Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.

2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-260

Rancang Bangun Perangkat Lunak Unit Kontrol


Alat Ukur Sudu Cross Flow Water Turbine
Berbasis Pengolahan Citra
Eka Marliana, Arif Wahjudi
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: arif.w@me.its.ac.id

Abstrak—Seiring dengan berkembangnya teknologi Alat ukur berbasis pengolahan citraini memiliki kekurangan
informasi dan komunikasi, alat ukur mengalami yaitu masih dioperasikan secara manual. Kamera digerakkan
perkembangan yang cukup signifikan. Salah satu bentuk dengan memutar ulir secara manual dan dihentikan pada
perkembangannya adalah dengan dibuatnya alat ukur sudu jarak tertentu kemudian dilakukan pengambilan gambar
cross flow water turbine berbasis pengolahan citra oleh
dengan kamera saku. Hal ini menyebabkan kurangnya
Rusweki dan Pradnyana pada tahun 2013. Namun, alat ukur
ini masih dioperasikan secara manual. Tugas akhir ini efisiensi dalam hal waktu dan tenaga. Oleh karena itu,
bertujuan untuk melakukan pengembangan terhadap alat pengembangan masih perlu dilakukan dengan menerapkan
tersebut, khususnya dibidang rancang bangun perangkat sistem yang dikontrol melalui komputer meliputi proses
lunak untuk unit kontrolnya. Metodologi yang diterapkan gerak, proses berhenti pada jarak tertentu, dan proses
dalam tugas akhir ini yang pertama adalah mempelajari hal- pengambilan gambar. Kekurangan lain dari penelitian yang
hal yang berkaitan dengan topik bahasan dari berbagai sebelumnya adalah dimensi keluaran dari perangkat lunak
literatur. Langkah kedua adalah menetukan perumusan dalam satuan pixel. Hal ini kurang praktis, karena untuk
masalah dan menentukan metode pembuatan perangkat lunak. mendapatkan nilai dimensi dalam satuan mm masih perlu
Ketiga, pembuatan perangkat lunak dan verifikasi. Pada
dilakukan perhitungan secara manual. Oleh karena itu,
penelitian ini telah berhasil dirancang perangkat lunak untuk
unit kontrol alat ukur sudu CFWT berbasis pengolahan citra. dalam pengembangan alat ini juga ditambahkan perangkat
Berdasarkan hasil kalibrasi sensor inframerah Sharp lunak untuk mengkonversi dimensi dari satuan pixel
GP2Y0A21 didapatkan bahwa nilai jarak adalah sama dengan menjadi satuan mm.
178924.57 dibagi dengan nilai output ADC desimal pangkat Pengembangan ini akan meliputi 2 bagian, yang pertama
1.08. Selisih maksimal antara jarak input dan jarak tempuh adalah rancang bangun perangkat keras unit kontrolnya dan
motor adalah 0.5mm, dan jarak kontrol antara 130-400mm. yang kedua adalah rancang bangun perangkat lunaknya.
Dengn demikian, metode pengukuran menggunakan alat ini
Pengembangan perangkat lunak meliputi perancangan
akan lebih mudah dan cermat, karena selain dapat mengukur
benda dengan bentuk yang kompleks mngurangi resiko program komputer untuk mengambil data pengukuran,
keausan benda an lebih teliti, juga bisa diakukan dengan mengolahnya, kemudian menampilkan pada layar monitor
mudah serta cepat karena adanya sistem kontrol PC. Selain itu, program ini juga harus mampu menjembatani
antara komputer dengan perangkat keras. Dengan demikian,
Kata Kunci—cross flow water turbine, pengolahan citra, alat ukur berbasis pengolahan citra digital ini akan memiliki
perangkat lunak, sudu
sistem yang terintegrasi yaitu mulai penginputan jarak
kamera hingga pengambilan gambar dan pembacaan hasil
ukur terdapat pada software yang sama.
I. PENDAHULUAN Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk merancang

P ENGUKURAN adalah proses penentuan besaran,


kapasitas, atau dimensi dengan standar atau satuan
tertentu. Pengukuran tidak dapat dipisahkan dalam
perangkat lunak yang memberikan input jarak kepada alat
ukur berbasis pengolahan citra digital, menampilkan
perubahan jarak kamera dan layar untuk pengukuran CFWT.
menunjang pemenuhan kebutuhan manusia sehari-hari,
khususnya dalam dunia industri. Seiring dengan II.TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, alat A. Kajian Pustaka
ukur juga mengalami perkembangan yang cukup signifikan.
Pengukuran adalah sebuah proses penentuan besaran,
Dengan perkembangan ini, hasil dari proses pengukuran ini
kapasitas, atau dimensi dengan standar atau satuan tertentu
juga dapat semakin cermat.
[1]. Teknologi pada berbagai bidang ilmu berkembang
Salah satu bentuk perkembangan teknologi dalam bidang
dengan pesat, hal ini juga mempengaruhi berkembangnya
pengukuran adalah dengan menggunakan teknologi
teknologi dalam proses pengukuran dan alat ukur itu sendiri,
pengolahan citra digital yang sebelumnya telah
yaitu dengan ditemukannya berbagai jenis alat ukur non-
dikembangkan. Alat ukur ini dipergunakan untuk mengukur
konvensional yang memiliki kecermatan pengukuran yang
dimensi sudu Cross Flow Water Turbine (CFWT).
baik. Alat ukur non-konvensional itu sendiri adalah alat ukur
Pengembangan teknologi pengolahan gambar digital
yang tidak melibatkan kontak langsung dengan benda
merupakan salah satu cara untuk melakukan pengukuran
ukurnya pada proses pengukuran.
yang cermat dalam proses pengukuran dimensi sudu
Salah satu bentuk alat ukur non-konvensional yang telah
(CFWT) yang bentuknya cukup kompleks, sehingga akan
dikembangkan adalah alat ukur sudu CFWT berbasis
cukup sulit jika pengukuran dilakukan secara konvensional.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-261

pengolahan citra yang dikembangkan oleh Rusweki dan B. Minimum Sistem Mikrokontroler ATMega 16
Pradnyana [2]. Gambar 1 merupakan gambaran sistematis Mikrokontroler adalah suatu chip dengan kepadatan yang
alat ukur sudu CFWT berbasis pengolahan citra yang telah sangat tinggi, dimana semua bagian yang diperlukan untuk
dikembangkan oleh Rusweki dan Pradnyana [2]. Proses suatu kontroler sudah dikemas dalam satu keping.
pengukuran menggunakan alat ukur berbasis image Mikrokontroler lebih dari sekedar sebuah mikroprosesor
processing ini dimulai dengan meletakkan benda pada karena sudah terdapat atau berisikan ROM (Read-Only
dudukan benda ukur. Benda ukur dikenai sorotan lampu Memory), RAM (Read-Write Memory), beberapa port
xenon dan menghasilkan bayangan pada layar. Kamera masukan maupun keluaran, dan beberapa peripheral seperti
dipasang pada jarak tertentu. Dudukan kamera terhubung pencacah/pewaktu, ADC (Analog to Digital converter),
dengan ulir sehingga jarak antara kamera dengan layar dapat DAC (Digital to Analog converter) dan serial komunikasi.
diatur sesuai kebutuhan. Proyeksi bayangan diambil oleh Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat ini
kamera dalam format .jpg berukuran 640x480 pixel. Gambar yaitu mikrokontroler AVR. AVR adalah mikrokontroler
tersebut dikenai proses cropping dan mengasilkan ukuran RISC (Reduce Instuction Set Compute) 8 bit berdasarkan
300x300 pixel yang berfokus pada benda ukur. Gambar arsitektur Harvard. Secara umum mikrokontroler AVR
tersebut digunakan sebagai input dalam proses analisa pada dapat dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu
perangkat lunak. keluarga AT90Sxx, ATMega dan ATtiny. Pada dasarnya
yang membedakan masing-masing kelas adalah memori,
peripheral, dan fiturnya Seperti mikroprosesor pada
umumnya, secara internal mikrokontroler ATMega16 terdiri
atas unit-unit fungsionalnya Arithmetic and Logical Unit
(ALU), himpunan register kerja, register dan dekoder
instruksi, dan pewaktu serta komponen kendali lainnya.
Berbeda dengan mikroprosesor, mikrokontroler
menyediakan memori dalam chip yang sama dengen
prosesornya (in chip).Sebuah chip mikrokontroler biasanya
terdiri dari CPU (Central Proccesssing Unit), RAM
Gambar 1. Alat ukur sudu CFWT [2] (Random Acess Memory), EEPROM/EPROM/PROM/
ROM, I/O, Timer dan lain sebagainya. Mikrokontroler
Pada perangkat lunak atau software, gambar proyeksi sekarang ini sudah banyak dapat ditemukan dalam berbagai
bayangan terlebih dahulu diolah sesuai derajat keabuan peralatan elektronik rumah tangga, seperti telepon digital,
(proses greyscale). Selanjutnya gambar greyscale dikenai microwave oven, televisi, dan masih banyak lagi.
proses tresholding sehingga terbentuk gambar dengan warna Mikrokontroler juga dapat digunakan untuk berbagai
hitam dan putih. Pixel yang memiliki nilai lebih kecil dari aplikasi misalnya untuk pengendalian suatu alat, otomasi
106 akan dirubah menjadi 0 dan menjadi warna hitam. dalam industri dan lain-lain. Keuntungan menggunakan
Sedangkan pixel yang memilki nilai lebih besar dari 106 mikrokontroler adalah harganya murah, dapat diprogram
akan dirubah menjadi 255 atau warna putih. Lalu proses berulang kali, dan dapat diprogram sesuai dengan kebutuhan
edge detection dilakukan, yaitu pendeteksian tepi sehingga [4].
menghasilkan garis tepi proyeksi benda ukur. Garis tepi
inilah yang akan diproses oleh perangkat lunak dengan
regresi linear sederhana. Proses regresi ini menghasilkan
dimensi berupa panjang garis dan radius (Pradnanya, 2013)
[3].
Contoh lain dari pengembangan alat ukur adalah dengan
menggunakan motor stepper sebagai penggerak stage
mikroskop yang tingkat kepresisianya mencapai mikron,
seperti yang telah dikembangkan [3]. Pengembangan yang
dilakukan ini adalah dengan menggerakan motor stepper
yang terhubung secara mekanik dengan rel dari stage
mikroskop. Stage mikroskop ini akan dikontrol dengan
menggunakan perangkat lunak yang tersambung secara logis
dengan ATMEGA 8 melalui chip serial proxy FT232RL [4].
Pengembangan ini dapat digunakan sebagai dasar dan acuan Gambar 2. Konfigurasi Pin ATMega16 [5]
untuk melakukan pengemangan lebih lanjut terhadap alat C. ADC pada ATMega 16
ukur sudu cross flow water turbine berbasis pengolahan ADC (Analog to Digital Converter) adalah salah satu
citra, sehingga alat tersebut tidak lagi dioperasikan secara fasilitas mikrokontroller ATMega16 yang berfungsi untuk
manual, tetapi secara otomatis menggunakan motor stepper mengubah data analog menjadi data digital. ADC memiliki
sehingga kecermatannya pun semakin meningkat dan proses 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan samplingdan resolusi.
pengukurannya berlangsung lebih cepat. Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa
sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital
pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya
dinyatakan dalam sample per second (SPS) [6]. AVR
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-262

ATMega16 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan kebutuhan dari ADC itu sendiri. ADC pada
dengan 8 saluran ADC internal dengan resolusi 10 bit. ATMega16 memiliki fitur-fitur sebagai berikut:
Dalam mode operasinya, ADC dapat dikonfigurasi, baik
single ended input maupun differential input. Selain itu, • Resolusi mencapai 10-bit
ADC ATMega16 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan • Akurasi mencapai ± 2 LSB (Least Significant Bit)
referensi, mode operasi, dan kemampuan filter derau (noise) • Waktu konversi 13-260μs
yang amat fleksibel sehingga dapat dengan mudah • 8 saluran ADC dapat digunakan secara bergantian
disesuaikan dengan kebutuhan dari ADC itu sendiri • Jangkauan tegangan input ADC bernilai dari 0 hingga
VCC
• Disediakan 2,56V tegangan referensi internal ADC
• Mode konversi kontinyu atau mode konversi tunggal
• Interupsi ADC complete
• Sleep Mode Noise canceler
Proses inisialisasi ADC meliputi proses penentuan clock,
tegangan referensi, data keluaran dan modus pembacaan
ADC dirumuskan sebagai berikut :

Gambar 3. ADC dengan kecepatan sampling rendah [6] …(1) [8]


Keterangan:
Vin : Tegangan input analog
VR : Tegangan referensi
b1,b2..bn : n-bit output digital

…(2) [8]

Keterangan:
ΔV : Perubahan tegangan terkecil
VR : Tegangan referensi
Gambar 4. ADC dengan kecepatan sampling tinggi [6] n : jumlah bit

Gambar 3 menggambarkan bahwa ADC dengan


kecepatan sampling yang relatif rendah, akan menghasilkan …(3) [8]
nilai hasil konversi yang tingkat kecermatannya rendah juga.
Sedangkan pada gambar 4 diambarkan bahwa ADC dengan Keterangan:
kecepatan sampling yang relatif tinggi, akan menghasilkan N : Angka basis 10 yang ekivalen dengan input
nilai konversi yang tingkat kecermatannya tinggi. Resolusi ADC
ADC menentukan kecermatan nilai hasil konversi ADC. INT : Pembulatan jumlah angka yang ada di dalam
Sebagai contoh: ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data tanda kurung
digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 255 Vin : Tegangan input analog
(2n – 1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data VR : Tegangan referensi
digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 4096 n : jumlah bit
nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit akan
memberikan kecermatan nilai hasil konversi yang jauh lebih D.Sensor Jarak Inframerah Sharp GP 2Y0A21
baik daripada ADC 8 bit. Sensor inframerah produksi Sharp tipe GP 2Y0A21
Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke adalah sensor cahaya berjenis fotolistrik yang dapat
dalam bentuk besaran yang merupakan rasio perbandingan digunakan untuk mengukur jarak dengan batas 10 – 80 cm.
sinyal input dan tegangan referensi. Sebagai contoh, bila Sensor ini mengeluarkan sinyal analog. Prinsip kerja sensor
tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input ini adalah dengan memancarkan sinar inframerah
terhadap referensi adalah 60%. Jadi, jika menggunakan berfrekuensi 40 kHz dan hasil pantulannya diterima oleh
ADC 8 bit dengan skala maksimum 255,sinyal digital yang susunan detector inframerah. Sensor ini menggunakan
diperoleh sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk decimal) atau prinsip pantulan cahaya diterima oleh receiver dan
10011001 (bentuk biner) [6]. menghasilkan tegangan listrik. Tegangan listrik yang
AVR ATMega16 merupakan tipe AVR yang telah dihasilkan sensor ini berbeda-beda bergantung pada jarak
dilengkapi dengan 8 saluran ADC internal dengan resolusi antara sensor dan bidang pemantul. Jarak jauh menghasilkan
10 bit. Dalam mode operasinya, ADC dapat dikonfigurasi, tegangan kecil. Sebaliknya, jarak dekat menghasilkan
baik single ended input maupun differential input. Selain itu, tegangan yang lebih besar [8].
ADC ATMega16 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan
referensi, mode operasi dan kemampuan filter noise yang
amat fleksibel, sehingga dapat dengan mudah disesuaikan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-263

III. METODOLOGI Blok diagram berfungsi memetakan proses kerja pada


suatu sistem. Blok diagram pada sistem kontrol alat ukur
A. Tahap Penelitian
Image Processing di Gambar 3.2 dapat dijelaskan sebagai
Agar lebih terarah, penelitian ini disusun berdasarkan berikut:
tahapan-tahapan seperti berikut:  Input pada sistem berupa jarak antara kamera dan
1) Studi literatur layar. Batas jarak pada alat ukur ini antara 130 mm
Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan topik hingga 400 mm.
bahasan dari berbagai literatur
 Komputer dalam hal ini berfungsi sebagai pusat
2) Perumusan masalah
kontrol, dengan adanya perangkat lunak yang
Menentukan permasalah yang akan dipecahkan dan
dipergunakan sebagai pemberi perintah dan
keluaran dari program yang akan dibuat
penerima output dari kamera yang dihubungkan
3) Penentuan metode yang digunakan
melalui USB dengan mikrokontroler.
Menentukan metode pembuatan perangkat lunak
 USB Communication dalam hal ini adalah
yang akan menghubungkan antara alat ukur sudu
penghubung antara komputer dengan ATMega16.
cross flow water turbine berbasis pengolahan citra
Dengan ini, komputer melalui perangkat lunak
dengan komputer.
dapat memberikan perintah maupun menerima
4) Perancangan
informasi dari Atmega16 secara bolak-balik.
Perangkat lunak yang akan dibuat dirancang dalam
bentuk diagram alir, untuk mempermudah logika  Mikrokontroler ATMega16 merupakan unit yang
dapat diprogram dan menjalankan fungsinya sesuai
kerjanya.
program tersebut.
5) Pembuatan perangkat lunak
Membuat perangkat lunak untuk menghubungkan  Driver dan motor stepper berfungsi sebagai
antara alat ukur sudu cross flow water turbine aktuator, yaitu merubah energi listrik menjadi
berbasis pengolahan citra, dengan komputer dan sinyal listrik menjadi besaran mekanik. Pada sistem
menggabungkan dengan perangkat lunak yang ini, aktuator adalah motor yang menghasilkan
dipergunakan untuk mengolah data pada alat ukur gerak putar. Motor yang digunakan berjenis motor
sudu cross flow water turbine, sehingga menjadi stepper unipolar.
sebuah perangkat lunak yang terintegrasi.  Kamera bergerak translasi sesuai gerak putar ulir.
6) Validasi perangkat lunak Sumber putaran ulir berasal dari motor stepper.
Menguji kinerja perangkat lunak mulai dari proses Batas jarak yang diuji adalah 130 mm hingga 400
input jarak posisi penggambilan gambar digital mm.
hingga memperoleh hasil dimensi benda.  Sensor jarak (distance) berfungsi kontrol jarak
7) Verifikasi hasil perangkat lunak antara kamera dan layar. Jika jarak tersebut telah
Melakukan verifikasi hasil perangkat lunak sesuai dengan data input, maka minimum sistem
terhadap jangka sorong. Langkah ini bertujuan akan mengirim sinyal berhenti ke motor. Selain itu,
untuk mengetahui apakah hasil dari perangkat sensor jarak tersebut juga akan memberikan
lunak sudah sesuai dengan target yang telah informasi jarak yang telah ditempuh oleh kamera
ditentukan. secara real time kepada mikrokontroler, kemudian
8) Pengukuran informasi tersebut akan ditampilkan di layar
Melakukan pengukuran dengan menggunakan komputer, dengan bantuan perangkat lunak.
benda uji berupa blok ukur.
9) Hasil pengukuran IV. PEMBAHASAN
Mendapatkan hasil pengukuran berupa l (mm). Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk rancang
bangun perangkat lunak yang akan diimplementasikan pada
B.Blok Diagram Kontrol unit kontrol alat ukur sudu CFWT yang berbasis pengolahan
Berikut adalah blok diagram yang akan dipergunakan citra. Secara umum, perangkat lunak yang dibuat terdiri dari
dalam penelitian ini: beberapa bagian-bagian yang menjalankan fungsi utama
perangkat lunak ini, seperti input jarak, menggerakan
kamera, pengambilan gambar benda ukur, menampilkan
Input Jarak (mm) jarak tempuh real dari kamera dan proses perhitungan
dimensi benda ukur. Berikut ini adalah gambaran umum dari
Komputer ATMega 16 Driver + Motor perangkat lunak yang telah dibuat.
Stepper Gambar 6 memiliki beberapa bagian dengan fungsinya
masing-masing. Berikut ini adalah keterangan dari masing-
Sensor Jarak masing bagian pada program tersebut:
1. Kolom input jarak antara kamera dan benda ukur,
kamera akan digerakan sejauh inputan yang ada
Pengambilan Gambar Posisi Akhir Kamera
didalam kolom ini.
2. Kolom nilai ADC, kolom ini menampilkan nilai
Gambar 5. Blok diagram sistem kontrol output ADC dalam desimal pada posisi yang sesuai
dengan jarak input pada bagian nomor 1.
Perhitungan nilai output ADC dalam desimal ini
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-264

didapatkan melalui proses kalibrasi sensor diperlukan perhitungan matematis untuk melinierkan nilai
inframerah Sharp GP 2Y0A21. output ADC dalam desimal terhadap jarak sensor. Data yang
3. Bagian ini menunjukan jarak tempuh kamera secara telah didapatkan kemudian ditabulasikan dan diplot menjadi
real time, jadi nilainya akan berubah sesuai dengan grafik untuk mengetahui trendline data tersebut. Gambar 4.4
posisi kamera. berikut ini adalah ploting grafik dari data hasil kalibrasi.
4. Bagian ini menunjukan nilai output ADC dalam Grafik pada gambar 7 menunjukan bahwa pada pengambilan
desimal secara real time sesuai dengan posisi data pertama hingga kelima, terdapat banyak kesamaan nilai
kamera. output ADC dalam desimal, sehingga grafik bertumpuk satu
5. Bagian ini menunjukan kondisi pergerakan kamera, sama lain. Grafik yang terbentuk dari data cenderung
jika kamera sedang bergerak maju, maka labelnya
berbentuk parabolik, dengan hasil yang demikian maka
akan bertuliskan “Maju”, jika sedang bergerak
harus dilakukan proses linierisasai dengan operasi logaritma.
mundur maka akan berganti “Mundur” dan ketika
Hasil operasi tersebut diplot menjadi grafik pada Gambar 8.
berhenti, akan berganti “Stop”.
6. Tombol proses ini berfungsi untuk memulai proses
pengiriman data berupa nilai jarak input yang kita 400
inginkan dan memberi perintah motor untuk
Data 1

Jarak (mm)
bergerak sesuai dengan input jarak yang kita 300
berikan, menerima data nilai output ADC dalam 200 Data 2
desimal disetiap posisi kamera dan menghitung
nilai jarak secara real time sesuai dengan 100 Data 3
perumusan yang ada. 0 Data 4
7. Tombol start berfungsi untuk memberikan perintah
0 500 1000
buka atau tutup pada port serial yang Data 5
menghubungkan antara komputer dengan ATMega, Output ADC (desimal)
selain itu tombol ini juga berfungsi mengganti label
kondisi pergerakan kamera (stop, maju dan Gambar 7. Grafik hasil kalibrasi output ADC vsJarak
mundur).
8. Tombol ini akan menyambungkan kita dengan
program yang lain, yaitu program pengambilan 2.6
Log Jarak

gambar dari kamera dan juga perhitungan dimensi 2.4


benda ukur.
2.2 Data
9. Tombol setting port ini berfungsi untuk mengatur
hubungan antara komputer dengan perangkat keras 2 Linear (Data)
(ATMega16), kita dapat mengatur port yang akan 2.4 2.6 2.8 3
dipergunakan dan lain sebagainya. Log Output ADC (desimal)
10. Tombol keluar ini akan memberikan perintah untuk
mengakhiri program. Gambar 8. Grafik Log Jarak vs Log output ADC dalam desimal

Persamaan akhir dari proses liniearisasi ini adalah


persamaan (5) seperti dibawah ini.

Perbandingan antara plot data kalibrasi dan data hasil


regresi ditampilkan pada gambar 9. Dari gambar tersebut
dapat diketahui bahwa persamaan hasil regresi sesuai
Gambar 6. Tampilan perangkat lunak dengan data yang didapatkan saat proses kalibrasi.
Untuk menentukan konversi dari output ADC menjadi
jarak, proses kalibrasi pada sensor ini dilakukan pada setiap
kenaikan millimeter, sehingga hasil yang didapatkan akan
cukup akurat. Nilai output ADC dalam desimal dari sensor
inframerah Sharp GP2Y201 ini tidak linier, oleh karena itu
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-265

0.6  0.512  0.6  0.512  0.4  0.512  0.5  0.512 


S
0.45  0.512
5 1
400
Data 1
Jarak (mm)
300
 Statistik uji (t) ditentukan dengan menggunakan
200 Data 2 persamaan berikut ini:
100 y = 178924.57x-1.08 l  0
t
R2=0.98 Data 3 S
0 n … (8)
0 500 1000
Output ADC (desimal)  Daerah kritis ditentukan, H0 akan ditolak jika
dengan nilai . Daerah kritis atau
Gambar 9. Perbandingan grafik hasil regresi dengan grafik Awal daerah penolakan adalah sebagai berikut:

Proses validasi perangkat lunak dilakukan dengan =0.05


melakukan percobaan pada 10 jarak input yang berbeda,
dengan masing-masing jarak diambil data sebanyak 5 kali.
Dari data tersebut didapatakan error antara jarak input dan Berdasarkan perhitungan diatas maka, daerah penolakan
jarak pergerakan motor sesungguhnya. hipotesis terjadi pada . Dengan nilai t=0.112,
maka nilai t hasil percobaan tidak termasuk pada daerah
Tabel 1. penolakan. Sehingga nilai H0 gagal ditolak dan nilai l tidak
Selisih hasil percobaan pergerakan kamera berbeda secara sigifikan terhadap 0.5mm. Dapat
disimpulkan bahwa nilai kecermatan pengambilan data pada
jarak 180 mm adalah sama dengan 0.5 mm.

V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil kalibrasi sensor inframerah Sharp
GP2Y0A21 didapatkan bahwa nilai jarak adalah
sama dengan 178924.57 dibagi dengan nilai output
ADC dalam desimal pangkat 1.08. Misalnya jika
Berdasarkan data pada Tabel 1, dapat diketahui bahwa output ADC=760, maka jarak antara layar dan
rata-rata selisih perbedaan jarak tempuh dan jarak input kamera adalah 130 mm.
terbesar adalah sebesar 0.51 mm. dengan demikian, selisih 2. Perangkat lunak unit kontrol alat ukur dimensi Cross
yang diperoleh dari pengukuran ini lebih besar jika Flow Water Turbine berbasis pengolahan citra telah
dibandingkan dengan target perancangan perangkat lunak berhasil dirancang, dimana selisih maksimal antara
unit kontrol, yaitu maksimal sebesar 0.5 mm. Dengan jarak input dan jarak tempuh motor sesungguhnya
demikian nilai error target kecermatan unit kontrol terhadap adalah 0.5 mm, dan jarak gerakan yang dapat
kecermatan hasil percobaan adalah sebesar 0.01 mm. dikontrol adalah antara jarak 130 mm hingga 400
Selanjutnya akan dilakukan uji hipotesis untuk menguji mm.
kesesuaian nilai selisih hasil percobaan dan target
kecermatan sebesar 0.5 mm. Proses pengujian hipotesis ini DAFTAR PUSTAKA
adalah sebagai berikut: [1] Rochim.T, (2006), Spesifikasi, Metrologi, & Kontrol Kualitas
 Nilai rata-rata selisih jarak yang melebihi target Geometrik jilid 2, Penerbit ITB, Bandung
kecermatan perangkat lunak ditentukan, ( ) = [2] Rusweki W, (2013), Rancang Bangun Alat Ukur Sudu Cross Flow
Water Turbine Berbasis Image Processing, Tugas Akhir, Institut
0.51mm Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
 Confident Interval ditentukan sebesar 95%, [3] Pradnyana B.M, (2013), Perancangan Perangkat Lunak Berbasis
sehingga nilai =5% Pengolahan Citra Untuk Pengukuran Dimensi Tepi Dan Radius,
Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
 Hipotesisnya ditentukan sebagai berikut:
[4] Minimum Sistem Mikrokontroler.
http://sainselektronika.blogspot.com/2012/04/ minimum-sistem-
mikrokontroler.html diunduh pada 18 September 2013
 Standar deviasi ditentukan dengan menggunakan [5] ATmega16(L). http://www.atmel.com/Images/doc2466.pdf diunduh
pada 18 September 2013
persamaan (7) berikut ini: [6] Arifianto B, (2008), Modul Training Microcontroller for Beginer,
Petunjuk Praktikum, Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS, Surabaya
… (7) l  l 
2

S  i
n 1
[7] Johnson C.D, (1997), Process Control Instrumentation
Technolog,.Fifth edition, Prentice-Hall International, Inc, New
Jersey
[8] GP2Y0A21.http://sharp-
world.com/products/device/lineup/data/pdf/datasheet/
gp2y0a02_e.pdf diunduh pada 22 Oktober 2013.

Anda mungkin juga menyukai