Anda di halaman 1dari 21

ELEKTRONIKA DASAR 1

NAMA : DIO ADE PUTRA

NIM : 16033047

DOSEN : Drs. HUFRI M.si

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA A

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017
PENGUAT COMMON BASE
Penguat memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Banyak peralatan
elektronika dalam kehidupan menggunakan rangkaian penguat. Penguat penting untuk
memperkuat sinyal yang dihasilkan oleh suatu sensor. Sebagai contoh, mikrofon merupakan
sensor yang mengubah suara menjadi tegangan listrik yang kecil. Tegangan ini diperkuat oleh
suatu rangkaian penguat, sehingga dihasilkan tegangan keluaran yang lebih besar. Tegangan
keluaran dari rangkaian penguat diubah oleh loudspeaker menjadi suara. Dalam kehidupan,
penguat digunakan pada komunikasi wireless, peralatan audio, dan sebagainya.
Rangkaian-rangkaian digital adalah rangkaian yang menggunakan transistor sebagai
switch. Rangkaian-rangkaian linear adalah rangkaian yang menggunakan transistor sebagai
sumber arus. Penggerak LED dengan sumber arus transistor adalah salah satu contoh
rangkaian linear. Contoh yang lain ialah penguat (amplifier), yaitu rangkaian yang menaikkan
amplitudo sinyal. Gagasannya ialah memasukkan isyarat AC yang kecil ke dalam transistor
dan mengeluarkan isyarat AC yang lebih besar dengan frekuensi yang sama. Penguat menjadi
penting pada rangkaian-rangkaian radio, televisi, dan rangkaian komunikasi lainnnya.
Suatu penguat adalah suatu piranti elektronik yang dapat memperbesar tegangan, arus listrik,
atau daya dari suatu sinyal listrik. Suatu penguat menggunakan suatu sinyal masukan yang
kecil untuk menghasilkan suatu sinyal keluaran yang lebih besar, dengan meminimalkan
gangguan dari bentuk gelombang. Penguatan dapat digunakan untuk sinyal listrik maupun
sinyal optik. Jika masukan berupa penguat sinyal optik, terlebih dahulu dilakukan konversi
sinyal optik ke sinyal listrik oleh suatu sensor yang sesuai.
Satu parameter suatu penguat yang penting adalah penguat yang menyatakan jumlah
penguatan yang disediakan oleh suatu penguat. Penguatan dari suatu penguat adalah suatu
ukuran penguatan dari penguat seperti pertambahan amplitudo dari suatu sinyal. Untuk lebih
teliti, penguatan dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara amplitude sinyal keluaran
dengan ampitudo sinyal masukan. Dalam rangkaian penguat, amplitude sinyal dapat dalam
bentuk tegangan, arus, atau daya. Dengan demikian, penguatan dapat didefinisikan sebagai
perbandingan antara tegangan keluaran dengan tegangan masukan, arus keluaran dengan arus
masukan, atau daya keluaran dengan daya masukan.

PENGERTIAN PENGUAT COMMON BASE

Penguat common base dikenal juga sebagai penguat dengan base ditanahkan. Sesuai
dengan konfigurasi common base, penguat common base adalah rangkaian penguat dengan
kaki base transistor digroundkan, tegangan masukan dihubungkan ke kaki emitor, dan
keluaran diambil pada kaki kolektor. Penguat common base mempunyai karakter sebagai
penguat tegangan. Penguat menghasilkan suatu penguatan tegangan, tetapi tidak
menghasilkan penguatan arus antara sinyal masukan dan sinyal keluaran. Secara normal,
penguat ini dikarakterisasi dengan penguatan arus sekitar satu, impedansi masukan kecil, dan
impedansi keluaran yang cukup besar. Pada common base, sinyal masukan diberikan pada
emitor, keluaran diambil pada kolektor, sedangkan kaki base digunakan secara bersama
antara sinyal masukan dan terminal keluaran.

PEMBERIAN BIAS PADA PENGUAT COMMON BASE

Untuk suatu penguat common base, terminal basis dipakai secara bersama-sama
antara loop masukan dan loop keluaran. Terminal emitor terletak pada loop masukan,
sedangkan terminal kolektor terletak pada loop keluaran. Secara garis besar, sebuah penguat
common base terdiri dari komponen-komponen, seperti : VCC, VEE, RC, RE, dan sebuah
transistor. Untuk melewatkan sinyal AC pada bagian masukan dan keluaran, common base
dipasang kapasitor.

Arah aliran arus AC dalam rangkaian tergantung kepada jenis transistor yang
digunakan apakah tipe transistor npn atau pnp. Telah diketahui bahwa transistor salah satu
komponen aktif. Agar transistor dapat bekerja, perlu diberi bias yang berasal dari sumber
tegangan DC. Untuk penguat common base, pemberian bias dilakukan pada dua sisi, dimana
pada loop masukan dengan VEE dan pada loop keluaran dengan VCC. Pemberian bias pada
penguat common base harus disesuaikan dengan transistor yang digunakan. Untuk jenis
transistor tipe npn, arah arus keluar pada kaki emitor. Hal ini berarti arus DC dari kaki
kolektor dan kaki base masuk pada titik percabangan dan keluar melalui kaki emitor sesuai
dengan hukum Kirchhoff. Dalam pemberian bias pada loop keluaran, kutub positif diatas dan
kutub negative dibawah dari tegangan VCC. Sementara itu, pada tegagangan VEE, dari loop
masukan kutub positif di bawah dan kutub negative diatas. Untuk tipe transistor npn, sebuah
rangkaian common base dapat diperhatikan pada gambar :
Gambar . Rangkaian common base dengan transistor tipe npn

Di sisi lain, jika pada penguat common base digunakan tipe transistor pnp, maka arus
masuk melalui terminal emitor dan pada titik percabangan keluar pada terminal base dan
terminal kolektor menurut hukum Kirchhoff. Dalam pemberian bias pada tegangan VCC kutub
positif dari baterai di bawah dan kutub negatif di atas. Sementara itu, pada tegangan VEE
kutub positif dari baterai di atas dan kutub negatif di bawah. Karena itu, rangkaian common
base untuk transistor tipe pnp diberikan pada gambar :

Gambar . Rangkaian common base dengan transistor tipe pnp

Ditinjau dari segi aliran arus DC, ternyata arah aliran arus berlawanan antara
transistor tipe npn dengan tipe pnp. Dengan demikian, dalam pemberian bias juga berbeda
antara kedua tipe transistor ini.

1. Analisis DC dari Penguat Common Base

Untuk suatu penguat common base kaki base dipakai secara bersama antara loop
masukan dan loop keluaran. Kaki emitor terletak pada loop masukan, sedangkan kaki
kolektor terletak pada loop keluaran. Secara garis besar, sebuah penguat common base terdiri
dari komponen-komponen, seperti : VCC, VEE, RC, RE, dan sebuah transistor. Untuk
melewatkan sinyal AC pada bagian masukan dan keluaran, common base dipasang kapasitor.
Rangkaian penguat common base untuk tipe transisitor npn dapat diperhatikan pada
gambar berikut:

Gambar .Rangkaian common base dengan transistor tipe npn

Untuk jenis transistor tipe npn, arah arus keluar pada kaki emitor. Hal ini berarti arus
DC dari kaki kolektor dan kaki base masuk pada titik percabangan dan keluar melalui kaki
emitor sesuai dengan hukum Kirchhoff.

Di sisi lain, jika pada penguat common base digunakan tipe transistor pnp, maka arus
masuk melalui terminal emitor dan pada titik percabangan keluar pada terminal base dan
terminal kolektor menurut hukum Kirchhoff.Rangkaian common base untuk transistor tipe
pnp diberikan pada gambar :

Gambar .Rangkaian common base dengan transistor tipe pnp

Dalam perhitungan DC maupun AC saja antara transistor tipe npn dengan tipe pnp.
Hanya saja arah aliran arus DC berlawanan darai kedua tipe transistor. Dalam menganalisis
arus maupun tegangan digunakan hukum Ohm maupun hukum Kirchhoff. Berdasarkan
hukum Kirchhoff tentang tegangan pada loop tertutup bagian keluaran dari Gambar didapat
arus yang mengalir pada kaki kolektor adalah :

VCC = IC R C + VCB (2.1)

VCC − VCB
IC = (2.2)
RC

Arus listrik yang mengalir pada kaki emitor sebenarnya tergantung kepada faktor α.
Tetapi karena nilai α mendekati satu sehingga arus yang mengalir pada kaki emitor
mendekati arus kolektor tetapi tidak persis sama dengan arus kaki emitor. Dengan kata lain IE
≈ IC.

VCC − VCB
IE = (2.3)
RC

Persamaan (2.2) disebut persamaan garis beban untuk penguat common base.
Berdasarkan Persamaan (2.2) arus kolektor IC akan selalu berubah dengan perubahan
tegangan VCB. Dengan kata lain dengan adanya perubahan nilai tegangan VCB akan
menghasilkan arus kolektor yang berbeda. Persamaan garis beban ini melakukan hubungan
antara arus kolektor dengan tegangan VCB.

Di sisi lain melalui loop masukan pada penguat common base dapat dilukiskan hukum
Kirchhoff tentang loop tegangan seperti :

VEE = IE R E + VBE (2.4)

Arus yang mengalir pada kaki emitor didapat :

VCC − VBE
IE = (2.5)
RE

Dalam desain komponen-komonen penguat common base, arus IE dapat dihitung melalui
loop keluaran dimana IE ≈ IC. tahanan RE dapat ditentukan melalui persamaan :

𝑉𝐶𝐶 − 𝑉𝐵𝐸
𝑅𝐸 = , atau (2.6a)
𝐼𝐸

VCC − VBE
RE = ( ) RC (2.6b)
VCC − VCB

Titik kerja dari suatu transistor dapat bervariasi sepanjang garis beban.
Suatu penguat akan bekerja dengan baik apabila titik kerja dari transistor berada
ditengah-tengah garis beban. Dengan kata lain perlu diciptakan nilai VCB = ½ VCC. Dalam
kondisi ini diharapkan sinyak masukan tidak dipotong tetapi hanya diperkuat oleh transistor.
Untuk mendapatkan titik kerja dari transistor berada ditengah garis beban dapat dilakukan
dengan mengubah nilai tahanan RE. Salah satu cara untuk mewujudkan ini tahanan RE
digunakan potensiometer atau tahanan variabel lainnya seperti trimpot. Dalam kondisi titik
kerja transistor berada ditengah garis beban atau VCB = ½ VCC didapat arus yang mengalir
pada kaki emitor dan kolektor serta nilai dari tahanan RE

VCC
IE ≈ IC = (2.7a)
2 RC

VEE − VBE
RE = 2 ( ) RC (2.7b)
VCC

Dalam prakteknya tegangan VCC, VEE, dan tahanan RC diberikan nilainya, sedangkan
tahanan RE diukur atau dihitung melalui Persamaan (2.7b). Penentuan nilai tahanan RE untuk
mendapat titik kerja transistor berada ditengah garis beban sebaiknya RE diukur secara
langsung.

2. ANALISIS AC PENGUAT COMMON BASE

Sinyal AC berasal dari audiogenerator yang dipasang pada masukan penguat. Isyarat
dari sumber audiogenerator dikurangi impedansi masukan dan diperkuat oleh transistor.
Untuk melewatkan sinyal, maka pada masukan dan keluaran common base dipasang
kapasitor. Suatu penguat memiliki tiga karakteristik yang meliputi impedansi masukan,
penguatan, dan impedansi keluaran. Impedansi masukan akan menentukan tegangan masukan
bila penguat dihubungkan dengan suatu sumber isyarat dan impedansi keluaran akan
menentukan jatuh tegangan pada keluaran rangkaian jika penguat diberi beban pada bagian
keluaran. Untuk menentukan impedansi masukan, penguatan dari penguat, dan impedansi
keluaran melalui jalan sinyal pada rangkaian setara seperti gambar :
Gambar . Rangkaian setara dari penguat common base

a. Impedansi Masukan
Dalam keadaan tersendiri, suatu transistor sebenarnya memiliki tahanan pada
masing-masing kakinya. Tahanan pada kaki emitor disebut re, sedangkan tahanan
pada kaki base dan kolektor masing-masing rb dan rc. Tahanan masukan pada saat
transistor belum terhubung dengan komponen-komponen lain ditentukan melalui
gambar berikut ini :

Gambar . Rangkaian setara transistor dalam keadaan sendiri

Tegangan masukan dari rangkaian pada gambar 2 merupakan penjumlahan re


dan re. Persamaan tegangan pada loop masukan transistor dapat dirumuskan dalam
bentuk :

𝑉𝑖 = 𝑉𝑎𝑏 + 𝑉𝑏𝑐 (1.1a)

𝑉𝑖 = 𝑖𝑒 𝑟𝑒 + 𝑖𝑏 𝑟𝑏 (1.1b)

Berdasarkan hukum Kirchhoff tentang arus pada suatu titik percabangan, arus
AC yang mengalir pada kaki base diberikan :

𝑖𝑏 = (1 − 𝛼)𝑖𝑒 (1.2)

Bila arus ib disubstitusikan pada persamaan (1.1b) menghasilkan :

𝑉𝑖 = 𝑖𝑒 [𝑟𝑒 + (1 − 𝛼)𝑟𝑏 ] (1.3)

Impedansi masukan saat transistor belum terhubung dengan kata lain atau
impedansi masukan antara kaki emitor dengan ground didefinisikan sebagai
perbandingan antara tegangan masukan dan arus ie :
𝑉𝑖
𝑅𝑖𝑡 = (1.4a)
𝑖𝑒

𝑅𝑖𝑡 = 𝑟𝑒 + (1 − 𝛼)𝑟𝑏 (1.4b)


Diketahui factor penguatan = 0.990 − 0.998 , sehingga (1 − 𝛼)𝑟𝑏 ≅ 0.6 .
Dengan alasan ini, suku kedua pada persamaan (1.4b) dapat diabaikan terhadap suku
pertama re. Tahanan masukan Rit secara pendekatan dapat ditulis seperti :
25
𝑅𝑖𝑡 ≈ 𝑟𝑒 = 𝐼 (𝑚𝐴)
(1.4c)
𝐸

Bila transistor telah dihubungkan dengan komponen lain seperti tahanan RE


dan RC, maka impedansi masukan dari penguat common base ditentukan juga oleh
tahanan RE. Menurut hukum Kirchhoff, arus yang masuk ii akan sama dengan
penjumlahan arus ie dan ic :

𝑖𝑖 = 𝑖𝑒 + 𝑖𝑐 (1.5)

Impedansi masukan dari penguat merupakan penggabungan antara RE dan 𝑅𝑖𝑡


:
𝑉𝑖 𝑉 𝑉
= 𝑅𝑖 + 𝑅 𝑖 (1.6a)
𝑅𝑖 𝐸 𝑖𝑡

1 1 1
= 𝑅 + 𝑅𝑖 (1.6b)
𝑅𝑖 𝐸 𝑖𝑡

Dalam bentuk lain, impedansi masukan penguat common base diekspresikan :


𝑅 𝑅
𝑅𝑖 = 𝑅𝐸 //𝑅𝑖𝑡 = 𝑅 𝐸+𝑅𝑖𝑡 (1.7a)
𝐸 𝑖𝑡

Jika tahanan rb diabaikan terhadap re , dalam bentuk yang lebih sederhana


impedansi masukan dapat ditulis dalam bentuk :

𝑅𝑖 = 𝑅𝐸 //𝑟𝑒 (1.7b)

Tegangan masukan dari common base didapat dari rangkaian pembagi


tegangan
𝑖 𝑅
𝑉𝑖 = 𝑅 +𝑅 𝑉𝑆 (1.8)
𝑖 𝑠

Tegangan keluaran dari penguat didapat dari pembagi tegangan antara tahanan
sumber dan impedansi masukan.

b. Penguatan Penguat Common Base


Tegangan masukan bila dinyatakan dalam bentuk arus, dirumuskan dalam
bentuk :

𝑉𝑖 = 𝑖𝑒 . 𝑅𝑖𝑡 ≈ 𝑖𝑒 . 𝑟𝑒 (1.9)

Disisi lain, tegangan keluaran didapat dari perkalian arus ic dengan impedansi
keluaran. Tegangan keluaran dalam keadaan terbuka ditulis dalam bentuk :
𝑉𝑂 = −𝑖𝑐 . 𝑅𝑜 ≈ −𝛼. 𝑖𝑒 . 𝑅𝑂 (1.10)

Penguatan dari common base didefinisikan sebagai perbandingan antara


tegangan keluaran dalam keadaan terbuka dengan tegangan masukan. Berdasarkan
definisi penguatan tegangan dapat diekspresikan seperti :
𝑉𝑜
𝑘𝑉 = (1.11a)
𝑉𝑖

𝛼.𝑅𝑜
𝑘𝑉 = (1.11b)
𝑅𝑖𝑡

𝛼(𝑅𝑐 //𝑟𝑐 )
𝑘𝑉 = − (1.11c)
𝑟𝑒

Tahanan rc adalah tahanan yang terdapat pada kaki kolektor dan harganya
sekitar 𝑟𝑐 ≈ 1𝑀. Berarti, dalam kondisi ini tahanan rc jauh lebih besar bila
dibandingkan dengan Rc. Karena rc tersusun secara parallel dengan Rc , sehingga rc bisa
diabaikan terhadap Rc. Disamping itu, harga faktor 𝛼 mendekati satu, sehingga dalam
ungkapan yang lebih sederhana penguatan tegangan dituliskan dalam bentuk :
𝑅 𝑅
𝑘𝑉 = −𝛼 𝑟𝑐 = − 𝑟𝑐 (1.11d)
𝑒 𝑒

Tegangan keluaran dari penguat common base dalam keadaan terbuka didapat
:

𝑉𝑜 = 𝑘𝑉 . 𝑉𝑖 (1.12)

Untuk komponen RC,RE, dan transistor tetap, penguatan dari common base
adalah konstan. Berdasarkan persamaan (1.12), tegangan keluaran dalam keadaan
terbuka berbanding secara linear dengan tegangan masukan.

c. Impedansi Keluaran
Impedansi keluaran dari suatu penguat didapat jika tegangan sumber
dihubungkan singkat. Disini dipikirkan sebagai sumber tegangan adalah tegangan
keluaran. Arus berasal dari sumber tegangan keluaran,mengalir pada suatu titik pada
suatu titik percabangan dan keluar melalui tahanan Rc dan rc sesuai dengan hukum
Kirchhoff. Berdasarkan hukum Kirchhoff, berlaku persamaan arus :

𝑖𝑜 = 𝑖𝑟 + 𝑖𝑅 (1.13a)
𝑉𝑜 𝑉𝑜 𝑉
= + 𝑅𝑜 (1.13b)
𝑅𝑜 𝑟𝑐 𝑐

1 1 1
=𝑟 +𝑅 (1.13c)
𝑅𝑜 𝑐 𝑐

Dalam bentuk yang lebih sederhana, impedansi keluaran dapat ditulis seperti :
𝑅𝑜 = 𝑅𝑐 //𝑟𝑐 ≈ 𝑅𝐶 (1.14)

Bila pada keluaran penguat diberi suatu beban, akan menyebabkan tegangan
keluaran dalam keadaan terbeban menjadi berkurang. Hal ini karena antara impedansi
keluaran, penguat, dengan tahanan beban berfungsi sebagai rangkaian pembagi
tegangan. Tegangan keluaran dari penguat pada saat diberi tahanan beban adalah :
𝑅𝐿
𝑉𝑂𝐿 = 𝑅 𝑉𝑂 (1.15)
𝐿 +𝑅𝑂

Berdasarkan persamaan (1.15), dengan adanya pembebanan menyebabkan


tegangan keluaran dalam keadaan terbeban lebih kecil bila dibandingkan dengan VO.
Semakin kecil tahanan beban yang diberikan menyebabkan Vob semakin kecil. Agar
jatuh tegangan tidak terlalu besar maka dipilih tahanan RL yang lebih besar.

Jatuh tegangan didefinisikan sebagai selisih tegangan keluaran dalam keadaan


terbuka dengan tegangan keluaran dalam keadaan terbeban. Karena itu, jatuh
tegangan dinyatakan seperti :

∆𝑉 = 𝑉𝑂 − 𝑉𝑂𝐿 (1.16a)

Dalam ekspresi lain, jatuh tegangan yang terjadi didapat dengan


mensubstitusikan persamaan (1.15) ke dalam (1.16a) sehingga dapat dinyatakan
dalam bentuk :
𝑅𝑂
∆𝑉 = 𝑉 (1.16b)
𝑅𝐿 +𝑅𝑂 𝑂

Persentase dari jatuh tegangan didapat melalui perbandingan antara jatuh


tegangan dengan tegangan keluaran dalam keadaan terbuka :
∆𝑉 𝑅𝑂
=𝑅 (1.17)
𝑉𝑂 𝐿 +𝑅𝑂

Baik buruknya keluaran dari penguat ditentukan oleh beberapa faktor antara
lain : desain komponen-komponen yang digunakan dan pemilihan masukan yang
tepat, kurang tepatnya pemilihan komponen dapat menyebabkan keluaran dari suatu
penguat cacat seperti terpotong atau tidak seimbangnya bentukkurva sinus yang
dihasilkan. Suatu penguat dikatakan baik apabila isyarat masukan yang masuk hanya
diperkuat. Untuk mendapatkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan diperlukan
desain yang tepat. Dalam desain penguat selalu diusahakan agar titik kerja dari
transistor berada ditengah garis beban. Salah satu alternative untuk mendapatkan nilai
VCB = ½ VCC adalah dengan menetapkan nilai RC,VCC,VEE, dan menentukan nilai RE.

Berdasarkan perumusan dan perhitungan yang telah dilakukan, beberapa


kesimpulan yang didapat :

1. Impedansi masukan dari suatu penguat common base adalah kecil, ini
terjadi karena tahanan rc yang tersusun secara parallel dengan RE yang
besar. Bila dua tahanan atau lebih tersusun parallel, maka tahanan yang
lebih kecil lebih dominan. Impedansi masukan yang kecil menyebabkan
jatuh tegangan yang besar pada masukan. Hal ini merupakan suatu
kelemahan dari penguat common base.
2. Dengan pemberian beban pada keluaran penguat, menyebabkan tegangan
keluaran dalam keadaan terbeban menjadi lebih kecil. Samakin besar
beban yang diberikan menghasilkan tegangan keluaran dalam keadaan
terbeban makin besar. sementara itu jatuh tegangan semakin besar dengan
penambahan beban pada keluaran.
Agar transistor bekerja dengan baik sebagai penguat yaitu memberikan penguatan
terhadap isyarat masukan tanpa banyak cacad pada bentuk isyarat keluar, sambungan emitor-
basis diberi tegangan maju dan sambungan kolektor-basis diberi tegangan mundur. Isyarat
dimasukkan pada emitor melalui suatu kapasitor penggandeng C1 yang menyekat arus searah
(arus panjar) agar tak mengalir ke sumber isyarat. Keluaran diambil pada kolektor melalui
kapasitor penggandeng C2 yang menyekat arus searah (arus panjar) pada kolektor. Masukkan
belum dihubungkan dengan suatu sumber isyarat, sehingga arus IE dan IC adalah arus searah.
Keadaan tanpa isyarat ini disebut keadaan q, yaitu keadaan tenang. Arus panjar emitor dan
kolektor pada keadaan ini kita tuliskan sebagai IE(q) dan IC(q), beda tegangan kolektor
kebasis kita tulis VCB(q) dan beda tegangan antara emitor –basis kita sebut VEB(q).

a. Desain Titik Kerja Transistor


sebuah transistor memiliki empat daerah operasi transistor, yaitu :
1. Daerah aktif
2. Daerah cutoff
3. Daerah saturasi
4. Daerah breakdown

Daerah aktif
Semua titik operasi antara titik sumbat dan penjenuhan adalah daerah aktif dari
transistor. Dalam daerah aktif, dioda emiter dibias forward dan dioda kolektor dibias
reverse. Perpotongan dari arus basis dan garis beban adalah titik stationer (quiescent)
Q seperti dalam gambar. daerah kerja transistor yang normal adalah pada daerah aktif,
dimana arus IC konstan terhadap berapapun nilai Vce. Pada daerah aktif arus kolektor
sebanding dengan arus basis. Penguatan sinyal masukan menjadi sinyal keluaran
terjadi pada daerah aktif.

jika hukum kirchoff mengenai tegangan dan arus diterapkan pada loop kolektor (
rangkaian CE ), maka dapat diperoleh hubungan :
VCE = VCC – IC RC

dapat dihitung dissipasi daya transistor adalah :


PD = VCE . IC

dissipasi daya ini berupa panas yang menyebabkan naiknya temperatur transistor.
Umumnya untuk transistor power sangat perlu untuk mengetahui spesifikasi Pdmax.
Spesifikasi ini menunjukkan termperatur kerja maksimum yang diperbolehkan agar
transistor masih bekerja normal. Sebab jika transistor bekerja melebihi kapasitas daya
Pdmax, maka transistor dapat rusak atau terbakar.

Daerah cut off

jika kemudian tegangan vcc dinaikkan perlahan – lahan, sampai tegangan VCE
tertentu tiba – tiba arus IC mulai konstan. Pada saat perubahan ini, daerah kerja
transistor berada pada daerah cutoff yaitu dari keadaan saturaasi (on) menjadi mati
(off). Perubahan ini digunakan pada sistem digital yang hanya mengenal angka biner
1 dan 0 yang tidak lain dapat dipresentasikan oleh status transistor OFF dan ON.

Titik sumbat (cut off) adalah titik dimana garis beban memotong kurva IB = 0, pada
titik ini arus basis adalah nol dan arus kolektor kecil sehingga dapat diabaikan (hanya
arus bocoran ICEO yang ada). Pada titik sumbat, dioda emiter kehilangan forward
bias, dan keerja transistor yang normal terhenti.
VCE(CUT OFF) = VCC
daerah saturasi (jenuh) adalah daerah dengan VCE kurang dari tegangan knee (VK ).
Kondisi jenuh adalah kondisi dimana pembawa mayoritas dari emiter, rekombinasi
pembawa minoritas ke arus basis.
Perpotongan dari garis beban dan kurva IB = IB (SAT) disebut penjenuhan
(saturation). Pada titik ini arus basis sama dengan IB (SAT) dan arus kolektor adalah
maksismum. Pada penjenuhan, dioda kolektor kehilangan reverse bias dan kerja
transistor yang normal terhenti.
IC = VCE/RC
Dan arus basis yang tepat menimbulkan penjenuhan adalah
IB (SAT) = IC (SAT)/βdc

DAFTAR PUSTAKA

Asrizal. 2000. Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar 1. Padang :


FMIPA UNP
Asrizal. 2013. Elektronika Dasar 2. Padang : FMIPA UNP
Barmawi dan M.O.Tjia. 1986. Prinsip-prinsip Elektronika. Jakarta :
Erlangga
Sutrisno. 1986. Elektronika Dasar 1. Bandung : ITB
Sutrisno. 1986. Elektronika “Teori dan Penerapannya”. Bandung :
ITB
Yohandri, Asrizal. 2014. Elektronika Dasar 1. Padang : FMIPA UNP
angkaian Penguat Common Emitor Dengan Self Bias

Tanggapan rangkaian penguat 1 tingkat Common Emittor tersebut terhadap tegangan dc


lebih sederhana karena semua kapasitor diganti dengan rangkaian terbuka. Beban pada loop
kolektor-emitor adalah RC dan RE. Oleh karena itu beban ini disebut dengan beban dc
(Rdc).

Sedangkan tanggapan terhadap sinyal ac, semua kapasitor (C kopling dan C by-pass) dan
catu daya dc (VCC) dianggap hubung singkat. Dengan demikian karena terminal untuk VCC
terhubung ke tanah (ground) dan kapasitor C2 dianggap hubung singkat, maka resistor RC
dan resistor RL terhubung paralel (RC║RL). Beban pada loop kolektor-emitor adalah resistor
RC║RL dan resistor RE. Beban ini disebut dengan beban ac (Rac).

Untuk mendapatkan garis beban dc beban yang digunakan adalah beban dc (Rdc).
Kemiringan garis beban dc adalah -1/Rdc. Demikian pula bila ingin mendapatkan garis
beban ac, maka yang digunakan adalah beban ac (Rac). Kemiringan garis beban ac adalah -
1/Rac. Persamaan garis beban dc untuk rangkaian CE dari rangkaian penguat diatas adalah:

Untuk menggambarkan persamaan garis beban ini kedalam kurva karakteristik output,
maka perlu dicari dua titik ekstrem dan menghubungkan keduanya. Dua titik ini adalah satu
titik berada di sumbu X (tegangan VCE) yang berarti arus ICnya menjadi nol dan satu titik
lainnya berada di sumbu Y (arus IC) yang berarti bahwa tegangan VCEnya menjadi nol.

Titik pertama, pada saat arus IC = 0, maka diperoleh tegangan VCE maskimum (transistor
dalam keadaan mati). Dengan memasukkan harga IC = 0 ini ke persamaan garis beban dc
diperoleh:
Titik kedua, pada saat tegangan VCE = 0, maka diperoleh arus IC maksimum (transistor
dalam keadaan jenuh). Dengan memasukkan harga VCE = 0 ini ke persamaan garis beban dc
diperoleh:

Selanjutnya adalah menentukan garis beban ac. Oleh karena titik nol (titik awal) dari sinyal
ac yang diumpankan ke penguat selalu berada pada titik kerja (titik Q), maka garis beban ac
selalu berpotongan dengan garis beban dc pada titik Q tersebut. Dengan demikian cara
yang paling mudah untuk mendapatkan garis beban ac adalah dengan memasukkan harga ac
dari arus IC dan tegangan VCE kedalam persamaan garis beban dc.

Harga ac dari besaran arus dalam hal ini adalah IC dapat dilihat pada gambar berikut.
Dengan cara yang sama dapat diperoleh harga besaran tegangan VCE.

Nilai arus kolektor (ic) :

Nilai tegangan kolektor – emitor (vce) :

Karena C2 dan VCC dianggap hubung singkat (VCC = 0), maka rangkaian ekivalen ac dari
gambar penguat common-emitor diatas adalah seperti pada gambar berikut :

Dan persamaan umum garis beban ac, yaitu:


Dimana Rac adalah :

Apabila besaran arus dan tegangan ac dimasukkan pada persamaan tersebut, maka diperoleh
persamaan garis beban ac:

Cara menggambar garis beban ac adalah seperti halnya menggambar garis beban dc, yakni
dengan melalui dua titik ekstrem.
Titik pertama, pada saat iC = 0, maka diperoleh harga vCE maksimum. Dengan memasukkan
harga iC = 0 ini kedalam persamaan garis beban ac diperoleh:

Titik kedua, pada saat vCE = 0, maka diperoleh harga iC maksimum. Dengan memasukkan
harga vCE = 0 ini kedalam persamaan garis beban ac diperoleh:

Sehingga garis beban dc dan ac diperoleh dan dapat digambarkan pada kurva
karakteristik output penguat common-emitor (CE) seperti pada gambar berikut.

Transistor sebagai penguat


1. Penguat common base
a. Analisis DC pada penguat
b. Desain titik kerja transistor
c. Analisis AC pada penguat

(Rangkaian setara, impedansi masukan dan keluaran, penguatan dari penguat)

Titik kerja suatu transistor dalam rangkaian penguat selalu terletak pada garis beban.
Garis beban dc dibuat berdasarkan tanggapan rangkaian terhadap tegangan dc (tegangan
catu daya), dan garis beban ac diperoleh karena tanggapan rangkaian terhadap sinyal ac.
Dengan adanya garis beban dc dan ac pada kurva karakteristik, maka kondisi kerja
transistor dapat diketahui dan penerapan sinyal ac pada penguat dapat dianalisis dengan
mudah. Sebagai contoh rangkaian penguat Emitor Bersama (Common Emittor = CE) dengan
bias pembagi tegangan pada gambar berikut.

Rangkaian Penguat Common Emitor Dengan Self Bias

Tanggapan rangkaian penguat 1 tingkat Common Emittor tersebut terhadap tegangan dc


lebih sederhana karena semua kapasitor diganti dengan rangkaian terbuka. Beban pada loop
kolektor-emitor adalah RC dan RE. Oleh karena itu beban ini disebut dengan beban dc
(Rdc).

Sedangkan tanggapan terhadap sinyal ac, semua kapasitor (C kopling dan C by-pass) dan
catu daya dc (VCC) dianggap hubung singkat. Dengan demikian karena terminal untuk VCC
terhubung ke tanah (ground) dan kapasitor C2 dianggap hubung singkat, maka resistor RC
dan resistor RL terhubung paralel (RC║RL). Beban pada loop kolektor-emitor adalah resistor
RC║RL dan resistor RE. Beban ini disebut dengan beban ac (Rac).

Untuk mendapatkan garis beban dc beban yang digunakan adalah beban dc (Rdc).
Kemiringan garis beban dc adalah -1/Rdc. Demikian pula bila ingin mendapatkan garis
beban ac, maka yang digunakan adalah beban ac (Rac). Kemiringan garis beban ac adalah -
1/Rac. Persamaan garis beban dc untuk rangkaian CE dari rangkaian penguat diatas adalah:

Untuk menggambarkan persamaan garis beban ini kedalam kurva karakteristik output,
maka perlu dicari dua titik ekstrem dan menghubungkan keduanya. Dua titik ini adalah satu
titik berada di sumbu X (tegangan VCE) yang berarti arus ICnya menjadi nol dan satu titik
lainnya berada di sumbu Y (arus IC) yang berarti bahwa tegangan VCEnya menjadi nol.

Titik pertama, pada saat arus IC = 0, maka diperoleh tegangan VCE maskimum (transistor
dalam keadaan mati). Dengan memasukkan harga IC = 0 ini ke persamaan garis beban dc
diperoleh:

Titik kedua, pada saat tegangan VCE = 0, maka diperoleh arus IC maksimum (transistor
dalam keadaan jenuh). Dengan memasukkan harga VCE = 0 ini ke persamaan garis beban dc
diperoleh:

Selanjutnya adalah menentukan garis beban ac. Oleh karena titik nol (titik awal) dari sinyal
ac yang diumpankan ke penguat selalu berada pada titik kerja (titik Q), maka garis beban ac
selalu berpotongan dengan garis beban dc pada titik Q tersebut. Dengan demikian cara
yang paling mudah untuk mendapatkan garis beban ac adalah dengan memasukkan harga ac
dari arus IC dan tegangan VCE kedalam persamaan garis beban dc.
Harga ac dari besaran arus dalam hal ini adalah IC dapat dilihat pada gambar berikut.
Dengan cara yang sama dapat diperoleh harga besaran tegangan VCE.

Nilai arus kolektor (ic) :

Nilai tegangan kolektor – emitor (vce) :

Karena C2 dan VCC dianggap hubung singkat (VCC = 0), maka rangkaian ekivalen ac dari
gambar penguat common-emitor diatas adalah seperti pada gambar berikut :

Dan persamaan umum garis beban ac, yaitu:

Dimana Rac adalah :

Apabila besaran arus dan tegangan ac dimasukkan pada persamaan tersebut, maka diperoleh
persamaan garis beban ac:
Cara menggambar garis beban ac adalah seperti halnya menggambar garis beban dc, yakni
dengan melalui dua titik ekstrem.
Titik pertama, pada saat iC = 0, maka diperoleh harga vCE maksimum. Dengan memasukkan
harga iC = 0 ini kedalam persamaan garis beban ac diperoleh:

Titik kedua, pada saat vCE = 0, maka diperoleh harga iC maksimum. Dengan memasukkan
harga vCE = 0 ini kedalam persamaan garis beban ac diperoleh:

Sehingga garis beban dc dan ac diperoleh dan dapat digambarkan pada kurva
karakteristik output penguat common-emitor (CE) seperti pada gambar berikut.

Anda mungkin juga menyukai