Lansia adalah sebuah proses normal menjadi tua tanpa suatu kriteria usia tertentu, dimana pada usia itu mengalami berbagai macam perubahan baik perubahan molekul, sel, dan kemampuan fungsi organ (Stanley dan Patricia, 2007). Lansia cenderung mengalami masalah kesehatan yang disebabkan oleh penurunan fungsi tubuh akibat proses penuaan, proses penuaan merupakan proses yang mengakibatkan perubahan-perubahan meliputi fisik, psikologis, social dan spiritual. Pada perubahan fisiologis terjadi penurunan system kekebalan tubuh dalam menghadapi gangguan dari dalam maupun luar tubuh, salah satunya gangguan kesehatan yang paling banyak dialami adalah pada system kardiovaskuler. Secara alamiah lansia akan mengalami penurunan fungsi organ dan mengalami labilitas tekanan darah, oleh sebab itu lansia dianjurkan untuk selalu memeriksa tekanan darah secara teratur agar dapat mencegah penyakit kardiovaskuler khususnya hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit yang tidak menimbulkan gejala khas sehingga tidak terdiagnosis dalam waktu yang lama, menurut WHO batas tekanan darah yang normal adalah 120/80 mmHg. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi yaitu jenis kelamin, keturunan, merokok, obesitas, stress, alcohol, kurang olah raga dan usia. Hipertensi merupakan faktor resiko dari penyakit kardiovaskuler, hipertensi dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung coroner. Menurut laporan hasil Riskesdas Provinsi Jawa Barat tahun 2017, prevalensi hipertensi di Jawa Barat berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah adalah 29,3%, dan hanya berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 9,5%. Sementara berdasarkan diagnosis riwayat minum obat hipertensi adalah 9,9%. Menurut Kabupaten atau Kota prevalensi hipertensi berdasarkan tekanan darah berkisar antara 22,5% sampai dengan 43,1%. Prevalensi tertinggi itu di Kabupaten Tasikmalaya dan terendah di Kabupaten Karawang. Untuk prevalensinya berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan dan atau minum obat hipertensi berkisar antara 6,9% sampai dengan 12,4%. Prevalensi penyakit hipertensi di Kota Tasikmalaya berdasarkan diagnose oleh tenaga kesehatan adalah 9.2%, sedangkan berdasarkan diagnose oleh tenaga kesehatan atau dengan gejala yaitu 9,5%, jika berdasarkan hasil pengukuran adalah 41,0%. Hipertensi jika dibiarkan dapat berkembang menjadi penyakit yang lainnya seperti gagal jantung kronik, stroke, serta bisa menyebabkan pengecilan volume otak sehingga kemampuan fungsi kognitif dan intelektual seorang penderita hipertensi akan berkurang, Dampak dari hipertensi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kematian mendadak (Sustrani, Alam dan Handi Broto. 2006). Upaya yang dapat dilakukan penderita hipertensi untuk menurunkan tekanan darah, dapat dilakukan dengan dua jenis yaitu secara farmakologis dan non farmakologis. Terapi farmakologis dapat dilakukan dengan menggunakan obat anti hipertensi, sedangkan terapi non farmakologis dapat dilakukan dengan memperbaiki pola hidup salah satunya dengan aktivitas fisik. Jenis latihan fisik yang bisa dilakukan antara lain adalah senam lansia, senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia dalam bentuk latihan fisik yang berpengaruh terhadap kemampuan fisik lansia. Aktivitas fisik ini akan membantu tubuh akan tetap bugar dan tetap segar, karena melatih tulang tetap kuat dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran dalam tubuh (Widiantri dan Atikah, 2010). Tujuan dari senam lansia antara lain untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, koordinasi tubuh memelihara kesehatan. Selain itu senam lansia juga dapat menunda perubahan fisiologis yang biasanya terjadi ada proses penuaan muskuluskeletal. Penurunan kekuatan dan fleksibilitas, peningkatan kerentanan terhadap cedera, penurunan kelenturan stuktur sendi, serta melindungi lansia dari jatuh (Stanley dan Beare, 2007). Aktivitas fisik seperti senam pada lansia yang dilakukan secara rutin akan meningkatkan kebugaran fisik, sehingga secara tidak langsung senam dapat meningkatkan fungsi jantung dan menurunkan tekanan darah, serta mengurangi risiko penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah sehingga akan menjaga elastisitasnya. Disisi lain akan melatih otot jantung dalam berkontraksi sehingga kemampuan pemompaannya akan selalu terjaga. Berdasarkan data dari puskesmas Cipari pada tahun 2017 jumlah yang mengidap penyakit hipertensi yaitu 576 jiwa, penyakit hipertensi pada pada tahun 2017 termasuk kedalam sepuluh penyakit terbesar yang terjadi di Puskesmas Cipari. Pada bulan Juli angka kejadian hipertensi tertinggi pada tahun 2017 di puskesmas Cipari yaitu 57 jiwa, pada bulan September ada penurunan menjadi 21 jiwa, akan tetapi pada bulan Oktober sampai Desember mengalami kenaikan lagi. Menurut laporan dari puskesmas Cipari bahwa penyakit hipertensi baru ditangani dengan cara farmakologis dan pemeriksaan tekanan darah, untuk penanganan secara non farmakologis seperti melaksanakan senam lansia secara rutin belum di praktikan. Maka dengan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah lansia penderita hipertensi di Puskesmas Cipari”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuaraikan, rumusan masalah penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah lansia penderita hipertensi di Puskesmas Cipari?”
1.3 Tujuan Penelitian
A. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah lansia penderita hipertensi di Puskesmas Cipari. B. Tujuan Khusus 1. Mengetahui sebaran rerata tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi. 2. Mengetahui sebaran rerata tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan senam lansia, 3. Menganalisis pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Puskesmas Cipari.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
A. Lingkup Masalah Permasalahan yang akan diteliti oleh penulis yaitu mengenai pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah lansia penderita hipertensi di puskesmas Cipari pada tahun 2017. B. Lingkup Metode Metode dalam penelitian ini adalah C. Lingkup Keilmuan Lingkup keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya lingkup bidang Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. D. Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan diwilayah Kelurahan Cipari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. E. Lingkup sasaran Sasaran penelitian ini adalah lansia di wilayah kerja puskesmas Cipari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. F. Lingkup Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2018.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian terhadap masalah-masalah diatas diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: A. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah lansia penderita hipertensi di Puskesmas Cipari. B. Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Sebagai bahan tambahan informasi atau kepustakaan bagi bidang akademika khususnya bidang epidemiologi penyakit tidak menular. C. Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi puskesmas sebagai masukan dan informasi tentang beberapa faktor yang dapat meningkatkan kejadian penyakit hipetensi pada lansia, sehingga puskesmas dapat melaksanakan dan membuat program yang dapat mencegah kejadian penyakit hipertensi di puskesmas Cipari. D. Bagi Masyarakat Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya lansia sebagai upaya dalam pencegahan dini dari penyakit hipertensi.