Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

“ MENGENAL PERANAN PENTING PADA KIMIA TANAH, AIR DAN UDARA”

Dosen Pengampu : Asiyah Nurrahmajanti, M.Si.

Tanggal Praktikum: 24 September 2018

Tanggal Pengumpulan: 1 Oktober 2018

Disusun Oleh:
Sylvia Banatul Fadilla (1177040078)
Kelompok 2:
Sansan Firmansyah (1167040067)
Nida Nur’azizah (1177040051)
Rizky Amelia Nur Fajriah (1177040067)
Siti Nurkomariah (1177040073)
Wine Febrianti (1177040085)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tujuan
 Memahami peranan dasar dari air, tanah dan udara
 Mengetahui pH pada setiap sampel air
 Meghitung kadar air yang hilang pada pemanasan tanah
 Membuktikan pengaruh udara terhadap nyala api pada pembakaran lampu spiritus

B. Dasar Teori

Air yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah ditemukan dalam keadaan murni.
Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu, baik zat-zat kimia anorganik
maupun zat-zat kimia organik. Apabila kandungan zat-zat kimia tersebut terlalu banyak jumlahnya
didalam air, air tersebut dapat menjadi sumber bencana yang dapat merugikan kelangsungan hidup
semua makhluk sekitarnya. Kini dengan adanya pencemaran-pencemaran air oleh pabrik maupun
rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air semakin meningkat dan pada akhirnya kualitas
air tersebut menurun. Oleh karena itu, diperlukan analisa air untuk menentukan dan menghitung
zat-zat kimia yang terkandung di dalam air sehingga dapat diketahui air tersebut membahayakan
kesehatan, layak tidaknya dikonsumsi maupun sudah tercemar atau belum (Purnailmawan.2009).

Derajat keasaman sering juga digunakan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan atau
perairan dalam memproduksi garam mineral. Garam mineral merupakan faktor penentu bagi semua
proses produksi di suatu perairan. Derajat keasaman perairan merupakan suatu parameter penting
dalam pemantauan kualitas air, dengan mengetahui jumlah kadar pH suatu perairan kita dapat
mengetahui tingkat produktifitas perairan tersebut. Kandungan pH dalam suatu perairan dapat
berubah-ubah sepanjang hari akibat dari proses fotosintesis tumbuhan air. Derajat keasaman suatu
perairan juga sangat menentukan kelangsungan hidup organisme dan merupakan resultan sifat
kimia, fisika perairan ( Welch, 1952 ).

Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat dipermukaan kulit bumi, yang tersusun dari
bahan-bahan mineral (Anorganik) sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan-bahan organik
sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang merupakan medium atau tempat
tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat dari iklim dan lamanya waktu
pembentukkan . (Yuliprianto, 2010)

Udara adalah atmosfer yang ada disekeliling bumi yang fungsinya sangat penting untuk
kehidupan dimuka bumi ini.Udara merupakan campuran beberapa gas yang perbandingannya tidak
tetap, tergantung pada keadaaan dan suhu udara, tekanan udara, dan lingkungan sekitarnya. Udara yang
normal merupakan gas - gas meliputi 78% N2, 20% O2, 0,93% Ar, 0,03% CO2 dan sisanya terdiri
dari Neon (Ne), Helium (He), metan (CH4), dan hidrogen (H2). (Indang,2014)
Proses Pembakaran, Pembakaran didefinisikan sebagai reaksi kimia yang mana oksidan
bereaksi cepat dengan bahan bakar untuk melepaskan energi panas. Pada aplikasinya, oksidan pada
pembakaran adalah oksigen pada udara. Tiga unsur kimia utama dalam elemen mampu
bakar(combustible) pada bahan bakar adalah karbon, hidrogen dan sulfur.
Proses pembakaran dikatakan sempurna apabila semua karbon di bahan bakar terbakar menjadi
karbon dioksida, hidrogen terbakar menjadi air dan semua sulfur terbakar menjadi sulfur dioksida,
jika kondisi teori pembakaran tidak memenuhi maka pembakaran tidak sempurna. Proses
pembakaran sempurna tanpa oksigen pada produk disebut teori pembakaran. (Tippler,1998)
BAB II

METODELOGI

A. Alat dan Bahan

No. Alat Jumlah


1. Kertas Saring 2 buah
2. Labu Ukur 250mL 1 buah
3. Gelas kimia 1000mL 1 buah
4. Tabung Reaksi 6 buah
5. Rak Tabung 1 buah
6. Corong 1 buah
7. Gelas Ukur 25mL 1 buah
8. Kaca Arloji 1 buah
9. Pipet Tetes 1 buah
10. Cawan Porselen 1 buah
11. Pipet Volume 1 buah
12. Penjepit Besi 1 buah
13. Penjepit kayu 1 buah
14. Oven 1 buah
15. Spatula 1 buah
16. Gelas kimia 250mL 1 buah
17. Batang pengaduk 1 buah
18. Pemanas 1 buah
No. Bahan Jumlah
1. Lar. Na2CO3 1M 24 mL
2. NH3 1M 24 mL
3. Lar. H2SO4 6M 2 mL
4. Lar. H2SO4 1M 24 mL
5. Lar. NaOH 6 M 2 mL
6. Lar. HCl 1M 24 mL
7. Akuades Secukupnya
8. Natrium Tiosulfat 1M 24 mL
9. Tanah kebun 5 gram
10. Air Hujan 2 mL
11. Air Sumur 2 mL
12. Air Danau 2 mL
13. Air Sungai Bersih 2 mL
14. Air Sungai Kotor 2 mL
15. Air PDAM 2 mL

B. Diagram Alir
 Percobaan Tanah

Tanah Kebun

 Timbang tanah kebun sebanyak 5 gram


 Panaskan tanah pada suhu 105˚C selama 30 mnt
 Setelah dingin, timbang dan catat perubahannya
 Panaskan lagi pada suhu 600˚C selama 30 mnt
 Setelah dingin , timbang dan catat lagi perubahannya

Hasil
Tanah Kering

 Larutkan sampel dengan larutan NaOH 6M


 Amati perubahannya
 Lalu tambahkan H2SO4 setelahnya
 Amati perubahannya

Hasil

 Percobaan Air

Air Hujan

 Periksa pH nya pada sampel no.1 dan catat pH nya


 Tambahkan larutan NaOH 6M pada sampel no.2 secara bertahap
 Catat perubahannya
 Tambahkan larutan HCl pada sampel no.3 secara bertahap
 Catat perubahannya
 Tambahkan larutan larutan Na2CO3 pada sampel no.4 dan catat perubahannya
 Tambahkan larutan ammoniak pada sampel no.5 dan catat perubahannya
 Tambahkan larutan Na2SO4 pada sampel no.6 dan catat perubahannya
 Uapkan sampel no.7 sampai kering

Hasil
Air Sumur

 Periksa pH nya pada sampel no.1 dan catat pH nya


 Tambahkan larutan NaOH 6M pada sampel no.2 secara bertahap
 Catat perubahannya
 Tambahkan larutan HCl pada sampel no.3 secara bertahap
 Catat perubahannya
 Tambahkan larutan larutan Na2CO3 pada sampel no.4 dan catat perubahannya
 Tambahkan larutan ammoniak pada sampel no.5 dan catat perubahannya
 Tambahkan larutan Na2SO4 pada sampel no.6 dan catat perubahannya
 Uapkan sampel no.7 sampai kering

Amati

Air Sungai Bersih

 Periksa pH nya pada sampel no.1 dan catat pH nya


 Tambahkan larutan NaOH 6M pada sampel no.2 secara bertahap
 Catat perubahannya
 Tambahkan larutan HCl pada sampel no.3 secara bertahap
 Catat perubahannya
 Tambahkan larutan larutan Na2CO3 pada sampel no.4 dan catat perubahannya
 Tambahkan larutan ammoniak pada sampel no.5 dan catat perubahannya
 Tambahkan larutan Na2SO4 pada sampel no.6 dan catat perubahannya
 Uapkan sampel no.7 sampai kering

Hasil
Air Sungai Kotor
 Periksa pH nya pada sampel no.1 dan catat pH nya
 Tambahkan larutan NaOH 6M pada sampel no.2 secara bertahap
 Catat perubahannya
 Tambahkan larutan HCl pada sampel no.3 secara bertahap
 Catat perubahannya
 Tambahkan larutan larutan Na2CO3 pada sampel no.4 dan catat perubahannya
 Tambahkan larutan ammoniak pada sampel no.5 dan catat perubahannya
 Tambahkan larutan Na2SO4 pada sampel no.6 dan catat perubahannya
 Uapkan sampel no.7 sampai kering

Hasil

Air Danau

 Periksa pH nya pada sampel no.1 dan catat pH nya


 Tambahkan larutan NaOH 6M pada sampel no.2 secara bertahap
 Catat perubahannya
 Tambahkan larutan HCl pada sampel no.3 secara bertahap
 Catat perubahannya
 Tambahkan larutan larutan Na2CO3 pada sampel no.4 dan catat perubahannya
 Tambahkan larutan ammoniak pada sampel no.5 dan catat perubahannya
 Tambahkan larutan Na2SO4 pada sampel no.6 dan catat perubahannya
 Uapkan sampel no.7 sampai kering

Hasil
Air PDAM

 Periksa pH nya pada sampel no.1 dan catat pH nya


 Tambahkan larutan NaOH 6M pada sampel no.2 secara bertahap
 Catat perubahannya
 Tambahkan larutan HCl pada sampel no.3 secara bertahap
 Catat perubahannya
 Tambahkan larutan larutan Na2CO3 pada sampel no.4 dan catat perubahannya
 Tambahkan larutan ammoniak pada sampel no.5 dan catat perubahannya
 Tambahkan larutan Na2SO4 pada sampel no.6 dan catat perubahannya
 Uapkan sampel no.7 sampai kering

Hasil

 Percobaan Udara

Lampu Spirtus

 Timbang lampu spirtus yang telah diisi spirtus


 Buatlah dudukan spirtus dari malam
 Tempatkan alas lain yang tidak lengket
 Siapkan gelas beker
 Nyalakan lampu spirtus dan tutup dengan gelas beker
 Amati yang terjadi
 Timbang kembali lampu spirtus
 Catat selisih berat lampu spirtus sebelum dan sesudah perlakuan

Hasil
C. Prosedur Kerja
 Percobaan Tanah
1. Pertama tanah kebun disiapkan lalu ditimbang sebanyak 5 gram, setelah ditimbang lalu
dipanaskan pada suhu 105˚C selama 30 menit kemudian setelah dipanaskan didinginkan
pada suhu ruang lalu ditimbang. Kemudian setelah ditimbang dipanaskan kembali pada
suhu 600˚C selama 30menit lalu dinginkan pada suhu ruang dan ditimbang kembali .
2. Tanah kering hasil dari pemanasan dilarutkan dengan larutan NaOH 6M dan diamati
perubahannya kemudian tanah kering dilarutkan dengan H2SO4 6M dan diamati
perubahannya juga.
 Percobaan Air
1. Air hujan yang telah disiapkan dibagi menjadi 7 bagian , pada sampel A dicek pH nya
saja lalu pada sampel B ditambahkan 4 mL larutan NaOH 6M , pada sampel C
ditambahkan 4 mL larutan HCL 1M, pada sampel D ditambahkan 4mL larutan Na2CO3 ,
pada sampel E ditambahkan 4 mL larutan ammoniak, pada sampel F ditambahkan 4 mL
larutan Na2SO4 dan terakhir pada sampel G diuapkan sampai larutannya kering.
Kemudian diamati perubahannya pada masing-masing sampel.
2. Air Sumur yang telah disiapkan dibagi menjadi 7 bagian , pada sampel A dicek pH nya
saja lalu pada sampel B ditambahkan 4 mL larutan NaOH 6M , pada sampel C
ditambahkan 4 mL larutan HCL 1M, pada sampel D ditambahkan 4mL larutan Na2CO3 ,
pada sampel E ditambahkan 4 mL larutan ammoniak, pada sampel F ditambahkan 4 mL
larutan Na2SO4 dan terakhir pada sampel G diuapkan sampai larutannya kering.
Kemudian diamati perubahannya pada masing-masing sampel.
3. Air Sungai kotor yang telah disiapkan dibagi menjadi 7 bagian , pada sampel A dicek pH
nya saja lalu pada sampel B ditambahkan 4 mL larutan NaOH 6M , pada sampel C
ditambahkan 4 mL larutan HCL 1M, pada sampel D ditambahkan 4mL larutan Na2CO3 ,
pada sampel E ditambahkan 4 mL larutan ammoniak, pada sampel F ditambahkan 4 mL
larutan Na2SO4 dan terakhir pada sampel G diuapkan sampai larutannya kering.
Kemudian diamati perubahannya pada masing-masing sampel.
4. Air sungai bersih yang telah disiapkan dibagi menjadi 7 bagian , pada sampel A dicek pH
nya saja lalu pada sampel B ditambahkan 4 mL larutan NaOH 6M , pada sampel C
ditambahkan 4 mL larutan HCL 1M, pada sampel D ditambahkan 4mL larutan Na2CO3 ,
pada sampel E ditambahkan 4 mL larutan ammoniak, pada sampel F ditambahkan 4 mL
larutan Na2SO4 dan terakhir pada sampel G diuapkan sampai larutannya kering.
Kemudian diamati perubahannya pada masing-masing sampel.
5. Air PDAM yang telah disiapkan dibagi menjadi 7 bagian , pada sampel A dicek pH nya
saja lalu pada sampel B ditambahkan 4 mL larutan NaOH 6M , pada sampel C
ditambahkan 4 mL larutan HCL 1M, pada sampel D ditambahkan 4mL larutan Na2CO3 ,
pada sampel E ditambahkan 4 mL larutan ammoniak, pada sampel F ditambahkan 4 mL
larutan Na2SO4 dan terakhir pada sampel G diuapkan sampai larutannya kering.
Kemudian diamati perubahannya pada masing-masing sampel.
6. Air danau yang telah disiapkan dibagi menjadi 7 bagian , pada sampel A dicek pH nya
saja lalu pada sampel B ditambahkan 4 mL larutan NaOH 6M , pada sampel C
ditambahkan 4 mL larutan HCL 1M, pada sampel D ditambahkan 4mL larutan Na2CO3 ,
pada sampel E ditambahkan 4 mL larutan ammoniak, pada sampel F ditambahkan 4 mL
larutan Na2SO4 dan terakhir pada sampel G diuapkan sampai larutannya kering.
Kemudian diamati perubahannya pada masing-masing sampel.

 Percobaan Udara
1. Pertama lampu spirtus yang berisi spirtus ditimbang dan dicatat hasilnya, lalu dibuat
dudukan lampu spirtus dari bahan malam setelah dibuat, lampu spirtus ditempatkan diatas
dudukan tersebut kemudian dinyalakan lampu spirtus dan ditutup diatasnya dengan gelas
beker. Lalu diamati apa yang terjadi , setelah lampu spirtus mati ditimbang kembali lampu
spirtus tersebut dan dibandingkan selisih berat setelah dan sesudah perlakuan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan ini yaitu tentang kimia tanah, air dan udara. Ketiga komponen tersebut tidak
lepas dengan kebutuhan sehari-hari yang hampir sebagian besar sangat bermanfaat untuk
makhluk hidup.

 Percobaan Tanah
1. Ketika tanah dipanaskan pada suhu 105˚C bobot cawan+tanah menjadi 37.3650
gram dan pada suhu 600˚C bobot cawan+tanah menjadi 36.7377 gram. Hal ini
dikarenakan ada zat organik dan kadar air yang hilang ketika proses pemanasan
sehingga ada nya pengurangan massa.
2. Lalu ketika tanah kering dilarutkan dengan NaOH warna nya menjadi coklat
kemerahan yang pekat dan ketika dilarutkan dengan asam sulfat warna larutan
menjadi coklat kemerahan sedikit pekat hal ini dikarenakan larutan NaOH dan
Asam sulfat dapat bereaksi dengan logam terutama dengan Alumunium yang
terdapat dalam tanah.
 Percobaan Air
 Air hujan , ketika sampel air hujan pada sampel A dicek pHnya yaitu = 5 dan
pada sampel B yg ditambahkan larutan NaOH larutan menjadi tidak berwarna
dengan pH= 14 larutan menjadi sangat basa karena NaOH merupakan basa yg
kuat sehingga sangat mempengaruhi pH asam pada air hujan lalu pada sampel C
ketika ditambahkan dengan larutan HCL larutan menjadi tidak berwarna dengan
pH= 1 dan pada sampel D ketika ditambahkan dengan larutan Na2CO3 larutan
menjadi tidak berwarna dengan pH=12 dan pada sampel E ketika ditambahkan
dengan NH4OH larutan menjadi tidak berwarna dengan pH= 10 lalu pada sampel
F ketika ditambahkan dengan larutran Na2SO4 larutan menjadi tidak berwarna
dengan pH= 6 lalu terakhir pada sampel G ketika diuapkan sampai kering tidak
ada endapan namun ada zat-zat anorganik yang bersisa pada dinding tabung
reaksi hal ini karena zat anorganik suatu zat yang tidak mudah menguap.
 Air sumur, ketika sampel air sumur pada sampel A dicek pHnya yaitu = 6 dan
pada sampel B yg ditambahkan larutan NaOH larutan menjadi tidak berwarna
dengan pH= 13 larutan menjadi sangat basa karena NaOH merupakan basa yg
kuat sehingga sangat mempengaruhi pH asam pada air hujan lalu pada sampel C
ketika ditambahkan dengan larutan HCL larutan menjadi tidak berwarna dengan
pH= 1 dan pada sampel D ketika ditambahkan dengan larutan Na2CO3 larutan
menjadi tidak berwarna dengan pH=12 dan pada sampel E ketika ditambahkan
dengan NH4OH larutan menjadi tidak berwarna dengan pH= 11 lalu pada sampel
F ketika ditambahkan dengan larutran Na2SO4 larutan menjadi tidak berwarna
dengan pH= 7 lalu terakhir pada sampel G ketika diuapkan sampai kering tidak
ada endapan namun ada zat-zat anorganik yang bersisa pada dinding tabung
reaksi hal ini karena zat anorganik suatu zat yang tidak mudah menguap.
 Air PDAM, ketika sampel air PDAM pada sampel A dicek pHnya yaitu = 7 dan
pada sampel B yg ditambahkan larutan NaOH larutan menjadi tidak berwarna
dengan pH= 13 larutan menjadi sangat basa karena NaOH merupakan basa yg
kuat sehingga sangat mempengaruhi pH asam pada air hujan lalu pada sampel C
ketika ditambahkan dengan larutan HCL larutan menjadi tidak berwarna dengan
pH= 1 dan pada sampel D ketika ditambahkan dengan larutan Na2CO3 larutan
menjadi tidak berwarna dengan pH=12 dan pada sampel E ketika ditambahkan
dengan NH4OH larutan menjadi tidak berwarna dengan pH= 12 lalu pada sampel
F ketika ditambahkan dengan larutran Na2SO4 larutan menjadi tidak berwarna
dengan pH= 6 lalu terakhir pada sampel G ketika diuapkan sampai kering tidak
ada endapan namun ada zat-zat anorganik yang bersisa pada dinding tabung
reaksi hal ini karena zat anorganik suatu zat yang tidak mudah menguap.
 Air sungai kotor, ketika sampel air sungai kotor pada sampel A dicek pHnya yaitu
= 7 dan pada sampel B yg ditambahkan larutan NaOH larutan menjadi tidak
berwarna dengan pH= 13 larutan menjadi sangat basa karena NaOH merupakan
basa yg kuat sehingga sangat mempengaruhi pH asam pada air hujan lalu pada
sampel C ketika ditambahkan dengan larutan HCL larutan menjadi tidak berwarna
dengan pH= 1 dan pada sampel D ketika ditambahkan dengan larutan Na2CO3
larutan menjadi tidak berwarna dengan pH=12 dan pada sampel E ketika
ditambahkan dengan NH4OH larutan menjadi tidak berwarna dengan pH= 11 lalu
pada sampel F ketika ditambahkan dengan larutran Na2SO4 larutan menjadi tidak
berwarna dengan pH= 7 lalu terakhir pada sampel G ketika diuapkan sampai
kering tidak ada endapan namun ada zat-zat anorganik yang bersisa pada dinding
tabung reaksi hal ini karena zat anorganik suatu zat yang tidak mudah menguap.
 Air sungai bersih, ketika sampel air sungai bersih pada sampel A dicek pHnya
yaitu = 7 dan pada sampel B yg ditambahkan larutan NaOH larutan menjadi tidak
berwarna dengan pH= 13 larutan menjadi sangat basa karena NaOH merupakan
basa yg kuat sehingga sangat mempengaruhi pH asam pada air hujan lalu pada
sampel C ketika ditambahkan dengan larutan HCL larutan menjadi tidak berwarna
dengan pH= 1 dan pada sampel D ketika ditambahkan dengan larutan Na2CO3
larutan menjadi tidak berwarna dengan pH=12 dan pada sampel E ketika
ditambahkan dengan NH4OH larutan menjadi tidak berwarna dengan pH= 11 lalu
pada sampel F ketika ditambahkan dengan larutran Na2SO4 larutan menjadi tidak
berwarna dengan pH= 7 lalu terakhir pada sampel G ketika diuapkan sampai
kering tidak ada endapan namun ada zat-zat anorganik yang bersisa pada dinding
tabung reaksi hal ini karena zat anorganik suatu zat yang tidak mudah menguap.
 Air Danau, ketika sampel air danau pada sampel A dicek pHnya yaitu = 7 dan
pada sampel B yg ditambahkan larutan NaOH larutan menjadi tidak berwarna
dengan pH= 13 larutan menjadi sangat basa karena NaOH merupakan basa yg
kuat sehingga sangat mempengaruhi pH asam pada air hujan lalu pada sampel C
ketika ditambahkan dengan larutan HCL larutan menjadi tidak berwarna dengan
pH= 1 dan pada sampel D ketika ditambahkan dengan larutan Na2CO3 larutan
menjadi tidak berwarna dengan pH=12 dan pada sampel E ketika ditambahkan
dengan NH4OH larutan menjadi tidak berwarna dengan pH= 11 lalu pada sampel
F ketika ditambahkan dengan larutran Na2SO4 larutan menjadi tidak berwarna
dengan pH= 7 lalu terakhir pada sampel G ketika diuapkan sampai kering tidak
ada endapan namun ada zat-zat anorganik yang bersisa pada dinding tabung
reaksi hal ini karena zat anorganik suatu zat yang tidak mudah menguap.
 Percobaan Udara
Ketika lampu spirtus dinyalakan lalu ditutup dengan gelas beker pada awalnya api
tetap nyala karena masih ada udara yang bersisa namun setelah beberapa detik api
mati disebabkan karena ada pembakaran udara oleh api sehingga tekanan udara
dalam gelas beker menyusut. Setelah api padam adanya uap yang menempel pada
dinding gelas beker itu merupakan gas CO2 dari hasil pembakaran sehingga
adanya pengurangan bobot lampu spirtus awal mula bobotnya 207.0004 gram
setelah pemanasan menjadi 206.7976 gram .
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pada percobaan ini dapat disimpulkan:

1. Peranan dasar pada 3 komponen dasar yaitu :


- Air merupakan senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
Bumi. Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah
tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai
sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida
(OH-).
- Tanah tersusun dari 45% zat Anorganik dan 5% zat organik sisanya nya diisi oleh 25%
air dan 25% udara , Tanah merupakan aspek penting dalam kehidupan, mempunyai
peranan penting dan merupakan pondasi utama dari semua kegiatan yang di lakukan oleh
manusia. Tumbuhan sebagai produsen nomor satu karena tumbuhan sangat bergantung
pada tanah untuk berkembang biak.
- Kandungan udara menyebabkan terjadinya siklus gas nitrogen, oksigen dan karbon juga
air. Nitrogen diikat bakteri memfiksasi nitrogen untuk menjadi amonium dan nitrat nitrit
yang selanjutnya dipakai oleh tumbuhan untuk sintesis protein dan akhirnya dimakan
manusia untuk pembangunan tubuh. Keberadaan oksigen menjadikan seluruh makhluk
hidup mendapatkan energi dari apa saja yang dimakannya, kemudian hasilnya berupa
hasil pembakaran karbohidrat dengan melepaskan karbondioksida ke udara sehingga
terjadi siklus karkon selanjutnya digunakan oleh tumbuhan untuk mensintesis karbohidrat.

2. pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju
kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Pada percobaan ini didapatkan nilai pH pada air
hujan= 5 , pada air sumur nilai pH= 6 , pada air PDAM nilai pH nya= 7 , pada Air sungai
tercemar nilai pH nya= 7 , pada Air sungai bersih nilai pH nya= 6 dan pada air danau nilai pH
nya= 7 .

3. Berat awal tanah yaitu 5.0007 gram ketika dipanaskan bobot tanah yang hilang sebesar
0.2933 gram , maka % Air yang hilang yaitu : 0.2933/5.0007 x 100% = 5.66%
4. Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan bahan yang dapat terbakar,
disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor. proses pembakaran dibutuhkan oksigen,
namun dalam ruangan tertutup oksigen yang dibutuhkan terbatas. Sehingga beberapa saat setelah
lilin di tutup dengan gelas, api pada lampu spiritus semakin lama semakin redup hingga akhirnya
mati karena kadar oksigen yang di perlukan untuk proses pembakaran tidak mencukupi. Molekul
oksigen yang hilang karena proses pembakaran, menyebabkan tekanan udara di dalam gelas
beker lebih kecil di bandingkan dengan tekanan udara di luar gelas. Hal ini sesuai dengan hukum
Boyle bahwa volume sebanding dengan tekanan, jadi pada saat volume oksigen habis didalam
gelas maka tekanan juga akan semakin kecil .

B. Daftar Pustaka

1. PurnaIlmawan.2009.”Ekologi Umum”.Bandung: PT. Grafika Sari Cipta

2. Welch.1952.”Kimia Organik”.Jakarta: Erlangga

3. Dewata,Indang.2014.”Kimia Lingkungan”.Padang: UNP Press

4. Tippler.1998.”Fisika untuk Sains dan Teknologi.Jakarta: Erlangga

5. Yulipriyanto.2010. “Biologi Tanah”.Yogyakarta: Graha Ilmu

6. Sukardjo.1989.”Kimia Anorganik”.Yogyakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai