA/sederajat kelas 10 yang dilakukan pemeriksaan Hb
3. Merekap jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7 dan SMA/sederajat kelas
10 yang teridentifikasi anemia (ringan, sedang, dan berat) serta jumlah remaja
putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang
dilakukan pemeriksaan Hb (mengacu dalam poin 1) dan dilanjutkan pada
sasaran yang belum tercakup pada satu periode tahun ajar
4. Cakupan dihitung dengan membagi jumlah remaja putri SMP/sederajat kelas 7
dan SMA/sederajat kelas 10 yang teridentifikasi anemia serta jumlah remaja
putri SMP/sederajat kelas 7 dan remaja putri SMA/sederajat kelas 10 yang
dilakukan pemeriksaan Hb dikali 100%.

4. Persentase anak usia sekolah mendapatkan penjaringan kesehatan

Definisi Operasional
Persentase anak usia sekolah yang mendapatkan penjaringan kesehatan 1 kali
dalam setahun dibagi jumlah anak usia sekolah di wilayah kerja dalam kurun
waktu setahun.

Rumus Perhitungan

% anak usia
Jumlah anak usia sekolah mendapat penjaringan kesehatan
s ekolah mendapat = x 100%
penjaring a Jumlah anak usia sekolah
n
kesehatan Jumlah Jumlah anak kelas 1 S D
mendapat penjaringan kesehatan
% anak kelas 1
mendapat = x 100%
S D penjaringan Jumlah anak usia sekolah
kesehatan

% anak kelas 7 Jumlah Jumlah anak kelas 7 S M P


S M P mendapat = mendapat penjaringan
kesehatan x 100%
penjaringan
Jumlah anak usia sekolah
kesehatan

% anak kelas 10 Jumlah Jumlah anak kelas 10 S M A


SMA = mendapat penjaringan kesehatan
x 100%
mendapat Jumlah anak usia sekolah
penjaringan
kesehatan

Panduan Indikator Program G izi dan 16


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Remaja dan Anak
Sekolah

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah anak usia sekolah yang mendapat penjaringan
2.Jumlah anak kelas 1 S D yang mendapat penjaring an
3. Jumlah anak kelas 7 yang mendapat penjaringan
4. Jumlah anak kelas 10 yang mendapat penjaringan
5.Jumlah anak usia sekolah
6. Jumlah anak kelas 1 S D
7.Jumlah anak kelas 7
8. Jumlah anak kelas 10

Frekuensi Laporan
9.Pencatatan dilakukan setiap kali dilaksanakan penjaringan
10.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
11.Laporan tahunan diperoleh berdasarkan kumulatif bulan Januari s ampai
Desember

Alat dan Bahan


1.Formulir pencatatan
2.Alat skrining anemia

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1.Pelaksanaan penjaringan kesehatan dilakukan di sekolah sesuai dengan
jadwal. Petugas kesehatan mencatat hasil penjaringan.
2.Tenaga kesehatan melaporkan hasil penjaringan ke dinkes kabupaten/kota.
3. Pelaporan setiap bulannya dilakukan melalui Komdat Kesmas

Panduan Indikator Program G izi dan 17


KIA
INDIKATOR PELAYANAN KESEHATAN
IBU HAMIL
1. Persentase Ibu Hamil ANC K1

Definisi Operasional
K1 Akses
Kunjungan antenatal pertama dengan tidak melihat usia kehamilan dibagi seluruh
sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dengan kurun waktu dalam 1 tahun yang
sama.

K1 Murni
Kunjungan antenatal pertama pada trimester 1 dibagi seluruh sasaran ibu hamil di
suatu wilayah kerja dengan kurun waktu dalam 1 tahun yang sama.

Rumus Perhitungan

% ibu hamil A N C Jumlah ibu hamil yang memperoleh


K1 Akses = pelayanan antenatal pertama
x 100%
Jumlah seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja

% ibu hamil AN C Jumlah ibu hamil yang memperoleh


K1 Murni = pelayanan antenatal pada trimerster
1 x 100%
Jumlah seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal pertama
2.Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal pertama di trimester
1
3. Jumlah seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja

Frekuensi Laporan
4.Pencatatan dilaksanakan setiap kali ada kunjungan
5.Pelaporan direkap setiap bulannya
6. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember (secara kumulatif)

Alat dan Bahan


7.Buku KIA
8.Aplikasi Pencatatan Pelaporan (EKohort, SIMPUS/EPUS)
9. Kartu Ibu
10.Register Kohort Ibu

Panduan Indikator Program G izi dan 18


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1.Tenaga kesehatan melaksanakan pelayanan antenatal care kunjungan pertama
kali di semua tingkat fasilitasi pelayanan kesehatan dan melakukan pencatatan
di buku KIA dan Ekohort/Formulir Kohort.
2.Tenaga kesehatan merekap jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan
antenatal pertama yang telah dilayani dan sasarannya dalam sebulan. Pelaporan
dilakukan setiap bulannya ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
3. Pengelola program di dinas kesehatan kabupaten/kota merekap ibu hamil yang
memperoleh pelayanan antenatal pertama dan sasarannya. Pelaporan dilakukan
setiap bulannya secara kumulatif melalui Komdat Kesmas.
4. Cakupan dihitung dengan membagi jumlah ibu hamil yang memperoleh
pelayanan antenatal pertama dengan jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah
kerja kemudian dikali 100%.

2. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pemeriksaan kehamilan 4 kali


Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal (K4) sesuai standar di
suatu wilayah pada kurun waktu tertentu.
Antenatal (K4) sesuai standar adalah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal sebanyak 4 kali selama periode kehamilan (K4) dengan ketentuan:
Satu kali pada trimester
pertama Satu kali pada
trimester kedua Dua kali pada
trimester ketiga
Pelayanan antenatal 4 kali dilakukan sesuai standar kualitas melalui 10 T
yaitu: pengukuran berat badan
pengukuran tekanan darah; pengukuran
lingkar lengan atas (LiLA));
pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
penentuan presentasi janin dan denyut jantung
janin; pemberian imunisasi sesuai dengan status
imunisasi; pemberian tablet tambah darah minimal
90 tablet; tes laboratorium;
tata laksana/penanganan kasus;
dan temu wicara (konseling)

Rumus Perhitungan
% ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal 4x sesuai
standar di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
mendapatkan = x 100%
permeriksaan Jumlah seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah tersebut pada
kehamilan 4 kali kurun waktu yang sama

Panduan Indikator Program G izi dan 19


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal K4 sesuai
dengan standar
2.Jumlah seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan dilaksanakan setiap kali ada kunjungan
4.Pelaporan direkap setiap bulannya
5. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember (secara kumulatif)

Alat dan Bahan


6.Buku KIA
7.Aplikasi Pencatatan Pelaporan (EKohort, SIMPUS/EPUS)
8. Kartu Ibu
9. Register Kohort Ibu

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


10.Tenaga kesehatan melaksanakan pelayanan antenatal care sesuai standar
minimal 4 kali di semua tingkat fasilitasi pelayanan kesehatan dan melakukan
pencatatan di buku KIA, Aplikasi Pencatatan Pelaporan Ibu
(Ekohort/SIMPUS/EPUS).
11.Tenaga kesehatan merekap jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan
antenatal minimal 4 kali dalam sebulan. Pelaporan dilakukan setiap bulannya ke
dinas kesehatan kabupaten/kota.
12.Pengelola program di dinas kesehatan kabupaten/kota merekap ibu hamil yang
memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar minimal 4 kali di wilayah
kerjanya. Pelaporan dilakukan setiap bulannya secara kumulatif melalui Komdat
Kesmas.
13.Cakupan dihitung dengan membagi jumlah ibu hamil yang memperoleh
pelayanan antenatal sesuai standar minimal 4 kali dengan jumlah sasaran ibu
hamil di suatu wilayah kerja kemudian dikali 100%.

2. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pemeriksaan kehamilan 6 kali

Definisi Operasional
Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar
paling sedikit 6 kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 2 kali pada
trimester ke-2, 3 kali pada trimester ke-3, dengan diperiksa oleh dokter minimal 1
kali pada trimester 1 dan minimal 1 kali pada trimester ke-3 di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu dalam 1 tahun yang sama.

Panduan Indikator Program G izi dan 20


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Pelayanan antenatal 6 kali dilakukan sesuai standar kualitas melalui 10 T antara


lain: pengukuran berat badan dan tinggi badan;
pengukuran tekanan darah; pengukuran
lingkar lengan atas (LiLA);
pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
penentuan presentasi janin dan denyut jantung
janin; pemberian imunisasi sesuai dengan status
imunisasi; pemberian tablet tambah darah minimal
90 tablet; tes laboratorium;
tata laksana/penanganan kasus;
temu wicara (konseling)

Rumus Perhitungan

% ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal 6x sesuai
mendapatkan = standar di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
x 100%
permeriksaan Jumlah seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah tersebut pada
kehamilan 6 kali
kurun waktu yang sama

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal K6 sesuai
dengan standar
2.Jumlah seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan dilaksanakan setiap kali ada kunjungan
4.Pelaporan direkap setiap bulannya
5. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember (secara kumulatif)

Alat dan Bahan


6.Buku KIA
7.Aplikasi Pencatatan Pelaporan (EKohort, SIMPUS/EPUS)
8. Kartu Ibu
9. Register Kohort Ibu

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


10.Tenaga kesehatan melaksanakan pelayanan antenatal care sesuai standar
minimal 6 kali di semua tingkat fasilitasi pelayanan kesehatan dan melakukan
pencatatan.
11.Tenaga kesehatan merekap jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan
antenatal minimal 6 kali dalam sebulan. Pelaporan dilakukan setiap bulannya ke
dinas kesehatan kabupaten/kota.

Panduan Indikator Program G izi dan 21


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

3.Pengelola program di dinas kesehatan kabupaten/kota merekap ibu hamil y a n g


memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar minimal 6 kalidi wilayah kerjanya.
Pelaporan dilakukan setiap bulannya secara kumulatif melalui Komdat Kesmas.
Cakupan dihitung dengan membagi jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan
4. antenatal sesuai standar 6 kali dengan jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah
kerja kemudian dikali 100%.

4. Persentase ibu hamil ANC Trimester 1 dengan USG (TM1 USG)

Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal dengan pemeriksaan
U S G oleh dokter pada trimester 1 dibagi seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah
kerja dalam 1 tahun yang s ama.

Rumus Perhitungan
% ibu hamil A N C Jumlah ibu hamil yang pemeriksaan dengan USG di trimester 1
K1 dengan U S G = x 100%
Jumlah seluruh ibu hamil dilakukan K1 oleh dokter di suatu wilayah
tersebut pada kurun waktu yang sama

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal dengan U S G
di trimester 1
2.Jumlah seluruh ibu hamil dilakukan K1 dokter di suatu wilayah tersebut pada
kurun waktu yang sama
3. Jumlah seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja

Frekuensi Laporan
4.Pencatatan dilaksanakan setiap kali ada kunjungan
5.Pelaporan direkap setiap bulannya
6. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember (secara kumulatif)

Alat dan Bahan


Form kohort

Mekanisme
Pencatatan
dan Pelaporan
1. Tenaga kesehatan melaksanakan pelayanan antenatal care dengan U S G di
trimester 1 di semua tingkat fasilitasi pelayanan kesehatan dan melakukan
pencatatan.

Panduan Indikator Program G izi dan 22


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

2.Tenaga kesehatan merekap jumlah ibu hamil y a n g memperoleh pelayanan antenatal


dengan pemeriksaan U S G di trimester 1 dan sasarannya. Pelaporan dilakukan
setiap bulannya ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
3.Pengelola program di dinas kesehatan kabupaten/kota merekap ibu hamil y a n g
memperoleh pelayanan antenatal dengan pemeriksaan U S G di trimester 1 dan
sasarannya. Pelaporan dilakukan setiap bulannya secara kumulatif melalui
Komdat Kesmas.
4. Pengelola program di dinas kesehatan kabupaten/kota merekap ibu hamil yang
memperoleh pelayanan antenatal dengan dokter di trimester 1.
5. Cakupan dihitung dengan membagi jumlah ibu hamil yang memperoleh
pelayanan dengan pemeriksaan U S G di trimester 1 dengan jumlah sasaran ibu
hamil yang dilakukan K1 dokter di suatu wilayah kerja kemudian dikali 100%.

5. Persentase Ibu hamil ANC Trimester 3 dengan USG (TM3 USG)


Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal dengan pemeriksaan
U S G oleh dokter pada trimester 3 dibagi seluruh sasaran ibu hamil di suatu
wilayah kerja dalam 1 tahun yang s ama.

Rumus Perhitungan Jumlah ibu hamil yang mendapat pelayanan A N C


% ibu hamil AN C
Trimester 3 = dengan pemeriksaan U SG oleh dokter pada
trimester 3 x 100%
dengan U SG Jumlah ibu hamil yang diperiksa kehamilan di T M 3 oleh dokter di
suatu wilayah tersebut pada kurun waktu yang sama

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal
deng an pemeriksaan U S G oleh dokter pada trimester 3
2.Jumlah ibu hamil yang diperiksa kehamilan di T M 3 oleh dokter di suatu wilayah
kerjanya
3. Jumlah seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja

Frekuensi Laporan
1.Pencatatan dilaksanakan setiap kali ada kunjungan
2.Pelaporan direkap setiap bulannya
3. Laporan tahunan diambil pada bulan Desember (secara kumulatif)

Alat dan Bahan


Form kohort

Mekanisme
Pencatatan
dan Pelaporan
1. Tenaga kesehatan melaksanakan pelayanan antenatal care dengan
pemeriksaan U S G oleh dokter pada trimester 3 di semua tingkat fasilitasi
pelayanan kesehatan dan melakukan pencatatan.
Panduan Indikator Program G izi dan 23
KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

2.Tenaga kesehatan merekap jumlah ibu hamil y a n g mendapatkan antenatal care


dengan pemeriksaan U S G oleh dokter pada trimester 3 dan sasarannya.
Pelaporan dilakukan setiap bulannya ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
3.P em eg an g yang
program di dinas kesehatan kabupaten/kota merekap ibu hamil
memperoleh pelayanan antenatal care dengan pemeriksaan U S G oleh dokter
pada trimester 3 dan sasarannya. Pelaporan dilakukan setiap bulannya secara
kumulatif melalui Komdat Kesmas.
4.Cakupan pelayanan
dihitung dengan membagi jumlah ibu hamil y a n g memperoleh
antenatal care dengan pemeriksaan U S G oleh dokter pada trimester 3 dengan
jumlah sasaran ibu hamil dilakukan T M 3 dokter di suatu wilayah kerja
kemudian dikali 100%.

6. Persentase Ibu Hamil Risiko Kurang Energi Kronik (KEK)


Definisi Operasional
Ibu hamil dengan risiko Kurang Energi Kronik (KEK) yang ditandai dengan ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm

Rumus Perhitungan
% ibu hamil risiko Jumlah ibu hamil dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari
KEK = 23,5 cm
x 100%
Jumlah ibu hamil yang diukur LiLA

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah ibu hamil
2.Jumlah ibu hamil yang diukur LiLA
3. Hasil pengukuran LiLA
4. Jumlah ibu hamil dengan LiLA <23,5 cm

Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan s etiap waktu pada s aat ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


5.Kohort ibu
6.Buku KIA
7. Sigizi Terpadu

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


8.Hasil pengukuran LiLA pada saat pemeriksaan kehamilan dicatat kedalam
kohort ibu dan dientri ke Sigizi Terpadu
9.Ibu hamil yang menderita KEK hanya dihitung 1 (satu) kali selama periode
kehamilannya

Panduan Indikator Program G izi dan 24


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

3. Menghitung persentase ibu hamil K E K dengan membagi jumlah ibu hamil K E K


dengan ibu hamil yang diukur LiLA

Ibu hamil KEK Januari Februari Maret April Desember

3 4 4 6 10
Ibu hamil LilA kurang
23,5 cm sampai bulan
A, B, C, D, F, G,
ini (b) A, C, D A, C, D, F A, C, D, F A, B, C, D, F, K
I, K, L, N

6 9 10 12 15
Ibu hamil diukur LILA A, B, C, D, A, B, C, D, E, F,
sampai bulan ini (c) A, B, C, A, B, C, D, A, B, C, D, E,
E, F, G, H, G, H, I, J, K, L,
D, E, F E, F, G, H, F,
I, J M , N, O
I G, H, I, J, K, L
% ibu hamil KEK
sampai bulan ini (a) 50% 40% 66,67%
(b/c) x 100% 44% 50%

7. Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang Mendapatkan


Tambahan Asupan Gizi
Definisi Operasional
Ibu hamil dengan risiko kurang energi kronik (KEK) yang ditandai dengan ukuran
lingkar lengan atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm yang mendapatkan tambahan asupan
gizi (baik pabrikan maupun berbasis pangan lokal)

Rumus Perhitungan
% ibu hamil risiko
KEK mendapat
= Jumlah ibu hamil berisiko KEK yang mendapat makanan tambahan x 1 0 0 %
Makanan Jumlah ibu hamil yang berisiko KEK
Tambahan

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah ibu hamil KEK
2.Jumlah ibu hamil KEK yang mendapat makanan tambahan

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu menerima
makanan tambahan
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


6.Kohort ibu
7.Buku KIA
8. Form pemantauan konsumsi M T
9. Makanan tambahan (pabrikan/lokal)
10.Sigizi Terpadu
Panduan Indikator Program G izi dan 25
KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1.Melakukan pemeriksaan LiLA ibu hamil dan mencatat/entri hasil pengukuran
2.Menentukan jumlah sasaran ibu hamil yang diperiksa LiLA dan kategori LiLA
(KEK/Normal)
3. Mencatat/entri pemberian M T pada ibu hamil dengan kategori KEK
4. Menghitung persentase ibu hamil KEK yang mendapat makanan tambahan

8. Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang Mengonsumsi


Tambahan Asupan Gizi
Definisi Operasional
Ibu hamil dengan risiko kurang energi kronik (KEK) yang ditandai dengan ukuran
lingkar lengan atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm yang mengonsumsi tambahan
asupan gizi (baik pabrikan maupun berbasis pangan lokal)

Rumus Perhitungan
% ibu hamil risiko Jumlah ibu hamil berisiko KEK yang mengonsumsi makanan
tambahan
K E K mengonsumsi = x 100%
Makanan Jumlah ibu hamil yang berisiko KEK
Tambahan

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah ibu hamil KEK
2.Jumlah ibu hamil KEK yang mengonsumsi makanan tambahan

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu menerima
makanan tambahan
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


6.Kohort ibu
7.Buku KIA
8. Form pemantauan konsumsi M T
9. Makanan tambahan (pabrikan/lokal)
10.Sigizi Terpadu

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


11.Melakukan pemeriksaan LiLA ibu hamil dan mencatat/entri hasil pengukuran
12.Menentukan jumlah sasaran ibu hamil yang diperiksa LiLA dan kategori
LiLA (KEK/Normal)
13.Mencatat/entri konsumsi M T pada ibu hamil dengan kategori KEK
14.Menghitung persentase ibu hamil KEK yang mengonsumsi makanan
tambahan

Panduan Indikator Program G izi dan 26


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

9. Cakupan Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)


minimal 90 tablet
Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan TTD sesuai standar(minimal 90 tablet) selama
kehamilan dibagi seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
yang sama.
Mendapatkan TTD sesuai standar adalah TTD mengandung zat besi setara dengan
60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat atau TTD lainnya dengan kandungan
yang sesuai dengan standar WHO.

Rumus Perhitungan
% ibu hamil yang
mendapat T T D = Jumlah ibu hamil yang mendapat TTD minimal 90 tablet
x 100%
minimal Jumlah ibu hamil
90
tablet
Data yang Dikumpulkan
1.Jumlah ibu hamil
2.Jumlah ibu hamil yang mendapat minimal 90 tablet tambah darah

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan s etiap waktu, pada s aat ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


6.Kohort ibu
7.Buku KIA
8. Sigizi Terpadu

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


9.Mencatat jumlah TTD yang diberikan kepada ibu setiap kali melakukan
kunjungan pemeriksaan kehamilan
10.Menghitung persentase ibu hamil yang mendapatkan TTD minimal 90 tablet
dengan membagi jumlah ibu hamil mendapat TTD minimal 90 tablet dengan
jumlah ibu hamil yang ada

Panduan Indikator Program G izi dan 27


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

10. Cakupan Ibu Hamil yang Mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
minimal 90 tablet

Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang mengonsumsi TTD sesuai standar (minimal 90 tablet) selama
kehamilan dibagi seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
yang sama.
Mengonsumsi TTD sesuai standar adalah TTD mengandung zat besi setara dengan
60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat atau TTD lainnya dengan kandungan
yang sesuai dengan standar WHO.

Rumus Perhitungan

% ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang mengonsumsi TTD


mengonsumsi = minimal 90 tablet
Jumlah ibu hamil x 100%
TTD minimal 90
tablet

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah ibu hamil
2.Jumlah ibu hamil yang mengonsumsi minimal 90 tablet tambah darah

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan s etiap waktu, pada s aat ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


6.Kohort ibu
7.Buku KIA
8. Sigizi Terpadu

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


9.Mencatat jumlah TTD yang diberikan kepada ibu setiap kali melakukan
kunjungan pemeriksaan kehamilan dan mengecek kartu monitoring konsumsi
TTD
10.Merekap jumlah ibu hamil yang sudah mengonsumsi TTD minimal 90 tablet
11.Menghitung persentase ibu hamil yang mengonsumsi TTD minimal 90 tablet
dengan membagi jumlah ibu hamil mengonsumsi TTD minimal 90 tablet dengan
jumlah ibu hamil yang ada

Panduan Indikator Program G izi dan 28


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

11. Persentase Ibu Hamil memiliki Buku KIA


Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang memiliki Buku KIA dibagi seluruh sasaran ibu hamil di suatu
wilayah kerja dalam 1 tahun yang sama

Rumus Perhitungan

% ibu hamil
memiliki = Jumlah ibu hamil yang memiliki buku KIA
Jumlah ibu hamil x 100%
buku
KIA
Data yang Dikumpulkan
1.Jumlah ibu hamil yang memiliki buku KIA pada saat kunjungan A N C yang
pertama kali
2.Jumlah ibu hamil di wilayah kerja

Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


1.Kohort ibu
2.Buku KIA

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


3.Mencatat dan merekap jumlah ibu hamil yang memiliki buku KIA di wilayah
kerjanya.
4.Menghitung persentase ibu hamil yang memiliki buku KIA dengan membagi
jumlah ibu hamil memiliki buku KIA dengan jumlah ibu hamil yang ada

12. Persentase Ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil minimal 4 kali
Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang telah mengikuti minimal 4 (empat) kali kelas ibu hamil dibagi
seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun yang sama

Rumus Perhitungan

% ibu hamil Jumlah ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil
minimal 4 kali
mengikuti kelas = x 100%
Jumlah ibu hamil
ibu hamil

Panduan Indikator Program G izi dan 29


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil minmal 4 kali
2.Jumlah ibu hamil di wilayah kerja

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu melakukan kelas
ibu hamil minimal 4x kali
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


6.Buku KIA
7.EKohort

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


8.Mencatat dan merekap jumlah ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil di
wilayah kerjanya
9.Menghitung persentase ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil dengan
membagi jumlah ibu hamil yang ikut kelas ibu hamil dengan jumlah ibu hamil yang
ada dan dikalikan 100%

13. Persentase Ibu hamil komplikasi (preeklampsia, obesitas, anemia,


KEK, pendarahan, jantung, infeksi)

Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang mengalami komplikasi preeklampsia/obesitas/anemia/KEK
/perdarahan/jantung/infeksi/dll dibagi seluruh ibu hamil dalam 1 tahun yang sama

Rumus Perhitungan

% ibu hamil
= Jumlah ibu hamil komplikasi
x 100%
komplikasi Jumlah ibu hamil

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah ibu hamil yang memiliki komplikas i: obes itas
preeklamps ia, anemia, KEK, pendarahan, jantung, infeksi, dll ,
2.Jumlah ibu hamil di wilayah kerja

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan s etiap waktu, pada ibu
s aat kunjungan kehamilan melakukan
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)

Panduan Indikator Program G izi dan 30


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Alat dan Bahan


Form pemantauan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
1.Tenaga kesehatan mencatat dan merekap jumlah ibu hamil yang memiliki
komplikasi preeklampsia, obesitas, anemia, KEK, dan pendarahan, jantung,
infeksi, dll setiap ditemukan kasusnya di seluruh tingkatan faskes. Pelaporan
dilakukan setiap bulannya ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
2.Pemegang program di dinas kesehatan kabupaten/kota merekap merekap
jumlah ibu hamil yang memiliki komplikasi preeklampsia, obesitas, anemia, KEK,
dan pendarahan, jantung, infeksi, dll dan sasarannya. Pelaporan dilakukan
setiap bulannya secara kumulatif melalui Komdat Kesmas.
3. 1Menghitung persentase ibu hamil komplikasi dengan membagi jumlah ibu hamil
komplikasi dengan jumlah sasaran ibu hamil kemudian dikalikan 100%.

14. Persentase Ibu hamil komplikasi dirujuk ke rumah sakit (semua


komplikasi obstetri dan non obstetri: preeklampsia, obesitas, anemia, KEK,
pendarahan, jantung, infeksi, dan lain lain)

Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang mengalami semua komplikasi obstetri dan non obstetri:
preeklampsia atau obesitas, atau anemia, atau KEK, atau perdarahan, jantung,
infeksi dirujuk ke RS dibagi seluruh ibu hamil yang mengalami komplikasi
preeklampsia atau obesitas, atau anemia, atau KEK, pendarahan, jantung, infeksi
dalam 1 tahun yang sama
% ibu
Rumus hamil
Perhitungan Jumlah ibu hamil komplikasi yang dirujuk ke RS
komplikas i yang = x 100%
Jumlah ibu hamil
dirujuk ke R S
Data yang Dikumpulkan
1.Jumlah ibu hamil yang memiliki komplikasi: obes itas
preeklampsia, anemia, KEK, pendarahan, jantung, infeksi, dll ,
yang dirujuk ke R S
2.Jumlah ibu hamil komplikasi di wilayah

Frekuensi Laporan data dilakukan setiap waktu, pada


1.Pencatatan/entri saat ibu melakukan
kunjungan kehamilan
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


Form pemantauan

Panduan Indikator Program G izi dan 31


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1.Tenaga kesehatan mencatat dan merekap jumlah ibu hamil yang memiliki
komplikasi preeklampsia, obesitas, anemia, KEK, dan pendarahan, jantung dan
infeksi, dll yang dirujuk ke RS. Pelaporan dilakukan setiap bulannya ke dinas
kesehatan kabupaten/kota.
2.Pemegang program di dinas kesehatan kabupaten/kota merekap merekap jumlah
ibu hamil yang memiliki komplikasi yang dirujuk ke RS dan jumlah ibu hamil yang
memiliki komplikasi. Pelaporan dilakukan setiap bulannya secara kumulatif
melalui Komdat Kesmas.
3. Menghitung persentase ibu hamil komplikasi yang dirujuk ke RS dengan
membagi jumlah ibu hamil komplikasi yang dirujuk ke RS dengan jumlah ibu
hamil yang memiliki komplikasi kemudian dikalikan 100%.

15. Persentase ibu bersalin di fasilitasi pelayanan kesehatan

Definisi Operasional
Ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tim penolong persalinan
minimal 2 (dua) orang terdiri dari:
Dokter dan bidan
atau 2 orang bidan,
atau Bidan dan
perawat
Fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar adalah puskesmas, jejaring dan
jaringannya serta Rumah Sakit sesuai standar persalinan antara lain:
Standar persalinan normal mengacu pada Asuhan Persalinan Normal (APN)
Standar persalinan komplikasi mengacu pada Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Ibu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan atau pedoman
terakhir yang berlaku
pada Kurun waktu tertentu adalah kurun waktu pelaporan (1 bulan, 3 bulan, 1 tahun)

Rumus Perhitungan
% ibu bersalin Jumlah ibu hamil yang melakukan persalinan di fasilitas

di fasyankes = pelayanan kesehatan x 100%


Jumlah ibu bersalin

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah ibu hamil yang melakukan persalinan di faskes
2.Jumlah ibu hamil di wilayah kerja
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu melakukan
persalinan di setiap tingakat fasyankes
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)

Panduan Indikator Program G izi dan 32


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Alat dan Bahan


Form pencatatan dan pelaporan

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1.Mencatat dan merekap jumlah ibu hamil yang melakukan persalinan di
fasyankes. Seluruh tingkatan dan jenis fasyankes harus melakukan pencatatan
dan pelaporan rutin
2.Nakes melaporkan data kepada petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota
3. Dinas kesehatan kabupaten/kota merekap data dan persentase ibu hamil yang
melakukan persalinan di fasyankes dan dilaporkan melalui Komdat Kesmas

16.Jumlah Kematian Ibu

Definisi Operasional
Jumlah kematian perempuan selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan (tanpa memandang usia gestasi), akibat semua sebab yang
terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan
disebabkan oleh kecelakaan/cedera atau kejadian incidental

Data yang Dikumpulkan


Jumlah kematian ibu dalam waktu satu tahun

Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui M P D N
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


17.M P D N
18.eKohort

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


19.Mencatat dan merekap jumlah kematian ibu dalam sebulan. Seluruh
tingkatan dan jenis fasyankes harus melakukan pencatatan dan pelaporan rutin
20.Nakes melaporkan data kepada petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota

17. Penyebab Kematian Ibu


Definisi Operasional
Penyebab yang mendasari kematian ibu

Panduan Indikator Program G izi dan 33


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Data yang Dikumpulkan


Jenis dan jumlah penyebab kematian ibu dalam waktu satu tahun

Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui M P D N
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


MPDN

Mekanisme
Pencatatan
dan Pelaporan
4.Mencatat dan merekap jumlah kematian ibu dalam sebulan. Seluruh
tingkatan dan jenis fasyankes harus melakukan pencatatan dan pelaporan
rutin
5.Nakes melaporkan data kepada petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota

18.Tempat Kematian Ibu


Definisi Operasional
Tempat terjadinya kematian ibu

Data yang Dikumpulkan


Jenis dan jumlah tempat kematian ibu

Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu melalui M P D N
2.Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


MPDN

Mekanisme
Pencatatan
dan Pelaporan
19.Mencatat dan merekap jumlah kematian ibu dalam sebulan. Seluruh
tingkatan dan jenis fasyankes harus melakukan pencatatan dan pelaporan
rutin
20.Nakes melaporkan data kepada petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota

19. Persentase ibu hamil anemia

Definisi Operasional Panduan Indikator Program G izi dan 34


KIA
Ibu hamil anemia adalah ibu hamil dengan kadar Hemoglobin (Hb) kurang dari 11
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu
Hamil

Rumus Perhitungan
% ibu hamil
= Jumlah ibu hamil anemia
anemia x 100%
Jumlah ibu hamil yang diperiksa Hb

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah ibu hamil
2.Jumlah ibu hamil yang diperiksa Hb
3. Hasil pengukuran Hb
4. Jumlah ibu hamil anemia

Frekuensi Laporan
5.Pencatatan/entri data dilakukan s etiap waktu pada s aat ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan
6.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
7. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


8.Kohort ibu
9.Buku KIA

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


10.Mencatat/entri hasil pengukuran Hb saat pemeriksaan kehamilan
11.Ibu hamil yang teridentifikasi anemia hanya dihitung 1 kali selama periode
kehamilannya
12.Menghitung persentase ibu hamil anemia

20. Cakupan Ibu Hamil yang mendapatkan (/sudah) imunisasi Covid-19

Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan atau sudah pernah diimunisasi vaksin Covid-19
dibagi seluruh ibu hamil dalam 1 tahun yang sama.

Rumus Perhitungan
% ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang mendapatkan (/sudah) imunisasi
mendapatkan = Covid-19
(/sudah) Jumlah ibu hamil x 100%
imuniasasi
Covid-19

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah ibu hamil di wilayah kerja
2.Jumlah ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Covid-19

Panduan Indikator Program G izi dan 35


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan s etiap waktu pada s aat ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


4.Kohort Ibu
5.Buku KIA

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


6.Mencatat dan merekap jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan
vaksinasi Covid-19
7.Nakes melaporkan data kepada petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota
8. Dinas kesehatan kabupaten/kota merekap data dan dilaporkan melalui Komdat
Kesmas

21. Cakupan Ibu Hamil yang mendapatkan imunisasi Td

Definisi Operasional
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan imunisasi vaksin Td dibagi seluruh ibu hamil
dalam 1 tahun yang sama.

Rumus Perhitungan
% Ibu Hamil
= Jumlah ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td
yang x 100%
mendapatkan Jumlah ibu hamil
imunisasi Td

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah ibu hamil di wilayah kerja
2.Jumlah ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan s etiap waktu pada s aat ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)

Panduan Indikator Program G izi dan 36


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Alat dan Bahan


Form pemantauan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
1.Mencatat
dan merekap
jumlah ibu
hamil yang
telah
mendapatka
n vaksinasi
Td
2.Nakes
melaporkan
data kepada
petugas di
dinas
kesehatan
kabupaten/k
ota
3. Dinas kesehatan kabupaten/kota merekap data dan dilaporkan melalui Komdat
Kesmas

Panduan Indikator Program G izi dan 37


KIA
INDIKATOR
PELAYANAN
KESEHATAN IBU NIFAS
1. Persentase Ibu Nifas mendapat pelayanan nifas lengkap 4
kali (KF Lengkap)

Definisi Operasional
Jumlah ibu bersalin yang mendapat pemeriksaan nifas sesuai standar oleh tenaga
kesehatan dengan ketentuan:
M inimal 1 kali pada 6-4 8 jam s etelah melahirkan
Minimal 1 kali pada hari ke 3-7 setelah melahirkan
Minimal 1 kali pada hari ke 8-28 setelah
melahirkan Minimal 1 kali pada hari 29-42 setelah
melahirkan

Adapun ruang lingkup pelayanan pasca persalinan adalah sebagai


berikut: Anamnesis
Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu
Pemeriksaan tanda-tanda anemia
Pemeriksaan tinggi fundus uteri
Pemeriksaan kontraksi uteri
Pemeriksaan kandung kemih dan saluran kencing
Pemeriksaan lokhia dan perdarahan
Pemeriksaan jalan lahir
Pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI Ekslusif
Identifikasi risiko dan komplikasi
Penanganan risiko tinggi dan komplikasi pada masa nifas
Pemeriksaan status mental ibu
Pelayanan Kontrasepsi pascapersalinan
Pemberian KIE dan Konseling
Pemberian kapsul vitamin A

Dibagi jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja dalam dalam 1 tahun yang
sama
% ibu nifas Jumlah ibu nifas yang mendapat
mendapat = pelayanan nifas lengkap 4 kali
Rumus Perhitungan
pelayanan nifas Jumlah sasaran ibu nifas x 100%
lengkap 4 kali

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan nifas lengkap 4
kali
2.Jumlah ibu nifas di wilayah kerja

Panduan Indikator Program G izi dan 38


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu mendapatkan
pemeriksaan di setiap tingakat fasyankes
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


4.Kohort Ibu
5.Buku KIA
6. Form pencatatan dan pelaporan

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


7.Mencatat dan merekap jumlah ibu bersalin yang mendapat pelayanan nifas
lengkap 4 kali. Seluruh tingkatan dan jenis fasyankes harus melakukan
pencatatan dan pelaporan rutin
8.Nakes melaporkan data kepada petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota
9. Dinas kesehatan kabupaten/kota merekap data dan persentase ibu bersalin
yang mendapat pelayanan nifas lengkap 4 kali dan dilaporkan melalui Komdat
Kesmas

2. C akupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A


Definisi Operasional
Jumlah Ibu baru melahirkan sampai hari ke-42 yang mendapat 2 kapsul vitamin A
yang mengandung vitamin A dosis 200.000 Satuan Internasional (SI), satu kapsul
diberikan segera setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan minimal 24 jam
setelah pemberian pertama dalam kurun waktu tertentu dibagi seluruh sasaran ibu
nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun yang sama

Rumus Perhitungan
% ibu nifas
Jumlah ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
mendapat =
x 100%
kapsul vitamin A Jumlah sasaran ibu nifas

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah ibu nifas
2.Jumlah ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat ibu bersalin
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)

Panduan Indikator Program G izi dan 30


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Alat dan Bahan


1.Kohort Ibu
2.Buku KIA
3. Kapsul Vitamin A merah
4. Sigizi Terpadu

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


5.Mencatat/entri seluruh ibu nifas
6.Mencatat jumlah Vitamin A yang didapat ibu nifas saat
bersalin
7. Menghitung persentase ibu nifas yang mendapat vitamin A

Panduan Indikator Program G izi dan 40


KIA
INDIKATOR
PELAYANAN
KESEHATAN BAYI
1. Persentase Bayi Baru Lahir
Mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Definisi Operasional
Proses menyusu yang dimulai segera setelah lahir dengan cara kontak kulit ke kulit
%antara bayilahir
bayi baru dengan ibunya dan berlangsung minimal 1 (satu) jam
Jumlah bayi baru lahir mendapat IMD
mendapat IMD = x 100%
Rumus Perhitungan Jumlah sasaran bayi baru lahir hidup

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah bayi baru lahir mendapat I MD
2.Jumlah sasaran bayi baru lahir

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat bayi baru lahir
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


6.Kohort bayi, balita, dan anak sekolah
7.Buku KIA

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


8.Mencatat/entri bayi baru lahir dan praktik IMD dalam system informasi
Sigizi Terpadu dan ekohort
9.Menghitung persentase bayi baru lahir hidup mendapat IMD dengan membagi
jumlah bayi mendapat IMD terhadap jumlah bayi baru lahir hidup yang ada

2. Persentase bayi dengan BBLR (berat badan <2500 gram)


Definisi Operasional
Jumlah bayi lahir hidup dengan berat badan <2500 gram dibagi jumlah bayi baru lahir
hidup yang ditimbang.

Rumus Perhitungan
% bayi dengan Jumlah bayi baru lahir hidup dengan berat badan
BBLR = <2500 gram
Jumlah bayi baru lahir hidup yang ditimbang x 100%

Panduan Indikator Program G izi dan 41


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Bayi

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah bayi baru lahir hidup dengan berat badan <2500 gram
2.Jumlah bayi baru lahir hidup yang ditimbang
3. Jumlah bayi baru lahir hidup

Frekuensi Laporan
4.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat bayi baru lahir hidup
5.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
6. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif).

Alat dan Bahan


7.Kohort bayi, balita, dan anak sekolah
8.Buku KIA

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


9.Mencatat/entri hasil penimbangan berat badan bayi baru lahir dengan
satuan gram
10.Mengkategorikan status berat badan bayi rendah atau normal
11.Menjumlahkan bayi dengan status BBLR dan seluruh bayi yang lahir hidup
dan ditimbang
12.Menghitung persentase BBLR dengan membagi jumlah BBLR hidup
dengan jumlah bayi baru lahir hidup yang ditimbang

3. Persentase bayi BBLR yang mendapat buku KIA bayi kecil


Definisi Operasional
Jumlah bayi lahir hidup dengan berat badan <2500 gram yang mendapat buku KIA
bayi kecil dibagi jumlah bayi baru lahir dengan berat badan <2500 gram

Rumus Perhitungan
% bayi Jumlah bayi baru lahir hidup < 2500 gram yang
dengan BBLR = mendapat buku KIA bayi kecil
yang Jumlah bayi baru lahir hidup dengan berat badan x 100%
mendapat buku <2500 gram
KIA bayi kecil
Data yang Dikumpulkan
1.Jumlah bayi baru lahir hidup dengan berat badan <2500 gram
2.Jumlah bayi baru lahir hidup < 2500 gram yang mendapat buku KIA bayi
kecil
3. Jumlah bayi baru lahir hidup

Panduan Indikator Program G izi dan 42


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Bayi

Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat bayi baru lahir
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui komdat kesmas
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


4.Kohort bayi dan balita
5.Buku KIA bayi kecil

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


6. Mencatat/entri jumlah bayi BBLR yang mendapat buku KIA bayi kecil
7.Menghitung persentase jumlah BBLR yang mendapat buku KIA bayi kecil
dengan membagi jumlah BBLR yang mendapat buku KIA bayi kecil dengan
jumlah bayi BBLR

4. Persentase Bayi baru lahir komplikasi (BBLR, prematur, asfiksia)


Definisi Operasional
Jumlah Bayi Baru Lahir yang mengalami komplikasi (BBLR, prematur, asfiksia,
panjang < 48 cm, dll) dibagi seluruh bayi baru lahir di suatu wilayah kerja dalam
kurun 1 tahun yang sama

Rumus Perhitungan
% bayi baru lahir Jumlah bayi baru lahir komplikasi (BBLR,
prematur,
komplikasi (BBLR, = asfiksia, dll) x 100%
prematur, asfiksia) Jumlah sasaran bayi baru lahir

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah Bayi baru lahir komplikasi (BBLR, prematur, asfiksia, dll)
2.Jumlah sasaran bayi baru lahir

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat persalinan
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


6.Kohort bayi, balita, dan anak prasekolah
7.Buku KIA bayi kecil
8. Form pencatatan

Panduan Indikator Program G izi dan 43


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Bayi

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1.Mencatat jumlah bayi baru lahir dengan komplikasi yaitu BBLR, premature,
asfiksia dan lain lain di semua tingkatan fasilitasi pelayanan kesehatan , di Buku
KIA dan kohort bayi
2.Merekap jumlah bayi baru lahir dengan komplikasi dalam satu bulan dan
melaporkannya ke dinas kesehatan kabupaten/kota
3. Petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota menghitung persentase jumlah bayi
baru lahir dengan komplikasi dan melaporkannya ke Komdat Kesmas

5. Persentase Bayi baru lahir dengan komplikasi yang dirujuk ke RS


Definisi Operasional
Jumlah bayi baru lahir hidup yang mengalami komplikasi yang dirujuk ke RS di suatu
wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama dibagi seluruh bayi baru lahir dengan
komplikasi di suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama

Rumus Perhitungan
% Bayi baru lahir
Jumlah bayi baru lahir komplikasi yang dirujuk ke RS
komplikas i yang = x 100%
dirujuk ke R S Jumlah bayi baru lahir dengan komplikasi

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah Bayi baru lahir komplikasi (BBLR, prematur, asfiksia, dll) yang
dirujuk
2.Jumlah sasaran bayi baru lahir dengan komplikasi

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat persalinan
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari
sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


6.Form pencatatan
7.Kohort bayi, balita, dan anak prasekolah
8. Buku KIA

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


9.Mencatat jumlah bayi baru lahir dengan komplikasi yaitu BBLR, premature,
asfiksia dll di semua tingkatan fasilitasi pelayanan kesehatan dan jumlah bayi
baru lahir dengan komplikasi yang dirujuk ke RS
10.Merekap jumlah bayi baru lahir dengan komplikasi yang dirujuk ke RS dalam
satu bulan dan melaporkannya ke dinas kesehatan kabupaten/kota
11.Petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota menghitung persentase jumlah
bayi baru lahir dengan komplikasi yang dirujuk dan melaporkannya ke Komdat
Kesmas
Panduan Indikator Program G izi dan 44
KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Bayi

6. Persentase Bayi baru lahir mendapat pelayanan lengkap (KN 3)


Definisi Operasional
Jumlah bayi baru lahir usia 0 - 28 hari yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
paling sedikit tiga kali dengan ketentuan:
M inimal 1 kali pada 6-4 8 jam,
M inimal 1 kali pada hari ke 3 – hari ke 7,
Minimal 1 kali pada hari ke 8 – hari ke 28 setelah lahir
di suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama dibagi seluruh bayi baru
lahir di suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama

Rumus Perhitungan
% Bayi baru lahir
mendapat =
Jumlah Bayi baru lahir mendapat pelayanan lengkap
pelayanan x 100%
Jumlah sasaran bayi baru lahir
lengkap (KN 3)

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah bayi baru lahir mendapat pelayanan lengkap (KN 3)
2.Jumlah sasaran bayi baru lahir yang ada di wilayah kerja

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat kunjungan ketiga
neonates (KN3)
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


6.Form pencatatan
7.Kohort bayi, balita, dan anak prasekolah
8. Buku KIA

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


9.Mencatat jumlah bayi baru lahir mendapat pelayanan lengkap di semua
tingkatan fasilitasi pelayanan kesehatan
10.Merekap jumlah bayi baru lahir mendapat pelayanan lengkap (KN 3) dalam
satu bulan dan melaporkannya ke dinas kesehatan kabupaten/kota
11.Petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota menghitung persentase jumlah
bayi baru lahir mendapat pelayanan lengkap (KN 3) dan melaporkannya ke
Komdat Kesmas

Panduan Indikator Program G izi dan 45


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan
Bayi

7. Persentase Bayi Baru Lahir yang dilakukan Skrinning Hipotiroid


Kongenital (SHK)

Definisi Operasional
Jumlah bayi baru lahir yang dilakukan S HK di suatu wilayah kerja dalam kurun 1
tahun yang sama dibagi seluruh bayi baru lahir di suatu wilayah kerja dalam kurun 1
tahun yang sama

Rumus Perhitungan
% Bayi baru lahir
Jumlah Bayi baru lahir yang dilakukan S H K
yang dilakukan = x 100%
Skrinning Jumlah sasaran bayi baru lahir
Hipotiroid

Kongenita
Data
l yang Dikumpulkan
1.Jumlah bayi baru lahir dilakukan S HK
2.Jumlah sasaran bayi baru lahir

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat dilakukan skrinning
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


1.Form pencatatan
2.Kohort bayi, balita, dan anak prasekolah

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


6.Mencatat jumlah bayi baru lahir yang dilakukan Skrinning Hipotiroid Kongenital
di semua tingkatan fasilitasi pelayanan kesehatan
7.Merekap jumlah bayi baru lahir yang dilakukan Skrinning Hipotiroid Kongenital
dalam satu bulan dan melaporkannya ke dinas kesehatan kabupaten/kota
8. Petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota menghitung persentase jumlah
bayi baru lahir yang dilakukan Skrinning Hipotiroid Kongenital dan
melaporkannya ke Komdat Kesmas

Panduan Indikator Program G izi dan 46


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Bayi

8. Persentase Bayi Baru Lahir positif Hipotiroid Kongenital


Definisi Operasional
Jumlah bayi baru lahir yang terkonfirmasi Hipotiroid Kongenital dibagi jumlah
seluruh bayi baru lahir yang dilakukan S H K di suatu wilayah kerja dalam kurun 1
tahun yang sama

Rumus Perhitungan
% Bayi Baru Lahir
Jumlah Bayi baru lahir positif Hipotiroid Kongenital
positif Hipotiroid = x 100%
Kongenital Jumlah seluruh bayi baru lahir yang dilakukan S H K di suatu
wilayah kerja

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah bayi baru lahir positif Hiportiroid Kongenital
2.Jumlah sasaran bayi baru lahir yang dilakukan S H K

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


6.Form pencatatan
7.Kohort bayi, balita, dan anak prasekolah
8. Buku KIA

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


9.Mencatat jumlah bayi baru lahir positif Hiportiroid Kongenital di semua tingkatan
fasilitasi pelayanan kesehatan
10.Merekap jumlah bayi baru lahir yang positif Hiportiroid Kongenital dalam satu
bulan dan melaporkannya ke dinas kesehatan kabupaten/kota
11.Petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota menghitung persentase jumlah
bayi baru lahir yang positif Hiportiroid Kongenital dan melaporkannya ke
Komdat Kesmas

9. Persentase Bayi Baru Lahir positif Hipotiroid Kongenital yang


mendapat terapi
Definisi Operasional
Jumlah bayi baru lahir terkonfirmasi Hipotiroid Kongenital yang mendapatkan terapi
di suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama dibagi seluruh bayi baru
lahir positif Hipotiroid Kongenital di suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang
sama

Panduan Indikator Program G izi dan 47


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan
Bayi

Rumus PerhitunganJumlah Bayi baru lahir positif Hipotiroid Kongenital yang


% Bayi Baru Lahir
positif Hipotiroid = mendapatkan terapi
Kong enital yang x 100%
Jumlah seluruh bayi baru lahir positif Hipotiroid kongenital
mendapatkan
terapi

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah bayi baru lahir positif Hiportiroid Kongenital yang mendapatkan terapi
2.Jumlah bayi baru lahir positif Hipotiroid kongenital

Frekuensi Laporan
3. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat kunjungan neonatal/bayi
4. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
6.Mencatat jumlah bayi baru lahir positif Hiportiroid Kongenital yang mendapatkan
terapi di semua tingkatan fasilitasi pelayanan kesehatan
7.Merekap jumlah bayi baru lahir yang positif Hiportiroid Kongenital yang
mendapatkan terapi dalam satu bulan dan melaporkannya ke dinas kesehatan
kabupaten/kota
8. Petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota menghitung persentase jumlah bayi
baru lahir yang positif Hiportiroid Kongenital yang mendapatkan terapi dan
melaporkannya ke Komdat Kesmas

10.Jumlah Kematian Neonatus


Definisi Operasional
Jumlah bayi usia 0-28 hari yang meninggal karena sebab apapun

Data yang Dikumpulkan


Jumlah kematian bayi sebelum mencapai umur 28 hari dalam waktu satu tahun

Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu dan dilaporkan melalui MPDN
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)
Panduan Indikator Program G izi dan 48
KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Bayi

Alat dan Bahan


1.Form pencatatan
2.Aplikasi M P D N

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


3.Mencatat dan merekap jumlah kematian neonatus dalam sebulan. Seluruh
tingkatan dan jenis fasyankes harus melakukan pencatatan dan pelaporan rutin
4.Nakes melaporkan data kematian melalui M P D N dan melaporkan kepada petugas
di dinas kesehatan kabupaten/kota

11.Penyebab Kematian Neonatus


Definisi Operasional
Penyebab yang mendasari kematian bayi (0-28 hari) karena sebab apapun.

Data yang Dikumpulkan


Jenis dan jumlah penyebab kematian neonatus

Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu dan dilaporkan melalui MPDN
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


12.Form pencatatan
13.Aplikasi M P D N

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


14.Mencatat dan merekap jumlah dan jenis penyebab kematian neonatus dalam
sebulan. Seluruh tingkatan dan jenis fasyankes harus melakukan pencatatan dan
pelaporan rutin melalui M P D N
15.Nakes melaporkan data melalui M P D N dan melaporkan kepada petugas di
dinas kesehatan kabupaten/kota

12. Tempat Kematian Neonatus

Definisi Operasional
Tempat terjadinya kematian neonatus

Data yang Dikumpulkan


Jenis dan jumlah tempat kematian neonatus

Panduan Indikator Program G izi dan 49


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Bayi

Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu dan dilaporkan melalui MPDN
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya
3. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


4.Form pencatatan
5.Aplikasi M P D N

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


6.Nakes mencatat, merekap jumlah dan jenis tempat kematian neonatus dalam
sebulan. Seluruh tingkatan dan jenis fasyankes harus melakukan pencatatan
serta pelaporan rutin melalui M P D N
7.Nakes melaporkan data kepada petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota

13. Persentase Bayi Baru Lahir yang dilakukan Skrinning Penyakit


Jantung Bawaan Kritis

Definisi Operasional
Jumlah bayi baru lahir yang dilakukan skrinning penyakit jantung bawaan kritis di
suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama dibagi seluruh bayi baru lahir di
suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama

Rumus Perhitungan
% Bayi Baru Lahir Jumlah bayi baru lahir yang dilakukan skrinning penyakit
= jantung bawaan kritis
yang dilakukan x
Skrinning Penyakit 1 0 0 %
Jantung Bawaan
Kritis Jumlah sasaran bayi baru lahir

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah bayi baru lahir dilakukan Skrinning Penyakit Jantung Bawaan
2.Jumlah sasaran bayi baru lahir

Frekuensi Laporan
3. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat dilakukan skrinning
4. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)

Panduan Indikator Program G izi dan 50


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Bayi

Alat dan Bahan


1.Register kohort bayi
2.Ekohort
3. form M T B M

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


4.Mencatat jumlah bayi baru lahir yang dilakukan Skrinning Penyakit Jantung
Bawaan Kritis di semua tingkatan fasilitasi pelayanan kesehatan
5.Merekap jumlah bayi baru lahir yang dilakukan Skrinning Penyakit Jantung
Bawaan dalam satu bulan dan melaporkannya ke dinas kesehatan
kabupaten/kota
6. Petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota menghitung persentase jumlah bayi
baru lahir yang dilakukan Skrinning Penyakit Jantung Bawaan dan
melaporkannya ke Komdat Kesmas

14. Persentase bayi baru lahir terdeteksi memiliki penyakit jantung


bawaan Kritis
Definisi Operasional
Jumlah bayi baru lahir yang terdeteksi memiliki penyakit jantung bawaan kritis
dibagi seluruh bayi baru lahir yang dilakukan skrinning penyakit jantung bawaan di
kritis suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama

Rumus Perhitungan
% Bayi Baru Lahir Jumlah bayi baru lahir yang terdeteksi penyakit jantung
yang terdeteksi
= bawaan kritis
Penyakit Jantung Jumlah bayi baru lahir yang dilakukan skrinning penyakit x 100%
Bawaan Krtis jantung bawaan kritis

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah bayi baru lahir terdeteksi memiliki Penyakit Jantung Bawaan Kritis
2.Jumlah sasaran bayi baru lahir yang dilakukan skrinning penyakit jantung
bawaan kritis

Frekuensi Laporan
3. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
4. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)

Panduan Indikator Program G izi dan 51


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Bayi

Alat dan Bahan


1.Register kohort bayi
2.Ekohort
3. form M T B M

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


4.Mencatat jumlah bayi baru lahir terdeteksi memiliki penyakit jantung bawaan
kritis dan yang dilakukan Skrinning Penyakit Jantung Bawaan kritis di semua
tingkatan fasilitasi pelayanan kesehatan
5.Merekap data tersebut dan melaporkannya ke dinas kesehatan kabupaten/kota
6. Petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota menghitung persentase jumlah
bayi baru lahir yang terdeteksi penyakit jantung bawaan kritis

15. Persentase Bayi Baru Lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan Kritis
yang dirujuk

Definisi Operasional
Jumlah bayi baru lahir dengan penyakit jantung bawaan kritis yang dirujuk dibagi
seluruh bayi baru lahir yang memiliki penyakit jantung bawaan kritis di suatu
wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama

Rumus Perhitungan
% Bayi Baru Lahir Jumlah bayi baru lahir dengan penyakit jantung bawaan
dengan Penyakit = kritis yang dirujuk
Jantung Bawaan Jumlah bayi baru lahir memiliki penyakit jantung bawaan x 100%
Kritis yang dirujuk kritis

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah bayi baru lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan Kritis yang dirujuk
2.Jumlah bayi baru lahir yang memiliki Penyakit Jantung Bawaan kritis

Frekuensi Laporan
3. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
4. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari sampai
Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


1.Register kohort bayi
2.Ekohort
3. form M T B M

Panduan Indikator Program G izi dan 52


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Bayi

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1.Mencatat jumlah bayi baru lahir dengan penyakit jantung bawaan kritis yang
dirujuk dan jumlah bayi baru lahir dengan penyakit jantung bawaan di semua
tingkatan fasilitasi pelayanan kesehatan
2.Merekap data tersebut dan melaporkannya ke dinas kesehatan kabupaten/kota
3. Petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota menghitung persentase bayi baru
lahir dengan penyakit jantung bawaan kritis yang dirujuk dan melaporkannya ke
Komdat Kesmas

Panduan Indikator Program G izi dan 53


KIA
INDIKATOR
PELAYANAN
KESEHATAN BALITA
1. Prevalensi balita stunting (pendek dan sangat pendek)
Definisi Operasional
persentase balita umur 0 sampai 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan
indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur
(TB/U) memiliki Z-score kurang dari -2 S D

Rumus Perhitungan
% bayi stunting
Jumlah bayi pendek dan sangat pendek
=
x 100%
Jumlah balita yang diukur panjang/tinggi badan

Data yang Dikumpulkan


1.Panjang badan/tinggi badan
2.Cara pengukuran
3. Umur
4. Jenis kelamin
5. Jumlah balita stunting
6. Jumlah balita yang diukur panjang badan/tinggi badan

Frekuensi Laporan
7.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat melakukan pengukuran
8.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan

Alat dan Bahan


9.Buku KIA
10.Antropometri kit

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


11.Penimbangan dan pengukuran dilakukan dalam kegiatan pemantauan
pertumbuhan setiap bulan pada seluruh sasaran balita di wilayah kerja
Puskesmas baik di Posyandu maupun di fasilitas pendidikan anak usia dini
12.Hasil penimbangan dan pengukuran dicatat/dientri oleh Puskesmas ke dalam
aplikasi e-PPGBM untuk mengetahui kategori status gizinya berdasarkan indeks
PB/U atau TB/U
13.Menghitung persentase balita stunting dengan membagi jumlah balita pendek
dan sangat pendek dengan jumlah balita yang diukur panjang/tinggi badan
14.Laporan tahunan diperoleh berdasarkan rerata hasil pengukuran masalah gizi
dalam satu tahun.

Panduan Indikator Program G izi dan 54


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

2. Prevalensi balita wasting (gizi kurang dan gizi buruk)

Definisi Operasional
persentase balita umur 0 sampai 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan
indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut
Tinggi Badan (BB/TB) memiliki Z-score kurang dari -2 SD.

Rumus Perhitungan
% balita wasting
Jumlah balita gizi kurang dan gizi buruk
=
x 100%
Jumlah balita yang diukur berat badan dan
panjang/tinggi badan

Data yang Dikumpulkan


1.Berat badan
2.Panjang badan/tinggi badan
3. Cara pengukuran
4. Umur
5. Jenis kelamin
6. Jumlah balita wasting
7.Jumlah balita yang diukur berat badan dan panjang/tinggi badan

Frekuensi Laporan
8. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat melakukan pengukuran
9. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan

Alat dan Bahan


1) Buku KIA
2) Antropometri kit

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1.Penimbangan dan pengukuran dilakukan dalam kegiatan pemantauan
pertumbuhan setiap bulan pada seluruh sasaran balita di wilayah kerja
Puskesmas baik di Posyandu maupun di fasilitas pendidikan anak usia dini
2.Hasil penimbangan dan pengukuran dicatat/dientri oleh Puskesmas ke dalam
aplikasi e-PPGBM untuk mengetahui kategori status gizinya berdasarkan
indeks BB/PB atau BB/TB
3. Menghitung persentase balita wasting dengan membagi jumlah balita gizi
kurang dan gizi buruk dengan jumlah balita yang ditimbang berat badan dan
diukur panjang/tinggi badan
4. Laporan tahunan diperoleh berdasarkan rerata hasil pengukuran masalah gizi
dalam satu tahun.

Panduan Indikator Program G izi dan 5


KIA 5
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

3. Prevalensi balita underweight (berat badan kurang dan sangat kurang)


Definisi Operasional
Jumlah balita umur 0 sampai 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan
indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) memiliki z-score kurang dari -2 SD.

Rumus Perhitungan
% balita Jumlah balita BB kurang dan sangat kurang
underweigh =
x 100%
t Jumlah balita yang diukur berat badannya

Data yang Dikumpulkan


1.Berat badan
2.Umur
3. Jenis kelamin
4. Jumlah balita underweight
5. Jumlah balita yang diukur berat badannya

Frekuensi Laporan
6. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat melakukan pengukuran
7. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan

Alat dan Bahan


1) Buku KIA
2) Antropometri kit

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1.Penimbangan dan pengukuran dilakukan dalam kegiatan pemantauan
pertumbuhan setiap bulan pada seluruh sasaran balita di wilayah kerja
Puskesmas baik di Posyandu maupun di fasilitas pendidikan anak usia dini
2.Hasil penimbangan dan pengukuran dicatat/dientri oleh Puskesmas kedalam
aplikasi e-PPGBM untuk mengetahui kategori status gizinya berdasarkan
indeks BB/U
3. Menghitung persentase balita underweight dengan membagi jumlah balita
berat badan kurang dan sangat kurang dengan jumlah balita yang diukur berat
badan
4. Laporan tahunan diperoleh berdasarkan rerata hasil pengukuran masalah gizi
dalam satu tahun.

4. Prevalensi balita overweight (gizi lebih dan obesitas)


Definisi Operasional
persentase balita umur 0 sampai 59 bulan dengan kategori status gizi
berdasarkan indeks berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan
(BB/PB atau BB/TB) dengan standar deviasi >+2SD.
Panduan Indikator Program G izi dan 5
KIA 5
Indikator Pelayanan Kesehatan
Balita

Rumus Perhitungan
% balita Jumlah balita gizi lebih dan obesitas
overweigh = x 100%
t Jumlah balita yang diukur berat badan dan
panjang/tinggi badan
Data yang Dikumpulkan
1.Berat badan
2.Panjang/tinggi badan
3. Umur
4. Jenis kelamin
5. Jumlah balita overweight
6. Jumlah balita yang diukur berat badan dan panjang/tinggi badan

Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat melakukan pengukuran
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan

Alat dan Bahan


1) Buku KIA
2) Antropometri kit

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1.Penimbangan dan pengukuran dilakukan dalam kegiatan pemantauan
pertumbuhan setiap bulan pada seluruh sasaran balita di wilayah kerja
Puskesmas baik di Posyandu maupun di fasilitas pendidikan anak usia dini
2.Hasil penimbangan dan pengukuran dicatat/dientri oleh Puskesmas kedalam
aplikasi e-PPGBM untuk mengetahui kategori status gizinya berdasarkan
indeks BB/PB atau BB/TB
3. Menghitung persentase balita overweight dengan membagi jumlah balita gizi
lebih dan obesitas dengan jumlah balita yang ditimbang berat badan dan
diukur panjang/tinggi badan
4. Laporan tahunan diperoleh berdasarkan rerata hasil pengukuran masalah gizi
dalam satu tahun.

5. Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif


Definisi Operasional
persentase bayi usia 0 bulan sampai 5 bulan 29 hari yang diberi ASI saja tanpa
makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral berdasarkan recall 24
jam

Panduan Indikator Program G izi dan 56


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan
Balita

Rumus Perhitungan
% bayi usia Jumlah bayi usia<6 bulan mendapat ASI eksklusif
<6bulan =
x 100%
mendapat Jumlah bayi usia<6 bulan yang di recall
AS I eksklusif

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah bayi umur 0 bulan, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dan 5 bulan
2.Jumlah bayi umur 0-5 bulan 29 hari
3. Jumlah bayi umur 0-5 bulan 29 hari masih ASI

Frekuensi Laporan
4. Recall dan entri data dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi laporan dilakukan bulan Februari dan Agustus

Alat dan Bahan


1) Kohort balita
2) Buku KIA

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1.Mencatat/entri hasil recall ASI Eksklusif setiap bulan
2.Tentukan umur anak dalam bulan
3. Tanyakan ibu bayi apakah bayi sehari sebelumnya sudah diberikan makanan/
minuman lain kecuali obat, vitamin dan mineral, kemudian catat jawaban ibu ke
dalam K M S balita pada kolom Pemberian ASI Eksklusif 0,1,2,3,4,5 bulan
dengan memberikan tanda- tanda notasi atau simbol berikut:
√ = bayi masih diberi ASI saja
X = bayi sudah diberi makanan/minuman lain selain ASI kecuali obat, vitamin
dan mineral
A = bayi tidak di recall

Panduan Indikator Program G izi dan 57


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

4. Rekapitulasi hasil recall ASI Eksklusif setiap bulan Februari dan Agustus
Rekap catatan pemberian ASI pada K M S sesuai dengan tanda atau simbol
yang telah diisi pada bulan Februari atau Agustus dan jumlahkan masing-
masing kode-kode atau simbol sebagai berikut:

Umur Bayi
Nama (Bulan)
Anak 0 1 2 3 4 5

√ A √ X X X
Raihan
√ X
Iqbal
√ X √ X X X
Milea √
√ √
Veronic √
√ √ √ √
a Arsy - -
A
Gaby - √
-

N = jumlah sasaran bayi kurang dari 6 bulan (√ +X +


A) n = jumlah bayi yang datang dan di recall (√ + X)
Dari tabel 1 diatas diketahui pada kunjungan bulan Februari, jumlah bayi
antara umur 0 sampai 5 bulan ada 6 bayi. Saat dilakukan recall pada bulan
Februari, diperoleh rincian sebagai berikut:
a) Jumlah masih diberi ASI (√) = 3 orang (Milea, Veronica dan Gaby)
b) Jumlah tidak diberi ASI (X) = 2 orang (Raihan dan Iqbal)
c) Jumlah yang tidak di recall pada bulan ini (A) = 1 orang (Arsy)
d) Jumlah seluruh bayi (N = √ + X + A) = 6 orang
e) Jumlah seluruh bayi di recall (n = √ + X) = 5 orang

5. Menentukan jumlah bayi yang masih ASI Eksklusif berdasarkan kelompok umur
0 bulan, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan dan 0 sampai 5 bulan
6. Menghitung persentase bayi yang masih ASI Eksklusif dengan membagi bayi
yang masih ASI dengan seluruh bayi yang di recall berdasarkan kelompok
umur
7. Laporan tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Februari dan
Agustus dengan pertimbangan balita yang di recall pada bulan Februari
berbeda dengan bayi yang di recall pada bulan Agustus

Panduan Indikator Program G izi dan 58


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

6. Persentase bayi usia 6 bulan mendapat ASI eksklusif

Definisi Operasional
persentase bayi yang sampai usia 6 bulan yang hanya diberi ASI saja tanpa
makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral sejak lahir

Rumus Perhitungan
% balita usia Jumlah bayi usia 6 bulan mendapat ASI eksklusif
6 bulan =
x 100%
mendapat ASI Jumlah bayi usia 6 bulan yang ada
Eksklusif

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah bayi usia 6 bulan
2.Jumlah bayi usia 6 bulan yang diberi ASI sejak lahir

Frekuensi Laporan
3. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat sasaran berusia 6 bulan
4. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan

Alat dan Bahan


1)Buku KIA
2)Kohort Balita

Mekanisme
Pencatatan
dan Pelaporan
1.Mencatat/
entri
pemberian
ASI
Eksklusif
pada bayi
yang
berusia 6
bulan
2.Menghitun
g
persentase
ASI
eksklusif
pada bayi
berusia 6
bulan
3. Laporan tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan Januari –
Desember tahun berjalan
Panduan Indikator Program G izi dan 59
KIA
7. Persentase anak 6-23 bulan mendapatkan MPASI
Indikator Pelayanan Kesehatan
Balita

Rumus Perhitungan
Jumlah anak usia 6-23 bulan yang mendapatkan M P ASI sesuai
% anak 6-23 bulan
standar
mendapatkan = Jumlah anak usia 6-23 bulan yang memiliki status gizi baik dan x 100%
M P ASI di recall

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah anak usia 6-23 bulan
2.Jumlah anak usia 6-23 bulan yang memiliki status gizi baik dan di-recall
3. Jumlah anak usia 6-23 bulan yang mendapatkan MPAS I sesuai standar
4. Jumlah anak usia 6-8 bulan yang mengonsumsi makanan solid/padat, semi solid,
lunak
5.Jumlah anak usia 6-23 bulan yang mengonsumsi makanan dan minuman
setidaknya 5 dari 8 jenis grup
6. Jumlah anak usia 6-23 bulan yang mengonsumsi makanan makanan solid/padat,
semi solid, lunak (termasuk susu untuk anak nonASI)
7.Jumlah anak usia 6-23 bulan yang mengonsumsi susu formula minimal 2x/har
8. Jumlah anak usia 6-23 bulan yang mengonsumsi minuman manis
9. Jumlah anak usia 6-23 bulan yang mengonsumsi makanan tidak sehat
10.Jumlah anak usia 6-23 bulan yang tidak mengonsumsi buah dan/sayur

Frekuensi Laporan
11.Pencatatan dan entri data dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus melalui Sigizi
Terpadu
12.Rekapitulasi laporan tahun didapatkan dari hasil pemberian MPASI pada anak 6-23 bulan
dan jumlah anak 6-23 bulan pada tahun berjalan

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
13.Mencatat/
entri
pemberian
MP AS I sesuai
usia
14.Melakukan pelaporan berkala setiap 2 kali dalam setahun di bulan Februari dan
Agustus
15.Menghitung persentase anak usia 6-23 bulan yang mendapat M PAS I dengan
membagi jumlah anak usia 6-23 bulan yang mendapat MPA S I sesuai standar
dibagi jumlah anak usia 6-23 bulan dengan status gizi baik yang di-recall
16.Laporan tahunan diperoleh melalui data bulan Agustus

Panduan Indikator Program G izi dan 60


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

8. Persentase anak 6-23 bulan mengonsumsi telur dan/atau sumber


protein hewani lainnya

Definisi Operasional
persentase anak usia 6-23 bulan dengan status gizi baik berdasarkan indeks BB/PB
atau BB/TB dan tidak menderita penyakit yang memerlukan diet khusus yang
mengonsumsi telur dan/atau makanan hewani selama seharian kemarin

Rumus Perhitungan
% anak 6-23 bulan Jumlah anak usia 6-23 bulan yang mengonsumsi telur
mengonsumsi
= dan/atau sumber protein hewani lainnya
telur dan/atau Jumlah anak usia 6-23 bulan yang memiliki status gizi baik x 1 0 0 %
sumber protein dan di recall
hewani lainnya

Data yang Dikumpulkan


1.umlah anak usia 6-23 bulan
2.Jumlah anak usia 6-23 bulan yang memiliki status gizi baik dan di-recall
3. Jumlah anak usia 6-23 bulan yang mengonsumsi telur dan/atau sumber protein
hewani lainnya

Frekuensi Laporan
4. Pencatatan dan entri data dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus melalui Sigizi Terpadu
5. Rekapitulasi laporan tahun didapatkan dari hasil pemberian MPASI pada anak 6-23 bulan
dan jumlah anak 6-23 bulan pada tahun berjalan

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
6.Mencatat/
entri
konsumsi
telur
dan/atau
sumber
protein
hewani
7.Melakukan pelaporan berkala dua kali dalam setahun pada bulan Februari dan
Agustus
8. Menghitung persentase anak usia 6-23 bulan yang mengonsumsi telur dan/atau
sumber protein hewani lainnya dengan membagi jumlah anak usia 6-23 bulan
yang mengonsumsi telur dan/atau sumber protein hewani lainnya dengan jumlah
anak usia 6-23 bulan dengan status gizi baik yang di-recall
Panduan
9. Laporan tahunan diperoleh melalui data bulan Indikator Program G izi dan
Agustus 61
KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

9.Persentase balita yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya


Definisi Operasional
persentase balita usia 0-59 bulan yang mendapat pelayanan:
1.Penimbangan sedikitnya 8 kali dalam satu tahun,
2.Pengukuran panjang badan atau tinggi badannya sedikitnya 2 kali dalam satu
tahun
3. Pemantauan perkembangan sedikitnya 2 kali dalam satu tahun (dengan cek list
buku KIA atau KPSP atau instrumen lainnya)

Rumus Perhitungan
% balita dipantau Jumlah balita yang dipantau pertumbuhan dan
pertumbuhan dan = perkembangan
perkembangan Jumlah sasaran balita x 100%

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah balita yang dipantau pemantauan dan perkembangannya
2.Jumlah sasaran balita

Frekuensi Laporan
3. Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan saat balita sudah memenuhi kriteria
pemantauan pertumbuhan
4. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan

Alat dan Bahan


5.Kohort balita
6.Antropometri kit
7. Buku KIA
8. Form KPSP atau instrumen lainnya

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


9.Mencatat dan merekap jumlah balita yang dipantau pertumbuhan dan
perkembangan. Data dilaporkan ke dinas kesehatan setiap bulannya.
10.Petugas di dinas kesehatan kabupaten/kota menghitung persentase balita
dipantau pertumbuhan dan perkembangan dan melaporkannya melalui Komdat
Kesmas
11.Laporan tahunan diperoleh dari hasil kumulatif sampai bulan Desember

10. Jumlah balita yang mendapatkan suplementasi gizi mikro


Definisi Operasional
Jumlah balita usia 6 - 5 9 bulan dengan kategori berat badan kurang (underweight)
berdasarkan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) dengan Z-score kurang dari
- 2 S D dan tidak termasuk kategori wasting berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB
< - 2 S D yang mendapat taburia
Panduan Indikator Program G izi dan 62
KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

Rumus Perhitungan
Jumlah balita berat badan kurang (underweight) tidak termasuk wasting yang
mendapat taburia

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah balita sasaran taburia (balita underweight (BB/U <-2SD) yang tidak
termasuk wasting)
2.Jumlah taburia yang diterima Puskesmas dalam setahun
3. Jumlah balita underweight yang tidak termasuk wasting mendapat taburia

Frekuensi Laporan
4. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat dilakukan pelayanan
kesehatan balita (taburia didistribusikan)
5. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan

Alat dan Bahan


6.Kohort
7.Buku KIA
8. Antropometri kit
9. Taburia

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


10.Entri jumlah taburia yang diterima Puskesmas dalam setahun pada menu
sasaran di Sigizi Terpadu 1x/tahun
11.Menghitung jumlah balita menerima taburia dan jumlah sachet yang diterima
dan dientry ke Sigizi Terpadu tiap bulannya
12.Pelaporan tiap bulan merupakan kumulatif dari bulan sebelumnya
13.Laporan tahunan diperoleh dari kumulatif sampai bulan Desember

11. Cakupan balita 6 – 59 bulan mendapat kapsul vitamin A


Definisi Operasional
persentase bayi umur 6 sampai 11 bulan yang mendapat kapsul vitamin A berwarna
biru dengan kandungan vitamin A sebesar 100.000 Satuan Internasional (SI) dan
anak umur 12 sampai 5 9 bulan yang mendapat kapsul vitamin A berwarna merah
dengan kandungan vitamin A sebesar 200.000 SI

Rumus Perhitungan
% Bayi 6-11 bulan
Jumlah bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A
mendapat x 100%
= Jumlah bayi 6-11 bulan
kapsul vitamin A

Panduan Indikator Program G izi dan 63


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan
Balita

% Balita 12-59
Jumlah balita 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
bulan mendapat = x 100%
kapsul vitamin A Jumlah balita 12-59 bulan

% balita 6-59
Jumlah balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
bulan mendapat = x 100%
kapsul vitamin A Jumlah balita 6-59 bulan

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah s eluruh bayi us ia 6 – 11 bulan
2.Jumlah seluruh balita usia 12 – 59 bulan
3. Jumlah bayi usia 6 – 11 bulan mendapat kapsul vitamin A biru
4. Jumlah balita usia 12 – 59 bulan mendapat kapsul vitamin A merah

Frekuensi Laporan
5. Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus
6. Pelaporan dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus

Alat dan Bahan


7.Kohort Balita
8.Buku KIA
9. Kapsul Vitamin A biru dan merah

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


10.Mencatat/entri balita mendapat kapsul vitamin A setiap bulan Februari dan
Agustus dalam Sigizi Terpadu
11.Melakukan pelaporan balita mendapat kapsul vitamin A setiap bulan Februari
dan Agustus
12.Menghitung persentase balita yang mendapat vitamin A terhadap jumlah balita
yang ada berdasarkan kelompok umur 6 – 11 bulan, 12 – 59 bulan dan 6 -59
bulan
13.Laporan tahunan untuk cakupan bayi umur 6 – 11 bulan yang mendapat kapsul
vitamin A diperoleh melalui penjumlahan data bulan Februari dan Agustus
sedangkan data cakupan balita umur 12 – 59 bulan yang mendapat kapsul
vitamin A menggunakan data bulan Agustus.

12. Cakupan balita yang ditimbang berat badannya (D/S)


Definisi Operasional
persentase balita usia 0 - 5 9 bulan yang ditimbang berat badannya

Rumus Perhitungan
% balita Jumlah balita ditimbang (D)
ditimbang = x 100%
Jumlah sasaran balita

Panduan Indikator Program G izi dan 64


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah balita berusia 0-59 bulan ditimbang berat badannya
2.Jumlah seluruh balita yang berusia 0-59 bulan di suatu wilayah kerja dalam
kurun waktu 1 tahun yang s ama
3. Berat badan
4. Umur
5. Jenis kelamin

Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan saat melakukan pemantauan
pertumbuhan
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan dikenal dengan laporan SKDN

Alat dan Bahan


1.Buku KIA/KMS
2.Antropometri kit

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


3.Mengidentifikasi dan entri seluruh sasaran yang ada di wilayah kerja Puskesmas
berdasarkan kecamatan, desa/kelurahan dan RW
4.Pemantauan pertumbuhan dilakukan setiap bulan di wilayah kerja Puskesmas
baik di Posyandu maupun di fasilitas pendidikan anak usia dini
5. Pencatatan/entri hasil pemantauan pertumbuhan dilakukan dalam buku KIA/KMS
dan formulir pencatatan hasil pemantauan pertumbuhan. Pemantauan
pertumbuhan balita di Pendidikan Anak usia Dini (PAUD) atau tempat
penimbangan lainnya dicatat di Posyandu asal atau Posyandu di mana PAUD
berada.
6. Menghitung persentase balita yang melakukan penimbangan terhadap jumlah
balita yang ada
7.Laporan tahunan diperoleh untuk melihat gambaran rerata balita ditimbang
berat badannya dengan menjumlahkan capaian bulan Januari sampai Desember
kemudian dicari reratanya

13. Cakupan balita memiliki buku KIA/KMS (K/S)


Definisi Operasional
persentase balita usia 0 bulan sampai 59 bulan yang memiliki buku berisi catatan
kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan
balita) serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan
anak, serta grafik pertumbuhan anak yang dapat dipantau setiap bulan atau kartu
yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri
berat badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin.

Panduan Indikator Program G izi dan 65


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan
Balita

Rumus Perhitungan
% balita Jumlah balita yang memiliki buku KIA/KMS
memiliki buku = x 100%
KIA/KMS Jumlah sasaran
balita
Data yang Dikumpulkan
1.Jumlah balita memiliki buku KIA/KMS
2.Jumlah balita seluruh balita
3. Jenis kelamin

Frekuensi Laporan
4. Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan saat melakukan
pemantauan pertumbuhan
5. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan dikenal dengan laporan SKDN

Alat dan Bahan


6.Kohort balita
7.Antropometri kit
8. Buku KIA
9. Form KPSP atau instrumen lainnya

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


10.Mengidentifikasi dan entri seluruh sasaran yang ada di wilayah kerja
Puskesmas berdasarkan kecamatan, desa/kelurahan dan dusun/RW
11.Pencatatan/entri kepemilikan buku KIA/KMS di Sigizi Terpadu
12.Menghitung persentase balita memiliki buku KIA/KMS terhadap jumlah balita
yang ada
13.Laporan tahunan diperoleh untuk melihat gambaran kepemilikan buku KIA
dengan menggunakan data bulan Desember sebagai kondisi akhir dari periode
pelaksanaan program

14. Cakupan balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D)


Definisi Operasional
persentase balita usia 0 bulan sampai 59 bulan yang memiliki grafik berat badan
mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan berat badan pada bulan ini
dibandingkan bulan sebelumnya sesuai standar terhadap jumlah balita yang
ditimbang dikurangi balita tidak ditimbang bulan lalu dan balita baru.

Panduan Indikator Program G izi dan 66


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan
Balita

Rumus Perhitungan
% balita Jumlah balita yang naik berat badannya
ditimbang naik = x 100%
berat badannya Jumlah balita yang ditimbang

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah balita ditimbang bulan ini (D)
2.Jumlah balita tidak ditimbang bulan lalu (O)
3. Jumlah bayi baru lahir yang ditimbang (B)
4. Jumlah balita tidak naik berat badannya
(T)
5. Jumlah balita naik berat badannya (N)
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan saat melakukan pemantauan
pertumbuhan
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan dikenal dengan laporan SKDN

Alat dan Bahan


1.Buku KIA/KMS
2.Antropometri kit

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


3.Mengidentifikasi dan entri seluruh sasaran yang ada di wilayah kerja Puskesmas
berdasarkan kecamatan, desa/kelurahan dan dusun/RW
4.Pemantauan pertumbuhan dilakukan setiap bulan baik di Posyandu maupun di
fasilitas pendidikan anak usia dini
5. Pencatatan/entri hasil penimbangan berat badan dan mengidentifikasi kenaikan
berat badan hasil penimbangan bulan ini dibandingkan bulan sebelumnya
6. Menghitung balita dengan kelengkapan data penimbangan bulan ini dan bulan
lalu (D terkoreksi atau D aksen = D’) dengan mengurangi jumlah balita ditimbang
bulan ini (D) dengan jumlah balita yang tidak ditimbang bulan lalu (O) dan
jumlah bayi baru lahir yang ditimbang (B)
7.Menghitung persentase balita naik berat badannya terhadap jumlah balita yang
ditimbang (D’)
8. Laporan tahunan diperoleh untuk melihat gambaran rerata balita naik berat
badannya dengan menjumlahkan capaian bulan Januari sampai Desember
kemudian dihitung reratanya

Panduan Indikator Program G izi dan 67


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

15. Persentase balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi
buruk
Definisi Operasional
persentase balita usia 0 – 59 bulan yang memiliki tanda klinis gizi buruk dan atau
Indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut
Tinggi Badan (BB/TB) dengan nilai z-score kurang dari -3 S D atau Lingkar Lengan
Atas (LiLA) <11.5 cm pada balita usia 6-59 bulan yang dirawat inap maupun rawat
jalan di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat sesuai dengan tata laksana
gizi buruk dibagi jumlah seluruh balita gizi buruk usia 0 – 59 bulan di suatu wilayah
kerja dalam kurun 1 tahun yang sama.

Rumus PerhitunganJumlah Balita gizi buruk usia 0-59 bulan mendapat pelayanan
%Balita gizi buruk
usia 0-59 bulan = tatalaksana gizi buruk
mendapat x 100%
Jumlah seluruh balita gizi buruk usia 0-59 bulan
pelayanan
tatalaksana gizi
buruk

%Balita gizi buruk Jumlah Balita gizi buruk usia 0-5 bulan mendapat pelayanan
usia 0-5 bulan = tatalaksana gizi buruk
mendapat x 100%
Jumlah seluruh balita gizi buruk usia 0-5 bulan
pelayanan
tatalaksana gizi
buruk

%Balita gizi buruk Jumlah Balita gizi buruk usia 6-59 bulan mendapat pelayanan
usia 6-59 bulan = tatalaksana gizi buruk
mendapat x 100%
Jumlah seluruh balita gizi buruk usia 6-59 bulan
pelayanan
tatalaksana gizi
buruk

Data yang Dikumpulkan


1.Berat badan
2.Panjang/tinggi badan
3. Lingkar lengan atas (LiLA)
4. Jumlah bayi 0 – 5 bulan dengan status gizi buruk
5.Jumlah bayi 0 – 5 bulan dengan status gizi buruk yang dirawat inap
6. Jumlah bayi 0 – 5 bulan dengan status gizi buruk yang sembuh
7.Jumlah bayi 0 – 5 bulan dengan status gizi buruk yang meninggal
8. Jumlah bayi 0 – 5 bulan dengan status gizi buruk yang drop out
9. Jumlah bayi 0 – 5 bulan dengan status gizi buruk yang dirujuk ke RS
10.Jumlah bayi 6 – 59 bulan dengan status gizi buruk
11.Jumlah bayi 6 – 59 bulan dengan status gizi buruk yang dirawat inap atau
rawat jalan
12.Jumlah bayi 6 – 59 bulan dengan status gizi buruk yang sembuh
13.Jumlah bayi 6 – 59 bulan dengan status gizi buruk yang meninggal
14.Jumlah bayi 6 – 59 bulan dengan status gizi buruk yang drop out
15.Jumlah bayi 6 – 59 bulan dengan status gizi buruk yang dirujuk ke R S

Panduan Indikator Program G izi dan 68


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat balita mendapat pelayanan tata laksana
gizi buruk
2. Rekapitulasi laporan juga dilakukan setiap bulan

Alat dan Bahan


3.Kohort balita
4.Buku KIA
5. Antropometr
i kit
6. Obat gizi
7. S O P tata
laksana gizi
buruk

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
8.Mencatat/entri data hasil pemantauan pertumbuhan atau pelayanan
kesehatan balita untuk mengetahui kategori status gizi
9.Rekapitulasi balita dengan status gizi buruk
10.Mencatat/entri data pelayanan tata laksana gizi buruk tiap bulan dengan
menambahkan kasus di bulan sebelumnya dan kasus bulan berjalan
11.Menghitung persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan
dengan membagi jumlah balita gizi buruk yang ada
12.Laporan tahunan diperoleh dari kumulatif sampai bulan Desember

16. Persentase balita gizi kurang mendapat tambahan asupan gizi


Definisi Operasional
persentase balita usia 6 - 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan indeks
Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi
Badan (BB/TB) memiliki Z-score -3 S D sampai kurang dari -2 S D yang mendapat
% Balita
tambahan asupanJumlah balita gizi
gizi selain kurang utama
makanan mendapat tambahan
dalam asupan
bentuk gizi
makanan tambahan
g izi =
(baik pabrikan maupun berbasis pangan lokal). x 100%
kurang Jumlah seluruh balita gizi kurang
mendapat
Rumus Perhitungan
tambahan
as upan
gizi Dikumpulkan
Data yang
1.Berat badan
2.Panjang/tinggi badan
3. Jumlah balita gizi kurang
4. Jumlah balita gizi kurang mendapat tambahan asupan
gizi

Panduan Indikator Program G izi dan 69


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat balita mendapat makanan tambahan
2. Rekapitulasi laporan juga dilakukan setiap bulan
3. Laporan tahunan didapatkan dari hasil kumulatif bulan Januari-Desember

Alat dan Bahan


4.Kohort Balita
5.Buku KIA
6. Antropometri kit
7. Makanan tambahan (pabrikan maupun berbasis pangan lokal)

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


8.Mencatat/entri data hasil pemantauan pertumbuhan atau pelayanan
kesehatan balita untuk mengetahui kategori status gizi
9.Rekapitulasi balita dengan status gizi kurang
10.Mencatat/entri data distribusi makanan tambahan
11.Menghitung persentase balita gizi kurang yang mendapat tambahan asupan
gizi dengan membagi jumlah balita gizi kurang yang mendapat tambahan
asupan gizi (baik pabrikan maupun berbasis pangan lokal) dengan jumlah
seluruh balita gizi kurang yang ada
12.Laporan tahunan diperoleh dari kumulatif sampai bulan Desember

17. Persentase balita berat badan tidak naik (T) yang mendapat
tambahan asupan gizi
Definisi Operasional
Persentase balita usia 6 - 59 bulan dengan berat badan tidak naik (T)
berdasarkan hasil penimbangan bulan sebelumnya (termasuk berat badan naik
tidak adekuat/tidak sesuai dengan garis pertumbuhan normal, berat badan tetap,
dan berat badan turun, kecuali balita dengan status gizi risiko BB lebih dan/atau
risiko gizi lebih/gizi lebih/obesitas) yang mendapat tambahan asupan gizi selain
makanan utama dalam bentuk makanan tambahan (baik pabrikan maupun berbasis
pangan lokal).

Rumus Perhitungan

%Balita berat Jumlah Balita berat badan tidak naik (T) mendapat tambahan
asupan gizi
badan tidak naik = x 100%
(T) mendapat Jumlah seluruh balita Balita berat badan tidak naik (T)
tambahan asupan
gizi

Panduan Indikator Program G izi dan 7


KIA 0
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

Data yang Dikumpulkan


1.Berat badan
2.Umur
3. Jenis kelamin
4. Jumlah seluruh balita dengan BB tidak naik
5.Jumlah balita dengan BB tidak naik mendapat tambahan asupan gizi

Frekuensi Laporan
6. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat balita mendapat makanan tambahan
7. Rekapitulasi laporan juga dilakukan setiap bulan

Alat dan Bahan


8.Kohort balita
9.Buku KIA
10.Antropomet
ri kit
11.Makanan
tambahan
baik
pabrikan
maupun
lokal

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
12.Mencatat/entri data hasil pemantauan pertumbuhan atau pelayanan
kesehatan balita untuk mengetahui kategori status gizi dan hasil pemantauan
pertumbuhan
13.Rekapitulasi balita yang berat badannya tidak naik
14.Mencatat/entri data distribusi makanan tambahan
15.Menghitung persentase balita dengan berat badan tidak naik mendapat
tambahan asupan gizi dengan membagi jumlah balita berat badan tidak naik
yang mendapat tambahan asupan gizi dengan jumlah seluruh balita dengan
berat badan tidak naik yang ada
16.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember

18.Persentase balita berat badan kurang (BGM) yang


mendapatkan tambahan asupan gizi
Definisi Jumlah Balita berat badan kurang (BGM) mendapat tambahan
%Balita Operasional
berat
asupan gizi
Persentase
badan kurang balita
= usia 6 - 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan x 100%indeks
(BGM) mendapat Jumlah seluruh balita Balita berat badan kurang (BGM)
Berat Badan menurut umur (BB/U) memiliki Z-score <-2 S D dan/atau Berat Badan
tambahan
berada padaasupanBawah Garis Merah (BGM) di grafik K M S yang mendapat tambahan
gizi
asupan gizi selain makanan utama dalam bentuk makanan tambahan (baik pabrikan
maupun berbasis pangan lokal). Panduan Indikator Program G izi dan 71
KIA
Rumus Perhitungan
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

Data yang Dikumpulkan


1.Berat badan
2.Umur
3. Jenis kelamin
4. Jumlah seluruh balita dengan BB kurang (BGM)
5.Jumlah balita dengan BB kurang (BGM) mendapat tambahan asupan gizi

Frekuensi Laporan
6. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu saat balita mendapat makanan tambahan
7. Rekapitulasi laporan juga dilakukan setiap bulan

Alat dan Bahan


8.Kohort balita
9.Buku KIA
10.Antropomet
ri kit
11.Makanan
tambahan
baik
pabrikan
maupun
lokal

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
12.Mencatat/entri data hasil pemantauan pertumbuhan atau pelayanan
kesehatan balita untuk mengetahui kategori status gizi dan hasil pemantauan
pertumbuhan
13.Rekapitulasi balita dengan status gizi BB kurang (BGM)
14.Mencatat/entri data distribusi makanan tambahan
15.Menghitung persentase balita dengan berat badan kurang (BGM) mendapat
tambahan asupan gizi dengan membagi jumlah balita berat badan kurang (BGM)
yang mendapat tambahan asupan gizi dengan jumlah seluruh balita dengan
berat badan kurang (BGM) yang ada
16.Laporan
Rumus tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember
Perhitungan
%Balita dilayani Jumlah Balita dilayani SDIDTK
=
S DID TK balita
19. C akupan dilayani SDIDTK x 100%
Jumlah sasaran balita
Definisi Operasional
Data yang Dikumpulkan
persentase balita usia 0 – 59 bulan yang mendapat pelayanan SDIDTK
1.Jumlah balita yang dilayani SDIDTK
2.Jumlah balita usia 0 – 59 bulan

Panduan Indikator Program G izi dan 72


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui Komdat Kesmas

Alat dan Bahan


3.Kohort balita
4.Buku KIA
5. Form
SDIDTK
6. SDIDTK Kit

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
7.Mencatat
dan
merekap
jumlah balita
yang
dilayani
SDIDTK
dalam
Rumussebulan
Perhitungan
8.Hasil
%Balita dilayani
penilaian Jumlah Balita dilayani M T B S
M TBS =
SDIDTK x 100%
Jumlah balita sakit
dicatat/dient
ri ke dalam
Dataaplikasi
yang Dikumpulkan
Komdat balita yang dilayani M T B S
1.Jumlah
Kesmas balita sakit
2.Jumlah
9. Laporan
tahunan
Frekuensi Laporan
diperoleh
3. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
dari
4. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui Komdat Kesmas
kumulatif
sampai
Alatbulan
dan Bahan
5.Kohort
Desember balita
6.Form pencatatan

20.C akupan Pencatatan dan Pelaporan


Mekanisme
balita7. dilayani
Mencatat dan merekap jumlah balita sakit yang dilayani MTBS dalam sebulan
MTBS 8. Melaporkan hasil rekapan ke dalam Komdat Kesmas
9. Laporan tahunan diperoleh dari kumulatif sampai bulan Desember
Definisi
Operasional
persentase
jumlah balita Panduan Indikator Program G izi dan 73
KIA
sakit usia 0 – 59
bulan yang
mendapat
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

21. Persentase balita stunting dirujuk Puskesmas ke RS


Definisi Operasional
persentase balita stunting yang dirujuk oleh Puskesmas ke RS dibagi jumlah
seluruh balita stunting di suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama

Rumus Perhitungan
% Balita Jumlah Balita stunting yang dirujuk P K M ke R S
s tunting yang = x 100%
dirujuk P K M ke Jumlah seluruh balita stunting
RS
Data yang Dikumpulkan
1.Panjang badan/tinggi badan
2.Cara pengukuran
3. Umur
4. Jenis kelamin
5.Jumlah balita stunting yang dirujuk Puskesmas ke R S
6. Jumlah seluruh balita stunting di wilayah kerja

Frekuensi Laporan
7. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
8. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu

Alat dan Bahan


9.Buku KIA
10.Antropometri kit
11.Form pencatatan

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


12.Penimbangan dan pengukuran dilakukan dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan setiap
bulan pada seluruh sasaran balita di wilayah kerja Puskesmas baik di Posyandu maupun di
fasilitas pendidikan anak usia dini
13.Hasil penimbangan dan pengukuran dicatat/dientri ke dalam aplikasi e-PPGBM untuk
mengetahui kategori status gizinya berdasarkan indeks PB/U atau TB/U
14.Menghitung persentase balita stunting dengan membagi jumlah balita pendek dan sangat
pendek dengan jumlah balita yang diukur panjang/tinggi badan
15.Menghitung persentase balita stunting yang dirujuk Puskesmas ke RS dengan membagi
jumlah balita stunting yang dirujuk Puskesmas ke RS dengan jumlah seluruh balita stunting
16.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember

Panduan Indikator Program G izi dan 74


KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

22.Jumlah Kematian Bayi


Definisi Operasional
Jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai umur 1 tahun karena sebab apapun

Data yang Dikumpulkan


Jumlah kematian bayi dalam waktu satu tahun

Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
23.Mencatat dan merekap jumlah kematian bayi dalam sebulan. Seluruh tingkatan dan jenis
Fasyankes harus melakukan pencatatan dan pelaporan rutin
24.Tenaga Kesehatan melaporkan data kepada petugas di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
25.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember

23.Penyebab Kematian Bayi


Definisi Operasional
Penyebab yang mendasari kematian bayi sebelum mencapai umur 1 tahun karena
sebab apapun

Data yang Dikumpulkan


Jenis dan jumlah penyebab kematian bayi

Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN

Alat dan Bahan


Form pencatatan
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
24.Mencatat dan merekap jumlah dan jenis penyebab kematian bayi dalam sebulan. Seluruh
tingkatan dan jenis Fasyankes harus melakukan pencatatan dan pelaporan rutin
25.Tenaga Kesehatan melaporkan data kepada petugas di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
26.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember
Panduan Indikator Program G izi dan 75
KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

24.Tempat Kematian Bayi


Definisi Operasional
Tempat terjadinya kematian bayi sebelum mencapai umur 1 tahun

Data yang Dikumpulkan


Jumlah dan jenis tempat kematian bayi dalam waktu satu tahun

Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
25.Mencatat dan merekap jumlah dan jenis tempat kematian bayi dalam sebulan. Seluruh
tingkatan dan jenis Fasyankes harus melakukan pencatatan dan pelaporan rutin
26.Tenaga Kesehatan melaporkan data kepada petugas di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
27.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember

25.Jumlah Kematian Balita


Definisi Operasional
Jumlah anak balita yang meninggal umur 1-5 tahun karena sebab apapun

Data yang Dikumpulkan


Jumlah kematian balita dalam waktu satu tahun

Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
26.Mencatat dan merekap jumlah kematian balita dalam sebulan. Seluruh tingkatan dan jenis
Fasyankes harus melakukan pencatatan dan pelaporan rutin
27.Tenaga Kesehatan melaporkan data kepada petugas di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
28.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember
Panduan Indikator Program G izi dan 76
KIA
Indikator Pelayanan Kesehatan Balita

26.Penyebab Kematian Balita


Definisi Operasional
Penyebab yang mendasari kematian balita usia 1-5 tahun karena sebab apapun

Data yang Dikumpulkan


Jenis dan jumlah penyebab kematian balita
Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
27.Mencatat dan merekap jumlah dan jenis penyebab kematian balita dalam sebulan. Seluruh
tingkatan dan jenis Fasyankes harus melakukan pencatatan dan pelaporan rutin
28.Tenaga Kesehatan melaporkan data kepada petugas di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
29.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember

27.Tempat Kematian Balita


Definisi Operasional
Tempat terjadinya kematian balita usia 1-5 tahun

Data yang Dikumpulkan


Jumlah dan jenis tempat kematian balitadalam waktu satu tahun

Frekuensi Laporan
1. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2. Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui MPDN

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
28.Mencatat dan merekap jumlah dan jenis tempat kematian balita dalam sebulan. Seluruh
tingkatan dan jenis Fasyankes harus melakukan pencatatan dan pelaporan rutin
29.Tenaga Kesehatan melaporkan data kepada petugas di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
30.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember

Panduan Indikator Program G izi dan 77


KIA
INDIKATOR
PELAYANAN TERKAIT
INSTITUSI
1. Cakupan Rumah Tangga Mengonsumsi Garam Beriodium
Definisi Operasional
Persentase rumah tangga yang mengonsumsi garam beriodium dengan kandungan
iodium 30-80 ppm sesuai standar nasional Indonesia yang terdaftar B P O M dengan
melihat label pangan

Rumus Perhitungan
% rumah tangga
Jumlah rumah tangga mengonsumsi garam beriodium
mengonsumsi = x 100%
garam beriodium Jumlah rumah tangga yang disurvei/pendataan

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah rumah tangga dilakukan survei (jumlah rumah tangga yang diambil
datanya - bisa dilakukan dengan metode survei atau melalui pendataan)
2.Jumlah rumah tangga mengonsumsi garam beriodium

Frekuensi Laporan
Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus melalui Sigizi
Terpadu

Alat dan Bahan


3.Daftar merek dagang garam beriodium sesuai standar dalam B P O M
4.Formulir pencatatan

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


5.Pencatatan/entri hasil survei atau pendataan melalui Sigizi Terpadu pada
bulan Februari dan Agustus
6.Menghitung jumlah rumah tangga yang mengonsumsi garam beriodium terhadap
jumlah rumah tangga yang disurvei
7. Laporan tahunan diambil dari data bulan Agustus

2. Persentase sekolah melaksanakan UKS/M


Definisi Operasional
persentase sekolah yang mempunyai tim pelaksana UKS/M dan melaksanakan Trias
UKS/M (pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, pembinaan lingkungan
sekolah sehat).

Panduan Indikator Program G izi dan 78


KIA
Indikator Pelayanan Terkait
Institusi

Rumus Perhitungan
% sekolah
Jumlah sekolah melaksanakan UKS/M
melaks anakan = x 100%
UKS/M Jumlah sekolah di wilayah kerja

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah sekolah yang berada di wilayah kerja
2.Jumlah sekolah yang memiliki tim pelaksana dan melaksanakan Trias
UKS/M

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan dilakukan secara rutin
4.Rekapitulasi pelaporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
5. Laporan tahunan dilihat dari pelaporan terkahir di bulan Desember

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1.Pencatatan dilakukan sepanjang waktu
2.Pelaporan dilakukan rutin bulan Rekapitulas laporan tahunan
s etiap berdasarkan bulan Desember . i

3. Persentase sekolah mendapatkan penjaringan


Definisi Operasional
persentase sekolah yang mendapatkan penjaringan kesehatan bagi siswa kelas 1
SD, 7 S M P dan 10 S M A sederajat oleh Puskesmas dibagi jumlah sekolah SD, SMP,
S M A sederajat di wilayah kerja Puskesmas dikali 100%.

Rumus Perhitungan
% sekolah Jumlah sekolah yang mendapatkan penjaringan kesehatan bagi
mendapatkan = s is wa kelas 1 S D, 7 S M P dan 10 S M A s ederajat oleh
Pus kes mas x 100%
penjaringan jumlah sekolah SD, SMP, S M A sederajat di wilayah kerja
kesehatan Puskesmas.

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah sekolah SD, SMP, S M A sederajat yang berada di wilayah kerja
2.Jumlah sekolah SD, SMP, S M A sederajat yang mendapatkan penjaringan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

Panduan Indikator Program G izi dan 79


KIA
Indikator Pelayanan Terkait Institusi

Frekuensi Laporan
1.Pencatatan dilakukan secara rutin
2.Rekapitulasi pelaporan dilakukan setiap bulan melalui Komdat Kesmas
3. Laporan tahunan diperoleh berdas arkan kumulatif bulan Januari
s ampai Desember

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
4.Puskesmas melaksanakan penjaringan kesehatan kesehatan bagi minimal 9 0 %
siswa di masing-masing bagi siswa kelas 1 SD, 7 S M P dan 10 S M A sederajat di
wilayah kerjanya.
5.Tenaga kesehatan Puskesmas mencatat jumlah sekolah (SD, SMP, S M A
sederajat) yang berada di wilayah kerja dan jumlah sekolah (SD, SMP, S M A
sederajat) yang mendapatkan penjaringan. Pencatatan dilakukan setiap
penjaringan. Pelaporan dilakukan setiap bulannya ke dinas kesehatan
kabupaten/kota.
6. Pemegang program di dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan pelaporan
setiap bulannya. Laporan tahunan diambil dari bulan Desember.
7. Cakupan dihitung dengan membagi jumlah sekolah yang mendapatkan
penjaringan kesehatan bagi minimal 9 0 % siswa di masing-masing kelas kelas 1
SD, 7 S M P dan 10 S M A sederajat oleh Puskesmas dengan jumlah sekolah SD,
SMP, S M A sederajat di wilayah kerja Puskesmas dikali 100%.

4. Persentase sekolah mendapatkan skrining anemia


Definisi Operasional
persentase sekolah S M P dan SMA/sederajat yang mendapatkan skrining anemia
dengan pemeriksaan hemoglobin dibagi dengan jumlah sekolah S M P dan S M A
sederajat yang berada di wilayah kerja Puskesmas dikali 100%. Cut off point untuk
jumlah siswa diskrining anemia 9 0 % dari sasaran.
% sekolah Jumlah sekolah S M P dan SMA/sederajat yang mendapatkan
Rumus Perhitungan
= skrining anemia dengan pemeriksaan hemoglobin
melaksanakan x 100%
skrinning anemia jumlah sekolah SD, SMP, S M A sederajat di wilayah kerja
Puskesmas.

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah sekolah S M P dan S M A sederajat yang berada di wilayah kerja
2.Jumlah sekolah S M P dan S M A sederajat yang mendapatkan skrining
anemia

Panduan Indikator Program G izi dan 80


KIA
Indikator Pelayanan Terkait Institusi

Frekuensi Laporan
1.Pencatatan dilakukan secara rutin
2.Pelaporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
3. Laporan tahunan diperoleh berdas arkan kumulatif bulan Januari
s ampai Desember

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
4.Petugas kesehatan mencatat jumlah sekolah S M P dan SMA/sederajat yang
mendapatkan skrining anemia dengan pemeriksaan hemoglobin dan jumlah
sekolah S M P dan S M A sederajat yang berada di wilayah kerja Puskesmas.
5.Cakupan dihitung dengan membagi jumlah sekolah S M P dan SMA/sederajat
yang mendapatkan skrining anemia dengan pemeriksaan hemoglobin dengan
jumlah sekolah S M P dan S M A sederajat yang berada di wilayah kerja
Puskesmas dikali 100%.

5. Persentase sekolah melakukan Aksi Bergizi


Definisi Operasional
persentase sekolah S M P dan SMA/sederajat yang melaksanakan Aksi Bergizi
(aktifitas fisik, sarapan bersama, minum TTD Bersama, pendidikan gizi) setiap
minggunya dibagi jumlah sekolah S M P dan SMA/sederajat di wilayah kerja
Puskesmas dikali 100%. Minimal kegiatan Aksi Bergizi yang dilakukan minum TTD
bersama
Rumus 1 minggu sekali.
Perhitungan
% sekolah Jumlah sekolah S M P dan SMA/sederajat yang
melaks anakan = melaksanakan Aksi Bergizi
x 100%
Aksi Bergizi jumlah sekolah SMP, S M A sederajat di wilayah kerja Puskesmas.

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah sekolah S M P dan SMA/sederajat yang berada di wilayah kerja
Puskesmas
2.Jumlah sekolah S M P dan SMA/sederajat yang melaksanakan Aksi Bergizi

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan dilakukan secara rutin
4.Pelaporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Terpadu
5. Laporan tahunan diambil dari data kumulatif Januari-Desember

Panduan Indikator Program G izi dan 81


KIA
Indikator Pelayanan Terkait Institusi

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
1.Petugas kesehatan mencatat jumlah sekolah S M P dan SMA/sederajat yang
melaksanakan Aksi Bergizi dan jumlah sekolah S M P dan S M A sederajat yang
berada di wilayah kerja Puskesmas.
2.Cakupan dihitung dengan membagi jumlah sekolah S M P dan SMA/sederajat
yang melaksanakan Aksi Bergizi dengan jumlah sekolah S M P dan S M A sederajat
yang berada di wilayah kerja Puskesmas dikali 100%.

6. Jumlah Kader Mendapat Orientasi PMBA


Definisi Operasional
Jumlah kader yang mendapatkan orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah kader yang mendapatkan orientasi P M B A
2.Jumlah seluruh kader di Puskesmas wilayah kerja

Frekuensi Laporan
7.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
8.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan dilaporkan melalui Sigizi
Terpadu

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
9.Mencatat dan merekap jumlah kader yang mendapat orientasi P M B A
secara rutin
10.Rekap pelaporan data melalui Sigizi Terpadu
11.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember

7.Jumlah Kader Mendapat Orientasi Tumbuh Kembang


Definisi Operasional
Jumlah kader yang mendapatkan orientasi tentang tumbuh kembang

Data yang Dikumpulkan Panduan Indikator Program G izi dan 82


KIA
1.Jumlah kader yang mendapat orientasi tentang tumbuh kembang
2.Jumlah kader
Indikator Pelayanan Terkait Institusi

Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan dilaporkan melalui Sigizi
Terpadu

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
3.Mencatat dan merekap jumlah kader yang mendapatkan orientasi tumbuh
kembang
4.Nakes melaporkan data melalui Sigizi Terpadu
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)

8.Jumlah Kader Terorientasi ASI Eksklusif


Definisi Operasional
Jumlah kader yang mendapatkan orientasi tentang ASI eksklusif

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah kader yang mendapat orientasi tentang ASI Eksklusif
2.Jumlah kader

Frekuensi Laporan
9.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
10.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan dilaporkan melalui
Sigizi Terpadu

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
11.Mencatat dan merekap jumlah kader yang mendapatkan orientasi ASI
Eksklusif dalam sebulan.
12.Nakes melaporkan data melalui Sigizi Terpadu
13.Rekapitulasi data tahunan diperoleh melalui penjumlahan data bulan
Januari sampai Desember (kumulatif)

9. Jumlah Posyandu Mengedukasi PMBA


Definisi Operasional Panduan Indikator Program G izi dan 83
KIA
Jumlah Posyandu yang melakukan edukasi P M B A
Indikator Pelayanan Terkait Institusi

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah kader Posyandu yang melakukan edukasi P M B A
2.Jumlah Posyandu yang melakukan edukasi P M B A
3. Jumlah Posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Frekuensi Laporan
4.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
5.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan dilaporkan melalui Sigizi
Terpadu

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
6.Mencatat dan merekap jumlah Posyandu melekakukan edukasi P M B A
secara rutin
7.Rekap pelaporan data melalui Sigizi Terpadu
8. Laporan tahunan melihat hasil kumulatif bulan Januari sampai bulan Desember

10.Jumlah Posyandu Mempunyai Alat Antropometri Sesuai Standar


Definisi Operasional
Jumlah Posyandu yang memiliki set alat antropometri lengkap (alat ukur berat
badan bayi (baby scale) dan balita, timbangan injak digital (standing weight), alat
ukur panjang badan (infantometer), alat ukur tinggi badan (stadiometer), alat ukur
lingkar lengan atas dan lingkar kepala, dan tas).

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah Posyandu memiliki alat antropometri
2.Jumlah Posyandu

Frekuensi Laporan
11.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
12.Puskesmas melaporkan data melalui Sigizi Terpadu
13.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan dilaporkan melalui
Sigizi Terpadu

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
Panduan Indikator Program G izi dan 84
14.Mencatat KIA
dan
merekap
jumlah
Indikator Pelayanan Terkait Institusi

11.Jumlah Puskesmas dengan dokter terlatih USG/ Blended Learning


KIA
Definisi Operasional
Jumlah Puskesmas yang memiliki dokter terlatih U S G obstetric dasar terbatas

Data yang Dikumpulkan


Jumlah Puskesmas yang memiliki dokter terlatih U S G obstetric dasar terbatas

Frekuensi Laporan
1.Pencatatan dilakukan secara rutin
2.Pelaporan dilakukan setiap bulannya melalui Komdat Kesmas

Alat dan Bahan


Form pencatatan
Mekanisme
1.Pencatatan jumlah dokter USG/Blended learning KIA dilakukan
Pencatatan dan
terlatih sepanjang waktu
Pelaporan
2.Pelaporan dilakukan setiap bulannya

12.Jumlah tenaga kesehatan terlatih gawat darurat matneo


Definisi Operasional
Jumlah tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, bidan dan perawat yang telah
dilatih kegawatdaruratan maternal dan neonatal maupun stabilisasi pra rujukan
oleh institusi pelatihan yang terakreditasi BBPK/Bapelkes/ institusi lain, dinas
kesehatan, RS maupun oleh organisasi profesi di tahun berjalan.
Contoh pelatihannya seperti: Pelatihan bagi Pelatih (Training of Trainer/TOT),
pelatihan kegawatdaruratan maternal dan neonatal, pelatihan pelayanan KIA
bagi dokter dengan metode blended learning, pelatihan PONED, pelatihan
PONEK, maupun Pelatihan Kewaspadaan Kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal bagi Bidan di Fasyankes Primer (KKMN).

Data yang Dikumpulkan


Jumlah tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, bidan dan perawat yang telah
dilatih kegawatdaruratan maternal dan neonatal maupun stabilisasi pra rujukan
dalam kurun waktu 1 tahun.

Frekuensi Laporan
1.Pencatatan dilakukan secara rutin
2.Pelaporan dilakukan setiap bulannya melalui Komdat Kesmas

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Panduan Indikator Program G izi dan 85


KIA
Indikator Pelayanan Terkait Institusi

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1.Pencatatan dilakukan secara rutin
2.Pelaporan dilakukan perbulan di tingkat kabupaten/kota
3. Laporan tahunan adalah hasil kumulatif bulan Januari sampai bulan Desember

13.Jumlah tenaga kesehatan terlatih konseling menyusui


Definisi Operasional
Jumlah tenaga kesehatan yang telah dilatih konseling menyusui

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah tenaga kesehatan yang telah dilatih konseling menyusui di Puskesmas
dan R S (termasuk RS swasta)
2.Jumlah Tenaga Kesehatan (dokter umum, bidan, perawat, nutrisionis) di
Puskesmas dan RS (termasuk RS swasta)

Frekuensi Laporan
14.Pencatatan/entri data dilakukan setiap bulan bersifat kumulatif di bulan
berikutnya (apabila ada penambahan Tenaga Kesehatan dilatih konseling di
bulan selanjutnya maka ditambahkan dengan bulan sebelumnya)
15.Rekapitulasi laporan dilakukan 1x/tahun dan dilaporkan melalui Sigizi Terpadu

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
16.M encatat dan merekap jumlah tenag a kes ehatan yang dilatih
kons eling menyusui dalam sebulan
17.Rekap pelaporan data melalui Sigizi Terpadu
18.Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember

14.Dokter puskesmas terlatih tatalaksana stunting


Definisi Operasional
Jumlah dokter Puskesmas yang terlatih tatalaksana stunting

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah dokter Puskesmas yang terlatih tatalaksana stunting
2.Jumlah seluruh dokter di Puskesmas wilayah kerja

Frekuensi Laporan
15.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
16.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan dilaporkan melalui
Sigizi Terpadu Panduan Indikator Program G izi dan 86
KIA
Indikator Pelayanan Terkait Institusi

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
1.Mencatat dan merekap jumlah dokter Puskesmas yang terlatih tatalaksana
stunting secara rutin
2.Tenaga Kesehatan melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
3. Rekap pelaporan data melalui Sigizi Terpadu
4. Laporan tahunan diperoleh secara kumulatif sampai bulan Desember

15.Persentase puskesmas yang melaksanakan pembinaan ke sekolah 4


kali setahun melalui UKS/M
Definisi Operasional
Puskesmas yang melaksanakan pembinaan ke sekolah di wilayahnya sebanyak 4
kali/tahun (minimal 5 0 % jumlah sekolah SD, SMP, SMA/sederajat) untuk
melaksanakan Trias UKS/M (pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
pembinaan lingkungan sekolah sehat) dikali 100%.
Keterangan:
1.Puskesmas melaksanakan pembinaan ke sekolah, minimal mencakup 5 0 %
jumlah sekolah (SD/MI, SMP/MTs, SMK/SMA/MA, dan SLB baik negeri maupun
swasta) di wilayah kerjanya.
2.Sekolah dan madrasah/sederajat mencakup milik pemerintah maupun swasta,
termasuk sekolah khusus.
3. Pembinaan oleh Puskesmas adalah rangkaian kegiatan baik secara daring
maupun luring dalam implementasi peningkatan kesehatan seluruh warga
satuan pendidikan yang terintegrasi dalam Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah
(UKS/M).

Kegiatan dalam Trias UKS/M


1) Pendidikan kesehatan
Penyampaian informasi dan edukasi berbagai isu kesehatan oleh petugas
kesehatan puskesmas di sekolah
Literasi kesehatan
Sarapan bersama
Pembinaan kader kesehatan sekolah oleh petugas
Puskesmas Peningkatan kapasitas guru UKS/M
2) Pelayanan Kesehatan
Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala pada peserta
didik Pemberian dan konsumsi Tablet Tambah Darah
Skrining anemia dengan pemeriksaan
hemoglobin Pemberian obat cacing
Imunisasi anak sekolah
Pelayanan kesehatan lainnya (P3K, P3P dan
kejadian lain yang tidak terduga) Panduan Indikator Program G izi dan 87
KIA
Indikator Pelayanan Terkait Institusi

3) Pembinaan Lingkungan Sekolah


Sehat Pembinaan kantin sekolah
sehat Pembinaan pengelolaan
sampah Pemanfaatan pekarangan
sekolah
Pembinaan dan advokasi penetapan sekolah Kawasan Tanpa Rokok (KTR), Kawasan
Tanpa Kekerasan (KTK), Kawasan Tanpa Narkoba (KTN), Kawasan Tanpa
Pornografi (KTP)
Rumus Perhitungan
% puskesmas yang Jumlah Puskesmas yang melaksanakan pembinaan ke
melaksanakan sekolah 4 kali setahun
= x 100%
pembinaan ke sekolah 4
kali setahun melalui Jumlah Puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota
UKS/M

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah total sekolah SD, SMP, dan S M A sederajat termasuk sekolah
khusus di wilayah kerja
2.Jumlah seluruh puskesmas di wilayah kabupaten/kota
3. Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan ke sekolah 4 kali/tahun
4. Frekuensi pembinaan puskesmas ke sekolah dalam setahun

Frekuensi Laporan
5.Pencatatan dilakukan setiap kali dilaksanakan pembinaan ke sekolah
6.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap triwulan melalui Komdat Kesmas
7. Laporan tahunan diperoleh berdas arkan kumulatif bulan Januari
s ampai Desember

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
8.Puskesmas melaksanakan pembinaan ke sekolah baik secara daring ataupun
luring melalui pelaksanaan kegiatan Trias UKS/M sebanyak 4 kali dalam setahun
9.Tenaga kesehatan mencatat jumlah total sekolah SD, SMP, dan S M A sederajat
termasuk sekolah khusus di wilayah kerja dan frekuensi pembinaan puskesmas
ke sekolah dalam setahun. Pencatatan dilakukan setiap pembinaan dilakukan.
Pelaporan dilakukan setiap bulannya ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
10.Pemegang program di dinas kesehatan kabupaten/kota merekap jumlah
seluruh puskesmas di wilayah kabupaten/kota dan jumlah puskesmas yang
melaksanakan pembinaan ke sekolah 4 kali/tahun setiap bulannya. Pelaporan
dilakukan setiap 3 bulan secara kumulatif.
11.Cakupan dihitung dengan membagi jumlah seluruh puskesmas di wilayah
kabupaten/kota dengan jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan ke
sekolah 4 kali/tahun kemudian dikali 100%.Panduan Indikator Program G izi dan 88
KIA
Indikator Pelayanan Terkait Institusi

16. Persentase Puskesmas memiliki Hb meter


Definisi Operasional
persentase puskesmas yang memiliki alat pemeriksaan Hemoglobin (Hb) portable
(POCT/ Point of Care Testing) dan strip/ microcuvette yang dapat digunakan dibagi
dengan jumlah Puskesmas yang ada diwilayah kerja dikali 100%.

Rumus Perhitungan
% Puskesmas memiliki Jumlah puskesmas yang memiliki alat pemeriksaan Hb
Hb meter dan stripnya yang dapat digunakan
= x 100%
Jumlah Puskesmas di wilayah kerja

Data yang Dikumpulkan


Jumlah puskesmas yang memiliki alat pemeriksaan Hb portable (POCT/ Point of
Care Testing) dan strip/ microcuvette yang dapat digunakan
Jumlah seluruh puskesmas di wilayah kabupaten/kota

Frekuensi Laporan
1.Pencatatan dilakukan secara rutin
2.Pelaporan dilakukan setiap bulannya melalui Sigizi Terpadu
3. Laporan tahunan diperoleh berdas arkan kumulatif bulan Januari
s ampai Desember

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
1.Pencatatan
inventaris
barang
dilakukan
sepanjang
waktu
2.Pelaporan dilakukan setiap bulan dan rekapitulasi laporan tahunan dilihat dari
data akhir tahun
3. Cakupan dihitung dengan membagi jumlah puskesmas yang memiliki alat
pemeriksaan Hemoglobin (Hb) portable (POCT/ Point of Care Testing) dan strip/
microcuvette yang dapat digunakan dengan jumlah Puskesmas yang ada
diwilayah kerja dikali 100%.

17. Persentase Puskesmas Melaksanakan Kelas Ibu Balita


Definisi Operasional
Puskesmas melaksanakan kelas ibu balita yaitu puskesmas
Panduan melaksanakan
Indikator kelas ibu
Program G izi dan 89
balita di 5 0 % desa/ kelurahan yaitu tenagaKIAkesehatan mendampingi kelompok
ibu/keluarga yang memiliki anak usia balita untuk mendiskusikan materi kesehatan
anak dalam Buku KIA.
Indikator Pelayanan Terkait
Institusi

Rumus Perhitungan
%Puskesmas Jumlah Puskesmas melaksanakan Kelas Ibu Balita
Melaksanakan Kelas Ibu = x 100%
Balita
Jumlah Puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu
balita
2.Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
Frekuensi Laporan
1.Pencatatan dilakukan secara rutin
2.Rekapitulasi pelaporan dilakukan sebanyak 1 tahun sekali melalui Komdat
Kesmas

Alat dan Bahan


Form pemantauan dan pencatatan

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1.Fasilitas Pelayanan Kesehatan melakukan pelaporan pelaksanaan Kelas Ibu
Balita secara rutin kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pelaporan di Komdat Kesmas
3. Laporan tahunan diambil dari bulan Desember

18. Persentase Puskesmas Mampu Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita


Definisi Operasional
Pus kes mas mampu melakukan tata laks ana g izi buruk pada balita
adalah Puskesmas dengan kriteria:
Mempunyai Tim Asuhan Gizi terlatih, terdiri dari Dokter, Bidan/Perawat, dan
Tenaga Gizi
Memiliki Standar Prosedur Operasional tata laksana gizi buruk pada balita
sesuai standar

Rumus Perhitungan
%Puskesmas Jumlah Puskesmas mampu tatalaksana gizi buruk pada
mampu tatalaksana balita
= x 100%
gizi buruk pada balita
Jumlah Pus kes mas

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah Puskesmas
2.Jumlah Puskesmas yang mempunyai Tim Asuhan Gizi terlatih, terdiri dari
Dokter, Bidan/Perawat, dan Tenaga Gizi dan memiliki Standar Prosedur
Operasional tatalaksana gizi buruk pada balita
3. Jumlah Puskesmas mampu tatalaksana gizi buru

Panduan Indikator Program G izi dan 90


KIA
Indikator Pelayanan Terkait Institusi

Frekuensi Laporan
1.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu pada saat ada tenaga yang
telah mendapat pelatihan tata laksana gizi buruk
2.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan

Alat dan Bahan


3. Sertifikat pelatihan tata laksana gizi buruk
4. SOP tata laksana gizi buruk

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


5.Entri data tenaga kesehatan (Dokter, Tenaga Gizi atau Bidan/Perawat) yang
telah mengikuti pelatihan tatalaksana gizi buruk disertai upload sertifikat
pelatihan
6.Upload S O P tata laksana gizi buruk yang dimiliki Puskesmas
7. Menghitung jumlah Puskesmas mampu tata laksana gizi buruk dengan membagi
jumlah Puskesmas mampu tatalaksana gizi buruk dengan jumlah Puskesmas
yang ada
8. Rekapitulasi data tahunan diperoleh berdasarkan kondisi pada bulan Desember

19.Jumlah Puskesmas yang Memiliki Nakes Terlatih SDIDTK, PMBA


atau SDIDTK Terintegrasi PMBA

Definisi Operasional
Jumlah Puskesmas yang memiliki nakes terlatih SDIDTK, P M B A atau SDIDTK
terintegrasi P M B A

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah Puskesmas yang memiliki nakes terlatih SDIDTK, P M B A atau SDIDTK
terintegrasi P M B A
2.Jumlah nakes

Frekuensi Laporan
20.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
21.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
22.Mencatat dan merekap jumlah nakes yang terlatih SDIDTK, P M B A atau
SDIDTK terintegrasi P M B A
23.Nakes melaporkan data melalui Sigizi Terpadu
24.Laporan tahunan diperoleh dari kumulatif sampai bulan Desember
Panduan Indikator Program G izi dan 91
KIA
Indikator Pelayanan Terkait Institusi

20. Persentase Puskesmas Melaksanakan Pendekatan MTBS


Definisi Operasional
Puskesmas melaksanakan M T B S adalah puskesmas yang menggunakan algoritma
M T B S (formulir pencatatan MTB S) untuk melayani kunjungan bayi muda dan balita
sakit (algoritma M T B S terdiri dari formulir dan buku bagan.

Rumus Perhitungan
% Puskesmas
melaksanakan Jumlah Puskesmas melaksanakan pendekatan M T B S
= x 100%
pendekatan M T B S
Jumlah Pus kes mas

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah Puskesmas melaksanakan M T B S
2.Jumlah keseluruhan Puskesmas

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
5.Mencatat
dan merekap
jumlah
Puskesmas
yang
melakukan
M T B S secara
rutin
6.Rekap
pelaporan
data melalui
Komdat
Kesmas
7. Laporan
tahunan
diperoleh
dari
kumulatif
sampai
bulan
Desember
Panduan Indikator Program G izi dan 92
KIA
21.Jumlah
Puskesmas
Indikator Pelayanan Terkait Institusi

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
1.Mencatat dan merekap jumlah Puskesmas dengan ketersediaan mineral
mix yang cukup secara rutin
2.Rekap pelaporan data melalui Sigizi Terpadu
3. Laporan tahunan diperoleh dari kumulatif sampai bulan Desember

22.Jumlah Puskesmas Memiliki Alat Antropometri Sesuai Standar

Definisi Operasional
Jumlah Puskesmas yang memiliki alat antropometri set lengkap: injak digital
(standing weight), alat ukur panjang badan (infantometer), alat ukur tinggi badan
(stadiometer), alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala, dan tas)

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah Puskesmas memiliki alat antropometri
2.Jumlah Puskesmas

Frekuensi Laporan
23.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
24.Nakes melaporkan data melalui Sigizi Terpadu
25.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan dilaporkan melalui Sigizi
Terpadu

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
26.Mencatat
dan
merekap
jumlah
Puskesmas
yang
memiliki
antropometri
kit
27.Rekap
pelaporan
data melalui Panduan Indikator Program G izi dan 93
Sigizi KIA
Terpadu
Indikator Pelayanan Terkait
Institusi
Rumus Perhitungan
% Puskesmas
= Jumlah Puskesmas melaksanakan SDIDTK
melaks anakan
x 100%
SDIDTK Jumlah Pus kes mas

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah Puskesmas yang melaksanakan SDIDTK
2.Jumlah Puskesmas

Frekuensi Laporan
1.Pencatatan dilakukan secara rutin
2.Rekapitulasi pelaporan dilakukan sebanyak 1 tahun sekali melalui Komdat
Kesmas
3. Laporan tahuanan berdasarkan data bulan Desember

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
1.Fasilitas Pelayanan Kesehatan melakukan pelaporan pelaksanaan SDIDTK
secara rutin kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pelaporan di Komdat Kesmas
3. Laporan tahunan diambil dari bulan Desember

24. Persentase Puskesmas PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja)

Definisi Operasional
Puskesmas melaksanakan PKPR adalah puskesmas yang Memiliki pelayanan
konseling kepada remaja dan membina minimal 1 posyandu dengan sasaran remaja
Jumlah Puskesmas PKPR
Rumus
% P usPerhitungan
kes mas P K P R = x 100%
Jumlah Puskesmas

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah Puskesmas PKPR
2.Jumlah keseluruhan Puskesmas

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap tahunnya dan dilaporkan melalui Komdat
Kesmas

Panduan Indikator Program G izi dan 94


KIA
Indikator Pelayanan Terkait Institusi

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
1.Mencatat dan
merekap
jumlah
Puskesmas
PKPR sesuai
kriteria
secara rutin
2.Rekap
pelaporan
data melalui
Rumus Perhitungan
Komdat
% Kesmas
R S melakukan audit
3. Laporanibu dan
kematian
= Jumlah R S melakukan audit kematian ibu dan bayi
bayi
x 100%
tahunan
diperoleh dari Jumlah R S
kumulatif
Datasampai bulan
yang Dikumpulkan
Desember
1.Jumlah RS yang melakukan audit kematian ibu dan bayi minimal 4x dalam 1
tahun
2.Jumlah RS di wilayah kerja
24. persentase
RSFrekuensi
MelakukanLaporan
Audit Kematian
3.Pencatatan dilakukan secara rutin
Ibu dan Bayi
4.Rekapitulasi pelaporan dilakukan sebanyak 1 tahun sekali melalui Komdat
Kesmas
Definisi
Operasional
Alat dan Bahan
persentase
Form RS yang melakukan audit kematian ibu dan bayi sebanyak minimal 4 kali
pencatatan
dalam setahun dan diseminasi hasil minimal 1 kali dalam setahun
Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
5.Fasilitas Pelayanan Kesehatan melakukan audit kematian ibu dan bayi
secara rutin dan melaporkan hasilnya kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
6.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pelaporan di Komdat Kesmas
7. Laporan tahunan diambil dari bulan Desember

Panduan Indikator Program G izi dan 95


KIA
Indikator Pelayanan Terkait Institusi

25.Jumlah RS Memiliki Stok PKGK C ukup

Definisi Operasional
Rumah sakit yang memiliki stok pangan olahan untuk keperluan gizi khusus (PKGK)
untuk kebutuhan 3 bulan kedepan

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah RS yang memiliki stok PKGK cukup
2.Jumlah RS di wilayah kerja

Frekuensi Laporan
26.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
27.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui
Sigizi Terpadu

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
28.Mencatat dan merekap jumlah R S yang memiliki stok PKGK yang cukup
secara rutin
29.Nakes melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rekap pelaporan
data melalui Sigizi Terpadu
30.Laporan tahunan diperoleh dari kumulatif sampai bulan Desember

26.RS Memiliki SOP Penanganan Balita Stunting

Definisi Operasional
Jumlah RS U D yang memiliki S O P penanganan balita stunting

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah RSU D yang memiliki S O P penanganan balita stunting
2.Jumlah RSU D di wilayah kerja

Frekuensi Laporan
27.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu
28.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan melalui
Sigizi Terpadu

Alat dan Bahan


Form pencatatan
Panduan Indikator Program G izi dan 96
KIA
Indikator Pelayanan Terkait Institusi

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1.Mencatat dan merekap jumlah RSU D memiliki S O P penanganan balita
stunting secara rutin
2.Nakes melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rekap pelaporan data
melalui Sigizi Terpadu
3. Laporan tahunan diperoleh dari kumulatif sampai bulan Desember

27.Jumlah Kabupaten/Kota Melakukan Audit Kematian Ibu dan Bayi

Definisi Operasional
Jumlah Kabupaten/Kota yang melakukan audit kematian ibu dan bayi
sebanyak minimal 4 kali dalam setahun dan diseminasi hasil minimal 1 kali dalam
setahun.

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah Kabupaten/Kota yang melakukan audit kematian ibu dan bayi
2.Jumlah Kabupaten/Kota

Frekuensi Laporan
28.Pencatatan dilakukan secara rutin
29.Rekapitulasi pelaporan

Alat dan Bahan


Form pencatatan

Mekanisme
Pencatatan dan
Pelaporan
30.Fasilitas Pelayanan Kesehatan melakukan pelaporan data kematian ibu dan
bayi secara rutin kepada Dinas Keseahatan Kabupaten/Kota
31.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pengkajian terhadap kasus
kematian ibu dan bayi yang dilaporkan minimal 4 kali dalam setahun dan
melakukan diseminasi hasil minimal 1 kali dalam setahun
32.Penanggung jawab program KIA di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
melaporkan hasil pengkajian melalui Komdat Kesmas
33.Laporan tahunan diambil dari bulan Desember

Panduan Indikator Program G izi dan 97


KIA
Indikator Pelayanan Terkait
Institusi

28.Persentase Kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi

Definisi Operasional
Kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi adalah kabupaten/kota yang
minimal 7 0 % dari jumlah puskesmas melakukan kegiatan pengumpulan data,
pengolahan dan analisis data, serta diseminasi informasi
1.Pengumpulan data adalah puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota
melakukan entri data sasaran balita data pengukuran melalui Sistem Informasi
Gizi Terpadu, rerata setiap bulan mencapai minimal 6 0 % sasaran balita
2.Pengolahan dan analisis data adalah puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota
melakukan konfirmasi dan identifikasi penyebab masalah gizi pada seluruh
balita gizi buruk
3. Diseminasi informasi adalah puskesmas di wilayah kerja Kabupaten/Kota
melakukan penyusunan rencana kegiatan berdasarkan hasil surveilans gizi dan
di-upload ke dalam sistem setiap triwulan

Rumus Perhitungan
% kabupaten/kota Jumlah kabupaten/kota melaksanakan
melaksanakan = surveilans gizi x 100%
surveilans gizi
Jumlah kabupaten/kota

Data yang Dikumpulkan


1.Jumlah Puskesmas yang ada
2.Jumlah puskesmas yang mengentri data sasaran >60%, melakukan konfirmasi
pada seluruh kasus balita gizi buruk dan membuat rencana kegiatan

Frekuensi Laporan
3.Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat dilakukan pelayanan
kesehatan balita
4.Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
5. Rekapitulasi data tahunan diperoleh berdasarkan kondisi dari Januari sampai
Desember (kumulatif)

Alat dan Bahan


6.Kohort
7.Buku KIA
8. Antropometri
9. Sigizi Terpadu

Panduan Indikator Program G izi dan 98


KIA
Indikator Pelayanan Terkait Institusi

Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1.Entri data sasaran dibandingkan dengan jumlah seluruh sasaran yang ada
2.Entri data konfirmasi dan identifikasi penyebab masalah gizi pada seluruh
balita gizi buruk
3. Upload rencana kegiatan berdasarkan data yang ada
4. Menghitung jumlah puskesmas yang melakukan surveilans
5.Menghitung persentase kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi dengan
membagi jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi terhadap
jumlah seluruh kabupaten/kota yang ada

Panduan Indikator Program G izi dan 99


KIA

Anda mungkin juga menyukai