Anda di halaman 1dari 16

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEGIATAN
PENETAPAN KEBIJAKAN TENTANG RDTRK, RTRK, DAN RTBL

PEKERJAAN
BELANJA JASA KONSULTANSI PERENCANAAN (REVIEW/PENINJAUAN
KEMBALI PERDA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RTRW KABUPATEN
GIANYAR)

Uraian Pendahuluan

1. Latar Belakang Dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan


Ruang, terdiri dari 3 tahapan yaitu perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Peninjauan kembali merupakan upaya memperbaiki rencana
agar rencana selalu dapat digunakan sebagai dasar untuk
pemanfaatan ruang sehingga tujuan pemanfaatan ruang
dapat diwujudkan.
Rencana Tata Ruang Wilayah terdiri dari struktur ruang
dan pola pemanfaatan ruang yang diinginkan dimasa yang
akan datang yang paling tepat untuk mewujudkan tujuan
pembangunan disuatu wilayah. Dalam Penyusunan Rencana
Tata Ruang dikaji aspek-aspek sumberdaya alam, manusia
dan buatan, dirumuskan konsepsi, strategi yang didasarkan
pada asumsi tertentu dan faktor sosial ekonomi yang
bersifat internal maupun eksternal terhadap wilayah. Dalam
perjalanan penyusunan rencana sebagai dasar pemanfaatan
ruang dapat terjadi berbagai kemungkinan yaitu antara lain:
- Perubahan faktor eksternal terhadap wilayah seperti
perkembangan ekonomi nasional dan global, perubahan
wilayah sektor dan tata ruang wilayah nasional.
- Perubahan kondisi-kondisi enternal seperti keinginan
daerah, perkembangan yang sangat pesat dari satu
sektor atau kawasan dalam satu wilayah.
- Kekurangtepatan menggunakan rencana dan
pengendalian sehingga terjadi simpangan.
Keseluruhan ini dapat menyebabkan kemungkinan:
- Rencana tata ruang masih dapat mengakomodasikan
dinamika perkembangan yang bersifat eksternal dan
internal namun terjadi simpangan-simpangan dalam
pemanfaatan karena kelemahan dalam pengendalian.
- Rencana tata ruang tidak dapat lagi
mengakomodasikan dinamika perkembangan yang
bersifat eksternal dan atau internal.
Rencana Tata Ruang perlu ditinjau kembali atau
disempurnakan agar diperoleh rencana yang dapat
mengakomodasikan dinamika perkembangan faktor
eksternal dan atau internal. Adanya perubahan faktor
eksternal dan internal dapat mempengaruhi Rencana Tata
Ruang yang ada sehingga rencana menjadi tidak relevan lagi
sebagai acuan pemanfaatan ruang. Perubahan dan
pengaruhnya terhadap Rencana Tata Ruang tidak selalu
sama akan tetapi kadarnya dapat bervariasi. Oleh karena itu
dibutuhkan kriteria mengenai ketentuan-ketentuan dan tata
cara Peninjauan Kembali RTRW.
Ketentuan mengenai kriteria dan tata cara ini menjadi
dasar untuk menentukan kapan suatu rencana perlu
ditinjau kembali, sejauh mana ditinjau dan bagaimana
proses penyempurnaannya baik untuk penyempurnaan
materi rencana maupun pengesahan rencana. Sehubungan
dengan hal-hal tersebut di atas dibutuhkan suatu
pedoman yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
peninjauan kembali dan Penyusunan Rencana Tata Ruang.
Guna mengakomodasi kondisi tersebut di atas, Undang
Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Pentaaan Ruang, telah
memberikan ruang terhadap peninjauan kembali (PK) atas
produk-produk penataan ruang. Dalam pasal 16 ayat (1)
telah disebutkan bahwa rencana tata ruang dapat ditinjau
kembali. Kemudian dalam ayat (2) disebutkan bahwa
peninjauan kembali yang dilaksanakan akan menghasilkan
rekomendasi berupa rencana tata ruang yang ada dapat tetap
berlaku sesuai dengan masa berlakunya, atau rencana tata
ruang yang ada perlu direvisi. Selanjutnya dalam Pasal 26
ayat (5) disebutkan RTRW kabupaten/ kota ditinjau kembali
1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
Sebagai bentuk guidelines dalam pelaksanaan PK RTRW
baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten, pada tahun
2017 telah disahkan pedoman peninjauan kembali RTRW
dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2017. Permen
ATR/Kepala BPN No.6 Tahun 2017 ini yang kemudian
menjadi pedoman teknis pelaksanaan PK RTRW di seluruh
Provinsi/Kabupaten/Kota di Indonesia. Lebih lanjut, dalam
Permen ATR/Kepala BPN No. 6 Tahun 2017 disebutkan
bahwa tahapan PK RTRW adalah sebagai berikut:
a. penetapan pelaksanaan Peninjauan Kembali RTRW;
b. pelaksanaan Peninjauan Kembali RTRW; dan
c. perumusan rekomendasi hasil pelaksanaan Peninjauan
Kembali RTRW.

Pada tahap penetapan pelaksanaan PK RTRW pada


tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota, kepala daerah terlebih
dahulu mengeluarkan keputusan penetapan pelaksanaan PK
RTRW serta menetapkan tim pelaksana PK RTRW. Surat
Keputusan (SK) Kepala Daerah ini yang menjadi dasar dalam
pelaksanaan PK RTRW.
Pada tahap pelaksanaan PK RTRW, kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. pengkajian, yaitu kegiatan untuk melihat
pelaksanaan tata ruang terhadap kebutuhan
pembangunan.
b. evaluasi, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur kemampuan RTRW sebagai acuan dalam
pembangunan nasional/daerah.
c. penilaian, yaitu kegiatan yang dilakukan dalam
rangka menentukan rumusan rekomendasi hasil
pelaksanaan Peninjauan Kembali.

Terakhir, pada tahap perumusan rekomendasi hasil


pelaksanaan PK RTRW dihasilkan rumusan sebagai berikut:
a. tidak perlu dilakukan revisi terhadap RTRW; atau
b. perlu dilakukan revisi terhadap RTRW.
Rumusan rekomendasi tersebut di atas, ditetapkan dalam
Surat Keputusan Kepala Daerah sesuai dengan
kewenangannya.

Kabupaten Gianyar telah menetapkan rencana tata


ruang wilayahnya dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Gianyar Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Gianyar Tahun 2012-2032. Mengingat
pada tahun 2018, RTRW Kabupaten Gianyar telah
menginjak tahun ke-5 sejak diundangkan, maka
berdasarkan Undang Undang Penataan Ruang dan Pedoman
Peninjauan Kembali RTRW, Perda Kabupaten Gianyar No. 16
Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Gianyar Tahun 2012-
2032 sudah harus mengalami proses peninjauan kembali.
Dinamika perkembangan dan pertumbuhan wilayah
telah terjadi di Kabupaten Gianyar. Perkembangan kawasan
budidaya seperti zona perumahan, perkantoran dan
pariwisata banyak mempengaruhi pola ruang dalam rencana
tata ruang Kabupaten Gianyar. Pada prakteknya
penyusunan rencana rinci/detail yang merupakan
penjabaran dari RTRW Kabupaten Gianyar sering
mengalami benturan dengan kondisi eksisting akibat
dinamika dilapangan. Untuk itulah peninjauan kembali
terhadap Perda RTRW Kabupaten Gianyar sangat diperlukan
untuk menjamin arah pembangunan yang terjadi di
Kabupaten Gianyar tetap sejalan dengan visi dan misi
Kabupaten Gianyar.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK)
Gianyar Tahun 2012-2032 yang ditetapkan melalui
Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 16 Tahun
2012, telah memasuki tahun ke-5 (lima). Selama kurun
waktu tersebut, kebijakan nasional dan daerah telah
mewarnai pembangunan di Kabupaten Gianyar, dan
sebagai rujukan utama dalam pelaksanaan
pembangunan yang bersifat spasial di Kabupaten Gianyar,
RTRWK memiliki fungsi dan kedudukan sebagai pedoman
pembangunan seluruh sektor, dan harus mengakomodasi
seluruh kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan
dalam peraturan perundangan.
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang memberikan ruang bagi
daerah untuk melakukan peninjauan kembali terhadap
RTRWK 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Peninjauan
kembali RTRWK mempertimbangkan kondisi perubahan
lingkungan strategis atau perubahan kebijakan nasional
yang mempengaruhi pembangunan/pemanfaatan ruang
kabupaten dan/atau internal kabupaten. Hal inilah yang
mendasari Pemerintah Kabupaten Gianyar melalui Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk melaksanakan
kegiatan peninjauan kembali Perda RTRW Kabupaten
Gianyar Tahun 2012-2032.
2. Maksud dan 1. Tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan PK RTRW
Tujuan Kabupaten Gianyar ini adalah :
a. Menyiapkan data, informasi mengenai kesesuaian
dan konsistensi antara RTRW Kabupaten Gianyar
dengan pemanfaatan ruang dan kebutuhan
pembangunnya.
b. Pengkajian, evaluasi, serta penilaian terhadap
implementasi RTRW Kabupaten Gianyar Tahun 2012-
2032.
c. Menyiapkan bahan bagi Tim Pelaksana PK untuk
proses Pelaksanaan Peninjauan Kembali Perda No. 16
tahun 2012 tentang RTRWK Gianyar 2012-2032.

2. Kegiatan Review/Peninjauan Kembali Perda Nomor 16


Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Gianyar
dimaksudkan untuk untuk untuk melakukan penilaian
terhadap implementasi RTRW Kabupaten Gianyar
dengan melihat kesesuaian rencana tata ruang terhadap
kebutuhan pembangunan, serta mengukur kemampuan
RTRW sebagai acuan dalam pembangunan sehingga
dapat dirumuskan rekomendasi atas penilaian kinerja
RTRW Kabupaten Gianyar selama 5 tahun terakhir

3. Sasaran Sasaran pelaksanaan Review/Peninjauan Kembali Perda


Nomor 16 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Gianyar
adalah sebagai berikut :
1. Tersedianya data dan informasi dinamika pembangunan
dan pemanfaatan ruang Kabupaten Gianyar.
2. Tersusunnya matriks dinamika pembangunan, dan
matriks kondisi aktual pemanfaatan ruang Kabupaten
Gianyar.
3. Tersusunnya evaluasi terhadap kelengkapan, kedalaman
muatan, dan kualitas data RTRW Kabupaten Gianyar
2012-2032.
4. Tersusunnya evaluasi kesesuaian RTRW Kabupaten
Gianyar terhadap peraturan perundang-
undangan/kebijakan terkait.
5. Tersusunnya evaluasi terhadap pemanfaatan ruang RTRW
Kabupaten Gianyar 2012-2032.
6. Tersediannya penilaian terhadap hasil evaluasi
pelaksanaan RTRW Kabupaten Gianyar 2012-2032.
7. Rumusan rekomendasi terhadap hasil PK RTRW
Kabupaten Gianyar 2012-2032.

4. Lokasi Kegiatan Lingkup wilayah kegiatan Review/Peninjauan Kembali Perda


Nomor 16 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Gianyar
meliputi sebagian wilayah Kabupaten Gianyar.
5. Sumber Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBD
Pendanaan Kabupaten Gianyar Tahun Anggaran 2018.
6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Ir. Nyoman Nuadi, MT
Organisasi Satuan Kerja: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Pejabat Pembuat Kabupaten Gianyar
Komitmen

Data Penunjang

7. Data Dasar Pelaksanaan Pengadaan jasa Konsultansi mengacu pada


ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang.
2. Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 4 Tahun 2015
tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden
Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
6. Surat DPA Dinas PUPR Kabupaten Gianyar
7. Ketentuan pelelangan lain yang berlaku dan petunjuk-
petunjuk yang diberikan oleh pemberi pekerjaan/tugas

8. Standar Teknis a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13


Tahun 2016 tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
tentang Rencana Tata Ruang Daerah.
b. Rancangan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 6
Tahun 2017 tentang Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

9. Studi-Studi -
Terdahulu
10.Referensi Hukum 1. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang.
2. PP No 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 4 Tahun 2015
tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden
Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
4. Permendagri No. 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Tata Ruang Daerah.
5. Permen ATR/BPN No. 6 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah.
6. Permen ATR/BPN No. 8 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pemberian Persetujuan Substansi Dalam Rangka
Penetapan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang
Provinsi dan Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota.
7. Permen PU No 20 tahun 2011 tentang Pedoman RDTR dan
Peraturan Zonasi.
8. Peraturan Daerah Propinsi Bali No. 16 Tahun 2009 Tentang
RTRWP Bali.
9. Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No. 16 Tahun 2012
tentang RTRW Kabupaten Gianyar 2012-2032.

Ruang Lingkup

11. Lingkup Ruang Lingkup Materi sesuai dengan Permen ATR/Kepala BPN
Kegiatan No. 6 Tahun 2017 yang secara garis besar adalah :
1. Menyusun rencana kerja, desk study, termasuk jadwal
survey.
2. Pembuatan peta dasar yang sesuai dengan informasi
geospasial dasar (IGD) dan standar ketelitian peta dasar
terbaru yaitu dengan skala minimal 1:50.000 untuk
RTRW Kabupaten Gianyar. Peta dasar yang dibuat ini
akan dikonsultasikan ke BIG untuk mendapat berita
acara lulus peta dasar RTRW Kabupaten Gianyar.
3. Inventarisasi data dan informasi dinamika pembangunan
dan pemanfaatan ruang Kabupaten Gianyar.
4. Penyusunan matriks kesesuaian yaitu matriks dinamika
pembangunan, dan matriks kondisi aktual pemanfaatan
ruang Kabupaten Gianyar.
5. Evaluasi terhadap kelengkapan, kedalaman muatan, dan
kualitas data RTRW Kabupaten Gianyar 2012-2032.
6. Evaluasi terhadap kesesuaian RTRW Kabupaten Gianyar
2012-2032 terhadap kebijakan/peraturan perundang-
undangan terkait.
7. Evaluasi implementasi rencana struktur ruang, dan
rencana pola ruang RTRW Kabupaten Gianyar 2012-
2032.
8. Penilaian hasil pengkajian dan evaluasi RTRW Kabupaten
Gianyar 2012-2032.
9. Rekomendasi terhadap hasil penilaian PK RTRW
Kabupaten Gianyar 2012-2032.
12. Keluaran Keluaran Umum dari pekerjaan Review/Peninjauan Kembali
Perda Nomor 16 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Gianyar
meliputi :
1. Dokumen Peninjauan kembali Materi Teknis RTRW
Kabupaten Gianyar.
2. Album Peta.
3. Soft file dalam bentuk Compact Disc (CD) yang meliputi
laporan dan peta yang sudah dalam format shp dalam
disajikan sesuai standar folderisasi BIG.
4. Berita acara lulus peta dasar RTRW Kabupaten Gianyar dari
BIG.
13. Peralatan, 1. Tenaga Pendamping
Material,
Personil dan
Fasilitas dari
Pejabat
Pembuat
Komitmen
14. Peralatan dan Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua
Material dari fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran
Penyedia Jasa pelaksanaan pekerjaan, antara lain :
Konsultansi  Komputer, Printer dan Alat Tulis Kantor lainnya
 Alat Ukur
 Kendaraan Roda Empat dan Dua.
 Alat Dokumentasi/Kamera
15. Lingkup Lingkup Kewenangan konsultansi adalah :
Kewenangan 1. Pengumpulan Data Lapangan/ Survey,
Penyedia Jasa 2. Materi Teknis RTRW Kabupaten Gianyar,
3. ranperda RTRW Kabupaten Gianyar.

16. Jangka Waktu Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Review/Peninjauan


Penyelesaian Kembali Perda Nomor 16 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten
Kegiatan Gianyar) selama 150 hari kalender terhitung sejak
dikeluarkannya SPMK oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

17. Persyaratan Jabatan Kualifikasi Jumlah


Penyedia dan Orang
Personil Bulan
a. Tenaga Ahli:
Team Leader/Minimal S1 Perencanaan Wilayah dan 1
Ahli Perencana Kota (Planologi) dengan pengalaman
Wilayah dankerja sebagai ketua tim minimal
Kota sekurang-kurangnya 6 (lima) tahun
dalam penyusunan RTR dan memiliki
SKA Madya Ahli Perencanaan Wilayah
dan Kota, dengan waktu penugasan
adalah 5 bulan.
Pemimpin tim harus berfungsi pula
sebagai pemimpin ahli yang
mengkoordinir pekerjaan dari tim dan
menentukan standar yang seragam
untuk pekerjaan yang dilakukan oleh
anggota tim
Ahli Prasarana Minimal S1 Teknik Sipil dengan 1
Wilayah pengalaman kerja sebagai ahli
prasarana wilayah dalam proses
penyusunan RTR sekurang-
kurangnya 4 (empat) tahun dan
memiliki SKA Muda Ahli Keselamatan
Jalan, dengan waktu penugasan
adalah 5 bulan.
Ahli Minimal S2 Transportasi dengan 1
Transportasi pengalaman dalam pekerjaan studi
perencanaan dan pengembangan
transportasi wilayah minimal 3 tahun
dan memiliki SKA Muda Ahli
Perencanaan Wilayah dan Kota,
dengan waktu penugasan adalah 2
bulan.
Ahli Minimal S1 Ilmu/Teknik Lingkungan 1
Lingkungan dengan pengalaman dalam pekerjaan
pekerjaan studi perencanaan
pengelolaan lingkungan dan
pengembangan wilayah minimal 4
tahun dan memiliki SKA Muda Ahli
Teknik Lingkungan, dengan waktu
penugasan adalah 3 bulan
Ahli Pertanian Minimal S1 Pertanian dengan 1
pengalaman dalam pekerjaan studi
perencanaan pertanian dan
pengembangan wilayah minimal 5
tahun, dengan waktu penugasan
adalah 3 bulan
Ahli Pemetaan Minimal S1 Geodesi dengan 1
pengalaman dalam pekerjaan
pemetaan perencanaan tata ruang
wilayah dan kota minimal 5 tahun
dan memiliki SKA Muda Ahli Geodesi,
dengan waktu penugasan adalah 5
bulan
Ahli Sosial Minimal S1 Antropologi atau S1 1
Budaya Agama Hindu dengan pengalaman
dalam pekerjaan studi tentang sosial
budaya minimal 5 tahun dan waktu
penugasan 2 bulan.
b. Tenaga Ahli Sub Profesional :
Surveyor Minimal D3 Teknik Sipil yang 4
menguasai tata cara Survey, dengan
pengalaman kerja sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun dan
memiliki SKT Juru Ukur/Teknisi
Survey Pemetaan.
Drafter Minimal D3 Teknik Sipil yang 1
CAD/GIS menguasai tata cara gambar
konstruksi dengan program Auto Cad
dan GIS atau program grafis lainnya,
dengan pengalaman kerja sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun dan
memiliki SKT Juru Ukur/Teknisi
Survey Pemetaan.
c. Tenaga Penunjang
Operator Lulusan SMK/SMA/Sederajat, 1
Komputer Pengalaman sebagai operator
komputer minimal 2 tahun
Tenaga Lulusan SMK/SMA/Sederajat, 1
Administrasi Pengalaman sebagai tenaga
administrasi minimal 2 tahun
d. Penyedia

Klasifikasi Bidang Usaha yaitu : Penataan Ruang


Sub klasifikasi Perencanaan Kota (PR 101) atau
Sub klasifikasi Perencanaan Wilayah (PR 102) yang masih
berlaku, klasifikasi perusahaan : Usaha Kecil

18. Jadwal Tahapan Lingkup Kegiatan terdiri atas :


Pelaksanaan 1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
dan Metodologi Wilayah Kabupaten.
a. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan
arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin
dicapai pada masa yang akan datang. Dalam kegiatan
peninjauan kembali ini tujuan penataan ruang wilayah
kabupaten disinkronisasi dengan kebijakan pembangunan
daerah yang tertuang dalam RPJMD serta isu strategis dan
kondisi objektif yang diinginkan.
b. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan
arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai
tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Kebijakan
penataan ruang wilayah kabupaten diharmonisasi dengan
kebijakan strategis nasional, provinsi maupun kabupaten
akibat dari perubahan peraturan perundang-undangan.
c. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten
Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan
penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten
ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Strategi penataan ruang
wilayah kabupaten diharmonisasikan berdasarkan
kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten, ketentuan
peraturan perundang-undangan serta kapasitas sumber
daya wilayah kabupaten dalam melaksanakan kebijakan
penataan ruangnya.

2. Rencana Struktur Ruang Wilayah


Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan
kerangka sistem pusat-pusat pelayanan kegiatan kabupaten
yang berhierarki dan satu sama lain dihubungkan oleh
sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten.
Pusat pelayanan di wilayah kabupaten merupakan pusat
pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi
masyarakat yang melayani wilayah kabupaten dan regional
meliputi:
- Pusat pelayanan, melayani seluruh wilayah kabupaten
dan/atau regional;
- Subpusat pelayanan, melayani sub-wilayah kabupaten;
dan
- Pusat lingkungan, melayani skala lingkungan wilayah
kabupaten.

a. Sistem prasarana utama yang merupakan sistem jaringan


transportasi, yang terdiri atas:
1) Sistem jaringan transportasi darat;
2) Sistem jaringan transportasi laut; dan
3) Sistem jaringan transportasi udara
b. Sistem prasarana lainnya, seperti telekomunikasi,
sumber daya air, energi, dan infrastruktur yang
mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi
kegiatan yang ada di wilayah kabupaten.
1) Rencana pengembangan sistem jaringan
energi/kelistrikan meliputi:
a) Pembangkit listrik (skala besar maupun mikro) di
wilayah kabupaten;
b) Jaringan prasarana energi yang mencakup:
- Penjabaran jaringan pipa minyak dan gas bumi,
dalam wilayah kabupaten (jika ada);
- Penjabaran jaringan transmisi tenaga listrik
Saluran Udara Tegangan Ultra Tinggi (SUTUT),
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dalam
wilayah kabupaten (jika ada);
- Jalur-jalur distribusi energi kelistrikan, lokasi
pembangkit, gardu induk distribusi dan sistem
distribusi; dan
- Rencana sistem alternatif sumber daya lainnya
seperti migas, panas bumi dan tenaga surya.
2) Rencana sistem jaringan telekomunikasi.
Rencana sistem jaringan telekomunikasi yang
dikembangkan meliputi sistem kabel, sistem nirkabel
dan sistem satelit, yang terdiri atas:
a) Rencana pengembangan infrastruktur dasar
telekomunikasi berupa jaringan telepon fixed line dan
lokasi pusat automatisasi sambungan telepon;
b) Infrastruktur telepon nirkabel berupa lokasi
menara telekomunikasi termasuk menara Base
Transceiver Station (BTS); dan
c) Rencana peningkatan pelayanan jaringan
telekomunikasi di wilayah kabupaten.
3) Rencana sistem jaringan sumber daya air.
a) Sistem jaringan sumber daya air lintas negara, lintas
provinsi dan lintas kabupaten yang berada pada
wilayah kabupaten bersangkutan;
b) Wilayah sungai di wilayah kabupaten, termasuk
waduk, situ dan embung pada wilayah kabupaten;
c) Sistem jaringan irigasi yang berfungsi
mendukung kegiatan pertanian di wilayah
kabupaten;
d) Sistem jaringan air baku untuk air bersih; dan
Sistem pengendalian banjir di wilayah kabupaten.

4) Infrastruktur dapat meliputi prasarana penyediaan air


minum, pengelolaan air limbah, sistem persampahan,
sistem drainase, penyediaan dan pemanfaatan
prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki serta
jalur evakuasi bencana.
a) Sistem penyediaan air minum.
Sistem penyediaan air minum mencakup sistem
jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan
perpipaan.
b) Sistem pengelolaan air limbah.
Sistem pengelolaan air limbah meliputi sistem air
pembuangan yang terdiri atas sistem pembuangan
air limbah (sewage) termasuk sistem pengolahan
berupa instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan
sistem pembuangan air buangan rumah tangga
(sewerage) baik individual maupun komunal. Untuk
air limbah yang mengandung B3, diperlukan instalasi
tambahan untuk membersihkan air limbah tersebut
sebelum masuk ke jaringan air buangan.
c) Sistem persampahan.
Sistem persampahan meliputi tempat penampungan
sampah sementara (TPS) dan tempat pemrosesan
akhir sampah (TPA).
d) Sistem drainase.
Sistem drainase meliputi jaringan primer, sekunder
dan tersier yang berfungsi untuk mengalirkan
limpasan air hujan (storm water) dan air permukaan
lainnya untuk menghindari genangan air di wilayah
kabupaten.
e) Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan
sarana jaringan jalan pejalan kaki.
Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana
jaringan jalan pejalan kaki dapat direncanakan
dalam bentuk ruang pejalan kaki di sisi jalan,
ruang pejalan kaki di sisi air, ruang pejalan kaki
di kawasan komersial/perkantoran, ruang pejalan
kaki di RTH, ruang pejalan kaki di bawah tanah dan
ruang pejalan kaki di atas tanah.
f) Jalur evakuasi bencana.
Jalur evakuasi bencana meliputi escape way dan
melting point baik dalam skala kabupaten, kawasan,
maupun lingkungan.
g) Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana
lainnya.
Dalam kegiatan peninjauan kembali ini, rencana struktur
ruang wilayah seperti diuraikan di atas disesuaikan dan
diharmonisasi sesuai dengan kebutuhan untuk mendukung
perubahan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah.
3. Rencana Pola Ruang Wilayah
Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana
distribusi peruntukkan ruang dalam wilayah kabupaten yang
meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung
dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
a. Kawasan Lindung.
1) Hutan lindung;
2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya, meliputi kawasan bergambut
dan kawasan resapan air;
3) Kawasan perlindungan setempat, meliputi
sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar
danau atau waduk dan kawasan sekitar mata air;
4) Ruang terbuka hijau (RTH), meliputi taman RT, taman
RW, taman kabupaten dan permakaman;
5) Kawasan suaka alam dan cagar budaya;
6) Kawasan rawan bencana alam, meliputi kawasan rawan
tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan
kawasan rawan banjir; dan
7) Kawasan lindung lainnya.
b. Kawasan Budidaya.
1) Kawasan perumahan, meliputi perumahan dengan
kepadatan tinggi, perumahan dengan kepadatan
sedang, dan perumahan dengan kepadatan rendah;
2) Kawasan perdagangan dan jasa, meliputi pasar
tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern;
3) Kawasan perkantoran, meliputi perkantoran
pemerintahan dan perkantoran swasta;
4) Kawasan industri, meliputi industri rumah
tangga/kecil dan industri ringan;
5) Kawasan pariwisata, meliputi pariwisata budaya,
pariwisata alam dan pariwisata buatan;
6) Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau;
7) Kawasan ruang evakuasi bencana meliputi ruang
terbuka atau ruang-ruang lainnya yang dapat berubah
fungsi menjadi melting point ketika bencana terjadi;
8) Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor
informal; dan
9) Kawasan peruntukan lainnya, meliputi pertanian,
pertambangan (disertai persyaratan yang ketat) untuk
pelaksanaan penambangannya), pelayanan umum
(pendidikan, kesehatan, peribadatan, serta keamanan
dan keselamatan), militer, dan lain-lain sesuai dengan
peran dan fungsi kabupaten.

Rencana pola ruang wilayah kabupaten harus digambarkan


dengan ketelitian peta skala minimum 1:50.000 dan
mengikuti ketentuan sistem informasi geografis yang
dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang.

4. Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kabupaten Kawasan


strategis kabupaten merupakan bagian wilayah kabupaten
yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai
pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten di
bidang ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.
Kawasan strategis kabupaten ditetapkan dengan kriteria:
a. Memperhatikan kawasan strategis nasional dan
kawasan strategis provinsi yang ada di wilayah kabupaten;
b. Kawasan strategis kabupaten dapat berhimpitan dengan
kawasan strategis nasional dan/atau kawasan strategis
provinsi, namun harus memiliki kepentingan/kekhususan
yang berbeda serta harus ada pembagian kewenangan
yang jelas.
c. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis
dari sudut kepentingan ekonomi yaitu merupakan
aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki:
1) Potensi ekonomi cepat tumbuh;
2) Sektor unggulan yang dapat menggerakkan
pertumbuhan ekonomi;
3) Potensi ekspor;
4) Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang
kegiatan ekonomi;
5) Kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
dan
6) Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi
sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan
energi.
d. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis
dari sudut kepentingan sosial budaya seperti:
1) Tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat
atau budaya;
2) Prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;
3) Aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;
4) Tempat perlindungan peninggalan budaya;
5) Tempat yang memberikan perlindungan terhadap
keanekaragaman budaya;
6) Tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap
konflik sosial;
7) Hasil karya cipta budaya masyarakat yang dapat
menunjukkan jati diri maupun penanda (focal point,
landmark) budaya kabupaten; dan
8) Kriteria lainnya yang dikembangkan sesuai dengan
kepentingan pembangunan kabupaten.
e. Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi
tinggi di wilayah kabupaten, antara lain:
1) Kawasan yang diperuntukkan bagi kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis,
pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;
2) Memiliki sumber daya alam strategis;
3) Memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian dan
pengembangan antariksa;
4) Memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom
dan nuklir; dan
5) Memiliki fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi
tinggi strategis.
f. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis
dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup seperti:
1) Tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
2) Kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan
ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah
atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi
dan/atau dilestarikan;
3) Kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan
tata guna air yang setiap tahun berpeluang
menimbulkan kerugian;
4) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
keseimbangan iklim makro;
5) Kawasan yang menuntut prioritas tinggi untuk
peningkatan kualitas lingkungan hidup;
6) Kawasan rawan bencana alam; dan
7) Kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan
rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap
kelangsungan kehidupan.
g. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis
lainnya yang sesuai dengan kepentingan pembangunan
wilayah kabupaten.
h. Mengikuti ketentuan pemetaan kawasan strategis
kabupaten sebagai berikut:
1) Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu
lembar kertas yang menggambarkan wilayah kabupaten
secara keseluruhan;
2) Pada bagian legenda peta harus dijelaskan bidang apa
yang menjadi pusat perhatian setiap delineasi kawasan
strategis kabupaten; dan
3) Penggambaran peta kawasan strategis kabupaten harus
mengikuti peraturan perundang-undangan terkait
pemetaan rencata tata ruang.
Pola ruang kawasan strategis yang ada saat ini, dalam
kegiatan peninjauan kembali ini diharmonisasi dengan
kebijakan nasional, provinsi, maupun dinamika
pembangunan yang ada di Kabupaten Gianyar.

5. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten


Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten merupakan
upaya perwujudan rencana tata ruang yang dijabarkan ke
dalam indikasi program utama penataan/pengembangan
kabupaten dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima)
tahunan sampai akhir tahun perencanaan 20 (dua puluh)
tahun yaitu tahun 2032. Perubahan indikasi program yang
dilakukan hanya untuk indikasi program yang dipengaruhi
oleh perubahan kebijakan nasional, provinsi dan dinamika
pembangunan yang ada di Kabupaten Gianyar.

6. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah


Kabupaten
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten adalah ketentuan yang diperuntukkan sebagai
alat penertiban penataan ruang, meliputi ketentuan umum
peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan pemberian
insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi dalam rangka
perwujudan RTRW kabupaten. Ketentuan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten setidak-tidaknya
memuat :
a. Ketentuan umum peraturan zonasi kabupaten;
b. ketentuan perizinan;
c. Ketentuan pemberian insentif;
d. Ketentuan pemberian disinsentif; dan
e. Ketentuan sanksi.
Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah yang
ada saat ini, dalam kegiatan peninjauan kembali ini
diharmonisasi dengan peraturan perundangan, kebijakan
nasional, provinsi, maupun dinamika pembangunan yang
ada di Kabupaten Gianyar.

Laporan
Laporan Pendahuluan, yang memuat :
19. Laporan Pembahasan Pendahuluan dilaksanakan paling lambat bulan
Pendahuluan ke-1 dengan melibatkan Tim Pelaksana PK RTRW dan
stakeholder terkait lainnya. Laporan Pendahuluan selambat-
lambatnya harus diserahkan 1 (satu) bulan setelah
dikeluarkannya SPMK sebanyak 10 (sepuluh) buku, kemudian
dilakukan diskusi pembahasan bersama tim pelaksana PK dan
instansi terkait di Daerah.

20. Laporan Laporan Kemajuan selambat-lambatnya harus diserahkan 3 (tiga)


Kemajuan bulan setelah dikeluarkannya SPMK sebanyak 10 (sepuluh)
buku, kemudian dilakukan diskusi pembahasan bersama tim
pelaksana PK dan instansi terkait di Daerah.
21. Laporan Akhir 1. Laporan Akhir,
Pembahasan Draft Laporan Akhir dilaksanakan bulan ke-4
setelah disusunnya draft laporan akhiar yang melibatkan Tim
Pelaksana PK RTRW, tim ahli Bupati terkait tata ruang, ikatan
ahli/profesi, unsur-unsur dari akademisi/perguruan tinggi,
LSM/tokoh masyarakat yang bergerak di bidang tata ruang
atau lingkungan hidup.
Laporan Akhir selambat-lambatnya diserahkan 5 (lima)
bulan setelah dikeluarkan SPMK, sebanyak 10 (sepuluh)
buah buku. Laporan akhir ini terdiri dari Dokumen
Peninjauan kembali Materi Teknis RTRW Kabupaten Gianyar
2012-2032 serta melampirkan BA Peta Dasar dari BIG.
2. Album Peta
Album Peta selambat-lambatnya diserahkan 5 (lima) bulan
setelah dikeluarkan SPMK, sebanyak 5 (lima) eksemplar
Album Peta A3.
3. Back Up CD Laporan dan Peta
CD yang berisikan soft cpy laporan, diserahkan kepada
pemberi pekerjaan pada akhir masa pelaksanaan sebanyak 10
keping.

22. Konsultasi Konsultasi Publik Peninjauan kembali RTRW Kabupaten Gianyar


Publik dilaksanakan pada bulan ke-5 dengan melibatkan unsur DPRD
yang membidangi tata ruang, Bendesa Adat/Pakraman se-
Kabupaten Gianyar, Perbekel se-Kabupaten Gianyar, Tim Ahli
Bupati, Ketua PHRI, Ketua MMDP, Ketua PHDI, dan oraginasi
lainnya yang terkait, akademisi/perguruan tinggi, LSM/tokoh
masyarakat yang bergerak di bidang tata ruang atau lingkungan
hidup, anggota BKPRD Kabupaten Gianyar, perwakilan
kabupaten bersebelahan (Badung, Denpasar, Bangli, Klungkung,
dan Buleleng).
23. Pendampingan/ Pendampingan/Konsultasi Teknis ke Provinsi dan Kementerian
Konsultasi ATR.
Teknis Kegiatan pendampingan dalam rangka konsultasi teknis ke
Pemerintah Provinsi Bali dan Kementerian ATR dilakukan untuk
mendapatkan berita acara konsultasi teknis terhadap Materi
Teknis Peninjauan Kembali RTRW Kab. Gianyar 2012-2032.

Gianyar, 14 Mei 2018


Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
Penataan Ruang Kabupaten Gianyar / pada Bidang Penataan Ruang
Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK)

Ir. Gusti Ngurah Putu Suwandira, MT


Ir. Nyoman Nuadi, MT NIP. 19640615 199202 1 004
Pembina Utama Muda
NIP. 19590331 198710 1 001
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ir. Nyoman Nuadi, MT
NIP : 19590331 198710 1 001
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Gianyar

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa penyusunan Harga Perkiraan


Sendiri (HPS) untuk paket Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan
(Review/Peninjauan Kembali Perda Nomor 16 Tahun 2012 tentang RTRW
Kabupaten Gianyar), sesuai dengan Berita Acara Penyusunan Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) nomor : 640/ /PUPR/2018, tanggal 14 Mei 2018 dan telah
didasarkan pada data harga pasar setempat yang diperoleh berdasarkan hasil
survey menjelang diadakannya pengadaan dengan mempertimbangkan
informasi seperti yang tercantum dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya, yang meliputi :
a. Biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya ;
b. Hasil perbandingan dengan kontrak sejenis, baik yang dilakukan
dengan instansi lain maupun pihak lain;
c. Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi
terkait (Inkindo);
d. Informasi lain yang dapat dipertanggung jawabkan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai


persyaratan administrasi dalam pelelangan kegiatan tersebut di atas.

Gianyar, 14 Mei 2018


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten
Gianyar

Ir. Nyoman Nuadi, MT


Pembina Utama Muda
NIP. 19590331 198710 1 001
BERITA ACARA
PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)
Nomor : 640/ /PUPR/2018
Pada hari ini, Senin tanggal Empat belas, bulan Mei, tahun dua ribu delapan
belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini telah menyusun Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) untuk paket pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi
Perencanaan (Review/Peninjauan Kembali Perda Nomor 16 Tahun 2012
tentang RTRW Kabupaten Gianyar). Penyusunan HPS telah didasarkan pada
harga pasar setempat yang diperoleh berdasarkan hasil survey menjelang
diadakannya pengadaan dengan mempertimbangkan informasi seperti yang
tercantum dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya, yang meliputi :
a. Biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan factor perubahan biaya ;
b. Hasil perbandingan dengan kontrak sejenis, baik yang dilakukan
dengan instansi lain maupun pihak lain;
c. Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi
terkait (Inkindo);
d. Informasi lain yang dapat dipertanggung jawabkan.

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya.

Gianyar, 14 Mei 2018

Bidang Penataan Ruang


Dinas Pekerjaan umum dan Penataan Ruang Kabupaten Gianyar

1. Ir. Gusti Ngurah Putu Suwandira, MT


Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) 1………………..

2. I Made Dwipa Arta, ST


Pelaksana Kegiatan 2………………..

3. Ida Ayu Sri Onie Ledysianty, ST


Pelaksana Kegiatan 3………………..

4. Ni Putu Krisnawati, ST
Pelaksana Kegiatan 4………………..

Anda mungkin juga menyukai