Vol 9 No 1, 2017
ABSTRAK: Overweight pada remaja bisa disebabkan karena makanan yang berlebih atau
tidak sesuai dengan jumlah kebutuhannya dan jika dibiarkan dapat menimbulkan penyakit
seperti diabetes militus, hipertensi, bahkan jantung koroner. Manusia cenderung menyukai
makanan yang mengandung lemak dan gula. Makanan tinggi energi seperti karbohidrat dan
lemak dapat meningkatkan prevalensi gizi lebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara asupan karbohidrat dan lemak dengan kejadian overweight pada remaja
di SMA Muhammadiyah 4 Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan
rancangan studi crosssectional dengan subjek penelitian siswa kelas X – XII yang memenuhi
kriteria sebanyak 40 responden yang dipilih menggunakan metode systematic random
sampling. Data asupan lemak dan karbohidrat dihitung dari rata-rata asupan dengan metode
estimasi food record 24 jam selama 3 hari dengan menggunakan Nutrisurvey. Pengukuran
status gizi pada responden menggunakan IMT/U. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak
40% responden memiliki status gizi lebih dan 30 % responden memiliki asupan lemak yang
lebih. Hasil uji hubungan yang menggunakan uji Pearson Product Moment didapatkan
asupan karbohidrat dengan kejadian overweight menunjukkan hasil p = 0,230 yang berarti
tidak ada hubungan, sedangkan untuk asupan lemak dengan kejadian overweight
menunjukkan nilai p = 0.025 yang artinya ada hubungan antara asupan lemak dengan
kejadian overweight, nilai r = 0,355, RR = 3,37, 95%CI = 1,224 – 9,279 yang berarti
responden dengan asupan lemak berlebih mempunyai risiko overweight. Penelitian ini
merekomendasikan agar siswa dapat mengontrol dan mengurangi jenis makanan yang
khususnya mengandung tinggi lemak dan karbohidrat untuk meminimalkan kejadian gizi
lebih.
Kata Kunci: Asupan karbohidrat, asupan lemak, overweight, remaja
54
Jurnal Riset Kesehatan
Vol 9 No 1, 2017
= 0.230 which means no relationship, whereas for fat intake with overweight occurrence
showed p value = 0.025 which means there is correlation between fat intake with overweight
occurrence, value R = 0.355, RR = 3.37, 95% CI = 1,224 - 9,279 which means respondents
with excess fat intake have an overweight risk. This study recommends that students be
able to control and reduce the types of foods that are especially high in fat and carbohydrates
to minimize the incidence of more nutrients.
Keywords: Carbohydrate intake, fat intake, overweight, adolescent
55
Jurnal Riset Kesehatan
Vol 9 No 1, 2017
peneliti akan melakukan studi lanjut untuk mengundukan diri, pindah sekolah dan
mengetahui hubungan asupan karbohidrat melakukan puasa saat penelitian
dan lemak dengan kejadian overweight di berlangsung.
SMA Muhammadiyah 4 Kartasura Variabel bebas dalam penelitian
Kabupaten Sukoharjo. ini yaitu asupan karbohidrat dan asupan
lemak yang diperoleh dari form estimasi
METODA food record 24 jam selama 3 hari dengan
Penelitian ini merupakan jenis selang waktu satu hari dan 2 hari. Variabel
penelitian observasional dengan terikat yaitu status gizi overweight dengan
rancangan penelitian cross sectional. pengukuran gizi pada responden
Dalam penelitian ini dilakukan menggunakan Indeks Massa Tubuh/Umur
observasional terhadap asupan (IMT/U). Status gizi tidak overweight
karbohidrat dan asupan lemak dengan apabila z-score <-3 sampai <+1 dan
kejadian overweight. Subjek penelitian kategori overweight apabila z-score ≥+1
adalah siswa kelas X-XII SMA sampai ≥+2 10. Kategori asupan
Muhammadiyah 4 Kartasura Kabupaten karbohidrat dan lemak tergolong
Sukoharjo. Penelitian ini dilakukan dari defisiensi berat jika <70% AKG, defisiensi
bulan April 2016 sampai Juli 2017. Jumlah sedang jika 70-79% AKG, defisiensi
sampel penelitian ini sebanyak 40 siswa ringan jika 80-89% AKG, normal jika 90-
dengan menggunakan rumus Lemeshow, 119% dan diatas kebutuhan jika ≥120%
1997 9. AKG. Analisis univariat dilakukan
Pengambilan subjek penelitian terhadap tiap variabel dari hasil penelitian
menggunakan systematic random berupa distribusi dan persentase pada
sampling sesuai dengan kriteria inklusi setiap variabel yang meliputi asupan
berumur minimal 14-18 tahun, tidak karbohidrat, asupan lemak dan status gizi
sedang diet pelangsing dan tidak ada pada siswa. Uji statistika yang digunakan
oedema, dapat diukur antropometri (tidak untuk menganalisis hubungan antar
cacat fisik) dan tidak mengikuti variabel – variabel yang diteliti adalah uji
ekstrakurikuler yang berat. Sedangkan Pearson Product Moment.
kriteria eksklusi yang ditetapkan yaitu,
uang saku, status gizi, kategori asupan
HASIL karbohidrat dan kategori asupan lemak.
Subjek yang digunakan dalam Distribusi karakteristik responden
penelitian ini adalah siswa dan siswi SMA berdasarkan jenis kelamin, umur, uang
Muhammadiyah 4 Kartasura Kabupaten saku, status gizi, kategori asupan
Sukoharjo, sesuai dengan kriteria inklusi karbohidrat dan kategori asupan lemak
dan eksklusi yang telah ditetapkan oleh dapat dilihat pada Tabel 1.
peneliti. Berdasarkan jenis kelamin, umur,
Tabel 1.
56
Jurnal Riset Kesehatan
Vol 9 No 1, 2017
57
Jurnal Riset Kesehatan
Vol 9 No 1, 2017
Tabel 2.
Nilai Asupan Karbohidrat Responden
Variabel Minimal Maksimal Mean Standar Deviation
Asupan karbohidrat (gram) 101,10 341,10 246,25 64,25
Asupan lemak (gram) 25,60 119,40 70,01 23,69
Tabel 4.
Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian Overweight
Status gizi Jumlah Sig. (p) r RR 95%CI
58
Jurnal Riset Kesehatan
Vol 9 No 1, 2017
59
Jurnal Riset Kesehatan
Vol 9 No 1, 2017
60
Jurnal Riset Kesehatan
Vol 9 No 1, 2017
jika 90-119% dan diatas kebutuhan jika overweight. Hal ini menunjukkan bahwa
≥120% AKG. tingginya asupan karbohidrat tidak selalu
Berdasarkan hasil pencatatan diikuti dengan kenaikan berat badan.
makanan (food record) yang telah Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
dilakukan selama 3 hari diperoleh penelitian Evelyn dan Utari (2013) yang
persentase tertinggi asupan lemak yaitu meyebutkan bahwa tidak ada hubungan
14 siswa (35%) memiliki asupan lemak antara asupan karbohidrat dengan
normal, dan persentase terendah yaitu 3 kejadian overweight pada remaja di SMA
siswa (7,5%) yang termasuk kategori Marsudirini Bekasi Tahun 2013 (p= 0,547)
12
asupan lemak defisiensi ringan. Hasil data . Penelitian Sutriani (2013) juga
tersebut didapatkan dari pengolahan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
menggunakan program Nutrisurvey untuk yang signifikan antara asupan karbohidrat
mendapatkan jumlah asupan lemak, yang dengan kejadian gizi lebih pada remaja
selanjutnya dibandingkan dengan Angka usia 13 – 18 tahun di Pulau Jawa (p=
Kecukupan Gizi (AKG). Mayoritas asupan 0,451) 13. Menurut penelitian Merchant
lemak responden yaitu normal sebanyak (2011), mengatakan resiko terendah
14 siswa (35%), akan tetapi sebanyak 12 overweight adalah responden yang
siswa (30%) termasuk dalam kategori mengkonsumsi karbohidrat antara 290 –
asupan lemak diatas kebutuhan. 310 gram/hari 14. Hasil penelitian sama
Lemak merupakan sumber energi dengan hasil rata – rata asupan
di dalam tubuh yang menghasilkan 9 kkal karbohidrat pada remaja di SMA
tiap gramnya. Lemak juga merupakan Muhammadiyah 4 Kartasura Kabupaten
cadangan energi di dalam tubuh yang Sukoharjo yaitu sebesar 246 gram/ hari
paling besar dan pada umumnya (72 % dari AKG) yang berarti resiko
disimpan di jaringan bawah kulit terjadinya overweigt rendah.
(subkutan), di sekeliling organ dalam Tidak adanya hubungan antara
rongga perut, dan di dalam jaringan asupan karbohidrat dengan kejadian
intramuskuler 11. Tabel 3 menunjukkan overweight pada penelitian ini
bahwa responden yang mengkonsumsi dimungkinkan karena pada saat mengisi
asupan lemak minimal 25,60 gram/hari form food record, responden merubah
dan maksimal 119,40 gram/hari. Rata – kebiasaan makannya dan juga salah satu
rata asupan lemak responden adalah kelemahan dari food record adalah
70,01 ±23,69 gram/hari. Kebutuhan lemak tergantung pada kejujuran dan
responden jika dilihat berdasarkan Angka kemampuan dari responden untuk
Kecukupan Gizi (AKG) remaja laki – laki mencatat dan memperkirakan jumlah
berusia 13 – 15 tahun sebesar 83 makanan yang dikonsumsi, yaitu
gram/hari dan usia 16 – 18 tahun sebesar cenderung mengurangi atau melebihi 15.
89 gram/hari, sedangkan remaja Sedangkan hasil uji Pearson
perempuan berusia 13 – 18 tahun sebesar Product Moment asupan lemak
71 gram/hari. Kategori asupan lemak menunjukkan nilai p = 0,025 maka H0
defisiensi berat jika <70% AKG, defisiensi ditolak, yang artinya ada hubungan antara
sedang jika 70-79% AKG, defisiensi asupan lemak dengan kejadian
ringan jika 80-89% AKG, normal jika 90- overweight. Kekuatan hubungan
119% dan diatas kebutuhan jika ≥120% ditunjukkan dengan nilai r atau correlation
AKG 10. coefficient sebesar 0,355 yang berarti
Hasil uji Pearson Product Moment hubungan antar variabel adalah kuat
menunjukkan nilai p = 0,230, maka H0 (mendekati angka 1). Tanda positif
diterima, yang artinya tidak ada hubungan menunjukkan hubungan bersifat searah
antara asupan karbohidrat dengan yang berarti semakin tinggi asupan lemak
61
Jurnal Riset Kesehatan
Vol 9 No 1, 2017
62
Jurnal Riset Kesehatan
Vol 9 No 1, 2017
63
Jurnal Riset Kesehatan
Vol 9 No 1, 2017
64