Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lansia adalah sebuah proses normal menjadi tua tanpa suatu kriteria
usia tertentu, dimana pada usia itu mengalami berbagai macam perubahan
baik perubahan molekul, sel, dan kemampuan fungsi organ (Stanley dan
Patricia, 2007). Lansia cenderung mengalami masalah kesehatan yang
disebabkan oleh penurunan fungsi tubuh akibat proses penuaan, proses
penuaan merupakan proses yang mengakibatkan perubahan-perubahan
meliputi fisik, psikologis, social dan spiritual. Pada perubahan fisiologis
terjadi penurunan system kekebalan tubuh dalam menghadapi gangguan
dari dalam maupun luar tubuh, salah satunya gangguan kesehatan yang
paling banyak dialami adalah pada system kardiovaskuler. Secara alamiah
lansia akan mengalami penurunan fungsi organ dan mengalami labilitas
tekanan darah, oleh sebab itu lansia dianjurkan untuk selalu memeriksa
tekanan darah secara teratur agar dapat mencegah penyakit kardiovaskuler
khususnya hipertensi.
Hipertensi merupakan penyakit yang tidak menimbulkan gejala khas
sehingga tidak terdiagnosis dalam waktu yang lama, menurut WHO batas
tekanan darah yang normal adalah 120/80 mmHg. Ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi hipertensi yaitu jenis kelamin, keturunan, merokok,
obesitas, stress, alcohol, kurang olah raga dan usia.
Hipertensi merupakan faktor resiko dari penyakit kardiovaskuler,
hipertensi dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung coroner.
Menurut laporan hasil Riskesdas Provinsi Jawa Barat tahun 2017, prevalensi
hipertensi di Jawa Barat berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah adalah
29,3%, dan hanya berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah
9,5%. Sementara berdasarkan diagnosis riwayat minum obat hipertensi
adalah 9,9%. Menurut Kabupaten atau Kota prevalensi hipertensi
berdasarkan tekanan darah berkisar antara 22,5% sampai dengan 43,1%.
Prevalensi tertinggi itu di Kabupaten Tasikmalaya dan terendah di
Kabupaten Karawang. Untuk prevalensinya berdasarkan diagnosis oleh
tenaga kesehatan dan atau minum obat hipertensi berkisar antara 6,9%
sampai dengan 12,4%. Prevalensi penyakit hipertensi di Kota Tasikmalaya
berdasarkan diagnose oleh tenaga kesehatan adalah 9.2%, sedangkan
berdasarkan diagnose oleh tenaga kesehatan atau dengan gejala yaitu 9,5%,
jika berdasarkan hasil pengukuran adalah 41,0%.
Hipertensi jika dibiarkan dapat berkembang menjadi penyakit yang
lainnya seperti gagal jantung kronik, stroke, serta bisa menyebabkan
pengecilan volume otak sehingga kemampuan fungsi kognitif dan
intelektual seorang penderita hipertensi akan berkurang, Dampak dari
hipertensi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kematian mendadak
(Sustrani, Alam dan Handi Broto. 2006). Upaya yang dapat dilakukan
penderita hipertensi untuk menurunkan tekanan darah, dapat dilakukan
dengan dua jenis yaitu secara farmakologis dan non farmakologis. Terapi
farmakologis dapat dilakukan dengan menggunakan obat anti hipertensi,
sedangkan terapi non farmakologis dapat dilakukan dengan memperbaiki
pola hidup salah satunya dengan aktivitas fisik.
Jenis latihan fisik yang bisa dilakukan antara lain adalah senam
lansia, senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah
serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia dalam bentuk latihan fisik
yang berpengaruh terhadap kemampuan fisik lansia. Aktivitas fisik ini akan
membantu tubuh akan tetap bugar dan tetap segar, karena melatih tulang
tetap kuat dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran
dalam tubuh (Widiantri dan Atikah, 2010). Tujuan dari senam lansia antara
lain untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, koordinasi tubuh
memelihara kesehatan. Selain itu senam lansia juga dapat menunda
perubahan fisiologis yang biasanya terjadi ada proses penuaan
muskuluskeletal. Penurunan kekuatan dan fleksibilitas, peningkatan
kerentanan terhadap cedera, penurunan kelenturan stuktur sendi, serta
melindungi lansia dari jatuh (Stanley dan Beare, 2007).
Aktivitas fisik seperti senam pada lansia yang dilakukan secara rutin
akan meningkatkan kebugaran fisik, sehingga secara tidak langsung senam
dapat meningkatkan fungsi jantung dan menurunkan tekanan darah, serta
mengurangi risiko penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah
sehingga akan menjaga elastisitasnya. Disisi lain akan melatih otot jantung
dalam berkontraksi sehingga kemampuan pemompaannya akan selalu
terjaga.
Berdasarkan data dari puskesmas Cipari pada tahun 2017 jumlah
yang mengidap penyakit hipertensi yaitu 576 jiwa, penyakit hipertensi pada
pada tahun 2017 termasuk kedalam sepuluh penyakit terbesar yang terjadi
di Puskesmas Cipari. Pada bulan Juli angka kejadian hipertensi tertinggi
pada tahun 2017 di puskesmas Cipari yaitu 57 jiwa, pada bulan September
ada penurunan menjadi 21 jiwa, akan tetapi pada bulan Oktober sampai
Desember mengalami kenaikan lagi. Menurut laporan dari puskesmas
Cipari bahwa penyakit hipertensi baru ditangani dengan cara farmakologis
dan pemeriksaan tekanan darah, untuk penanganan secara non farmakologis
seperti melaksanakan senam lansia secara rutin belum di praktikan. Maka
dengan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
“Pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah lansia penderita
hipertensi di Puskesmas Cipari”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuaraikan, rumusan masalah
penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh senam lansia terhadap tekanan
darah lansia penderita hipertensi di Puskesmas Cipari?”

1.3 Tujuan Penelitian


A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan
darah lansia penderita hipertensi di Puskesmas Cipari.
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui sebaran rerata tekanan darah pada lansia yang
mengalami hipertensi.
2. Mengetahui sebaran rerata tekanan darah pada lansia yang
mengalami hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan senam lansia,
3. Menganalisis pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada
lansia hipertensi di Puskesmas Cipari.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian


A. Lingkup Masalah
Permasalahan yang akan diteliti oleh penulis yaitu mengenai pengaruh
senam lansia terhadap penurunan tekanan darah lansia penderita
hipertensi di puskesmas Cipari pada tahun 2017.
B. Lingkup Metode
Metode dalam penelitian ini adalah
C. Lingkup Keilmuan
Lingkup keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Masyarakat
khususnya lingkup bidang Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.
D. Lingkup Tempat
Penelitian ini dilakukan diwilayah Kelurahan Cipari Kecamatan
Mangkubumi Kota Tasikmalaya.
E. Lingkup sasaran
Sasaran penelitian ini adalah lansia di wilayah kerja puskesmas Cipari
Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.
F. Lingkup Waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2018.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian terhadap masalah-masalah diatas diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
A. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai pengaruh senam
lansia terhadap penurunan tekanan darah lansia penderita hipertensi di
Puskesmas Cipari.
B. Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan
Sebagai bahan tambahan informasi atau kepustakaan bagi bidang
akademika khususnya bidang epidemiologi penyakit tidak menular.
C. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi puskesmas sebagai
masukan dan informasi tentang beberapa faktor yang dapat
meningkatkan kejadian penyakit hipetensi pada lansia, sehingga
puskesmas dapat melaksanakan dan membuat program yang dapat
mencegah kejadian penyakit hipertensi di puskesmas Cipari.
D. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya lansia sebagai upaya
dalam pencegahan dini dari penyakit hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai