RUMAH SAKIT
KATOLIK MARIANUM
HALILULIK
Direktris
Tujuan Khusus
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur Operasional
yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di RSK Marianum
(medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan).
Prosedur 1. Pasang penyaring debu ( dalam keadaan besih ).
2. Pasang motor block.
3. Pasang pipa karet penghisap pada vacuum cleaner, sambungkan tongkat
penghisap, setelah itu pilih alat bantu penggabung (attachment) yang
sesuai, dan vacuum cleaner siap digunakan.
4. Posisi tangan kanan memegang tongkat penghisap debu dibagian
bagian lengkungan.
5. Untuk membersihkan bagian sofa atau furniture, sebaiknya furniture
digeser terlebih dahulu, sehingga kotoran yang adda dapat terlihat.
6. Kotoran yang diperkirakan dapat menyumbat saluran vacuum
sebaiknya diambil jangan dipaksakan untuk dihisap seperti kerikil, kain
dll.
7. Bila sudah selesai, vacuum cleaner sebaiknya dimatikan lebih dahulu,
kemudian baru melepaskan kabel dari aliran listrik dengan cara
memegang bagian fittingnya kemudian dicabut, bukan dngan menarik
kabelnya.
RUMAH SAKIT
KATOLIK MARIANUM
HALILULIK
Direktris
Tujuan Khusus
o Agar wastafel yang ada di RSK. Marianum selalu dalam keadaan bersih
dan kering
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar
Prosedur Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di
RSK Marianum (medis, paramedis perawatan, paramedis non
perawatan).
Prosedur 1. Wastafel dibasahi dengan air secara merata
2. Tabukan obat pmbersih (Vim,Kliff+deterjen) keatas wastafel.
Dapat juga menggunakan MPC yang disemprotkan secara merata
dengan bottle sprayer. Setelah itu gosok dengan scouring pad/ busa.
3. Wastafel dibilas dengan aair bersih sambil digosok scoring pad/ busa
untuk menghilangkan obat pembersihnya.
4. Keringkan wastafel dengan handuk atau kain lap yang kering dan bersih
RUMAH SAKIT
KATOLIK MARIANUM
HALILULIK
( Sr.Kristina A.Nahak,SSpS.SST.M.Kes )
Tujuan Khusus
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur Operasional
yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di RSK Marianum
(medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan).
Prosedur 1. Dinding dibasahi dengan air.
2. Taburkan Vim,kliff+detergent pada scouring pad/ busa dan kemudian
gosok seluruh bagian dinding, dimulai dari atas ke bawah.
3. Dinding dibilas dengan air sambil digosok scoring pad/ busa agar sisa
obat pembersihnya hilang terbawa air.
4. Dinding dikeringkan dengan handuk atau lap kering yang bersih
RUMAH SAKIT
KATOLIK MARIANUM
HALILULIK
Direktris
Tujuan Khusus
o Agar permukaan furniture tetap terjaga dan terhindar dari karat, noda dan
rusak
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur Operasional
yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di RSK Marianum
(medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan).
Prosedur 1. Siapkan alat/ bahan untuk membersihkan permukaan furniture; kain lap
yang lembut dan bersih serta obat pembersih berupa wood polist atau
Shine Up.
2. Kain lap diberi obat wood polist secukupnya.
3. Lap permukaan furniture dengan kain lap yang telah diberi obat wood
polist hingga betul-betul bersih.
4. Bersihkan kain lap kemudian letakkan kembali ke tempat semula.
RUMAH SAKIT
KATOLIK MARIANUM
HALILULIK
Direktris
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur Operasional
yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di RSK Marianum
(medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan).
Prosedur 1. Kaca disemprot dengan obat pembersih kaca (glass cleaner) dengan
bottle sprayer.
2. Kaca dibersihkan dengan glass wiper atau squeezer.
3. Kaca dilap dengan kain lap yang bersih dan kering hingga bersih.
Direktris
Tujuan Khusus
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur Operasional
yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di RSK Marianum
(medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan).
Prosedur 1. Siapkan alat untuk memberihkan lantai ; sapu dan sodok
2. Menyapu lantai dari pojok ke pokok, dimulai dari tepi, hingga tidak ada
yang terlewatkan
3. Kotoran yang disapu dikumpulkan, lalu diangkat dan dibuang ke tempat
sampah
4. Cuci sodok untuk mengangkut sampah
5. Sapu dan sodok disimpan kembali ke tempatnya
RUMAH SAKIT
KATOLIK MARIANUM
HALILULIK
Direktris
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur Operasional
yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di RSK Marianum
(medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan).
Prosedur 1. Masukan larutan obat pembersih kedalam ember yang berisi air bersih.
2. Celupkan kain mop/ kain pel kedalam ember, kemudian peras.
3. Mulailah mengepel dari bagian pinggir dahulu, kemudian dari sudut
terjauh dengan cara mundur secara berkesinambungan.
4. Hilangkan semua tanda/ noda yang sukar hilang.
5. Dengan menggunakan kain bersih yang lain, pel kembali lantai tersebut
dan tinggalkan lantai dalam keadaan kering
6. Cuci kain mop/ kain pel, ember, lalu keringkan dan simpan terbalik
Direktris
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur Operasional
yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di RSK Marianum
(medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan).
Prosedur a.menyapu
1. Siapkan alat untuk memberihkan lantai ; sapu dan sodok
2. Menyapu lokasi dari pojok ke pokok, dimulai dari tepi, hingga tidak
ada yang terlewatkan
3. Kotoran yang disapu dikumpulkan, lalu diangkat dan dibuang ke
tempat sampah
4. Cuci sodok untuk mengangkut sampah
5. Sapu dan sodok disimpan kembali ke tempatnya
b. Menyiram tanaman
Direktris
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur Operasional
yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di RSK Marianum
(medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan).
Prosedur 1. Lakukan penyiraman sesuai dengan kebutuhan; makin tinggi frekuensi
pemberian air makin baik pula kualitas (sifat-sifat fisik)
2. Lakukan penyiraman secara rutin terutama pada fase awal pertumbuhan
untuk menjaga agar media tidak sampai kekeringan
3. Lakukan penyiraman dengan menggunakan selang atau selang yang
dimasukkan ke dalam mulsa plastik atau menggunakan irigasi tetes
4. Aturlah sistim pembuangan pada musim hujan, agar aliran air lancar dan
akar tanaman tidak tergenang air terlalu lama. Akar atau bedengan yang
sering terendam air menyebabkan kelembaban tinggi.
5. Kondisi kelembaban tinggi ini dapat mengundang penyakit yang
disebabkan oleh bakteri dan cendawan
6. Catat seluruh proses kegiatan pengairan.
Direktris
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur Operasional
yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di RSK Marianum
(medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan).
Prosedur 1. Siapkan alat/ bahan untuk membersihkan permukaan furniture; kain lap
yang lembut dan bersih serta obat pembersih berupa obat spiritus atau
Shine Up.
2. Kain lap diberi obat spiritus secukupnya.
3. Lap permukaan box dengan kain lap yang telah diberi obat hingga betul-
betul bersih.
4. Bersihkan kain lap kemudian letakkan kembali ke tempat semula.
Pengertian o Limbah menurut (pp no 12 1995);bahan sisa suatu kegiatan dan atau
proses produksi
o Limbah RS adalah semua limbah yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan
RS
o Limbah padat infeksius :limbah yang berasal dari pelayanan
klinis,perawatan,laboratorium,dan atau semua benda yang sudah
terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
o Pengelolaan sampah medik infksius sesuai dengan Undang-UndangRI
Nomor 44 Tahun 2009 dan Keputusan Menteri kesehatan Republik
Indonesia
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur Operasional
yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di RSK Marianum
(medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan).
Prosedur 1. Perencanaan
o Jenis limbah (padat /cair )
o Infeksi dan non infeksi
2. Pemisahan
o Sampah medik infeksius dipisahkan dengan sampah non medik
infeksius.
o Pemisahan sampah dilakukan dengan cara, seluruh sampah medis
infeksius ditempatkan dikantong berwarna kuning sedangkan
sampah medik non infeksius diletakan pada kantong berwarna
hitam.
o Pemisahan sampah medik infeksius dilakukan oleh perawat
rumah sakit dalam tiap ruangan dengan cara membuang pada
tempat sampah kecil yang kemudian akan dipindahkan oleh
petugas ruangan ke tempat sampah besar yang berada diluar
ruangan.
3. Pengumpulan
o Pengumpulan yang dilakukan menggunakan rute yang ada.
o Tempat sampah yang kecil langsung dicuci kemudian diganti
dengan plastik yang baru.
o Dua orang petugas cleaning service mengumpulkan seluruh
sampah medik infeksius dan sampah medik non infeksius yang
berada diluar ruangan dengan menggunakan satu troli.
o Tempat sampah yang kecil langsung dicuci kemudian diganti
dengan plastik yang baru.
4. Pengangkutan
o Troly yang berisi sampah medik infeksus dibawah ketempat
pengelolaan/ pemusnaan
5. Pemusnahan
o Proses pemusnaan sampah medik infeksius dilakukan dengan
cara pebakaran dengan tempat pembuangannya ditutup rapat
sehingga asapnya tidak mencemari lingkungan sekitar rumah
sakit.
Unit Terkait Semua unit dalam Rumah Sakit
PENGELOLAAN SAMPAH INFEKSIUS DAN NON INFEKSIUS
Direktris
Pengertian o Limbah padat infeksis adalah :limbah yang berasal dari pelayanan
medis;yang sudah terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh
o Limbah padat non infeksius :Limbah rumah tangga /pembungkus alat
medik yang tidak terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh.
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
o Pengelolaan sampah medik infksius sesuai dengan Undang-UndangRI
Nomor 44 Tahun 2009 dan Keputusan Menteri kesehatan Republik
Indonesia
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur Operasional
yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di RSK Marianum
(medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan).
Prosedur 1. Pemisahan
o Sampah medik infeksius dipisahkan dengan sampah non medik
infeksius.
o Pemisahan sampah dilakukan dengan cara, seluruh sampah medis
infeksius ditempatkan dikantong berwarna kuning sedangkan
sampah medik non infeksius diletakan pada kantong berwarna
hitam.
o Pemisahan sampah medik non infeksius dilakukan oleh petugas
rumah sakit dalam tiap ruangan dengan cara membuang pada
tempat sampah kecil yang kemudian akan dipindahkan oleh
petugas ruangan ke tempat sampah besar yang berada diluar
ruangan.
2. Pengumpulan
o Pengumpulan yang dilakukan menggunakan rute yang ada.
o Tempat sampah yang kecil langsung dicuci kemudian diganti
dengan plastik yang baru.
3. Pengangkutan
o Dua orang petugas cleaning service mengumpulkan seluruh
sampah medik infeksius dan sampah medik non infeksius yang
berada diluar ruangan dengan menggunakan satu troli.
4. Penampungan sementara dan pembuangan
o Troly yang berisi sampah medik non infeksius langsung menuju
tempat penyimpanan sementara/ kontener.
o Sampah medik non infeksius yang sudah terisi penuh ditempat
penyimpanan sementara, kemudian diangkut oleh mobil sampah
Dinas Kebersihan Kabupaten Belu.
Unit Terkait Semua unit dalam Rumah Sakit
KARAKTERISTIK LIMBAH RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT
KATOLIK MARIANUM
HALILULIK
Direktris
Pengertian o Limbah (menurut PP NO 12, 1995) adalah bahan sisa suatu kegiatan dan
atau proses produksi. Sedangkan limbah rumah sakit menurut Permenkes
RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas.
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
o Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur Operasional
yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di RSK Marianum
(medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan).
Prosedur 1. 1. Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit
seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan
gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan
dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda
tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh,
bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.
2. 2.Limbah infeksius
Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut:
Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit
menular (perawatan intensif)
Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari
poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular.
4. 4.Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin
terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau
tindakan terapi sitotoksik. Limbah yang terdapat limbah sitotoksik
didalamnya harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas 1000oc
5. 5. Limbah farmasi
Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat
yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan
yang terkontaminasi, obat-obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh
masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang
bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.
6. 6. Limbah kimia
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia
dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
7. 7. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop
yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini
dapat berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-
imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas. Limbah
cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik
fisik, kimia dan biologi.
8. 8. Limbah Plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit
dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang
terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan medis.
Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga
menghasilkan sampah non medis atau dapat disebut juga sampah non medis.
Sampah non medis ini bisa berasal dari kantor/administrasi kertas, unit
pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa
makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan
makanan, sayur dan lain-lain). Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit
mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi. Limbah
rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme,
tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan
sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik dll).
Tentu saja dari jenis-jenis mikroorganisme tersebut ada yang bersifat
patogen. Limbah rumah sakit seperti halnya limbah lain akan mengandung
bahan-bahan organik dan anorganik, yang tingkat kandungannya dapat
ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti BOD, COD, TTS,
pH, mikrobiologik.
Unit Terkait Semua unit dalam Rumah Sakit
PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT
(LIMBAH PADAT)
Direktris
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
o Pengelolaan sampah medik infksius sesuai dengan Undang-UndangRI
Nomor 44 Tahun 2009 dan Keputusan Menteri kesehatan Republik
Indonesia
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur Operasional
yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di RSK Marianum
(medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan).
Prosedur Untuk memudahkan mengenal jenis limbah yang akan dimusnahkan, perlu
dilakukan penggolongan limbah. Dalam kaitan dengan pengelolaan, limbah
medis dikategorikan menjadi 5 golongan sebabagi berikut :
Golongan A :
Golongan B :
Golongan C :
Golongan D :
Golongan E :
a. Pemisahan
Golongan A
Dressing bedah yang kotor, swab dan limbah lain yang terkontaminasi dari
ruang pengobatan hendaknya ditampung dalam bak penampungan limbah
medis yang mudah dijangkau bak sampah yang dilengkapi dengan pelapis
pada tempat produksi sampah. Kantong plastik tersebut hendaknya diambil
paling sedikit satu hari sekali atau bila sudah mencapai tiga perempat penuh.
Kemudian diikat kuat sebelum diangkut dan ditampung sementara di bak
sampah klinis.
Bak sampah tersebut juga hendaknya diikat dengan kuat bila mencapai tiga
perempat penuh atau sebelum jadwal pengumpulan sampah. Sampah
tersebut kemudian dibuang dengan cara sebagai berikut :
Semua jaringan tubuh, plasenta dan lain-lain hendaknya ditampung pada bak
limbah medis atau kantong lain yang tepat kemudian dimusnahkan
dengan incinerator.
b. Penampungan
c. Pengangkutan
Bila tidak tersedia sarana setempat dan sampah klinis harus diangkut ke
tempat lain :
1. Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk
pengangkut. Dan harus dilakukan upaya untuk men-cegah kontaminasi
sampah lain yang dibawa.
2. Harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak
terjadi kebocoran atau tumpah.
(LIMBAH CAIR)
Direktris
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
o Pengelolaan sampah medik infksius sesuai dengan Undang-
UndangRI Nomor 44 Tahun 2009 dan Keputusan Menteri kesehatan
Republik Indonesia
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar
Prosedur Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di
RSK Marianum (medis, paramedis perawatan, paramedis non
perawatan).
Prosedur Limbah rumah sakit mengandung bermacam-macam mikroorganisme,
bahan-bahan organik dan an-organik. Beberapa contoh fasilitas atau Unit
Pengelolaan Limbah (UPL) di rumah sakit antara lain sebagai berikut:
Sistem pengelolaan ini cukup efektif dan efisien kecuali masalah lahan,
karena kolam stabilisasi memerlukan lahan yang cukup luas; maka biasanya
dianjurkan untuk rumah sakit di luar kota (pedalaman) yang biasanya masih
mempunyai lahan yang cukup. Sistem ini terdiri dari bagian-bagian yang
cukup sederhana yakni :
Sistem ini terpilih untuk pengolahan air limbah rumah sakit di kota, karena
tidak memerlukan lahan yang luas. Kolam oksidasi dibuat bulat atau elips,
dan air limbah dialirkan secara berputar agar ada kesempatan lebih lama
berkontak dengan oksigen dari udara (aerasi). Kemudian air limbah
dialirkan ke bak sedimentasi untuk mengendapkan benda padat dan lumpur.
Selanjutnya air yang sudah jernih masuk ke bak klorinasi sebelum dibuang
ke selokan umum atau sungai. Sedangkan lumpur yang mengendap diambil
dan dikeringkan pada Sludge drying bed (tempat pengeringan Lumpur).
Sistem kolam oksidasi ini terdiri dari :
Sesuai dengan debit air buangan dari rumah sakit yang juga tergantung dari
besar kecilnya rumah sakit, atau jumlah tempat tidur, maka
kontruksi Anaerobic Filter Treatment Systemdapat disesuaikan dengan
kebutuhan tersebut, misalnya :
RUMAH SAKIT
KATOLIK MARIANUM
HALILULIK
Direktris
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
o Pengelolaan sampah medik infksius sesuai dengan Undang-UndangRI
Nomor 44 Tahun 2009 dan Keputusan Menteri kesehatan Republik
Indonesia
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur Operasional
yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di RSK Marianum
(medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan).
Prosedur 1. Pengumpulan ( Pemisahan Dan Pengurangan )
2. Penampungan
Penampungan sampah ini wadah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah
bocor atau berlumut, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan
tidak overload. Penampungan dalam pengelolaan sampah medis dilakukan
perlakuan standarisasi kantong dan kontainer seperti dengan menggunakan
kantong yang bermacam warna seperti telah ditetapkan dalam Permenkes RI
no. 986/Men.Kes/Per/1992 dimana kantong berwarna kuning dengan
lambang biohazard untuk sampah infeksius, kantong berwarna ungu dengan
simbol citotoksik untuk limbah citotoksik, kantong berwarna merah dengan
simbol radioaktif untuk limbah radioaktif dan kantong berwarna hitam
dengan tulisan “domestik”
3. Pengangkutan
5. Incinerator
Beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila incinerator akan digunakan di
rumah sakit antara lain: ukuran, desain, kapasitas yang disesuaikan dengan
volume sampah medis yang akan dibakar dan disesuaikan pula dengan
pengaturan pengendalian pencemaran udara, penempatan lokasi yang
berkaitan dengan jalur pengangkutan sampah dalam kompleks rumah sakit
dan jalur pembuangan abu, serta perangkap untuk melindungi incinerator
dari bahaya kebakaran.
Keuntungan menggunakan incinerator adalah dapat mengurangi volume
sampah, dapat membakar beberapa jenis sampah termasuk sampah B3
(toksik menjadi non toksik, infeksius menjadi non infeksius), lahan yang
dibutuhkan relatif tidak luas, pengoperasinnya tidak tergantung pada iklim,
dan residu abu dapat digunakan untuk mengisi tanah yang rendah.
Sedangkan kerugiannya adalah tidak semua jenis sampah dapt dimusnahkan
terutama sampah dari logam dan botol, serta dapat menimbulkan
pencemaran udara bila tidak dilengkapi dengan pollution control berupa
cyclon (udara berputar) atau bag filter (penghisap debu). Hasil pembakaran
berupa residu serta abu dikeluarkan dari incinerator dan ditimbun dilahan
yang rendah. Sedangkan gas/pertikulat dikeluarkan melalui cerobong
setelah melalui sarana pengolah pencemar udara yang sesuai.
Direktris
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
o Pengelolaan sampah medik infksius sesuai dengan Undang-UndangRI
Nomor 44 Tahun 2009 dan Keputusan Menteri kesehatan RI
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur Operasional
yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di RSK Marianum
(medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan).
Prosedur 1. Menyingkirkan barang-barang dari toilet
2. Gunakan sarung tangan untuk membersihkan toilet. Gunakan
sepasang sarung tangan karet yang tahan air untuk membersihkan
toilet.
3. Pisahkan sarung tangan ini dari sarung tangan yang lain.
4. Gosok toilet dengan spons basah. Pertama-pertama akan sangat
bermanfaat jika menyiram toilet terlebih dahulu dengan air panas, ini
akan menyerap dan melonggarkan kotoran serta debu sehingga
upaya pembersihan selanjutnya menjadi lebih mudah.
5. Basahi spons dengan air panas dan gosok di sekitar tangki, tutup,
kursi, dasar, dan eksterior kakus toilet. Sering kali, hal ini cukup
untuk menghapus kotoran tanpa perlu produk pembersih khusus
6. Tuangkan pembersih toilet ke bagian dalam kakus. Pembersih toilet
yang diformulasikan secara khusus dapat membantu menghilangkan
noda, lingkaran air, dan mineral yang terdeposit pada toilet Anda.
Semprotkan atau tuangkan pembersih di bagian dalam bibir kakus,
yang memungkinkan untuk menetes ke bagian sisi mangkuk dan ke
dalam air. Sangat penting untuk menuangkan pembersih ke sisi
bagian dalam mangkuk ini – ini adalah daerah yang seringkali
terabaikan yang dapat menyebabkan penumpukan mineral coklat
kotor sepanjang tepi bagian dalamnya.
7. Baca petunjuk pada pembersih yang digunakan. Biarkan meresap
sejenak sebelum langkah berikutnya.
8. Gosok kakus dengan dengan sikat toilet. Gunakan sikat toilet yang
keras kemudian gosok seluruh kakus secara menyeluruh, perhatikan
secara cermat setiap noda mineral yang mungkin menumpuk di
sepanjang permukaan air dan di bagian belakang kakus. Semakin
teliti dan kuat menggosok kakus tersebut, ia akan menjadi lebih
bersih.
9. Manfaatkan betul-betul pembersih toilet karena pembersih akan
terakumulasi di dalam air pada bagian bawah kakus, celupkan sikat
Anda ke bagian dalamnya beberapa kali supaya busa terbentuk
sehingga gosokan Anda akan menimbulkan efek pembersihan yang
lebih kuat.
10. Bilas kakus tersebut. Pembilasan membersihkan kakus sekaligus
sikat toilet. Terus menggosok sembari air mengalir pada kakus,
karena gerakan air mungkin tidak cukup untuk membilas bersih
semua kotoran .
11. Jika kakus memiliki noda yang membandel, ulangi siklus penuangan
cairan pembersih toilet, biarkan pembersih dalam beberapa saat,
gosok, dan bilas hingga noda hilang.
12. Bersihkan bagian toilet lainnya dengan pembersih anti bakteri.
13. Gunakan pembersih toilet anti bakteri "yang bisa digunakan untuk
membersihkan berbagai tempat" atau khusus untuk "kamar mandi"
untuk menggosok keseluruhan toilet. Pastikan mengosok kedua
bagian atas dan bawah kursi kakus dan seluruh bagian luar kakus,
termasuk bagian dasarnya. Gunakan tekanan ringan dengan kain atau
tisu dapur untuk menggosok dan mengusap pembersih.
14. Semprot lantai di sekitar toilet dengan semprotan anti bakteri.
Gunakan sikat atau sapu untuk menyapu setiap rambut yang terjatuh
atau kotoran di sekitarnya, dan terutama di belakang kakus.
Bersihkan bagian itu dengan kain.
15. Bersihkan atau hilangkan debu dari benda-benda yang berada di
dalam toilet.
16. Kenakan sarung tangan pembersih, kemudian bersihkan barang-
barang di sekitar sekitar toilet. Basahkan dan gosok perlahan jika
barang-barang tersebut tahan air, atau, jika tidak, usap bersih dengan
pembersih debu. Lap bersih barang- barang tersebut dengan kain dan
kembalikan ke tempat asalnya.
17. Setelah selesai membersihkan, buka sarung tangan dan cuci tangan
Anda untuk mencegah penyebaran bakteri.
017/111.18/CS 01 1/4
/UPS/1/2015
RUMAH SAKIT
KATOLIK MARIANUM
HALILULIK
Direktris
Kebijakan KEP.MENKES RI
o UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
o Pengelolaan sampah medik infksius sesuai dengan Undang-UndangRI
Nomor 44 Tahun 2009 dan Keputusan Menteri kesehatan Republik
Indonesia
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur Operasional
yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di RSK Marianum
(medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan).
Prosedur Membersihkan wastafel dan area sekitar
Membersihkan dinding sekitar bak mandi, bak mandi dan area sekitar
017/111.19/CS 01 1/4
RUMAH SAKIT
/UPS/1/2015
KATOLIK MARIANUM
HALILULIK
Direktris
Pengertian Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut
departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak
berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat
Tujuan Khusus
SK Direktris
o Standar Prosedur Operasional harus disesuaikan dengan
keanggotaan,kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki RSK
Marianum
o Seluruh anggota RSK Marianum harus melaksanakan Standar
Prosedur Operasional yang telah ditetapkan.
o Standar Prosedur Operasional harus dibaca, digunakan, dinilai dan
dilakukan revisi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran.
o Komite Medis wajib melakukan sosialisasi Standar Prosedur
Operasional yang telah ditetapkan kepada semua tenaga kesehatan di
RSK Marianum (medis, paramedis perawatan, paramedis non
perawatan).
Prosedur Ada 6 tahap dalam pengolahan air, yaitu :
1. Batch atau paket tanpa mengalirnya air, dimana air dibiarkan stagnan
di suatu wadah pada jangka waktu tertentu.
2. Setelah air itu jernih atau kontaminan terendapkan maka air akan
dipisahkan dari endapan dengan cara mengalirkan air keluar dan
membuang endapan yang tersisa dalam wadah..
3. Continue (kontinu) atau air dialirkan melalui suatu bejana atau bak
dengan terus menerus pada jangka waktu tertentu dari air masuk
sampai air keluar sehingga memungkinkan kontaminan zat padat
yang ada di dalam air mengendap.
Penyaringan adalah proses menyaring kembali air yang telah melalui proses
sedimentasi dengan menggunakan media penyaring yang biasa disebut
dengan filter. Media yang umum dipakai adalah pasir dengan ukuran
tertentu.
Air yang telah melalui filter sudah dapat digunakan oleh konsumen untuk
berbagai keperluan kecuali jika untuk dimakan atau diminum harus dimasak
terlebih dahulu. Air yang telah diolah tersebut, ditampung pada bak
reservoir (tandon) untuk diteruskan pada konsumen.
Contoh : tiap harinya mempergunakan air sebanyak 225.000 liter. Air yang
harus disimpan untuk keperluan pemakaian terbanyak tersedia sebesar : 10%
x 225.000 liter = 22.500 liter (Sutrisno, 2006, p.60).
Untuk memilih pompa sesuai dengan ketinggian dan banyaknya air yang
akan disalurkan perlu disesuaikan dengan daya isap dan kapasitas pompa itu
sendiri, misalnya : Pusat pemompaan diperhitungkan untuk melayani 50.000
orang dengan rata-rata pemakaian 40 liter/orang/hari, maka tugas pusat
pemompaan adalah menghisap air sebanyak 50.000 x 40 liter = 2.000.000
liter/hari = 83.333 liter/jam